Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DAN PENGARUH SERAPAN AIR

DENGAN OBJEK BETON BATA (PAVING BLOCK), DARI VARIASI


KOMPOSISI PENAMBAHAN, BAHAN SERAT FIBER POLYMERIC,
POLYPROPYLENE (PLASTIK MUTU TINGGI)

Tugas Akhir

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan


Progaram Studi Strata I pada Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:

ARDIAN ACHMAD ARIS SETYO


NIM : D 100 110 083

kepada

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Paving block adalah bata beton dengan bahan dasar campuran dari semen
dan pasir dengan dimensi tertentu dan di cetak sedemikian rupa sebagai penutup
permukaan tanah atau pengeras permukaan tanah, komposisi bahan dari paving
block dibuat dari semen Portland/semen tipe lain sebagai bahan perekat hidrolis
dan sejenisnya, air sebagai pelumas dalam campuran yang akan di jadikan pasta
antara pasir dan semen atau tambahan bahan lainya. Dari berbagai jenis alterna-
tive penutup permukaan tanah, Paving block memiliki banyak variasi dari ben-
tuk, ukuran, warrna, corak dan tekstur permukaan, serta kekuatanya.

Semen yaitu biasa disebut dengan bahan utama dari sebuah campuran
adukan mortar yang terdiri dari pasir semen dan kerikil, dalam beton yang mem-
iliki sifat mengikat dan mengeras pada beton. Pada saat semen di campur dengan
air, semen akan bereaksi yang biasa disebut proses hidrasi. Reaksi kimia yang ada
terdiri dari berbagai jenis kimia yaitu trikalsium silikat (C3S) dan kalsium silikat
(C2S) semen dan menghasilkan kalsium silikat hibrat (CSH), panas, dan kalsium
hidroksida (Ca(OH)2). (Ca(OH)2)yang di hasilkan membuat beton menjadi keras
dan kuat. Sehingga tidak larut ke dalam air.
Penambahan serat fiber polymeric, polypropylene yaitu jenis serat (plastik
mutu tinggi), yang akan di tambahkan pada beton untuk mengetahui nilai kuat
tekan pada paving block dari variasi penambahan dengan jumlah yaitu (0-5%).
II. TINJAUAN PUSTAKA

Paving block adalah bahan beton yang digunakan sebagai perkerasan per-
mukaan tanah, pelataran , jalan, parkir kendaraan, ataupun untuk keperluan dekoratif
pada pembuatan dalam media taman. Ada beberapa mutu beton, mutu pada paving
block, mutu A digunakan untuk jalan, dari pengertian mutu B digunakan untuk pe-
lataran parkir, mutu C untuk pejalan kaki, sedangkan untuk mutu D digunakan untuk
trotoar. Paving block dibuat dari campuran bahan pengikat hidrolis atau sejenisnya
dengan agregat halus dan dengan bahan tambah lainya (admixture), dicetak
sedemikian rupa (Nadhiroh, 1992).

Paving block adalah beton cetak berbentuk dengan dimensi tertentu dipakai se-
bagai penutup halaman yang sudah di cetak sebelumnya sesuai dengan keinginan
tanpa memakai adukan dalam pemasangannyaPaving block di tata rapi dalam hala-
man atau proses pemasanganya cukup simpel dan tidak rumit ketika pemasanganya
paving block yang 1 dengan yang lain akan mengunci. Beton cetak halaman dibuat
dengan campuran semen dan pasir dengan atau tanpa (admixture) (Balai Penelitian
Bahan Bangunan 1984:10, paving block).

Tabel II.1 Klasifikasi Rata-rata paving block (SNI03-0691-1996)


Mutu Paving Kuat tekan (MPa) Penyerapan air
Block Rata - rata Minimal (%)
A 40 35 3
B 20 17 6
C 15 12,5 8
D 10 8,5 10

B. Bahan Tambah Beton (Admixture)

Dalam pembuatan adukan beton, bahan tambah yang merupakan bahan yang
dianggap memiliki peran sebagai objek yang tidak asing , terutama untuk menambah
atau memperbaiki kualitas beton, menambah bahan selain unsur pokok beton (air,
semen, dan agregat) yang ditambahkhan pada adukan beton, sebelum atau selama
pengadukan beton (Tjokrodimuljo, 1996).

Dalam penggunaan Admixture berdasarkan tipe dan karakter Admixture yang


digunakan bisa memperbaiki kualitas sesuai dengan yang diinginkan. Penggunaan
admixture harus di dasari oleh alasan-alasan sesuai dengan pemanfaatanya, seperti
memperbaiki kualitas beton, penampilan beton maupun kekuatan beton. Bahan tam-
bah beton ini berupa bahan tambah kimia, pozolan dan jenis serat (Tjokrodimuljo,
1996).
C. Karakter bahan tambah ( Admixture )

Bahan tambah yang dipakai mempunyai banyak kaakter dari tipe bahan yang
digunakan dari dalam fungsi kegunaan dan manfaat nya, selain sebagai bahan pen-
guat beton bahan tambah banyak bermacam tipe manfaatnya .

Tujuan pemakaian Admixture dalam campuran beton adalah untuk meningkat-


kan:
a). Penampilan ( Performance )
b). Mutu ( Qualty )
c.) Keawetan ( Durability )
d). Kemudahan pekerjaan ( Workability )
Tujuan lain dari penggunaan Admixture yang di tulis oleh Manual Of Concrete
Practice dalam admixture and concrete dapat dilihat sebagai berikut:

1. Memodifikasi beton segar, mortar


a). Menambah sifat dan memudahkan pengerjaan tanpa menambah kandungan air
b). Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal campuran beton (mem-
iliki pengaruh tersendiri)
c). Mengurangi atau mencegah penurunan perubahan volume
d). Mengurangi segregasi dan kehilangan nilai slump
e).Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi beton segar.

2. Memodifikasi beton keras, mortar


a). Menghambat dan mengurangi panas pada saat proses pengerasan awal (beton mu-
da)
b). Menambah keawetan dan tahan terhadap garam sulfat
c). Mengurangi kapilaritas air dan mengurangi sifat permeabilitas
d) Menambah kekuatan beton
Bahan tambah yang di gunakan harus seusai dengan proporsi campuran yang
akan di rencanakan sesuai dengan tujuan.sss
D. Faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton

Pada penelitian ini banyak pengaruh dengan sifat dan karakter beton terutama
pada kuat tekan beton :

a). Kualitas semen, yaitu ketika semen yang sudah di campur dengan air (pasta)
b). Kualitas pasir yang di pakai (ukuran butir pasir)
c). Kekuatan lekatan antara pasta semen dengan agregat (jenis semen yang diguna-
kan)/ (jenis pasir yang di pakai)
Teknik perawatan beton dengan ketidak stabilan suhu dalam jangka panjang juga
akan mempengaruhi kualitas beton, maka harus diadakan perawatan beton (curing),
agar dapat mendapatkan jenis beton yang diharapkan (maksimal).
III. LANDASAN TEORI

A. Bahan Penyusun Paving block

Kualitas dan mutu paving block ditentukan oleh bahan dasar yang dipa-
kai sesuai dengan spesifikasinya, bahan tambah, proses pembuatan, dan proporsi
campuran yang direncanakan. Semakin baik jenis bahan dasarnya, kualitas pav-
ing block juga akan semakin baik pula.

Tetapi ada beberapa macam bahan tambah yang di pakai misalnya kapur,
gips, tras, abu layang sebagai bahan penelitian. Bahan dasar dari paving block
adalah semen, pasir, air, dan khususnya serat fiber polymeric, polypropylene.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan paving block adalah sebagai
berikut :

1. Semen
Semen berasal dari bahasa latin caementum berarti bahan perekat. Secara
sederhana, Definisi semen adalah bahan perekat , yang bisa merekatkan bahan –
bahan material seperti batu bata dan batu koral sehingga bisa membentuk sebuah
beton yang keras. Sedangkan dalam pengertian secara umum semen diartikan se-
bagai bahan perekat yang memiliki sifat mampu mengikat bahan – bahan padat
menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat. (Bonardo Pangaribuan, Holcim)

2. Agregat halus (Pasir)


Agregat halus atau pasir adalah butiran halus dari berbagai macam jenis
bentuk dan diameter butiranya dengan ukuran butir ditentukan antara 0,07-5 mm
(SNI 03-1750-1990), jenis pasir yang biasanya tergolong pasir agak kasar, dalam
campuran proporsi pada beton.
3. Air
Air merupakan bahan yang penting dalam adukan beton. Air di tambahkan
untuk melakukan proses hidrasi dari semen yang di tambahkan dalam sebuah
campuran dalam sebuah perencanaan agar , air diperlukan 25 % dari berat semen.
Selain itu air juga digunakan untuk perawatan setelah beton mengeras . Agar
kualitas beton semakin baik. ( Tjokrodimuljo, 1996 ).

4. Serat fiber polymeric, polypropylene


Serat fiber polymeric (serat yang menyatu), polypropylene ( plastik mutu
tinggi) yang merupakan bahan tambahan dalam campuran beton mempunyai sifat
mengikat (homogen), serat fiber polymeric, polypropylene memiliki banyak tipe
dan kualitas yang berbeda, bahan plastik ini paling banyak digunakan sebagai ba-
han serat dalam campuran beton. Dan memiliki tegangan tarik yang tinggi. (John
S. Scott, 2001) Jenis serat ini memiliki kuat ikat yang tinggi, tetapi juga dapat
menambah kekuatan beton, baik berupa kekuatan tarik maupun kekuatan tekan
beton.
Tabel III. 1. Batas Gradasi pasir
Lubang Persen berat butir yang lewat ayakan
ayakan Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV
10 100 100 100 100
4.8 90-100 90-100 90-100 95-100
2.4 60-95 75-100 85-100 95-100
1.2 30-70 55-90 75-100 90-100
0.6 15-34 35-59 60-79 80-100
0.3 5-20 8-30 12-40 15-50
0.15 0-10 0-10 0-10 0-15
Keterangan daerah I : Pasir Kasar
daerah II : Pasir Agak Kasar
daerah III : Pasir Agak Halus
daerah IV : Pasir halus
keterangan : f’c = Kuat tekan beton (MPa)
P = Beban tekan (N)
A = Luas permukaan (cm2)

Gambar III. 1. Sketsa Pembebanan kuat tekan

1. Serapan air beton


Uji serapan air

Uji Serapan air melalui proses penimbangan perendaman selama 3


jam,untuk mengetahui prosentase daya serap air sampai nilai keausan paving
block ,dalam ketentuan ASTM dapat di gunakan dengan rumus :

Rumus yang di gunakan (II.1)

𝐴−𝐵
Serapan Air = 𝑥 100% (SNI 03-0691-1996).
𝐵

dengan : A : Berat bata beton basah

B : Berat bata beton kering


IV METODE

Penelitian dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan dan serapan pada
setiap kualitas dan mutu beton yang akan di uji dengan cara analisis data data
yang telah di peroleh, Dengan objek paving block dengan penambahan serat fiber
polymeric, polypropylene di setiap sampel beton.

A. Metode Pembuatan paving block

Cara pembuatan paving block yang digunakan Dengan Metode Mekanis:


cara/metode ini biasa disebut dengan metode press. Cara kerja pembuatan paving
block dengan cara metode mekanis membutuhkan mesin pembuatan paving block
yang harganya tidak murah.

Gambar. IV.11 Prinsip Kerja Metode Mekanis

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil kuat tekan paving block dan serapan dengan bahan penambahan
bahan serat fiber polymeric, polypropylene.yang sudah di uji dari data data yang
sudah di peroleh, dapat dilihat hasilnya pada tabel III.1 dan gambar III.1
Tabel.III.1. Hasil kuat tekan Paving Block
Kuat
Kuat
Umur B.Kering Luas tekan
Kode Beban (Kn) tekan
(hari) (kg) (mm2) Rata-rata
(Mpa)
(Mpa)
2.525 20000 698 34.900
2.665 20000 711 35.550
PN 2.680 20000 719 35.950 35.140
2.700 20000 689 34.450
2.680 20000 697 34.850
2.475 20000 756 37.800
2.665 20000 770 38.500
P.1 2.550 20000 756 37.800 36.720
2.665 20000 660 33.000
2.665 20000 730 36.500
2.270 20000 700 35.000
2.315 20000 633 31.650
28 P.2 2.215 20000 723 36.150 33.730
2.370 20000 680 34.000
2.370 20000 637 31.850
2.215 20000 642 32.100
2.135 20000 650 32.500
P.3 2.235 20000 669 33.450 32.780
2.345 20000 665 33.250
2.225 20000 652 32.600
2.220 20000 587 29.350
2.170 20000 606 30.300
P.4 2.175 20000 557 27.850 29.180
2.223 20000 570 28.500
2.220 20000 598 29.900
Grafik III.1. Grafik rata-rata kuat tekan paving block

Hasil kuat tekan paving block diperoleh kuat tekan rata-rata yaitu 35,140
(MPa) dengan bahan tambah campuran serat fiber (polypropylene) 0%, pada tahap
percobaan yang kedua dengan penambahan 1,25%, yaitu sebesar 36,720 (MPa),
Dan hasil pengujian paving block tahap ke 3 dengan penambahan serat fiber (pol-
ypropylene) 2,5%, paving block mengalami penurunan 1,41% dari paving block
normal dengan hasil kuat tekan sebesar 33,730 (MPa). Pada tahap pengujian ke 4,
dengan penambahan serat fiber (polypropylene) 3,75% Paving Block menghasikan
kuat tekan sebesar 32,780 (MPa).Dan dengan penambahan campuran 5% serat
fiber (polypropylene) turun menjadi 29,180 (MPa).
2. Serapan air beton

Paving Block di uji dalam uji serapan air pada umur 28 hari dengan dimensi
20cm x 10cm x 6cm dilakukan untuk mengetahui jumlah air yang ada pada pav-
ing block dalam keadaan kering dan di angkat setelah proses perendaman . Hasil
serapan air pada paving block dapat di lihat hasilnya pada Tabel IV.2, dan Gam-
bar IV.2
Tabel IV.2 Hasil penyerapan air pada paving block

Umur B.Basah B.Kering Serapan Rata rata


Kode
(hari) (gr) (gr) air Serapan

2.960 2.770 6.859


2.970 2.780 6.835
PN 2.980 2.795 6.619 6.53
2.940 2.770 6.137
2.905 2.735 6.216
2.750 2.600 5.769
2.740 2.590 5.792
P.1 2.742 2.600 5.462 5.57
2.727 2.585 5.493
2.812 2.670 5.318
2.770 2.660 4.135
2.680 2.570 4.280
28 P.2 2.684 2.575 4.233 4.25
2.789 2.670 4.457
2.749 2.640 4.129
2.700 2.634 2.506
2.724 2.650 2.792
P.3 2.717 2.640 2.917 2.82
2.712 2.635 2.922
2.662 2.585 2.979
2.660 2.590 2.703
2.570 2.510 2.390
P.4 2.655 2.595 2.312 2.62
2.560 2.500 2.400
1.885 1.825 3.288

Grafik V.3. Grafik penyerapan air pada paving block

Hasil pengujian serapan air yang dapat dilihat dari grafik di atas. pada pav-
ing block diperoleh penyerapan air pada campuran 0% (tanpa penambahan serat
polypropylene) mencapai 6,533. Pada paving block campuran 1,25% dengan
penambahan serat fiber (polypropylene) mengalami penurunan menjadi 5,567%
Sedangkan pada paving block campuran 2,5% penambahan serat fiber polymer-
ic,polypropylene mengalami penurunan sebesar 1,32% menjadi 4,273%. Pada
paving block campuran 3,75% mengalami penurunan sebesar 1,43% dari pa-ving
block dengan campuran 5% memperoleh penyerapan air sebesar 2,619%.

