Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN Keputihan tahun 2011, dari 14

wanita usia subur, 9 orang (64%)


Dalam kesehatan reproduksi yang menggunakan sabun
ada beberapa hal yang sering pembersih kewanitaan dan
terjadi pada remaja putri, salah mengalami keputihan patologis, 5
satu diantaranya adalah keputihan. orang (36%) yang tidak
Keputihan merupakan istilah yang menggunakan sabun kewanitaan
sering dijumpai untuk keluarnya mengalami keputihan fisiologis
cairan yang berlebihan dari jalan (Dyah & Rufaida, 2013).
lahir atau vagina. Keputihan tidak
selalu bersifat patologis (Hariana, Saat ini berbagai macam
2013). produk pembersih kewanitaan
banyak muncul di pasaran. Wanita
Penyebab keputihan dapat menggunakan produk ini untuk
secara normal (fisiologi) yang membuat vagina segar dan wangi,
dipengaruhi oleh hormone tertentu. membersihkan vagina dari
Cairannya berwarna putih, tidak keputihan, gatal-gatal serta
berbau, dan jika dilakukan sebagai pembersih pada saat
pemeriksaan laboratorium tidak menstruasi (Herawati , Romlah, &
menunjukkan ada kelainan. Hal ini Fitriani, 2014).
dapat tampak pada perempuan
yang terangsang pada waktu Semua wanita dengan
sanggama atau saat masa subur segala umur dapat mengalami
(ovulasi). Keputihan yang keputihan. Menurut WHO 2013
abnormal bisa disebabkan oleh hampir seluruh wanita dan remaja
infeksi/ peradangan yang terjadi mengalami keputihan 60% pada
karena mencuci vagian dengan air remaja ( 15- 22 tahun ) dan 40%
kotor, pemeriksaan dalam yang pada wanita ( 23- 45 tahun ),
tidak benar, pemakaian pembilas sedangkan berdasarkan data WHO
vagina yang berlebihan, (2007). Angka prevalensi tahun
pemeriksaan yang tidak higienis, 2006, 25%-50% candidiasis, 20%-
dan adanya benda asing dalam 40% bacterial vaginosis dan 5%-
vagian (Eny, 2012). 15% trichomoniasis. Menurut,
zubier (2002) wanita diEropa yang
Berdasarkan data yang mengalami keputihan sekitar 25%
diperoleh di wilayah Puskesmas (Dyah & Rufaida, 2013).
Jatirejo Kecamatan Jatirejo
Kabupaten Mujekerto Kejadian
Berdasarkan penelitian Mahasiswi Universitas Muslim
yang dilakukan oleh Ria Hariana, Indonesia jurusan keperawatan.
suhartatik, dan hasifah.
Berdasarkan studi pendahuluan METODE PENELITIAN
yang peneliti lakukan pada tanggal Penelitian ini telah
22 November disekolah Madrasah dilaksanakan di Universitas Muslim
Aliyah Attaufiq Pekkae Kabupaten Indonesia, Fakultas Kesehatan
Barru Sulawesi Selatan 2012 Masyarakat,Jurusan Keperawatan,
dengan cara menyebarkan penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik dengan
kuesioner pada remaja putri
pendekatan cross-sectional. Teknik
sebanyak 80 siswi ditemukan 80 pengambilan sampling dalam
siswi (100%) yang pernah penelitian ini adalah non
mengalami keputihan. propabilitiy sampling yaitu
