Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS QUALITY OF SIGNAL WIFI (QSW) PADA JARINGAN

HOTSPOT RT/RW BERDASARKAN


JENIS HALANGAN DAN LOKASI

Sasa Ani Arnomo


Dosen Program Studi Sistem Informasi Universitas Putera Batam

ABSTRACT
One of the advances in information technology in the field of data transmission in today's
evolving through cables like coaxial cable (Coaxial Cable), UTP (Unshielded Twisted Pair)
and Optical Fiber Cable (Fiber Optic) is also growing use of wireless devices / wifi
(wirelless Fidelity ) wireless lan in this case, where the wireless devices allow users to link
information even when the condition of the mobile (moving). this provides convenience to the
users of information in their activities. wifi signal that covers a certain area at a place called
a hotspot. Dangan presence of hotspots that have started evenly so easy for people to access
the internet, while the access speed of each hotspot is different, and therefore the study was
conducted with the theme of the analysis of Signal Quality Of WiFi (SQW) on the hotspot
network rt / rw by type hitch and location.

Keywords:, Signal Quality Of WiFi, Hotspot.

I. PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi informasi pada saat ini berkembang seiring dengan kebutuhan
yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi.
Oleh karena itu kemajuan teknologi informasi harus terus diupayakan dan ditingkatkan
kualitas dan kuantitasnya. Salah satu kemajuan teknologi informasi di bidang transmisi data
pada saat ini yang berkembang selain kabel, fiber optic ialah penggunaan perangkat tanpa
kabel/Wifi (Wirelless Fidelity) dalam hal ini Wireless LAN, di mana perangkat Wireless
memungkinkan adanya hubungan para pengguna informasi, walaupun pada saat kondisi
mobile (bergerak). Hal ini memberikan kemudahan kepada para pengguna informasi dalam
melakukan aktivitasnya.
Jaringan Wifi atau singkatan dari Wireless Fidelity merupakan sekumpulan standart
yang digunakan untuk jaringan local nirkabel (Wireless Local area Network – WLAN).
Media transfer data adalah gelombang radio (MADCOMS, 2013: 74).
Jaringan wireless atau jaringan WLAN (Wireless Local area Network) adalah suatu
jaringan LAN yang biasa yang tidak menggunakan kabel untuk transfer datanya dimana
media transfer datanya adalah gelombang radio (Madcoms, 2013: 75).
Jaringan wireless yang sudah banyak diterapkan diberbagai tempat seperti
perumahaan, perusahaan, perkantoran, sekolah, rumah sakit dan masih banyak lagi dan tak
lepas dari berbagi perangkat-perangkat atau suatu hardware yang mendukung adanya jaringan
wireless dimana hardware merupakan faktor utama agar kualitas dari jaringan wireless dapat
di kontrol satabiliatas koneksi jaringanya, seperti jaringan wireless yang ada pada
perumahan-perumahan ini tidak lepas dari layanan ISP (Internet Service Provider) yang
banyak menggunakan perangakt router mikrotik dimana router merupakan perangkat
jaringan yang di gunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan dan dalam jaringan yang
lebih kompleks router di gunakan untuk memilihkan jalan bagi paket data untuk mencapai
komputer tujuan (Rendra Towidjojo 2013: 1).
Namun banyak faktor yang mempengaruhi suatu perangkat untuk memberikan suatu
kaulitas layanan yang baik terdapat banyak hambatan seperti halnya jarak dan rumah yang
terdapat tembok, dinding, kaca, dan perabotan rumah yang menjadi penghalang dari sinyal
yang di pancarkan dari server ke pengguna sehingga mengurangi kualitas layanan jaringan
wireless. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis menganggap dengan dasar dan
alasan tersebut penulis terdorong untuk mengangkat penelitian dengan tema analisis Quality
Of Signal Wifi (QSW) pada jaringan hotspot rt/rw berdasarkan jenis halangan dan lokasi.
Sedangkan rumusan permasalahan adalah: (1) Kualitas sinyal mengakses jaringan wifi pada
lokasi user yang berbeda. (2) Kualitas sinyal mengakses jaringan wifi jika terdapat halangan.
(3) Quality of Signal (QSW) dilihat dari Level Signal dan Level Noise.

II. KAJIAN PUSTAKA


Wifi
Wifi adalah singkatan dari Wireles Fidelity, yaitu seperangkat standar yang digunakan
untuk komunikasi jaringan lokal tanpa kabel (Wireless Local Area Networks - WLAN), yang
didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru spesifikasi 802.11a atau b, seperti
802.16g, menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga
kecepatan transfernya (Yuhefizar, 2008: 77).
Tabel 1. Spesifikasi Jaringan Wifi
Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band Cocok dengan
802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz B
802.11a 54 Mb/s 5 GHz A
802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b, g
802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b, g, n

Pada umumnya peralatan wifi hotspot menggunakan standarisasi WLAN IEEE 802.11b atau IEEE
802.11g.Teknologi WLAN ini mampu memberikan kecepatan akses yang tinggi hingga 11 Mbps
(IEEE 802.11b) dan 54 Mbps (IEEE 802.11g) dalam jarak hingga 100 meter (Yuhefizar, 2008: 77).

Jarak Dan Halangan Pada Jaringan Wifi


Semakin jauh jarak antara host dengan router/AP, maka kualitas jaringan semakin
menurun. Begitu pula jika ada halangan seperti pintu, tembok, logam, atau interferensi dari
telepon nirkabel atau microwave, kualitas jaringan akan langsung menurun. Karena itu,
minimalkan gangguan saat memasang jaringan wifi (Winarno, et al., 2010: 106).
Keuntungan dari sistem wifi, pemakai tidak dibatasi ruang gerak dan hanya dibatasi
pada jarak jangkauan dari satu titik pemancar wifi. Untuk jarak pada sistem wifi mampu
menjangkau area 100 feet atau 30 meter radius. Selain itu dapat diperkuat dengan perangkat
khusus seperti booster yang berfungsi sebagai relay yang mampu menjangkau ratusan bahkan
beberapa kilometer ke satu arah (directional). Bahkan hardware terbaru, terdapat perangkat
dimana satu perangkat Access Point dapat saling merelay (disebut bridge) kembali ke
beberapa bagian atau titik sehingga memperjauh jarak jangkauan dan dapat disebar
dibeberapa titik dalam suatu ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN.
Sinyal wifi sangat rentan terhadap halangan, baik berupa tembok, pohon, ataupun
halangan lainnya. Kekuatan sinyal wifi terbaik dapat diperoleh jika antara AP dan client tidak
ada penghalang (LOS-Line of Sight). Meskipun demikian sinyal wifi yang didapat client bisa
juga berupa pantulan meskipun biasanya kekuatannya lemah, kecuali dalam ruangan yang
jaraknya tidak terlalu jauh (Alam, 2008: 37).
Oleh karena itu, menjadi hal yang sangat penting untuk menempatkan AP (antena wifi)
pada posisi yang optimum, baik dari segi jarak maupun dari posisi terhadap halangan dan
pantulan (Alam, 2008: 37).
Kualitas tangkapan sinyal dari sebuah perangkat wifi pada arsitektur 802.11 a/b/g atau n
dalam menangkap sinyal wifi dari pancaran sebuah access point atau hotspot pada umumnya
dibatasi oleh beberapa hal. Faktor jarak yang relatif jauh dan juga faktor hambatan lain
seperti pemasangan sebuah hotspot yang tidak benar pada ruangan gedung yang tidak
terjangkau juga menjadi salah satu sebab berkurangnya kualitas tangkapan sinyal pada
perangkat wifi (Komputer, 2004: 99).
Dalam sebuah jaringan wireless, beberapa material yang digunakan dalam sebuah
bangunan dapat menghalangi sinyal. Berikut beberapa material dan besarnya hambatan yang
ditimbulkannya.
Tabel 2. Material dan Besarnya Hambatan
Besarnya
No Material Contoh
Hambatan
1 Kayu Kecil Pintu, lantai, dinding
2 Bahan sintetis Kecil Penyekat ruangan
3 Kaca Kecil Kaca jendela
4 Air Sedang Akuarium, kelembaban kayu
5 Batu bata Sedang Dinding, lantai
6 Marmer Sedang Dinding, lantai
7 Keramik Tinggi Ubin, langit-langit
8 Kertas Tinggi Tumpukan Koran atau buku
9 Beton Tinggi Lantai, dinding, pilar rumah
Dinding bagian dalam, Air Conditioning,
10 Logam Tinggi
lemari kabinet
(Sumber: Enterprise, 2009: 20)
Pada pemakaian di luar ruangan (outdoor) dan untuk tujuan memperluas area pancaran
sinyal, biasanya semakin tinggi penempatan AP akan semakin luas area pancaran sinyal dan
makin mudah bagi client untuk mendapatkan sinyalnya (Alam, 2008: 37).
Produsen WLAN Router menyatakan bahwa jarak jangkauannya bisa mencapai 100 meter.
Namun, dalam praktiknya kapasitas ini bisa berkurang karena banyak halangan. Tidak hanya
tembok, bahan kayu ataupun metal juga bakal menghambat jalannya sinyal. Paling tidak,
kemampuan efektifnya hanya antara 20 sampai 30 meter (Chip, 2008: 108).

Kualitas Signal To Noise Ratio (SNR)


Noise dalam bahasa Indonesia berarti derau, bisa diartikan sebagai suara berisik, yakni
suara yang tidak kita inginkan karena mengotori audio. Jumlah pengurangan noise yang
diperlukan bergantung kepada jenis background noise, dan penurunan kualitas sinyal yang
diperbolehkan. Secara umum, bisa mencapai peningkatan pada rasio sinyal berbanding noise
(Signal to Noise (S/N) Ratio), dari 5dB sampai 20dB (misalnya, noise dikurangi sebanyak
21dB dan sinyal diturunkan 1dB) (Andi, 2004: 127).
Transmitter yang digunakan dalam sistem wifi menggunakan level yang sangat rendah
jika dibandingkan dengan transmitter radio dan televisi. Oleh karena itu, jaringan wireless
pun sangat rentan terhadap berbagai interferensi (Enterprise, 2009: 76).
Signal to Noise Ratio (SNR) merupakan kunci penentu apakah jaringan wireless
memiliki performa yang bagus atau tidak. Rasio ini adalah perbandingan antara sinyal
dengan noise.SNR diukur menggunakan satuan dB.Semakin tinggi nilainya, semakin bagus
performa jaringannya (Enterprise, 2009: 77).
Modulasi adaptif memungkinkan jaringan wireless dapat mengatur pola sinyal
modulasi bergantung pada kondisi Signal to Noise Ratio (SNR) radio link, di mana pada
kondisi radio link dengan kualitasyang baik menggunakan pola modulasi yang terbaik pula,
sehingga memberikan sistem dengan kapasistas yang lebih besar (Wardhana & Makodian,
2010: 93).
Signal to Noise Ratio mengukur sensitivitas dampak (sinyal) terhadap faktor-faktor
gangguan. Sinyal ini diukur dengan nilai rata-rata, sementara faktor gangguan diukur melalui
deviasi standar respons. Dengan demikian, rasio S/N pada dasarnya adalah sebuah rasio
mean terhadap deviasi standar (dalam statistik, rasio ini, merupakan kebalikan dari
koefisiensi variasi). Rasio S/N yang tertinggi berarti sensitivitas terhadap faktor gangguan
rendah.Sebagai contoh, sinyal untuk suatu jasa pengiriman bisa berbentuk pengiriman tepat
waktu suatu paket dengan selamat ke tempat tujuannya.Gangguan yang dapat menyebabkan
variasi pada waktu pengiriman misalnya adalah kesalahan internal yang menghasilkan paket
yang salah terkirim, cacat, atau mendapatkan kode yang salah.Gangguan eksternal dapat
berasal dari alamat yang tidak lengkap yang diberikan oleh pengirim, penundaan akibat
cuaca, atau kerusakan pesawat. Dengan mengurangi faktor gangguan atau variabilitas maka
rasio S/N pun akan meningkat (Evans & Lindsay, 2007: 329).
Noise dalam bahasa Indonesia berarti derau, bisa diartikan sebagai suara berisik, yakni
suara yang tidak kita inginkan karena mengotori audio. Jumlah pengurangan noise yang
diperlukan bergantung kepada jenis background noise, dan penurunan kualitas sinyal yang
diperbolehkan (Andi, 2004: 127).
Signal to Noise Ratio (SNR) merupakan kunci penentu apakah jaringan wireless
memiliki performa yang bagus atau tidak. Rasio ini adalah perbandingan antara sinyal
dengan noise.SNR diukur menggunakan satuan dB.Semakin tinggi nilainya, semakin bagus
performa jaringannya (Enterprise, 2009: 77).
Beberapa indikator dari kualitas Signal to Noise Ratio (SNR) pada jaringan wifi,
indikator tersebut adalah sebagai berikut: (1)Level Sinyal, Sinyal yang kuat tidak cukup
menjamin reliabilitas pada sebuah penerima wireless broadband. Sinyal yang diterima oleh
pesawat penerima harus lebih tinggi dari dari sensitifitas penerima. Dalam penelitian ini level
sinyal diukur dari jarak terdekat yang bisa dijangkau dengan menggunakan aplikasi Wi-Fi
Analytics yang ter-install pada perangkat mobile android. (2)Level Noise, Level noise diinput
penerima harus lebih rendah dari sinyal yang masuk. Noise didefinisikan sebagai “segala
sesuatu yang bukan sinyal yang kita inginkan”. Dalam penelitian ini level noise diukur
berdasarkan kualitas Signal to Noise Ratio (SNR) pada jarak terdekat atau yang bisa
dijangkau dengan menggunakan aplikasi WiFi SNR yang ter-install pada perangkat mobile
android.

Kerangka Berfikir Dan Hipotesis


Berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh dan dijelaskan, maka kerangka berpikir
dari penelitian ini digambarkan pada kerangka pemikiran yang disajikan pada gambar
diagram di bawah ini.

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Quality of Signal Wifi (QSW) pada pengukuran Jaringan Wifi berdasarkan jarak.
2. Quality of Signal Wifi (QSW) pada pengukuran Jaringan Wifi disertai dengan halangan.
3. Quality of Signal Wifi (QSW) pada pengukuran Level Signal dan Level Noise.
III METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research). Menurut
Sugiyono (2013: 697-698) penelitian tindakan (action research) adalah merupakan cara
ilmiah yang sistematis dan bersifat siklus digunakan untuk mengkaji situasi sosial,
memahami permasalahannya, dan selanjutnya menemukan pengetahuan yang berupa
tindakan untuk memperbaiki situasi sosial tersebut. Sedangkan menurut Hamid (2009)
penelitian tindakan (action research) adalah suatu proses yang menyajikan cara berfikir yang
sitematis dan cara kerja yang akan menghubungkan antara teori dan tindakan praktis dalam
satu kesatuan yang dapat dimaknai sebagai ideas in action.

Objek Penelitian Jaringan Wifi


Sampel dengan spesifikasi jaringan wifi IEEE 802.11n adalah 95%, dengan jumlah 95
sampel dan 5% adalah spesifikasi jaringan wifi IEEE 802.11g dengan jumlah 5 sampel.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dan diagram di bawah ini.
Tabel 3. Data Berdasarkan Spesifikasi Jaringan Wifi
Spesifikasi Jumlah Jaringan Wifi (Access Point) Prosentase
IEEE 802.11n 95 95%
IEEE 802.11g 5 5%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014

Data Berdasarkan Spesifikasi Jaringan


Wifi
5%

IEEE 802.11n
IEEE 802.11g
95%

Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014


Gambar 2. Diagram Jaringan Wifi Berdasarkan Spesifikasi
Berikut adalah data pengambilan sampel jaringan wifi di beberapa kecamatan di Kota
Batam.
Tabel 4. Data Berdasarkan Lokasi Kecamatan Tempat Penelitian
No Kecamatan Jumlah Jaringan Wifi (Access Point) Prosentase
1 Sekupang 50 50%
2 Sagulung 3 3%
3 Batu Ampar 2 2%
4 Lubuk Baja 2 2%
5 Sei Beduk 13 13%
6 Batam Kota 3 2%
7 Belakang Padang 1 1%
8 Batam Centre 26 26%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014

