Anda di halaman 1dari 8

WELL COMPLETION ENDAPAN DELTA

Lingkungan pengendapan delta dapat menghasilkan tubuh batupasir berbentuk lensa-


lensa atau multilayer. Problem yang mungkin timbul dari reservoir delta adalah problem
kepasiran. Pada masing-masing delta mempunyai ukuran pasir, sementasi dan sortasi yang
berbeda, hal ini dikarenakan faktor yang mendominasi terbentuknya bagian-bagian delta ini
berbeda.
Dalam perencanaan komplesi sumur pada reservoir delta harus diperhatikan
karakteristik delta tersebut, khususnya dibagian channel dan bars. Untuk bagian channel,
memiliki distribusi porositas secara vertikal semakin kebawah semakin mengecil, sedangkan
permeabilitasnya semakin kebawah besar. Untuk bagian bars, memiliki distribusi porositas
secara vertikal semakin kebawah semakin kecil, sedangkan permeabilitasnya semakin
kebawah semakin kecil juga.
Dalam perencanaan well completion pada reservoir delta untuk mengatasi atau
mencegah masalah kepasiran, biasanya untuk formation completion menggunakan sand
exclusion ditambah dengan pemasangan screen atau gravel pack yang berfungsi untuk
menahan pasir formasi tidak terproduksi.
Pada tubing completion dapat menggunakan multiple tubing completion atau comingle
completion untuk reservoir yang memiliki lebih dari satu lapisan produktif. Penggunaan
multiple tubing completion digunakan ketika lapisan produktif yang satu dengan yang lain
memiliki sifat fisik yang berbeda. Comingle completion digunakan ketika semua lapisan
produktif memiliki sifat fisik yang hampir sama dan tidak menyebabkan interflow.
Pada wellhead completion dapat menggunakan multiple wellhead completion untuk
lebih dari satu lapisan.
WELL TEST UNTUK EVALUASI PRODUKTIFITAS MINYAK

Kerusakan formasi merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas sumur.


Kerusakan terjadi karena laju alir fluida dari formasi ke lubang sumur terhalang, ke rusakan
formasi ditunjukkan dengan turunnya permeabilitas zona produktif di sekitar sumur. Untuk
mengetahui adanya kerusakan formasi dapat dilakukan analisa tekanan sumur.
Prinsip pengujian sumur adalah dengan memberikan gangguan kesetimbangan
tekanan terhadap sumur yang akan diuji dan usaha ini dilakukan dengan menutup sumur pada
waktu tertentu atau dengan memproduksikan sumur dengan laju alir yang konstan
Pengujian sumur ini terdiri dari DST, PBU, PDD, Multiple Rate Testing. Dari
metoda uji sumur beserta analisanya di atas maka akan didapakan karakteristik reservoir yang
dihasilkan, antara lain yaitu tekanan awal reservoir (P*), tekanan rata-rata reservoir (PR),
permeabilitas efektif (keff), jari-jari pengurasan, efek wellbore storage, factor skin (S),
Kerusakan formasi ditandai dengan skin yang positif, sedangkan skin negatif menandakan
adanya perbaikan dalam formasi..
Evaluasi terhadap hasil uji tekanan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kerusakan formasi terjadi pada formasi yang ditunjukkuan dengan harga factor skin dan
penurunan permeabilitas serta penanggulangan yang akan dilakukan.
Evaluasi keberhasilan penanggulangan untuk menilai tingkat keberhasilan yang telah
dicapai dalam upaya penanganan kerusakan formasi dilakukan evaluasi hasil
penanggulangan. Parameter keberhasilannya ditunjukkan dengan : nilai skin berkurang ( S ),
kenaikan permeabilitas ( k ), kenaikan laju produksi harian (q), kenaikan Productivity Indeks
(PI), dan perubahan kurva IPR.
PROBLEM PRODUKSI DAN UPAYA PENANGGULANGAN

Dalam upaya peningkatan produksi minyak, maka besaran-besaran yang


menunjukkan satuan baik secara kualitas maupun kuantitas mengenai sifat fisik fluida dan
batuan reservoir sangat diperlukan dalam perencanaan maupun pada saat dilakukannya
operasi produksi.
Seperti kita ketahui bahwa menurunnya kapasitas produksi minyak dari suatu sumur
minyak tidak lepas dari timbulnya problem produksi baik dibawah permukaan maupun di atas
permukaan. Problem-problem produksi ini pada umumnya berkaitan erat dengan sifat-sifat
fluida dan batuan reservoir. Pengetahuan mengenai sifat-sifat fluida dan batuan reservoir
yang kita dapatkan dari hasil penentuan dengan metode-metode tersebut diatas, akan
membantu kita didalam usaha memberikan perawatan untuk sumur yang mengalami problem
produksi. Timbulnya problem produksi dalam memproduksikan minyak merupakan keadaan
yang tidak dapat dihindarkan sehingga dapat menimbulkan kerugian. Untuk itu perlu
dilakukan cara-cara peningkatan produksi minyak melalui pencegahan sebelum problem
tersebut terjadi dan apabila telah terjadi maka perlu dilakukan upaya penanggulangannya.
Adapun jenis-jenis problem produksi yang umum di jumpai adalah problem kerusakan
formasi, scale, kepasiran, emulsi, korosi, parafin dan water/gas coning.
Data penilaian formasi yang didapatkan dari well testing (PBU dan PDD test)
meliputi harga permeabilitas batuan dan skin faktor dimana data tersebut dapat digunakan
untuk identifikasi kerusakan formasi. Sedangkan dari analisa fluida reservoir didapatkan data
atau informasi mengenai butiran padatan, kandungan ion-ion mineral yang ada pada air
formasi, pH air formasi dan lain sebagainya, yang nantinya digunakan untuk menganalisa
kemungkinan terjadinya problem produksi seperti scale, kepasiran, emulsi, korosi, parafin
dan water/gas coning.
Untuk data produksi dapat diperoleh dari tes produksi, data tes produksi ini meliputi
pengukuran laju produksi (minyak air gas) pengukuran laju produksi ini dilakukan untuk
pengukuran GOR dan WOR dimana dari hasil tes produksi dapat digunakan untuk
membandingkan laju produksi sebelumnya dan sekarang, serta dapat untuk menentukan
jumlah air atau gas yang terkandung dalam minyak yang nantinya dapat digunakan untuk
identifikasi problem air/ gas berlebih.

1. Problem Kerusakan Formasi


Dari data PBU test dapat menghitung besarnya skin factor di sekitar lubang sumur.
Problem ini diidentifikasi dengan harga skin positif, dan dari analisa core diperoleh data
permeabilitas batuan yang mengecil karena adanya invasi padatan seperti clay, material fluid
loss control, partikel semen, kelompok batuan, pengendapan paraffin atau asphaltin akibat
penurunan temperatur, invasi filtrat lumpur pemboran maupun semen.
Formation damage atau kerusakan formasi dapat disebabkan oleh beberapa hal,
seperti invasi cairan dan invasi padatan. Invasi cairan yaitu adanya pengaruh cairan dari luar
seperti lumpur pemboran, fluida workover, fluida stimulasi atau fluida reservoir itu sendiri
yang telah mengalami perubahan. Akibat terjadinya pengendapan partikel garam yang sukar
larut dan terbentuknya clay swelling sehingga terjadilah penyumbatan dan penurunan
permeabilitas. Invasi cairan dapat didiagnosa akan terjadi pada sumur dengan mengetahui
jenis fluida pemboran, filtration loss fluida pemboran, densitas fluida pemboran, karakteristik
batuan formasi yang ditembus dan kandungan clay batuan yang ditembus. Dengan
mengetahui hal-hal tersebut di atas maka kita dapat memperkirakan problem-problem apa
yang akan timbul, misalnya bila fluida pemboran yang digunakan adalah water base mud
dengan densitas yang terlalu besar sehingga menyebabkan terjadinya filtration loss,
sedangkan formasi yang ditembus adalah lapisan batuan porous dan permeabilitasnya besar
(misalnya dirty sand), maka pada lapisan formasi tersebut tentunya akan mengalami problem
invasi cairan. Sedangkan invasi padatan antara lain adalah material pemberat seperti clay,
material loss circulation atau hancuran peledakan pada saat dilakukan perforasi dapat
menginvasi formasi sehingga menyebabkan penyumbatan pori pori dan mengurangi
permeabilitas effektif untuk minyak dan gas.
Untuk mengatasi kerusakan formasi (formation damage) ini dibutuhkan ketelitian
dalam mengdiagnosanya. Metode yang digunakan antara lain adalah stimulasi baik itu
acidizing maupun hydraulic fracturing.

2. Problem Scale
Scale adalah hasil kristalisasi dan pengendapan mineral dari air formasi yang
terproduksi bersama sama minyak dan gas. Penyebab langsung dalam pembentukan scale
adalah penurunan tekanan, perubahan temperatur, percampuran dua macam fluida dimana
susunan mineral yang dikandungnya tidak saling cocok atau dengan kata lain tidak dapat
saling digabungkan. Endapan scale dapat terjadi di formasi, perforasi, lubang sumur,
rangkaian pompa dalam sumur, tubing, casing, flowline, manifold, separator, tangki dan
peralatan lainnya yang dilalui oleh air formasi yang terproduksi.
Problem ini diidentifikasi dengan air formasi yang mempunyai kandungan ion-ion
Na+, Ca2+, Mg2+, Ba2+, Sr2+, Fe3+, Cl, HCO3, SO42, CO32, dan gas-gas CO2, H2S, O2,
stability index yang berharga positif, pH air formasi yang tinggi (analisa air formasi), dan
adanya penurunan kondisi tekanan dan temperatur (pressure drop). Problem ini juga dapat
diketahui dari scale coupon yang diletakkan di flowline.
Untuk menghilangkan scale dengan workover dapat dibedakan menjadi dua tempat
yaitu scale yang terdapat di dalam sumur dan scale yang terdapat di formasi. Untuk itu
digunakan larutan kimia untuk melarutkannya. Jenis workover yang dilakukan untuk
menghilangkan scale didalam tubing yaitu dengan pembersihan tubing dengan injeksi kimia
dan atau dengan operasi pigging dan bila scale dalam tubing sulit dihilangkan, maka tubing
harus dikeluarkan dan dibersihkan di permukaan. Sedangkan scale yang terbentuk sampai
beberapa inchi masuk kedalam pori pori formasi perlu dilakukan pengasaman (acidizing).

3. Problem Kepasiran
Problem ini bisa diidentifikasi dari harga faktor sementasi dan kekuatan formasi,
kandungan clay (kombinasi SP log, resistivity log dan gamma ray log), mekanisme
pendorong water drive (test produksi) dan laju produksi yang tinggi.
Ikut terproduksinya pasir merupakan masalah yang sering dijumpai pada operasi
produksi. Problem ini terjadi pada formasi batu pasir yang tidak terkonsolidasi
(unconsolidated sand) yang mempunyai faktor sementasi batuan kecil sehingga apabila
terjadi laju aliran yang besar maka butiran pasir tersebut akan lepas. Akibatnya butiran pasir
disekitar sumur terbawa oleh aliran fluida dan akan tertimbun di dasar sumur (untuk butiran
besar) dan untuk butiran kecil akan terbawa ke permukaan. Jumlah pasir yang terbawa ini
tergantung pada kecepatan aliran atau pressure drop di sekitar lubang sumur. Untuk
kecepatan aliran yang rendah (pressure drop kecil) pasir yang terlepas merupakan butiran
butiran tetapi pada kecepatan tinggi pasir yang terlepas sudah merupakan gumpalan
gumpalan kecil sehingga akan mempercepat terjadinya kerusakan peralatan produksi.
Untuk mencegah atau menahan gerak pasir ke arah lubang sumur dan menanggulangi
terproduksinya pasir bersama sama fluida produksi dilakukan recompletion yaitu dengan
menggunakan gravel pack dan sand consolidation. Sedangkan pasir yang terlanjur masuk ke
dalam sumur dapat dilakukan pembersihan dengan jalan sirkulasi ataupun penimbaan.
Tingkat pembersihannya tergantung pada jumlah pasir dan kemampuan
pengkonsolidasiannya oleh liner maupun gravel pack.

4. Problem Emulsi
Problem emulsi dapat di identifikasi dari jika water-oil ratio tinggi (uji produksi),
alirannya turbulen, mekanisme pendorongnya kombinasi water drive dan gas cap drive
reservoir, adanya indikasi oil in water emulsion atau water in oil emulsion (analisa fluida
reservoir) dimana tegangan antar muka minyak-air tinggi.
Air formasi yang ikut terproduksikan sampai ke permukaan dapat mengakibatkan
problem emulsi baik water in oil emulsion maupun oil in water emulsion. Hal ini dapat
mengakibatkan turunnya laju produksi terhadap minyak selain itu juga dapat merusak pipa-
pipa dan peralatan lainnya. Pada dasarnya emulsi merupakan campuran cairan yang dalam
kondisi normal tidak dapat bercampur, dimana dalam emulsi ini salah satu cairan
dihamburkan dalam cairan lain dalam bentuk butiran butiran yang sangat kecil. Emulsi dapat
terjadi karena adanya dua macam zat yang immiscible, adanya koloid yang membantu
terjadinya emulsi (emulsifying agent) dan adanya agitasi atau pengadukan yang mampu
menghamburkan salah satu cairan sehingga menjadi droplet dalam cairan yang lainnya.
Untuk mengatasi problem ini dilakukan dengan cara dehidrasi, yaitu dengan
pemecahan emulsi dengan mengurangi pengaruh emulsifying agent sehingga memungkinkan
butiran butiran untuk saling bergabung satu sama lain menjadi lebih besar dan selanjutnya
mengendap karena gaya beratnya sendiri. Selain itu dehidrasi juga untuk menurunkan
viskositas dari fasa kontinyunya. Metode workover juga dapat dilakukan adalah
menginjeksikan bahan kimia.

5. Problem Korosi
Merupakan kebalikan dari identifikasi scale, yaitu jika air formasi yang mempunyai
kandungan ion-ion Na+, Ca2+, Mg2+, Ba2+, Sr2+, Fe3+, Cl, HCO3, SO42, CO32, dan gas-gas
CO2, H2S, O2, stability index yang berharga negatif, pH air formasi yang rendah (analisa air
formasi), dan dapat pula diketahui dari corrosion coupon dengan harga mils per year (MPY)
yang tinggi.
Air formasi merupakan larutan penghantar listrik yang daya hantarnya naik bila
jumlah garam terlarut di dalamnya atau ion-ion bertambah. Semakin banyak ion yang
terkandung dalam air formasi maka semakin besar kemungkinan terjadinya korosi pada
peralatan produksi, dimana peralatan produksi terbuat dari logam akan mengalami proses
elektrokimia sebagai akibat dari adanya air formasi yang berfungsi sebagai larutan
penghantar listrik. Akibat dari korosi ini adalah terjadinya kerusakan atau kebocoran
peralatan produksi.
Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya korosi ada beberapa cara yang dapat
dilakukan yaitu memilih material atau logam yang tepat, mengubah komposisi elektrolit,
mengisolasi logam dari elektrolit, perlindungan katode (cathodic protection) dan memilih
material non logam. Upaya penanggulangan akhir dari problem ini yaitu dengan pemotongan
pipa dan menggantinya dengan bahan tahan korosi (non metalic material).
6. Problem Paraffin
Problem ini diidentifikasi dengan harga viskositas minyak yang tinggi, kelarutan gas
dan air sedikit, titik tuang dan titik kabut yang tinggi, komposisi rantai karbon yang panjang
(analisa fluida reservoir), terjadinya penurunan tekanan, temperatur dan laju produksi (uji
produksi).
Endapan paraffin pada prinsipnya terjadi karena sifat yang dimiliki oleh minyak yang
diproduksikan yaitu berkaitan dengan komposisi minyak, titik kabut (could point), titik beku
dan titik tuang (pour point). Pada umumnya endapan paraffin terjadi bila minyak yang
diproduksikan banyak mengandung komponen berat (C18 – C38) dan temperatur minyak yang
lebih kecil dari titik kabut maupun titik tuangnya. Proses pembentukan endapan paraffin
yaitu dengan adanya penurunan temperatur sepanjang aliran fluida dari reservoir sampai ke
permukaan. Adanya penurunan temperatur ini mengakibatkan kecepatan aliran menjadi
rendah karena minyak mendekati titik kabut dan titik tuangnya dan sebagian besar komponen
minyak terdiri dari komponen berat karena hilangnya fraksi ringan minyak. Endapan paraffin
dapat terjadi di dalam sumur, tubing, pompa wellhead, separator dan tanki produksi. Endapan
paraffin ini dapat mengakibatkan aliran produksi terganggu dan dapat menyebabkan aliran
terhenti sama sekali.
Untuk mengatasi problem paraffin yang terjadi pada peralatan produksi yaitu
melakukan pembersihan endapan paraffin dengan mechanical removal, solvent removal,
pemanasan (heating) dan dispersant.

7. Problem Water/Gas Coning


Problem ini di identifikasi mekanisme pendorong reservoir dimana water drive untuk
kasus water coning dan gas cap drive untuk kasus gas coning (tes produksi), serta
perhitungan laju produksi fluida yang melebihi laju kritis water/gas coning.
Produksi air dan gas yang berlebihan (coning) sebelum waktunya merupakan indikasi
terjadinya water/gas coning atau water/gas fingering. Oleh karena itu sejak awal, sumur
sudah harus diperhatikan kemungkinan-kemungkinan penanggulangannya. Penyebab dari
water/gas coning adalah adanya zona air atau gas yang cukup besar di bawah maupun di atas
zona minyak. Penyebab dari water/gas fingering karena adanya permeabilitas pada reservoir
berlapis.
Jika terproduksinya air atau gas yang berlebihan dikarenakan pergerakan air atau gas
yang telah mencapai lubang perforasi maka workover yang perlu dilakukan adalah squeeze
cementing dan dilanjutkan dengan reperforation atau recompletion. Squeeze cementing
dilakukan untuk menutup lubang perforasi lama, dan reperforating atau recompletion
dikakukan untuk membuat lubang perforasi yang baru pada kedalaman lapisan produktif
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai