Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya semua kantor mempunyai fakor resiko yang dapat
menimbulkan penyaki maupun kecelakaan pada pekerja. Pekerja di
perkantoran beraktifitas 8 jam atau lebih setiap harinya, selain itu gedung
tiggi sangat rentan terhadap aspek keselamatan saat terjadi gempa bumi dan
kebakaran. Inilah yang menimbulkan kecelakaan akibat kerja yang
menimbulkan korban jiwa. Berdasarkan hal tersebut dalam rangka
mendukung terwujudnya upaya keselamatan dan kesehatan kerja,
perkantoran, yang lebh efektif dan efisisen diperlukan standar
penyelenggaraan keselamatan dan kesatan kerja untu dapat dijadikan acuan
oleh semua pihak terkait (Permenkes nomor 48 tahun 2016).
Persyaratan kesehatan (penyehatan air, penyehatan udara ruangan,
limbah, pencahayaan ruangan, kebisingan ruangan, getaran di ruangan,
radiasi di ruangan, vektor penyakit, lokasi industri, ruangan dan bangunan,
instalasi, dan toilet) lingkungan kerja dalam keputusan ini diberlakukan baik
terhadap industri yang berdiri sendiri maupun yang berkelompok.
Lingkungan kerja perkantoran meliputi semua ruangan dan area sekelilingnya
yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja untuk
memproduksi barang hasil industri Untuk industri yang dielola secara
komersial, mempunyai resiko bahaya kesehatan,mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai karyawan minimal 10 orang, yang tidak memenuhi
ketentuan persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri dapat dikenakan
sanksi pidana dan atau sanksi administratif (Kemenkes RI NO. 261 tahun
1998).

Uaya kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas


kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat
disekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU
Kesehatan 1992 Pasal 23).
15
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannyadengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomic ialah
manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa ergonomic ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara
lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar
tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar
sesuai dengan kebutuhan manusia. Salah satu perusahaan yang kami kunjungi
mengenai masalah ergonomic dan kesehatan kerja adalah PT. Kalla Kakao
Industri.

B. Dasar Hukum
Mengingat :
1. Undang-undang (UU) no.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3
3. Permenakertrans No. 3 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga
kerja
4. Undang-undang (UU) no.23 Tahun 1992 tentangKesehatan Tenaga Kerja

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui ergonomi dan kesehatan kerja pada PT. Kalla


Kakao Industri.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui beberapa hal yang menyangkut ergonomic dan


kesehatan kerja meliputi : Sikap kerja, Cara kerja, Beban kerja, Gizi kerja dan
Kantin

16
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini tanggal 24 November 2017 di kantor PT
Kalla Kakao Industri (PT KKI), jalan wolter monginsidi Kelurahan Ranoha,
Kabupaten Konawe Selatan, Kendari Sulawesi Tenggara.

E. Pengambilan Data
Adapun pengumpulan data pada kegiatan ini menggunakan metode
observasi dan wawancara kepada karyawan di ruang lingkup PT. Kalla Kakao
Industri (PT KKI)

17
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Kesehatan kerja

Kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di


dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan
yang menjadi pasien dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan
masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Apabila di dalam kesehatan
masyarakat ciri pokoknya ialah upaya promotif (peningkatan kesehatan) dan
preventif (pencegahan penyakit) maka dalam kesehatan kerja, kedua hal
tersebut juga menjadi ciri pokok. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah
bagian dari ilmu kesehatan masyarakat yang mempelajari secara mendalam
permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan. Penyakit akibat
kerja adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja.
Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi,
ataupun psikologi di tempat kerja. (Keppres RI No. 22 tahun 1993).

World Health Organization (WHO) membedakan empat kategori


penyakit akibat kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan misalnya pneuconiasis
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan misalnya
carcinoma bronchogenik
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara
faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya bronchitis chronik
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya misalnya asma

Tanda dan gejala penyakit akibat kerja ini sama dengan penyakit biasa,
tetapi terdapat keterkaitan dengan pekerjaan. Keterkaitan biologi mungkin
langsung disebabkan oleh pekerjaan, mungkin dipermudah, mungkin
dicetuskan dan mungkin juga diperberat oleh pekerjaan.
Ciri ciri penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut:
18
1. Terjadi pada populasi tenaga kerja
2. Penyebab penyakit yang spesifik
3. Pemajanan di tempat kerja sangat menentukan
4. Terdapat kompensasi

B. Ergonomi
Menurut organisasi Asosiasi Ergonomi Internasional (IEA) ergonomi
atau human factor sebuah disiplin keilmuan yang memiliki fokus didalam
memahami interaksi antara manusia dan elemen lainnya didalam sebuah
sistem dan ergonomi adalah pekerjaan yang mengaplikasikan teori, prinsip,
data dan metode didalam mendesain dengan tujuan mengoptimalisasi
keberadaan manusia dan keseluruhan performa dalam suatu sistem. Ergonomi
adalah ilmu yang penerapannya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya, dengan tujuan tercapainya
produktivitas kerja dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan
faktor manusia seoptimalnya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia
yakni untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain
berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai
dengan kebutuhan manusia.
Terdapat 12 prinsip yang dijadikan pedoman didalam menerapkan
ergonomi ditempat kerja yaitu :
1. Bekerja didalam posisi atau postur normal
2. Mengurangi beban berlebihan
3. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan
4. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
5. Meminimalisasi gerakan statis
6. Meminimalisasi titik beban
7. Mencakup jarak ruang
8. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman (tidak bising, suhu normal,
pencahayaan yang baik)
9. Melakukan gerakan, olahraga dan peregangan saat bekerja
19
10. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti
11. Mengurangi stress
Aplikasi / penerapan ergonomic:
1. Posisi kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri , posisi duduk di mana
kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama berkerja.
Sedangkan posisi berdiri dimanaposisi tulangbelakang vertical dan berat
badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran antrophometrinya.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkan symbol yang berlaku secara internasional lebih banyak di
gunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban,yakni dengan
kepala , bahu, tangan , punggung , jaringan otot , dan persendiaan akibat
gerakan yang berlebihan.
a) Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang di tetapkan Orgamisasi
Buruh Internasional (ILO) sbb:
- Laki-laki dewasa : 40 kg
- Wanita dewasa : 15-20 kg
- Laki-laki (16s/d18 th) : 15-20kg
- Wanita (16 s/d 18th) : 12-15 kg
b) Organisasi Kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik kapanpun diperlukan
- Frekuensi pergerakn diminimalisasi
- Jarak mengankat beban dikurangi
- Bidang membawa beban tidak licin dan mengangkat tidak terlalu
tinggi
20
c) Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik
dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua
prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan daripada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal, maka digunakan momentum berat
badan.
Metode ini termasuk lima faktor dasar :
o Posisi kaki yang benar
○ Punggung yang kuat dan kekar
○ Posisi lengan dejat dengan tubuh
○ Mengangkat dengan benar
○ Menggunakan berat badan

Gambar 1. Cara mengangkat beban yang benar


d) Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis secara
teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban
kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan
- Nasehat tentang hygiene dan kesehatan harus diberikan
21
Dalam sistem desain manusia-mesin harus ditentukan sejak dini
apakah pekerjaan tersebut sebaiknya dikerjakan oleh manusia atau mesin.
Manusia memiliki keterbatasan (biological limitation)
1. Fisiologi : kekuatan, rentang waktu, ketahanan fisik, kapasitas
2. Psikologi : kemampuan intelektual, performa, toleransi dan komunikasi
3. Antropometri : bentuk tubuh, struktur otot, panjang lengan dan tungkai
bawah.
Ukuran-ukuran antropometri yang dapat dijadikan dasar untuk
penempatan alat-alat kerja adalah sebagai berikut :
a. Berdiri : tinggi badan, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul depan,
panjang lengan.
b. Duduk : tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan
tangan, jarak lekuk lutut
c. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5-
10 cm dibawah siku.
d. Dari segi otot sikap duduk yang baik adalah sedikit membungkuk,
sedangkan dari segi tulang dianjurkan duduk tegak, agar punggung tidak
bungkuk dan otot perut tidak lemas.
Tempat duduk yang baik adalah :
- Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai tinggi
lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.
- Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm.
- Papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan menekan pada
punggung.
f. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37 derajat kebawah,
sedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan 23-44 derajat
kebawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat.
Kemampuan beban fisik maksimal ditentukan sebesar 50 kg (ILO)
h. Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari, dimana jika
lebih akan menurunkan efisiensi dan kualitas kerja.

22
Gambar 2. Posisi Pengguna kOmputer yang Ideal

e) Nutrisi : pengambilan kalori dan status gizi


f) Klinik : kepribadian dan status kesehatan

Menciptakan hubungan yang serasi antara manusia, alat dan


lingkungan kerjanya untuk menghasilkan kondisi yang optimal bagi
pekerja dengan memulihkan kondisi kerja agar:
a. Mengurangi beban fisik
b. Memperbaiki sistem kerja
c. Menyediakan sarana psiko sensorial pada pemakaian instrument
d. Mencegah pekerja uuntuk mengingat instrument yang tidak
diperlukan
e. Melakukan penempatan pekerjaan pada pekerja.

