Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FISIKA BIOLOGI
“BERAT JENIS”
Kelompok 7
NIM : 1610211013
Shift :2
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Menentukan volume benda
1. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat untuk mengukur besaran panjang. Dengan demikian
alat ini dapat digunakan untuk mengukur: panjang, lebar, tinggi, tebal benda tipis, diamter
dalam, diameter luar serta kedalaman lubang suatu benda. Bagian jangka sorong yang
tidak dapat digerakkan dan berskala dengan satuan cm atau mm disebut skala dasar (sd).
Bagian yang dapat digerakkan atau digeser yang mempunyai 10 bagian skala (jika diukur
panjangnya 9 mm) disebut dengan skala nonius atau skala pembantu (sp).
Skala nonius disebut juga sebagai skala vernier yang diambil dari nama
penemunya Piere Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Perancis. Panjang 10 skala
nonius adalah 9 mm. Ini berarti, 1 skala nonius (jarak antara dua garis nonius yang
berdekatan) sama dengan 0,9 mm. Dengan demikian, selisih skala utama dengan skala
nonius adalah 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm atau 0,01 cm. (Kamajaya, 2007)
9
atas).
C. Proses Kerja Jangka Sorong
Mengukur kedalaman dan diameter suatu benda dapat diukur dengan
menggunakan jangka sorong. Hal itu karena pada dasarnya, alat ukur ini diciptakan untuk
mengukur hal-hal yang demikian. Selain itu, jangka sorong juga dapat memberikan hasil
pengukuran yang sangat detail.
Sebelum hendak melakukan pengukuran, ada baiknya diperhatikan hal-hal
berikut ini agar proses pengukuran dapat berjalan dengan baik
Pertama-tama, bersihkan jangka sorong dan benda yang akan diukur. Jangka sorong
dan benda yang kotor dapat menyulitkan pengukuran. Hal tersebut juga dapat
menghasilkan pengukuran yang tidak tepat.
Pastikan skala nonius yang terdapat pada jangka sorong dapat bergeser dengan bebas
tanpa adanya hambatan.
Pastikan dua skala pada jangka sorong bertemu tepat pada angka 0 (nol). Jika angka
nol pada dua skala tidak tepat bertemu, maka akan menghasilkan pengukuran yang
kurang baik.
Perhatikan tekanan pengukuran agar jangan sampai terlalu kuat karena akan
menyebabkan pembengkokan pada rahang ukur maupun lidah pengukur kedalaman.
Agar rahang tidak bergeser, kencangkan baut pengunci. Namun, jangan sampai
terlau kuat karena akan mengakibatkan kerusakkan pada baut pengunci.
Ketika hendak mengukur, perhatikan bahwa benda yang akan diukur sedekat
mungkin dengan skala utama. Hal ini karena pengukuran yang dilakukan dengan
ujung gigi pengukur akan menghasilkan ukuran yang kurang tepat dan akurat.
Posisikan jangka sorong tegak lurus dengan benda yang akan diukur.
Untuk membaca skala nonius, hendaknya dilakukan setelah jangka sorong diangkat
keluar dari benda ukur dengan hati-hati.
Untuk menghindari salah baca ukuran, miringkan skala nonius sehingga sejajar
dengan pandangan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan melihat dan menentukan
garis skala nonius yang sejajar dengan garis skala utama.
Untuk menghindari pengkaratan, bersihkan jangka sorong lalu simpan dengan baik.
2. Mikrometer Sekrup
Mikrometer adalah alat mengukur besaran panjang. Alat ini digunakan untuk
mengukur: panjang, lebar, tinggi, dan diameter suatu benda. Bagian mikrometer yang
tidak dapat diputar dan berskala dinamakan skala dasar (sd). Bagian yang dapat
diputar mempunyai 50 bagian skala disebut dengan skala nonius atau skala pembantu
(sp).
Mikrometer adalah suatu alat ukur presisi dengan ketelitian yang akurat dan
berfungsi untuk mengukur ketebalan, mengukur lubang, mengukur kedalaman, atau
mengukur celah dari suatu benda kerja.
b. Ratchet Knob
Yaitu tempat untuk memajukan atau memundurkan gelendong agar sisi
benda yang akan diukur tepat berada diantara gelendong dan landasan.
BAB II
METODOLOGI
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang bertujuan untuk engukur volume suatu benda
dapat menggunakan beberapa alat yang ada dilaboratorium fisika yaitu jangka sorong
dan micrometer sekrup .
Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umumnya jangka
sorong digunakan untuk mengukur diameter dalam dan diameter luar suatu benda.
Jangka sorong terdiri atas dua bagian utama yaitu bagian yang tetap (rahang tetap)
dan bagian yang dapat digeser-geser (rahang dorong).
Jangka sorong juga terdiri atas dua skala yaitu skala utama dan skala nonius.
Ketelitian dari jangka sorong sebesar 0,05 mm dengan skala terkecil 0,1 mm.
Fungsi jangka sorong adalah untuk mengukur diameter luar maupun diameter
dalam suatu benda yang bentuknya lingkaran. Jangka sorong juga bisa digunakan
untuk mengukur kedalaman benda yang panjangnya tidak lebih dari 25cm. Pada
mekanik yang menggunakan jangka sorong untuk mengukur ukuran ring mesin atau
bagian dalam mesin mobil maupun motor yang rusak sehingga harus diganti yang
sesuai dengan ukuran yang baru.
- Bagian-Bagian Jangka Sorong
Bagian-bagian jangka sorong terdiri atas :
1. Internal jaws (rahang dalam) adalah bagian yang berfungsi untuk mengukur dimensi
bagian dalam.
2. External jaws (rahang luar) adalah bagian yang berfungsi untuk mengukur dimensi
bagian luar.
3. Locking screw (baut pengunci) adalah bagian yang berfungsi sebagai pengunci
rahang.
4. Imperial scale adalah skala dalam satuan inci.
5. Metric scale adalah skala dala satuan millimeter.
6. Depth measuring blade adalah batang pengukur kedalaman.
- Fungsi dan Ketelitian Jangka Sorong
Jangka sorong mempunyai beberapa fungsi pengukuran, yaitu :
1. Mengukur benda kerja pada bagian luar, bentuk kubus, persegi panjang, bujur
sangkar atau bulat.
2. Mengukur benda kerja pada bagian dalam, bentuk pipa bulat, segi empat, dan
lain-lain.
3. Mengukur kedalaman lubang.
4. Mengukur ketinggian benda yang bertingkat.
Ketelitian jangka sorong terdapat beberapa macam ketelitian, yaitu :
1. Ketelitian 0,02 mm : skala Vernier terbagi 50 ruas.
2. Ketelitian 0,05 mm : skala Vernier terbagi 20 ruas
1
3. Ketelitian 𝑖𝑛𝑐ℎ : skala Vernier terbagi 8 ruas satuan yang dipakai inch
128
(bagian atas).
Cara Kerja Jangka Sorong :
= 2,1 + (6 x 0,1)
= 2,7 mm
Percobaan II = Skala utama + (skala nonius x 0,1)
= 2,1 + (6 x 0,1)
= 2,7 mm
Percobaan III = Skala utama + (skala nonius x 0,1)
= 2,1 + (6 x 0,1)
= 2,7 mm
c) Tebal Penghapus
Percobaan I = Skala utama + (skala nonius x 0,1)
= 1,1 + (4 x 0,1)
= 1,5 mm
Percobaan II = Skala utama + (skala nonius x 0,1)
= 1,1 + (4 x 0,1)
= 1,5 mm
V2 = p2 x l2 x t2
= 3,8 mm x 2,7 mm x 1,5 mm
= 15,39 mm
V3 = p3 x l3 x t3
= 3,9 mm x 2,7 mm x 1,9 mm
= 20,007 mm
∑x = V1 + V2 + V3
= 18,225 mm + 15,39 mm + 20,007 mm
= 53,622 mm
∑x 53,622
x = = = 17,874 mm
𝑛 3
- Kesalahan Absolut
x 1 x v1 x
= 18,225 - 17,874
= 0,351 mm
x 2 x v2 x
= 15,39 - 17,874
= - 2,484 mm
x 3 x v3 x
= 20,007 - 17,874
= 2,133 mm
∆𝑥 = x1 + x2 + x3
= 0,351 + (- 2,484) + 2,133
= − 0,356 mm
∆𝑥 − 0,356
x = = = - 0,1186 mm
𝑛 3
- Hasil Pengukuran ( Hp )
Hp = x + ∆𝑥
= 17,874 + (-0,356)
= 17,518 mm
Hp = x x
= 17,874 - (-0,356)
= 18,23 mm
- Kesalahan Relatif
x
Kr = 100%
x
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎
= 𝑥 100%
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
− 0,356
= 𝑥 100%
17,874
= - 1,99 mm
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
∑x = 53,622 mm
x = 17,874 mm
DAFTAR PUSTAKA
Internet . Online . Zoya Agnesthika Rosa . 2014 . Laporan Praktikum Fisika Dasar Jangka
Sorong .
https://www.academia.edu/9538834/Laporan_Ptaktikum_Fisika_Dasar_Jangka_Sorong