Latar Belakang
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Batasan yang digunakan adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram. Abortus dapat dibagi menjadi abortus spontan dan abortus
provokatus. Abortus spontan merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan atau terjadi
secara spontan.
1,2
Menurut Arthur T. Evans dalam bukunya manual of obstetrics, definisi aborsi adalah
pengakhiran kehamilan dengan pengeluaran janin immature atau nonviable fetus dan usia
janin kurang dari 20 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir ( HPHT ) atau berat
badan janin kurang dari 500 g.
3
Insiden aborsi dipengarui oleh umur ibu dan riwayat obstetriknya seperti kelahiran
normal sebelumnya, riwayat abortus spontan, dan kelahiran dengan anak memiliki kelainan
genetik. Frekuensi abortus diperkirakan sekitar 10-15 % dari semua kehamilan.
Namun,
frekuensi angka kejadian sebenarnya dapat lebih tinggi lagi karena banyak kejadian yang
tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi; juga karena abortus spontan hanya
disertai gejala ringan, sehingga tidak memerlukan pertolongan medis dan kejadian ini hanya
dianggap sebagai haid yang terlambat. Delapan puluh persen kejadian abortus terjadi pada
usia kehamilan sebelum 12 minggu. Hal ini banyak disebabkan karena kelainan
pada
kromosom.
3,4
Dari 1.000 kejadian abortus spontan, setengahnya merupakan blighted ovum dan 50-
60 % dikarenakan abnormalitas kromosom. Disamping kelainan kromosom, abortus spontan
juga disebabkan oleh penggunaan obat dan faktor lingkungan, seperti konsumsi kafein selama
kehamilan.
1