Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Pedoman standart pelayanan Penanggulangan Penyakit Menulardi Puskesmas Tempursari


ini disusun sebagai acuan koordinator Imunisasi di puskesmas Tempursari dalam memberikan
Imunisasi kepada masyarakat. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan Imunisasi di Puskesmas
Tempursari sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat sesuai standart
pelayanan yang ada.
Buku panduan ini berisi tentang pedoman standart pelayanan Kesehatan Imunisasi di
Puskesmas Tempursari yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta penatalaksanaan
program P2M di PuskesmasTempursari
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan buku panduan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan dari semua pihak yang bersifat membangun demi
lebih sempurnanya buku ini.

Tempursari, Juni 2016


KEPALA PUSKESMAS TEMPURSARI
KABUPATEN LUMAJANG

Dr Ary Dian Sari


Nip 19820520 200902 2 007
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011)
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau
oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009). Upaya
kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan pembangunan di puskesmas
adalah Imunisasi yang terdiri atas pelayanan Imunisasi di puskesmas dan Bulan Imunisasi
Anak Sekolah.
Jawa Timur sebagai wilayah rawan wabah dan bencana, sehingga diperlukan
kegiatan surveilans epidemiologi. Pengertian surveilans epidemiologi adalah kegiatan
pengamatan secara terus menerus terhadap suatu kasus pada suatu wilayah, yang
kegiatannya meliputi: pengumpulan, penyajian, analisis data kesakitan dan kematian
penyakit menular dan tidak menular termasuk dalam keadaan khusus misalnya terjadi
bencana
Setiap kejadian bencana baik bencana alam maupun karena ulah manusia atau
kedaruratan komplek akan menimbulkan krisis kesehatan. Mengingat hal tersebut perlu
kesiapsiagaan baik di Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa untuk
penanggulangan bencana dan masalah kesehatan. Meliputi upaya surveilans, pencegahan
serta masalah kesehatan (wabah dan bencana).
Penanggulangan Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan
aspek promotif dan preventif yang di tujukan untuk menurunkan dan menghilangkan
angka kesakitan,kecacatan,dan kematian,membatasi penularan,serta penyebaran penyakit
agar tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa/wabah.
Adapun penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah Kolera,
Pes, Demam Berdarah Dengue, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, Avian
Influenza H5N1, Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A baru (H1N1), Meningitis,
Yellow Fever dan Chikungunya.
Penyakit menular masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Jawa Timur.
Hal ini diperlukan upaya penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan secara cepat
dan tepat. Beberapa penyakit menular tersebut antara lain :
1) Penyakit Kusta, masih merupakan masalah kesehatan karena 30% penderita Kusta
yang ada di Indonesia berasal dari Jawa Timur. Saatinipenderitaterdaftar per 31
Desember 2012 sejumlah 5570 orang. Salah
satuupayakitauntukmenurunkanangkakesakitankustadenganmeningkatkanadvokasi,
kerjasamaLintasSektor/ Lintas Program danpenyuluhanpadamasyarakatmelalui media
cetak/ elektronik. Dengankegiatantersebutdiatasdiharapkandapatmenurunkan stigma
di masyarakatsertaangkakecacatanpadapenderitabaru.
2) Tuberculosis (TB), di Jawa Timur merupakan provinsi kedua (14%) setelah Jawa
Barat sebagai penyumbang kasus TB di Indonesia. Pada tahun 2009 jumlah kasus TB
yang berhasil ditemukan di Jawa Timur sebanyak 36.999 kasus. Permasalahan secara
umum pada program TB adalah angka penemuan kasus baru masih dibawah target,
hal ini dapat diasumsikan bahwa masih banyak penderita TB yang berobat ke unit
pelayanan kesehatan yang lain tanpa menggunakan strategi DOTS maka dampaknya
akan muncul kasus Multi Drug Resisten
(MDR).Bagipasiendenganpemeriksaandahakpositifmakadapatdiberikanobat TB
dalambentuklepas (Puskesmasrawatinap) dandipantauolehpetugas TB
sampaipasienmelanjutkanpengobatan TB di Puskesmasterdekatalamatpasien.
3) Pneumonia, kejadian Pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10% -
20% per tahun.Tahun 2013 P2 ISPA menetapkan target penemuan penderita
Pneumonia balita per tahun pada suatu wilayah kerjasebesar 90% dari 10%
jumlahbalita yang ada di wilayahkerja
4) Diare, merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada
anak, terutama pada anak di bawah umur 5 tahun (balita). Angka insiden (kesakitan)
Diare di Indonesia pada tahun 2006 (survei P2 Diare) 423 per 1000 penduduk,
sedangkan episode Diare balita adalah 1,0 - 1,5 kali pertahun. Program P2 Diare
menetapkan angka 10% dari perkiraan jumlah penderita sebagai target penemuan
penderita Diare per tahun pada suatu wilayah kerja.
5) Infeksi Virus Dengue (IVD)
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemis di Indonesia dengan angka
kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta sering menimbulkan KLB
di berbagai Kabupaten/Kota. Strategi utama adalah melakukan upaya preventif dengan
pemutusan mata rantai penularan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Plus tanpa mengabaikan peningkatan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB serta
penatalaksanaan penderita.
6) Filariasis (Penyakit Kaki Gajah, Elephantiasis)
Penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang
saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat merusak sistem limfe, menimbulkan
pembengkakan pada tangan, kaki, glandula mammae dan skrotum, menimbulkan cacat
seumur hidup serta stigma sosial bagi penderita dan keluarganya.
Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, Prevalensi
penyakit tidak menular yang juga mengalami peningkatan, yaitu penyakit jantung dan
pembuluh darah, penyakit kanker, penyakit diabetes melitus, penyakit degeneratif serta
gangguan akibat kecelakaan dan cedera. Kecenderungan ini dipacu oleh berubahnya gaya
hidup masyarakat modernisasi, urbanisasi penduduk antar kawasan atau negara yang tidak
mengenal batas, sehingga gobalisasi hampir di semua aspek kehidupan baik sosial
budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan cara penularannya, penyakit Menular di kelompokkan menjadi :
1. Penyakit menular langsung
 Difteri
 Pertusis
 Tetanus
 Polio
 Campak
 Typoid
 Kolera
 Rubela
 Yellow fever
 Ifluensa
 Meningitis
 TBC
 Hepatitis
 ISPA
 INFEKSI SALURAN PENCERNAAN
 HIV
 KUSTA
 Frambusia
2. Penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit.
 Malaria
 DBD
 Chikungunya
 filariasis dan Kecacingan
 Rabies
 Antraks
 Pes
 Toxoplasma
 Leptospirosis
 Flu burung
B. Dasar Hukum
Permenkes no 82 tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular.
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


a. Kegiatan Upaya Pencegahan Penyakit
Tabel 1. Kegiatan Upaya Pencegahan Penyakit didalam dan diluar Gedung
Puskesmas
Upaya Kegiatan didalamGedung Kegiatan di luarGedung
Upaya 1. Pengamatan perkembangan penyakit 1. Penyelidikan epidemiologi bila
pencega (data kesakitan dan kematian), baik terjadi KLB
han menular maupun penyakit tidak 2. Melakukan pelacakan dan
penyakit menular menurut karakteristik menentukan daerah fokus penyakit
menular epidemiologi (waktu, tempat dan potensi KLB (kolera, pes Bubo,
dan orang) dalam rangka kewaspadaan IVD, Campak, Polio, Difteri,
tidak dini serta respon Kejadian Luar Biasa Pertusis, Rabies, Malaria, Avian
menular. (KLB) influenza H5N1, penyakit Antraks,
2. Membuat pemetaan, daerah kantong, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza
rawan PD3I dengan indikator A baru (H1N1), Meningitis,
cakupan imunisasi (kurang dari target Demam kuning Cikungunya dengan
yang ditentukan). Dengan disertai membuat pemetaan
analisis factor penyebabnya 3. Melakukan screening TT WUS dan
3. Melakukan screening TT WUS dan atau memberikan imunisasi di
atau memberikan imunisasi Posyandu
4. Pelayanan konseling 4. Melakukan pencarian kasus
5. Membuat pencatatan dan pelaporan penderita secara aktif (pelacakan
kegiatan kasus, kunjungan rumah, pelacakan
6. Membuat pemetaan daerah rawan kontak sweeping)
bencana dan jalur evakuasi 5. Melakukan pelacakan dalam upaya
7. Melakukan Sistem Kewaspadaan penanggulangan KLB
Dini KLB 6. Pelayanan imunisasi di Posyandu,
8. Melakukan deteksi dini dan diagnosa Ponkesdes dan Pustu
dini PTM (Penyakit Tidak Menular) 9. Penyuluhan kepada masyarakat
melalui kegiatan yang ada di desa /
kelurahan setempat
10. Melaksanakan surveilans
faktor risiko PTM melalui Posbindu
(Pos Pembinaan Terpadu) atau
UKBM yang ada di masyarakat
11. Melakukan koordinasi lintas sektor
dan tokoh masyarakat dalam rangka
pencegahan dan pengendalian
penyakit menular dan tidak menular
12. Membuat Rapid Health
Assesment

Tabel 2.Kegiatan Pemberantasan Penyakit di dalam dan di luar gedung Puskesmas


Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1. Melakukan pemeriksaan dan 1. Melakukan pencarian kasus penderita
pemberan tatalaksana penderita Pneumonia secara aktif (pelacakan kasus,
tasan Balita, Diare, TB ,Kustadan IVD. kunjungan rumah dan pelacakan
penyakit Melakukan penjaringan suspek TB, kontak)
menular IVD, Kusta, IMS, HIV dan Malaria. 2. Melakukan pelacakan kasus mangkir
dan tidak 2. Melakukan pemeriksaan dan (TB, Kusta)
menular tatalaksana penderita penyakit Tidak 3. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) di
menular rumah-rumah atau tempat-tempat
3. Melakukan pemeriksaan dan umum
tatalaksana penderita Pes, 4. Penyuluhan kepada masyarakat
leptospirosis, Frambusia, Malaria melalui kegiatan yang ada di
(Bagi daerah khusus / endemis). desa/kelurahan setempat
4. Melakukan rujukan diagnosis 5. Melakukan koordinasi lintas sektor
(pada TB) dan rujukan kasus dan tokoh masyarakat dalam rangka
(Pneumonia Balita, Diare, TB , pencegahan dan pengendalian
Kusta dan IVD) yang tidak bisa penyakit menular dan tidak menular
ditangani di Puskesmas 6. Melaksanakan fogging
5. Pengambilan obat dan 7. Melakukan pelacakan dalam upaya
pengawasan menelan obat (TB dan penanggulangan KLB.
Kusta)
6. Pelayanan konseling
7. Membuat pencatatan dan
pelaporan kegiatan
8.Melakukan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB
BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana program pemberantasan penyakit menular (P2M ) berdasarkan :


1Strategi dalam penyelenggaraan Penanggulangan penyakit Menular meliputi :
A. Mengutamakan pemberdayaan masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam melakukan pencegahan dengan PSN,Melakukan
siskamling DBD,Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan,penanaman pohon
dan mengajak masyarakt untuk hidup PHBS,Penangann KLB.

B. Menggembangkan jejaring kerja,koordinasi,dan kemitraan serta kerja sama


lintas program,lintas sektor dan internasioanal
Mengajak lintas program dalam mendukung kegiatan dengan Pertemuan linsek untuk
membahas suatu kegiatan misalkan didalam pelaksaan PIN,Pelaksanaan
PSN,Mengajak keluarga yang menolak Imunisasi.

C. Meningkatkan penyediaan sumberdaya dan pemanfaatan teknologi

D. Mengembangkan sistem informasi.


Selalu mengikuti pelatihan pelatihan yang ada untuk meningkatkan kompentensi
ketrampilan.
E. Meningkatkan dukungan penelitian dan pengembangan
F. Promosi kegiatan
Dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan masyrakat dengan harapan ada perubahan PHBS serta
suatu tindakan pencegahan atau preventif.

2. Cara Pelaksanaan penyelenggaraan Penanggulangan penyakit Menular


A. Melakukan pengamatan perkembangan penyakit dan Penyelidikan Epideomilogi.
adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus terhadap suatu kasus pada suatu
wilayah, yang kegiatannya meliputi: pengumpulan, penyajian, analisis data kesakitan
dan kematian penyakit menular dan tidak menular termasuk dalam keadaan khusus
misalnya terjadi bencana.
B. Melakukan pemetaan,pelacakan kasus pada daerah rawan bencana KLB.
Suatu tindakan dengan melakukan pemetaan secara khusus pada daerah yang sering
terjadi bencana misalkan KLB DB,Diare.
C. Melakukan PSN
Suatu kegiatan yang di lakukan untuk melihat kebersihan dan keadaan sarang nyamuk
di tempat kamar mandi,tong atau temapt penampungan air di rumah warga.Kegiatan
ini di lakukan bersama warga dan di lakukan secara kontinyu atau terus menerus.Bila
terjadi KLB maka dilakukan fogging dengan Jarak 100 meter dari tempat kejadian
DB.
D. Pemberian imunisasi dasar di Puskesamas ataupun di posyandu
Memberikan kekebalan pada bayi dan balita dengan melakukan penyuntikan
imunsiasi 5 dasar lengkap dan tambahan.Kegiatan ini dapaat dilakukan di Posyandu
ataaupun di Puskesmas.
E. Pemberian dan Screening Imunisasi TT pada WUS
1) Setiap Wus yang datang dilayani sesuai dengan urutan dari unit pendaftaran/
loket.
2) Pelayanan dilaksanakan setiap hari kerja sesuai dengan jam buka unit
pendaftaran/ loket
3) Penatalaksanaan imunisasi TT Wus sesuai dengan standar operasional
prosedur yang telah ditetapkan di masing masing unit pelayanan.Kajian awal
klinis meliputi anamnesis adalah suatu teknis pemeriksaan yang dilakukan
lewat suatu percakapan antara petugas dengan Wus secara langsung untuk
mengetahui tentang kondisi Wus sakit atau sehat serta status imunisasi TT
untuk mendapatkan data pasien.
4) Informed Consent
Adalah Tindakan medik. Consent artinya persetujuan, atauizin. Jadi
informedconsent adalah persetujuan atau izin oleh pasien atau keluarga yang
berhak kepada Balita untuk melakukan tindakan pemberian imunisasi
5). Pemberian Imunisasi sesuai kebutuhan SOP.
6). Monitoring KIPI
7). Pengisian data
F. Sweeping Imunisasi
Tujuan dilakukan screnning Imunisasi adalah mencari Balita yang status
Imunisasinya tidak laengkap baik yang dasr ataupun imunisasi tambahan.Kegiatan ini di
lakukan bersama kader denagan melakukan kunjungan ke posyandu bila sasaran tidak
mau datang ke posyandu maka dilakukan kunjungan rumah.
G. Pemeliharaan rantai dingin.
Kegiatan ini meliputi :
1. Pemeliharran kulkas vaksin
2. Pemantauan suhu vaksin setiap hari
3. Pencairan bunga es dalam kulkas vaksin.

H.. Bias
Kegiatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali untuk memberikan imunisasi DT/
Campak pada siswa kelas 1 SD dan pemberian imunisasi Td pada siswa kelas 2 dan
3.
I. Pelaksanaan PIN
Suatu kegiatan pemberian imunisasi polio tetes pada balita usia 0-59 bln.
Kegiatan ini dilakukan bersama sama kader serta lintas sektor.
J. Melakukan rujukan kasus
Rujukan yang dilakukan pada kasus kasus tertentu misalkan
TB,Kusta,Diare,Ispa.Rujukan dilakukan bila tidak dapat ditangani di puskesmas.
K. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan tatalaksana penderita
Pneumonia,balita,Diare,TB,Kusta dan IVD.Serta melakukan penjaringan kasus
suspek dengan mencari penderita TB, Kusta, HIV dan malaria.

3. Lingkup kegiatan Penanggulangan penyakit menular.


 .Promosi kesehatan
 Surveilans kesehatan
 Pengendalian faktor resiko
 Penemuan kasus baru
 Penanganan kasus
 Pemberian kekebalan atau imunisasi
 Pemberian obat secara massal
BAB IV
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai