Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan analisis sperma yaitu :
3. Cara Kerja
a. Pemeriksaan makroskopik
1) Likuifaksi
Semen dianalisis setelah mengalami likuifaksi, biarkan
semen sekitar 20 menit atau maksimal 1 jam setelah ejakulasi
2) Warna semen
Warna semen diamati dengan mata telanjang
3) Bau semen
Dengan mencium secara langsung
4) pH
Setetes sperma disebarkan secara merata diatas kertas Ph (
kisaran Ph 6,4-8). Setelah 30 detik warna daerah yang dibasahi
akan merata dan kemudian dibandingkan dengan kertas kalibrasi
untuk di baca Ph nya.
5) Volume
Volume harus diukur dengan suatu gelas ukur, atau dengan
cara menyedot seluruh siapan ke dalam suatu semprit atau pipet
ukur.
6) Viskositas
Semen diaduk rata, lalu dihisap ke dalam pipet Pasteur 5ml.
Selanjutnya semen dibiarkan menetes keluar pipet sambil diamati
panjang benang dari tetesan semen.
b. Pemeriksaan Mikroskopik
1) Motilitas atau pergerakan spermatozoa dihitung dalam persentase.
Suatu volume semen tertentu diteteskan diatas kaca objek
yang bersih dan kemudian ditutup dengan kaca tutup. Motilitas
setiap sperma yang dijumpai dicatat. Biasanya diamati pada
beberapa lapang pandang terhadap 100 ekor spermatozoa ( jumlah
total presentase adalah 100%).
Motilitas digolongkan menjadi beberapa kriteria sbb :
Progresif lurus : beregerak lurus kedepan lincah dan cepat
Progresif lamabat : bergerak ke depan tetapi lambat.
Gerak di tempat : gerakan tidak menunjukkan perpindahan
tempat, biasanya bergetar di tempat, berputar atau melompat.
Tidak bergerak : tidak ada gerakan sama sekali atau diam
ditempat.
2) Morfologi sperma normal
Untuk pemeriksaan morfologi sperma, dibuat sediaan apus
semen pada gelas objek, dikeringkan pada suhu kamar. Setelah
kering, difiksasi dengan methanol selama 5 menit, kemudian
diwarna dengan Giemsa selama 30 menit. Diamati dengan
mikroskop cahaya.
F. Hasil
Terlampir
G. Pembahasan
Percobaan Pemeriksaan sperma (analisis sperma) yang dilaksanakan
pada tanggal 05 Januari 2018 dilakukan beberapa percobaan secara
makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan makroskopik yaitu warna, bau,
pH, viskositas dan liquifaksi. Sedangkan pemeriksaan secara mikroskopik
yaitu motilitas, jumlah spermatozoa dan morfologi.
Sperma terdiri dari dua jenis, yaitu yang dapat berenang maju dan
yang tidak. Hanya sperma yang dapat berenang maju dengan cepatlah yang
dapat mencapai sel telur. Sperma yang tidak bergerak tidak ada gunanya.
Menurut WHO, motilitas sperma digolongkan dalam empat tingkatan:
a. Kelas a: sperma yang berenang maju dengan cepat dalam garis lurus
seperti peluru kendali.
b. Kelas b: sperma yang berenang maju tetapi dalam garis melengkung atau
bergelombang, atau dalam garis lurus tetapi lambat.
c. Kelas c: sperma yang menggerakkan ekornya tetapi tidak melaju.
d. Kelas d: sperma yang tidak bergerak sama sekali.
Sperma kelas c dan d adalah sperma yang buruk. Pria yang subur
memproduksi paling tidak 50% sperma kelas a dan b. Bila proporsinya kurang
dari itu, kemungkinan akan sulit memiliki anak. Motilitas sperma juga dapat
terkendala bila sperma saling berhimpitan secara kelompok sehinga
menyulitkan gerakan mereka menuju ke sel telur. Pada pemeriksaan pasien
dengan kategori a dan b memproduksi lebih dari 50 %.
