Anda di halaman 1dari 18

BAB VI

PERALATAN DAN PENGANGKUTAN

PT. Bukit Artha Zeolit telah menetapkan sistem dan sarana transportasi
dengan kapasitas memadai untuk mendukung tercapainya produksi tambang zeolit
yang telah ditetapkan. Karena itu kajian transportasi menjadi penting bagi
kelancaran pengangkutan PT. Bukit Artha Zeolit dari lokasi tambang ke tempat
penimbunan sebelum dilakukan pengolahan.

6.1. Penambangan Zeolit Bukit Artha Zeolit


Penambangan bahan galian zeolit direncanakan menggunakan metode open
cast dengan sistem tambang terbuka, yaitu sistem penambangan yang banyak
diterapkan pada bahan galian industri. Penambangan dilakukan pada tiap-tiap level
dengan membuat jenjang pada tiap levelnya. Metode ini dipilih dengan
pertimbangan bahwa kondisi bahan galian yang letaknya didekat permukaan tanah
sehingga sangat efektif jika menggunakan tambang terbuka.
Target produksi PT. Bukit Artha Zeolit 563.767 ton/tahun, sebagai bahan
penyaring

Tabel 6.1.
Waktu Kerja Tambang

Jumlah hari/tahun 365

Jumlah hari minggu 48

Jumlah hari libur nasional/tahun 17

6 hari kerja (Senin-Sabtu)

Total hari kerja/tahun 300

Jumlah shift/hari 1 shift

Jumlah jam kerja/shift 8 jam

83
Total jam kerja/tahun =8 x 300 2.400 jam

Kehilangan jam kerja direncanakan (jam/tahun)

Istirahat makan = 1 x 0,75 x 1 jam x 300 225

Pesiapan kerja = 1 x 0,50 x 1 jam x 300 150

Shalat jum’at = 1,5 jam x 52 78

Total kehilangan jam kerja/tahun 453

Total jam kerja yang direncanakan/tahun 1.947

Jumlah cadangan zeolit terbukti adalah 2.589,372,80 m3, atau setara dengan
4.142.996,98 ton dengan umur tambang 7 tahun. Dengan mempertimbangkan
permintaan pasar zeolit yang akan datang, apakah permintaan pasar sangat tinggi
ataupun terjadi penurunan permintaan pasar, maka untuk jumlah produksi dapat
dinaikkan atau diturunkan.

Peralatan yang di pilih harus menyesuaikan produksi yang di tentukan. Traget


produksi dalam penambangan zeolit adalah :

a. Hari Kerja / tahun : 300 hari


b. Produksi / tahun : 563.767 ton (325.354.375 m3)
c. Produksi / bulan : 46.980,583 ton (29.362,865 m3)
d. Produksi / hari : 1.957,524 ton (1.223,453 m3)
e. Produksi / jam : 279,65 ton (174,781 m3)

Untuk rangkaian kegiatan penambangan yang dilakukan dengan


mempertimbangkan keadaan lingkungan sekitar, yaitu dilakukan secara paralel
dengan melakukan pembongkaran lapisan tanah penutup terlebih dahulu kemudian
disusul dengan pembongkaran material zeolit dengan jumlah alat yang tertera pada
(Gambar 6.1. Diagram Alir Penambangan dan Peralatan yang Dibutuhkan)

84
1. Pembuaatan Sarana Prasarana
Pra Kontruksi Penimbunan Penggusuran
Dump Truck Bulldozer

2. Persiapan lahan Crushing Plant dan Stockpile &


Perkantoran
Alat Gusur Alat Angkut Alat Muat
Bulldozer Truck excavator

Kontruksi 1. Land Clearing


Alat Gusur Alat Muat Alat Angkut
Bulldozer Backhoe Dump Truck
Jumlah : 1 Jumlah : 2 Jumlah : 10
Chain Saw STHIL
Jumlah : 5

1. Produksi
Alat Bongkar Alat Muat Alat Angkut
Penambangan Dozer backhoe Dump Truck
Komatsu Komatsu Hino
D65P-12 PC300 130 HD
Jumlah : 1 Jumlah : 3 Jumlah : 12

