Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kesehatan Volume VII No.

2/2014

PENGARUH EMULGATOR TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM


EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA
(Hibiscus sabdariffa Linn)

Nursalam Hamzah*, Isriany Ismail**, Andi Dian Aulia Saudi***

* ,** ,*** Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Abstrak

Proses formulasi sediaan dapat berpengaruh terhadap aktivitas obat, khususnya sedi-
aan yang mengandung antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
emulgator terhadap aktivitas antioksidan krim ekstrak etanol kelopak bunga rosella
(Hibiscus sabdariffa L). Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) dimaserasi
menggunakan etanol 70%. Ekstrak kemudian dibuat krim konsentrasi 2%, 3% dan 4%
dengan variasi kombinasi emulgator Anionik (Asam Stearat dan Trietanolamin) serta emul-
gator nonionik (Tween 60 dan Span 60). Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan
mengukur persen penghambatan sediaan terhadap radikal bebas DPPH termasuk setelah
penyimpanan. Aktivitas penghambatan radikal bebas DPPH untuk basis dengan emulgator
nonionik (2%, 3%, 4%) serta anionik (2%, 3%, 4%) berturut-turut adalah (17,90%, 19,33%,
21,53%) serta (49,01%, 30,76%, 17,69%). Sedangkan untuk sediaan anionik berturut-turut
adalah 73,73%; 69,16%; 67,27% (Sebelum penyimpanan) dan 55,88%; 50,16%; 49,00%
(Setelah penyimpanan). Untuk krim nonionik berturut-turut adalah 68,57%; 61,87%;
59,30% (Sebelum penyimpanan) dan 42,66%; 47,76%; 48,75% (setelah penyimpanan). Ana-
lisis statistik rancangan acak kelompok taraf kepercayaan 5% dan 1% terhadap basis, sedi-
aan dan penyimpanan menghasilkan bahwa jenis dan jumlah emulgator tidak mempengaruhi
aktivitas antioksidan sediaan yang mengandung ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L) dan aktivitas antioksidan sediaan krim ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L) menurun setelah penyimpanan.

Kata kunci : Ekstrak etanol, Rosella (Hibiscus sabdariffa L), Krim, Antioksidan.

PENDAHULUAN dapat menghambat reaksi oksidasi yang

R
adikal bebas merupakan mole- disebabkan oleh radikal bebas. Antioksi-
kul yang relatif tidak stabil, dan akan bereaksi dengan radikal bebas
memiliki elektron yang tidak reaktif membentuk radikal bebas yang tid-
berpasangan diorbit luarnya sehingga ber- ak reaktif dan relatif stabil. Warna merah,
sifat reaktif dalam mencari pasangan el- biru, ungu dalam buah dan sayuran bi-
ektron. Elektron dari radikal bebas yang asanya disebabkan oleh warna pigmen an-
tidak berpasangan sangat mudah menarik tosianin (salah satu flavonoid). Flavonoid
elektron dari molekul lainnya sehingga termasuk senyawa fenolik alam yang po-
radikal bebas tersebut menjadi sangat reak- tensial sebagai antioksidan dan mempu-
tif. Antioksidan adalah senyawa yang nyai bioaktifitas sebagai obat. Senyawa

376
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...

fenolik telah diketahui memiliki berbagai gator ini tetap sering digunakan untuk se-
efek biologis seperti aktivitas antioksidan diaan-sediaan antioksidan misalnya krim
melalui mekanisme sebagai pereduksi, pe- yang mengandung vitamin C, namun
nangkal radikal bebas, pengkhelat logam merupakan emulgator yang digunakan da-
serta pendonor elektron. Beberapa tahun lam basis yang tidak sangat mempengaruhi
belakangan ini, flavonoid telah diteliti efek dari bahan aktif atau antioksidan.
memiliki potensi yang besar untuk mela- Penelitian tentang antioksidan dalam ben-
wan penyakit yang disebabkan oleh pe- tuk sediaan krim telah dilakukan oleh
nangkap radikal (Pratimasari, 2009). Muhammad Haqqi budiman (FMIPA UI,
Kosmetik perawatan kulit (skin-care 2008) dimana penelitian yang telah dil-
cosmetic) diantaranya terdiri dari kosmetik akukannya adalah pengujian antioksidan
untuk membersihkan kulit (cleansing dalam bentuk sediaan krim tomat.
cream, sabun, cleansing milk, dan Salah satu uji untuk menentukan ak-
penyegar kulit), kosmetik untuk melem- tivitas antioksidan penangkap radikal
babkan kulit/moisturizer (nigth cream), bebas adalah metode DPPH (1,1 Diphenyl-
kosmetik pelindung (sunscreen cream, sun 2-picrylhidrazyl). Metode DPPH dapat
block cream/lotion), dan kosmetik untuk memberikan informasi reaktivitas senyawa
menipiskan kulit / peeling (scrub cream). yang diuji dengan suatu radikal stabil.
(Tranggono iswari, 2007). Adapun krim (Kuncahyo I, 2007). DPPH merupakan
antioksidan tergolong jenis kosmetik metode yang sederhana, cepat, dan mudah,
perawatan kulit. selain itu metode ini terbukti akurat dan
Sekarang ini telah ada berbagai sedi- praktis (Pratimasari,2009). Berdasarkan
aan kosmetika perawatan kulit mengan- hal tersebut diatas maka dilakukan
dung senyawa antioksidan. Termasuk sedi- penelitian tentang pengaruh emulgator ter-
aan berupa krim. Krim adalah bentuk sedi- hadap aktivitas antioksidan krim ekstrak
aan setengah padat mengandung satu atau etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi ke sabdarifa L). Penelitian ini bertujuan un-
dalam bahan dasar yang sesuai. Krim bi- tuk mengetahui pengaruh emulgator ter-
asanya digunakan sebagai emolien atau hadap aktivitas antioksidan krim ekstrak
pemakaian obat pada kulit. Emulsi jenis etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus
minyak dalam air lebih disukai karena si- sabdariffa L).
fatnya yang mudah dibersihkan dari pada
kebanyakan salep (Ansel,2005). Beberapa METODE PENELITIAN
emulgator mudah teroksidasi. Tetapi emul- Alat dan bahan yang digunakan

377
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

Alat yang digunakan adalah Bejana kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdar-
maserasi, gelas ukur (Iwaki te-32 pyrex), iffa L) yang masih segar berasal dari Ma-
labu tentukur (Iwaki te-32 pyrex), pipet kassar. Sampel sebanyak 100 gram
volume (Iwaki te-32 pyrex), rotavapor kemudian diserbukkan. Selanjutnya sam-
(Ikarv 10 basic), spektrofotometer UV-Vis pel diekstraksi dengan cara maserasi
(genesys 10s uv-vis), timbangan analitik dengan menggunakan pelarut etanol 70%
(Kern alj). selama 5 x 24 jam, di tempat yang terlin-
Bahan yang digunakan adalah Asam dung dari sinar matahari langsung sambil
stearat, adeps lanae, aquadest, etanol ab- sesekali diaduk. Selanjutnya disaring. Am-
solut, etanol 70%, gliserin, kelopak bunga pasnya diekstraksi kembali dengan etanol
rosella ( Hibiscus sabdariffa L), metil para- yang baru dengan jumlah yang sama.
ben, parafin, propil paraben, setil alkohol, Ekstrak etanol yang diperoleh kemudian
span 60, tween 60, Trietanolamin, 1,1- dikumpulkan dan cairan penyarinya
diphenyl-2-picrylhidrazyl (DPPH). diuapkan sampai diperoleh ekstrak etanol
Prosedur Kerja yang kental. Ekstraknya kemudian
Pengambilan dan Pengolahan sampel digunakan sebagai bahan baku krim.
Sampel yang digunakan adalah

Tabel.1. Rancangan Formula Krim antioksidan Ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa L).

Formula Krim (%)


(40g)
Nama Bahan
Anionik Nonionik
IA IIA IIIA IN IIN IIIN
Ekstrak etanol kelopak bunga rosella 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
Setil alkohol 3 3 3 3 3 3
Asam stearat 10 15 20 5 5 5
Trietanolamin 2 3 4 - - -
Gliserin 15 15 15 15 15 15
Parafin 5 5 5 5 5 5
Adeps Lanae 5 5 5 5 5 5
Span 60 dan Tween 60 - - - 2 3 4
Propil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Metal paraben 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Aquadest 40 40 40 40 40 40
Keterangan:
IA = Formula krim antioksidan dengan emulgator anionik pada konsentrasi 2%
IIA = Formula krim antioksidan dengan emulgator anionik pada konsentrasi 3%
IIIA= Formula krim antioksidan dengan emulgator anionik pada konsentrasi 4%
IN = Formula krim antioksidan dengan emulgator nonionik pada konsentrasi 2%
IN = Formulasi krim antioksidan dengan emulgator nonionik pada konsentrasi 3%
IIIN =Formulasi krim antioksidan dengan emulgator nonionik pada konsentrasi 4%

378
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...

Pembuatan sediaan krim dengan emulga- pai terbentuknya krim yang homogen,
tor Nonionik tambahkan ekstrak etanol kelopak rosella
Alat dan bahan yang akan digunakan (Hibiscus Sabdariffa L) dan di-
disiapkan. Fase minyak dibuat dengan homogenkan.
melebur berturut-turut asam stearat, setil Prosedur pengujian krim sebagai beri-
alkohol, adeps lanae, parafin cair, span 60. kut :
Ditambahkan propil paraben, kemudian Pembuatan larutan DPPH
suhu dipertahankan pada suhu 70oC. Fase Larutan DPPH 0,343 mM dibuat
air dibuat dengan melarutkan metil paraben dengan cara ditimbang DPPH sebanyak
0
dalam air panas pada suhu 90 C, dan dit- 0,0135 g dilarutkan dengan 100 mL eta-
ambahkan gliserin. Ditambahkan tween 60, nol absolut dalam labu tentukur.
dipertahankan pada suhu 70oC. Krim dibu- Penetapan panjang gelombang maksimum
at dengan mencampurkan fase minyak ke (λmaks)
dalam fase air sembil diaduk selama 3 Larutan DPPH sebanyak 1 mL
menit. Didiamkan selama 20 detik, lalu dicukupkan dengan etanol 5 mL dalam
diaduk kembali sampai terbentuk krim labu tentukur 5 mL dan dihomogenkan.
yang homogen, tambahkan ekstrak etanol Setelah itu dibiarkan selama 30 menit di
kelopak rosella (Hibiscus Sabdariffa. L) tempat gelap, selanjutnya diukur
dan dihomogenkan. serapannya pada panjang gelombang 400-
Pembuatan sediaan krim dengan emulga- 800 nm dengan menggunakan
tor Anionik spektrofotometri UV-VIS, dan diperoleh
Alat dan bahan yang akan digunakan panjang gelombang maksimum DPPH
disiapkan. Fase minyak dibuat dengan yaitu 517 nm.
melebur setil alkohol, adeps lanae, parafin Pengukuran serapan DPPH ( Blanko)
cair, asam stearat. Ditambahkan propil Pengujian dilakukan dengan dipipet
paraben, kemudian suhu dipertahankan pa- 1 mL DPPH 0,343 mM dan dicukupkan
0
da 70 C, fase air dibuat dengan melarut- volumenya dengan etanol absolut sampai
kan metil paraben dalam air panas pada 5,0 mL dalam labu ukur. Larutan ini selan-
suhu 900C dan ditambahkan gliserin. Dit- jutnya di ukur absorbansinya pada panjang
ambahkan trietanolamin, dipertahankan gelombang
pada suhu 700C. Krim dibuat dengan men- Penyiapan sampel
campurkan fase minyak ke dalam fase air Sampel krim sebanyak 5 g (setara
sambil diaduk selama 3 menit. Didiamkan dengan 40,06 mg ekstrak rosella) dit-
selama 20 detik, lalu diaduk kembali sam- ambahkan 5 mL etanol absolut kemudian

379
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

disentrifuge selama 10 menit. Hasil jang gelombang 517 nm pada spektro UV-
ekstraksi disaring dengan kertas saring dan VIS.
ditampung filtratnya. Ampasnya dilarutkan
kembali dengan etanol absolut dan diambil PEMBAHASAN
filtratnya. Hal ini dilakukan sebanyak 3 Uji aktivitas antioksidan dalam sen-
kali. Filtrat disatukan dan dipekatkan yawa yang terkandung dalam suatu tana-
kemudian di ad hingga 5 mL. man dilakukan untuk mengetahui apakah
Uji perendaman radikal bebas senyawa tersebut terbukti memiliki aktivi-
menggunakan DPPH tas pengikatan terhadap radikal bebas.
Filtrat ditambahkan 2 mL DPPH Tanaman yang digunakan pada penelitian
0,343 mM, dicukupkan volumenya hingga ini adalah rosella (Hibiscus sabdariffa L).
10 mL, kemudian diinkubasi pada suhu 37- Dalam hal ini dilakukan pengujian aktivi-
---0C selama 30 menit. Selanjutnya sera- tas antioksidan dalam bentuk sediaan krim
pannya diukur dengan spektrofotometer yang mengandung ekstrak etanol 70%
UV-VIS pada panjang gelombang 517 nm. kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa
Peredaman terhadap DPPH dihitung L). Metode ekstraksi yang digunakan un-
dengan menggunakan rumus : tuk memperoleh ekstrak etanol kelopak
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) ada-
lah metode maserasi karena metode ini
tidak melibatkan panas, sehingga tidak ada
faktor temperatur yang mempercepat
Uji aktivitas krim reaksi atau mempengaruhi senyawa aktif
Krim yang dibuat disimpan selama pada ekstrak, dan juga merupakan cara
10 hari. Penyimpanan dilakukan di oven yang mudah dilakukan dan menggunakan
pada suhu 370C selama 12 jam dan pada peralatan sederhana. Pelarut yang
suhu 40C selama 12 jam berselang seling digunakan untuk mengekstraksi adalah
dalam 10 hari. Kemudian % inhibisinya etanol 70%.
diukur sesuai point (d) dan (e) pada pan-

Tabel 2. Hasil pengukuran IC50 dari ekstrak etanol kelopak bunga rosella
Konsentrasi Sampel Pengikatan DPPH (%) Persamaan Garis Linear IC50
(ppm) (ppm)
10 33,28 y = 0,593x + 29,28 38,44
20 42,20 2
r = 0,972
30 45,71
40 49,62
50 56,56

380
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...

Tabel 3. Hasil pengukuran absorbansi sediaan krim

Penghambatan DPPH (%)


Konsentrasi emulgator Basis Sediaan
Penyimpanan
Sebelum Setelah
Anionik 2% 49,01 73,73 55,88
Anionik 3% 30,76 69,16 50,16
Anionik 4% 17,69 67,27 49,00
Nonionik 2% 17,90 68,57 42,66
Nonionik 3% 19,33 61,87 47,76
Nonionik 4% 21,53 59,30 48,75

Kandungan antosianin yang terdapat Penggunaan emulgator nonionik gabun-


pada kelopak bunga rosella (Hibiscus gan tween 60 dan span 60 dengan HLB
sabdariffa L) bersifat polar, maka dipilih butuh 10 2,dipilih dengan alasan
pelarut etanol yang kepolarannya diting- emulgator gabungan dapat menghasilkan
katkan dengan memilih etanol 70%. Dari pengurangan tegangan antar muka yang
hasil penentuan aktivitas antioksidan lebih besar dibanding emulgator tunggal
peredaman radikal bebas DPPH ekstrak sehingga emulsi yang dibentuk akan lebih
etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus stabil serta karakteristik hidrofilik dan
sabdariffa L) diperoleh IC50 sebesar 38,44 lipofilik yang seimbang, molekul surfaktan
ppm. Konsentrasi inilah yang digunakan cenderung lebih senang berada pada antar
sebagai acuan untuk formula sediaan krim muka.
dengan emulgator anionik dan nonionik. Emulgator nonionik digunakan da-
Pada pembuatan sediaan krim lam penelitian ini karena emulgator ini
dengan ekstrak etanol kelopak bunga rosel- bersifat netral dan stabil dengan adanya
la (Hibiscus sabdariffa L) digunakan dua asam/basa dari komponen krim.
jenis emulgator yang berbeda untuk Penggunaan emulgator ini untuk
mengetahui pengaruh emulgator terhadap menghindari terjadinya interaksi antara
aktivitas antioksidan krim yang dibuat. emulgator dan zat didalam ekstrak, meng-
Emulgator anionik yang digunakan dalam ingat belum diketahuinya secara pasti
penelitian ini adalah trietanolamin yang komponen kimia atau senyawa yang ter-
dikombinasikan dengan asam stearat se- dapat dalam ekstrak kelopak bunga rosella
bagai bahan pengemulsi anionik untuk (Hibiscus sabdariffa L).
menghasilkan emulsi M/A yang homogen Penggunaan emulgator anionik yaitu
dan stabil. Sedangkan untuk emulgator trietanolamin dan asam stearat, mengingat
nonionik digunakan tween 60 dan span 60. bahwa krim yang dibuat ditujukan untuk

381
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

penggunaan luar. Basis yang dipilih dalam but akan tereduksi dan warnanya akan
suatu sediaan krim untuk penggunaan luar berubah menjadi kuning. Perubahan terse-
pada umumnya dibentuk dari fase minyak but dapat diukur dengan spektrofotometer,
yang tidak terabsorbsi kedalam kulit yaitu dan diplotkan terhadap konsentrasi. Prinsip
dari golongan minyak mineral, misalnya kerja metode DPPH adalah berdasarkan
parafin liquid. Sedangkan asam stearat adanya senyawa antioksidan (AH) akan
akan membentuk krim yang stabil jika mendonorkan hidrogen (H) pada DPPH
digabungkan dengan trietanolamin (TEA). dengan bereaksi dengan antioksidan maka
Emulgator dengan konsentrasi 2 % absorpsi DPPH akan berkurang yang
adalah jumlah yang cukup dalam suatu for- ditandai adanya perubahan warna radikal
mula, walaupun konsentrasi yang lebih bebas DPPH yang berwarna ungu menjadi
kecil tetapi dapat memberikan hasil yang berwarna kuning pucat. Penentuan aktivi-
lebih baik. Jika konsentrasi emulgator tas antioksidan dengan menggunakan
lebih dari 5%, maka emulgator akan men- metode peredaman DPPH dinyatakan
jadi bagian utama dari formula dan hal ini dengan nilai peredaman DPPH. Semakin
bukanlah tujuan dari pengunaan emulgator besar nilai peredamannya maka akan se-
(Martin, 1971). Oleh karena itu, dalam makin besar juga nilai aktivitas anti-
pembuatan krim pada penelitian ini oksidannya (Pratimasari,2009).
digunakan konsentrasi 2%, 3%, dan 4%. Kandungan penting yang terdapat
Metode yang digunakan dalam pen- pada kelopak bunga rosella (Hibiscus
gujian aktivitas antioksidan adalah metode sabdariffa L) adalah pigmen antosianin
serapan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil yang membentuk flavonoid yang berperan
(DPPH) karena merupakan metode yang sebagai antioksidan. Flavonoid merupakan
sederhana, cepat, mudah, dan senyawa pereduksi yang menghambat ban-
menggunakan sampel dalam jumlah yang yak reaksi oksidasi. Flavonoid bertindak
sedikit dengan waktu yang singkat. Metode sebagai penampung radikal hidroksi dan
ini dapat digunakan untuk mengevaluasi superhidroksi dan dengan demikian
aktivitas antioksidan pada ekstrak tanaman. melindungi lipid membrane terhadap
Radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) reaksi yang merusak. Semakin banyak
adalah suatu senyawa organik yang subtitusi gugus hidroksi pada flavonoid,
mengandung nitrogen tidak stabil dengan maka aktivitas antiradikalnya semakin be-
absorbansi kuat pada λmax 517 nm dan sar (Amic et al, 2003). Senyawa flavonoid
berwarna ungu gelap. Setelah bereaksi banyak yang mudah larut dalam air, teruta-
dengan senyawa antioksidan, DPPH terse- ma bentuk glikosidanya. Flavonoid rosella

382
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...

terdiri dari flavonol dan pigmen antosianin. dengan konsentrasi yang bervariasi
Antosianin merupakan pigmen tumbuhan sebagai emulgator, sedangkan pada krim
yang memberikan warna merah pada bun- nonionik asam stearat digunakan sebagai
ga rosella (Hibiscus sabdariffa L) dan ber- pembentuk massa krim saja dengan
peran mencegah kerusakan sel akibat papa- konsentrasi yang sama.
ran sinar UV berlebih. Kadar antosianin Kemampuan penghambatan radikal
yang tinggi pada kelopak rosella dapat bebas juga dipengaruhi oleh jumlah
menghambat radikal bebas yang berlebi- emulgator dalam sediaan. Semakin besar
han. Pigmen antosianin ini yang memben- konsentrasi emulgator yang digunakan da-
tuk warna ungu kemerahan pada kelopak lam sediaan krim, aktivitas antioksidan
bunganya. Antosianin berfungsi sebagai mengalami penurunan, disebabkan karena
antioksidan, pada bunga rosella berada pa- akan lebih banyak emulgator yang
da bentuk glukosida (Sastrohamidjojo, dilindungi terhadap oksidasi oleh
1995). antioksidan ekstrak yang kemudian
Hasil pengujian efek penghambatan bereaksi dengan radikal bebas DPPH dan
radikal bebas sediaan krim menyebabkan terjadinya penurunan aktivi-
memperlihatkan bahwa krim yang dibuat tas. Kemampuan peredaman radikal bebas
dengan emulgator anionik memberikan % pada sediaan untuk tiap konsentrasi dan
penghambatan yang lebih tinggi jenis emulgator menunjukkan bahwa krim
dibandingkan dengan krim yang dengan emulgator anionik berbeda %
menggunakan emulgator nonionik. Efek penghambatannya dengan krim yang
peredaman pada sediaan kemungkinan menggunakan emulgator nonionik dengan
dipengaruhi oleh komponen basis krim konsentrasi yang sama, dimana krim
yang digunakan, yaitu asam stearat yang anionik menunjukkan % penghambatan
dapat meredam radikal bebas DPPH. Pada yang lebih tinggi dibandingkan dengan
krim anionik digunakan asam stearat krim nonionik.

Tabel 4. Analisis Varians perubahan % inhibisi sediaan sebelum dan setelah penyimpanan

F table
Rumus variansi DB JK KT F hitung
5% 1%
Emulgator 5 161.1322 32.22644 2.415616 5.05 10.97
Penyimpanan 1 930.8647 930.8647 69.77538** 6.61 16.26
Galat 5 66.70437 13.34087
Total 11

Keterangan ** = Sangat Signifikan

383
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

Tabel 5. Analisis Varians % inhibisi basis dengan sediaan

F tabel
Rumus variansi DB JK KT F hitung
5% 1%
Emulgator 5 883.2302 176.646 2.675832 5.05 10.97
Perlakuan 1 4442.131 4442.131 67.28934** 6.61 16.26
Galat 5 330.0769 66.01538
Total 11
Keterangan ** = Sangat Signifikan

Basis pada kedua jenis krim dengan bahwa % penghambatan tiap-tiap jenis dan
emulgator berbeda memberikan pengham- jumlah emugator dalam sediaan tidak
batan terhadap radikal bebas dan secara berbeda (sama), sehingga jika ditinjau dari
keseluruhan mendukung aktivitas antioksi- efesiensi dan efektivitas penggunaan
dan dari sediaan yang mengandung emulgator maka dapat digunakan salah
ekstrak. Hasil statistik Rancangan Acak satu jenis emulgator (anionik atau
Kelompok kemampuan peredaman DPPH nonionik) dengan konsentrasi terkecil
oleh basis dan sediaan menunjukkan yaitu 2%.
bahwa pada perlakuan (basis dan sediaan) Pada penelitian ini dilakukan juga
memiliki F Hitung > F Tabel pada taraf penyimpanan krim selama 10 siklus untuk
kepercayaan 5% dan 1%. Hal ini berarti membandingkan aktivitas antioksidan
bahwa kemampuan peredaman radikal sebelum dan sesudah penyimpanan. Krim
bebas antara basis dan sediaan berbeda disimpan selama 12 jam pada suhu 37⁰C
sangat signifikan. Sehingga dapat dan 12 jam pada suhu 4⁰C. Terlihat bah-
disimpulkan bahwa meskipun basis wa % penghambatan radikal bebas
memberikan aktivitas antioksidan, tetapi menurun selama penyimpanan. Berdasar-
penambahan ekstrak sangat mempengaruhi kan hasil analisis statistik rancangan acak
besarnya aktivitas antioksidan sediaan, kelompok pengukuran % penghambatan
pengaruh ekstrak terhadap kemampuan sediaan krim sebelum dan setelah penyim-
peredaman radikal bebas DPPH sangat panan terlihat bahwa F hitung > F tabel
signifikan. Hasil analisis statistik pada taraf kepercayaan 5% dan 1%. Hal
rancangan acak kelompok % ini berarti bahwa terjadi perbedaan aktivi-
penghambatan setiap jenis dan jumlah tas penghambatan radikal bebas setelah
emulgator terlihat bahwa nilai F hitung < F penyimpanan yang sangat signifikan.
tabel pada taraf kepercayaan 5% dan 1% Penyimpanan mempengaruhi % pengham-
untuk % penghambatan masing- masing batan sediaan. Ini menunjukkan bahwa
emulgator dalam sediaan. Hal ini berarti penyimpanan dapat mempengaruhi aktivi-

384
Nursalam Hamzah, Isriany Ismail, Andi Dian Aulia Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas ...

tas penghambatan radikal bebas ekstrak DAFTAR PUSTAKA


yang ada pada sediaan yang menyebabkan Ansel. C. Howard. “Pengantar Bentuk Se-
% penghambatannya menurun. Penurunan diaan Farmasi”. Diterjemahkan
oleh Faridah Ibrahim. Jakarta: Uni-
aktivitas ini kemungkinan disebabkan ka-
versitas Indonesia, 2005.
rena efek antioksidan ekstrak berfungsi Kuncahyono I. “Uji Aktivitas Antioksidan
juga sebagai antioksidan sediaan karena Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi, l.) terhadap 1,1-Diphenyl-2-
dalam formulasi krim tidak menggunakan
Picrylhidrazyl (DPPH)”. D-III.
antioksidan sediaan. Oleh karena itu, krim Yogyakarta: Teknologi Farmasi
harus memakai antioksidan sediaan agar Fakultas Teknik Universitas Setia
Budi, 2007.
ekstrak tidak berfungsi sebagai antioksidan
Martin Eric.L.”Dispensing of Madication.
sediaan yang akan menyebabkan 7th Edition”. Pensylvania: Mack
penurunan efek dari antioksidan. Publishing Company Easton. 1971
Hasil analisis statistik % pengham- Pratimasari, D. “Uji Aktivitas Penangkap
Radikal Buah Carica papaya L.
batan setiap emulgator ternyata tidak ber- Dengan Metode DPPH dan Peneta-
beda (sama) dalam artian emulgator tidak pan Kadar Fenolik Serta Flavonoid
berpengaruh terhadap % penghambatan Totalnya.” Skripsi. Surakarta:
Fakultas Farmasi Universitas Mu-
masing-masing sediaan krim terhadap
hammadiyah Surakarta, 2009.
DPPH, sehingga kedua emulgator dapat Sastrohamidjojo Hardjono. “ Biosintesis
digunakan tetapi dengan konsentrasi Senyawa Kimia.” Yogyakarta, 1995.
Tranggono, R.I, Fatma Latifah. “Buku
terkecil, karena pada konsentrasi terkecil
Pengangan Ilmu Pengetahuan
(2%) menunjukkan % penghambatan yang Kosmetik.” Jakarta:
paling tinggi. PT.Gramedia Pustaka Utama, 2007.

PENUTUP
Kesimpulan
Jenis dan jumlah emulgator tidak
mempengaruhi aktivitas antioksidan
sediaan yang mengandung ekstrak kelopak
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L). Ak-
tivitas antioksidan sediaan krim ekstrak
kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa
L) menurun setelah penyimpanan.

385

Anda mungkin juga menyukai