Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa yang timbul sejak lahir pada
tahun pertama kehidupan dan merupakan salah satu penyebab kebutaan pada anak
yang sering di jumpai. Jika katarak tetap tak terdeteksi, kehilangan penglihatan
pada posisi kekeruhan lensa, jika kekeruhan lentikular timbul pada sumbu
penglihatan maka akan terjadi gangguan visus secara signifikan dan dapat
hidup, yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan normal lensa. Prevalensi
pada negara berkembang sekitar 2-4 tiap 10.000 kelahiran hidup. Adapun
frekuensi kejadiannya sama antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Katarak
janin dalam kandungan dan bergejala sebagai kekeruhan pada lensa saat bayi
41
Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: ”Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” (Q.S Al-Hadiid (57): 22)
Dari ayat-ayat diatas jelaslah bahwa segala yang terjadi adalah karena
kehendak Allah SWT, begitu juga dengan ciptaan-Nya. Allah SWT menciptakan
Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah SWT, oleh karena itu sudah
menjadi kewajiban orang tua agar mencari pengobatan bagi anaknya untuk
Walaupun kesembuhan datang dari Allah SWT, orang tua tetap harus
lainnya bisa menyembuhkan, bisa juga tidak menyembuhkan jika Alah SWT
42
belum menghendaki atau menunda suatu penyembuhan. Atau bisa saja terjadi
pengobatan apapun. Tanpa kehendak dan izin Allah SWT maka suatu penyakit
Bagi orang tua, disamping ikhtiar dan keyakinan, janganlah lupa berdo’a
untuk kesembuhan anaknya. Namun jika ternyata Allah SWT berkehendak lain
(tidak sembuh). Maka perlu diingat, kadangkala Allah SWT memberikan suatu
penyakit sebagai ujian dan jembatan bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri
kepada-Nya. Bagi seorang muslim, yang paling utama dalam hidup ini adalah
mendapatkan ridha Allah SWT, sehingga hal itu tidak perlu menjadi masalah
menjalin hubungan alam dengan sekitarnya. Segala sesuatu yang dapat di jangkau
oleh indera tersebut merupakan hakikat kekuatan indera, Indera itu dinamakan
‘panca indera’ dan salah satu diantaranya adalah indera pengelihatan. Jiwa
manusia dapat mengenal berbagai yang ada di jagad raya melalui ‘jendela’ yang
43
menghubungkan dengan alam. Tanpa adanya ‘jendela’, kelak anak tidak akan
mengenal hakikat yang berada diluar jiwanya dan ia akan tetap berada dalam
haruslah memenuhi tiga syarat berikut agar tidak terjatuh dalam kesyirikan
(Shalih,1999):
1. Hati tetap bersandar pada Allah SWT. Bukan pada obat. Maksudnya,
Allah SWT. Apabila seseorang merasa pasti akan berhasil tatkala telah
bahwa hatinya telah bersandar kepada suatu obat. Bukan kepada Allah
SWT. Hal tersebut juga dapat di indikasikan ada pada diri orang yang
sangat kecewa atas sebuah kegagalan padahal orang itu merasa telah
44
terbukti melalui penelitian ilmiah bahwa sebab tersebut dapat
dua jenis hukum: halal dan haram. Yang pertama adalah sebab yang
Allah SWT tidak menetapkan sebagai obat, baik syar’i maupun qodari,
berarti dia telah menjadikan dirinya sekutu bagi Allah SWT dalam
siapa saja. Namun tatkala Allah SWT menghendaki lain, maka api
45
Allah SWT Berfirman:
Artinya:“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-
benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Q.S Al-
Anbiya (21): 35).
Artinya: ”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S Al-
Baqarah (2): 155)
lensa yang keruh, namun juga harus mengkoreksi visus pengelihatan. Pasca
ekstraksi lensa, mata akan mengalami afakia, yaitu keadaan dimana tidak adanya
turunnya visus, dan hipermetropi tinggi. Pada bayi/infant, afakia harus segera di
46
sangat beresiko untuk menderita amblyopia. Jika penetalaksanaan tertunda sampai
agar bisa menikmati keindahan-keindahan yang telah diberikan oleh Nya. Karena
itu seseorang yang sakit wajib hukumnya untuk berobat agar sembuh dari
penyakitnya sehingga dapat menggunakan akal pikiran dan tubuhnya dengan baik
muslim seharusnya meyakini bahwa Allah SWT lah yang menurunkan penyakit
dan Dia pula yang menurunkan obatnya (Zainuddin, 1996). Hal ini sesuai dengan
47
3.2. Pandangan Islam Tentang Kewajiban Memelihara Kesehatan Mata
dilimpahkanNya kepada manusia, karena dengan tubuh yang sehat maka manusia
keadaan yang sangat penting bagi manusia. Setiap manusia sangat mendambakan
kesehatan yang baik mulai dari anak yang baru lahir sampai yang berusia lanjut.
Kesehatan tubuh menjadi hal pokok yang harus dimiliki oleh setiap orang
(Su’dan, 1997).
juga menjaga tubuhnya dari setiap penyebab yang dapat menjadikannya menderita
sakit. Manusia dengan kondisi yang sehat dapat melakukan segala amal ibadah
mental, dan sosial saja tetapi islam juga melihat dimensi kesehatan meliputi sehat
fisik, mental, sosial dan sehat spiritual (Zulfikti, 1994). Hal inilah yang menjadi
landasan kuat bagi manusia dalam menjalani kehidupan sesuai dengan konsep
baiknya, agar manusia dapat selamat dari siksa akibat perbuatan yang dilakukan
lewat mata tresebut. Islam telah memberikan ajaran bahwasanya mata itu
48
1. Memperoleh petunjuk dalam kegelapan
dunia.
Dengan demikian maka mata harus selalu dijaga dan di pelihara dari empat
tindakan maksiat.
49
3. Melihat aneka ragam keindahan bentuk dan rupa yang membuka dan
pada anak dengan afakia pasca operasi katarak kongenital, diharapkan anak
3.3. Penggunaan RGP untuk Afakia pada Anak Pasca Operasi Katarak
Rigid Gas Permeable merupakan salah satu hasil dari kemajuan teknologi
bola mata pemakai, sehingga pemakai dapat melihat kembali secara normal.
(Wahyuni, 2007).
akan mengalami afakia, yaitu keadaan dimana mata tidak lagi memiliki lensa.
Rafii, Shirzadeh dkk (2013) menjelaskan bahwa pengelihatan anak dengan afakia
dapat di koreksi dengan beberapa cara. Menurut letaknya, di bedakan atas koreksi
secara eksternal dan IOL (internal). Penggunaan RGP adalah koreksi tajam
besar bersifat cair (hirophillic) dan tidak mengandung unsur haram didalamnya
50
sehingga boleh digunakan karena pada dasarnya Islam memperbolehkan sesuatu
apa saja sebagai bahan obat, dengan syarat bahan yang dipakai haruslah dengan
yang halal dan dilarang menggunakan cara atau obat yang melanggar ketentuan
َّبِ هح هرام
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di
sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan
melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan
bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka574. Maka orang-orang yang beriman
51
kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang
terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-
orang yang beruntung.” (QS. Al-A'raf (7): 157)
2008). Imam muslim meriwayatkan dari abu zubair yang meriwayatkan dari Jabir
Artinya:“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu penyakit,
penyakit itu akan sembuh dengan seizin Allah ‘Azza wa Jalla.”
(HR.Muslim).
Yang dimaksud hadist tersebut adalah orang tua yang mempunyai anak
dengan afakia pasca operasi katarak kongenital harus berusaha untuk berobat
kepada ahlinya sehingga pengobatan yang di berikan sesuai. Jika penyakit diobati
sesuai dengan prosedur dan terapinya maka atas izin Allah SWT, penyakit
tersebut akan sembuh. Oleh sebab itu, orang tua seharusnya tidak hanya berusaha
tapi juga harus selalu berdo’a untuk kesembuhan anaknya. (Zuhroni, 2003)
َّار
ض هر ه َّ ض هر هَّرَّ هو ه
ِ َّل َّ ه
لَّ ه
Artinya:“Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain.”
(HR. Ibn Majah dan Ahmad).
52
Hadist tersebut menjelaskan bahwa sebagai seorang dokter muslim dalam
pengelihatan pada anak dengan afakia psca operasi katarak kongenital, harus
pengobatan yang tepat dan sesuai dengan penyakitnya. Jangan sampai tindakan
2003).
berobatlah pada dokter yang menguasai medis sebagai ahlinya, sehingga upaya
penyembuhan mendapat hasil yang maksimal (Zuhroni dkk, 2003). Karena Jika
seseorang yang sakit tidak berobat kepada ahlinya yaitu dokter, maka lambat laun
akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan lama-kelamaan akan menyebabkan
dua yang dapat digunakan untuk tujuan baik dan jahat sekaligus. Suatu teknologi
manusia menggunakannya.
53
Jika di bandingkan dengan terapi lainnya, penggunaan RGP memiliki lebih
pengobatan, di perkirakan terdapat kerusakan yang lebih besar maka hal ini tidak
kerugian dari suatu obat yang di gunakan (Uddin, 2003). Hal ini menjadi dasar
pemilihan RGP oleh karena lebih banyak memberikan manfaat dan lebih sedikit
إذاَّتعارضَّضررانَّدفعَّأخفهما
Artinya:“Jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka di ambil yang
paling ringan.” (HR. Abu Dawud)
teknologi yang bermanfaat sebagai pengobatan dan sesuai dengan ajaran Islam.
54