Anda di halaman 1dari 14

MODEL PENELITIAN

METODE DAN STRATEGI

Dalam bab sebelumnya kita membahas metode dan strategi untuk penelitian produk dan alat. Selain
ini, penelitian dapat berfokus pada pengembangan, validasi, atau penggunaan sebuah model. Beberapa
penelitian membahas lebih dari satu masalah ini. Penelitian ini adalah bentuk penelitian desain dan
pengembangan yang paling umum. Seperti halnya penelitian produk dan alat, tujuan utamanya adalah
memproduksi pengetahuan baru; dalam hal ini pengetahuan sering berupa model desain baru atau
yang sudah disempurnakan. Jenis penelitian ini menyoroti model komprehensif atau teknik atau
proses perancangan tertentu.

Dalam bab ini kami akan menjelaskan penelitian model representatif. Kami akan memeriksa
metodologi yang digunakan dalam penelitian:

 Model Pengembangan
 Model Validasi
 Model Penggunaan

STRATEGI PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN

Terlepas dari meluasnya penggunaan model dibidang desain instruksional, ada sedikit
penelitian mengenai formasi model. Diskusi Dick’s ( 1997 ) mengenai formasi awal model Dick dan
Carey yang berpengaruh menunjukkan kontraksi model sebagai proses yang menerapkan beragam
penelitian dan pemikiran zaman hingga tugas menciptakan produk instruksional. Itu adalah proses
sintesis yang logis.

Saat ini, kebanyakan model ID baru dibangun dengan cara yang sama. Contohnya, Penelitian
Tessmer, Mc Cann, dan Ludvigsen ( 1999 ) menghasilkan dan memvalidasi
Model untuk penilaian ulang kebutuhan akan penelitian yang ada. Dengan demikian, teknik penelitian
yang digunakan adalah melakukan kajian literatur dan mensintesis temuan.

Namun, ada penelitian representatif: Jones dan Richey ( 2000 ) dan Spector, Muraida dan
Marlino ( 1992 ). Dalam kedua penelitian model yang baru dikembangkan didasarkan pada data yang
dikumpulkan langsung dari desainer/ pengembang. Dalam sebuah penelitian para perancang
mengumpulkan kembali tugas-tugas yang terjadi dalam proyek rancangan kehidupan nyata. Disisi
lain, data dikumpulkan selama simulasi desain dan tugas pengembangan. Satu studi menggunakan
pendekatan metode ganda dan yang lainnya menggunakan metode campuran.

Metode Penelitian Kualitatif yang Representatif


Penelitian Jones dan Richey ( 2000 ) menghasilkan model ID prototipe cepat yang direvisi yang
menggambarkan tugas perancang yang dilakukan, pemrosesan tugas-tugas tersebut secara bersamaan
dan keterlibatan pelanggan. Data diperoleh dari rancangan dan pengembangan alami. Desainer dan
klien dari dua proyek jelas berpartisipasi dalam penelitian ini. Proyek bervariasi dalam hal ukuran,
produk, dan industri. Satu bahan ajar berbasis kertas; yang lain menghasilkan bahan berbasis
elektronik. Kedua proyek telah selesai pada saat penelitian.

Para perancang membuat tugas dimana mereka mengidentifikasi tugas yang telah mereka
lengkapi/ selesaikan. Ketika mereka telah selesai dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap
pekerjaan. Sebagai bagian dari proses penebangan, perancang meninjau data yang masih ada termasuk
proposal proyek, lembar waktu, memo desain, spesifikasi prototipe, memo dan produk akhir.
Selanjutnya wawancara satu jam terstruktur dilakukan dengan masing-masing perancang
untuk mengetahui dampak metodologi prototipe yang cepat terhadap proses ID dan pada kualitas
produk. Wawancara telepon dilakukan dengan pelanggan. Semua wawancara direkam.

Setelah mengkodekan dan mengintesis data, para peneliti/ periset dapat melihat secara tepat
tugas desain dan pengembangan yang dilakukan kapan dan oleh siapa. Waktu yang dihabiskan pada
setiap tugas ditentukan dan model prosedur prototipe cepat ID dirancang. Metode utama yang
digunakan dalam penelitian pengembangan model ini adalah analisis isi data yang masih ada dan
catatan harian yang baru dibangun dan wawancara mendalam.

Metode Penelitian Campuran yang Representatif


Spector, Muraida, dan Marlino ( 1992 ) menghasilkan model kognitif untuk merancang instruksi
berbasis komputer ( CBI ) berdasarkan rancangan simulasi dan kegiatan pengembangan. Tujuan
utama dari model ini adalah untuk menggambarkan pergeseran antara pemikiran analitik dan intuitif
yang terjadi selama proses ID. Komponen dari model input-proses-output dari tugas rancangan design
CBI dihipotesiskan berdasarkan tinjauan literatur. Data yang berkaitan dengan masing-masing
komponen dikumpulkan dari 16 perancang. Sebelum tugas merancang, peserta menyelesaikan
inventaris profil biografi. Perancang kemudian memiliki waktu 30 jam untuk menyelesaikan tugas ID
tertentu dan menyimpan catatan pengamatan mereka tentang perangkat lunak pengembangan yang
telah mereka sediakan. Selain itu, pengamat eksternal mencatat reaksi para perancang terhadap tugas
dan pertanyaan tersebut. Waktu rancangan dilacak dalam pengembangan perangkat lunak. Setelah
pelajaran selesai, mereka menjalani sebuah wawancara dan para perancang diberikan wawancara yang
terstruktur. Materi juga tersedia untuk uji coba siswa langsung.

Model input-proses-output yang awalnya dihipotesiskan didukung oleh data. Selain itu,
hubungan antara ahli perancang dan perancang penggunaan perangkat lunak dicatat. Metode utama
yang digunakan dalam penelitian model pengembangan disurvey/ditinjau/ditelusuri, observasi
lapangan, dan analisi catatan harian yang tertulis selama tugas perancangan.

STRATEGI PENELITIAN MODEL VALIDASI

Berbeda dengan kesenjangan dalam literatur konstruksi model, ada lebih banyak literatur yang
berfokus pada validasi sistematis model ID. Richey ( 2005 ) menguraikan 5 pendekatan validasi yang
berbeda, termasuk 3 metode validasi internal ( ahli wawancara, dokumentasi kegunaan dan investasi
komponen ), dan 2 metode validasi eksternal. ( evaluasi lapangan dan pengujian terkontrol). Kami
akan mengeksplorasi rancangan penelitian dan pengembangan khusus yang menggunakan masing-
masing strategi ini.

Tinjauan ahli Penelitian


Weston, McAlpine, dan Bordonaro ( 1995 ) membangun dan memvalidasi model yang diarahkan
pada tahap evaluasi formatif proses ID. Model mereka menekankan empat komponen pengumpulan
dan revisi data: peserta, peran, metode dan situasi. Prosedur validasi mereka menggunakan jenis
tinjauan ahli. Seperti jenis penelitian model lainnya yang menggunakan tinjauan ahli, penelitian ini
berusaha untuk mengetahui apakah ada data yang mendukung komponen model yang diajukan.
Banyak pakar pnelitian mengumpulkan data secara langsung dari orang-orang yang menjadi ahli
materi pelajaran. Penelitian ini sering menggunakan strategi seperti wawancara mendalam ( misalnya,
Cowell, 2001 ) atau teknik Delphi ( misalnya Tracey & Richey ). Weston dkk menggunakan
pendekatan yang berbeda, memanfaatkan tulisan-tulisan para ahli sebagai sumber data validasi.

Tinjauan dari pendekatan pakar Weston dkk didasarkan pada analisis 11 teks yang sering
dikutip dalam rancangan intruksional atau evaluasi formatif. Teks-teks ini ditinjau untuk
mengidentifikasi deskripsi dari empat komponen utama dalam evaluasi formatif mereka. Tingkat
analisis pertama ini memberikan tingkat dasar dukungan ahli untuk model ini. Segmen deskriptif ini
kemudian dianalisis untuk menentukan dukungan para ahli untuk komponen model yang lebih rinci.
Hasil analisis ini disajikan baik dalam bentuk narasi maupun ringkasan kualitatif untuk menunjukkan
tingkat dukungan untuk setiap aspek komponen model.

Penggunaan Dokumentasi Penelitian


Cara lain untuk memvalidasi model ID adalah dengan mempelajari kemudahan penggunaan
model yang dapat digunakan oleh perancang dan pengembang. Ini adalah jenis validasi model internal
yang sering menjadi bagian rancangan dan pengembangan proyek penelitian yang lebih besar.

Penggunaan validasi penelitian sama dengan cara penggunaan model penelitian. Fitur yang
membedakan adalah bagian yang jelas dari aktivitas konstruksi. Biasanya ditinjau sebagai penelitian
deskriptif.

Penelitian Forsyth ( 1998 ) adalah contoh yang baik bagaimana penggunaan dokumentasi
dapat disematkan kedalam model konstruksi dan upaya validasi. Dalam kasus ini, Forsyth membuat
sebuah model ISD yang sesuai untuk program train-the trainer berbasis komunikatif.

Model ini mencakup pengembangan dan penggunaan penilaian kebutuhan dan instrumen
analisis kontekstual, spesifikasi konten, pengembangan instrumen untuk memeriksa sendiri
keterampilan prasyarat, mengembangkan materi instruksional ( termasuk panduan peserta dan alat
bantu audiovisual ) dan instrumen evaluasi.

Penelitian ini berlangsung dalam 3 tahap. Penggunaan dokumentasi disertakan dalam fase
kedua sementara perancang/ peneliti menggunakan model tersebut untuk membuat program train-the
trainer. Untuk memudahkan proses perancangan dan pengutangan. Bahan pengikat dibagi menjadi
beberapa bagian yang sesuai dengan berbagai langkah model yang diusulkan, dikembangkan. Catatan
harian dimasukkan ke setiap bagian yang telah selesai oleh perancang selama sesi kerja. Catatan
harian disediakan untuk rekaman data yang terkait dengan setiap aktivitas spesifik, termasuk tanggal
dan waktu mulai, reaksi, alat dan sumber daya yang digunakan dan pelajaran yang dipetik.

Data penggunaan model dikombinasikan dengan data uji coba program dan evaluasi yang
memberikan dasar unuk model akhir yang terutama disesuaikan dengan batasan unik pendidikan
berbasis masyarakat. Setiap fase ID yang telah selesai dan telah dijelaskan berdasarkan sumber
keuangan dan sumber daya manusia yang khas, pelayanan yang alami, frekuensi penggunaannya, dan
ukuran organisasi yang akan menggunakan model tersebut. Dengan demikian, model akhir yang
divalidasi adalah pengaturan yang dimaksud.

Investigasi Variabel Komponen Representatif


Validasi internal yang telah kita bahas sejauh ini berkaitan dengan model prosedural ID. Namun ada
jenis penelitian yang berkaitan dengan model konseptual, model yang mengidentifikasi variabel dan
hubungan diantara keduanya. Penelitian ini berkaitan dengan faktor-faktor yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar dan karenanya harus ditangani dalam model ID. Quinones, Ford, Sego, dan
Smith ( 1995/96 ) jenis penelitian yang khas.

Quinones dkk fokus dengan pelatihan dan memeriksa hubungan antara karakteristik individu,
karakteristik lingkungan dan kesempatan untuk tampil. Peserta penelitian adalah 188 lulusan program
pelatihan angkatan udara A-S dan atasan mereka. Desainnya menggunakan metodologi survei dasar.
Survei pertama diberikan kepada para lulusan setelah menyelesaikan kursus pelatihan mereka dan
sementara mereka menunggu untuk tugas mereka. Instrumen ini mengumpulkan data tentang
karakteristik individu yang bersangkutan ( lokus kontrol, motivasi karir dan ukuran jumlah yang
dipelajari dalam kursus pelatihan ). Empat bulan setelah lulus, survei kedua dikirim ke traine dan
keatasan mereka. Para pengawas menyikapi ( persepsi tentang kecakapan dan karir yang potensial
para peserta pelatihan dan kepercayaan pengawas terhadap kemampuan peserta pelatihan ). Peserta
pelatihan menanggapi item yang membahas persepsi mereka tentang dukungan yang mreka dapatkan
di kelompok kerja mereka dan sejauh mana mereka melakukan tugas yang telah dilakukan dalam
pelatihan awal mereka ( berapa kali tugas dilakukan dan sejauh mana peserta pelatihan melakukan
tindakan yang sulit dan tugas yang menantang ).

Data ini dijadikan dasar untuk menguji model konseptual hipotesis dari variabel yang
menggunakan LISREL VII, teknik pemodelan yang canggih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karakteristik individu berkaitan dengan sikap supervisor & pengawas. Selain itu, sikap supervisor dan
situasi yang mendukung juga berkaitan dengan kesempatan untuk melakukan semua hal yang penting
dalam aturan pelatihan. Disini, metode survei dasar digunakan sebagai dasar penelitian, bukan
aplikasi umum dalam penelitian deskriptif.

Study Evaluasi Lapangan Representatif


Desain dan pengembangan juga dapat divalidasi dengan mempelajari secara sistematis efek dari
produk yang telah diciptakan sebagai hasil penggunaannya. Taylor dan Ellis ( 1991 ) mencontohkan
penelitian validasi eksternal ini saat mereka mengevaluasi pelatihan kelas untuk menentukan seberapa
efektif model ISD seperti yang diterapkan pada program Angkatan Laut A-S.

Taylor dan Ellis memilih 100 program ada untuk mewakili pelatihan yang tersedia untuk
personil yang terdaftar. Setelah wawancara dengan instruktur dan manajer, sample satu minggu yang
representatif dari masing-masing kursus dipilih. Tujuan, item uji dan presentasi kelas yang berkaitan
dengan sample yang lebih kecil ini dievaluasi dengan menggunakan proses enam langkah. Penelitian
sebelumnya telah menetapkan reliabilitas dan validitas dari sistem evaluasi. Sistem ini melibatkan
tinjauan dokumentasi kursus serta observasi kelas selama 30 menit.

Proses tinjauan dokumen memiliki 5 langkah :

1. Mengklasifikasikan tujuan menggunakan versi sederhana dari Merrill’s Component Display


Theory ( lihat Merrill, 1983 ).
2. Tujuan pertandingan dan item uji.
3. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tujuan pelatihan kursus dalam hal tingkat
kemampuan yang diharapkan ( data dari wawancara instruktur ).
4. Menentukan kesesuaian masing-masing tujuan.
5. Menentukan kesesuaian dan kecukupan item uji.

Akhirnya, instruksi kelas diamati dan di evaluasi dalam hal konsistensi dan kecukupan
presentasi. Evaluasi ini disorot(a) Penyajian yang berkaitan dengan jenis tujuan, (b) Jumlah dari
prinsip design yang memajukan pembelajaran siswa yang dibuktikan dalam materi arahan dan
persentasi.

Ketika evaluasi lapangan digunakan untuk validasi model ID, hasilnya juga diperiksa
berdasarkan implikasinya untuk mengkonfirmasikan atau mengubah model dasar yang membimbing
proyek desain dan pengembangan. Taylor dan Ellis ( 1991 ) melakukan ini. Data evaluasi mereka
mengidentifikasi area dimana model ISD tidak diikuti dengan cara terbaik, menimbulkan masalah,
dan prosedur ID yang paling penting untuk kinerja siswa.

Studi Pengujian Terkontrol Representatif


Model desain juga dapat divalidasi secara eksternal dengan menetapkan eksperimen yang mengisolasi
efek model ID yang diberikan dibandingkan dengan penggunaan model atau pendekatan lain. Inilah
objek validasi pengujian terkontrol, suatu bentuk penelitian explanatory. Tracey (2002) adalah salah
satu contoh dari upaya validasi ini.

Tracey membandingkan penggunaaan model Dick dan Carey (1996) dengan model ISP yang
disempurnakan dengan pertimbangan beberapa kecerdasan. Ini berfungsi sebagai validasi eksternal
model desain Multiple Inteligences (MI) design model. Dia mendirikan 2 tim desain, masing-masing
memiliki dua desainer pemula. Salah satu tim bekerja dengan Dick dan Carey, dan yang kedua
menggunakan model MI. Kedua tim diinstruksikan untuk merancang 2 jam, instruktur yang dipimpin,
berbasis kelas, kursus pembentukan tim untuk organisasi non-profit. Masing-masing tim menerima (a)
materi tentang organisasi, (b) konten tertulis dalam tim building, (c) penonton, lingkungan dan
informasi gap analisis, dan (d) model ISD. Satu tim menerima model desain MI yang telah divalidasi
dan yang lainnya adalah model Dick dan Carey.

Keempat perancang instruksional bertemu kelompok untuk menilai kebutuhan,


mengidentifikasi tujuan dari penelitian pembentukan tim dan meninjau konten. Tim kemudian
berpisah untuk melakukan analisis terhadap pelajar dan lingkungan sendiri berdasarkan informasi
yang diberikan dan model mereka yang ditugaskan. Kedua tim bekerja secara individual untuk
menciptakan tujuan dari kinerja mereka berdasarkan hasil analisis dan langkah-langkah model desain
yang mereka gunakan. Tum berkumpul kembali untuk meninjau tujuan mereka untuk memastikan
masing-masing memenuhi tujuan dalam membangun tim yang sama dan bersama-sama menulis
pertanyaan protest. Tim kemudian berpisah lagi dan bekerja serentak di gedung yang sama di dua
kantor yang berbeda selama proses desain dan pembangunan. Setiap kelompok dilengkapi dengan
computer, kantor, materi yang diinginkan dan penerbit desktop untuk membuat panduan instruktur
dan panduan-panduan peserta dan semua produk yang sudah jadi.

Program yang dihasilkan diimplementasikan dan dievaluasi. Instrumentasi digunakan selama


percobaan termasuk catatan designer yang memberikan reaksi terhadap tugas mereka dan model yang
digunakan, analisis posttest pengetahuan peserta dididik menangani reaksi peserta terhadap instruksi.

Masalah desain eksperimental standar yang diidentifikasi oleh Campbell dan Stanley (1963)
dan dibahas secara ekstensif dalam banyak metode penelitian yang harus ditangani dalam penelitian
validasi pengujian terkontrol. Meski pengaturan desainnya tidak alami, tetapi sangat mirip.
Implementasi produk, bagaimanapun berada dilingkungan alami. Namun, ada pendekatan lain.
Sebagai contoh, penelitian Higgins dan reisen (1985) melibatkan pengujian terkontrol model seleksi
media versus prosedur individual yang dirancang secara logis. Ini melibatkan mahasiswa pascasarjana
yang bertugas yang bertugas sebagai perancang pemula dan bertanggung dilingkungan kelas.

STRATEGI PENGGUNAAN MODEL PENELITIAN

Penelitian desain dan pengembangan yang berfokus pada penggunaan model biasanya ditandai
sebagai penjelajahan atau deskriptif. Penelitan eksploratif membahas proses ID saat terjadi secara
alami dan intuitif dalam berbagai pengaturan. Contohnya adalah studi Leimistson (1998) tentang
kinerja evaluasi ahli formatif dan studi Vischer-Voerman dan Gustafson (2004) tentang paradigm
desain alternative penelitian deskriptif, disisi lain, cenderung berkonsentrasi pada penggunaan model
tertentu, seperti dalam penelitian Roytek (2000) mengenai teknik prototyping yang cepat. Studi ini
juga memiliki tiga jalur utama model yang menggunakan penelitian mengenai kondisi yang
mempengaruhi penggunaan model, penelitian yang membuat keputuasan dirancang, dan keahlian
perancang dan karakteristik penelitian. Meskipun ketiga penelitian ini menggunakan desain penelitian
yang berbeda, desainnya cenderung lebih kualitatif daripada kuantitatif. Inilah karakteristik model
yang menggunakan penelitian. Kita akan memeriksa metode yang digunakan dalam setiap penelitian.

Sebuah Studi Keahlian Representatif dengan Menggunakan Berpikiran Keras


Le maistre (1998) adalah studi tentang keahlian dan mengikuti tradisi yang sebagian besar
dikembangkan oleh studi Rowland (1992) yang membandingkan perbedaan antara perancang ahli dan
pemua. Seperti studi Rowland, metode Leuhman yang menggunakan metode “ berfikir keras”.

Studi Le Maistre focus pada materi pembelajaran enam halaman yang dirancang untuk kursus
sarjana kimia untuk jurusan non-kimia. Data evaluasi formatif dikumpulkan dari pakar materi
pelajaran (UKM) dan pelajar mirip dengan orang-orang yang bahannya di targetkan. Siswa
mengambil pretest, bekerja melalui materi dan kemudian mengambil posttest. Sementara mereka
menggunakan materi yang diminta untuk mengomentari mereka, komentar ini adalah rekaman audio.
UKM mengkaji ulang materi dan mengidentifikasi masalah yang mereka lihat. Komentar mereka juga
dicatat dan ditranskipsikan.

Delapan praktisi perancang instructional yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dipilih
untuk berpartisipasi dala penelitian ini. Setelah seleksi, mereka diwawancarai untuk memastikan
bahwa mereka memenuhi kriteria dan berkompeten untuk menangain tugas revisi. Mereka diberi
tugas SME dan data umpan balik peserta didik dan diminta merevisi materi mereka.

Analisis awal dari revisi ini mendorong pernyataan penelitian yang lebih spesifik dan dua dari
delapan perancang yang asli dipilih untuk studi lebih lanjut. Yang satu memilki pengalaman kerja
lebih banyak (18 tahun), dan yang laini memiliki paling sedikit (5 tahun). Keduanya mahir
menggunakan teknik “berfikir keras”. Penelitian ini kemudian direplikasi. Para perancang diberi data
umpan balik untuk evaluasi formatif tambahan dari penelitian lain dimana dalam konteksnya materi
telah dikembangkan, dan sekali lagi diminta untuk “membuat revisi terhadap unit yang perlu”.
Mereka diminta untuk berfikir keras saat membuat revisi, jika mereka diam lebih dari sepuluh detik,
setelah itu, para perancang berpartisipasi dalam wawancara tanya jawab terstruktur untuk
mengklarifikasi masalah dan mengkonfirmasi informasi demografi dasar yang lampiran di transkipka,
dipisahkan untuk dijadikan satu kesatuan yang berarti dan dikodekan. Setelah tiga bulan, sagmentasi
dan pengkodean diperiksa untuk menjamin keandalan, dua data set perancang dianalisis untuk
menentukan cara dimana seorang ahli perancang melakukan evaluasi formatif dan hal ini berbeda
dengan perancang yang sedikit pengalaman.

Penelitian eksploratori ini meneliti unsur-unsur proses perancangan yang terjadi. Meskipun
strategi berfikir keras sangan penting dalam penelitian ini, Le Maistre juga menggunakan teknik
evaluasi kualitatif dan wawancara.

Studi Pembuatan keputusan yang Representatif dengan Menggunakan Wawancara


Mendalam
Wawancara mendalam adalah cara lain bagi perancang desain dan pengembangan untuk
mengeksplorasi seluk-beluk proses ID karena hal itu benar-benar terjadi. Dengan cara yang serupa
menggunakan lampiran berfikir kera, wawancara dapat memberi wawasan tentang bagaimana
perancang memecahkan permasalahan, Vischer-Voeman dan Gustafson (2004) mendekati penelitian
mereka tanpa berfikit tentang bagaimana desain harus dilakukan, walaupun mereka menyadari
pentingnya model ISD umum.

Dua puluh empat desainer yang berbeda termasuk yang memiliki tanpa ada pelatihan desain
formal, dipilih sesuai kriteria yang telah ditentukan. Perancang ini mewakili enam aturan desain yang
berbeda. Penelitian ini memiliki dua fase. Pada fase pertama, 12 perancang, dua pengaturan,
diwawancarai sekitar satu setengah jam. Wawancara pertama mencakup diskusi tentang latar
belakang desainer dan proyek mereka. Mereka ditanya tentang strategi yang mereka gunakan dalam
sebuah proyek baru-baru ini dan diminta untuk memberikan contoh konkret, dan juga untuk
menjelaskan mengapa mereka bekerja dengan cara tertentu dan menyimpang dari rencana umum.
Wawancara ini audio dan ditranskipkaan. Data wawancara terkait dengan pemeriksaan dikumen
proyek terkait. Maka, laporan yang dihasilkan berdasarkan wawancara yang mencakup setiap profil
perancang, ringkasan proyek dan deskripsi proyek. Laporan tersbut ditinjau ulang setelah
perancangnya meninjau dan menaggapi. Yang direvisi adalah laporan, bukan wawancara, digunakan
sebagai dasar analisis pendahuluan.

Analisis awal dimulai dengan memberi label pada setiap aktivitas perancang yang dijelaskan
menggunakan terminology ADDIE ; analisis, perancangan, pengembangan, implementasi dan
evaluasi. Selanjutnya, ada analisis yang lebih rinci terhadap setiap aktivitas utama seperti yang
dijelaskan oleh masing-masing perancang. Analisis ini kemudian disentesis dan ditafsirkan
berdasarkan literature untuk m enghasilkan empat paradigm desain umum yang berbeda (bukan
model), yang masing-masing mewakili orientasi filosofi yang unik.
Pada putaran kedua wawancara mendalam, dua perancang dari setiap aturan diwawancarai
mengikuti prosedur yang sama seperti sebelumnya dan data awalnya dianalisis dengan cara yang
sama. Kemudian semua data digabungkan dan dianalisis untuk menetukan dasar pemikiran atas
tindakan perancang. Deskripsi rinci tentang aktivitas perancang dan mendasarnya paradigm yang
dihasilkan.

Ini adalah studi penjelajahan komprehensif yang membahas tentang perjalanan desain yang
disebut “ penelitian rekonstruktif”. Ini berakar pada teknik penelitian kualitatif seperti wawancara
mendalam, analisis document dan tinjauan pustaka.

studi Kualitatif yang Representatif Mengenal Kondisi yang Mempengaruhi


Penggunaan Model
Garis besar lain dari model penelitian yang digunakan mengekplorasi kondisi seputar model. Studi ini
bisa menggunakan berbagai metode. Studi ini bisa menggunakan berbagai metode. Misalnya, Carr,
Chelman, Cuyar dan Breman (1998) meneliti desain pengguna dalam setting kesehatan menggunakan
metode studi khusus. Hallamon (2002) mempelejari factor-faktor yang memudahkan dan
menghambat analisis tugas. Dia menggunakan metode penelitian survey kuantitatif, praktisi
pemungutan suara untuk mengidentifikasi praktik ID terkini dan kondisi ditempat kerja yang
mempengaruhi praktik ini.

Roytek (2000) studi kondisi adalah beberapa metode penelitian yang menggunakan berbagai
teknik penelitian kualitatif, termasuk wawancara mendalam dan analisis dokumen ekstensif. Teknik
ini telah digunakan dalam penelitian, model penelitian lain yang dijelaskan disini, dan sering
dikombinasikan untuk memverifikasi kendala data dalam penelitian desan dan pengembangan.
Penelitian ini secara eksprisif diarahkan pada banyak variable kontekstual (pra-proyek, selama proyek
berlangsung, dan pasca proyek) yang memperngaruhi penggunaan model perancangan prototype cepat
yang spesifik.

Penelitian ini dilakukan disebuah perusahaan konsultan swasta. Dua proyek dipilih untuk
studi berdasarkan pada penggunaan teknik-teknik prototyping yang sangat cepat, aksebilitas mereka,
dan potensi mereka untuk menawarkan deskripsi aktivitas yang terlibat. Data dikumpulkan dari
Sembilan anggota tim perusahaan konsultan (pimpinan proyek, perancang/pengembang, dan
pengembang prangkat lunak) dan lima anggota tim klien (manajer proyek, manajer pelatihan dan
konsultan pengembangan organisasi.)

Wawancara terstruktur dengan rekaman audio, berkisar antara satu sampai satu setengah jam,
merupakan metode pengumpulan data utama. Pertama, peserta diminta untuk melengkapi formulir
aktivitas pra-wawancara dimana mereka model pengembangan prototype dan berbagai prototype
yang terkait dengan proyek yang mereka berikan. Peserta juga diberri contoh factor konstektual dari
literature yang berfungsi sebagai permulaan saat mereka siap untuk diwawancarai.

Berbagai dokumen yang berkaitan dengan proyek juga ditinjau dan dijadikan data untuk
penelitian ini. Dokumen-dokumen ini termasuk modul instruksional berbasis koputer, pesan e-mail,
dan presentasi masyarakat professional.

Semua data ditinjau untuk mengidentifikasi strategi atau kondisi yang meningkatkan atau
menghambat penggunaan prototyping yang cepat. Kutipan penuh dari wawancara dikurangi menjadi
kalimat atau ungkapan dan ungkapan ringkas ini dikenal sebagai “ strategi/kondisi/kejadian” dalam
penelitian ini. Sebuah analisis terhadap pernyataan ini dilakukan untuk menemukan pola dan untuk
menghasilkan skema klarifikasi kejadian. Dengan demikian, penelitian ini mengidentifikasi factor
kontekstual dan strategi pendukung, kondisi dan kejadian yang meningkatkan atau menghambat
penggunaan model ID yang ditargetkan.
RINGKASAN MODEL PENELITIAN DESAIN

Sekarang kita telah memeriksa 10 contoh metode secara terperinci dan strategi yang digunakan dalam
model penelitian seperti contoh-contoh yang kami sampaikan di bab terakhir, ini harus menghasilkan
cara unik yang dapat dilakukan oleh desain penelitian anda sendiri untuk menetapkan validitas,
memberikan kesimpulan penyebab, memfasilitasi generalisasi dan interpretasi dan mengantisipasi
masalah yang mungkin terjadi selama penelitian anda. Table 5-1 menyoroti banyak cara bahwa
masalah yang selama ini telah ditangani dalam 10 studi representative yang baru saja kita periksa.

Table 5-1

Teknik Desain Penelitian Representative Yang Digunakan Dalam Model Penelitian

Konsern desain penelitian Jenis desain & pengembangan Tekhnik yang digunakan untuk
penelitian mengatasi kekhawatiran
Validitas/keabsahan  Model Pengembangan  Gunakan tugas desan yang
realitas dalam lingkupnya
 Gunakan data dari proyek
desain yang sebenarnya
 Reka reaksi selama proses
perancangan
 Gunakan data yang masih
ada untuk memverifikasi
proyek yang lama

 Konsisten menggunakan
 Vodel validasi (internal) kriteria seleksi ahli yang
telah ditentukan sebelumnya
 Mengumpulkan data selama
proses perancangan
 Memberikan bukti
kemudahan dalam
penggunaan perancang
 Memberikan data desain dan
waktu pengembangan

 Memberiksn bukti prestasi


belajar
 Memberikan bukti
 Model validasi/ (eksterna)
pelaksanaan program
 System evaluasi dasar pada
teori yang telah matang
 Memperhitungkan efek dari
keahlian perancang
 Memperhitungkan efek
desain dari waktu
pengembangan
 Memperhitungkan efek dari
sumber daya yang tersedia
 Mengidentifikasi efek
produk
 Konsisten menggunakan
kriteria proyek yang telah
ditentukan sebelumnya, dan
atau kriteria pemilihan
desain
 Model penggunaan  Gunakan beberapa
kumupulan data dan
triangulasi data
 Memberikan perintah
terstruktur
 Menentukan keandalan
system pengkodean dan
evaluasi
 Mintalah desainer
menverifikasi ketepatan
interpretasi

 Menghubungkan perilaku
desain dengan dampak
produk

 Gunakan publikasi para ahli


Kesimpulan kausal  Model pengembangan sebagai pengganti
wawancara langsung dengan
mereka
 Model validasi (internal)  Memprediksi efek pelatihan
bagi pelajar dan
karakteristik kontekstual

 Mengaitkan model dengan


 Model validasi (eksternal) hasil penelitian

 Mengaitkan model dengan


karakteristik produk

 Megaitkan aktivitas desain


dengan kepuasan klien
 Menghubungkan aktivitas
desan dengan model ISD
 Menghubungkan aktivitas
desain dengan orientasi
 Model penggunaan
filosofi
 Mengumpulkan data dari
pengaturan kerja alami

 Kumpulkan data konteks


desain

 Tentukan pelajaran yang


Generalisasi dan  Model pengembangan dipetik
interpretasi
 Tafsirkan uraian naratif
secara luas
 Model validitas
(internal&eksternal)
 Memvalidasi model dalam
hal konteks pengguaan
 Tentukan revisi praktik ID
yang diperlukan
 Model validasi (internal)

 Memperhitungkan efek
pengaturan
 Model validasi (eksternal)
 Wawancara audio-rekam
dan wawancara

 Menggunakan instrument
 Model penggunaan yang diuji dalam penelitian

 Model pengembangan

 Memastikan penggunaan
model yang benar dengan
Mengantisipasi masalah mendokumentasikan
 Model validasi (internal & prosedur yang dianjurkan
eksternal) dalam model

 Gunakan instruktur untuk


mengidentifikasi segmen
 Model penggunaan program/program kritis

 Model validasi (internal)


 Pastikan peserta terpilih
benar-benar memenuhi
kriteria
 Memberikan petunjuk bagi
peserta yang tidak responsif
 Model validasi (eksternal)

 Model penggunaan

Keberadaan validitas dilakukan sebagian besar dengan mengumpulkan sebanyak mungkin jenis data
(misalnya data waktu, dokumentasi kertas, data prestasi kerja) dan membuat upaya agar data ini
serealistik mungkin (misalnya, lingkup tugas yang wajar, menggunakan actual atau tugas desain
simulasi). Selain itu, variable asing (misalnya sumber daya, keahlian perancang) dikendalikan atau
diperhitungkan )

Studi penelitian model ini dapat mengaitkan efek dari proye yang diberikan pada model itu sendiri
dengan memeriksa berbagai hasil (misalnya produk yang dihasilkan kepuasan klien, hasil belajar).
Namun, efek ini juga jelaskan dalam hal factor kontribusi lainnya (misalnya, perilaku desainer,
orientasi filosofis). Generalisasi dan interpretasi efek ini dapat dilakukan untuk sebagia besar dengan
memeriksa peran konteks (desain, pembelajaran dan kinerja).

Strategi penelitian yang dirancang untuk mengatasi hambatan dan masalah yang mungkin timbul
selama penelitian, pada umumnya, sangat istimewa untuk menjaga keakuratan data (misalnya
wawancara dengan reka audio, menyampaikan instruentasi yang diverifikasi sebelumnya,
menggunakan instruktur dan figure otorias lainnya untuk mengumpulkan data.

MODEL PENELITIAN DESAIN UNIK

Seperti halnya penelitian produk dan alat, ada beberapa masalah yang dapat menjadi masalah bagi
perancang desain dan pengembangan yang terlibat dalam studi model. Kita akan membahas tiga hal
disini :

 Memastikan integritas data pengingat


 Mengakomodasi tuntutan berbagai lingkungan kerja alami
 Berususan dengan berbagai karakteristik peserta

Bekerja dengan data pengingat


Studi penelitian yang diuraikan dalam bab ini menunjukkan banyak contoh data yang dikumpulkan
saat proyek perancangan dan pengembangan sedang berlangsung. Ini selalu merupakan pendekatan
yang disukai, tapi mungkin tidak selalu, terutama jika seseorang menghadapi kendala waktu dari
proyek nyata yang terjadi dilingkungan kerja alami. Bahaya menggunakan data pengingat sangat jelas
: orang mungkin lupa rincian proyek. Bila perlu menggunakan pengingat data, harus ada ketentuan
untuk (a) menggunakan prosedur yang sistematis untuk mempromosikan dan merangsang ingatan
para peserta, dan (b) memverifikasi data yang disediakan.

Ada banyak teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan ini dan pada gilirannya memastikan
keakuratan data anda. Table 5-1 menyoroti beberapa strategi yang digunakan dalam penelitian contoh
model kami untuk memastikan keakuratan data pengingat strategi ini termasuk

 Meminta peserta membuat catatan tugas proyek dan menggunakan data yang ada untuk
memverifikasi ingatan proyek ini (Jones & Richey, 2000)
 Memberikan peserta contoh dari literature dalam kategori serupa sebagai respons yang
diinginkan untuk dijadikan memori (Roytek, 2000)
 Mengharuskan peserta untuk melengkapi formulir kegiatan prawawancara untuk merangsang
ingatan (Roytek, 2000)
 Memungkinkan peserta untuk memverifikasi keakuratan laporan mereka.

Sekali lagi, desain penelitian yang menyediakan beberapa sumber data membantu memastikan
keandalan dataset penelitian di beberapa lingkungan kerja alami.

Penelitian di Beberapa Lingkungan Kerja Alami


Edmonds, Branch Mukhherjee (1994) berpendapat bahwa keberhasilan model ID bergantung pada
sejauh mana ada kecocokan antara konteks dimana model tersebut pada awalnya ditujukan. Asumsi
ini mendasari sebagian besar model penelitian. Hal ini menjadi sangat penting dalam model penelitian
karena banyak penelitian tidak hanya membahas masalah kontekstual, namun juga ada upaya desain
dan pengembangan yang dapat mencakup banyak pengaturan dan proyek kerja. Seperti yang anda
duga, ini bisa menimbulkan dilemma desain penelitian.

Konteks desain dan pengembangan bervariasi dalam hal sumber daya dan fasilitas yang ada,
serta iklim dan penekanan yang dipaksakan oleh factor-faktor seperti misi organisasi dan gaya
kepemimpinan. Mereka juga berbeda dalam hal karakteristik lingkungan belajar dan kinerja dimana
instruksi selanjutnya diterapkan. Model penelitian yang membahas beberapa proyeksi terutama
kebutuhan untuk mengakomadasi banyak factor dalam desain penelitian mereka. Factor kontekstual
yang biasanya mempengaruhi model penelitian :

 Karakteristik proyek
 Sumber daya proyek
 Iklim organisasi (iklim desain dan iklim pengguna)

Setiap lingkungan penelitian harus dianalisi sehingga factor yang bersangkutan dapat ditentukan.
Setelah diidentifikasi, unsur-unsur tempat kerja ini biasanya diakomodasi dengan salah satu dari dua
cara : baik melalui pengendalian atau pengkuran. Banyak studi sampel kami tidak hanya menyoroti
factor ini, tetapi juga menunjukkan bagaimana mereka dapat diakomodasi.

Ada berbagai karekteristik proyek yang telah dipertimbangkan dalam desain dan pengembangan
penellitian. Proyek dapat dipilih untuk studi dengan cara memfasilitasi analisis data dalam hal
perbedaan proyek. Misalnya, dalam studi tertentu, proyek yang diteliti dapat bervariasi dalam hal
system pengiriman (misalnya, Jones & Richye, 2000) atau pengaturan (misalnya visencher-voerrman
& Gustafson, 2004, Taylor & Ellis, 1991). Pendekatan lain adalah mengumpulkan data sumber daya
yang tersedia bagi perancang (mis, Foresyth, 1998) atau batasan yang diberlakukan oleh organisasi
atay proyek (mis, Philips, 2000) dan sertakan informasi dalam analisis anda.

Akhirnya banyak penelitian yang mempertimbangkan dampak factor iklim organisasi tidak hanya
pada proses perancangan dan pengemabangan. Namun juga pada pengajaran dan kinerja. Quinones
dkk (1995/1996) membangun elemen seperti sikap supervisor dan motivasi karir. Pembelajar kedalam
pemindahan model penelitian mereka.

Semua penelitian ini telah dirancang sehingga seseorang dapat menentukan dampak dari banyak
factor yang ada ditempat kerja alami, factor-raktor yang tersingkir pada kebanyakan penelitian
laboratorium. Desain penelitian menyediakan studi yang kaya data dan memberi perancang desain dan
pengembgangan kesempatan untuk menarik kesimpulan berdasarkan kumpulan data yang tidak hanya
realistic, namun juga disosialisasi dari rincian yang tidak relevan sebanyak mungkin.

Membedakan Karakteristik Pesesrta


Penelitian desain dan pengembangan cenderung memiki jumlah peserta kunci yang lebih banyak dari
pada jenis penelitian lainnya. Selain itu, peserta ini cenderung sangat bervariasi dalam sejumlah
karakteristik penting. Hal ini menimbulkan masalah desain penelitian, terutama berkenalan dengan
model penelitian. Bagaimana anda menggambarkan dan membedakan antara berbagai peserta?
Bagaimana anda menentukan dampak atribut mereka pada usaha ID? Keprihatinan khas tipe ini
berkaitan dengan beragam latar belakang dan karakteristik dari :

 Perancang/pengembangan/pembangun.
 Klien

Efek dari keahlian perancang telah diteliti dalam banyak studi model, termasuk perez dan Emery
(1995) dan Saroyan (1993), serta Rowland (1992) dan Weston dkk (1995) studi yang telah dibahas
diatas. Perbedaan antara kebisasaan para ahli desainer dan desainer pemula terbukti sangat penting.
Namun ada karakteristik desainer penting yang juga tampak mempengaruhi bagaimana proses
perancangan dan pengembangan dilakukan. Misalnya, Chase (2003) mengisolasi efek gender desainer
dan Hallmon (2002) menemukan efek usia. Shellnut (1999) menganggap dampak latar belakang dan
sikap desainer terhadap motivasi penggunaan tekhnik desain adalah motivasi desainer. Dalam masing-
masing studi ini, karakteristik perancang yang dimaksud disajikan sebagai variabel utama penelitian.
Pengukuran secara eksplisit dibuat dan data dianalisis dalam kaintannya dengan hasil proyek.

Karakteristik klien (termasuk factor-faktor seperti sejumlah pengalaman dengan proses ID,
pengetahuan tentang bidang pelatihan, dan tingkat keahlian materi pelajaran) juga merupakan bagian
penting dari beebrapa penelitian desain dan pengembangan. Di Jones da Richey (2000), pengalaman
klien sebelumnya dengan desain prototype yang cepat dan tekhnik yang berkembang sangat penting
untuk pertimbangan mereka mengenai dampak keterlibatan klien dalam proyek yang sedang
dipelajari. Dalam studi kasus Carr-chelman dkk (1998), latar belakang professional klien pada
kelompok tugas pengguna mereka jelaskan secara rinci.

Dalam penelitian desain dan pengembangan, mungkin lebih dari sekedar dengan jenis penelitian
lainnya, peneliti perlu pengetahuan tentang lingkungan dimana proyek terjadi. Hanya dengan
pemahaman ini seseorang dapat membuat desain penelitian yang mengakomodasi banyak factor yang
akan mempengaruhi keabsahan kesimpulan penelitian.

GAMBARAN UMUM

Bab ini berfokus pada model pengembangan, model validasi, dan model penggunaan penelitian. Kami
memberi banyak contoh jenis penelitian desain dan pengembangan ini dan menyediakan metode dan
strategi untuk merencanakan studi ini. Dihalaman berikutnya, kami menawarka daftar periksa untuk
mengatasi masalah umum yang dihadapi dalam model penelitian.

Pada poin ini, dalam penelitian desain dan pengembangan, anda harus benar-benar tenggelam dalam
merencanakan studi anda. Banyak keputusan tentang metode dan strategi telah ditangani. Anda tidak
hanya tahu persis apa yang akan anda pelajari, namun secara umum anda tahu bagaimana anda akan
mengatur penelitian. Pada bab berikutnya, kita akan membahas secara lebih spesifik lagi – yaitu siapa
yang akan terlibat? Apa yang akan kamu pelajari? Bagaimana anda memilih peserta dari pengaturan
itu? Bagaimana anda akan mendapatkan persetujuan mereka untuk terlibat dalam penelitian anda?
Bagaimana anda akan melindungi mereka dari dampak apa pun ysng mungkin terjadi sebagai hasil
keterlibatan mereka?
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK MENGATASI MASALAH
UMUM MODEL PENELITIAN DESAIN
1. Tentukan apakah studi akan meneliti pengembangan, validasi dan/atau model.
2. Tentukan apakah penelitian ini akan berkaitan dengan proyek perancangan aktual
atau disimulasikan.
3. Menetapkan validitas data dan temuan selanjutnya dengan menjawab pertanyaan
berikut:
 Apakah desain/ tugas pengembangan realistis dalam lingkupnya?
 Apakah kriteria yang mengatur pemilihan komponen kunci penelitian telah
ditetapkan?
 Apakah memiliki beberapa kumpulan data yang digunakan untuk
melakukan triangulasi data?
 Apakah memungkinkan jika data dalam proses dikumpulkan?
 Apakah teknik telah dibuat untuk memudahkan penumpulan data
retrospektif yang akurat dan lengkap?
4. Gunakan strategi untuk memudahkan perbandingan aspek kunci dalam proses
perancangan/pengembangan sehingga pertanyaan seperti berikutini dapat diatasi:
 Apa dampak dari desain/kegiatan pengembangan?
 Apa hubungan antara konteks dan dampak model?
 Apa hubungan antara peserta dan dampak model?
 Apa hubungan antara desain/pengembangan kegiatan dan kepuasan klien?
5. Memfasilitasi generalisasi sehingga pertanyaan berikut dapat diatasi:
 Apakah temuan tersebut didukung oleh pengaturan dan kelompok peserta?
 Apakah data yang ada cukup dikumpulkan untuk mendapatkan gambaran
yang akurat tentang konteks desain /pengembangan?
6. Mengantisipasi dan mengendalikan potensi masalah dengan menjawab pertanyaan
berikut:
 Apakah kendala yang dipaksakan oleh beberapa pengaturan kerja alami
telah diakomodasi?
 Apakah variabel asing telah dikontrol atau dipertanggungjawabkan?

Anda mungkin juga menyukai