Terdiri dari aprehensi komunikasi, self disclosure dan relasi anatarpribadi, dan
teori penilaian sosial berikut bahasannya:
1. Aprehensi komunikasi merupakan kondisi kognitif seseorang yang mengetahui
bahwa dirinya saat berkomunikasi dengan orang lain, karena kekhawatiran dan
ketakutannya, tak memiliki pikiran apa pun dalam benaknya dan juga tidak
memahami sebab-akibat sosial sehingga menjadi orang yang “mati rasa”. Ada
juga yang menyebutkan bahwa aprehensi komunikasi itu terjadi manakala
individu memandang pengalaman komunikasinya itu tidak menyenangkan dan
merasa takut berkomunikasi. Pada dasarnya aprehensi komunikasi adalah rasa
khawatir atau tegang saat akan dan sedang berkomunikasi dengan orang lain.
Konon, 1 dari 5 orang mengalami aprehensi saat berkomunikasi. Ada yang
memandang aprehensi komunikasi itu disebabkan faktor-faktor biologis, ada pula
yang menyebutkan aprehensi komunikasi lebih disebabkan faktor psikologis.
4. Ada banyak teori dakam KAP ini salah satunya adalah teori penilaian sosial,
berikut penjelasannya Teori Penilaian Sosial melihat pengaruh KAP melalui
bagaimana individu dipengaruhi olerh kelompok acuannya, yakni kelompok yang
digunakan untuk merumuskan identitas individu tersebut. Bila sikap kita
dipetakan dalam satu kontinum, menurut teori ini, maka sika kita tidak bisa
berada dalam satu titik tertentu dalam kontinum itu melainkan berada pada satu
wilayah tertentu yang dinamakan latitude. Wilayah ini ada 3 (tiga), yaitu wilayah
penolakan, wilayah penerimaan dan wilayah nonkomitmen. Teori ini
menyatakan, “makin besar perbedaan antara pendapat pembicara dan
pandangan pendengarnya, maka akan makin besar juga perubahan sikapnya,
sejauh pesan tersebut berada dalam wilayah penerimaannya”. Selain itu,
keterlibatan ego yang tinggi menunjukkan luasnya wilayah penolakan. Bila pesan
yang kita sampaikan pada orang lain berada pada wilayah penolakan orang lain
yang memiliki keterlibatan ego tinggi maka akan menimbulkan efek yang biasa
dinamakan efek bumerang.