PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya semua kantor mempunyai fakor resiko yang dapat
menimbulkan penyaki maupun kecelakaan pada pekerja. Pekerja di
perkantoran beraktifitas 8 jam atau lebih setiap harinya, selain itu gedung
tiggi sangat rentan terhadap aspek keselamatan saat terjadi gempa bumi dan
kebakaran. Inilah yang menimbulkan kecelakaan akibat kerja yang
menimbulkan korban jiwa. Berdasarkan hal tersebut dalam rangka
mendukung terwujudnya upaya keselamatan dan kesehatan kerja,
perkantoran, yang lebh efektif dan efisisen diperlukan standar
penyelenggaraan keselamatan dan kesatan kerja untu dapat dijadikan acuan
oleh semua pihak terkait (Permenkes nomor 48 tahun 2016).
Persyaratan kesehatan (penyehatan air, penyehatan udara ruangan,
limbah, pencahayaan ruangan, kebisingan ruangan, getaran di ruangan,
radiasi di ruangan, vektor penyakit, lokasi industri, ruangan dan bangunan,
instalasi, dan toilet) lingkungan kerja dalam keputusan ini diberlakukan baik
terhadap industri yang berdiri sendiri maupun yang berkelompok.
Lingkungan kerja perkantoran meliputi semua ruangan dan area sekelilingnya
yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja untuk
memproduksi barang hasil industri Untuk industri yang dielola secara
komersial, mempunyai resiko bahaya kesehatan,mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai karyawan minimal 10 orang, yang tidak memenuhi
ketentuan persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri dapat dikenakan
sanksi pidana dan atau sanksi administratif (Kemenkes RI NO. 261 tahun
1998).
B. Dasar Hukum
Mengingat :
1. Undang-undang (UU) no.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3
3. Permenakertrans No. 3 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga
kerja
4. Undang-undang (UU) no.23 Tahun 1992 tentangKesehatan Tenaga Kerja
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
16
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini tanggal 24 November 2017 di kantor PT
Kalla Kakao Industri (PT KKI), jalan wolter monginsidi Kelurahan Ranoha,
Kabupaten Konawe Selatan, Kendari Sulawesi Tenggara.
E. Pengambilan Data
Adapun pengumpulan data pada kegiatan ini menggunakan metode
observasi dan wawancara kepada karyawan di ruang lingkup PT. Kalla Kakao
Industri (PT KKI)
17
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kesehatan kerja
Tanda dan gejala penyakit akibat kerja ini sama dengan penyakit biasa,
tetapi terdapat keterkaitan dengan pekerjaan. Keterkaitan biologi mungkin
langsung disebabkan oleh pekerjaan, mungkin dipermudah, mungkin
dicetuskan dan mungkin juga diperberat oleh pekerjaan.
Ciri ciri penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut:
18
1. Terjadi pada populasi tenaga kerja
2. Penyebab penyakit yang spesifik
3. Pemajanan di tempat kerja sangat menentukan
4. Terdapat kompensasi
B. Ergonomi
Menurut organisasi Asosiasi Ergonomi Internasional (IEA) ergonomi
atau human factor sebuah disiplin keilmuan yang memiliki fokus didalam
memahami interaksi antara manusia dan elemen lainnya didalam sebuah
sistem dan ergonomi adalah pekerjaan yang mengaplikasikan teori, prinsip,
data dan metode didalam mendesain dengan tujuan mengoptimalisasi
keberadaan manusia dan keseluruhan performa dalam suatu sistem. Ergonomi
adalah ilmu yang penerapannya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya, dengan tujuan tercapainya
produktivitas kerja dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan
faktor manusia seoptimalnya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia
yakni untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain
berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai
dengan kebutuhan manusia.
Terdapat 12 prinsip yang dijadikan pedoman didalam menerapkan
ergonomi ditempat kerja yaitu :
1. Bekerja didalam posisi atau postur normal
2. Mengurangi beban berlebihan
3. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan
4. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
5. Meminimalisasi gerakan statis
6. Meminimalisasi titik beban
7. Mencakup jarak ruang
8. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman (tidak bising, suhu normal,
pencahayaan yang baik)
9. Melakukan gerakan, olahraga dan peregangan saat bekerja
19
10. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti
11. Mengurangi stress
Aplikasi / penerapan ergonomic:
1. Posisi kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri , posisi duduk di mana
kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama berkerja.
Sedangkan posisi berdiri dimanaposisi tulangbelakang vertical dan berat
badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran antrophometrinya.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkan symbol yang berlaku secara internasional lebih banyak di
gunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban,yakni dengan
kepala , bahu, tangan , punggung , jaringan otot , dan persendiaan akibat
gerakan yang berlebihan.
a) Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang di tetapkan Orgamisasi
Buruh Internasional (ILO) sbb:
- Laki-laki dewasa : 40 kg
- Wanita dewasa : 15-20 kg
- Laki-laki (16s/d18 th) : 15-20kg
- Wanita (16 s/d 18th) : 12-15 kg
b) Organisasi Kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik kapanpun diperlukan
- Frekuensi pergerakn diminimalisasi
- Jarak mengankat beban dikurangi
- Bidang membawa beban tidak licin dan mengangkat tidak terlalu
tinggi
20
c) Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik
dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua
prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan daripada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal, maka digunakan momentum berat
badan.
Metode ini termasuk lima faktor dasar :
o Posisi kaki yang benar
○ Punggung yang kuat dan kekar
○ Posisi lengan dejat dengan tubuh
○ Mengangkat dengan benar
○ Menggunakan berat badan
22
Gambar 2. Posisi Pengguna kOmputer yang Ideal
23
C. Potensi Bahaya
Potensi bahaya yang menyebabkan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
tergatntung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja
ataupu cara kerja. (ILO, 2013).
Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang
sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja,
maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja dapat berbentuk debu, uap,
gas larutan, awan atau kabut.
3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur.
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan
cara kerja
5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stres.
24
Sepatu Sepatu yang bersih mengurangi Mencegah perlukaan kaki oleh benda
Pelindung kemungkinan terbawanya tajam yang terkontaminasi atau
mikroorganisme dari ruang lain terjepit benda barat (misalnya,
atau luar ruangan mencegah luka karena menginjak
benda tajam atau kejatuhan alat
kesehatan) dan mencegh kontak
dengan darah dan cairan tubuh
lainnya.
25
BAB III
ANALISIS MASALAH KESEHATAN
A. Profil Perusahaan
1. Visi
Menjadi suatu perusahaan terkemuka di Indonesia untuk pengolaahan coklat
dan kakao.
2. Misi
Adapun misi dari PT. Kalla Kakao Industri, antara lain sebagai berikut:
a) Membangun bisnis kakao dan coklat yang menguntungkan untuk pasar
domestik dan eksport yang memenuhi permintaan konsumen dan pasar.
b) Menjadikan costumer sebagai partner untuk tumbuh bersama.
c) Menggandeng para petani dan supplier yang ada di Indonesia sebagai
bagian dari pembukaan lapangan kerja dan program kakao berkelanjutan.
d) Menjadi perusahaan yang dicintai oleh seluruh karyawan.
Perusahaan PT. Kalla Kakao Industri (KKI) merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri dalam memproduksi dan
mengolah produk-produk berbahan dasar buah coklat. PT. Kalla Kakao
Industri (PT. KKI) yang merupakan salah satu anak perusahaan Kalla Group
akan beroperasi Desember 2013. PT KKI ini merupakan pabrik pengelolaan
cokelat yang berlokasi di jalan poros bandara, Kabupaten Konawe Selatan,
sulawesi Tenggara. PT KKI merupakan investasi Kalla Group dengan nilai
investasi Rp 350 M. Pabrik ini mampu mengolah biji besi 35 ribu ton/tahun.
Mesin pengelolaan yang digunakan merupakan mesin-mesin dari Jerman
dengan kualitas terbaik dan memenuhi standar internasional.bahan baku biji
cokelat nantinya diperoleh dari petani cokelat di wilayah sulawesi.
26
Gambar 1. PT. Kalla Kakao Industri (KKI)
Pabrik ini sendiri sudah dalam tahap penyelesaian sudah mulai
berproduksi sejak awal Desember. Hasil pengelolaan yang dihasilkan
nantinya berupa bubuk coklat, coklat cair dan butter. Hasil pengelolaan PT
KKI ini sebagian besar akan dikirim ke Belanda, Timur Tengah, Australia,
China, India, Eropa, sudah ada pula beberapa perusahaan pengelolaan yang
berminat untuk bekerjasama seperti Godiva, Nestle, Kraff dan Mars.
B. Uraian Kegiatan
Adapun uraian kegiatan yang dilaksanakan selama berada di PT. KKI
selama satu hari dapat dilihat pada tabel.
Wak tu Kegiatan Tujuan Sasaran
08.00 Tim medis kegiatan Menjaga kesehatan 1.tamu undangan
– peresmian undangan, panitia dan para 2.Seluruh karyawan
11.00 penyelenggara kawasan pekerja PT. KKI perusahaan
berikat dan perusahaan Karyawan
kawasan berikat PT. perusahaan.
Kalla Kakao Industri
28
kerja. mengidentifikasi masalah - Tim K3
kesehatan di PT.KKI Perusahaan
terkait K3 perusahaan.
C. Identifikasi Masalah
Dengan melakukan observasi dan pengamatan selama satu hari, maka
didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dinilai cukup penting dan dapat
mempengaruhi produktivitas para karyawan di PT. KKI seperti diantaranya :
29
Gambar 1. Tempat Kerja PPIC
Tabel 1. Identifikasi Dan Alternatif Pemecahan Masalah Di Tempat Kerja
PPIC
Alternatif
Faktor Identifikasi Masalah Pemecahan
Masalah
Pekerja subdivisi PPIC Diadakan senam
umumnya tidak olahraga atau pemanasan
karena kesibukan di pekerjaan ringan setiap pagi
atau seminggu
sekali.
31
d) Meningkatkan SDM baik dari segi pengetahuan tentang K3 dengan
mengadakan training.
e) Mengadakan kegiatan yang bisa meningkatkan kesadaran tentang K3
serta mengajak karyawan turut berperan aktif dalam mensosialisasikan
K3.
f) Melaksanakan statistic kecelakaan kerja yaitu berupa perhitungan tentang
rata-rata frekuensi waktu kerja yang hilang.
g) Melakukan kegiatan inisiatif yang dilakukan berdasarkan faktor dan
potensi bahaya yang diamati sebagai langkah preventif atas kecelakan
kerja dan penyakit akibat kerja (PAK)
h) Memberlakukan surat ijin mengenai segala sesuatu aktivitas berbahaya
yang ada.
32
Belum tersedianya klinik Penyediaan klinik
kesehatan dan tenaga medis kesehatan dan tenaga
terlatih untuk menyelenggarakan medis yang terlatih
pelayanan kesehatan kerja (mis. untuk menyelenggarakan
Dokter perusahaan). pelayanan kesehatan
kerja, sesuai peraturan
Permenakertrans No. 3
tahun 1982 tentang
pelayanan kesehatan
tenaga kerja.
EQUIPMENT
MATERIAL
-
33
menggunakan APD saat
bekerja.
34
menggunakan APD tidak tertib dalam pemakaian
khususnya ear plug di APD khususnya ear plug di unit
unit produksi produksi
Panas mesin yang Menggunakan APD terutama
disebabkan oleh proses Sarung tangan (Heat Resistant
pengolahan coklat dapat Goves)dan melakukan
EQUIPMENT menyebabkan pengecekan secara berkala APD
melepuhnya kulit pada yang telah disediakan apakah
saat bersentuhan masih layak pakai atau tidak
dengan mesin tersebut
Bahan perawatan dan Menggunakan APD terutama
perbaikan mesin seperti Sarung tangan (Heat Resistant
pelumas mesin yaitu oli Goves)dan melakukan
sehingga beresiko pengecekan secara berkala APD
menyebabkan iritasi yang telah disediakan apakah
MATERIAL
pada tangan bagi masih layak pakai atau tidak.
teknisi mesin Menyediakan lap tangan pada saat
melakukan penggantian oli pada
mesin produksi.
35
pada unit pemisahan tersebut
liquid dan powder
sehingga beresiko
menyebabkan dehidrasi
pada karyawan Memakai APD terutama sepatu
boat yang memiliki alas kasar
Ruangan mesin
produksi memiliki
permukaan yang cukup
licin kemungkinan
diakibatkan oleh
cokelat batter yang
berminyak
36
Gambar 3. Lokasi kerja divisi unit produksi
Tabel 4. Identifikasi dan Alternatif Pemecahan Masalah di Tempat Kerja
Production Unit Division
Kurangnya kesadaran Penyuluhan kepada
beberapa karyawan untuk karyawan tentang
PERSONAL
memeriksakan kesehatannya pentingnya pemeriksaan
secara rutin kesehatan secara rutin
Posisi karyawan Penyuluhan mengenai
mengangkat barang yang Ergonomi terutama posisi
EQUIPMENT
masih salah mengangkat barang yang
benar dan aman.
Tidak terdapat masalah -
MATERIAL
37
pekerja dengan APD
(earplug atau Earmuff),
dan melakukan rotasi
pekerjaan untuk membantu
mengurangi tingkat
paparan kebisingan.
Mengurangi lama jam
kerja di unit produksi yang
disesuaikan dengan tingkat
kebisingan (>85 dB) yaitu
maksimal 4 jam di lokasi
kerja.
D. Prinsip Ergonomi
Tabel 4. Prinsip ergonomi yang tidak diterapkan di PT. Kalla Kakao Industri
Prinsip Ergonomi yang tidak Masalah yang dapat timbul
diterapkan
Bekerja dalam posisi / postur yang Dapat terjadi Low back pain,
tidak sesuai manajemen ergonomi HNP, ataupun terjadi dislokasi
dan fraktur.
Mengangkat beban berlebihan Dapat terjadi kecelakaan kerja
berupa tertindih beban berat
tersebut
Tidak melakukan peregangan Dapat terjadi kekakuan otot dan
otot/olahraga saat bekerja risiko cedera otot yang
meningkat
E. Potensi Bahaya
Tabel 3. Potensi Bahaya yang didapat di perusahaan PT. Kalla Kakao Industri
No. Potensi Bahaya Risiko yang didapat Upaya yang dilakukan pihak
di perusahaan perusahaan
1. Golongan fisik - Suara (bising) - Perusahaan menyediakan alat
a. Suara (bising) - suhu yang terlalu pelindung pendengaran dan
b. Suhu yang terlalu rendah (dingin) menyediakan ruang tanpa bising
Rendah - tekanan yang untuk operator.
38
(panas/dingin) tinggi. - Keadaan suhu ruang kerja yang
c. tekanan yang terlalu rendah (dingin) pada
tinggi. perusahaan ini berfungsi untuk
membekukan bahan coklat
selama 24 jam. Tenaga kerja
belum disediakan APD untuk
melindungi diri dari suhu rendah,
seperti jaket, Safety Work Glove
Jogger Allflex, penutup kepala,
dan lain-lain.
- Belum tersedianya APD untuk
penyebab akibat kerja berupa
tekanan yang tinggi.
2. Golongan kimiawi - Debu biji kopi - Penggunaan masker dan hair net
- Uap mesin pada setiap karyawan yang
bekerja dalam prosedur yang
dibutuhkan.
- Karyawan tidak kontak langsung
dengan uap akibat produksi,
melainkan uap yang berasal dari
hasil proses produksi memiliki
lintasan khusus yang diarahkan
langsung ke luar gedung.
3. Golongan biologis - Jamur pada bahan - APD berupa masker ataupun
produksi (coklat) Sarung tangan (Heat Resistant
Goves)dalam pengolahan bahan
produksi (coklat) telah disediakan
oleh pihak perusahaan, namun
beberapa karyawan tidak
menggunakan Sarung tangan
(Heat Resistant Goves)dalam
pengolahan bahan produksi,
sehingga memudahkan
terjadinya infeksi akibat kerja.
4. Golongan psikososial: - pekerjaan yang - Memberikan briefing setiap hari
monoton, sebelum bekerja dan berdoa agar
tuntutan pekerjaan yang dilakukan bernilai
pekerjaan. ibadah
- Waktu kerja seluruh karyawan
adalah 8 jam dengan waktu
39
datang pukul 08.00 WITA dan
kembali pulang pada pukul 17.00
WITA dengan waktu istirahat
mulai pukul 12.00-14.00 WITA.
40
karena tiap pekerja mempunyai tingkat aktivitas yang berbeda. Manajemen
perusahaan tidak menyediakan uang makan, melainkan tersedia kantin yang
dikelola oleh pihak luar untuk memenuhi kebutuhan gizi pekerja. Kantin
tersebut telah memenuhi persyaratan administrasi maupun kesehatan dalam
penyelenggaraan.
41
BAB IV
PENUTUP
H. Kesimpulan
1. PT. Kalla Kakao Industri (KKI) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang agroindustri dalam memproduksi dan mengolah
produk-produk berbahan dasar buah coklat.
2. Kurangnya kesadaran sebagian karyawan perusahaan untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan
3. Kurangnya kesadaran sebagian karyawan perusahaan dalam
pengaplikasian APD ear plug dalam kegiatan industri
4. Tidak adanya klinik kesehatan di perusahaan PT. KKI dan penyediannya
obat P3K belum sesuai lokasi yang beresiko tinggi terjadi kecelakaan
kerja khususnya unit produksi dan maintenence (pemeliharaan alat)
I. Saran
Adapun saran yang diberikan baik untuk perusahaan, karyawan
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan
Diharapkan pihak perusahaan untuk mengevaluasi rekomendasi
pemecahan masalah yang telah di paparkan agar dapat mengoptimalkan
produktivitas perusahaan khususnya terkait Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
2. Karyawan
Diharapkan semua karyawan dapat menerapkan prinsip-prinsip K3
seperti penggunaan APD dan pentingnya mencegah penyakit akibat kerja
3. Fakultas Kedokteran
Diharapkan kepada pihak Fakultas Kedokteran Universitas Haluoleo agar
mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan klinik kepada dokter
muda yang akan melakukan kegiatan di perusahaan terkait Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
42
DAFTAR PUSTAKA
ILO. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja sarana untuk produktivitas. Jakarta
: International Labour Organization
Keputusan Presiden Republik Inonesia No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang
timbul karena hubungan kerja.
Zuhny EK, Badraningsih L. 2013. Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja. Jakarta
: Raja Grafindo Perkasa
43