23
C. Potensi Bahaya
Potensi bahaya yang menyebabkan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
tergatntung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja
ataupu cara kerja. (ILO, 2013).
Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang
sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja,
maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja dapat berbentuk debu, uap,
gas larutan, awan atau kabut.
3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur.
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan
cara kerja
5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stres.

Tabel 1. Fungsi Alat Pelindung Diri


Alat
Terhadap pasien Terhadap petugas kesehatan
Pelindung
Sarung Mencegah kontak Mencegah kontak tangan petugas
tangan mikroorgnisme yang terdapat kesehatan dengan darah dan cairan
pada tangan petugas kesehatan tubuh penderita lainnya, selaput
kepada pasien lendir, kulit yang tidak utuh atau alat
kesehatan/permukaan yang telah
terkontaminasi
Masker Mencegah kontak droplet dari Mencegah membran mukosa petugas
mulut dan hidung petugas kesehatan (hidung dan mulut) kontak
kesehatan yang mengandung dengan percikan darah atau cairan
mikroorganisme dan terpecik tubuh penderita
saat bernafas, bicara atau batuk
kepada pasin
Kacamata Mencegah membran mukosa petugas
pelindung - kesehatan kontak dengan percikan
darah atau cairan tubuh penderita
Tutup kepala Mencegah jatuhnya
mikroorganisme dari rambut
dan kulit kepala petugas ke -
daerah steril
Jas dan Mencegah kontak Mencegah kulit petugas kesehatan
celemek mikroorganismen dari tangan kontak dengan percikan darah atau
plastik** petugas cairan tubuh penderita

24
Sepatu Sepatu yang bersih mengurangi Mencegah perlukaan kaki oleh benda
Pelindung kemungkinan terbawanya tajam yang terkontaminasi atau
mikroorganisme dari ruang lain terjepit benda barat (misalnya,
atau luar ruangan mencegah luka karena menginjak
benda tajam atau kejatuhan alat
kesehatan) dan mencegh kontak
dengan darah dan cairan tubuh
lainnya.

D. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja


Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu
dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan dan menginterpretasikan secara tepat. Pendekatan tersebut dapat
disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman: (Enny
Zuhny K, 2013)
1. Menentukan diagnosis klinis
2. Menentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja
3. Menentukan apakah pajanan tersebut dapat menyebabkan penyakit
tersebut
4. Menentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut
5. Menentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi
6. Mencari kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit
7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya

E. Pencegahan penyakit akibat kerja


Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan kesehatan awal : Hal ini bertujuan agar mendapatkan tenaga
kerja dengan kesehatan yang baik.
b. Pemberian pendidikan kesehatan : hal ini bertujuan agar para pekerja
menjadi lebih peduli pada kesehatannya dan lingkungan kerjanya dan
dapat menggunakan APD pada saat bekerja
c. Perlindungan khusus : Misalnya dengan memakai alat pelindung diri
sesuai dengan tempat kerja.

25
BAB III
ANALISIS MASALAH KESEHATAN

A. Profil Perusahaan
1. Visi
Menjadi suatu perusahaan terkemuka di Indonesia untuk pengolaahan coklat
dan kakao.
2. Misi
Adapun misi dari PT. Kalla Kakao Industri, antara lain sebagai berikut:
a) Membangun bisnis kakao dan coklat yang menguntungkan untuk pasar
domestik dan eksport yang memenuhi permintaan konsumen dan pasar.
b) Menjadikan costumer sebagai partner untuk tumbuh bersama.
c) Menggandeng para petani dan supplier yang ada di Indonesia sebagai
bagian dari pembukaan lapangan kerja dan program kakao berkelanjutan.
d) Menjadi perusahaan yang dicintai oleh seluruh karyawan.
Perusahaan PT. Kalla Kakao Industri (KKI) merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri dalam memproduksi dan
mengolah produk-produk berbahan dasar buah coklat. PT. Kalla Kakao
Industri (PT. KKI) yang merupakan salah satu anak perusahaan Kalla Group
akan beroperasi Desember 2013. PT KKI ini merupakan pabrik pengelolaan
cokelat yang berlokasi di jalan poros bandara, Kabupaten Konawe Selatan,
sulawesi Tenggara. PT KKI merupakan investasi Kalla Group dengan nilai
investasi Rp 350 M. Pabrik ini mampu mengolah biji besi 35 ribu ton/tahun.
Mesin pengelolaan yang digunakan merupakan mesin-mesin dari Jerman
dengan kualitas terbaik dan memenuhi standar internasional.bahan baku biji
cokelat nantinya diperoleh dari petani cokelat di wilayah sulawesi.