2. Penyimpanan Top Soil


Alat Muat Alat Angkut
Excavator Dump Truck

3. Penimbunan Waste Dump


Alat Muat Alat Angkut Alat Gusur
Excavator Dump Truck Bulldozer
Pengolahan
Alat yang digunakan pada Pengolahan Zeolit
Wheel Loader, Hopper, Feeder, Impact Crusher, Belt
Conveyor

Alat Pengiriman
Wheel Loader
Pemasaran Merk : Komatsu
Tipe : WA 380-6

Penyebaran Top Soil


Pasca Tambang Alat Muat Alat Gusur
Wheel loader Bulldozer

Gambar 6.1.
Diagram Alir Penambangan dan Peralatan yang Dibutuhkan

85
6.2. Tata Cara Pengangkutan
Salah satu kegiatan yang penting dalam usaha pertambangan adalah
pengangkutan. Pengangkutan dimaksudkan untuk mengangkut hasil penambangan,
penyediaan peralatan penambangan maupun pengolahan dan tenaga kerja.
Kelancaran target produksi per tahun tergantung pada pengangkutan zeolit dari
ROM menuju ke pabrik pengolahan dengan alat angkut Dump truck.
Adapun kegiatan pengangkutan yang akan ditempuh dalam kegiatan
penambangan PT. Bukit Artha Zeolit meliputi pengangkutan zeolit dari daerah
penambangan (ROM) ke pabrik pengolahan.
Untuk akses masuk peralatan maupun pemasaran diperlukan pelebaran jalan
pada jalan nasional menjadi 12 meter. Pengerjalan pelebaran jalan diserahkan
kepada pihak kontraktor / pihak ketiga. Penentuan jalan angkut pada rencana
penambangan andesit di Dusun Hargomulyo, Desa Jetis, Kecamatan Jetis,
Kabupaten Gunung kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta direncanakan di lokasi
penambangan sampai ke pabrik pengolahan ± 1,2 km. Jalan angkut yang
direncanakan merupakan jalan tambang yang digunakan hanya untuk kegiatan
penambangan, yaitu pengangkutan zeolit ke pabrik pengolahan dengan jarak ± 1,2
km serta kecepatan alat angkut yang direncanakan ± 30 km/jam.

Pada kegiatan penambangan terutama dalam proses pemilihan alat ada


beberapa geometri yang perlu diperhatikan dan dipenuhi terhadap jalan angkut
supaya tidak menimbulkan hambatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan
operasi kegiatan pengangkutan. Dalam hal ini berkaitan dengan target produksi
yang direncanakan, karena fungsi jalan angkut adalah untuk menunjang kelancaran
kegiatan dalam pengangkutan. Dalam merencanakan suatu jalan angkut, geometri
jalan angkut harus diperhatikan meliputi:

1) Lebar Jalan Angkut


Semakin lebar jalan angkut maka akan semakin aman dan lancar lalu lintas
alat angkut dalam kegiatan pengangkutan. Lebar jalan angkut minimum yang
diperlukan hendaknya disesuaikan dengan lebar daripada alat angkut terbesar yang
akan melintas pada jalan tersebut. Untuk menghitung lebar jalan angkut pada jalan
lurus dan lebar jalan angkut pada belokan.

86
Gambar 6.2
Lebar Jalan Angkut

a) Lebar jalan angkut pada jalan lurus


Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada
Rule of Thumb yang dikemukakan oleh AASHTO Manual Rural High-way Design
adalah sebagai berikut:

L = n . Wt + (n + 1) (0,5 Wt)
Keterangan : L = Lebar jalan angkut minimum (m)
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut total (m).
Namun perumusan diatas hanya digunakan untuk lebar jalan angkut dengan
dua jalur (n = 2). Nilai 0,5 merupakan faktor pengali terhadap lebar terbesar dari
alat angkut atau truck yang digunakan dari ukuran aman pada masing-masing
kendaraan dibagian kanan kiri tepi jalan. Lebar jalan angkut minimum
direncanakan dengan dua jalur adalah 12 m (Lampiran F.I).

b) Lebar jalan angkut pada tikungan


Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar jalan pada
jalan lurus. Perhitungan untuk jalur ganda terhadap lebar jalan angkut pada
tikungan atau belokan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

W = n (U + Fa + Fb + Z) + C
C = Z = 0,5 (U + Fa + Fb)
Keterangan :
W = Lebar jalan angkut pada tikungan (m)
n = Jumlah jalur
U = Lebar jejak roda kendaraan (m)
Fa = Lebar juntai depan (m)

87
Fb = Lebar juntai belakang (m)
C = Jarak antara dua alat angkut atau truck yang akan
bersimpangan (m)
Z = Jarak sisi luar alat angkut atau truck ke tepi jalan (m).
Berdasarkan Spesifikasi Truck Hino 140 HD maka lebar jalan minimum
pada tikungan adalah 24 m (Lampiran F.I).

Gambar 6.3.
Sketsa lebar jalan pada tikungan (Kaufman, 1977)

2) Jari-jari Tikungan (Radius Tikungan)


Jari-jari tikungan harus dibuat lebih besar dari jari-jari lintasan serta harus
memenuhi keselamatan kerja ditambang atau memenuhi faktor keamanan, yaitu
jarak pandang bagi pengemudi ditikungan baik horizontal maupun vertikal terhadap
kedudukan suatu penghalang pada jalan tersebut yang diukur dari mata pengemudi.
Besarnya jari-jari tikungan minimun pada jalan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐕𝟐
𝐑=
𝟏𝟐𝟕 (𝐞 + 𝐟)

Keterangan :
R = Radius tikungan (m)
V = Kecepatan kendaraan (km/jam)
e = Superelevasi (mm/m)
f = Koefisien gesekan.

88
Berdasarkan perhitungan besarnya jari-jari tikungan minimum yang dapat
dilalui oleh Truck Hino 130 HD dengan kecepatan rencana sebesar < 30 km/jam
adalah 24 m.

3) Superelevasi
Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk oleh
batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan
ketinggian. Bagian tikungan jalan diberi ”superelevasi” dengan cara meninggikan
jalan pada sisi luar tikungan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh komponen berat
kendaraan guna mengimbangi gaya sentirfugal guna menghindari dan mencegah
kendaraan agar tidak tergelincir keluar jalan atau terguling dan dapat untuk
mempertahankan kecepatan saat melewati tikungan. Selain itu, untuk mengalirkan
air agar tidak menggenangi jalan angkut pada saat hujan dengan membuat
kemiringan kearah titik pusat jari-jari tikungan yang berfungsi untuk menjaga alat
angkut agar tidak teguling saat melewati tikungan dengan kecepatan tertentu.
Semakin besar superelevasi semakin besar pula komponen berat kendaraan yang
diperoleh untuk menghitung besarnya nilai superelevasi adalah :

𝐕𝟐
𝐞+𝐟=
𝟏𝟐𝟕 . 𝐑

Keterangan :
e = Superelevasi (m/m); v = Kecepatan kendaraan (km/jam)
f = Koefisien gesekan; R = Jari-jari/radius tikungan (m).

4) Kemiringan Jalan Angkut (Grade)


Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan kendaraan
dalam pengereman ataupun dalam mengatasi tanjakan, karena akan mempengaruhi
kinerja alat angkut yang melaluinya. Secara umum kemiringan jalan dinyatakakan
dalam persen (%). Dalam pengertiannya kemiringan 1% berarti jalan tersebut naik
atau turun sebesar 1 m untuk setiap jarak mendatar sejauh 100 m. Kemiringan jalan
maksimum yang dapat dilalui oleh alat dengan baik berkisar antara 8%-18%. Akan
tetapi untuk jalan naik maupun turun pada daerah perbukitan lebih aman
menggunakan kemiringan jalan maksimum 8% atau 4,50.

89
Kemiringan atau grade jalan angkut dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
∆𝐡
𝐆𝐫𝐚𝐝𝐞 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
∆𝐱

Keterangan :
∆h = Beda tinggi antara dua titik yang diukur (m)
∆x = Jarak datar antara dua titik yang diukur (m).
Kemiringan maksimum jalan angkut yang mampu diatasi Dump truck dapat
diketahui berdasarkan jumlah rimpull yang tersedia dan jumlah rimpull yang
dibutuhkan untuk mengatasi tahanan guling (rolling resistance) dan tanjakan
(grade resistance). Agar kendaraaan dapat berada dalam keadaan setimbang, maka
rimpull yang dibutuhkan oleh kendaran harus sama dengan rimpull yang tersedia
pada kendaraan.
a) Rimpull yang tersedia
Rimpull yang tersedia pada kendaraan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
𝐇𝐏 𝐱 𝟑𝟕𝟓 𝐱 𝐄𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐌𝐞𝐤𝐚𝐧𝐢𝐬
𝐑𝐢𝐦𝐩𝐮𝐥𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 =
𝐊𝐞𝐜𝐞𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 (𝐦𝐩𝐡)