Data Berdasarkan Lokasi Kecamatan


Tempat Penelitian

Sekupang
Sagulung

26% Batu Ampar


50%
1% Lubuk Baja
3% Sei Beduk
13% Batam Kota
2%
2% 3% Belakang Padang
Batam Centre

Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014


Gambar 3. Diagram Jaringan Wifi Berdasarkan Lokasi Pengukuran

Variabel Uji Pengukuran


Variabel adalah sesuatu yang menjadi pusat atau fokus perhatian, yang memberikan
pengaruh dan memiliki nilai sehingga dapat berubah.Variabel dapat disebut juga
peubah.Variabel merupakan objek penelitian yang dapat menentukan hasil penelitian
(Mutiara, 2008: 7).
Pengertian dari variabel-variabel yang diteliti dan akan dilakukan analisis lebih lanjut
yaitu berdasarkan jarak, jenis halangan dan kualitas Signal Quality Of WiFi (SQW) dapat
dijelaskan pada variabel berikut ini:
Tabel 5. Variabel Uji Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Uji Definisi
Indikator
Penelitian Operasional
Jarak Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) 10 meter
(Nilai Signal antara dua benda atau tempat (Esvandiari, 2008: 20 meter
to Noise 52). 30 meter
Ratio Teknologi WLAN mampu memberikan 40 meter
(SNR)) kecepatan akses yang tinggi hingga 11 Mbps 50 meter
(IEEE 802.11 b) dan 54 Mbps (IEEE 802.11 g) 60 meter
dalam jarak hingga 100 meter (Yuhefizar, 2008: 70 meter
77). 80 meter
Kualitas tangkapan sinyal dari sebuah perangkat
wifi pada umumnya dibatasi oleh jarak dan 90 meter
hambatan (Komputer, 2010: 99). 100 meter
Halangan Beberapa material yang digunakan dalam sebuah Kayu
(Nilai Signal bangunan dapat menghambat (menghalangi) Bahan sintetis
to Noise sinyal (Enterprise, 2009: 20). Kaca
Ratio Perabotan di dalam rumah juga bisa Air
(SNR)) mempengaruhi kekuatan sinyal karena bisa Batu bata
menghalangi sinyal tersebut (Enterprise, 2009: Marmer
20). Keramik
Kualitas tangkapan sinyal dari sebuah perangkat Kertas
wifi pada umumnya dibatasi oleh jarak dan
Beton
hambatan (Komputer, 2010: 99).
Logam
Signal Noise didefinisikan sebagai “segala sesuatu Level Signal
Quality Of yang bukan sinyal yang kita inginkan” (Purbo,
WiFi (SQW) 2006: 288).
Signal to Noise Ratio (SNR) merupakan kunci
penentu apakah jaringan wireless memiliki Level Noise
performa yang bagus atau tidak. Rasio ini
adalah perbandingan antara sinyal dengan
noise. (Enterprise, 2009: 77).

Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpul data (instrumen) merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data penelitian. Kualitas data sangat
ditentukan oleh alat pengumpul data.
Alat pengumpul data dapat berupa lembar pengamatan atau panduan pengamatan,
angket, daftar cocok, skala, pedoman wawancara, dan soal ujian.
Observasi (pengamatan) merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati secara langsung terhadap obyek penelitian, selama periode waktu tertentu.
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis.
Tabel 6. Alat Pengumpul Data
No Alat Pengumpulan Data Kegunaan
1 Aplikasi Wifi SNR Untuk membaca nilai Signal to Noise Ratio
2 Aplikasi Wi-Fi Analitics Untuk membaca nilai Level Signal
3 Aplikasi Wifi Manager Untuk mendeteksi sinyal wifi
4 Aplikasi Vistumbler Untuk mengetahui standar jaringan wifi
5 Aplikasi Smart Distance Untuk mengukur jarak dengan kamera
6 Aplikasi Lintasan Saya Untuk menentukan lokasi dan jarak
7 Speedometer Untuk mengukur jarak dijalan bermotor
8 Meteran roda berjalan Untuk mengukur jarak dengan berjalan
9 Meteran biasa Untuk mengukur jarak
10 Smartphone Android Menjalankan aplikasi Wifi SNR
11 Netbook Menjalankan aplikasi Vistumbler
12 Material halangan Untuk mengukur SNR dengan halangan
13 Lembar pengamatan Untuk mencatat hasil pengukuran

Tahap selanjutnya setelah data dari hasil pengamatan telah dikumpul, kemudian data ini
dinilai menggunakan penilaian pada skala Tingkatan.

Uji Signal Quality Of WiFi (SQW)


Uji Signal Quality Of WiFi (SQW) untuk pengujian kualitas wifi berdasarkan pada
variabel jarak dan halangan, dengan tingkatan sebagai berikut:
Tabel 7. Skala Tingkatan Nilai SNR
Nilai SNR (dB) Kategori Tingkat SNR
≥ 29,0 Outstanding (bagus sekali) 5
20,0 – 28,9 Excellent (bagus) 4
11,0 – 19,9 Good (baik) 3
07,0 – 10,09 Fair (cukup) 2
≤ 06,9 Bad (buruk) 1
Sumber: Thello, 2008
Uji Standart Kualitas untuk variabel kualitas Signal to Noise Ratio (SNR) pada
indikator Level Signal, dengan adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Skala Tingkatan Level Signal
Tingkat Kuat Nilai Kuat
Kategori
Sinyal (bar sinyal) Sinyal (dBm)
5 Sangat Baik > -60
4 Baik -60 s/d -70
3 Cukup -71 s/d -80
2 Buruk -81 s/d -90
1 Sangat buruk < -90
Sumber: Jurnal Elektron Vol 4 No. 1 Edisi Desember 2012
Uji Standart Kualitas untuk variabel kualitas Signal to Noise Ratio (SNR) pada
indikator level noise adalah sebagai berikut:
Skala Level Signal
Skala Level Noise =
Skala SNR Rumus 1. Skala Level Noise

Tabel 9. Skala Tingkatan Level Noise


Tingkat
Skala Level Noise Kategori Skala Level
Noise
< -90 Sangat Baik 5
-60 s/d -70 Baik 4
-81 s/d -90 Cukup 3
-71 s/d -80 Buruk 2
> -70 Sangat buruk 1
Sumber: Jurnal Elektron Vol 4 No. 1 Edisi Desember 2012
Analisis Uji Standart Kualitas digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi
untuk mengetahui apakah tingkat perolehan skor variabel penelitian masuk kategori bagus
sekali, bagus, baik, cukup, dan buruk.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Deskriptif
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai Quality of
Signal Wifi (QSW) apabila dibedakan dari jarak dan jenis halangan pada jaringan wifi. Untuk
mendapatkan data atau informasi tersebut penelitian ini menggunakan observasi
(pengamatan), data yang terkumpul akan dirangkai dalam sebuah tabel. Selanjutnya untuk
mengetahui gambaran masing-masing variabel digunakan analisis deskriptif.
1. Deskriptif Penelitian Hasil Pengukuran Berdasarkan Jarak pada Jaringan Wifi
Nilai yang diambil dari deskripsi pengukuran adalah nilai SNR (Signal to Noise Ratio)
yang merupakan kunci penentu apakah jaringan wireless memiliki performa yang bagus atau
tidak. Statistik deskriptif hasil pengamatan untuk pengukuran nilai SNR (Signal to Noise
Ratio) berdasarkan jarak dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Pengamatan SNR Berdasar Pada Pengukuran Jarak
N Minimum Maximum Sum Mean
10 meter 100 1 5 312 3.12
20 meter 100 1 5 268 2.68
30 meter 100 1 5 231 2.31
40 meter 100 1 5 188 1.88
50 meter 100 1 5 163 1.63
60 meter 100 1 5 132 1.32
70 meter 100 1 5 122 1.22
80 meter 100 1 3 108 1.08
90 meter 100 1 2 102 1.02
100 meter 100 1 2 101 1.01
Valid N (listwise) 100

Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014

Seluruh sampel yang berjumlah 100 memiliki nilai tingkatan yang berbeda. Setiap hasil
pengamatan mulai dari jarak 10 meter sampai 100 meter mempunyai nilai SNR (Signal to
Noise Ratio) minimum yang sama yaitu 1 (≤ 06,0 db), sedangkan nilai maksimum pada jarak
10 meter sampai 70 meter yaitu 5 (≥ 29,0 db). Nilai maksimum pada jarak 80 meter yaitu 3
(11,0 db – 19,9 db) sedangkan nilai maksimum 90 meter sampai 100 meter yaitu 2 (20,0 db –
28,9 db).
Sedangkan diagram dari hasil pengukuran yang telah dikategorikan pada masing-
masing tingkatan dapat dilihat pada gambar berikut:

120

100

80
Skor 1 (< 7dB)
60 Skor 2 (7 - 10dB)

40 Skor 3 (11 - 19dB)


Skor 4 (20 - 28dB)
20
Skor 5 (> 29dB)
0

Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014


Gambar 4. Diagram Hasil Pengamatan Nilai SNR Berdasarkan Jarak

Dari Diagram Hasil Pengamatan Nilai SNR Berdasarkan Jarak maka menunjukkan
bahwa semakin jauh lokasi akses wifi maka akan semakin menurun dari kualitas nilai wifi
tersebut.

2. Deskriptif Penelitian Hasil Pengukuran Disertai Halangan pada Jaringan Wifi


Statistik deskriptif hasil pengamatan untuk pengukuran nilai SNR (Signal of Noise
Ratio) disertai halangan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Pengamatan Nilai SNR Disertai Halangan

Halangan N Minimum Maximum Sum Mean


Kayu 100 1 5 294 2.94
Bahan sintetis 100 1 5 275 2.75
Kaca 100 1 5 259 2.59
Air 100 1 5 247 2.47
Batu bata 100 1 5 228 2.28
Marmer 100 1 5 211 2.11
Keramik 100 1 5 191 1.91
Kertas 100 1 5 175 1.75
Beton 100 1 5 165 1.65
Logam 100 1 5 156 1.56
Valid N (listwise) 100

Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014

Berdasarkan hasil pengamatan mulai dari penambahan halangan kayu sampai halangan
logam mempunyai nilai SNR (Signal to Noise Ratio) minimum yang sama yaitu 1 (≤ 06,0 db)
dan nilai maksimum sebesar 5 (≥ 29,0 db).
Sedangkan diagram dari hasil pengukuran yang telah dikategorikan pada masing-
masing tingkatan dapat dilihat pada gambar berikut:

70
60
50
40 Skor 1 (< 7dB)

30 Skor 2 (7 - 10dB)

20 Skor 3 (11 - 19dB)

10 Skor 4 (20 - 28dB)

0 Skor 5 (> 29dB)

Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014


Gambar 5. Diagram Distribusi Hasil Pengamatan Nilai SNR Disertai Halangan
Dari Diagram Hasil Pengamatan Nilai SNR disertai dengan halangan maka
menunjukkan bahwa kualitas akses wifi bervariasi dimana terlihat yang paling mempengaruhi
kualitas wifi terletak pada penambahan halangan jenis logam.
3. Deskriptif Penelitian Hasil Pengukuran Level Signal dan Level Noise pada Jaringan
Wifi
Statistik deskriptif hasil pengamatan untuk pengukuran Level Signal dan Level Noise
pada Jaringan Wifi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Pengamatan Level Signal dan Level Noise


N Minimum Maximum Sum Mean
Level Signal 100 1 5 308 3.08
Level Noise 100 1 5 261 2.61
Valid N (listwise) 100
Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014
Berdasarkan hasil pengamatan dari Level Signal mempunyai nilai minimum yaitu 1 (< -
90 dBm) dan nilai maksimum pada tingkatan 5 (> -60 dBm). Level Noise atau gangguan
sinyal yang tidak dikehendaki mempunyai nilai minimum yaitu 1 (> -60 dBm) dan nilai
maksimum sebesar 5 (< -90 dBm).
Sedangkan diagram dari hasil pengukuran yang telah dikategorikan pada masing-
masing tingkatan dapat dilihat pada gambar berikut:
45
40
Skor 1 (< -90dBm/> -60dBm)
35
30 Skor 2 (-81 s/d -90dBm/-60 s/d -70
25 dBm)
Skor 3 (-71 s/d -80dBm)
20
15 Skor 4 (-60 s/d -70 dBm/-81 s/d -
10 90dBm)
Skor 5 (> -60dBm/< -90dBm)
5
0
Level Sinyal Level Noise

Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014


Gambar 6. Diagram Distribusi Hasil Pengamatan Level Signal dan Level Noise

Dari Diagram Hasil Pengamatan Level Signal dan Level Noise maka menunjukkan
bahwa jumlah yang paling banyak Level Signal pada beberapa jaringan wifi terletak disekitar
Level 3 (-71 dBm s/d -80 dBm), sedangkan Level Noise yang tertinggi disekitar Level 1 (> -
60 dBm).
Analisis Uji Quality of Signal Wifi (QSW)
Berdasarkan pada analisis deskriptif data penelitian maka dapat disajikan distribusi
lebih rincian hasil pengamatan untuk setiap pernyataan pada pengukuran. Adapun rincian
hasil pengamatan adalah sebagai berikut:
1. Rincian Nilai Tingkatan SNR (Signal to Noise Ratio) Berdasar Jarak
Berikut ini adalah rincian penjelasan nilai suatu jaringan wifi yang di wilayah
batam berdasarkan jarak dengan jumlah masing-masing pengukuruan 100 sampel
jaringan wifi setiap observasinya.

Tabel 13. Distribusi Rincian Hasil Pengamatan Nilai SNR Berdasarkan Jarak
Hasil Observasi Rata-Rata
Pengamatan Nilai Tingkatan
Bad Fair Good Excellend Outstanding Nilai SNR
10 meter 19 17 19 23 22 13,02 db Good (baik)
20 meter 24 25 23 14 14 5,98 db Fair (cukup)
30 meter 36 25 20 10 9 -3,6 db Bad (buruk)
40 meter 48 31 10 7 4 -12,08 db Bad (buruk)
50 meter 64 20 8 5 3 -20,53 db Bad (buruk)
60 meter 82 9 5 3 1 -30,79 db Bad (buruk)
70 meter 87 8 2 2 1 -34,49 db Bad (buruk)
80 meter 93 6 1 0 0 -43,48 db Bad (buruk)
90 meter 98 2 0 0 0 -50,1 db Bad (buruk)
100 meter 99 1 0 0 0 -54,96 db Bad (buruk)
Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014
Berdasarkan pada tabel distribusi rincian hasil pengamatan nilai SNR berdasarkan
jarak dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas akses sinyal wifi memiliki nilai tingkatan
Good (baik) terletak pada jarak kurang dari 10 meter. Nilai tingkatan Fair (cukup)
terletak pada akses wifi diantara 10 meter dan 20 meter selebihnya dari jarak tersebut
bernilai Bad (buruk).

2. Rincian Nilai Tingkatan SNR (Signal to Noise Ratio) Disertai Halangan


Berikut ini adalah rincian penjelasan nilai suatu jaringan wifi yang di wilayah
batam yang disertai dengan beberapa jenis halangan dengan jumlah masing-masing
pengukuruan 100 sampel jaringan wifi setiap observasinya.

Tabel 14. Distribusi Rincian Hasil Pengamatan Nilai SNR Disertai Halangan
Hasil Observasi Rata-Rata
Pengukuran Nilai Tingkatan
Bad Fair Good Excellend Outstanding Nilai SNR
Kayu 4 40 31 8 17 16,18 db Good (baik)
Bahan
sintetis
10 41 26 10 13 11,62 db Good (baik)
Kaca 15 42 22 11 10 6,76 db Bad (buruk)
Air 20 43 17 10 10 3,53 db Bad (buruk)
Batu bata 26 44 13 10 7 -0,81 db Bad (buruk)
Marmer 31 46 9 9 5 -4,52 db Bad (buruk)
Keramik 40 43 7 6 4 -9,21 db Bad (buruk)
Kertas 48 40 4 5 3 -13,35 db Bad (buruk)
Beton 54 35 4 6 1 -18,92 db Bad (buruk)
Logam 60 32 1 6 1 -24,22 db Bad (buruk)
Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014
Berdasarkan pada tabel distribusi rincian hasil pengamatan nilai SNR yang
disertai dengan beberapa jenis halangan dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas akses
sinyal wifi memiliki nilai tingkatan paling buruk (Bad) terletak pada jenis halangan
logam.

3. Rincian Level Signal dan Level Noise


Berikut ini adalah rincian penjelasan Level Signal dan Level Noise suatu jaringan
wifi yang di wilayah batam dengan jumlah masing-masing pengukuruan 100 sampel
jaringan wifi setiap observasinya.
Tabel 15. Distribusi Rincian Hasil Pengamatan Level Signal Dan Level Noise
Hasil Observasi Rata-Rata Nilai
Pengukuran
Bad Fair Good Excellend Outstanding Level Tingkatan
Level Signal 12 22 35 8 23 -71,23 dBm Cukup
Level Noise 42 13 11 10 24 -69,77 dBm Baik
Sumber: Hasil Pengukuran, Januari 2014
Berdasarkan pada tabel distribusi rincian hasil pengamatan Level Signal dan Level
Noise dapat ditarik kesimpulan bahwa Level Signal pada jaringan wifi yang diamati
memiliki nilai cukup dan Level Noise pada jaringan wifi yang diamati memiliki nilai baik
atau pengertian lain nilai gangguan sinyal yang tidak dikehendaki tidak mempengaruhi
sinyal yang diteliti.

Pembahasan
1. Penelitian Hasil Pengukuran Berdasarkan Jarak pada Jaringan Wifi
Berdasarkan hasil uji Quality of Signal Wifi (QSW) maka kualitas akses sinyal wifi
memiliki nilai tingkatan Good (baik) terletak pada jarak kurang dari 10 meter. Nilai tingkatan
Fair (cukup) terletak pada akses wifi diantara 10 meter dan 20 meter selebihnya dari jarak
tersebut bernilai Bad (buruk).
2. Penelitian Hasil Pengukuran Disertai Halangan pada Jaringan Wifi
Berdasarkan hasil uji Quality of Signal Wifi (QSW) maka kualitas akses sinyal wifi
memiliki nilai tingkatan paling buruk (Bad) terletak pada jenis halangan logam.

3. Penelitian Hasil Pengukuran Level Signal dan Level Noise pada Jaringan Wifi
Berdasarkan hasil uji Quality of Signal Wifi (QSW) maka Level Signal pada jaringan
wifi yang diamati memiliki nilai cukup dan Level Noise pada jaringan wifi yang diamati
memiliki nilai baik atau pengertian lain untuk Level Noise yaitu nilai gangguan sinyal yang
tidak dikehendaki tidak mempengaruhi sinyal yang diteliti.

Proses Action Research


Adapun proses penelitian action research dapat dijabarkan sebagai berikut:
(1)Melakukan diagnosa (Diagnosing), Identifikasi masalah-masalah pokok yang menjadi
dasar pengujian adalah banyaknya akses sinyal hotspot yang lemah. Uji variabel yang diteliti
berupa pengaruh jarak, jenis halangan dan quality of signal. (2)Membuat rencana tindakan
(Action Planning), Peneliti melanjutkan dengan menyusun rencana tindakan yang tepat untuk
menyelesaikan masalah yang ada yaitu menerapkan wajan bolic atau antena omni untuk
memperkuat sinyal. (3)Melakukan tindakan (Action Taking), Mengimplementasikan rencana
tindakan dengan harapan dapat menyelesaikan masalah yaitu memperkuat penerimaan sinyal.
(4)Melakukan evaluasi (Evaluating), Setelah masa implementasi yang menggunakan wajan
bolic sudah terbilang banyak akan tetapi untuk antena omni masih sedikit. (5)Pembelajaran
(Learning), Hasil dari penelitian bahwa dalam mengakses wifi/hotspot membutuhkan penguat
sinyal sehingga proses data pada internet lebih cepat.

V KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh bukti empiris mengenai Quality of
Signal Wifi (QSW) berdasarkan jarak dan jenis halangan pada jaringan wifi. Penelitian ini
membuat beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah
dijelaskan sebelumnya, seperti dijelaskan sebagai berikut: (1)Jarak pada jaringan wifi
menghasilkan kualitas Signal to Noise Ratio (SNR) yang buruk, ini dapat dilihat dari hasil
pengukuran yang lebih banyak menghasilkan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) di bawah
7dB. (2)Halangan pada jaringan wifi menghasilkan kualitas Signal to Noise Ratio (SNR) yang
cukup, ini dapat dilihat dari hasil pengukuran yang lebih banyak menghasilkan nilai Signal to
Noise Ratio (SNR) antara 7dB s/d 10dB dan jenis halangan yang berpengaruh besar pada
kualitas sinyal adalah jenis logam. (3)Berdasarkan uji Quality of Signal Wifi (QSW) maka
Level Signal pada jaringan wifi yang diamati memiliki nilai cukup dan Level Noise pada
jaringan wifi yang diamati memiliki nilai baik atau pengertian lain untuk Level Noise yaitu
nilai gangguan sinyal yang tidak dikehendaki tidak mempengaruhi sinyal yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rianto, (2004). Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Granit. Jakarta.
Alam, M. Agus J., (2008). MengenalWifi, Hotspot, LAN, dan Sharing Internet. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Andi, (2004). Mudah dan Cepat Mengolah Audio Menggunakan Cool Edit 2000. Penerbit
Andi.Yogyakarta.
Ariawan, Putu Rusdi, (2008). Jenis-jenis Noise Dalam Sistem Komunikasi. Jurusan
Teknik Elektro. Universitas Udayana.
Arifin, Johar, (2008). Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Arifin, Tajul, (2013). Teori dan Teknik Pembuatan Desain Penelitian. Workshop
Penelitian Dosen Perguruan Tinggi Gama Islam Swasta (PT AIS) Kopertais Wilayah II
Jawa Barat dan Banten: 9.
Assyifa, Lintang, (2010). Surat Rahasia. Mizan Pustaka. Bandung.
Baroroh, Ali, (2008). Trik-trik Analisis Statistik SPSS 15. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Budiarto, Eko, (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Budiarto, Eko; SKM; Anggraeni, Dewi, (2003). Pengantar Epidemiologi, E/2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Chip, Tim, (2008). 117 Solusi Praktis dari Dokter Chip. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Elcom, (2010). Seni Belajar Kilat SPSS 17. Andi. Yogyakarta.
Enterprise, Jubilee, (2009). 100 Tip dan Trik Wi-Fi. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Enterprise, Jubilee, (2010). Panduan Memilih Koneksi Internet untuk Pemula. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Enterprise, Jubilee, (2010). Rahasia Menjadi Jago Download. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Esvandiari, (2008). Sukses Ujian Nasional SD 2009. Media Pusindo. Depok.
Evans, James R.; Lindsay, William M., (2007). An Introduction to Six Sigma & Process
Improvement, Nina Setyaningsih. (editor), 2007. Salemba Empat. Afia R. Fitriati
(penterjemah). 2007. Pengantar Six Sigma. Salemba Empat. Jakarta.
Ghozali, Imam, (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
BP Universitas Diponegoro. Semarang.
Gulo, W. (2004). Metodologi Penelitian. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Indrajit, Dudi, (2007). MudahdanAktifBelajarFisika.SetiaPurnaInves. Bandung.
Istijanto, (2005). Riset Sumber Daya Manuasia Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi
Kerja Karyawan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Juju, Dominikusdan Studio, Mata Maya, (2008).Teknik Mempercepat Koneksi Internet.
Elex Media Komputindo. Jakarta.
KBI, (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Komputer, Wahana, (2004). Tips Jitu Optimasi Jaringan Wi-Fi. Andi.Yogyakarta.
Komputer, Wahana, (2006). SPP Menginstalasi Perangkat Jaringan Komputer. Elex
Media Komputindo. Jakarta
Kurniawan, Albert, (2009). Belajar Mudah SPSS untuk Pemula. MediaKom. Yogyakarta.
Malhotra, Naresh K., (2006). Riset Pemasaran Jilid II. Indeks. Jakarta.
Muhammad, Fadel, (2005). Reinventing Local Government: Pengalaman Dari Daerah.
Elex Media Komputindo. Jakarta.
Mulyanta, Edi S., (2005). Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Andi Offset.
Yogyakarta.
Mutiara, Tia; Ernawati; Miarsyah, Mieke; Luvfiati, Dewi, (2008). Ilmu Pengetahuan
Alam untuk SMA dan MAK Kelas X. Erlangga. Surabaya.
Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2. Salemba
Medika. Jakarta.
Purbo, Onno W., (2006). Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Quadra, Tim Sains, (2006). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 3 Sekolah Dasar. Yudhistira.
Bogor.
Rafiudin, Rahmat, (2004). Panduan Membangun Jaringan Komputer Untuk Pemula.
Elex Media Komputindo. Jakarta.
Rangkuti, Freddy, (2004). Marketing Analysis Made Easy. Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Rangkuti, Freddy, (2004). The Power of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan
Strategi Pengembangan Merk.+ Analisis Kasus dengan SPSS. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Santoso, Singgih, (2010). Statistik Parametrik. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Satu, Vincentius, (2009). Seri Panduan Belajar dan Evaluasi Sosiologi SMP/MTs Kelas
IX. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.
Soegoto, Eddy Suryanto, (2008). Marketing Research. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta.
Bandung.
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono, (2011). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sukoco, Badri M., (2007). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Erlangga.
Surabaya.
Thello, Jacka, (2008). SNR Margin dan Line Attenuation.
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/SNR_Margin_dan_Line_Attenuati
on. December, 22, 2013.
Umar, Husain, (2003). Metode Riset Bisnis Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan
Riset Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Umar, Husain, (2005). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Waluya, Bagja, (2007). Sosiologi: Menyelami Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Setia
Purna Inves. Bandung.
Wardhana, Lingga; Makodian, Nuraksa, (2010). Teknologi Wireless Communication dan
Wireless Broadband. Andi Offset. Yogyakarta.
Wasis, Ns., (2006). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Winarno, Edy; Zaki, Ali, dan Community, SmitDev, (2010).40 Tip Perawatan dan
Optimasi Perangkat Keras Komputer. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Yuhefizar, (2008). 10 Jam Menguasai Internet Teknologi dan Aplikasinya. Elex Media
Komputindo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai