Anda di halaman 1dari 3

PELAJARAN ETIKA DARI PENEMUAN OBAT ANTI HIPERTENSI

BERUPA CAPTOPRIL DALAM DUNIA KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata Metodologi Riset

Oleh :
Yeni Kristi
(092310101032)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2012
Dunia kesehatan pada periode belakangan ini kian berkembang pesat
seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum.
Berkembangnya masalah kesehatan di masyarakat mendorong para ilmuwan
untuk mengatasi masalah tersebut dengan berusaha meneliti dan membuat
penemuan untuk dapat mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Hipertensi merupakan salah satu masalah penyakit degeneratif yang
paling mengancam jiwa manusia. Banyak para ilmuwan yang berusaha membuat
berbagai macam cara untuk mengatasi masalah hipertensi tersebut. Dalam
perjalanan penemuan- penemuan tersebut tidak menghalangi dapat memunculkan
masalah etis. Dalam melakukan suatu penemuan, ilmuwan hendaknya
memperhatikan kode etis yang telah ada. Kode etis dibuat sebagai batasan
seoarang ilmuwan dalam melakukan penelitiannya.
Salah satu obat yang sering digunakan dalam pengobatan hiprtensi yaitu
ACE inhibitor atau angiotensin-converting enzyme inhibitor, berbagai macam
produk dagang obat antihipertensi yang mengandung ACE inhibitor. Salah
satunya yaitu obat captopril yang merupakan obat antihipertensi. Awalnya ACE
inhibitor ditemukan oleh Leonard T. Skeggs dan rekan-rekannya pada tahun 1956
yang menemukan angiotensin converting enzyme (ACE) dalam plasma.
Selanjutnya perkembangan terhadap obat tersebut terus dilanjutkan. David
Cushman, Miguel Ondetti pada tahun 1975 mempelajari struktur dari ACE,
menggunakan Carboxypeptidase A sebagai model. Penemuan mereka
menyebabkan perkembangan captopril. Captopril telah disetujui oleh Amerika
Serikat Food and Drug Administration pada tahun 1981. Non-sulfhidril-
mengandung pertama (ACE) inhibitor enalapril dipasarkan dua tahun kemudian.
Nilai etika yang juga dapat kita ambil dari penemuan captopril ini adalah
penemuan atau ilmu kian berkembang. Seorang ilmuwan hendaknya tidak cepat
puas dengan hasil yang diperoleh. Percobaan ulang dapat dilakukan jika hal
tersebut dirasa perlu dalam penyempurnaan sebuah hasil penelitian. Penelitain
lanjutan juga perlu untuk memvalidasi atau menyempurnakan penemuan yang
telah ada. seluruh rangkaian kegiatan penelitian tersebut dimaksudkan agar
penemuan yang dilakukan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.

Referensi
Arie. Desain Obat. Yogyakarta: Farmasi UGM [Tersedia serial online]
elisa1.ugm.ac.id/files/Arie_BS/EcRhowxc/Desain_Obat.pdf diakses pada tanggal
14 september 2012 pukul 14.35 wib.

Anda mungkin juga menyukai