Sop Final
Sop Final
SOP No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian Influenza seringkali dikenali sebagai FLU adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
RNA yaitu Virus Influenza A, B dan lebih jarang C
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Influenza
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah –Langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan
mencatat keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan demam, batuk, bersin, sakit tenggorokan, hidung
meler, nyeri sendi dan badan, sakit kepala dan lemah badan.
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, febris, rinorea dan mukosa hidung edema
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
Paracetamol 3-4 x500 mg/hari (10-15 mg/kgBB) atau ibuprofen 3-4x200-400 mg/hari (5-10
mg/kgBB)
Klorfeniramin 4-6 mg 3- 4 kali/hari atau difenhidramin 25-50 mg setiap 4-6 jam atau
loratadin atau cetirizin 10 mg dosis tunggal (Pada anak loratadine 0.5 mg/kgBB dan
Cetirizine 0.3 mg/kgBB)
Istirahat 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan
Makan makanan yang berkalori dan protein tinggi, serta buah-buahan yang tinggi vitamin.
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konseling dan Edukasi
7. Bagan Alir
Dokter menganamnesa pasien : demam,
Perawat menimbang BB,
batuk, bersin, sakit tenggorokan,
mengukur TB pasien,
hidung meler, nyeri sendi dan badan,
tanda vital pasien dan
sakit kepala dan lemah badan
mencatat keluhan utama
dalam rekam medis.
1. Pengertian Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung sebagai mekanisme
proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lain.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Gastritis
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah-langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan mencatat
keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut
bagian atas. Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah atau perut
kembung
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat,
hematemesis dan melena serta konjungtiva anemis dapat ditemukan pada gastritis kronis.
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
H2 Bloker 2x/hari (Ranitidin 150 mg/kali), PPI (Omeprazole 20 mg/kali) serta antasid 3x500-
1000 mg/hari.Menjaga higienitas genitalia eksterna
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konsuling dan Edukasi
7. Bagan Alir
Dokter menganamnesa pasien : rasa
Perawat menimbang BB,
nyeri dan panas seperti terbakar pada
mengukur TB pasien,
perut bagian atas, mereda atau
tanda vital pasien dan
memburuk bila diikuti dengan
mencatat keluhan utama
makan, mual, muntah atau perut
dalam rekam medis.
kembung.
Dokter melakukan
Dokter memberikan terapi sesuai hasil
pencatatan dalam rekam
pemeriksaan :
medis
H2 Bloker 2x/hari (Ranitidin 150 mg/kali),
PPI (Omeprazole 20 mg/kali) serta antasid
3x500-1000 mg/hari.
Konsuling dan
Edukasi
Demmanggappa, SKM
Puskesmas
Nip. 19690301 199203 1 015
Bontomatene
1. Pengertian Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Osteoartritis
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah – langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan mencatat
keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan nyeri sendi, hambatan dalam gerakan sendi, kaku
sendi di pagi hari, krepitasi, pembesaran sendi dan perubahan gaya berjalan
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, hambatan dalam gerak, krepitasi, pembengkakan sendi yang
seringkali asimetris, tanda-tanda peradangan sendi, deformitas sendi yang permanen dan perubahan
gaya berjalan
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
Non selective COX1 (Diklofenak 2x50 mg, Ibuprofen 2x200mg, Piroksikam 2x10mg,
Mefenamat 3x500mg), selective COX2 (Meloxicam 2x7,5mg)
Modifikasi gaya hidup dengan cara menurunkan berat badan, melatih pasien untuk tetap
menggunakan sendinya dan melindungi sendi yang sakit
Rehabilitasi medis /Fisioterapi
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konsuling dan Edukasi
7. Bagan Alir
Dokter menganamnesa pasien : nyeri
Perawat menimbang BB,
sendi, hambatan dalam gerakan sendi,
mengukur TB pasien,
kaku sendi di pagi hari, krepitasi,
tanda vital pasien dan
pembesaran sendi dan perubahan gaya
mencatat keluhan utama
berjalan
dalam rekam medis.
Puskesmas
Demmanggappa, SKM
Bontomatene
Nip. 19690301 199203 1 015
1. Pengertian Konjungtivitis adalah radang pada konjungtiva yang disebakan oleh mikroorganisme
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Konjungtivitis
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah – langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan mencatat
keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan mata merah, rasa mengganjal gatal serta berair
dan terkadang disertai sekret
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, visus normal dan ditemukan injeksi konjungtiva juga dapat
disertai dengan edema
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
Konjungtivitis bakteri : Kloramfenikol tetes 6 kali sehari atau salep mata 3 kali sehari
selama 3 hari
Konjungtivitis Viral : salep acyclovir 3 % 5 kali sehari selama 10 hari
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konsuling dan Edukasi
7. Bagan Alir
Konsuling dan
Edukasi
1. Pengertian Serumen prop adalah sekret kelenjar sebasea , kelenjar serumenosa, epetil kulit yang terlepas dan
partikel debu yang terdapat pada bagaian kartilagonosa liang telinga
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Serumen Prop
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah – langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan mencatat
keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan rasa penuh pada teling disertai dengan gangguan
pendengaran
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, otoskop : serumen di liang telinga
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
Bila lunak bersihkan dengan lilitan kapas
Bila keras maka gunakan karbogliserin 10 % selama 3 hari
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konsuling dan Edukasi
7. Bagan Alir
Dokter melakukan
Dokter memberikan terapi sesuai hasil pencatatan dalam rekam
pemeriksaan : medis
Bila lunak bersihkan dengan lilitan kapas
Bila keras maka gunakan karbogliserin 10
% selama 3 hari
Konsuling dan
Edukasi
1. Pengertian Urtikaria adalah rekasi vascular pada kulit akibat bermacam-macam sebab
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Urtikaria
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah – langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan mencatat
keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan rasa gatal, rasa tersengat atau tertusuk, disertai
dengan bentol-bentol pada wajah, tangan ,kaki atau hampir di seluruh tubuh.
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, ruam berbatas tegas dan bagian tengah tampak pucat
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
Loratadine 1x10 mg per hari selama 1 minggu, bila tidak berhasil dikombinasikan dengan
Difenhidramin 4x25-52 mg per hari selama 1 minggu.
Bila ada obstruksi saluran napas diindikasikan pemberian epinefrin subkutan yang
dilanjutkan dengan pemeberian kortikostreoid prednisone 60-80 mg/hari selama 3 hari.
dosis diturunkan 5-10 mg/hari
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konsuling dan Edukasi
7. Bagan alir
Dokter menganamnesa pasien : rasa
Perawat menimbang BB, gatal, rasa tersengat atau tertusuk,
mengukur TB pasien, disertai dengan bentol-bentol pada
tanda vital pasien dan wajah, tangan ,kaki atau hampir di
mencatat keluhan utama seluruh tubuh.
dalam rekam medis.
Demmanggappa, SKM
Puskesmas
Bontomatene Nip. 19690301 199203 1 015
1. Pengertian Merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebabkan oleh parasit plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan
gejala demam, menggil anemia dan pembesaran limpa.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Malaria
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah – langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan mencatat
keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan demam hilang timbul, pada saat demam hilang
disertai dengan menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri otot dan
persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual muntah dan diare.
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, Periode Demam (kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu
tubuh meningkat dapat sampai diatas 40ºC dan kulit kering, takikardi, takipnoe), periode dingin
dan berkeringat (kulit teraba dingin dan berkeringat, nadi teraba cepat dan lemah), konjungtiva
anemis, sclera ikterik,bibir sianosis, pembesaran hepar dan limpa, akral teraba dingin.
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
Line I : Fixed Dose Combination (FDC) Untuk dewasa BB 50 kg diberikan DHP 3 tablet satu
kali sehari selama 3 hari dan primakuin 2 tablet sekali; BB ≥ 60 kg diberikan 4 tablet DHP
satu kali sehari selama 3 hari dan primakuin 3 tablet sehari satu kali pemberian. Dosis DHP
= 2- 4 mg/kgBB (dosis tunggal), Piperakuin = 16-32 mg/kgBB (dosis tunggal ) dan
Primakuin = 0.75 mg/kgBB (dosis tunggal)
Line II (Pengobatan Malaria Falsiparum yang tidak respon terhadap pengobatan DHP) : Kina
+ Tetrasiklin + Primakuin. Dosis Kina =10 mg/kgBB/kali (3 x/hari sselama 7 hari. hari.
Tetrasiklin = 4-5 mg/kgBB/hari (4x/hari selama 7 hari)
Malaria Vivax dan Ovale : Line I (Fixed Dose Combination (FDC) yang terdiri dari
Dihydroartemisini(DHA) + piperakuin (DHP) diberikan peroral satu kali per hari selama 3
hari. Primakuin 0.25 mg/kgBB/hari selama 14 hari), Line II (Pengobatan MalariaVivax yang
tidak respon terhadap pengobatan DHP) : Kina + Primakuin. Dosis Kina =10 mg/kgBB/kali
(3 x/hari sselama 7 hari) dan Primakuin = 0.25 mg/kgBB/hari selama 14 hari)
Malaria Malariae : DHP 1 kali per hari selama 3 hari dengan dosis yang sama dengan
pengobatan malaria lainnya tidak diberikan Primakuin
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konsuling dan Edukasi
7. Bagan alir
Dokter menganamnesa pasien : demam
Perawat menimbang BB, hilang timbul, pada saat demam hilang
mengukur TB pasien, disertai dengan menggigil, berkeringat,
tanda vital pasien dan dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri
mencatat keluhan utama otot dan persendian, nafsu makan menurun,
dalam rekam medis. sakit perut, mual muntah dan diare
Dokter melakukan pemeriksaan fisik : Periode Demam (kulit terlihat memerah, teraba panas,
suhu tubuh meningkat dapat sampai diatas 40ºC, kulit kering, takikardi, takipnoe), periode
dingin dan berkeringat (kulit teraba dingin dan berkeringat, nadi teraba cepat dan lemah),
konjungtiva anemis, sclera ikterik, bibir sianosis, pembesaran hepar dan limpa, akral teraba
dingin.
Dokter memberikan terapi sesuai hasil pemeriksaan :
Malaria Falsiparum :
Fixed Dose Combination (FDC) Untuk dewasa BB 50
Dokter mencuci
kg diberikan DHP 3 tablet 1x1 selama 3 hari dan
tangan
primakuin 2 tablet 1x1; BB ≥ 60 kg diberikan 4 tablet
DHP 1 x 1selama 3 hari dan primakuin 3 tablet 1x1
Dokter melakukan Line II (Pengobatan Malaria Falsiparum yang tidak
pencatatan dalam
respon terhadap pengobatan DHP) : Kina + Tetrasiklin
rekam medis
+ Primakuin selama 7 hari
Malaria Vivax dan Ovale:
Line I (Fixed Dose Combination (FDC) yang terdiri
dari Dihydroartemisini(DHA) + piperakuin (DHP) 1 x
Konsuling dan 1 selama 3 hari. Primakuin 0.25 mg/kgBB/hari selama
Edukasi 14 hari)
Line II (tidak respon terhadap pengobatan DHP) :
Kina (7 hari) + Primakuin (14 hari)
Malaria Malariae : DHP 1 x 1 selama 3 hari dengan
dosis yang sama dengan pengobatan malaria lainnya.
1. Pengertian Dermatitis Kontak Iritan adalah reaksi kulit non imunologik. Kerusakan kulit langsung terjadi tanpa
desentisasi
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Dermatitis Kontak Iritan
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah – langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan mencatat
keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan adalah gatal dan timbulnya bercak kemerahan
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, ruam berbatas tegas, eritema; tergantung pada kondisi akut
atau kronis.
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
Hidrokortison krim 1%, Betametason valeat krim 0.1 % 2 kali sehari
Loratadine 2x10 mg per hari selama maksimal 2 minggu
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konsuling dan Edukasi
7. Bagan alir
1. Pengertian Dermamtitis atopi adalah peradangan pada kulit berulang dan kronis dengan disertai gatal
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Dermatitis Atopi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah – langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan mencatat
keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan adalah gatal terutama malam hari disertai kebiasan
menggaruk
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, kering pada perabaan, pucat, jari tangan teraba dingin,
terdapat papul, likenifikasi, eritema,erosi, eksudasi dan krusta
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
Hidrokortison krim 1%, Betametason valeat krim 0.1 % 2 kali sehari
Loratadine 2x10 mg per hari selama maksimal 2 minggu, CTM 3x4 mg atau Cetirizin 2x10
mg
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konsuling dan Edukasi
7. Bagan alir
1. Pengertian Dermatofitosis adalah infeksi jamur dermatofita yang memiliki sifat mencemarkan keratin di
jaringan yang mengandung zat tanduk misalnya startum korneum pada epidermis, rambut dan kuku.
Klasifikasi berupa tine kapitis (kulit dan rambut kepala),tinea barbae (rambut dan jenggot),tinea
kruris (daerah genitokrural,sekitar anus, bokong dan perut bagian bawah), tinea pedis at manum (kaki
dan tangan),tinea unginum(kuku jari tangan dan kaki), tinea korporis (pada area tubuh yang tidak
disebutkan)
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Dermatofitosi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pen Light
6. Langkah – langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan mencatat
keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan bercak merah bersisik yang gatal
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, lesi berbentuk infiltrat eritematousa, berbatas tegas dengan
bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
Lesi terbatas maka berikan krim klotrimazol, mikonazol diberikan hingga lesi hilang dan
dilanjutkan 1-2 minggu kemudian untuk menjaga rekuresensi
Lesi tersebar luas maka berikan griseovulvin dengan dosis 0,5-1 g per hari untuk orang
dewasa dan 0.25-0.5 g per hari untk anak-anak atau 10-25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 2
dosis
Golongan Azol seperti ketokonazole 200 mg/hari selama 10-14 hari pada pagi hari setelah
makan
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konsuling dan Edukasi
7. Bagan alir
SOP No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian Asma bronkial adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel
inflamasi dan mediator
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Asma Bronkial
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
6. Langkah–Langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan
mencatat keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan sesak napas yang episodik, batuk berdahak
yang sering memburuk pada malam dan pagi hari menjelang subuh, dan ada mengi.
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, pasien tampak sesak, dapat terlihat sakit ringan – berat,
terdengar suara mengi pada pemeriksaan fisik dengan atau tanpa stetoskop.
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter memberikan terapi :
6. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
7. Konseling gizi dan Edukasi
7. Bagan Alir
1. Dokter
Perawat menimbang BB,
menganamnesa pasien
mengukur TB pasien, tanda
: sesak napas yang
vital pasien dan mencatat
episodik, batuk
keluhan utama dalam rekam
berdahak yang sering
medis
memburuk pada
malam dan pagi hari
menjelang subuh, dan
Dokter mencuci Dokter melakukan pemeriksaan fisik, pasien
tangan ada mengi.
tampak sesak, dapat terlihat sakit ringan –
berat, terdengar suara mengi pada
pemeriksaan fisik dengan atau tanpa
stetoskop.
Konsuling dan
Edukasi
SOP No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Demmanggappa, SKM
Puskesmas
Nip. 19690301 199203 1 015
Bontomatene
1. Pengertian Diabetes melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada
kerja insulin.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Diabetes Melitus
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan Rekam Medis
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Pemeriksaan Gula Darah
6. Langkah –Langkah 1. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital, menimbang BB, mengukur TB pasien dan
mencatat keluhan utama dalam rekam medis.
2. Dokter menganamnesa pasien, adanya keluhan banyak kencing, lebih sering haus, lebih sering
lapar, penurunan berart badan yang tidak jelas penyebabnya, mata kabur, luka yang tidak
sembuh-sembuh.
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, pasien tampak sehat atau dapat terlihat sakit ringan –
berat, memeriksa gejala hipertensi, penderita jantung koroner, dislipidemia, gangguan
metabolisme lainnya
4. Dokter mencuci tangan setelah pemeriksaan fisik
5. Dokter meminta dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan gula darah sewaktu atau
gula darah puasa.
6. Dokter memberikan terapi :
Metformin 3 x 500 mg (sebelum/pada saat/setelah makan) atau Glibenclamide 1 x 5 mg (15 –
30 menit sebelum makan)
7. Dokter melakukan pencatatan dalam rekam medis.
8. Konseling gizi dan Edukasi
12. Bagan Alir
Dokter menganamnesa pasien
Dokter mencuci
tangan Dokter melakukan pemeriksaan fisik, pasien
tampak sehat atau dapat terlihat sakit ringan –
berat, memeriksa gejala hipertensi, penderita
jantung koroner, dislipidemia, gangguan
metabolisme lainnya
Konsuling dan
Edukasi