Anda di halaman 1dari 9

NamaPeserta :dr.

Silvester Anggi Pasau Pangalinan


NamaWahana : RSUD Dr.Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan
Topik : Appendisitis akut
Tanggal (kasus) : 09 Desember 2017
Nama Pasien : Tn. MN No. RM :63.48.69
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Elvi Agustina
Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bawah kanan sejak dua hari
sebelum masuk rumah sakit. Pada awalnya nyeri dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan
bawah lalu nyeri dirasakan di seluruh bagian perut.
Tujuan : Mendiagnosis dan melakukan konsultasi atau rujukan dengan tepat.
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data Nama : Tn. MN No. RM : 63.48.69
pasien : Nama klinik :RSUD Dr.Kanudjoso Telp : Terdaftar sejak :
Djatiwibowo Balikpapan 09 December 2017
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bawah kanan sejak dua hari sebelum
masuk rumah sakit. Pada awalnya nyeri dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan bawah
Nyeri dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar, nyeri semakin memberat sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan, mual, muntah (1x, isi makanan dan lendir
keputihan) dan perut terasa kembung. Pasien mengalami demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit,
demam dirasakan terus-menerus sepanjang hari.
Pasien tidak BAB selama 2 hari, tidak flatus, BAK normal. Pola makan pasien tidak teratur dan jarang
mengkonsumsi makanan berserat.
2. Riwayat Pengobatan :
• Pasien belum pernah memeriksakan penyakitnya ke dokter sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
› Riwayat sebelumnya dengan keluhan yang sama tidak ada, riwayat dyspepsia ada
4. Riwayat Keluarga :
› Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
5. Riwayat Pekerjaan : Pekerjaan swasta
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Pasien tinggal dengan istri dan anak dengan keadaan lingkungan dan sosial ekonomi yang cukup baik.
7. Riwayat Imunisasi : Lengkap
8. Lain-lain :
Laboratorium :

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Leukosit 15.360 4.500-11.500
Hemoglobin 15,9 14,0-18,0
Hematokrit 42,8 40,0-54,0
Trombosit 204.000 150.000-
450.000
Eosinofil 0.00 1,0-3,0
Basofil 0.2 0–2
Segmen 77,1 50,0-70,0
Limfosit 31.20 25 – 40
Monosit 8.90 2–8
Eritrosit 5.3 4.40 – 5.90
MCV 79,6 80 – 94
MCH 29,6 26 – 32
MCHC 37,1 32 - 36

Assessment
- Appendisitis akut
Plan
 Konsul dr. Darwis, Sp.B dan mendapat advice :
- IVFD RL 20 tpm
- Ceftriaxone inj 2x1 gr iv
- Ranitidin inj 2x1 amp iv
- Paracetamol 3x500 mg k/p
DaftarPustaka :.

• Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2004

• Sabiston. Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Edisi 16.USA:
W.B Saunders companies.2002

• Schwartz. Principles of Surgery. Edisi Ketujuh.USA:The Mcgraw-Hill companies.2005

HasilPembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis penyakit appendicitis akut
2. Mampu memberikan penatalaksanaan appendicitis akut dengan benar sesuai dengan kompetensi
dokter umum
3. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai appendicitis akut

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :


1. Subyektif :
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bawah kanan sejak dua hari sebelum
masuk rumah sakit. Pada awalnya nyeri dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan bawah.
Nyeri dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar, nyeri semakin memberat sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan, mual, muntah (1x, isi makanan dan lendir
keputihan) dan perut terasa kembung. Pasien mengalami demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit,
demam dirasakan terus-menerus sepanjang hari.
Pasien tidak BAB selama 2 hari, tidak flatus, BAK normal. Pola makan pasien tidak teratur dan jarang
mengkonsumsi makanan berserat.
2. Objektif :
Keadaan Umum : tampak sakit, sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : TD : 130/80 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 38,5 C
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata: konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Telinga: dalam batas normal
Hidung: dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Leher
KGB : tidak teraba
Thoraks
Paru
 Inspeksi : Tampak simetris, retraksi (-)
 Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri
 Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung
 Inspeksi : dalam batas normal
 Palpasi : dalam batas normal
 Perkusi : dalam batas normal
 Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Lihat status lokalis
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2”, edema (-), turgor baik
Status Lokalis :
Inspeksi : Simetris, datar
Auskultasi : Bising usus (+) menurun
Palpasi : Nyeri tekan (+) kuadran kanan bawah (Mc.Burney sign), Nyeri lepas (+) Psoas
sign (+). Obturator sign (+), Rovsing sign (+), defans muskular (+) di kuadran
kanan bawah.
Perkusi : Bunyi timpani
3. Assessment :
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 380 C)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
Faktor Resiko:
1. Demam
a. Demam yang berperan pada Kejang Demam, akibat :
• Infeksi saluran pernafasan
• Infeksi saluran kencing
• Infeksi saluran pencernaan
• Pasca imunisasi
b. Ketinggian suhu pada demam
• 75% dari anak dengan demam> 39 C
• 25% dari anak dengan demam> 40 C
2. Usia
a. Umumnya terjadi pada usia 6 bulan - 6 tahun
b. Puncak tertinggi umur 17 – 23 bln
c. Kejang demam sebelum 5-6 bulan mungkin disebabkan oleh infeksi SSP
d. Kejang demam menetap di atas umur 6 tahun, perlu pertimbangkan febrile seizure plus (FS+)
3. Gen
a. Risiko meningkat 2-3 x bila saudara Kejang demam
b. Risiko meningkat 5%, bila seorang orang tua menderita kejang demam
Klasifikasi:
 Kejangdemamsederhana (KDS)
 Kejang< 15 menit, umumnya akan berhenti sendiri
 Kejang umum tonik atau klonik
 Kejang tidak berulang dalam 24 jam
 Kejang demam kompleks (KDK) :
 Kejang lama > 15 menit
 Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
 Kejang berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam

4. Plan :
Diagnosis : Kejang Demam Sederhana
Pengobatan :
- Inf. D5 ¼ NS 10 tpm
- Inj. Santagesic ( Metamizole Na ) 3 x 250 mg
- Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg
- Inj. Diazepam 6 mg iv ( bila kejang )
- Syr. Bufect Forte ( Syr Ibuprofen ) 4 x 1 cth
Penanganan Kejang :

ANTIPIRETIK
 Paracetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari
 Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali diberikan 3-4 kali sehari
ANTIKONVULSAN
 Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya
kejang pada 30%-60% kasus, begitu pula dengan diazepam rectal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam
pada suhu>38,5 0C
 Dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel, dan sedasi yang cukup berat pada
25-39% kasus
PENGOBATAN RUMATAN
Hanya diberikan bila terdapat hal berikut:
1. Kejang lama >15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang
(hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus)
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
- Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
- Kejang demam terjadi pada bayi <12 bulan
- Kejang demam ≥ 4 kali per tahun
Pemberian fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-
50% kasus
Obat pilihan saat ini adalah asam valproate. Pada sebagian kecil kasus terutama pada anak <2 tahun dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati.
Dosis asam valproate: 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis
Dosis fenobarbital : 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
Fenitoin&carbamazepin tidak efektif untuk pencegahan kejang demam
Prognosis
1. Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis:
 Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan
 Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal
 Kelainan neurologis ditemukan pada sebagian kecil kasus dengan kejang lama atau kejang berulang
baik umum atau fokal
2. Kemungkinan mengalami kematian:
 Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan
3. Kemungkinan berulangnya kejang demam:
 Riwayat kejang demam dalam keluarga
 Usia kurang dari 12 bulan
 Temperatur yang rendah saat kejang
 Cepatnya kejang setelah demam
Bila tidak ada faktor 10-15%, Bila ada 3 faktor kemungkinan berulang 80%
4. Kemungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari:
Faktor resiko:
 Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
 Kejang demam kompleks
 Riwayat epilepsy pada orang tua atau saudara kandung
Masing-masing factor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsy 4-6%, kombinasi dari faktor
resiko tersebut meningkatkan kemungkinan epilepsy menjadi 10-49%.
Pendidikan :
- Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya memiliki prognosis yang baik
- Memberitahukan cara penanganan kejang
- Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
- Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek
samping obat
Hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang:
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian terutama sekitar leher
3. Bila tidak sadar posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
5. Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti
6. Bawa ke dokter atau RS bila kejang berlangsung 5 menit
Konsultasi dan Rujukan :Dilakukan konsultasi atau rujukan ke dokter spesialis jika kejang demam
berulang atau ada kejang tanpa demam.

DokterPembimbing DokterInternsip

dr. Elvi Agustina dr. Chenko Rayndi

Anda mungkin juga menyukai