Maka, rimpull yang dibutuhkan :

(1) Rimpull untuk mengatasi tanjakan


Sedangkan rimpull untuk mengatasi tanjakan adalah sebesar 20 lb/Ton
untuk setiap 1% kemiringan tanjakan per ton berat kendaraan. Besar rimpull yang
dibutuhkan untuk mengatasi tanjakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

Rp 1 = W x Rpt x G
Keterangan :
Rp 1 = Rimpull untuk mengatasi tanjakan (lb)
W = Berat kendaraan bermuatan (ton)
Rpt = 20 lb/ton/%
G = Kemiringan (%).

90
(2) Rimpull untuk mengatasi guling
Rp 2 = W x RR
Keterangan :
Rp 2 = Rimpull untuk mengatasi tahanan guling (lb)
W = Berat kendaraan bermuatan (ton)
RR = Tahanan guling (lb/ton).
Sehingga dengan persamaan rimpull yang tersedia = rimpull yang diperlukan, maka
kemampuan Dump truck untuk mengatasi tanjakan dapat diketahui.

Tabel 6.2.
Nilai Tahanan Guling untuk Ban Karet pada Berbagai Jalan (Kaufman, 1977)

Macam Jalan Lb/ton Kg/ton

Keras, permukaan halus, stabil, permukaan jalan tanpa


40 20
ada amblasan roda kendaraan, terawat

Kuat dengan permukaan halus, terawat baik, bekas jejak


65 35
roda kendaraan (tipis)

Salju : packed 50 25

Loose 90 45

Jalan becek, bekas jejak roda kendaraan (tebal), sedikit


100 50
perawatan, amblasan roda 1” (25 mm) atau 2” (50 mm)

Jalan becek, tidak terawat, tidak stabil, amblasan roda 4”


150 75
(100 mm) sampai 6” (150 mm)

Loose sand or gravel 200 100

Lembek, berlumpur, tidak terawat 200 - 400 100 - 200

5) Cross Slope (Kemiringan Melintang)


Cross slope merupakan sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang seperti kerucut (bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian
tepi jalan). Pembuatan cross slope dimaksudkan agar saat turun hujan air tidak

91
menggenangi badan jalan dan segera masuk dalam parit yang berada di samping
kiri dan kanan jalan, karena air yang menggenang pada permukaan jalan
menyebabkan jalan menjadi becek dan akan mempercepat kerusakan jalan. Selain
itu juga dapat membahayakan kendaraan yang melewatinya.
Angka cross slope pada jalan angkut dinyatakan dalam perbandingan jarak
vertikal dan horizontal dengan satuan mm/m. Nilai yang umum dari kemiringan
melintang (cross slope) untuk direkomendasikan adalah sebesar 20-40 mm/m jarak
bagian tepi jalan kebagian tengah atau pusat jalan dan disesuaikan dengan kondisi
yang ada.

6.2.1. Jalur Pengangkutan material zeolit dari daerah penambangan ke Stock Yard
Pengangkutan material zeolit dari lokasi penambangan menggunakan jalan
angkut utama yang dibangun untuk menghubungkan lokasi penambangan dengan
lokasi pengolahan dibangun dengan ukuran lebar 12 m dan kemiringan maksimum
10 %.
Alat angkut yang digunakan adalah dengan kapasitas angkut 8 m3. Dump
Truck Hino 130 HD. Jalur pengangkutan PT. Bukit Artha Zeolit melalui jalan
tambang dan selanjutnya dibawa ke lokasi Stock Pile.
a. Jalan tempuh pengangkutan dari lokasi penambangan menuju stockpile
sejauh ± 1,2 km.

6.3. Penentuan Jumlah dan Kapasitas Peralatan Produksi Penambangan


Untuk menunjang kegiatan penambangan zeolit diperlukan beberapa
peralatan produksi yang harus dipersiapkan. Penentuan kapasitas dan jumlah alat
yang dibutuhkan, tergantung pada sasaran produksi, jam kerja efektif alat per tahun,
produktivitas alat per tahun serta kepadatan lalu lintas jalan tambang.

Kebutuhan alat dapat memberikan gambaran dalam merencanakan suatu


proyek, untuk menentukan waktu investasi peralatan dan penambahan investasi
alat. Besar kecil volume material yang ditambang dan diangkut berhubungan
dengan penambahan atau pengurangan ukuran serta jumlah alat yang dibutuhkan.
Apabila sasaran produksi tiap tahun tidak sama maka jumlah kebutuhan alat untuk
melakukan kegiatan tersebut juga akan mengalami perubahan.

92
Perhitungan kebutuhan alat didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

1) Untuk Pengupasan Tanah Penutup


a) Rencana Pengupasan
Luas front penambangan untuk memenuhi target produksi sehari adalah
seluas 244,69 m2/hari. Dengan perkiraan tebal tanah penutup 0.8 meter
didapatkan volume yang yang harus dikupas sebesar 195,75 BCM/hari.

b) Jalan Tambang
Untuk mendukung kelancaran dari kegiatan pengangkutan, maka diperlukan
jalan tambang yang baik dan aman bagi kendaraan maupun pekerja. Direncanakan
alat angkut yang digunakan yaitu Truck Hino 130 HD. Lebar jalan yang
direncanakan yaitu 12 m. Lebar pada jalan tikungan 24 m. Kemiringan pada jalan
tikungan 0,09 m/m. Grade maksimum 10 %.

c) Alat Pengupasan Tanah


Alat yang digunakan untuk kegiatan land clearing adalah Bulldozer. Produksi
pengupasan adalah 187 m3/jam, sehingga produksi bulldozer perhari sebanyak
1.496 m3.

Gambar 6.4
Bulldozer KOMATSU D65P-12
d) Alat Muat
Untuk memuatkan tanah penutup ke alat angkut menggunakan Excavator.
Kemampuan maksimum KOMATSU PC300 dapat memuat sekitar 1.5 m3/bucket
dengan cycle time 32 detik/bucket. Untuk melayani 1 unit dump truck memenuhi
bak backhoe tersebut memerlukan 5 kali jumlah bucket.

93
Gambar 6.5.
Backhoe KOMATSU PC 300
e) Alat Angkut
Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu Dump Truck Hino 130 HD.
Dari spesifikasi alat diketahui bahwa kemampuan bak sebesar 8 m3 dengan sasaran
produksi 1.223,453 BCM/hari. Jarak dari Quarry ke waste dump  1,2 km,
diperkirakan Dump truck tersebut berjalan dengan kecepatan rata-rata 25,57
km/jam pada saat bermuatan dari Quarry ke waste dump dan akan memakan waktu
4,8 menit, sedangkan pada saat kosong truck berjalan dengan kecepatan 40 km/jam
sehingga waktu tempuhnya adalah 3 menit.

Gambar 6.6.
Dump Truck Hino 130 HD

94
2) Untuk Produksi Penambangan
a) Rencana Produksi
Diperoleh volume zeolit yang akan di tambang 1.223,45 BCM/hari dan
sasaran produksi zeolit yang akan ditambang direncanakan sebesar 152,93
BCM/per jam, dengan densitas zeolit ialah 1,6 ton/m3. Jumlah hari kerja 24 hari per
bulan maka diperoleh target produksi per bulan 29.362,86 BCM/bulan.

b) Alat Muat
Untuk memuatkan zeolit ke alat angkut menggunakan excavator.
Kemampuan maksimum KOMATSU PC 300 dapat memuat sekitar 1.5 m3/bucket
dengan cycle time 32 detik/bucket. Untuk melayani 1 unit dump truck memenuhi
bak backhoe tersebut memerlukan 5 kali jumlah bucket.

c) Alat Angkut
Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu Truck Hino 130 HD. Dari
spesifikasi alat diketahui bahwa kemampuan bak sebesar 8 m3 dengan sasaran
produksi 1.223,45 BCM/hari. Jarak dari Quarry ke stock yard  1.2 km,
diperkirakan Dump truck tersebut berjalan dengan kecepatan rata-rata 25.57
km/jam pada saat bermuatan dari Quarry ke waste dump dan akan memakan waktu
4.8 menit, sedangkan pada saat kosong truck berjalan dengan kecepatan 40 km/jam
sehingga waktu tempuhnya adalah 3 menit. Jadi total cycle time Dump truck
keseluruhannya 10,5 menit, sehingga jumlah Dump truck yang diperlukan untuk
pengupasan tanah penutup adalah sebanyak 12 unit.