purposive sampling dengan jumlah
Berdasarkan survey sampel 76 mahasiswi.
pendahuluan yang telah dilakukan
dengan menggunakan kuesioner, HASIL PENELELITIAN
berdasarkan studi pendahuluan
yang calon peneliti lakukan pada Tabel 1 : Distribusi Mahasiswi
tanggal 19 February 2016 di Berdasarkan Kelompok Umur di
Universitas Muslim Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat
Jurusan Keperawatan UMI
Jurusan Keperawatan dengan cara
Karakteristik n %
menyebarkan kuesioner pada
Umur :
mahasiswi keperawatan sebanyak
Dewasa awal (20- 55 72,4
16 responden yang menggunakan 24) 21 27,6
sabun pembersih antiseptik 8 Remaja akhir (17-
orang (80%) dan mengalami 19)
keputihan patologis, 8 orang Total 76 100,0
(100%) yang tidak menggunakan Sumber: Data Primer 2016
sabun pembersih kewanitaan dan Berdasarkan tabel 5.1 di
mengalami keputihan fisiologis. atas menunjukan bahhwa dari
Mahasiswi keperawatan UMI yang
Berdasarkan latar belakang berjumlah 76 mahasiswi berumur
diatas, peneliti tertarik untuk 20 – 24 tahun yaitu sebanyak 55
mahasiswi (72,4%), dan paling
melakukan penelitian dengan judul
sedikit Umur 17 – 19 tahun yaitu
“Hubungan Pemakaian Sabun sebanyak 21 mahasiswi (27,6).
Pembersih Kewanitaan Dengan Tabel 2 : Distribusi Mahasiswi
Kejadian Keputihan Pada Berdasarkan Angkatan di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Berdasarkan tabel 5.3 di atas
Jurusan Keperawatan UMI menunjukan bahwa dari mahasiswi
Karakteristik n % keperawatan UMI yang berjumlah
76 mahasiswi yang memakai
Angkatan : sabun pembersih kewanitaan
2012 41 53,9 sebesar 54 mahasiswi (71,1%),
2013 35 46,1 dan sebagian besar mahasiswi
Total 76 100,0 yang tidak memakai sabun
Sumber: Data Primer 2016 pembersih kewanitaan yaitu
Berdasarkan tabel 5.2 sebesar 22 mahasiswi (28,9%).
diatas menunjukan bahwa dari Tabel 4 : Distribusi Mahasiswi
Mahasiswi keperawatan UMI yang Berdasarkan Prevelensi
Kejadian Keputihan di Fakultas
berjumlah 76 Mahasiswi yang
Kesehatan Masyarakat
Angkatan 2012 yaitu 41 Mahasiswi Jurusan Keperawatan UMI
(53,9%) dan paling sedikit Kejadian n %
Angkatan 2013 yaitu 35 Mahasiswi keputihan
(46,1%) Patologis 5 6,6
Tabel 5.3 Fisiologis 71 93,4
Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Total 76 100,0
Gambaran Pemakaian Sabun Sumber : Data Primer 2016
Pembersih kewanitaan di Fakultas Berdasarkan tabel 5.4 di atas
Kesehatan diketahui bahwa dari 76 mahasiswi
keperawatan UMI yang mengalami
Masyarakat Jurusan Keperawatan
Prevelensi kejadian keputihan
UMI patologis 5 mahasiswi (6,6%),
sedangkan yang mengalami
Tabel 3 : Distribusi Mahasiswi kejadian keputihan fisiologi 71
Berdasarkan Gambaran mahasiswi (93,4%).
Pemakaian Sabun Pembersih
kewanitaan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Jurusan
Keperawatan UMI

