Anda di halaman 1dari 11

JAMINAN SOSIAL

KETENAGAKERJAAN

OLEH :

NAMA : HANDAYANI

NIM : 014.04.0021

FAK/SMTR : HUKUM/III {TIGA}

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat serta karuniaNya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah

ini. Makalah ini berisi pembahasan tentang jaminan sosial ketenagakerjaan.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi serta bahan

pembelajaran kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu kami mengharap kritik dan saran yang sifatnya

membangun.

Mataram, 2 November 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. 1

Kata pengantar ................................................................................................. 2

Daftar Isi .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak asasi manusia pada prinsipnya adalah seperangkat hak yang

melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung

tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia

Salah satu hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

adalah hak atas jaminan sosial. Dalam Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 1948 pasal 22 dan pasal 25

dinyatakan bahwa: “Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, mempunyai

hak atas jaminan setiap orang, sebagai anggota masyarakat, mempunyai hak

atas jaminan sosial: dalam hal menganggur, sakit, cacat tidak mampu bekerja,

menjanda, hari tua.”

Pengakuan jaminan sosial juga tertuang dalam Undang-Undang

Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 41 ayat (1) “Setiap

warga Negara berhak atas jamnina sosial yang dibutuhkan untuk hidup layak

serta untuk perkembangan pribadinya secara utuh.”

4
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja?

2. Bagaimanakah kepesertaan jaminan sosial bagi tenaga kerja harian lepas,

tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak?

3. Bagaimanakah pelaksanaan Jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja

yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja?

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga kerja

Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja

dalam bentuk berkurang, dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan

yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin,

hari tua dan meninggal dunia.

2. Kepesertaan jaminan sosial bagi tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja

borongan dan tenaga kerja kontrak

 Tenaga kerja harian lepas adalah tenaga kerja yang bekerja pada

pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah-ubah

dalam waktu maupun kontinuitas pekerjaan dengan menerima upah

didasarkan atas kehadirannya secara harian.

 Tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang bekerja pada

pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah

didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja.

 Tenaga kerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu

adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan

pekerjaan tertentu dengan menerima upah yang didasarkan

6
kesepakatan dalam hubungan kerja/hubungan industrial untuk waktu

tertentu dan/atau selesainya pekerjaan tertentu.

Bagi perusahaan yang juga mempekerjakan tenaga kerja harian lepas, tenaga

kerja borongan, dan tenaga kerja dengan perjanjian kerja waktu tertentu

sebelumnya diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-

03/MEN/1994 tentang Program Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja Harian

Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak. Namun, karena

mengingat bahwa Peraturan Menteri Tenaga Kerja tersebut dirasakan sudah

tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, maka

untuk penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja

harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu yang dipekerjakan

pada perusahaan “umum” diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja

Nomor KEP-150/MEN/1999, sedangkan untuk tenaga kerja harian lepas,

borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu yang dipekerjakan pada

perusahaan sektor jasa konstruksi diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga

Kerja Nomor KEP-196/MEN/1999.

Setiap pengusaha (dalam perusahaan “umum”) yang mempekerjakan tenaga

kerja di atas wajib mengikut sertakan mereka pada program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja dengan besar iuran yang sama dengan iuran pekerja/buruh biasa

(pekerja/buruh tetap) untuk masing-masing program.

7
3. Pelaksanaan Jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang

melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja

Pelaksanaan Jaminan Sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang melakukan

pekerjaan di luar hubungan kerja sudah diamanatkan dalam pasal 4 UU No. 3

Tahun 1992 berbunyi sebagai berikut.

Program Jaminan Sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang melakukan

pekerjaan di luar hubungan kerja diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.

Oleh karena itu jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di

luar hubungan kerja diatur sementara dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi No. PER-24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja

yang Melakukan Pekerjaan di Luar Hubungan Kerja.

Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja adalah tenaga

kerja yang melakukan kegiatan ekonomi tanpa dibantu orang lain (berusaha

sendiri tanpa pekerja/buruh). Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan

tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja dalam

membayar iuran, maka program jaminan sosial tenaga kerja bagi para tenaga

kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja dilaksanakan secara

8
bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan membayar iuran dari

tenaga kerja yang bersangkutan.

Badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang

melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja adalah PT. Jamsostek (persero).

9
PENUTUP

Kesimpulan

1. Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam

bentuk berkurang, dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang

dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua

dan meninggal dunia.

2. Setiap pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja bagi tenaga kerja harian

lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak wajib mengikut sertakan

mereka pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dengan besar iuran yang

sama dengan iuran pekerja/buruh biasa (pekerja/buruh tetap) untuk masing-

masing program.

3. Program jaminan sosial tenaga kerja bagi para tenaga kerja yang melakukan

pekerjaan di luar hubungan kerja dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan membayar iuran dari tenaga kerja yang bersangkutan.

10
Daftar Pustaka

Asyhadie Zaeni aspek aspek hukum jaminan sosial tenaga kerja di Indonesia 2013

raja grafindo persada jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai