Supardi ∗
Ilfiana ∗∗
∗
Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram. E-mail:
supardi_kajurips@gmail.com.
∗∗
Penulis adalah alumni Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.
47
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
P
endidikan merupakan bagian terpenting dalam menunjang
perkembangan dan kemajuan sebuah bangsa. Semakin
tinggi tingkat pendidikan yang disediakan dalam suatu
bangsa, maka semakin tinggi juga kualitas sumber daya
manusia pada suatu bangsa, begitu juga sebaliknya jika tingkat
pendidikan di suatu bangsa itu rendah, maka tingkat kualitas
bangsa itupun akan menjadi menurun. Oleh karena itu,
pendidikan adalah salah satu wadah untuk menciptakan manusia
yang memiliki budi pekerti yang luhur, untuk menjadi manusia
yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT dan membentuk
manusia yang cerdas.
Upaya untuk mewujudkan tujuan dari pelaksanaan
pendidikan diperlukan sebuah keahlian khusus dari orang-orang
yang sudah memiliki kompetensi yang tinggi pada bidangnya.
Dalam dunia pendidikan orang yang memiliki kompetensi dan
bertanggung jawab di dunia pendidikan adalah pendidik atau
guru. Guru adalah seorang yang bertanggung jawab untuk
memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan
kepribadian dan kemampuan peserta didik, baik itu dari aspek
jasmani maupun rohaninya agar ia mampu hidup mandiri dan
dapat memenuhi tugasnya sebagai makhluk Allah, sebagai
individu dan sebagai makhluk sosial (Ramayulis, 2008:50). Oleh
karena itu, guru menjadi komponen terpenting dalam sistem
pendidikan sekaligus yang memegang tanggung jawab penuh
dalam pelaksanaan pendidikan atas keberhasilan peserta
didiknya sehingga keberhasilan peserta didik sangat ditentukan
oleh guru.
Sesuai dengan hal tersebut, maka guru sangat dibutuhkan
karena guru adalah sosok manusia mulia yang dari tangan dan
jerih payah guru, kelak anak didik tersebut akan tumbuh menjadi
manusia yang baik yang berguna bagi dirinya, keluarga, agama,
dan orang lain. sehigga guru harus benar-benar memperhatikan
perkembangan peserta didiknya, baik itu perkembangan kognitif,
48
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
49
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
50
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
51
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
siswa untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa
yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar
siswa yang berprestasi sehingga sudah sepantasnya siswa yang
berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian yang
bersifat membangun (Fathurrohman dan Sutikno, 2007:21).
Guru SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah ketika
memberikan motivasi kepada siswa, biasanya dilakukan dengan
cara, guru memberikan masukan atau saran kepada para siswa,
guru juga memberikan hadiah dalam bentuk piagam
penghargaan bagi para siswa yang mampu untuk menghafal Al-
Qur’an setiap juznya serta guru juga memberikan pujian-pujian
agar para siswa semakin bersemangat dalam menghafal. Dengan
motivasi yang diberikan di atas, dapat membantu para siswa
dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’annya.
3. Memberikan tugas dan hukuman kepada para siswa
Guru memberikan tugas kepada para siswa untuk
melanjutkan hafalan ayat-ayat yang akan dihafalkannya, guru
biasanya memberikan tugas menghafal 3 sampai 10 baris dari
ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan adanya pemberian tugas maka
dapat membantu para siswa untuk dapat meningkatkan
hafalannya sebab tanpa adanya pemberian tugas maka para siswa
akan jarang membuka Al-Qur’an untuk menghafal maupun
mengingat hafalan yang sudah dihafalkan sebelumnya. Adapun
yang dimaksud dengan pemberian tugas adalah suatu pengajaran
dengan cara guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar (Dzamarah dan Zen, 2006:85).
Selain memberikan tugas, guru juga memberikan
hukuman bagi para siswa yang tidak mengerjakan tugas. Guru
memberikan hukum kepada para siswa dengan tujuan agar para
siswa mau belajar dan menuntut ilmu, jika guru ingin
menghukum siswa selayaknya hukuman yang diberikan dalam
batas seminimal mungkin dan dengan cara tidak menimbulkan
pengaruh terhadap individu dan kepribadian anak.
52
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
53
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
54
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
55
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
56
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
57
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
yang harus dihindari serta sifat malas juga sebagai godaan dan
cobaan kepada seorang penghafal di dalam menghafal Al-
Qur’an (Muhaimin Zen, 1985:40). Oleh karena itu, guru harus
mengatasi kendala seperti ini agar para siswa tidak terus
menerus malas dalam menghafal.
6. Adanya kecerdasan yang berbeda dari para siswa
Kecerdasan yang berbeda dari para siswa menjadi
problematika bagi guru ketika mengajar dan memberikan
bimbingan kepada para siswa sebab para siswa akan merasa
kesulitan dalam menghafal ayat-ayat yang akan dihafalkannya
sehingga dikhawatirkan para siswa tidak mampu untuk
memenuhi target menghafal 5 juz. Oleh karena itu, kecerdasan
yang berbeda dari siswa menjadi masalah bagi guru sebab
perbedaan dibidang kecerdasan menyebabkan perbedaan di
bidang minat dan bakat sehingga perbedaan tersebut juga
menyebabkan manusia memiliki kelebihan dan kekurangan di
bidang yang lain yang dapat menyebabkan prestasi belajar
dari siswapun menjadi berbeda (Sa’dulloh, 2008:77).
7. Alokasi waktu
Dalam mengajar para siswa untuk menghafal Al-
Qur’an dibutuhkan waktu yang panjang, sebab waktu
merupakan sesuatu yang sangat berharga, Abdurrazzaq juga
menjelaskan bahwa memilih waktu yang tepat merupakan hal
yang sangat penting untuk menghafal Al-Qur’an sebab tidak
sepantasnya seseorang menghafal Al-Qur’an pada waktu yang
sempit maupun ketika seorang penghafal dalam keadaan jenuh
(Al-Ghaustani, 2010:58). Di SMP Islam Terpadu putri Abu
Hurairah, menghafal Al-Qur’an untuk program
intrakurikulernya, tahfiz Al-Qur’an diajarkan pada pagi hari
yang dimulai dari hari senin sampai hari kamis kemudian
dilanjutkan lagi pada hari minggu, setiap tatap muka tahfiz Al-
Qur’an diajarkan selama 1 jam pelajaran sehingga dalam lima
hari tahfiz Al-Qur’an diajarkan selama 5 jam pelajaran. Guru
58
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
59
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
60
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
61
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
62
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
63
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
para siswa sehingga rasa malas yang ada pada diri siswa
menjadi berkurang.
6. Adanya kecerdasan yang berbeda dari para siswa
Faktor kecerdasan menjadi sesuatu yang sangat
menentukan tingkat keberhasilan sebab semakin tinggi
kemampuan intelegensi seseorang siswa, maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil
peluangnya untuk memperoleh sukses (Syah, 2010:148).
Kecerdasan menjadi maslah bagi guru sehingga solusi yang
harus dilakukan guru untuk mengatasinya, yaitu dengan cara,
guru menyesuaikan dengan kemampuan otak siswa ketika
menghafal, biasanya guru tidak memaksa kehendaknya ketika
mengajar, guru memberikan bimbingan dalam bentuk
pemberian tugas untuk menghafal 3 sampai 10 baris secara
serius tetapi santai agar para siswa tidak merasa tertekan
dalam menghafal Al-Qur’an.
7. Alokasi waktu
Waktu yang tersedia untuk mengajar para siswa
menghafal Al-Qur’an menjadi problem atau maslah bagi guru
sehingga solusi yang dilakukan oleh guru untuk mengatasinya
yaitu dengan cara, menambah jumlah jam pelajaran
menghafal Al-Qur’an menjadi dua jam walaupun memang
tidak diajarkan selama tiap minggunya, guru bisa
mengajarkan menghafal Al-Qur’an setiap hari senin sampai
rabu dengan jumlah waktu dua jam tiap jam pelajaran atau
setiap tatap muka sehingga dalam satu minggu menghafal Al-
Qur’an diajarkan dalam waktu enam jam agar para siswa
dapat berkonsentrasi juga pada mata pelajaran yang lain sebab
menajemen waktu yang baik akan berpengaruh besar terhadap
pelekatan materi hafalan terutama bagi mereka yang
mempunyai kesibukan lain selain menghafal (Al-Hafidz,
2000:59).
64
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
65
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
66
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
Catatan Akhir
Berdasarkan dari hasil temuan data dan pembahasan yang
telah peneliti kemukakan di atas, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk dapat meningkatkan
kemampuan menghafal Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP
Islam Terpadu putri Abu Hurairah tahun pelajaran 2012/2013
yaitu: (a) Membuat kegiatan ekstrakurikuler tahfiz Al-Qur’an
(b) Memberikan motivasi kepada para siswa (c) Memberikan
tugas dan hukuman kepada para siswa yang tidak
mengerjakan tugas (d) Membimbing para siswa untuk tetap
muraja’ah (e) Menggunakan metode yang bervariasi dalam
mengajar siswa diantaranya metode tahfiz, talaqqi, takrir dan
lain sebagainya.
67
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
68
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
Daftar Pustaka
69
El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013
70
Upaya Guru dalam... (Supardi & Ilfiana)
71