Pemakaian Sabun n %
Pembersih
Kewanitaan
Memakai 54 71,1
Tidak Memakai 22 28,9
Total 76 100,0
Sumber: data primer 2016
Tabel 5 : Hubungan Pemakaian Sabun Pembersih Kewanitaan Degan
Terjadinya Keputihan Pada Mahasiswi Keperawatan Umi

Pemakaian sabun Kejadian keputihan


pembersih Patologis Fisiologis Total ρ value
Kewanitaan n % n % n %
Memakai 4 7,4 50 92,6 54 100,0
Tidak Memakai 1 4,5 21 95,5 22 100,0 1,000

Jumlah 5 6,6 71 93,4 76 100,0


Sumber: Data primer 2016

PEMBAHASAN mencuci dan membersihkan,


Berdasarkan tabel 5.5 di bekerja dengan bantuan air.
atas diketahui bahwa penggunaan Sedangkan surfakat merupakan
sabun pembersih kewanitaan singkatan Surface Active Agents,
dengan terjadinya keputihan, bahan yang menurunkan tegangan
hampir setengah mahasiswi yang permukaan satu cairan dan di
memakai sabun pembersih antara muka (baik – gas maupun
kewanitaan mengalami keputihan cairan) sehingga mempermudah
patologis 54 mahasiswi (100,0%). penyebaran dan pemerataan.
Dan 22 mahasiswi (100,0%) yang Sabun dihasilkan oleh proses
tidak memakai sabun pembersih saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak
kewanitaan mengalami kejadian menjadi asam lemak dan gliselor
keputihan fisiologis. dalam kondisi basa. Pembuat
Berdasarkan hasil penelitian kondisi basa yang biasanya
yang telah dilakukan dengan digunakan adalah NaOH (natrium /
menggunakan uji chi-square sodium hidroksida) dan KOH
dengan uji alternatif Fisher’s Exact (kalium / posttasim hidroksida)
Test diperoleh nilai ρ =1.000 sama lemak yang berkaitan
dimana nilai ρ lebih besar dari α = dengan natrium atau kalium ilmiah
0,05. Hal ini berati tidak ada yang demikian dinamakan sabun.
hubungan yang signifikan antara Akibat pemakaian sabun Umum
pemakaian sabun pembersih (Anonim, 2011).
kewanitaan dengan terjadinya Pemakaian sabun
keputihan pada mahasiswi pembersih kewanitaan yaitu untuk
keperawatan UMI. membersihkan daerah kewanitaan.
Pembersih kewanitaan Dan didapatkan fenomena bahwa
adalah surfakat yang digunakan yang memakai pembersih
untuk kewanitaan tidak mengalami
keputihan. Hal ini dikarenakan
mahasiswi tidak menggunakan Hasil penelitian ini tidak
pembersih vagina, terus menerus. sejalan dengan apa yang dituliskan
Remaja tersebut jarang oleh (Dyah & Rufaida, 2013) dalam
menggunakan pembersih Jurnal Hospital Majapahit yang
kewanitaan, sehingga pH dan flora menyatakan bahwa ada hubungan
normal divagina tetap normal. pemakaian sabun pembersih
Selain pembersih vagina ada faktor kewanitaan dengan terjadinya
lain yang mempengaruhi keputihan keputihan.
antara lain pakaian dalam yang Menurut peneliti tidak ada
terlalu ketat. Hal ini dikarenakan hubungan antara pemakaian
perkembangan bakteri yang sabun pembersih kewanitaan
merugikan di vagina (Dechacare, dengan kejadian keputihan
2010). disebabkan factor stress. Di mana
Pada penelitian ini adalah menjelaskan bahwa kondisi tubuh
rendah, ini berarti bahwa tidak yang kelelahan dan stress baik
setiap kejadian keputihan fisik maupun psikologis (seperti
dikarenakan mengunakan cairan tuntutan Akademis yang dinilai
pembersih kewanitaan secara terlalu berat, hasil ujian yang
berlebihan, namun dapat pula buruk). Dapat mempengaruhi kerja
disebabkan karena stress, hormon – hormon yang ada dalam
kelelahan. Tidak memakai produk tubuh perempuan termasuk
pembersih kewanitaan pun setiap memicu peningkatan hormone
wanita bisa mengalami keputihan. estrogen. Pengaruh estrogen inilah
Membersihkan daerah kewanitaan yang menyebabkan terjadinya
yang terbaik ialah membasuh keputihan wanita. Dan seseorang
dengan air bersih. Satu hal yang yang mengalami keputihan disertai
harus diperhatikan dalam rasa gatal – gatal bukan
membasuh daerah kewanitaan dikarenakan pemakaian sabunnya
yaitu dengan membasuhnya dari namun disebabkan oleh Personal
arah depan ke belakang. Apabila Hyginennya yang kurang.
kita menggunakan sabun untuk
membersihkan daerah intim kita, KESIMPULAN
sebaiknya gunakan sabun yang
lunak. Degan pH 3.5 misalnya 1. Gambaran pemakaian sabun
sabun bayi yang biasanya ber- pH pembersih kewanitaan pada
netral. Hindari penggunaan Vaginal mahasiswi keperawatan UMI
Douche / Cairan pembersih karena yang berjumlah 76 mahasiswi
bisa mengubah pH vagina. yang memakai sabun
Bersihkan organ intim dengan pembersih kewanitaan sebesar
pembersih yang tidak mengganggu 54 mahasiswi (71,1%), dan
kestabilan pH di sekitar vagina sebagian besar mahasiswi
(Gunita, 2009). yang tidak memakai sabun
pembersih kewanitaan yaitu dalam meningkatkan mutu
sebesar 22 mahasiswi (28,9%). pelayanan kesehatan,
2. Prevelensi kejadian keputihan khususnya untuk kasus sabun
pada mahasiswi keperwatan
pembersih kewanitaan dan
UMI yang mengalami
Prevelensi kejadian keputihan kejadian keputihan.
patologis 5 mahasiswi (6,6%), 3. Bagi peneliti selanjutnya
sedangkan yang mengalami diharapkan dapat mengambil
kejadian keputihan fisiologi 71 manfaat dari penelitian ini, dan
mahasiswi (93,4%). dapat mengembangkan
3. Tidak ada hubungan antara penelitian selanjutnya
pemakaian sabun pembersih berdasarkan penelitian yang
kewanitaan dengan terjadinya dilakukan saat ini untuk
keputihan. Dari hasil uji chi- meneliti variabel lain yang
square dengan uji alternative belum diteliti dan dengan
Fisher’s Exact Test diperoleh metode penelitian yang
nilai ρ=1.000 berbeda.