Gambar IV.2. Grafik penyerapan air pada paving block

Hasil serapan air yang dapat dilihat dari grafik di atas. pada paving block
campuran 0% (tanpa penambahan serat polypropylene) mencapai 6,533. Pada pav-
ing block campuran 1,25% dengan penambahan serat fiber (polypropylene) men-
galami penu-runan menjadi 5,567% Sedangkan pada paving block campuran 2,5%
penambahan serat fiber (polypropylene) mengalami penurunan sebesar 1,32%
menjadi 4,273%. Pada paving block campuran 3,75% mengalami penurunan sebe-
sar 1,43% dari pa-ving block dengan campuran 5% memperoleh penyerapan air
sebesar 2,619%.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Dari Penelitian sudah dilakukan dan di dapat data-data yang diperoleh dan di
analisis kuat tekan beton dan sera pan airnya dalam penggunaan bahan tambah dalam
karakter bahan serat fiber polymeric, polypropylene dapat disimpulkan sebagai beri-
kut:
1). Dari penelitian ini tahap tahap pengujian kuat tekan dalam setiap paving block
yang di uji memiliki batas kuat tekan yang sudah di tentukan sebelumnya dari
dasar mutu paving, dapat kita ketahui pengaruh antara paving normal dan paving
dengan penabahan serat fiber polypropylene dengan perubahan perubahan yang
ada. Paving block normal termasuk mutu A yang digunakan untuk mutu jalan..
2). Kuat tekan maksimal yang di dapat dalam penelitian ini terdapat pada penamba-
han serat sebesar 1,25% serat,polymeric, polypropylene yaitu sebesar 36,720
(MPa), naik sebesar 1,58% yang dihasilkan oleh kekuatan ikat serat fiber poly-
propylene yang bersifat homogen dalam proses pencampuranya.
3). Pengaruh penambahan serat fiber polypropylene dalam campuran paving block
pada penambahan serat 0%, 1,25%, 2,5%, 3,75% dan 5% serat fiber sangat ber-
pengaruh terhadap daya serap airnya yang makin berkurang dalam level variasi
penambahan untuk (“paving block”), dikarenakan memiliki sifat kedap terhadap
air. hal ini menunjukan pengaruh yang dapat dilihat dari segi pemanfaatanya nanti
(“serat fiber polypropylene”).
B. Saran

Dalam hal pembahasan pembahasan materi di atas peneliti berharap untuk mem-
bahas pokok permasalahan pada objek yang digunakan yaitu (Paving block), perlu adan-
ya saran dari sebagai berikut :
1). Perlu adanya pengujian jenis serat yang digunakan agar dapat diketahui karakteristik
serat yang di pakai.
2). Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mencoba dari berbagai macam serat lain
agar dapat diketahui perbedaan dari beberapa jenis serat.
3). Perlu adanya pengurangan variasi serat yang lebih agar lebih jelas dalam tahapan
penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Bonardo P : Sifat dasar semen.

Murdock, L.J.;et al. 1999. Bahan dan Praktek Beton. Edisi ke-4. Erlangga. Jakarta

S. Scott J, 2001. Serat fiber polypropylene sebagai bahan campuran beton selama ber-

tahun- tahun.1996. Standar Nasional Indonesia 03-0691-1996: Bata Beton (Pav-

ing Block). Dewan Standarisasi Nasional

SNI 03-1750-1990 Bentuk dan ukuran agregat halus

SNI 03-0691-1996: Bata Beton (Paving Block). Dewan Standarisasi Nasional

SNI 03-1974-1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Badan Standarisasi Nasional.

Tjokrodimuljo, K., 1992. Teknologi Beton. Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil,

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Tjokrodimuljo, K., 1996, “Teknologi Beton”, Yogyakarta

Wuryanti, S. dan Candrayanti, R., 2001, Teknologi Beton, Kanisius, Yogyakarta


PENUTUP

Alhamdullilah, dengan rahmat Allah SWT atas berkah, rahmat, taufiq serta
hidayah-Nya, yang telah di berikan kepada seluruh umatnya sehingga tak luput penulis
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Dengan terselesaikannya Tugas Akhir ini, penyusun dapat mengambil hikmah


yang berupa pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat.

Akhir kata, penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh belum
sempurna, oleh sebab itu saya mengharapkan saran dan kritik dan bantuanya yang bersifat
membangun secara langsung maupun tidak langsung . Semoga dapat berguna bagi
mahasiswa mahasiswa pada umumnya.

Amin.

Wasslamu ‘alaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai