Anda di halaman 1dari 4

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Katarak Kongenital adalah kekeruhan lensa yang timbul sejak lahir

pada tahun pertama Setelah pengangkatan lensa pada katarak

kongenital, maka mata anak/bayi akan mengalami afakia, yaitu

keadaan dimana mata tidak lagi memiliki lensa. Setelah anak menjadi

afakia, visus pengelihatan anak perlu di koreksi. Dalam

penatalaksanaannya, katarak kongenital perlu di ekstraksi melalui

tinfakan bedah. Tindakan bedah pada katarak kongenital yang umum

dikenal adalah disisio lensa, ekstraksi liniar, ekstraksi dengan aspirasi.

Setelah mengekstraksi lensa, mata perlu mendapatkan koreksi tajam

pengelihatan dengan beberapa cara. Menurut letaknya, di bedakan atas

koreksi secara eksternal dan IOL (internal).

2. Komplikasi yang paling mungkin terjadi sebelum ekstraksi lensa pada

katarak kongenital adalah amblyopia, karena selama masa

perkembangan mata anak belum pernah melihat secara normal. Jika

sudah menjadi amblyopia, maka visus pada mata anak tidak akan bisa

pulih. Sedangkan komplikasi setelah pengangkatan kapsul lensa adalah

sering terjadinya subluksasi lensa IOL ketika anak sudah mulai

beranjak dewasa jika tajam pengelihatan dikoreksi dengan IOL.

3. Pengelihatan anak dengan afakia dapat di koreksi dengan beberapa

cara. Menurut letaknya, di bedakan atas koreksi secara eksternal dan

56
IOL Koreksi pengelihatan pada anak/bayi dengan afakia secara

eksternal diantranya adalah kacamata afakia, kontak lens afakia.

Sedangkan, secara internal, koreksi afakia adalah dengan

menggunakan Intra Ocular Lens (IOL).

4. Lensa RGP lebih mudah digunakan and jarang tertanggal dari kornea.

Jika dibandingkan dengan lensa kontak lunak (soft lens), pengguna

RGP perlu waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan lensanya.

Namun, RGP akan lebih nyaman jika dipakai pada waktu yang lama,

hal ini karena RGP bersifat mudah dilalui oksigen sehingga kornea

dapat berfungsi dengan baik, dan pada saat penggunaan RGP, oksigen

bukan hanya didapat pada saat mata berkedip, tapi juga dari udara

bebas yang dapat melalui lensa untuk mencapai kornea. Seminggu

pasca operasi ekstraksi lensa, penyesuaian lensa kontak pada pasien

dilakukan. Selanjutya pasien di evaluasi, dikatakan gagal jika pasien

hanya mampu menggunakan lensa RGP dibawah 4 jam per hari.

Penggantian dan evaluasi lensa RGP dilakukan setahun pasca operasi

ekstraksi lensa.

5. Anak merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus dirawat dan di

jaga. Dalam mencari pengobatan, hendaknya orang tua memenuhi tiga

syarat agar tidak masuk dalam kesyirikan, diantara hati tetap bersandar

pada Allah SWT bukan obat, pengobatan harus terbukti secara syar’i

maupun qodari, dan memiliki keyakinan bahwa berpengaruh atau

tidaknya sebuah pengobatan hanya Allah SWT yang menakdirkannya.

57
6. Pada prinsipnya Islam menekankan untuk senantiasa menjaga

kesehatan mata, karena mata sangat berfungsi untuk menunjang segala

rutinitas sehari-hari, termasuk beribadah.

7. RGP (rigid gas permeable) merupakan teknologi terbaru di bidang

kedokteran mata. Bahan yang digunakan pada RGP tidak mengandung

unsur haram didalamnya. Penggunaan RGP sebagai koreksi tajam

pengelihatan di perbolehkan dalam islam karena lebih banyak

memberikan manfaat dan lebih sedikit mudharat yang ditimbulkan di

banding terapi lainnya.

5.1. Saran

1. Kepada Dokter

Disarankan kepada dokter untuk bisa lebih mengkaji lebih jauh tentang

penggunaan RGP (Rigid Gas Permeable) pada anak dengan afakia pasca

operasi katarak kongenital, karena bisa menjadi salah satu pilihan utama

untuk dapat memperbaiki tajam pengelihatan anak dengan afakia. Diharapkan

dokter juga dapat mengedukasi dengan baik kepada orang tua pasien

mengenai bagaimana cara penggunaan RGP dan evaluasinya.

2. Kepada Masyarakat

Diharapkan agar masyarakat terlebih orang tua dengan afakia pasca operasi

katarak kongenital segera mencari pengobatan untuk memperbaiki tajam

pengelihatan anak sebelum lewat masa emas perkembangan mata agar dapat

menghindari komplikasi berupa amblyopia.

58
3. Kepada Peneliti

Disarankan kepada para peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut

tentang memperbaiki tajam pengelihatan dengan menggunakan RGP, dan

mengembangkan keunggulan RGP sebagai terapi tajam pengelihatan.

4. Kepada Pemerintah

Diharapkan pemerintah dapat menunjang penelitian yang berhubungan

dengan pencarian terapi pada anak dengan afakia pasca operasi katarak

kongenital dari segi fasilitas, sumber daya, dan biaya.

5. Kepada Ulama

Diharapkan ulama dapat menyebarkan dakwah agar orang tua menganggap

anak sebagai anugerah yang perlu di rawat termasuk mencarikan pengobatan

yang terbaik sesuai syariat Islam jika anak sakit. Serta memberikan

pemahaman tentang bagaimana merawat kesehatan mata dan menjaga

pandangan sesuai syariat Islam.

59

Anda mungkin juga menyukai