26
Gambar 1. PT. Kalla Kakao Industri (KKI)
Pabrik ini sendiri sudah dalam tahap penyelesaian sudah mulai
berproduksi sejak awal Desember. Hasil pengelolaan yang dihasilkan
nantinya berupa bubuk coklat, coklat cair dan butter. Hasil pengelolaan PT
KKI ini sebagian besar akan dikirim ke Belanda, Timur Tengah, Australia,
China, India, Eropa, sudah ada pula beberapa perusahaan pengelolaan yang
berminat untuk bekerjasama seperti Godiva, Nestle, Kraff dan Mars.

Gambar 3. Produk PT Kalla Kako Industri


PT Kalla Kakao Industri memiliki Sumber Daya Manusia (SDM)
sebanyak 125 orang dengan kelompok usia 21-30 sebanyak 54 orang, 31-40
sebanyak 49 orang, 41-50 sebanyak 15 orang, dan 51-60 sebanyak 7 orang.
PT Kalla Kakao Industri menyediakan 3 lantai dengan beberapa ruang
produksi. Setiap bulannya PT Kalla Kakao Industri melakukan perawatan
mesin secara berkala. Bahan kimia yang digunakan oleh PT KKI berada di
27
dalam mesin produksi sehingga lingkungan tidak terkontaminasi dengan bahan
kimia. Sedangkan untuk pengolahan limbah, PT KKI bekerja sama dengan
Dinas Kebersihan Kota Kendari.
Berdasarkan studi pendahuluan, PT Kalla Kakao Industri masih
memiliki potensi bahaya ditinjau dari faktor fisik, faktor kimiawi, faktor
biologis, faktor ergonomis, maupun faktor psikososial.

B. Uraian Kegiatan
Adapun uraian kegiatan yang dilaksanakan selama berada di PT. KKI
selama satu hari dapat dilihat pada tabel.
Wak tu Kegiatan Tujuan Sasaran
08.00 Tim medis kegiatan Menjaga kesehatan 1.tamu undangan
– peresmian undangan, panitia dan para 2.Seluruh karyawan
11.00 penyelenggara kawasan pekerja PT. KKI perusahaan
berikat dan perusahaan Karyawan
kawasan berikat PT. perusahaan.
Kalla Kakao Industri

Orientasi PT. KKI Pengenalan PT. KKI Seluruh unit


secara umum mengenai perusahaan
ranah kerja, proses
produksi dan masalah
04.00- kesehatan di PT.KKI
06.00 terkait K3 perusahaan.
Mengikuti materi Safety Untuk mengetahui sistem - Seluruh unit
Induction keselamatan kerja dan perusahaan
mengenali tanda bahaya di - Dokter Muda
masing-masing unit - Tim K3
industri. Perusahaan
Melakukan Walk Untuk melihat dan menilai - Seluruh unit
Through Survey K3 pekerja secara perusahaan
dibeberapa ruangan langsung saat bekerja dan - Dokter Muda

28
kerja. mengidentifikasi masalah - Tim K3
kesehatan di PT.KKI Perusahaan
terkait K3 perusahaan.

C. Identifikasi Masalah
Dengan melakukan observasi dan pengamatan selama satu hari, maka
didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dinilai cukup penting dan dapat
mempengaruhi produktivitas para karyawan di PT. KKI seperti diantaranya :

1. Divisi Pengendalian Persedianan dan Perencanaan Produksi


(Production Planner Inventory Control (PPIC) Division)

Adalah suatu departemen atau sub departemen di sebuah perusahaan,


yg secara garis besar bertanggung jawab dalam meng-koordinasikan
pengadaan barang/jasa/ produk jadi/finished product dan
mengontrol/mengendalikan persediaan. Tugas utama PPIC adalah membuat
production plan (rencana produksi) dan inventory control (mengendalikan
persediaan). Dalam melaksanakan tugasnya ada batasan-batasan yang harus
dipenuhi, misalnya inventory level tidak boleh melebihi 1 bulan stock,
memaksimalkan kapasitas produksi untuk efisiensi dalam hal pemakaian
listrik dan tenaga kerja, dsb. Dan batasan-batasan lain yang pada dasarnya
adalah untuk mencapai 4 diantara banyak objectives perusahaan berikut ini :

1. High Customer Service Level


2. Low Inventory Level
3. Low Production cost
4. High Quality

29
Gambar 1. Tempat Kerja PPIC
Tabel 1. Identifikasi Dan Alternatif Pemecahan Masalah Di Tempat Kerja
PPIC
Alternatif
Faktor Identifikasi Masalah Pemecahan
Masalah
Pekerja subdivisi PPIC Diadakan senam
umumnya tidak olahraga atau pemanasan
karena kesibukan di pekerjaan ringan setiap pagi
atau seminggu
sekali.

Pekerjaan yang mengharuskan Melakukan


PERSONAL
banyak duduk dan jarang perkerjaan secara
bergerak bebas kemana-mana ergonomi serta
melakukan
perengangan otot
setiap 5-10 menit
setelah 1 jam
bekerja.
Desain workstation khususnya Menata kembali
EQUIPMENT ruangan yang masih bising desain workstation
sehingga pekerja
30
tidak mendengar
bising
MATERIAL Tidak ada masalah. -
Faktor fisik :
Suhu lingkungan kerja berkisar Pengaturan suhu
di bawah batas normal 18oC- lingkungan kerja
20oC., keadaan ini dapat diatur menggunakan
memperlambat pekerjaan AC sentral yang
sehingga secara signifikan disesuaikan dengan
ENVIRONMENT dapat berpengaruh pada suhu penyimpanan
efisiensi dan produktivitas produk (butter)
individu. yakni Suhu
lingkungan kerja
(workplace) yang
optimal adalah 28oC.

2. Divisi Kesehatan, Keamanan dan Lingkunagn (Health, Safety,


Environment (HSE) Division)
Merupakan suatu department yang bertugas untuk K3 perusahaan PT
Kalla Kakao Industri Kendari – Sulawesi Tenggara. Adapun kegiatan
pokok dari department HSE antara lain :
a) Memfasilitasi semua karyawan PT Kalla Kakao Industri untuk berdiskusi
masalah keadaan tempat kerja, faktor dan potensi yang ada serta
kelengkapan APD yang dibutuhkan internal department maupun
eksternal department.
b) Melakukan pencegahan kecelakaan akan kondisi yang tidak aman dan
tindakan yang tidak aman stiap karyawan.
c) Mengadakan inspeksi terhadap bangunan dan peralatan keselamatan
kerja mulai dari konstruksi, letak, penyusunan, dan penyimpanan barang,
alat keselamatan yang harus tersedia, serta rambu-rambu yang harus
dipasang.

31
d) Meningkatkan SDM baik dari segi pengetahuan tentang K3 dengan
mengadakan training.
e) Mengadakan kegiatan yang bisa meningkatkan kesadaran tentang K3
serta mengajak karyawan turut berperan aktif dalam mensosialisasikan
K3.
f) Melaksanakan statistic kecelakaan kerja yaitu berupa perhitungan tentang
rata-rata frekuensi waktu kerja yang hilang.
g) Melakukan kegiatan inisiatif yang dilakukan berdasarkan faktor dan
potensi bahaya yang diamati sebagai langkah preventif atas kecelakan
kerja dan penyakit akibat kerja (PAK)
h) Memberlakukan surat ijin mengenai segala sesuatu aktivitas berbahaya
yang ada.

Tabel 2. Identifikasi Dan Alternatif Pemecahan Masalah Di Tempat Kerja


Health, Safety, Environment (HSE) Division
Alternatif Pemecahan
Faktor Identifikasi Masalah
Masalah
Kesadaran Pekerja untuk Penyuluhan kesehatan
memeriksakan kesehatannya tentang maslaha
secara rutin dan berkala sudah kesehatan akibat kerja
cukup bagus. Namun kesadaran dan pencegahannya.
pekerja untuk menjaga agar
PERSONAL selalu sehat masih kurang. Mengadakan poster
penyakit akibat kerja

32
Belum tersedianya klinik Penyediaan klinik
kesehatan dan tenaga medis kesehatan dan tenaga
terlatih untuk menyelenggarakan medis yang terlatih
pelayanan kesehatan kerja (mis. untuk menyelenggarakan
Dokter perusahaan). pelayanan kesehatan
kerja, sesuai peraturan
Permenakertrans No. 3
tahun 1982 tentang
pelayanan kesehatan
tenaga kerja.
EQUIPMENT

Obat-obatan P3K yang kurang Mengadakan obat-obatan


lengkap dan penempatan P3K P3K (Betadine, Plester,
yang belum sesuai. Obat tetes mata,
Panadol, Aspirin
Rivanol, Bioplacenton, 1
gulung kapas, 1 rol kasa
pembalut, 1 pakplester,
gunting dan 1 lembar
daftar isi kotak P3K)
Tidak ditemukan masalah

MATERIAL
-

Faktor Fisik : Penyuluhan tentang


Personil HSE dapat terpapar kesehatan kerja yang
faktor fisik seperti kebisingan dititikberatkan pada
ENVIRONMENT yang relatif masih tinggi (>90 tujuan dan manfaat
dB) saat melakukan inspeksi penggunaan APD dan
kepada para pekerja pabrik. dampak yang timbul
akibat tidak

33
menggunakan APD saat
bekerja.

Penyediaan APD untuk


personil HSE selama
melakukan inspeksi.

Faktor kimiawi, biologis,


ergonomis, dan psikososial :
Tidak terdapat potensi bahaya
kepada personil HSE.

3. Divisi Pengaturan dan Pengawasan Alat (Maintenance Manager Division)


Maintenance manager biasa dikenal dengan sebutan pegawai pengatur dan
pengawas peralatan atau mesin produksi. Bagian kepegawaian ini memiliki
tanggung jawab serta wewenang yang berbeda dengan kepegawaian lainnya.

Gambar 2. Ruang Maintenance Manager Division

Tabel 3. Identifikasi Dan Alternatif Pemecahan Masalah Di Tempat Kerja


Maintenance Manager Division

Alternatif Pemecahan Masalah


Faktor Identifikasi Masalah

Kurangnya kesadaran Pemberian sanksi tertulis dan


PERSONAL
beberapa karyawan tidak tertulis apabila ketahuan

34
menggunakan APD tidak tertib dalam pemakaian
khususnya ear plug di APD khususnya ear plug di unit
unit produksi produksi
Panas mesin yang Menggunakan APD terutama
disebabkan oleh proses Sarung tangan (Heat Resistant
pengolahan coklat dapat Goves)dan melakukan
EQUIPMENT menyebabkan pengecekan secara berkala APD
melepuhnya kulit pada yang telah disediakan apakah
saat bersentuhan masih layak pakai atau tidak
dengan mesin tersebut
Bahan perawatan dan Menggunakan APD terutama
perbaikan mesin seperti Sarung tangan (Heat Resistant
pelumas mesin yaitu oli Goves)dan melakukan
sehingga beresiko pengecekan secara berkala APD
menyebabkan iritasi yang telah disediakan apakah
MATERIAL
pada tangan bagi masih layak pakai atau tidak.
teknisi mesin Menyediakan lap tangan pada saat
melakukan penggantian oli pada
mesin produksi.

Mesin unit produksi Menggunakan ear plug atau ear


PT. Kakao memiliki move pada saat berada di unit
intensitas kebisingan mesin produksi.
yang relatif masih Mengatur ruanagan pekerja
tinggi (>90 dB) supaya tidak terlalu kena bising
ENVIRONME sehingga berisiko
NT menyebabkan kelainan
pendengaran bagi
karyawan. Menyediakan tempat air minum
yang bersih dan terjangkau bagi
Hawa panas pada mesin para karyawan dan pelebelan
unit produksi terutama tanda bahaya dehidrasi di ruangan

35
pada unit pemisahan tersebut
liquid dan powder
sehingga beresiko
menyebabkan dehidrasi
pada karyawan Memakai APD terutama sepatu
boat yang memiliki alas kasar
Ruangan mesin
produksi memiliki
permukaan yang cukup
licin kemungkinan
diakibatkan oleh
cokelat batter yang
berminyak

4. Divisi Unit Produksi (Production Unit Division)


Fungsi spesifik departemen ini adalah memproduksi atau membuat
barang sesuai dengan yang direncanakan. Bagian produksi ini adalah bagian
yang menciptakan nilai tambah.

36
Gambar 3. Lokasi kerja divisi unit produksi
Tabel 4. Identifikasi dan Alternatif Pemecahan Masalah di Tempat Kerja
Production Unit Division
Kurangnya kesadaran Penyuluhan kepada
beberapa karyawan untuk karyawan tentang
PERSONAL
memeriksakan kesehatannya pentingnya pemeriksaan
secara rutin kesehatan secara rutin
Posisi karyawan Penyuluhan mengenai
mengangkat barang yang Ergonomi terutama posisi
EQUIPMENT
masih salah mengangkat barang yang
benar dan aman.
Tidak terdapat masalah -
MATERIAL

Sosialisasi terkait ergonomi Penyuluhan dan pelatihan


yang belum menyeluruh ergonomi yang sesuai
didapatkan oleh pekerja PT dengan pekerjaan (sikap
KKI. kerja duduk, sikap kerja
berdiri, dan sikap kerja
ENVIRONMENT mengangkat beban)

Pajanan kebisingan yang Menurunkan tingkat


relatif masih tinggi (>90 kebisingan dengan
dB) pada unit produksi di menambah peredam
PT. KKI. kebisingan, melengkapi

37
pekerja dengan APD
(earplug atau Earmuff),
dan melakukan rotasi
pekerjaan untuk membantu
mengurangi tingkat
paparan kebisingan.
Mengurangi lama jam
kerja di unit produksi yang
disesuaikan dengan tingkat
kebisingan (>85 dB) yaitu
maksimal 4 jam di lokasi
kerja.

D. Prinsip Ergonomi
Tabel 4. Prinsip ergonomi yang tidak diterapkan di PT. Kalla Kakao Industri
Prinsip Ergonomi yang tidak Masalah yang dapat timbul
diterapkan
Bekerja dalam posisi / postur yang Dapat terjadi Low back pain,
tidak sesuai manajemen ergonomi HNP, ataupun terjadi dislokasi
dan fraktur.
Mengangkat beban berlebihan Dapat terjadi kecelakaan kerja
berupa tertindih beban berat
tersebut
Tidak melakukan peregangan Dapat terjadi kekakuan otot dan
otot/olahraga saat bekerja risiko cedera otot yang
meningkat

E. Potensi Bahaya
Tabel 3. Potensi Bahaya yang didapat di perusahaan PT. Kalla Kakao Industri
No. Potensi Bahaya Risiko yang didapat Upaya yang dilakukan pihak
di perusahaan perusahaan
1. Golongan fisik - Suara (bising) - Perusahaan menyediakan alat
a. Suara (bising) - suhu yang terlalu pelindung pendengaran dan
b. Suhu yang terlalu rendah (dingin) menyediakan ruang tanpa bising
Rendah - tekanan yang untuk operator.
38
(panas/dingin) tinggi. - Keadaan suhu ruang kerja yang
c. tekanan yang terlalu rendah (dingin) pada
tinggi. perusahaan ini berfungsi untuk
membekukan bahan coklat
selama 24 jam. Tenaga kerja
belum disediakan APD untuk
melindungi diri dari suhu rendah,
seperti jaket, Safety Work Glove
Jogger Allflex, penutup kepala,
dan lain-lain.
- Belum tersedianya APD untuk
penyebab akibat kerja berupa
tekanan yang tinggi.
2. Golongan kimiawi - Debu biji kopi - Penggunaan masker dan hair net
- Uap mesin pada setiap karyawan yang
bekerja dalam prosedur yang
dibutuhkan.
- Karyawan tidak kontak langsung
dengan uap akibat produksi,
melainkan uap yang berasal dari
hasil proses produksi memiliki
lintasan khusus yang diarahkan
langsung ke luar gedung.
3. Golongan biologis - Jamur pada bahan - APD berupa masker ataupun
produksi (coklat) Sarung tangan (Heat Resistant
Goves)dalam pengolahan bahan
produksi (coklat) telah disediakan
oleh pihak perusahaan, namun
beberapa karyawan tidak
menggunakan Sarung tangan
(Heat Resistant Goves)dalam
pengolahan bahan produksi,
sehingga memudahkan
terjadinya infeksi akibat kerja.
4. Golongan psikososial: - pekerjaan yang - Memberikan briefing setiap hari
monoton, sebelum bekerja dan berdoa agar
tuntutan pekerjaan yang dilakukan bernilai
pekerjaan. ibadah
- Waktu kerja seluruh karyawan
adalah 8 jam dengan waktu
39
datang pukul 08.00 WITA dan
kembali pulang pada pukul 17.00
WITA dengan waktu istirahat
mulai pukul 12.00-14.00 WITA.

F. Pencegahan penyakit akibat kerja


Penyakit akibat kerja yang didapat di perusahaan di PT. Kalla Kakao Industri:
a. Sensory Neural Hearing Loss
b. Low back pain
Adapun alternatif pemecahan terhadap masalah yang didapatkan pada
PT. KKI dapat dilihat pada tabel.
Tabel 6. Pencegahan penyakit akibat kerja yang didapat di perusahaan.
Tindakan pencegahan di Masalah yang mungkin timbul di
perusahaan perusahaan
- Pemeriksaan - Kurangnya pengetahuan karyawan
kesehatan awal perusahaan mengenai kesehatan dan
lingkungan kerjanya akibat tidak
diberikannya pendidikan kesehatan secara
berkala sehingga dapat mempengaruhi
kesehatan maupun produktivitas
perusahaan.
- Perlindungan khusus - Perlindungan khusus seperti pada ruang
kerja dengan tekanan tinggi ataupun suhu
tinggi belum ada sehingga dapat
meningkatkan risiko terjadi kecelakaan
ataupun penyakit akibat kerja.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala kepada karyawan selama 3 bulan
sekali.

G. Gizi dan Kantin

Pemenuhan gizi pekerja sudah baik disediakan oleh perusahaan,


walaupun belum berdasarkan kebutuhan gizi perorangan. Makanan yang
disediakan oleh perusahaan disamaratakan untuk semua pekerja baik jenis
maupun jumlah dari makanan tersebut. Dalam hal ini perusahaan tidak
mengelompokkan pemenuhan gizi makanan berdasarkan kebutuhan
perorangan dimana sebaiknya kebutuhan perorangan harus diperhatikan

40
karena tiap pekerja mempunyai tingkat aktivitas yang berbeda. Manajemen
perusahaan tidak menyediakan uang makan, melainkan tersedia kantin yang
dikelola oleh pihak luar untuk memenuhi kebutuhan gizi pekerja. Kantin
tersebut telah memenuhi persyaratan administrasi maupun kesehatan dalam
penyelenggaraan.

Pengawasan dilakukan secara rutin bukan oleh petugas medis,


sehingga makanan yang dikonsumsi pekerja belum tentu cukup gizi dan
higienis. Pada saat kami melakukan survey ke dapur kantin, kami temukan
dapur dalam keadaan bersih. Semua makanan didatangkan oleh pihak luar
dalam bentuk makanan jadi ke perusahaan, sehingga tidak ada proses
memasak dan penyimpanan bahan mentah, baik basah maupun kering di
dapur kantin. Keadaan kantin bersih dan teratur, dimulai dari tempat
mencuci tangan, letak peralatan makan yang bersih, sampai tempat
meletakkan peralatan makan yang telah selesai digunakan. Air minum yang
digunakan adalah air minum mineral yang sudah memenuhi standar nasional.

41
BAB IV
PENUTUP

H. Kesimpulan
1. PT. Kalla Kakao Industri (KKI) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang agroindustri dalam memproduksi dan mengolah
produk-produk berbahan dasar buah coklat.
2. Kurangnya kesadaran sebagian karyawan perusahaan untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan
3. Kurangnya kesadaran sebagian karyawan perusahaan dalam
pengaplikasian APD ear plug dalam kegiatan industri
4. Tidak adanya klinik kesehatan di perusahaan PT. KKI dan penyediannya
obat P3K belum sesuai lokasi yang beresiko tinggi terjadi kecelakaan
kerja khususnya unit produksi dan maintenence (pemeliharaan alat)

I. Saran
Adapun saran yang diberikan baik untuk perusahaan, karyawan
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan
Diharapkan pihak perusahaan untuk mengevaluasi rekomendasi
pemecahan masalah yang telah di paparkan agar dapat mengoptimalkan
produktivitas perusahaan khususnya terkait Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
2. Karyawan
Diharapkan semua karyawan dapat menerapkan prinsip-prinsip K3
seperti penggunaan APD dan pentingnya mencegah penyakit akibat kerja
3. Fakultas Kedokteran
Diharapkan kepada pihak Fakultas Kedokteran Universitas Haluoleo agar
mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan klinik kepada dokter
muda yang akan melakukan kegiatan di perusahaan terkait Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)

42
DAFTAR PUSTAKA

ILO. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja sarana untuk produktivitas. Jakarta
: International Labour Organization

Keputusan Menteri Kesehatan no.261/MENKES/SK/II/1998 tentang Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Kerja

Keputusan Presiden Republik Inonesia No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang
timbul karena hubungan kerja.

OHSAS 18001:2007 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja/Persyaratan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 48 tahun 2016 tentang Standar Keselamatan


dan Kesehatan Kerja Perkantoran

Zuhny EK, Badraningsih L. 2013. Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja. Jakarta
: Raja Grafindo Perkasa

43

Anda mungkin juga menyukai