Anda di halaman 1dari 11

DIAGRAM TERNER (KELAUTAN ZAT)

1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Dapat mengetahui dan menentukan kelarutan suatu zat dalam suatu zat
pelarut
2. Dapat menggambarkan phase diagram tiga komponen
3. Dapat mengaplikasikan dalam menentukan komposisi kadar minyak
pengering dalam zat

2. Alat dan Bahan yang Digunakan


- Alat yang Digunakan
1. Labu erlenmeyer 100 ml
2. Buret 50 ml
3. Gelas kimia 250 ml
4. Pipet ukur 10 ml, 25 ml
5. Bola karet
6. Pipet tetes
7. Corong gelas
8. Pengaduk
9. Spatula
10. Statif dan penjepit buret
11. Botol aquadest
- Bahan yang Digunakan
1. Asam Asetat Glasial
2. Kloroform
3. Larutan standar NaOH
4. Aquadest
5. Indikator PP

3. Dasar Teori
Sistem tiga komponen aturan phase menghasilkan v = 5 - p. Bila terdapat satu
hase, maka v = 4, oleh karenanya penggambaran secara geometrik yang lengkap
memerlukan ruang dimensi empat. Bila tekanan tetap, ruang tiga dimensi dapat
digunakan. Bila baik suhu maupun tekanan tetap, maka v = 3 - p dan sistem dapat
digambarkan dalam ruang tiga dimensi : P = 1, V = 2, bivarian : P = 2, V = 1, univarian
:P=3,V=0, invarian.
Suatu sistem tiga komponen mempunyai dua perubahan komposisi yang
bebas, sebut saja X2 dan X3 . Jadi komposisi suatu tiga komponen dapat dilarutkan
dalam koordinat cartes dengan X2 pada salah satu sumbunya dan X3 pada sumbu
yang lainnya yang dibatasi oleh garis X2+X3=1. Karena X itu tidak simatris terhadap
ketiga komponen, biasanya komposisi dialurkan pada suatu segitiga sama sisi dengan
tiap-tiap sudutnya menggambarkan suatu komponen murni. Bagi suatu segitiga
sama sisi, jumlah jarak dari sebaran titik didalam segitiga ketiga sisinya sama dengan
tinggi segitiga tersebut. Jarak antara tiap sudut ketengah sisi yang berhadapan dibagi
100 bagian sesuai dengan komposisi dalam persen. Untuk memperoleh suatu titik
tertentu dengan mengukur jarak terdekat ke ketiga sisi segitiga.
Zat cair yang hanya sebagian larut dalam zat cair lainnya, dapat dinaikkan
kelarutannya dengan menambahkan suatu zat cair yang berlainan dengan kedua zat
cair yang lebih dahulu dicampurkan. Bila zat cair yang ketiga ini hanya larut dalam
satu zat cair yang terdahulu, maka biasanya kelarutan dari kedua zat cair yang
terdahulu akan menjadi lebih kecil. Tetapi bila zat cair yang ketiga ini hanya larut
dalam kedua za cair yang terdahulu, maka kelarutan dari kedua zat cair yang
terdahulu akan menjadi lebih besar. Gejala ini dapat terlihat pada sistem Khlroform –
Asam Asetat – Air. Bila Asam Asetat ditambahkan ke dalam suatu campuran
heterogen dari khloform dan air pada suhu tertentu, kelarutan dari khloform dalam
air itu akan bertambah, sehingga pada suatu ketika akan menjadi homogen. Jumlah
Asam asetat yang homogen, tergantung dari komposisi campuran khloroform dan
air.
Gejala serupa akan terjadi bila air ditambahkan kedalam campurn khloroform
dan asam asetat yang homogen, karena yang hanya homogen akan menjadi
heterogen, tergantung dari komposisi khloroform – asam asetat.

Diagram Tiga Sudut

Diagram tiga sudut atau diagram segitiga berbentuk segitiga samsisi dimana
sudut – sudutnya ditempati oleh komponen zat. Sisi – sisinya terbagi dalam ukuran
yang menyatakan bagian 100% zat yang berada pada setiap sudutnya. Untu
menentukan letak titik dalam diagram segitiga yang menggambarkan jumlah kadar
dari masing – masing komponen, dilakukan sebagai berikut :

H2O

HAC CHCL3

Pada salah satu sisinya ditentukan dua, titik yang menggambarkan jumlah
kadar zat dari masing – masing zat yang menduduki sudut pada kedua ujung sisi itu.
Dari dua titik ini ditarik garis yang sejajar dengan sisi yang dihadapinya. Titik dimana
kedua garis itu menyilang, gambarkan jumlah kadar masing – masing.
Contoh :

Tentukan titik yang menggambarkan jumlah kadar masing – masing komponen dari
campuran15.1% Khloroform, 50.2% Asam Asetat dan 34.7% Air dalam segitiga. Pada
sisi Khloroform – Asam Asetat ditentukan titik 15.1% ( kadar Khloroform ) dan 50.2%
( kadar Asam Asetat ). Dari titik 15.1 ditarik garis yang sejajar dengan sisi Asam
Asetat – Air dan dari titik 50.2 ditarik titik sejajar dengan khloroform – Air. Titik silang
kedua garis ini yaitu titik x, menunjukkan jumlah kadarmasing – masing komponen
campuran Khloroform – Asam Asetat – air.

Contoh yang lain :

Titik 0 menyatakan komposisi berat 50% berat Asam Asetat,10% berat Vinil Asetat
dan 40% berat Air. Campuran tersebut dua pasang cairan sama sekali dapat
bercampur dan satu pasang cairan sama sekali tidak dapat bercampur. Diagram yang
diperoleh adalah sebagai berikut:

Bila air ditambahkan ke vinil asetat sepanjang garis bc, air mula-mula akan larut, dan
terbentuk suatu larutan yang homogen. Namun begitu air ditambahkan, terjadi
keadaan jenuh pada komposisi x, dan akan terjadi dua phase cair yaitu vini lasetat
yang jenuh dengan air dan sedikit air yang jenuh oleh vini lasetat, yang komposisi z
tidak berasosiasi, asosiasi terjadi karena terbentuknya ikatan – ikatan hidrogen.

4. Keselamatan Kerja
Untuk menjaga dan melindungi anggota badan terhadap percikan bahan kimia
gunakan jas praktikum, masker, sarung tangan karet dan kaca mata pelindung.
Karena asam asetat yang digunakan cukup paket percobaan dapat dilakukan dilemari
asam. Jika ada gunakan masker untuk mencegah gangguan pernapasan karena asam
asetat cukup berbau dan spesifik. Bahan buangan dibuang pada tempat
pembuangan bahan kimia organik.

5. Cara Kerja
A. Pengumpulan data percobaan
1. Membuat grafik khloroform dan asam asetat glasial dengan perbandingan
volume 10 ml sampai 20 ml
2. Memasukkan 2 gram khloroform(menghitung volumenya) dan 18 gram
asam asetat glasial (menghitung volumenya) ke dalam erlenmeyer dengan
menggunakan buret 50 ml sebagai alat pengukurnya (diperoleh campuran
10% berat/berat khloroform dalam asetat glasial).
3. Mentitrasi dengan menambahkan indikator pp terlebih dahulu, dititrasi
secara perlahan - lahan dengan air sampai permulaan timbulnya kekeruhan.
4. Mencatat berapa banyak air yang digunakan serta suhu kamarnya.
5. Mengulangi percobaan pada nomor 2, 3 dan 4 pada konsenterasi khloroform
20 ; 30 ; 40 ; 50 ; 60 ; 70 dan 80% berat/berat.
B. Memeriksa Kebenaran Data
1. Memasukkan 2 gram campuran kloroform yang kira-kira sama komposisinya
ke dalam corong pemisah dengan salah satu hasil pada nomor A.5
2. Mengocok corong pemisah yang campuran dengan baik dan benar. Kemudian
dibiarkan campuran cairan tersebut beberapa saat agar terbentuk dua
lapisan cairan
3. Mengalirkan masing – masing lapisan cairan itu kedalam dua buah
erlenmeyer 100 ml yang telah diketahui masing – masing beratnya.
4. Mencatat berapa banyak air yang digunakan serta suhu kamarnya
5. Menitrasi masing-masing isi erlenmeyer yang telah diberi 3-4 tetes indikator
pp (phenolphatalin) dengan larutan standar NaOH.
C. Menghitung dari data percobaan
Hasil pengamatan pada tahap B harus sama dengan hasil pengamatan tahap A

6. Data Pengamatan
6.1. Penentuan Kurva Pencampuran
Konsentrasi Kloroform Asam Asetat Glasial Air
(%) gram ml gram ml (ml)
10 2 1,3 18 17,1 33
20 4 2,7 16 15,2 18,5
30 6 4,0 14 13,3 11
40 8 5,4 12 11,4 9
50 10 6,7 10 9,5 5,2
60 12 8,1 8 7,6 3,5
70 14 9,4 6 5,7 1,5
80 16 10,7 4 3,8 0,5
90 18 12,1 2 1,9 0,2
6.2. Penentuan Tie-Line
Kloroform Asam Asetat Glasial Air
Gram ml % Gram ml % gram mL %
2 1,3 4 18 17,1 34 33 33 62
4 2,7 10 16 15,2 42 18,5 18,5 48
6 4,0 19 14 13,3 45 11 11 36
8 5,4 28 12 11,4 41 9 9 31
10 6,7 39 10 9,5 39 5,2 5,2 22
12 8,1 51 8 7,6 34 3,5 3,5 15
14 9,4 65 6 5,7 28 1,5 1,5 7
16 10,7 78 4 3,8 20 0,5 0,5 2
18 12,1 89 2 1,9 10 0,2 0,2 1
7. Perhitungan
A. Gram
- Khloroform
 2 gram
V=m= 2 gr = 1,3 ml
P 1,49 gr/ml
 4 gram
V=m= 4 gr = 2,7 ml
P 1,49 gr/ml
 6 gram
V=m= 6 gr = 4 ml
P 1,49 gr/ml
 8 gram
V=m= 8 gr = 5,4 ml
P 1,49 gr/ml
 10 gram
V=m= 10 gr = 6,7 ml
P 1,49 gr/ml
 12 gram
V=m= 12 gr = 8,1 ml
P 1,49 gr/ml
 14 gram
V=m= 14 gr = 9,4 ml
P 1,49 gr/ml
 16 gram

V=m= 16 gr = 10,7 ml
P 1,49 gr/ml
 18 gram
V=m= 18 gr = 12,1 ml
P 1,49 gr/ml

- Asam Asetat Glasial


 2 gram
V=m= 2 gr = 1,9 ml
P 1,05 gr/ml
 4 gram
V = m = 4 gr = 3,8 ml
P 1,05 gr/ml
 6 gram
V = m = 6 gr = 5,7 ml
P 1,05 gr/ml
 8 gram
V = m = 8 gr = 7,6 ml
P 1,05 gr/ml
 10 gram
V=m= 10 gr = 9,5 ml
P 1,05 gr/ml
 12 gram
V=m= 12 gr = 11,4 ml
P 1,05 gr/ml
 14 gram
V=m= 14 gr = 13,3 ml
P 1,05 gr/ml
 16 gram
V=m= 16 gr = 15,2 ml
P 1,05 gr/ml
 18 gram
V=m= 18 gr = 17,1 ml
P 1,05 gr/ml

B. Komposisi
- Komposisi 10%
 Khloroform
= 2 x 100% = 4 %
2 + 18 + 33
 Asam asetat glasial
= 18 x 100% = 34 %
2 + 18 + 33
 air
= 33 x 100% = 62 %
2 + 18 + 33

- Komposisi 20%
 Khloroform
= 4 x 100% = 10 %
4 + 16 + 18,5
 Asam asetat glasial
= 16 x 100% = 42 %
4 + 16 + 18,5
 air
= 33 x 100% = 48 %
2 + 18 + 33
- Komposisi 30%
 Khloroform
= 6 x 100% = 19 %
6 + 14 + 11
 Asam asetat glasial
= 14 x 100% = 45 %
6 + 14 + 11
 air
= 11 x 100% = 36 %
6 + 14 + 11
- Komposisi 40%
 Khloroform
= 8 x 100% = 28 %
8 + 12 + 9
 Asam asetat glasial
= 12 x 100% = 41 %
8 + 12 + 9
 air
= 9 x 100% = 31 %
8 + 12 + 9
- Komposisi 50%
 Khloroform
= 10 x 100% = 39 %
10 + 10 + 5,2
 Asam asetat glasial
= 10 x 100% = 39 %
10 + 10 + 5,2
 air
= 5,2 x 100% = 22 %
10 + 10 + 5,2
- Komposisi 60%
 Khloroform
= 12 x 100% = 51 %
12 + 8 + 3,5
 Asam asetat glasial
= 8 x 100% = 34 %
12 + 8 + 3,5
 air
= 3,5 x 100% = 15 %
12 + 8 + 3,5
- Komposisi 70%
 Khloroform
= 14 x 100% = 65 %
14 + 6 + 1,5
 Asam asetat glasial
= 6 x 100% = 28 %
14 + 6 + 1,5
 air
= 1,5 x 100% = 7 %
14 + 6 + 1,5
- Komposisi 80%
 Khloroform
= 16 x 100% = 78 %
16 + 4 + 0,5
 Asam asetat glasial
= 4 x 100% = 20 %
16 + 4 + 0,5
 air
= 0,5 x 100% = 2 %
16 + 4 + 0,5
- Komposisi 90%
 Khloroform
= 18 x 100% = 89 %
18 + 2 + 0,2
 Asam asetat glasial
= 2 x 100% = 10 %
18 + 2 + 0,2
 air
= 0,2 x 100% = 1%
18 + 2 + 0,2
8. Analisa Percobaan
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan mengenai diagram terner sistem
zat cair hingga komponen dengan metode titras. Dalam metode percobaan ini
digunakan khloroform, aquadest, dan asam asetat glasial. Prinsip dari percobaan ini
adalah pemisahan suatu campuran dengan ekstraksi yang terdiri dari dua komponen
cair yang saling larut dengan sempurna. Pemisahan dapat dilakukan dengan
menggunakan khloroform dan asam asetat yang saling melarut dan kemudian
dititrasi dengan zat yang tidak larut dengan campuran tersebut yaitu air.
Dari percobaan, khloroform dan asam asetat mampu melarutkan dengan
baik. Hal ini dikarenakan antar khloroform dan asam asetat dapat saling berikatan.
Dimana khloroform dapat berikatan diseitar gugus alkil dari asam asetat dapat saling
berikatan yang bersifat non polar pada gugus CH3 nya.
Ketika dititrasi dengan aquadest, terjadi pemisahan antara campuran
khloroform dan asam asetat glasial. Hal ini dikarenakan asam asetat glasial
membentuk ikatan hidrogen yang lebih kuat dengan molekul air pada bagian OH dan
gugus COOHasam asetatnya. Oleh karena itu asam asetat yang awalnya berikatan
dengan khloroform akan terpisah dan berikatan dengan air. Hal ini disebabkan
karena sifat khloroform yang tidak melarut dalam air sehingga khloroform yang
mulanya berikatan dengan asam asetat akan terlepas dan terpisah membentuk dua
larutan terner terkonyugasi yang ditandai dengan terbentuk larutan keruh. Karena
kemampuannya dapat melarut dengan air dan juga khloroform, maka asam asetat
dikenal sebagai pelarut semi polar.

9. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
- Asam asetat glasial adalah pelarut yang bersifat semi polar
- Semakin banyak asam asetat glasial yang dicampurkan dengan khloroform
maka semakin banyak pula air yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen

10. Daftar Pustaka


Finly’ . “Practical Physical Chemistry” And Daniela, c. (terjemahan).
Gambar Alat

Erlenmeyer Gelas Kimia

Pengaduk Bola Karet

Buret Pipet Ukur


Diagram Terner

10 90

20 80

30 70

40 60

50 50

60 40

70 30

80 20

90 10

100 0

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Anda mungkin juga menyukai