6.4. Peralatan Pengolahan


Peralatan penunjang yang digunakan pada tahap pengolahan antara lain
Hopper, Feeder, Cone Crusher, Jaw Crusher, Triple Deck Vibrating Screen,
Double Deck Vibrating Screen, Belt conveyor.

6.5. Peralatan Penunjang


Peralatan penunjang disini adalah peralatan-peralatan yang menunjang dalam
kegiatan penambangan. Peralatan itu antara lain peralatan untuk kegiatan teknis dan
non teknis.

95
6.5.1. Peralatan Teknis
1. Generator
2. Kabel
3. Lampu penerangan jalan
4. Lampu dalam kantor.
6.5.2. Peralatan Non Teknis
1. Peralatan Kantor
Peralatan Kantor yang digunakan di PT. Bukit Artha Zeolit meliputi :
a. Meja
b. Kursi
c. Alat Tulis dan Kantor
2. Peralatan Dapur
3. Peralatan Kebersihan

Tabel 6.3.
Kebutuhan Peralatan
Jumlah
No. Alat Merk Type
Alat

1. Penambangan

Excavator KOMATSU PC 300 3

Truck HINO 130 HD 12

Pengupasan tanah penutup dan


2
waste dump

Dump Truck HINO 130 HD 10

Excavator KOMATSU PC 300 2

Bulldozer KOMATSU D 65P-12 1

Chain Saw STHIL 5

96
3 Alat Pendukung Tambang

HT 20

Sirine 2

Genset 1

4 Stock yard

Wheel Loader Komatsu WA 380-6 2

5 Bengkel

Dongkrak 3

Alat Las dan Patri 2

Alat Bengkel 1

Kompresor 1

Penampung Minyak Pelumas Bekas 10

Alat Pemadam Kebakaran 2

Tanki Penampungan Bahan Bakar 1

6 Peralatan Keselamatan Tambang

Helm Pengaman 50

Sepatu Pengaman (Safety Shoes) 40

Kacamata Pelindung (Safety


40
Glasses)

Masker Debu 40

Sarung Tangan 40

Peralatan Keselamatan di
7
Pengolahan

97
Helm Pengaman 15

Sepatu Pengaman (Safety Shoes) 15

Sarung Tangan 15

Masker Debu 15

Kacamata Pelindung (Safety


15
Glasses)

Perlengkapan P3K 10

Alat Pemadam Kebakaran 3

8 Peralatan Keselamatan di Gudang

Helm Pengaman 20

Sepatu Pengaman (Safety Shoes) 10

Masker Debu 10

Alat Pemadam Kebakaran 5

Perlengkapan P3K 2

9 Peralatan di Kantor

Meja Kantor 30

Kursi 50

Alat Tulis Kantor 2

Komputer 10

AC 6

Genset (Indoor) 1

Sofa 1

Mobil Operasional 2

Dispenser 6

98
Jam Dinding 10

Televisi 2

LCD 1

Printer,Scanner,Fotocopy 5

Cabinet 20

WhiteBoard 5

CCTV 5

Alat Pemadam Kebakaran 2

Telepon 10

10 Peralatan di Mess

Perlengkapan Tidur 100

Lemari 70

Dispenser 5

Kursi 100

Perlengkapan Mandi 20

Jemuran 10

Pewangi Ruangan 50

Kipas Angin 40

11 Peralatan di Poliklinik

Tabung Oksigen 4

Alat Suntik 2

Alat Pemadam Kebakaran 2

Perlengkapan P3K 4

99
Alat-Alat Medis 3

Jam Dinding 2

12 Peralatan di Pos Security

Helm Pengaman 10

Meja 1

Kursi 2

Handy Talky (HT) 5

Jam Dinding 1

Perlengkapan Security 3

Dispenser 1

100

Anda mungkin juga menyukai