SARAN DAFTAR PUSTAKA

1. Bagi tempat penelitian Hariana, R. S. (2013). Pengaruh


mahasiswi keperawatan Umi Pendidikan Kesehatan
diharpkan lebih meningkatkan Terhadap Pengetahuaan
informasi tentang pemakaian Remaja Putri Dalam
sabun pembersih kewanitaan Menjaga Kebersihan
dengan kajadian keputihan Organ Genetelia Untuk
misalnya melalui membaca Mencegah Keputihan di
jurnal, buku, artikel. Sehingga Madrasa Aliyah DDI
dapat meningkatkan informasi Attaufiq Padaelo Kab.Baru.
yang memiliki tentang Volume 2 Nomor 4 Tahun
pemakaian sabun pembersih 2013 ISSN : 2302-1721, 1-
kewanitaan dengan kejadian 5.
keputihan, dan yang sudah
Eny, K. (2012). Kesehatan
mempunyai banyak informasi
Reproduksi Remaja dan
baik tentang sabun pembersih
Wanita. jakarta: salemba
kewanitaan atau kejadian
medikal.
keputihan tetap dapat
dipertahankan. Dyah, S. F., & Rufaida, Z. (2013).
2. Diharapkan profesi Hubungan Pemakaian
keperawatan menggunakan Sabun Pembersih
hasil penelitian ini sebagai Kewanitaan Dengan
salah satu bahan informasi di Terjadinya Keputihan Pada
Wanita Usia Subur (WUS)
di Desa Karang Jeruk
Kecamatan Jatirejo
Kabupaten Mojokerto.
Hospital Majapahit Vol 5. 1
February 2013, 32-47.
Herawati , I., Romlah, S., & Fitriani,
Y. (2014). Pengaruh
Penggunaan Sabun
Pembersih Kewanitaan
Terhadap Perubahan Mikro
Flora Normal Vagina dan
Bakterial Vaginosis
Dengan Menggunakan
Kriteria Skor Nugent. Prodi
Analis Kesehatan, STIKes
Jenderal Achmad Yani, 1.

Anonim.(2011). Hubungan
Pembersih Kewanitaan
Dengan Terjadinya
Keputihan. Hospital
Majapahit,Hal5"hiip://docs.
google.com/viewer,
diakses 20 April 2012.
Dechacare. (2010, April).
Menghindari Dan Mencegah
Keputihan. From :
hhtp://www. Dechacare.co.id
2013.

Gunita, A. (2009). Tips Sehat


Sepanjang Masa. Jogjakarta
: In Azna Books.

Anda mungkin juga menyukai