Kesuburan pria ditentukan oleh kombinasi keempat kriteria di atas,
yaitu jumlah sperma berbentuk sempurna dalam semennya yang dapat
bergerak agresif. Misalnya, seorang pria yang memproduksi 20 juta sperma
per ml, 50% -nya bermotilitas bagus dan 60% -nya berbentuk sempurna,
maka dia dikatakan memiliki hitungan sperma 20 x 0,5 x 0,6 = 6 juta sperma
bagus per ml. Bila volume ejakulasinya adalah 2 ml, maka total sperma bagus
dalam sampelnya adalah 12 juta.
Hasil pemeriksaan analisis sperma yang telah dilakukan pada sampel
Mr.X umur 23 tahun, dapat disimpulkan dari jumlah sperma menunjukkan
hasil yang normal dan Fertil.
Penyakit mengenai sperma yang bisa dialami oleh seorang pria yaitu
salah satunya infertilitas. Infertilitas tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal yaitu :
1. Produksi sperma yang tidak normal (sekitar 60 %), yang dapat disebabkan
karena kelainan genital, infeksi gondongan, faktor genetik, penyakit
sistemik, varikokel, temperatur, antibodi sperma, obat-obatan, bahan
toksik, radiasi, dll.
2. Adanya hambatan pada saluran sperma, sperma yang telah diproduksi
testis harus melewati epididymis dan vas deferens sebelum
diejakulasikan. Bila terjadi sumbatan konsentrasi sperma dapat menjadi
nol (azoospermia).
3. Disfungsi seksual (sekitar 5 %), terjadi disfungsi ereksi dan ejakulasi yang
disebabkan karena cidera sumsum tulang belakang, diabetes, pasca
operasi daerah pelvis, penggunaan obat anti depresan dan obat anti
hipertensi.
4. Gangguan hormonal.
5. Riwayat penyakit sistemik seperti penyakit diabetes dan neurologis yang
dapat menyebabkan impotensi dan gangguan ejakulasi. Penyakit
tuberculosis juga dapat menyebabkan epididymitis dan prostatis yang
berhubungan dengan gangguan transport semen.
6. Demam yang melebihi suhu 38oC dapat menekan spermatogenesis
sampai 6 bulan lamanya. Demam akan menekan fungsi testis sehingga
akan menurunkan kadar testosterone.
7. Pemberian obat – obatan, dimana beberapa obat – obatan dapat
menyebabkan kerusakan spermatogenesis dan gangguan fertilitas
lainnya.
8. Pekerja yang berhubungan dengan radioaktif.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Secara keseluruhan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis
pada pasien ini kondisi sperma normal. Pemeriksaan semen dilakukan
untuk mengevaluasi spermatogenesis dan fertil atau infertilnya seorang
pria. Analisis semen pada kasus infertilitas pria tidak hanya untuk
diagnosis tetapi juga berguna bagi terapi dan prognosis.
2. Saran
Saat hendak melakukan percobaan diperhatikan hal – hal penting
dalam memperoleh semen sehingga hasil yang didapatkan nantinya
akurat. Faktor – factor yang mempengaruhi juga perlu diperhatikan dan
pemeriksaan dilakukan segera setelah sampel ditampung.
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Spermatogenesis. (Online). Tersedia http://sarmanpsg
ala.wordpress.com/2009/06/01/spermatogenesis-proses-
pembentukan-sperma/. Diakses tanggal 8 Januari 2018 .
Anonim. 2011. Bioteknologi pada Sistem Reproduksi. Tersedia http://E-
bookbioteknologipdsistemreproduksi.pdf. Diakses tanggal 8 Januari
2018 .
Bowo, Tri. 2011. Enam Masalah Pada Sperma
Pria. (Online). Tersedia http:// kesehatan. kompas. com /read/2010/05
/19/17145773/ Masalah. pada. Sperma Pria. Diakses tanggal 8
Januari 2018.
WHO., 1999. WHO Laboratory Manual for the Examination of Human Semen
and Sperm- Cervical Mucus Interaction. Fifth Edition. Cambridge
University Press.2010
LAMPIRAN GAMBAR
Morfologi
Normal Giant Head