Anda di halaman 1dari 3

Farmakoekonomi (pharmacoeconomics) adalah suatu metoda baru untuk mendapatkan

pengobatan dengan biaya yang lebih efisien dan serendah mungkin tetapi efektif dalam
merawat penderita untuk mendapatkan hasil klinik yang baik (cost effective with best
clinical outcome).

Farmakoekonomi diperlukan karena adanya sumber daya terbatas misalnya pada RS


pemerintah dengan dana terbatas dimana hal yang terpenting adalah bagaimana
memberikan obat yang efektif dengan dana yang tersedia, pengalokasian sumber daya
yang tersedia secara tersedia secara efisien, kebutuhan pasien, profesi pada pelayanan
kesehatan (Dokter, Farmasis, Perawat) dan administrator tidak sama dimana sudut
pandang pasien adalah biaya yang seminimal mungkin.

Metode-metode dalam farmakoekonomi

Metode-metode analisis yang digunakan dalam farmakoekonomi meliputi: Cost-


minimization analysis, Cost-effectiveness analysis, Cost-Utility analysis dan Cost-benefit
analysis.2,3

Metode Cost-minimization analysis (CMA) membandingkan biaya total penggunaan 2


atau lebih obat yang khasiat dan efek samping obatnya sama (ekuivalen). Karena obat-
obat yang dibandingkan memberikan hasil yang sama, maka CMA memfokuskan pada
penentuan obat mana yang biaya per-harinya paling rendah.

Metode yang paling sering dilakukan adalah Cost-effectiveness analysis (CEA). Metode
ini cocok jika terapi yang dibandingkan memiliki hasil terapi (outcome) yang berbeda.
Metode ini digunakan untuk membandingkan obat-obat yang pengukuran hasil
terapinya dapat dibandingkan. Sebagai contoh, membandingkan dua obat yang
digunakan untuk indikasi yang sama tetapi biaya dan efektifitasnya berbeda. CEA
mengubah biaya dan efektifitas ke dalam bentuk ratio. Ratio ini meliputi cost per cure
(contoh: antibiotika) atau cost per year of life gained (contoh: obat yang digunakan pada
serangan jantung). Pada saat membandingkan dua macam obat, biasanya digunakan
pengukuran incremental cost-effectiveness yang menunjukkan biaya tambahan
(misalkan, per cure atau per life saved) akibat digunakannya suatu obat ketimbang
digunakannya obat lain. Jika biaya tambahan ini rendah, berarti obat tersebut baik untuk
dipilih, sebaliknya jika biaya tambahannya sangat tinggi maka obat tersebut tidak baik
untuk dipilih.

Metode lain adalah Cost-Utility analysis (CUA). Metode ini dianggap sebagai
subkelompok CEA karena CUA juga menggunakan ratio cost-effectiveness, tetapi
menyesuaikannya dengan skor kualitas hidup. Biasanya diperlukan wawancara dan
meminta pasien untuk memberi skor tentang kualitas hidup mereka. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan kuesioner yang sudah dibakukan, sebagai contoh digunakan skala
penilaian (0= kematian; 10= kesehatan sempurna). Quality-adjusted life years (QALYs)
merupakan pengukuran yang paling banyak digunakan.

Metode Cost-Benefit analysis (CBA) mengukur dan membandingkan biaya


penyelenggaraan 2 program kesehatan dimana outcome dari kedua program tersebut
berbeda (contoh: cost-benefit dari program penggunaan vaksin dibandingkan dengan
program penggunaan obat antihiperlipidemia). Pengukuran dapat dilakukan dengan
menghitung jumlah episode penyakit yang dapat dicegah, kemudian dibandingkan
dengan biaya kalau program kesehatan dilakukan. Makin tinggi ratio benefit:cost, maka
program makin menguntungkan. Metode ini juga digunakan untuk meneliti pengobatan
tunggal. Jika rationya lebih dari 1, maka pengobatan dianggap bermanfaat karena ini
berarti manfaatnya lebih besar dari biayanya. CBA merupakan analisis yang paling
komprehensif dan sulit untuk dilakukan. Berbeda dengan CEA yang menggunakan efek
terapeutik sebagai outcome atau CUA yang menggunakan kualitas hidup, maka CBA
menggunakan nilai uang dalam mengukur benefit, sehingga dapat menimbulkan
perdebatan, sebagai contoh: berapa nilai uang sebuah kualitas hidup seseorang?

Evaluasi dalam farmakoekonomi meliputi :

1. Cost- Minimization Analysis

Adalah Tipe analisis yang menentukan biaya program terendah dengan asumsi besarnya
manfaat yang diperoleh sama. Analisis ini digunakan untuk menguji biaya relative yang
dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Suatu
kekurangan yang nyata Dari analisis cost-minimization yang mendasari sebuah analisis
adalah pada asumsi pengobatan dengan hasil yang ekivalen. Jika asumsi tidak benar
dapat menjadi tidak akurat pada akhirnya studi menjadi tidak bernilai. Pendapat kritis
analisis cost-minimization hanya digunakan untuk prosedur hasil pengobatan yang
sama.

Cost-minimization adalah yang paling simple dari semua perangkat farmakoekonomi


yang mana membandingkan dua jenis obat yang sama efikasi dan toleransinya terhadap
satu pasien, oleh karena itu efikasi dan toleransi adalah sama maka tidak diperlukan
efikasi umum sebagai titik olak pertimbangan (yang mana biasa sering dipakai dalam
studi cost-effctivenss). Yang penting dalam studi cost-minimization adalah menghitung
semua harga termasuk penelitian dan penelusuran yang berhubungan dalam
pengantaran intervensi terapeutik itu, dan yang terpenting yang berelevan dengan sisi
pandang farmakoekonomi.

2. Cost-Benefit Analysis
Adalah Tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan
beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan.
Merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang kompreherensif dan sulit dilakukan
karena mengkonversi benefit kedalam nilai uang. Cost-benefit ini adalah perangkat
ekonomi yang digunakan untuk menentukan keinginan atau preferensi akan dua jenis
pilihan obat. Hal ini adalah menghitung kerelaan masyarakat dalam membayar sejumlah
uang demi mendapatkan efek atau keuntungan dari suatu intervensi.

3. Cost-Effectiveness

Adalah tipe analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan ukuran non
moneter dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Analisis cost
effectiveness merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang
terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama
tersedia untuk dipilih. Dalam menganalisis suatu penyakit analisis cost effectiveness
berdasarkan pada perubahan ini antara biaya suatu program pemberantasan tertentu
dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang
bisa dicegah.

Cost effectiveness dari suatu intervensi preventive terapeutik adalah rasio akan harga
intervensi yang berhubungan dengan munculnya efek yang dimaksud. Harga ini disebut
sebagai sumber yang dikeluarkan untuk intervensi yang mana dihitung dengan uang,
misalnya jika intervensi untuk penurunan tekanan sistol darah, maka penurunan tiap
mmHg itu dianggap sebagai peubahan efek begitu juga untuk penyembuhan penyakit
tertentu lainnya.

4. Cost-Utility Analisis

Adalah Tipe analisis yang mengukur manfaat dalam utility-beban lama hidup. Analisi
cost-utility mengukur nilai spesifik kesehatan dalam bentuk pilihan setiap individu atau
masyarakat, seperti analisis cost-effectiveness cost-utility analisis membandingkan biaya
terhadap program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan
kesehatan yang diakibatkan perawatan kesehatan. Dalam cost-utility analysis,
peningkatan kesehatan diukur dalam bentuk penyesuaian kualitas hidup dan hasilnya
ditunjukkan dengan biaya per penyesuaian kualitas hidup. Keuntungan dari analisis ini
dapat ditujukan untuk mengetahui kualitas hidup.

Cost utility adalah bentuk dari analisa ekonomi yang digunakan untuk membimbing
keputusan sebelum tindakan penyembuhan. Cost utility ini diperkirakan antara rasio
dari harga yang menyangkut intervensi kesehatan dan keuntungan yang hasilnya dalam
bagian itu yang dihitung dari jumlah orang yang hidup dengan kesehatan penuh sebagai
hasil dari penyembuhannya.

Anda mungkin juga menyukai