Anda di halaman 1dari 6

KONSTELASI KEKUASAAN TERHADAP KURIKULUM PENDIDIKAN DI

INDONESIA DAN PENYELESAIAN DENGAN KEILMUAN KURIKULUM DAN


TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Wildan Sanjaya
Ws7017@gmail.com
Teknologi Pendidikan UPI
Abstrak

Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh konstelasi kekuasaan terhadap
kurikulum di Indonesia. Banyaknya pergantian kurikulum dan terlebih saat ini pergantian
kurikulum tersebut selaras dengan pergantian pemerintah atau pemangku jabatan tertinggi
pendidikan. Dengan adanya tulisan ini dapat menunjukan bahwa masih banyak kekurangan
dalam kurikulum terlebih dengan adanya pergantian kurikulum dan kebijakan yang terdapat
dalam kurikulum. Sehingga perlu adanya rencana strategis jangka panjang bagi pendidikan
maupun kurikulum yang diterapkan di Indonesia.

Kata kunci: Konstelasi Kekuasaan, Rencana Strategis

Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mendukung terhadap kemajuan
suatu negara. Tujuan dan peran pendidikan adalah menciptakan sumber daya manusia yang
terdidik dan sesuai dengan kebutuhan negara, sehingga sangat berpengaruh terhadap
kemajuan negaranya. Dengan sistem pendidikan yang baik dapat menciptakan standar
kompetensi lulusan yang baik, dan pada akhirnya terciptalah sumber daya manusia yang
berkompeten, memiliki daya saing, dan mendorong terhadap kemajuan negara. Tujuan
pendidikan Indonesia tercantum dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi di dalam diri untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat banyak komponen yang satu
sama lain saling mempengaruhi. Jika pendidikan yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah tertera di UU No. 20 Tahun 2003 tersebut maka perlu adanya usaha
perencanaan sistem pendidikan yang baik sangat memperhartikan setiap komponen dalam
sistem pendidikannya tersebut dimulai dari komponen yang besar hingga komponen yang
sangat kecil.

Salah satu permasalahan yang paling mencolok dalam pendidikan di Indonesia saat ini adalah
perencanaan sistem pendidikan yang sering berganti-ganti kebijakan dalam sistem
pendidikannya setiap pergantian pemangku kebijakan tertinggi yakni Menteri Penddidikan.
Jika kita ambil salah satu komponen yang terdapat dalam pendidikan dan selalu disentuh
ketika perubahan pemangku jabatan tersebut yakni kurikulum. Pergantian kurikulum
pendidikan di Indonesia selalu berhubungan dengan kekuasaan dan perangkat lainnya
menjadi konstelasi atau ajang pengaruh kekuasaan. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
2003, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum menjadi aturan,
pedoman dan rambu-rambu dalam pelaksanaan keberlangsungan pendidikan dan
pembelajaran, sehingga sangat penting dan sangat berpengaruh fungsi kurikulum terhadap
pelaksanaan dan keberhasilan pendidikan. Namun, seperti hal yang telah sedikit diungkit
diatas bahwa pendidikan Indonesia beberapa tahun kebelakang bahwa pergantian kurikulum
pendidikan di Indonesia selalu berhubungan dengan kekuasaan dan perangkat lainnya
menjadi konstelasi atau ajang pengaruh kekuasaan.. Banyak permasalah yang muncul dalam
pendidikan Indonesia dan akar permasalahannya yakni selalu bergantinya kurikulum setiap
pergantian pemanggu kebijakan atau sering didengar dengan “adigium” ganti Menteri ganti
kurikulum. Dengan pergantian kurikulum terutama dalam beberapa tahun kebelakang sangat
banyak bermunculan permasalahan dalam pendidikan dan ketidak jelasan arah pendidikan di
negeri kita. Dengan pergantian kurikulum dalam merambet terhadap komponen kurikulum
yang berimbas juga kepada teknis pelaksanaan pembelajaran.

Bagaimana sesungguhnya konstelasi kesuasaan berimbas pada pergantian kurikulum yang


dapat mempengaruhi proses pembelajarn pendidikan di Indonesia, akan menjadi pembahasan
dan analisis dalam tulisan ini. Pentingnya membahas dan menganalisis permasalahan ini
adalah agar pembaca mengetahui sebenarnya bahwa merancang kurikulum sangat kompleks.
Penulis akan mencoba meninjau peran guru, siswa dan orang tua siswa terhadap adanya
pergantian kurikulum yang terjadi. Serta penulis akan mencoba memaparkan gagasannya
mengenai solusi permasalahan konstelasi kurikulum sesuai dengan keilmuan penulias yakni
teknologi pendidikan.

Dampak Konstelasi Terhadap Kurikulum

Kurikulum di Indonesia telah berganti sebanyak 11 kali, yang terhitung sejak Indonesia
merdeka. Yakni pada tahun 1947, 1952, 1968, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013,
dan 2013 baru (penyempurnaan kurikulum 2013 sebelumnya, dirilis 2015). Telah banyak
perubahan kurikulum yang pernah terjadi di Indonesia dan perubahan ini kebanyakan
dilakukan ketika pergantian pemangku kebijakan atau dikenal dengan istilah “adigium” ganti
Menteri ganti kurikulum. Bahkan beberapa tahun kebelakang kurikulum sempat menjadi
pembicaraan paling hangat, pada saat perubahan dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013.
Bahkan sempat ada penggunaan dua kurikulum sekaligus dalam tahun tersebut, karena dirasa
kurikulum 2013 belum siap sehingga untuk sekolah yang kurang siap dianjurkan untuk
kembali pada kurikulum 2006. Kurikulum 2013 lama diganti kembali karena dirasa masih
banyak ketida siapan dimulai dari pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, serta orang tua
siswa. Tapi setelah itu dipublikasi kembali kurikulum 2013 terbaru, padahal hampir sama
dengan kurikulum 2013 yang sebelumnya hanya berbeda pada sistem Ujian Nasional yang
sama dengan kurikulum 2006. Dengan hal ini pemerintah baru terkesan terlalu tergesa-gesa
mengambil keputusan terutama karena kurikulum 2013 yang lama dikeluarkan oleh
pemerintah yang sebelumnya.

Pergantian kurikulum sangat berdampak terhadap pelaksanaan pembelajaran. Bagi pendidik


sebagai orang yang berperan menyampaikkan isi kurikulum semakin kebingungan dengan
arah kurikulum yang diinginkan terlebih para guru masih terbiasa dengan pembelajaran yang
sesuai dengan kurikulum 2006 dan masih banyak pula guru yang kesulitan untuk memahami
penilaian pada kurikulum 2013 serta penerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Sedangkan bagi siswa sangat kebingungan juga karena banyak perbedaan antara perenapan
kurikulum 2006 dan kurikulum 2013, hal ini merupakan hasil dari pendidik yang kurang siap
menerapkan kurikulum 2013 tersebut. Orang tua siswa pun kurang paham dengan kurikulum
2013 yang diterapkan, sedangkan peran orang tua sangat penting dalam mengawasi
pembelajaran anaknya. Hal ini lah yang paling penting karena dapat mempengaruhi terhadap
pencapaian hasil belajar dan terhadap kompetensi lulusan yang diinginkan.
Penutup

Dari perubahan yang telah dipaparkan diatas, kita dapat melihat bahwa ironisnya pendidikan
Indonesia yang hterlihat lebih menyesuaikan dengan keinginan pemerintah bukan benar-
benar hasil analisis secara mendalam dan dipertimbahkan dengan matang jika ingin
melakukan perubahan agar perubahan kurikulum dapat diterima dan dipahami serta dapat
diimplementasikan dengan baik oleh orang-orang yang terlibat dan sesuai dengan perannya
masing-masing. Sudah saatnya Indonesia benar-benar menyusun dengan matang kurikulum
yang berjangka waktu panjang hanya bisa di rumah jika hasil dari kurikulum tersebut telah
terlihat hasilnya. Sehingga, dengan ini sangat pentinganya memiliki “Rancangan Strategis
Kurikulum”, dengan adanya hal ini kurikulum tidak dapat dirubah meskipun pergantian
kepemimpinan. Selain dari adanya “Rancangan Strategis Kurikulum”, perlu adanya
Lembaga khusus yang bersifat independen, bertugas mengurusi kurikulum sehingga
monitoring terhadap pencapaian kurikulum dapat diukur dengan baik. Lembaga kurikulum
inilah yang memiliki wewenang lebih mengenai keberlangsungan kurikulum namun tetap
berkoordinasi dengan dan di dalamnya orang-orang yang benar-benar berkompeten dalam
keilmuan kurikulum.
Sumber Rujukan:

Abong, Rustam., Desember 2013, “Konstelasi Kurikulum Pendidikan di Indonesia”. At-


Turats. Vol.9 Nomor 2.
http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats/article/download/314/266, 11 September
2013.

Anda mungkin juga menyukai