SULAWESI TENGGARA
Tahun 2014
i
TIM PENYUSUN
Pengarah
dr. H. AsrumTombili, M.Kes
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Ketua
Agusalim, SKM, M.Kes
Sekretaris Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara
Editor
Safiuddin Alibas, SP, ME
Kepala Sub Bagian Program
Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara
Anggota
SijaTiku, SKM
Hefri Mustamin Iga, SKM
Andi Ilham Zulfakar, SKM
Kontributor
ii
DAFTAR GAMBAR
HAL
v
Gambar 3.4 : Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 26
Gambar 3.5 : Rasio Perawat Terhadap 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 27
Gambar 3.6 : Rasio Bidan Terhadap 100.000 Penduduk Menurut 28
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Gambar 3.7 : Jumlah & Jenis Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Puskesmas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 29
Gambar 3.8 : Rasio tenaga kesehatan terhadap puskesmas provinsi sulawesi 30
tenggara tahun 2010 s.d. 2014
Gambar 3.9 : Rasio & jenis tenaga kesehatan terhadap puskesmas Provinsi
sulawesi tenggara tahun 2014 30
Gambar 3.10 : Rasio Tenaga Bidan Terhadap Desa Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2010 s.d. 2014 31
Gambar 3.11 : Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Rumah Sakit Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 32
Gambar 3.12 : Distribusi Dan Jenis Tenaga Dokter Di Rumah Sakit Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 32
Gambar 3.13 : Jumlah & Jenis Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap (Ptt)
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 34
Gambar 4.1 : Pemanfaatan Dana TP-Bok Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014 41
Gambar 5.1 : Persentase Cakupan Pelayanan K1 Dan K4 Ibu Hamil Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 44
Gambar 5.2 : Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 45
Gambar 5.3 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Fasilitas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggaratahun 2010 s.d 2014 46
Gambar 5.4 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 46
Gambar 5.5 : Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 Dan Cakupan Persalinan Nakes 47
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014
Gambar 5.6 : Proporsi Kelahiran Berdasarkan Tempat Bersalin, Di Indonesia,
Riskesdas Tahun 2013 48
Gambar 5.7 : Proporsi Penolong Persalinan Dengan Kualifikasi Tertinggi Di
Indonesia, Riskesdas Tahun 2013 48
Gambar 5.8 : Cakupan Persalinan Nakes Di Fasyankes Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014 49
Gambar 5.9 : Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (Kf3) Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2010 s.d 2014 50
Gambar 5.10 : Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (Kf3) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 50
Gambar 5.11 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 51
Gambar 5.12 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi sulawesi tenggara tahun 2014 52
Gambar 5.13 : Penyebab Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
s.d 2014 53
Gambar 5.14 : Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 54
Gambar 5.15 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 S.D 2014 54
vi
Gambar 5.16 : Angka Kematian Ibu (Aki) Per 100.000 Kelahiran Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2011 s.d 2014 55
Gambar 5.17 : Angka Kematian Ibu (AKI) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 56
Gambar 5.18 : Proporsi Penggunaan Kb Pada Wus Berstatus Kawin Provinsi
Sulawesi Tenggara, Riskesdas 2013 57
Gambar 5.19 : Persentase Kb Pada Wus Berstatus Kawin Menurut Tenaga
Yang Memberi Pemasangan Kb Provinsi Sulawesi Tenggara,
Riskesdas 2013 57
Gambar 5.20 : Persentase Peserta KB Aktif Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2010 s.d 2014 58
Gambar 5.21 : Persentase Peserta Kb Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 58
Gambar 5.22 : Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 59
Gambar 5.23 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (Bblr) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 60
Gambar 5.24 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 61
Gambar 5.25 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2012 s.d 2014 62
Gambar 5.26 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 62
Gambar 5.27 : Jumlah Kematian Neonatal Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2010 s.d 2014 63
Gambar 5.28 : Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1000 Kelahiran Hidup
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 64
Gambar 5.29 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Dan Kunjungan
Neonatal Lengkap Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d
2014 65
Gambar 5.30 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 65
Gambar 5.31 : Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 66
Gambar 5.32 : Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 67
Gambar 5.33 : Jumlah Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010
s.d 2014 68
Gambar 5.34 : Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 68
Gambar 5.35 : Angka Kematian Bayi Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 69
Gambar 5.36 : Jumlah Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010
– 2014 69
Gambar 5.37 : Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014 70
Gambar 5.38 : Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 Kelahiran Hidup
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 - 2014 70
Gambar 5.39 : Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2010 s.d 2014 71
vii
Gambar 5.40 : Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi 0-6 Bulan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 72
Gambar 5.41 : Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 73
Gambar 5.42 : Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 73
Gambar 5.43 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 74
Gambar 5.44 : Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 75
Gambar 5.45 : Persentase Cakupan Imunisasi Campak Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 76
Gambar 5.46 : Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 77
Gambar 5.47 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 78
Gambar 5.48 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD &
Setingkat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014 79
Gambar 5.49 : Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2010 s.d 2014 80
Gambar 5.50 : Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 80
Gambar 5.51 : Cakupan penimbangan pada balita di posyandu (D/S) provinsi
sulawesi tenggara tahun 2010 s.d 2014 81
Gambar 5.52 : Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 82
Gambar 6.1 : Jumlah Kasus Baru BTA+ Menurut Kabupaten Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 84
Gambar 6.2 : Proporsi BTA+ DarI Seluruh Kasus TB Paru Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 85
Gambar 6.3 : Angka Notifikasi Kasus (CNR) BTA+ Dan Seluruh Kasus Per
100.000 Penduduk Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2014 86
Gambar 6.4 : CNR BTA+ Menurut Kabupaten/Kota Per 100.000 Penduduk
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 86
Gambar 6.5 : Angka Kesembuhan Dan Keberhasilan Pengobatan TB BTA+
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 – 2014 87
Gambar 6.6 : Jumlah Kasus HIV+ Dan AIDS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2009-2014 88
Gambar 6.7 : Proporsi Kasus HIV+ Dan AIDS Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 89
Gambar 6.8 : Proporsi Penderita AIDS Menurut Kelompok Umur Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 89
Gambar 6.9 : Jumlah Kematian Akibat Aids Menurut Jenis Kelamin Di
Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2014 90
Gambar 6.10 : Persentase Kasus Balita Pneumonia Yang Ditemukan Dan
Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014 91
Gambar 6.11 : Angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk provinsi sulawesi
tenggara tahun 2010-2014 92
viii
Gambar 6.12 : Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Tipe & Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 93
Gambar 6.13 : Proporsi Kasus Kusta Yang Tercatat Menurut Jenis Kelamin Dan
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 93
Gambar 6.14 : Persentase Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Kabupaten
Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 94
Gambar 6.15 : Jumlah Kasus Afp (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 96
Gambar 6.16 : Angka Kesakitan (Ir) Demam Berdarah Dengue Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2012-2014 96
Gambar 6.17 : Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 97
Gambar 6.18 : Jumlah Kasus Filariasis Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara 98
Gambar 6.19 : Jumlah Kasus Dan Angka Kesakitan (API) Malaria Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2014 99
Gambar 6.20 : Jumlah Kasus Malaria Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 99
Gambar 6.21 : Persentase Penduduk Menurut Sumber Air Minum Provinsi 102
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Gambar 6.22 : Persentase Penduduk Menurut Jenis Sarana Jamban Rovinsi 102
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Gambar 6.23 : Persentase Desa Melaksanakan STBM Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 103
Gambar 6.24 : Persentase Rumah Tangga BerPHBS Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 20134 104
ix
DAFTAR TABEL
Hal
x
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah RT dan
Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014
Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin & Kelompok Umur Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014
Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi
Yang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, TB Pada Anak dan Case Notification
Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 14 Jumlah kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
xi
Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014
Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3i) Menurut
Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut
Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 21 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker
Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa
(KLB) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Nakes dan Pelayanan
Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014
Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
xii
Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi
Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014
Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin Kanupaten/Kota
provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis
Kelamin, Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Menurut
Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Di Timbang Menurut Jenis Kelamin kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis
Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
xiii
Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut
Jenis kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten
Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di
Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014
Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi
Syarat Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Tarhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat)
Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014
Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014
Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014
Tabel 66 Persentase ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014
xiv
Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014
Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014
Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014
Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014
xv
DAFTAR ISI
Tim Penyusun......................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................................... iii
Kata Sambutan ..................................................................................................................... iv
Daftar Gambar ..................................................................................................................... vii
Daftar Tabel ........................................................................................................................... x
Daftar Lampiran .................................................................................................................... xi
Daftar Isi ..............................................................................................................................xvi
Daftar Singkatan................................................................................................................ xviii
xvi
6. CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA ........................................................ 72
7. IMUNISASI .................................................................................................................. 73
8. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA ......................................................................... 77
9. PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT ........................................... 78
C. STATUS GIZI............................................................................................................. 79
1. STATUS GIZI PADA BALITA .......................................................................................... 79
2. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S) .................................................. 81
xvii
DAFTAR SINGKATAN
xviii
HDI : Human Development Index
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IDL : Imunisasi Dasar Lengkap
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
IR : Incidence Rate/Angka Kesakitan
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
K1 : Kunjungan Baru Ibu Hamil
K4 : Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal
KB : Keluarga Berencana
Kesling : Kesehatan Lingkungan
KF3 : Kunjungan Nifas
KH : kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : komunikasi,informasi, dan edukasi
KLB : Kejadian Luar Biasa
KN : Kunjungan Neonatal
KN1 : Kunjungan Neonatal Pertama
Lapertakes : Laporan Tahunan Pembangunan Kesehatan
MAT : Mata Air terlindung
MB : Multi Basiler
MDG’s : Millenium Development Goals
Menkes : Menteri Kesehatan
MI : Madrasah Iptidaiyah
MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda
Nakes : Tenaga Kesehatan
NCDR : New Case Detection Rate
P2M : Pemberantasan Penyakit Menular
P2PL : Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
P4K : program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PAH : Penampungan Air Hujan
PB : Pausi Basiler
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PD3I : Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
xix
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHLN : Pinjaman Hibah Luar Negeri
PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PNS : Pegawai Negeri Sipil
Polindes : Pos Bersalin Desa
Polri : Kepolisian Negara Republik Indonesia
PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : pos pelayanan terpadu
Promkes : Promosi Kesehatan
PSG : Pemantauan Status Gizi
PTM : Penyakit Tidak Menular
PTT : Pegawai Tidak Tetap
PUS : pasangan usia subur
Puskesmas : Pusat kesehatan Masyarakat
Renstra : Rencana Strategis
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RS : Rumah Sakit
RSIA : Rumah Sakit Ibu dan Anak
RT : Rumah Tangga
Salinakes : persalinan oleh tenaga kesehatan
SBP : Sumur Bor dengan Pompa
SD : Sekolah Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
SGP : Sumur Gali dengan pompa
SGT : Sumur Gali Terlindung
SMA : Sekolah Menengah Atas
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SR : Succes Rate/Angka Keberhasilan Pengobatan
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STBP : Survey Terpadu Biologis dan Perilaku
Subbag : Sub Bagian
Sultra : Sulawesi Tenggara
TA : Terminal Air
TB : Tinggi Badan
TB/TBC : Tuberkulosis/Tuberculosis
xx
TNI : Tentara Nasional Indonesia
TP : Tugas Pembantuan
TT : Tempat Tidur (RS)
TT : Tetanus Toxoid
UCI : Universal Child Immunization
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
UKK : Upaya Kesehatan Kerja
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat
UKO : Upaya Kesehatan Olahraga
UKP : Upaya Kesehatan Perorangan
UPT : Unit Pelaksana Teknis
VCT : Voluntary, Counseling and Testing
WHO : World Health Organization
WUS : Wanita Usia Subur
xxi
1 DEMOGRAFI
A. KONDISI GEOGRAFIS
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang mencakup jazirah (daratan) tenggara
pulau Sulawesi serta pulau-pulau besar dan kecil di sekitarnya (Pulau Muna, Buton, Wawonii,
Kabaena dan Kepulauan Tukang Besi di Laut Banda) dengan luas wilayah daratan sebesar 38.140
km2 atau 3.814.000 ha dan wilayah perairan diperkirakan seluas 110.000 km2 atau 11.000.000 ha.
Secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di
antara 02045’-06015’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di antara 120045’-124030’
Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi
Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan Provinsi NTT di Laut Flores,
sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di Laut Banda dan sebelah barat berbatasan
dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone.
Secara administratif, Provinsi Sulawesi Tenggara pada awal tahun 2014 terdapat 14
kabupaten/kota, tetapi menjelang akhir tahun 2014 terdapat penambahan tiga kabupaten definitif
baru yaitu Kabupaten Muna Barat yang merupakan daerah pemekaran Kabupaten Muna dan
Kabupaten Buton Selatan serta Buton Tengah hasil pemekaran Kabupaten Buton sehingga secara
keseluruhan saat ini terdiri atas 17 wilayah kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Buton, Buton Selatan,
Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka
Utara, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur dan Konawe Kepulauan, dengan dua wilayah kota,
yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau. Meskipun demikian pelaksanaan program dinas kesehatan
dari ketiga kabupaten baru tersebut belum terpisah dari kabupaten induk dan data -data
kesehatannya juga belum dipisahkan sehingga belum bisa ditampilkan pada profil kesehatan edisi
tahun 2014 ini. Pasca otonomi daerah laju pemekaran daerah berjalan sangat cepat yang
berdampak pada pertambahan jumlah kecamatan, desa dan kelurahan. Pada tahun 2014 jumlah
kecamatan se-Sulawesi Tenggara sebanyak 209 kecamatan yang terdiri atas 2.269 desa/kelurahan
(Desa: 1.883; Kelurahan: 372). Data lengkap pembagian wilayah administratif Provinsi Sulawesi
Tenggara dapat dilihat pada tabel 1 lampiran profil ini.
Kondisi topografi tanah di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya memiliki
permukaan yang bergunung-gunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan
bukit-bukit, terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah pertanian dan perkebunan yang
subur. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermukim di sepanjang wilayah pesisir
dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan sebagian yang lain di daerah pedalaman dan
bekerja sebagai petani. Fakta ini membuat Sulawesi Tenggara memiliki keragaman budaya dan adat
istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain, adanya keragaman dalam
berbagai aspek tersebut juga akan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.
B. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data BPS tahun 2014 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 2.412.525
jiwa, tingkat kepadatan penduduk sebesar 62,31 jiwa/km². Kepadatan tertinggi dialami Kota
Kendari sebesar 1.135,18 jiwa/km², diikuti Kota Bau-Bau sebesar 475,88 jiwa/km² dan Kabupaten
Wakatobi 223,39 jiwa/km², sedang kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara sebesar
GAMBAR 1.1
PETA KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Kolaka
Gambar 1.1. menunjukkan bahwa meskipun dari segi jumlah, mayoritas penduduk Sulawesi
Tenggara bermukim di wilayah daratan pulau besar Sulawesi (63,81%), berbanding 36,19% yang
tinggal di wilayah kepulauan, tapi kepadatan penduduk wilayah kepulauan lebih tinggi dari daratan,
faktanya 4 dari 6 kabupaten/kota di wilayah kepulauan berpenduduk di atas 90 jiwa/km² sementara di
wilayah daratan rata-rata kurang dari 40 jiwa/km²
Distribusi penduduk yang tinggal di kepulauan dan daratan ditunjukkan pada gambar 1.2.
2
Demografi
GAMBAR 1.2
PERSENTASE PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA
YANG TINGGAL DI WILAYAH KEPULAUAN DAN DARATAN
TAHUN 2014
Penduduk
Kepulauan
36%
Penduduk Daratan
64%
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 2012-2014 adalah 2,30%
pertahun. Berdasarkan jenis kelamin, laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara sejak tahun
2010 dapat dilihat pada gambar 1.3.
GAMBAR 1.3
JUMLAH PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2010-2014
1,240,000
1,220,000
1,200,000
1,212,500
1,200,025
1,180,000
1,188,226
1,160,000
1,172,385
1,155,748
1,140,000
1,151,870
1,144,091
1,120,000
1,133,773
1,121,826
1,100,000
1,110,760
1,080,000
1,060,000
1,040,000
2010 2011 2012 2013 2014
Laki-Laki Perempuan
Sumber : BPS Prov. Sultra & Profil Kabupaten/Kota
GAMBAR 1.4
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Dari gambar 1.4 tampak bahwa kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah
Kota Kendari, sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Konawe Kepulauan, hal ini tidak terlepas
dari status Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang menjadi pusat kegiatan
ekonomi, pendidikan dan pemerintahan, yang membawa konsekwensi sebagai kota tujuan urbanisasi
dari daerah sekitarnya, sedangkan Konawe Kepulauan adalah daerah otonomi baru hasil pemekaran
Kabupaten Konawe yang hanya berupa sebuah pulau yang relatif kecil sehingga penduduknya juga
terbatas.
4
Demografi
GAMBAR 1.5
PIRAMIDA PENDUDUK SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Gambar 1.5. menunjukkan bahwa struktur penduduk Sulawesi Tenggara termasuk dalam
struktur penduduk muda (0-24 tahun) yang mencapai 53%, tapi bila dibandingkan dengan struktur
penduduk tahun 2013, terjadi pergeseran jumlah pada kelompok umur tertentu, yang paling signifikan
terjadi pada kelompok umur 50-54 tahun yang jauh menurun dibandingkan tahun 2013, sebaliknya
pada kelompok umur 30-49 tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun
sebelumnya. Meskipun demikian, secara keseluruhan gambar piramida di atas menunjukan masih
dominannya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 20-29 tahun, baik laki-laki
maupun perempuan.
Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, kabupaten/kota, wilayah
dan rasio tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 lampiran profil ini.
C. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan
keberhasilan pembangunan suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa selama tahun 2008-2014,
pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara menunjukkan kecenderungan meningkat
dibandingkan periode sebelumnya, meskipun mengalami fluktuasi, tapi terjadi peningkatan yang
cukup signifikan, terutama dalam 2 tahun terakhir (2013 & 2014). Rata-rata pertumbuhan ekonomi
pada periode ini juga masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional pada periode tahun
yang sama.
Kondisi perekonomian tentu tidak terlepas dari tingkat inflasi dan pengangguran di suatu
daerah. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada kurun waktu lima tahun terakhir (2010-
2014) cenderung berfluktuasi antara 15.28% hingga 2.41%. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada
tahun 2010 (15.28), hingga pada tahun 2010 tingkat inflasi turun secara signifikan menjadi 2.41%
dan pada tahun 2014 relatif stabil pada angka 4.65%. Tingkat pengangguran juga menjadi salah
GAMBAR 1.6
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN,INFLASI HARGA DAN PENGANGGURAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010-2014
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
2010 2011 2012 2013 2014
Tingkat Pengangguran 6.50 5.73 4.74 4.61 3.06
Inflasi Harga 15.28 4.60 2.41 7.53 4.65
Pertumbuhan Ekonomi 7.27 7.42 7.38 8.17 10.10
Penduduk Miskin 19.53 18.93 17.05 14.56 13.71
Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan pengangguran, tingkat kemiskinan juga
merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi ekonomi. Kemiskinan telah
lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah baik pusat maupun
daerah dan berbagai kalangan.
Penduduk miskin (Statistik Kesra) didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya
kurang dari kebutuhan yang diperlukan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya.
Dalam prakteknya pengukuran antara lain dilakukan berdasarkan kecukupan pengeluaran konsumsi
makanan dan non makanan. Jumlah penduduk miskin 465.400 orang atau 19.53% pada tahun
2010, secara persentase terus mengalami penurunan menjadi 13.71% pada tahun 2014.
Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan.
Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat terkait
dengan daya beli atau tingkat ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam
pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan
tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan individu terutama bayi dan Balita. Fenomena gizi
buruk dan kurang sering dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk, jika merujuk pada fakta
keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan gizi buruk, dan penyakit yang berhubungan
dengan kekurangan vitamin (Xeropthalmia, Scorbut, dll).
Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu mendorong
kemajuan SDM, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok negeri terutama wilayah
yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal karena
beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana
dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan
prasarana terhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di
daerah tertinggal mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.
6
Demografi
D. KEADAAN PENDIDIKAN
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam mengukur
tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi
terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi
keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai
kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkat kepesertaan sekolah.
Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka Melek
Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf
latin atau huruf lainnya, sayangnya belum ada data terbaru untuk angka melek huruf yang
dikeluarkan oleh BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, tapi bila merujuk pada data tahun
sebelumnya,persentase penduduk Sulawesi Tenggara yang dapat membaca huruf latin pada 2012
sebesar88.60%. Kabupaten/Kota dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Kota Kendari
sebesar 97,87 %, diikuti oleh Kabupaten Konawe Utara sebesar 95,32 % dan Kolaka sebesar 93,91
%. Sedangkan persentase melek huruf terendah adalah Kabupaten Bombana (49.40%), diik uti
Kabupaten Buton Utara (66.96%), Kabupaten Buton (87,49%), dan Kabupaten Muna (89,77%).
Untuk 2 kabupaten baru yaitu Kolaka Timur dan Konawe Kepaulauan data statistik belum tersedia.
Persentase kemampuan membaca dan menulis pada penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut
kabupaten/kota tahun 2014ditunjukkan pada tabel 1.1
TABEL 1.1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase melek huruf pada laki-laki lebih besar
dibandingkan perempuan, yaitu 90.81% berbanding 86.39%. Perbandingan persentase melek huruf
105
100
98.99
95
97.58
96.75
96.53
95.63
95.44
95.32
95.21
95.15
94.77
94.22
93.82
90 93
92.79
92.55
91.47
91.2
91.06
90.77
90.52
90.19
90.07
90
85
87.42
84.54
83.9
80
75
Laki-Laki Perempuan
Status pendidikan dilihat dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki ataupun perempuan
yang menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada.Untuk tahun 2014 ini
belum ada data yang dikeluarkan oleh BPS Sulawesi Tenggara sehingga data yang ditampilkan lagi -
lagi merujuk pada data tahun 2012, persentase penduduk berumur 10tahun keatas yang tidak
memiliki ijazah/STTB di Sulawesi Tenggara, laki-laki (25.63%) lebih rendah dari perempuan
(25.86%), namun pada pendidikan lanjut SLTA/MA persentase laki–laki (23.05%) lebih tinggi dari
perempuan (19.18%). Perbedaan yang tidak terlalu signifikan juga ditunjukkan pada tingkat
akademi/universitas, dimana laki-laki (6,90%) sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan (6,06%).
Hal ini menunjukkan secara umum di Provinsi Sulawesi Tenggara laki-laki mempunyai kesempatan
lebih besardalam melanjutkan pendidikan dibandingkan dengan perempuan, terutama tingkat SLTA
dan pendidikan tinggi (universitas).
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2014 ditunjukkan pada gambar 1.8.
8
Demografi
GAMBAR 1.8
PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Akademi/DIPL
ke atas; 6,48%
TIDAK/BLM
SLTA/sederaj TAMAT SD,
at, 21.11% 25.75%
SLTP/sederaj
at, 18.80% SD/sederajat
, 27.86%
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sultra Tahun 2014
Disamping penduduk melek huruf dan status pendidikan yang ditamatkan, hal lain yang
menggambarkan keadaan pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu angka
yang menjelaskan besarnya persentase penduduk yang duduk di bangku sekolah. A ngka Partisipasi
Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra dikategorikan menjadi 4 kelompok umur, yaitu 10-12 tahun
mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, 16-18 tahun mewakili
umur setingkat SMU, dan 19-24 tahun untuk akademi dan perguruan tinggi.
Sampai tahun 2013, Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Tenggara yang dikeluarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam lima tahun terakhir menunjukkan trend yang terus meningkat,
dengan rata-rata IPM provinsi mencapai 71,73, capaian ini sedikit dibawah rata-rata nasional yang
telah mencapai 73,81. Kabupaten/kota dengan IPM tertinggi tahun 2013 dicapai oleh Kota Kenda ri
dengan 77,02, diikuti Kota Baubau sebesar 75,10. Capaian IPM kedua kota tersebut relatif lebih
tinggi dibandingkan kabupaten lainnya karena statusnya sebagai kota yang memiliki sarana dan
fasilitas umum yang lebih baik dan lebih lengkap, disamping sebagai destinasi ekonomi, bisnis dan
pendidikan di daerah Sulawesi Tenggara. Untuk IPM terendah terdapat di Kabupaten Konawe
Kepulauan dan Kolaka Timur dengan capaian masing-masing 66,04 dan 68,59. Kondisi ini tidak
terlepas dari status kedua kabupaten yang baru memekarkan diri pada tahun 2014, sehingga
kegiatan pelaksanaan program pembangunan serta data-datanya masih dalam tahap transisi dari
kabupaten induk.
Data selengkapnya mengenai IPM di Sulawesi Tenggara tahun 2010-2013 dapat dilihat pada
tabel 1.2.
10
Demografi
2 SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi : puskesmas, rumah sakit, sarana
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), sarana kefarmasian dan alat kesehatan
Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara dalam perkembangannya dari tahun ke tahun terus
menunjukkan peningkatan baik jumlah maupun status. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan
akses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang berada di daerah
terpencil. Perkembangan jumlah puskesmas tahun 2010-2014 ditunjukkan pada gambar 2.1.
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014
Gambar di atas menunjukkan peningkatan jumlah puskesmas dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014. Begitu juga dengan status puskesmas yaitu puskesmas rawat inap dan non
rawat inap tiap tahun mengalami peningkatan. Status puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 2.2
GAMBAR 2. 2
STATUS PUSKESMAS (RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 S.D 2014
300
250
200
185 183
172 177 175
150
100
50 68 71 77 79 86
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014
Dari gambar di atas diketahui bahwa status puskesmas rawat inap dalam kurun waktu 5
tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2010 sebanyak 68 puskesmas, tahun 2011
sebanyak 71, tahun 2012 sebanyak 77, tahun 2013 sebanyak 79, dan tahun 2014 meningk at
menjadi 86 puskemas rawat inap. Salah satu indikator untuk menggambarkan terpenuhinya
kebutuhan pelayanan primer oleh puskesmas adalah rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk.
12
Sarana Kesehatan
Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara tahun 2010-2014 ditunjukkan
pada gambar 2.3.
GAMBAR 2. 3
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 S.D 2014
3.4
3.35
3.36
3.35
3.3
3.28
3.25 3.27
3.2 3.22
3.15
3.1
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014
Rasio puskesmas per 30.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 sebesar 3.35
berarti setiap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara dilayani 3-4 puskesmas, rasio tertinggi
terdapat di Konawe Utara yaitu sebesar 8.22 dan rasio terendah di kota Kendari sebesar 1.34.
Berikut ini adalah rasio puskesmas menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara tahun 2014.
GAMBAR 2. 4
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Kendari 1.34
Kolaka 1.47
Konawe Selatan 2.46
Konawe 3.22
Kolaka Timur 3.32
Prov. Sultra 3.35
Baubau 3.51
Kolaka Utara 3.51
Buton 3.78
Muna 4.5
Bombana 4.52
Buton Utara 5.09
Wakatobi 6.31
Konawe Kepulauan 6.61
Konawe Utara 8.22
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014
Dari gambar di atas diketahui bahwa rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk tertinggi
di Konawe Utara yakni sebesar 8.22, kemudian Konawe Kepulauan sebesar 6.61, dan rasio terendah
di Kota Kendari sebesar 1.34 dan Kolaka sebesar 1.47. Rasio puskesmas ini belum menggambarkan
TABEL 2.1
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK & RATA-RATA PENDUDUK PER PUSKESMAS
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Rata-rata
RASIO PUSK/
No KAB/KOTA Penduduk per
30.000 Penduduk
Puskesmas
1 Buton 3.78 7.937
2 Muna 4.50 6.667
3 Konawe 3.22 9.317
4 Kolaka 1.47 20.408
5 Konawe Selatan 2.46 12.195
6 Bombana 4.52 6.637
7 Wakatobi 6.31 4.754
8 Kolaka Utara 3.51 8.547
9 Buton Utara 5.09 5.894
10 Konawe Utara 8.22 3.650
11 Kolaka Timur 3.32 9.036
12 Konawe Kepulauan 6.61 4.539
13 Kota Kendari 1.34 22.388
14 Kota Baubau 3.51 8.547
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014
Tabel diatas menunjukkan bahwa puskesmas yang melayani penduduk terbanyak terdapat
di Kota Kendari, di mana setiap puskesmas di Kota Kendari rata-rata melayani 22.388 penduduk,
disusul Kolaka dengan 20.408 penduduk/puskesmas.
Selain enam upaya kesehatan wajib yang diberikan di Puskesmas juga menyelenggarakan
upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat berupa
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED), Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR), Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Olahraga.
14
Sarana Kesehatan
GAMBAR 2. 5
JUMLAH PUSKESMAS PONED MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Konawe Kepulauan 1
Konawe Utara 2
Buton Utara 2
Kolaka Timur 3
Kolaka 3
Baubau 4
Kota Kendari 5
Kolaka Utara 5
Wakatobi 5
Muna 6
Bombana 7
Konawe Selatan 7
Konawe 7
Buton 12
0 2 4 6 8 10 12
Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014
GAMBAR 2.6
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PKPR MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Kolaka Utara 3
Buton Utara 4
Bombana 5
Konawe Utara 5
Konawe 7
Baubau 7
Konawe Selatan 8
Kolaka 9
Wakatobi 10
Kota Kendari 13
Muna 17
Buton 21
0 5 10 15 20 25
Dari gambar diatas diketahui bahwa kabupaten dengan puskesmas yang sudah
melaksanakan kegiatan PKPR tertinggi di Buton sebesar 21 puskesmas kemudian Muna 21
B. RUMAH SAKIT
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang
perizinan rumah sakit mengelompokan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah sakit
publik dan rumah sakit privat. Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit yang dikelolah pemerintah,
pemerintah daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah
rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan atau
persero.
TABEL 2.2
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010-2014
Tabel 2.2 menunjukkan jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010
sebanyak 32 RS, tahun 2011 sebanyak 33 RS dan Tahun 2012 sebanyak 34 RS, tahun 2013
sebanyak 31 RS, dan tahun 2014 sebanyak 36 RS. Jumlah tersebut termasuk RS Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/Polri, BUMN, RS Swasta, RSIA, Rumah Bersalin dan Klinik
16
Sarana Kesehatan
Umum Swasta. Daftar nama RS dapat dilihat pada tabel 54 - 56 lampiran profil kesehatan ini.
Peningkatan jumlah rumah sakit tentu akan diikuti dengan peningkatan jumlah tempat tidur rumah
sakit. Peningkatan jumlah tempat tidur RS menurut status kepemilikan tahun 2010-2014
ditunjukkan pada tabel 2.3.
TABEL 2.3
JUMLAH TEMPAT TIDUR MENURUT STATUS KEPEMILIKAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010-2014
Status TT TT TT TT TT
No
Kepemilikan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pemerintah 414 437 472 526 576
Provinsi
2 Pemerintah 694 848 932 938 1.066
Kab/Kota
3 TNI Polri 74 85 79 103 102
4 BUMN 60 60 60 60 60
5 Khusus - - - - -
6 Swasta umum 171 223 247 296 315
7 Swata (RS/Klinik 129 99 99 88 171
bersalin)
8 RSIA Swasta 59 59 59 123 35
Jumlah 1.601 1.811 1.948 2.068 2.325
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Laporan Tahunan Program BUK 2014
Tabel 2.3 menunjukkan jumlah tempat tidur rumah sakit selama kurun waktu 5 tahun
terakhir mengalami peningkatan bila tahun 2010 baru terdapat 1.601 TT, tahun 2011
meningkat menjadi 1.811 TT, tahun 2012; 1.948 TT, tahun 2013; 2.068 TT dan tahun 2014;
2.325 TT. Penambahan tempat tidur untuk rumah sakit terbanyak di rumah sakit pemerintah
kabupaten/kota. Penambahan ini disebabkan bertambahnya jumlah rumah sakit yaitu Rumah
Sakit Daerah Konawe Kepulauan, dan Rumah Sakit Daerah Kolaka Timur.
Jika dilihat berdasarkan rasio tempat tidur rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2010 - 2014 terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2014 rasio TT RS terhadap
penduduk dapat dikatakan sudah memenuhi standar kebutuhan yang ditetapkan, yaitu 1 : 1.608
dari standar 1 : 1.500. Rasio tempat TT rumah sakit terhadap penduduk ditunjukkan pada
gambar 2.4.
4000
3500
1,608
3000 1,574
1,519
2500 1,400 1,538
2000
1500
2068 2325
1000 1601 1811 1574
500
0
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 2.7 menunjukkan, secara umum rasio tempat tidur rumah sakit di Sulawesi Tenggara
sudah mencapai standar yang telah ditetapkan, yaitu 1 : 1500 penduduk, namun demikian
kenyataannya dalam pemanfaatan masih belum efektif karena berbagai faktor, di antaranya karena
belum meratanya distribusi jumlah tempat tidur rumah sakit di daerah.
a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat,
dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program
prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan
penanggulangan diare. Posyandu dikelompokkan dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu
Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Jumlah Posyandu berdasarkan strata tahun 2010 –
2014 ditunjukkan pada Gambar 2.8.
18
Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.8
JUMLAH POSYANDU BERDASARKAN STRATA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010-2014
1400
0
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 2.8 menunjukkan peningkatan jumlah posyandu madya, purnama dan mandiri,
sebagai konsewensinya jumlah posyandu pratama menurun karena beralih ke strata di atasnya. Meski
demikian masih perlu upaya-upaya intensif untuk meningkatkan strata posyandu purnama dan
mandiri. Secara absolut jumlah posyandu di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan, yaitu
tahun 2010 berjumlah 2.886, tahun 2011 sebanyak 2.902, tahun 2012 sebanyak 2.990, tahun 2013
sebanyak 3.016 dan tahun 2014 sebanyak 3.103 posyandu. Jika dilihat dari keaktifan, rata-rata hanya
44,38% posyandu yang aktif di Sulawesi Tenggara, keaktifan menurut kabupaten/kota dapat dilihat
pada gambar 2.9.
GAMBAR 2.9
PERSENTASE POSYANDU AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Konawe Kepulauan 0
Muna 22.45
Kolaka Timur 26.49
Bombana 27.23
Konawe Selatan 28.33
Wakatobi 31.34
Kolaka 32.97
Prov. Sultra 44.38
Kolaka Utara 45.95
Konawe 52.19
Baubau 60.69
Buton 62.21
Konawe Utara 75.32
Kota Kendari 81.37
Buton Utara 84.62
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
GAMBAR 2.10
RASIO POSYANDU TERHADAP DESA/KELURAHAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Muna 1
Konawe Kepulauan 1
Konawe 1
Konawe Utara 1.08
Kolaka Utara 1.11
Kolaka Timur 1.14
Buton Utara 1.14
Konawe Selatan 1.16
Wakatobi 1.34
Kolaka 1.35
Prov. Sultra 1.38
Bombana 1.61
Buton 1.76
Kendari 3.19
Baubau 3.37
Gambar diatas menunjukkan rasio tertinggi terdapat di Baubau sebesar 3.37 kemudian
kota Kendari sebesar 3.19, terdapat 3 kabupaten/kota yang memiliki 1 posyandu yang melayani
hanya 1 desa yakni di Konawe, Konawe Kepulauan dan Muna.
b. Desa Siaga
Desa Siaga Aktif merupakan desa/kelurahan yang penduduknya dapat mengakses
pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan surveilans
berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku),
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga
masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu kriteria desa siaga
adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga poskesdes minimal 1 orang bidan dan 2 orang
kader. Pada tahun 2014 terdapat 1.577 desa siaga dari total 2.255 desa/kelurahan yang terdiri dari
strata pratama sebanyak 925, madya sebanyak 389, purnama sebanyak 213 dan mandiri 50 desa
siaga. Presentase desa siaga aktif 100% dicapai 3 kabupaten/kota yaitu Kolaka, Kolaka Utara dan
Baubau.
c. Poskesdes/ Polindes
Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga poskesdes
minimal 1 orang bidan dan 2 orang kader. Tahun 2014 poskesdes di Provinsi Sulawesi Tenggara
20
Sarana Kesehatan
berjumlah 751 unit, jumlah ini jauh meningkat dibandingkan tahun 2013 yang hanya sebanyak 689
unit. Distribusi desa siaga dan poskesdes menurut kabupaten/kota ditunjukan pada gambar 2.11.
GAMBAR 2.11
JUMLAH DESA SIAGA, POSKESDES & POLINDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
16
Kota Baubau 43
43
0
Kota Kendari 12
46
8
Konawe Kepulauan 1
69
3
Kolak Timur 47
81
21
Konawe Utara 21
133
4
Buton Utara 16
51
0
Kolaka Utara 79
133
88
Wakatobi 70
87
25
Bombana 48
110
27
Konawe Selatan 135
184
4
Kolaka 60
135
60
Konawe 87
343
31
Muna 68
25
26
Buton 64
137
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Pada tahun 2014 total tenaga kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 12.181
tenaga yang terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) sebesar 704,
tenaga perawat sebanyak 4.089, tenaga bidan sebanyak 3.152, tenaga kefarmasian sebanyak 691,
tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 2.364, tenaga gizi sebanyak 857, tenaga keterapian fisik
sebanyak 42 dan keteknisan medis sebanyak 282. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
3.1.
Keterapian Fisik 42
Dokter Spesialis 125
Dokter Gigi 160
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa tenaga kesehatan yang tertinggi di Sulawesi
Tenggara adalah tenaga perawat (perawat dan perawat gigi) sebanyak 4.089 orang kemudian
tenaga bidan sebanyak 3.152 orang, sedangkan yang paling sedikit adalah keterapian fisik dengan
jumlah 42 orang. Rasio tenaga kesehatan terhadap 100.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara
dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.
GAMBAR 3.2
RASIO DAN JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Bidan 262.66
Perawat 156.35
Kesmas 76.60
Gizi 33.62
Farmasi 28.64
Sanitarian 21.39
dr.Umum 17.33
Keteknisan Medis 11.70
dr. Gigi 6.63
dr.Sp 5.18
Keterapian Fisik 1.74
Gambar 3.2 menunjukkan bahwa rasio tenaga kesehatan tertinggi adalah tenaga bidan
sebesar 262,66 yang artinya setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 262 sampai 263 bidan,
kemudian tenaga perawat sebesar 156/100.000 penduduk. Sedangkan rasio terkecil adalah
24
Tenaga Kesehatan
keterapian fisik hanya sebesar 1,74, artinya setiap 100.000 penduduk dilayani hanya oleh 1-2
tenaga keterapian fisik. Rasio Tenaga Kesehatan terhadap 100.000 penduduk menurut
kabupaten/kota tahun 2014 ditunjukan pada gambar berikut.
GAMBAR 3.3
RASIO DOKTER SPESIALIS TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Konawe Kepulauan 1
Kolaka Timur 1
Buton utara 1
Wakatobi 1
Buton 1.53
Konawe 1.79
Konawe Utara 1.83
Konawe Selatan 2.49
Muna 2.86
Kolaka Utara 4.38
Bombana 4.79
Prov. Sultra 5.18
Kolaka 5.32
Baubau 8.94
Kendari 17.86
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Di samping dokter spesialis, dokter umum juga bisa dikatakan masih terbatas jumlahnya
dilihat dari rasio terhadap jumlah penduduk. Distribusi rasio tenaga dokter umum terhadap
penduduk menurut kabupaten/kota dapat disimak pada gambar 3.4.
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Rasio dokter umum tertinggi untuk kab/kota terdapat di Konawe Utara sebesar 40.18
disusul Kota Kendari sebesar 29,77, sedangkan rasio terendah di Konawe Kepulauan sebesar 6,31.
Adapun rasio dokter umum di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 17,33, artinya setiap 100.000
penduduk dilayani oleh 17 dokter umum.
Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat
dan perawat gigi. Jumlah perawat tahun 2014 tercatat 4.089 orang dengan rasio per 100.000
penduduk adalah sebesar 169.49 perawat. Untuk lebih jelasnya rasio perawat & perawat gigi
menurut kabupaten/kota tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 3.4.
26
Tenaga Kesehatan
GAMBAR 3.5
RASIO PERAWAT TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Gambar di atas menunjukkan bahwa rasio perawat tertinggi terdapat di Buton Utara yakni
sebesar 358,12danKonawe Utara sebesar 301,36, sedangkan terendah di Konawe Selatan yakni
hanya sebesar 72,35 disusul Kolaka Timur sebanyak 74,06 perawat. Rasio perawat terhadap
penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 169,49, artinya setiap 100.000 penduduk di Sulawesi
Tenggara dilayani oleh 169 tenaga perawat.
Kolaka 75.77
Muna 91.81
Bombana 97.90
Buton 106.57
Baubau 107.23
Kota Kendari 109.56
Konawe Selatan 110.84
Kolaka Timur 121.74
Kolaka Utara 147.57
Konawe 153.76
Konawe Kepulauan 186.10
Wakatobi 188.11
Buton Utara 222.34
Prov. Sultra 262.66
Konawe Utara 390.85
Data diatas menunjukkan bahwa rasio bidan tertinggi terdapat di Konawe Utara sebesar
390,85 dan Buton Utara sebesar 222,34, sedangkan terendah di Kolaka hanya sebesar 75,77. Untuk
tingkat provinsi sendiri, rasio tenaga bidan telah mencapai 262,66. Jika berdasarkan angka absolut
saja, jumlah tersebut dapat dianggap memadai untuk melayani penduduk Sulawesi Tenggara, tetapi
yang juga penting menjadi perhatian adalah penempatan tenaga atau persebarannya, jangan
sampai hanya menumpuk pada daerah-daerah tertentu, misalnya daerah perkotaan atau fasilitas
kesehatan tertentu, sehingga akses terhadap pelayanan kebidanan tetap tidak merata, terutama
untuk daerah terpencil, pesisir dan perbatasan.
28
Tenaga Kesehatan
Distribusi tenaga kesehatan menurut jenis yang bekerja di puskesmas ditunjukkan pada gambar 3.5.
GAMBAR 3.7
JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Bidan 2,570
Perawat 2,382
Kesmas 706
Gizi 512
Sanitarian 340
Farmasi 232
Keteknisan Medis 38
dr. Spesialis 0
Gambar di atas menunjukkan bahwa tenaga kesehatan tertinggi di puskesmas tahun 2014
adalah tenaga bidan yakni sebanyak 2.570, kemudian perawat sebanyak 2.382, dan kesehatan
masyarakat sebanyak 706 orang. Sedangkan tenaga kesehatan paling sedikit adalah keteknisan
medis (analis kesehatan, teknik gigi, teknik elektromedis, rekam medis dan teknis transfusi darah)
yang hanya terdapat 38 orang.
Permenkes Nomor 75 tahun 2014 menyatakan bahwa standar tenaga kesehatan di
puskesmas untuk tenaga dokter minimal 1 orang untuk puskesmas non rawat inap dan 2 orang
tenaga dokter untuk puskesmas rawat inap, dokter gigi minimal 1 orang baik puskesmas rawat inap
maupun non rawat inap, perawat minimal 5 orang untuk puskesmas non rawat inap dan 8 orang
perawat untuk puskesmas rawat inap, tenaga bidan minimal 4 orang untuk puskesmas non rawat
inap dan 7 orang bidang untuk puskesmas rawat inap.
Bila mengacu pada Permenkes tersebut di atas, berdasarkan angka dan rasio rata-rata
provinsi, jumlah tenaga perawat dan bidan secara keseluruhan di Sulawesi Tenggara seakan-akan
telah memenuhi bahkan di atas standar kebutuhan tenaga puskesmas, akan tetapi kenyataan di
lapangan menunjukan masih ditemui puskesmas yang kekurangan salah satu atau kedua jenis
tenaga tersebut, hal ini disebabkan distribusi dan penempatan tenaga yang tidak merata, atau
mutasi tenaga yang tidak berimbang dan tanpa pertimbangan jumlah yang ideal untuk satu wilayah
kerja, menyebabkan perawat dan bidan lebih banyak atau menumpuk di puskesmas perkotaan dan
sekitarnya sehingga mengalami surplus tenaga, sementara di daerah terpencil, pesisir atau
kepulauan justru kurang atau bahkan tidak ada. Berikut ini adalah rasio tenaga kesehatan dengan
jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010-2014.
30
25
26 26 27
20
22
15 18
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar diatas menunjukkan bahwa rasio tenaga kesehatan dalam kurun waktu lima tahun
terakhir terus mengalami peningkatan, bila pada tahun 2010 terdapat rata-rata 18 tenaga
kesehatan per puskesmas, pada tahun 2014 menjadi 27 tenaga kesehatan per puskesmas. Ini
berarti bahwa setiap puskesmas di Sulawesi Tenggara memiliki rata-rata 27 tenaga kesehatan dari
berbagai jenis profesi dan keahlian.
GAMBAR 3.9
RASIO & JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Bidan 10
Perawat 9
Kesmas 3
Gizi 2
Sanitarian 2
dr. Umum 1
Farmasi 1
Gambar di atas menunjukan bahwa pada tahun 2014 rasio tenaga kesehatan yang tertinggi
di puskesmas adalah tenaga bidan yakni sebanyak rata-rata 10 orang per puskesmas disusul tenaga
perawat sebanyak 9 orang per puskesmas. Untuk tenaga kesehatan seperti dokter gigi dan
keteknisan medis rasionya masih dibawah 1 atau 0,4, dengan kata lain baru sekitar 40% puskesmas
di Sulawesi Tenggara yang memiliki dokter gigi dan tenaga keteknisan medis minimal 1 orang.
30
Tenaga Kesehatan
Bila mengacu pada Permenkes 75 tahun 2014 secara umum beberapa jenis tenaga
kesehatan sudah mencapai rasio yang ditetapkan, namun pada kenyataannya masih ada beberapa
puskesmas yang tenaganya belum sesuai standar, hal ini disebabkan karena penempatan dan
pendistribusian tenaga yang tidak merata atau kebijakan mutasi yang tidak mempertimbangkan
kebutuhan tenaga. Berikut ini adalah rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa di Sulawesi Tenggara
tahun 2010-2014.
GAMBAR 3.10
RASIO TENAGA BIDAN TERHADAP DESA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 S.D. 2014
1.6
1.4
1.2 1.4 1.4
1 1.2
0.8 0.9
0.6
0.7
0.4
0.2
0
2010 2011 2012 2013 2014
Dari gambar diatas di ketahui bahwa rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa yang ada di
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami kenaikan. Rasio
tersebut juga menunjukkan bahwa pada tahun 2014 setiap 1 desa di Sulawesi Tenggara dilayani
oleh minimal 1-2 orang bidan, walaupun fakta kondisi di lapangan masih ditemukan seorang bidan
yang harus menangani 2-3 desa. Hal ini disebabkan di samping penempatan bidan yang tidak
merata, juga karena tidak semua tenaga berkualifikasi bidan yang ditempatkan di puskesmas
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai bidan, melainkan lebih sering melaksanakan tugas-
tugas administrasi lainnya seperti bendahara, tata usaha, atau sebagai kepala puskesmas.
Keterapian Fisik 39
dr. Gigi 41
Gizi 132
Farmasi 207
Kesmas 287
Bidan 484
Perawat 1,531
Dari gambar 3.6 diatas diketahui bahwa tenaga kesehatan tertinggi yang bertugas di rumah
sakit tahun 2014 adalah tenaga perawat sebanyak 1.531 orang, kemudian bidan sebesar 484 orang,
sedangkan yang paling sedikit adalah keterapian fisik yang hanya sebanyak 39 orang dan dokter
gigi 41 orang. Berikut ini adalah distribusi dan jenis tenaga dokter di rumah sakit menurut
kabupaten/kota tahun 2014.
GAMBAR 3. 12
DISTRIBUSI DAN JENIS TENAGA DOKTER DI RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
5
Baubau 13
13
16
Kendari 69
60
1
Konawe Utara 2
1
2
Buton Utara 4
0
1
Kolaka Utara 7
6
1
Wakatobi 11
2
1
Bombana 5
7
2
Konawe Selatan 4
7
4
Kolaka 10
13
2
Konawe 4
4
1
Muna 9
2
8 dr. Gigi dr. Umum dr. Spesialis
Buton 3
4
0 10 20 30 40 50 60 70 80
32
Tenaga Kesehatan
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah tenaga dokter menurut kabupaten/kota tahun
2014 (dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi) tertinggi terdapat di Kota Kendari sebanyak 60
dokter spesialis, 69 dokter umum dan 16 dokter gigi, terendah di Konawe Utara dan di Buton Utara,
khusus Buton Utara belum memiliki dokter spesialis, hanya ada 4 orang dokter umum dan dokter
gigi 2 orang. Disparitas yang jauh antara tenaga dokter terutama dokter spesialis di Kota Kendari
dengan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Tenggara dapat dipahami dari status Kota Kendari
sebagai ibu kota provinsi, yang membawa konsekwensi sebagai pusat bisnis, ekonomi, pendidikan
dan politik Sulawesi Tenggara, dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan daerah
lain, sehingga fasilitas dan sarana kesehatan yang relatif lebih lengkap seperti rumah sakit rujukan,
klinik, laboratorium kesehatan dan lain-lain sebagian besar berada di Kota Kendari. Persebaran
tenaga dokter di atas mencakup rumah sakit pemerintah provinsi, rumah sakit pemerintah daerah,
rumah sakit swasta, BUMN dan rumah sakit TNI/POLRI.
Pada pembahasan berikut ini diuraikan tentang tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas
di sarana kesehatan lainnya, tenaga kesehatan di institusi pendidikan, dan tenaga kesehatan yang
bekerja pada dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, termasuk unit pengelola
teknis daerah. Untuk tahun 2014 total tenaga kesehatan yang bekerja pada institusi pendidikan,
sarana kesehatan lainnya, dan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota sebanyak 1.764 orang.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.
TABEL 3.1
JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI SARANA KESEHATAN LAINNYA,
DI INSTITUSI PENDIDIKAN, DINAS KESEHATAN &UPT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Institusi Sani
dr. dr. Pera Far Kes Teknis Ket.
Bidan tari Gizi Total
Umum Gigi wat masi mas medis Fisik
an
Sarkes
- - 5 2 27 37 3 3 25 - 102
Lainnya
Institusi
1 - 97 72 8 90 - 42 6 - 316
Pendidikan
Dinkes
6 1 73 24 213 728 120 168 10 3 1.346
(Prov&Kab)
Total 7 1 175 98 248 855 123 213 41 3 1.764
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa tenaga kesehatan tertinggi bekerja di dinas kesehatan dan UPT
sebanyak 1.346 orang, kemudian di institusi pendidikan sebanyak 316 orang dan yang bekerja di sarana
kesehatan lainnya 102 orang. Adapun jenis tenaga kesehatan terbanyak adalah tenaga kesehatan
masyarakat yakni sebesar 855 orang dan tenaga kefarmasian sebanyak 248 orang. Sedangkan tenaga
kesehatan berjumlah paling kecil adalah keterapian fisik hanya terdapat 3 orang dan tenaga medis
(dokter umum dan dokter gigi) sebanyak 7 orang. Data lebih lengkap mengenai tenaga kesehatan yang
bekerja di dinas kesehatan, institusi pendidikan dan sarana kesehatan lainnya dapat dilihat padat abel
72-80 lampiran profil ini.
GAMBAR 3. 13
JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
1200 1,129
1000
800
600
400 169
120
200
0
Dokter Gigi PTT Dokter Umum PTT Bidan PTT
Sumber : Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra, 2014
Adanya tenaga kesehatan berstatus PTT di atas bahkan belum dapat mengatasi kekurangan
tenaga terutama tenaga medis di beberapa wilayah yang terpencil dan sangat terpencil, namun
demikian telah dapat mengurangi kesenjangan, meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan
dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sebagian besar wilayah
Sulawesi Tenggara, yang sebelumnya sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai.
Karena terbatasnya anggaran daerah, sampai saat ini tenaga kesehatan yang berstatus PTT
baru sebatas tenaga medis (dokter umum, dokter gigi, dan bidan), meskipun ada wacana untuk
pengangkatan tenaga kesehatan lainnya sebagai nakes PTT. Prioritas pada tenaga medis tentu
dengan pertimbangan bahwa pelayanan medis paling dibutuhkan oleh masyarakat di daerah
terpencil dan kepulauan dan merupakan indikator utama pembangunan kesehatan. Tenaga
kesehatan PTT tersebar di seluruh kabupaten/kota berdasarkan kuota dan kebutuhannya. Berikut
adalah persebaran tenaga kesehatan status PTT menurut kabupaten/kota tahun 2014.
34
Tenaga Kesehatan
TABEL 3.2
PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN PEGAWAI TIDAK TETAP
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Data di atas menunjukkan bahwa penempatan tenaga kesehatan Pegawai Tidak Tetap
(PTT) tertinggi di Konawe yakni sebanyak 216 orang, kemudian Buton sebanyak 178 orang dan
Muna sebanyak 175 orang, kabupaten/kota yang paling sedikit menerima kuota tenaga PTT adalah
Kota Kendari dengan hanya 11 orang, kemudian Wakatobi (24 orang) dan Baubau (42 orang).
Meskipun terdapat perbedaan jumlah tenaga PTT yang cukup jauh antara beberapa
kabupaten/kota, perbedaan tersebut sebenarnya proporsional, karena penempatan tenaga PTT
disesuaikan dengan luas wilayah dan jumlah daerah terpencil, sangat terpencil, kepulauan dan
perbatasan, yang tentu saja tidak sama antara kabupaten yang satu dengan lainnya. Sejauh ini
penempatan tenaga kesehatan PTT sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terutama di
daerah terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan, dan turut berkontribusi dalam peningkatan
pencapaian program kesehatan.
Uraian tentang pembiayaan kesehatan meliputi pembiayaan kesehatan oleh pemerintah dan
pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk
kesehatan dan perkembangan jaminan pemeliharaan kesehatan di daerah. Anggaran kesehatan di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 bersumber dari APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, dan
APBN (DAK, TP, Jamkesmas, Dekon, BOK, Gizi Masyarakat, dan PHLN). Jumlah anggaran kesehatan
menurut sumber pembiayaan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 ditunjukkan pada tabel 4.1.
TABEL 4.1
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN MENURUT SUMBER ANGGARAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Tabel 4.1 menunjukkan total anggaran kesehatan tahun 2014 dalam pembangunan kesehatan
di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 958.348.962.155,-, anggaran terbesar dari APBD kabupaten/kota
sebesar Rp 644.038.515.560,- dan anggaran kesehatan perkapita sebesar 388.535.54. Alokasi
anggaran APBD menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010 - 2013
ditunjukkan pada tabel 4.2. berikut.
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2014 dan Laporan tahun Sub Bag. Program 2014
Berdasarkan jumlah anggaran kesehatan tahun 201 4 total APBD kab/kota sebesar
Rp. 336.305.018.956, - jumlah ini menurun dari tahun 2013 sebesar Rp.
374.238.527.211,- Anggaran kesehatan yang meningkat dari tahun 2013 ke tahun 2014
yakni Wakatobi dari tahun 2013 sebesar 9.619.552.000 naik menjadi Rp. 11.253.667.220
di tahun 2014, kemudian kabupaten Muna, Konawe Selatan, Bombana dan kabupaten
Konawe Utara.
Salah satu program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah adalah
Program jamkesmas dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajata kesehatan yang
optimal secara efektif dan efisien. Melalui program jamkesmas diharapkan dapat menurunkan angka
kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin.
Pada tahun 2014 terdapat 1.136.429 orang yang memiliki jaminan kesehatan dari total
penduduk Sulawesi Tenggara tahun 2014 sebesar 2.412.525 jiwa. Berikut ini adalah jumlah
kepesertaan Jaminan Kesehatan menurut kabupaten/Kota Tahun 2014.
38
Pembiayaan Kesehatan
TABEL 4.3
KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Pada tabel diatas diketahui bahwa Kabupaten/kota dengan jumlah kepersertaan Jaminan
kesehatan tertinggi di Kabupaten Kolaka sebesar 222.185 terendah di Kota Kendari yakni hanya
sebesar 77.915 jiwa dari total penduduk sebesar 335.889 jiwa. Kepemilikan kartu Jaminan
Kesehatan ini termasuk dengan program jaminan kesehatan daerah melalui program Bahteramas.
Untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) tertinggi di Muna yaitu sebanyak 130.931 jiwa, disusul Buton
sebanyak 141.398 jiwa dan Konawe Selatan sebanyak 124.503 jiwa.
PAGU REALISASI
KAB/KOTA %
BUTON 3.613.000.00 3.612.750.000 99.99
MUNA 0
4.719.000.00 4.719.000.000 100
KONAWE 0
2.720.400.00 2.715.120.000 99.81
KOLAKA 0
1.393.200.00 1.366.092.000 98.05
KONSEL 0
2.507.000.00 2.505.671.300 99.95
0
BOMBANA 2.507.000.00 2.506.480.000 99.98
WAKATOBI 0
2.175.200.00 2.175.200.000 100
KOLAKA UTARA 0
1.843.400.00 1.843.400.000 100
BUTON UTARA 0
1.195.000.00 1.187.680.450 99.39
KONAWE UTARA 0
1.511.600.00 1.366.092.000 99.98
KOTA KENDARI 0
1.695.810.00 1.689.217.400 99.61
KOTA BAU-BAU 0
1.928.230.00 1.928.230.000 100
KOLAKA TIMUR 0
1.050.600.00 1.028.007.000 97.85
KONAWE KEPULAUAN 0
718.800.000 718.625.000 99.98
Jumlah 29.578.240.000 29.506.806.550 99.76
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa pada tahun 2014 terdapat 4 (empat)
kabupaten/kota dengan realisasi TP BOK 100 % yakni Muna, Wakatobi, Kolaka Utara dan Baubau.
Dari hasil evaluasi realisasi dana BOK di Kabupaten/kota pemanfaatannya dikelompokkan
berdasarkan : 1). Program prioritas yang meliputi program KIA, Gizi, Imunisasi, Pemberantasan
Penyakit, Promosi Kesehatan dan Program Kesehatan Lingkungan. 2). Upaya Kesehatan Penunjang.
3). Manajemen Puskesmas.
Pada gambar berikut dijelaskan tentang pemanfaatan dana TP-BOK tiap program tahun
2014 Provinsi Sulawesi Tenggara.
40
Pembiayaan Kesehatan
GAMBAR. 4.1
PEMANFAATAN DANA TP-BOK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Kesling, 5% Promkes, 5%
Imunisasi, 5%
Pelayanan KIA,
P2M, 8% 27%
Upaya Penunjang
Kes, 13%
Manajemen
Pusk., 20%
Perbaikan Gizi,
17%
Pada gambar diatas diketahui bahwa pemanfaatan dana BOK tertinggi pada kegiatan
program pelayanan kesehatan Ibu dan Anak sebesar 27%, kemudian kegiatan manajemen
Puskesmas sebesar 20%, disusul perbaikan Gizi sebesar 17 % dan Upaya penunjang kesehatan
13%. Terendah pada pemanfaatan kegiatan program imunisasi, kesehatan lingkungan dan promosi
kesehatan masing-masing 5%.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sekelompok orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan biasanya memiliki hubungan darah
dan perkawinan, dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga memiliki fungsi yang sangat
strategis dalam mempengaruhi status kesehatan di antara anggotanya.
Anak dan Ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap stutus kesehatan dan kinerja upaya
kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan Angka Kematian Ibu dan
Anak merupakan dua Indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Secara
umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masayarakat dan
upaya kesehatan perorangan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat
mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi
dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,
pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika,
psikotropika, zat aditif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan
kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyebaran penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan
mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan,
pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan yang ditujukan terhadap perorangan.
A. KESEHATAN IBU
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2013, angka kematian ibu
(yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini masih cukup Tinggi bila dibandingkan dengan negara tentangga. Di Tahun 2000,
Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi investasi sektor kesehatan untuk mengatasi
kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer.
Upaya yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawab untuk
menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,
mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, dan
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi.
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang -
kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trisemester
pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada trisemester kedua (usia kehamilan 12-
24 minggu), dan minimal 2 kali pada trisemester ke tiga (24 minggu- lahir), standar waktu
pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin, berupa
deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan .
Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas yaitu :
- Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
- Pengukuran tekanan darah
- Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila)
- Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status
imunisasi
- Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
- Penentuan presentase janin dan denyut jantung janin
- Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling termasuk program
keluarga berencana)
- Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin (Hb), pemeriksaan protein urin
dan pemeriksaan golongan darah
- Tatalaksana kasus
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator capaian
K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang
dianjurkan.
Gambaran cakupan K1 dan K4 Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar 5.1
GAMBAR 5.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010 s.d 2014
120
99.50
100 91.26
80.36 83.45 96.14
80 81.41
80.06 80.36 75.48
60
49.17
40
20 K1 K4
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
44
Kesehatan Keluarga
Dari gambar 5.1 diketahui bahwa secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1
dan K4 di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukan hasil yang
berfluktuasi, untuk cakupan K1 pada tahun 2010 ke tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu dari
dari 80,36% naik menjadi 99,50% begitu juga dengan cakupan K4 sebesar 49,17 meningkat
menjadi 80.06%. Khusus untuk tahun 2014, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, cakupan
pelayanan ibu hamil baik K1 maupun K4 mengalami peningkatan, cakupan K1 dari 83,45% pada
tahun 2013 menjadi 96.14% pada tahun 2014, untuk periode yang sama, cakupan K4 meningkat
dari 75,48% menjadi 81,41%. Kenaikan ini disinyalir disebabkan meningkatnya kinerja petugas di
lapangan disertai dengan membaiknya pencatatan dan pelaporan juga kinerja programmer dalam
mengelola dan menganalisis data hasil kegiatan pelayanan.
Data lebih lengkap mengenai cakupan K4 menurut Kabupaten/Kota tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar 5.2
GAMBAR 5.2
CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Gambar 5.2 menunjukkan bahwa berdasarkan target Renstra Kemenkes tahun 2014 (95%),
Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target. Cakupan terendah terdapat di Kabupaten
Konawe Kepulauan hanya sebesar 66,04%, hal ini disebabkan Kabupaten Konawe Kepulauan
merupakan kabupaten yang baru dimekarkan, sehingga masih mengalami transisi atau peralihan
administrasi dan tanggung jawab dari kabupaten induk, di samping kendala keterbatasan sumber
daya, sarana maupun prasarana. Cakupan tertinggi terdapat di Kota Kendari sebesar 94,49%
disusul Kota Baubau sebesar 89,21% dan Konawe sebesar 88,16%. Peningkatan cakupan K4 ini
diharapkan dapat meningkatkan cakupan persalinan oleh nakes, sekaligus menekan angka kematian
ibu dan bayi.
Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil K4 pada tahun 2014 Provinsi
Sulawesi Tenggara baru mencapai 81,41%, masih di bawah target Renstra Kementerian Kesehatan
tahun 2014 sebesar 95%. Tercatat hanya Kota Kendari yang hampir mencapai target dengan
cakupan 94,49%.
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan ka ndungan, dokter
umum, dan bidan serta upayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan
adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.
Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan di tolong
tenaga kesehatan terlatih (cakupan Pn). Berikut adalah gambaran cakupan persalinan tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
GAMBAR 5.3
CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010 s.d 2014
88
Persalinan Nakes
86 85.81
84 83.98
82 82.16 81.95
80
79.52
78
76
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Dari gambar 5.3 diketahui bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Sulawesi Tenggara 5 tahun terakhir berfluktuasi, di mana pada tahun 2010 sebesar 82,16% dan
meningkat menjadi 83,98% di tahun 2011, cakupan terendah dialami pada tahun 2012 (79,52%),
namun pada dua tahun terakhir meningkat cukup signifikan dan mencapai hasil tertinggi di tahun
2014 sebesar 85,81%, meskipun demikian, secara nasional cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan Sulawesi Tenggara belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan tahun
2014 sebesar 90%.
GAMBAR 5.4
CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
46
Kesehatan Keluarga
Gambar 5.4 menunjukkan bahwa rata-rata cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan (salinakes) Sulawesi Tenggara tahun 2014 mencapai 85,81%, capaian ini belum
mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan yang ditetapkan sebesar 90%, tetapi jika dilihat
berdasarkan capaian kabupaten/kota setidaknya terdapat tiga kabupaten/kota yang sudah
memenuhi bahkan melampaui target Renstra yakni Kota Kendari (95,31%), Kolaka Timur (93,42%),
dan Konawe (91,16%), dua kabupaten yang hampir mencapai target adalah Buton Utara (89,87%)
dan Kolaka (89,63%), tiga kabupaten/kota yang belum mencapai target tapi berada di atas rata-
rata provinsi adalah Wakatobi, Muna dan Baubau, sedangkan 5 kabupaten lainnya masih berada di
bawah rata-rata provinsi.
Dengan demikian secara keseluruhan masih ada 9 kabupaten/kota yang cakupannya belum
mencapai target atau sekitar 64%, beberapa faktor mungkin menjadi penyebab, di antaranya pilihan
masyarakat terhadap dukun bersalin yang masih cukup tinggi, fasilitas kesehatan yang relatif sulit
dijangakau, tenaga bidan maupun dokter yang terbatas, kondisi geografis yang sulit dengan sarana
transportasi yang kurang memadai, advokasi terhadap pemerintah setempat yang belum optimal, atau
sering ditemukan tenaga kesehatan (bidan desa) tidak berada di tempat pada saat dibutuhkan sehingga
masyarakat beralih ke dukun.
GAMBAR 5.5
CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 DAN CAKUPAN PERSALINAN NAKES
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
100
90
82.16 83.98 81.95 85.81
79.52
80
80.06
81.41
70 75.48
80.36
60
50 49.17
40 Pn K4
30
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Dari gambar 5.5 dapat dilihat bahwa baik cakupan pelayanan ibu hamil K4 maupun
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Sulawesi Tenggara selama 5 tahun terakhir
cenderung berfluktuasi, namun di tahun terakhir (2014) mengalami kenaikan dibandingkan tahun
sebelumnya meskipun tidak begitu signifikan, hasil tersebut juga sekaligus memberikan gambaran
bahwa capaian yang diperoleh secara nasional belum mencapai target yang ditetapkan, namun
demikian, bila progress kedua indikator di atas dibandingkan menunjukkan hasil yang berbanding
lurus terutama untuk 4 tahun terakhir, hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kesenjangan data
capaian yang dilaporkan semakin kecil, yang dapat diartikan semakin membaiknya kinerja tenaga
kesehatan, baik petugas di lapangan maupun programmer tingkat kabupaten/kota termasuk juga
dalam hal pencatatan dan pelaporannya.
GAMBAR 5.6
PROPORSI KELAHIRAN BERDASARKAN TEMPAT BERSALIN DI SULAWESI TENGGARA
RISKESDAS TAHUN 2013
RS, 14.10
RB/KLINIK
BERSALIN, 6.10
PUSKESMAS/PUSTU,
11.13
POLINDES/POSKESDES,
3.00
RUMAH/LAINNYA,
65.67
Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa sebagian besar persalinan Sulawesi Tenggara (65.67%)
dilakukan di rumah/tempat lain sedangkan persalinan di fasyankes hanya 34.37%. Hal ini
menunjukkan masih besarnya gap antara data program dengan data Riskesdas.
GAMBAR 5.7
PROPORSI PENOLONG PERSALINAN DENGAN KUALIFIKASI TERTINGGI DI INDONESIA,
RISKESDAS TAHUN 2013
DOKTER, 18.50%
TIDAK ADA
PENOLONG, 0
PERAWAT, 0.30%
48
Kesehatan Keluarga
Dari gambar 5.7 terlihat bahwa penolong persalinan dengan persentase tertinggi dilakukan
oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu tenaga non kesehatan (11,8%), dan masih
terdapat 0,8 % kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, hanya 0,3 % kelahiran yang ditolong oleh
perawat. Berikut ini adalah cakupan persalinan ditolong nakes di fasyankes menurut kabupaten/kota
tahun 2014.
GAMBAR 5.8
CAKUPAN PERSALINAN NAKES DI FASYANKES
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2014 tertinggi di Kota Kendari sebesar 95.31%, terendah di
Konawe Utara hanya 73.10%. Untuk tingkat provinsi sendiri cakupan salinakes mencapai 85,81%,
bila disandingkan dengan target renstra Kemenkes 2014 yang ditetapkan sebesar 90%, hanya 3
kabupaten yang telah mencapai target yaitu Konawe (91.16%), Kolaka Timur (93.42%) dan Kendari
(95.31%), secara keseluruhan, bisa disimpulkan bahwa Sulawesi Tenggara belum mencapai terget.
Nifas adalah periode dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan
kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibi nifas sesuai standar yang dilakukan
sekurang-kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari
pasca persalinan, pada hari ke -4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29
sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.
Jenis pelayanan ibu nifas yang diberikan meliputi :
- Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas dan suhu)
- Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Pemeriksaan lohkia dan cairan per vaginam lain
- Pemeriksaan payudara dan pemberian ASI Eksklusif.
- Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
- Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
90
88 87.83
86
84 82.13 84.46
82
80 77.73
78.74
78
76
74 KF3
72
70
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Dari gambar 5.9 diketahui bahwa cakupan kunjungan nifas (KF3) selama tahun 2010-2014
Provinsi Sulawesi Tenggara cenderung berfluktuasi, cakupan terendah terjadi pada tahun 2012,
namun setelah itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir terus mengalami peningkatan dan
cakupan tertinggi selama kurun waktu 5 tahun terakhir dicapai pada tahun 2014 yakni sebesar
87,83%, hal ini dimungkinkan dengan adanya perbaikan dalam pencatatan dan pelaporan,
penetapan sasaran program yang lebih konsisten, dan kinerja petugas yang semakin membaik.
GAMBAR 5.10
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU NIFAS (KF3) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
50
Kesehatan Keluarga
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa secara nasional Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2014 cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) belum mencapai target rencana strategi kementerian
kesehatan yakni sebesar 90%, Provinsi Sulawesi Tenggara baru mencapai 87,83%. Jika dilihat dari
kabupaten/kota terdapat 3 kabupaten/kota yang sudah mencapai target yakni tertinggi di Kolaka
Timur sebesar 96,84%, kemudian Kota Kendari sebesar 96,08% dan Bombana sebesar 91,53%. Ha l
ini menunjukkan adanya hasil dari upaya pemerintah dan masyarakat. Selain itu juga dengan
adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang diluncurkan ke fasilitas kesehatan (puskesmas,
polindes/poskesdes dan posyandu) sangat bermanfaat khususnya dalam pengimplementasian upaya
kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas, di antaranya kegiatan sweeping
atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas kesehatan. Faktor lain adalah adanya
program Jampersal dimana program ibu nifas termasuk program yang dijamin oleh Jampersal.
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dan atau
janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung termasuk penyakit menular dan
tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin, yang tidak di sebabkan oleh
trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada
ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan perlindungan dan pencegahan serta
penanganan defenitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar
dan rujukan.
Berikut adalah gambar cakupan penanganan komplikasi kebidanan 5 tahun terakhir Provinsi
Sulawesi Tenggara.
GAMBAR 5.11
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
70
60 66.66
64.07
50
49.82
40 45.5
37.66
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Pada gambar diatas diketahui bahwa secara umum penanganan komplikasi kebidanan di
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun mengalami kenaikan, kecuali di tahun 2014
terjadi penurunan, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal di antaranya :
GAMBAR 5.12
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
99.97
100
90
80
Target Renstra 2014 = 75 %
70 65.01 63.47
60 54
49.82 48.67 47.99
50 42.88 40.22
39.2 37.82 37.43
40
36.28
29.4
30
20 14.06
10
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Pada gambar diatas diketahui bahwa cakupan penanganan komplikasi kebidanan yang
tertinggi terdapat di Kabupaten Muna sebesar 99,97% disusul Baubau sebesar 65,01%, dan Kota
Kendari sebesar 63,47%. Sedangkan cakupan terendah terdapat di Buton yang hanya mencapai
14,06% dan Kolaka Utara sebesar 29,40%. Jika mengacu pada target Renstra yang ditetapkan,
tercatat hanya Kabupaten Muna yang telah mencapai target. Rata-rata untuk tingkat provinsi yang
baru mencapai 49,82% masih jauh di bawah target.
52
Kesehatan Keluarga
Berikut adalah jumlah kematian ibu menurut penyebab di Sulawesi Tenggara dalam waktu
dua tahun terakhir.
GAMBAR 5.13
PENYEBAB KEMATIAN IBU
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 s.d 2014
33
30
23
21
17
10
3 2 2
0 1 0
2013 2014
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Berbagai upaya yang dilakukan dalam penurunan AKI dan AKB salah satunya adalah melalui
program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan pada
totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari res iko pada ibu hamil
serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal di tingkat
Puskesmas (PONED) dan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal Konprehensif di
Rumah Sakit (PONEK). Pelaksanaan P4K di desa-desa perlu dipastikan agar mampu membantu
keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap siagaan
keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil
tindakan yang tepat.
Diperkirakan bahwa 20% kehamilan akan mengalami komplikasi, sebagian komplikasi ini
dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila : 1) ibu
segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur
penangan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan
persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III untuk mencegah perdarahan pasca salin; 3)
Tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi,
tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi
pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan
tepat guna.
120
100
97
84
80 73 79
65
60
40
20
Kematian Ibu
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Gambar di atas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir kematian ibu di
Sulawesi Tenggara cenderung menurun, sejalan dengan hal tersebut, cakupan pelayanan ibu hamil
juga menunjukkan peningkatan begitu pula dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Berikut adalah jumlah kematian ibu menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara tahun
2014.
GAMBAR 5.15
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
14
12 13
Kematian Ibu
10
6
8
7
4
6 6
5
2
4 4
3 3 2 2 2 0
0
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
54
Kesehatan Keluarga
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2014 kematian ibu tertinggi terdapat di
Kabupaten Muna sebanyak 13 kasus, kemudian Konawe Selatan dan Buton masing-masing dengan
8 dan 7 kasus, kematian ibu terendah (0 kasus/tidak ada kematian ibu) dilaporkan oleh Buton
Utara. Tingginya jumlah kematian ibu di Kabupaten Muna, Konsel dan Buton kemungkinan
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keterlambatan penanganan pada kasus komplikasi,
rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga
kesehatan, enggan melahirkan di fasilitas kesehatan yang tersedia dan lebih memilih ke dukun
ketika melahirkan. Data tersebut tampaknya berkaitan dengan cakupan kunjungan K4, di mana
ketiga kabupaten dengan kasus kematian ibu tertinggi di atas adalah 3 kabupaten dengan
persentase K4 terendah di Sulawesi Tenggara dengan cakupan K4 hanya berkisar 74-76%.
Bila diasumsikan dengan pemantauan wilayah setempat dan pelayanan kesehatan ibu yang
masih rendah, sistem pelaporan yang masih under reporting, maka WHO memprediksi bahwa
apabila ditemukan 2 kematian ibu di suatu tempat khususnya di negara berkembang maka
sesunggunya ada 3 kematian ibu secara riil. Estimasi Angka Kematian Ibu di Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktu 4 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 5.16.
GAMBAR 5.16
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011 s.d 2014
400
Angka Kematian Ibu / 100.000 KH
350
342
300
250 277
240
200
205
150
100
50
0
2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahwa Angka Kematian Ibu dalam kurun waktu empat tahun
terakhir menunjukkan trend menurun yakni dari tahun 2011 terdapat 342 AKI/100.000 KH, tahun
2012 sebesar 277, tahun 2013 sebesar 240 dan tahun 2014 sebesar 205. Bila dibandingkan dengan
target MDG’s 2015 yaitu sebesar 105 AKI/100.000 KH, dengan trend penurunan seperti di atas dan
dalam jangka waktu pemenuhan target tinggal satu tahun, dibutuhkan upaya yang lebih keras
untuk dapat mencapai target yang harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan ANC (Ante Natal
Care), PNC (Peri Natal Care), peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan peningkatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memenuhi standar. Berikut adalah perhitungan Angka Kematian Ibu
Tahun 2014 menurut kabupaten/kota.
Buton Utara 0
Konawe 68
Kota Kendari 72
Kolaka 171
Buton 183
Baubau 203
Prov. Sultra 205
Konawe Selatan 214
Konawe Utara 248
Kolaka Timur 261
Bombana 271
Wakatobi 312
Muna 345
Kolaka Utara 351
Konawe Kepulauan 486
Dari gambar di atas diketahui bahwa Angka Kematian Ibu menurut kabupaten/kota tertinggi
di Konawe Kepulauan yakni sebesar 486 kematian ibu per 100.000 KH, disusul Kolaka Utara sebesar
351 kematian ibu. AKI terendah di Konawe yakni sebesar 68 kematian ibu disusul Kota Kendari
sebesar 72. Terdapat satu kabupaten yang tidak ada kasus kematian ibu selama tahun 2014 yaitu
Kabupaten Buton Utara.
Tingginya AKI di Konawe Kepulauan disebabkan berbagai hal, di antaranya kondisi wilayah
yang terpencil, tenaga kesehatan yang masih kurang, sarana transportasi dan fasilitas kesehatan
yang masih terbatas menyebabkan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan yang ada relatif sulit
dan jauh. Semua kondisi tersebut menyebabkan rendahnya kontak masyarakat terutama ibu hamil
dengan tenaga kesehatan (bidan, dokter) dan cenderung melahirkan dengan bantuan dukun
setempat, sehingga kelainan pada kehamilan menjadi tidak terdeteksi sejak dini, hal ini menjadi
masalah serius bila terjadi komplikasi kehamilan atau kondisi persalinan yang membutuhkan
rujukan. Upaya perbaikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan akses masyarakat terus
dilakukan, baik perekrutan tenaga kesehatan baru, maupun perbaikan dan penambahan fasilitas
kesehatan yang ada.
5. PELAYANAN KONTRASEPSI
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian
ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T : Terlalu muda melahirkan, Terlalu sering melahirkan, Terlalu
dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu
dan anak serta perempuan.
Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau
menjarangkan kelahiran. Sasaran Program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih
dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15 -49
tahun.
56
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.18
PROPORSI PENGGUNAAN KB PADA WUS BERSTATUS KAWIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA, RISKESDAS 2013
Muna 39.3
Baubau 40.1
Wakatobi 40.2
Buton Utara 42.8
Buton 43.7
Bombana 50.1
Kota Kendari 50.8
Kolaka Utara 51.8
Prov. Sultra 52.2
Konawe Utara 55.8
Konawe 59
Konawe Selatan 62.6
Kolaka 65.7
0 10 20 30 40 50 60 70
GAMBAR 5.19
PERSENTASE KB PADA WUS BERSTATUS KAWIN MENURUT TENAGA YANG MEMBERI PEMASANGAN KB
PROVINSI SULAWESI TENGGARA, RISKESDAS 2013
Dokter Kandungan
3% 1%
Dokter Umum
13%
6% Bidan
Perawat
Tidak Berlaku
77%
GAMBAR 5.20
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
90
77.92 77.56
80 69.91
67.6
70
60 52.97
50
40
30
20
10 % KB AKTIF
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Gambar diatas menunjukan bahwa persentase peserta KB aktif Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cenderung berfluktuasi tapi dengan margin yang tidak terlalu
signifikan, sempat terjadi penurunan pada tahun 2011, tapi terus meningkat pada dua tahun
berikutnya, dan di tahun 2014 cenderung stagnan dari tahun sebelumnya.
GAMBAR 5.21
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
58
Kesehatan Keluarga
Jika mengacu pada target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014 sebesar 82% untuk
peserta KB aktif, Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target dengan capaian hanya
77,56%, namun demikian terdapat 5 kabupaten/kota yang sudah mencapai target, masing-masing
adalah Kabupaten Wakatobi sebesar 95,64%, kemudian Konawe sebesar 94,19%, Konawe Selatan
86,29%, serta Muna dan Kendari. Sedangkan persentase peserta KB aktif terendah di Konawe
Kepulauan yakni hanya sebesar 57,74%, Buton Utara sebesar 59,56% dan Kolaka sebesar 59,69%.
Pada peserta KB Aktif menurut metode kontrasepsi, yang banyak digunakan adalah PIL
sebanyak 145.002 (44.2%), kemudian Suntik sebanyak 134.597 (41%), Implan sebanyak 21.157
(6,4%), Kondom sebanyak 16.423 (5%), IUD sebanyak 7.750 (2,4%), MOW sebanyak 2.889
(0.,9%) dan MOP hanya 585 (0,2%) sedangkan untuk metode Obat Vagina dan lainnya tidak ada
penggunanya atau tidak ada laporan. Untuk lebih jelasnya ditunjukan pada gambar 5.22
GAMBAR 5.22
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF BERDASARKAN METODE KONTRASEPSI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
50
44.2
45 41
40
35
30
25
20
15
10 6.4
5
5 2.4
0.9 0.2 0 0
0
PIL Suntik Implan Kondom IUD MOW MOP Obat Lain-lain
Vagina
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
B. KESEHATAN ANAK
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka kematian
anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak adalah Angka Kematian Neonatal
(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDGs 2015 yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran
hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir (neonatal) menjadi
prioritas utama.
Data dan Informasi yang akan disajikan berikut ini yakni berbagai indikator kesehatan anak
yang meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR), penanganan komplikasi neonatal,
kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, Pemberian ASI Eksklusif, pemberian Vitamin A,
penimbangan balita di posyandu, imusasi dasar, pelayanan kesehatan balita dan pelayanan
kesehatan pada siswa SD dan setingkat.
Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam kurun waktu 1 jam pertama
setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran dengan umur kehamilan, kelahiran bayi dapat
dikelompokan : bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa kehamilan <
37 minggu. Bayi cukup bulan, bayi yang dilahirkan dengan masa kehamilan 37-42 minggu dan bayi
lebih bulan, bayi yang dilahiran dengan masa kehamilan > 42 minggu.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram. Berikut adalah gambar persentase Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara.
GAMBAR 5.23
PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
2.5
2.12
2 2.22
1.66
1.5
1.62
1
BBLR
0.5
0.28
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa perkembangan jumlah bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) di Provinsi Sulawesi Tenggara berfluktuasi, hasil terbaik dicapai pada tahun 2011
dengan hanya 0,28% namun di tahun-tahun berikutnya kambali meningkat.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kejadian BBLR, beberapa di antaranya
adalah isu klasik seperti tingkat ekonomi dan pengetahuan ibu, seperti telah diketahui bahwa ibu
hamil yang kurang gizi lebih berpotensi melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang
gizinya baik, kurangnya kesadaran untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan juga turut
memperbesar resiko BBLR, karena dengan demikian bumil anemi menjadi tidak terdeteksi sehingga
tidak mendapatkan asupan tablet Fe selama masa kehamilannya. Faktor lain yang menyebabka n
naik atau turunnya persentase kejadian BBLR adalah dari sisi pencatatan dan pelaporan yang
akurasinya rendah, di mana penetapan sasaran program sering tidak konsisten misalnya dalam
penentuan estimasi dan angka proyeksi. Apapun sebabnya, kejadian BBLR ha rus dicegah dan
ditekan serendah mungkin karena sangat mempengaruhi kualitas hidup bayi pada tahap
selanjutnya.
Distribusi persentase BBLR menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara ditampilkan pada
gambar 5.24.
60
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.24
PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Konawe Kepulauan 0
Konawe 0.5
Kolaka Timur 0.52
Konawe Selatan 0.68
Konawe Utara 0.83
Kolaka Utara 1.91
Kendari 2.02
Prov. Sultra 2.12
Buton 2.4
Wakatobi 2.54
Kolaka 2.62
Buton Utara 2.92
Baubau 3.39
Muna 3.57
Bombana 4.18
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Pada gambar diatas diketahui bahwa kasus berat badan bayi lahir rendah (BBLR) tahun 2014
tertinggi di kabupaten Bombana yaitu sebesar 4,18%, disusul Muna sebesar 3,57% dan Baubau
sebesar 3,39%, terendah di Kabupaten Konawe hanya mencapai 0,5% dan di Konawe Kepulauan
dengan 0 kasus. Rata-rata BBLR provinsi sebesar 2.12%, angka ini masih tergolong tinggi dan perlu
menjadi prioritas dari lintas program terkait untuk menekan dan bila mungkin mengentaskan
kejadian BBLR di Sulawesi Tenggara di masa mendatang.
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat
menyebabkan kecacatan atau kematian, seperti asfiksia, ikterius, hipotermia, tentanus neonatorum,
inspeksi/sepsis. Trauma lahir,BBLR (Berat Lahir <2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan
kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit atau
neonatal dengan kelainan atau komplikasi /kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan terlatih baik dirumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun
sarana pelayanan kesehatan rujukan.
Gambar berikut adalah gambar cakupan penanganan komplikasi neonatal dalam kurun waktu
3 tahun terakhir provinsi Sulawesi Tenggara.
25.5
25 25.25
24.5
24.60
24
23.5
23
22.5 22.81
22
21.5
2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Dari gambar di atas diketahui bahwa secara umum trend penanganan komplikasi neonatal di
Sulawesi Tenggara pada 3 tahun terakhir terlihat cukup baik dengan terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun meskipun laju pertumbuhannya belum cukup signifikan dengan peningkatan
hanya 1-2% per tahun. Untuk cakupan penanganan komplikasi neonatal berdasarkan
kabupaten/kota dapat di lihat pada gambar berikut.
GAMBAR 5.26
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
8.62
Kolaka timur
11.18
Kolaka Utara
13.92 Target Renstra 2014 = 80 %
Baubau
16.84
Buton
17.85
Konawe
19.32
Konawe Utara
20.66
Konawe Kepulauan
21.72
Wakatobi
25.23
Kolaka
25.25
Prov. Sultra
29.54
Bombana
32.36
Konawe Selatan
33.98
Muna
37.92
Kota Kendari
46.77
Buton Utara
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Dari gambar 5.26 diketahui bahwa cakupan tertinggi penanganan komplikasi neonatal untuk
kabupaten/kota tahun 2014 di Provinsi Sulawesi Tenggara yang tertinggi di Buton Utara yakni
sebesar 46.77 %, kemudian disusul Kota Kendari sebesar 37.92% dan Muna sebesar 33.98%.
62
Kesehatan Keluarga
Capaian terendah terdapat di Kolaka Timur sebesar 8.62%, diikuti Kolaka Utara sebesar 11,18%
dan Baubau 13,92%. Secara keseluruhan rata-rata provinsi sebesar 25,25%, naik sekitar 1%
dibanding tahun sebelumnya.
Terjadinya peningkatan cakupan penanganan komplikasi neonatal di tahun 2014 hal ini
menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus gawat darurat
neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti sesuai kewenangannya atau dirujuk ke tingkat pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi. Namun jika merujuk pada target Renstra Kemenkes tahun 2014
sebesar 80%, capaian tersebut masih jauh di bawah target, sehingga masih diperlukan upaya
berkesinambungan dari berbagai sisi untuk mempercepat peningkatan cakupan penanganan
komplikasi neonatal, baik dari segi tenaga dalam bentuk peningkatan kompetensi tenaga kesehatan,
peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana, maupun dari segi pembiayaan, sehingga diharapkan
dapat menekan jumlah kematian neonatal di Sulawesi Tenggara.
Gambar berikut ini adalah grafik perkembangan jumlah kematian neonatal selama 5 tahun
terakhir di Sulawesi Tenggara.
GAMBAR 5.27
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
600
500
484
400
427
396 390
300 384
200
100
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah kematian neonatal dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir mengalami fluktuasi di mana di tahun 2010 terdapat 384 kematian neonatal, tahun 2011
sebesar 396, tahun 2012 sebesar 484, tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 390 kasus kematian
dan di tahun 2014 mengalami peningkatan lagi menjadi 427 kasus.
Gambar berikut adalah estimasi Angka Kematian Neonatal (AKN) dalam setiap 1000 kelahiran
hidup di Sulawesi Tenggara untuk periode tahun 2010 – 2015.
18
16
14 16
12 14 14
13
10 12
8
6
4
2
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Pada gambar diatas terlihat bahwa estimasi Angka Kematian Neonatal dalam 5 tahun terakhir
cukup berfluktuasi di mana tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 terdapat AKN sebesar 14 per
1000 KH, kemudian tahun 2013 terdapat 16 AKN, tahun 2013 terdapat 12 AKN dan di tahun 2014
terdapat 13 AKN. Ini berarti bahwa pada tahun 2014 setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 13
kematian neonatal. Bila dilihat garis trendnya, grafik estimasi di atas nampaknya memiliki
kecenderungan yang sama dengan gambar 5.27 mengenai jumlah kematian bayi yang dilaporkan
selama tahun 2010-2015, ini berarti sistem pencatatan dan pelaporan kematian neonatal sudah
semakin baik.
Neonatal adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 har, dimana tejadi perubahan
yang sangat besar dari kehidupan dalam rahim menjadi luar rahim. Bayi hingga usia kurang satu
bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Pada usian
yang rentan ini berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Tanpa penanganan yang tepat, bisa
berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan resiko pada kelompok
ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas layanan kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada
kunjungan bayi baru lahir.
Kunjungan neoanatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
(umur 6 jam -48 jam) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar
oleh tenaga kesehatan terlatih diseluruh sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi
Muda( MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali
pusat. Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi kesehatan adalah
Kunjungan Neonatal Lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh
pelayanan kunjungan neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-71 hari dan
1 kali pada 8-28 hari.
Berikut ini adalah gambar cakupan kunjungan Neonatal pertama (KN1) dan Kunjungan
Neonatal Lengkap dalam kurun waktu 3 tahun terakhir di Provinsi Sulawesi Tenggara .
64
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.29
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2012 s.d 2014
100
98 98.11
96 93.75
94
95.01
92
90 88.29 91.56
88
86
84 86.02
82
KN1 KN-Lengkap
80
78
2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui dalam kurun waktu 3 tahun terakhir cakupan kunjungan
neonatal peratama (KN1) dan kunjungan neonatal lengkap dari tahun 2012 masing -masing
mencapai 98,11% dan 95,01%, tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 88,29% untuk KN1 dan
86,02% untuk KN Lengkap dan di tahun 2014 terjadi peningkatan yang signifikan yakni untuk KN1
sebesar 93.75% dan KN-Lengkap sebesar 91,56 %.
Jika dilihat pada tahun 2013 terjadi penurunan cakupan, namun demikian bila dibandingkan
dengan target rencana strategi Kemenkes RI tahun 2013 khusus untuk cakupan KN-Lengkap sudah
mencapai bahkan melebihi target Renstra yang sebesar 84%.
Berikut adalah cakupan KN1 menurut kabupaten/kota tahun 2014 di Sulawesi Tenggara.
GAMBAR 5.30
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
GAMBAR 5.31
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Gambar di atas menunjukkan bahwa untu cakupan KN lengkap tahun 2014, masih terdapat 3
kabupaten/kota yang belum mencapai target Renstra yakni Kabupaten Kolaka Utara, Konawe Utara
dan Konawe Kepulauan. Secara nasional cakupan kunjungan neonatal lengkap Provinsi Sulawesi
Tenggara sudah mencapai target yakni 91,56%. Cakupan tertinggi diperoleh Wakatobi sebesar
98,06%, kemudian Kota Kendari sebesar 97.66% dan Buton Utara 95,82%, hal ini diyakini
berpengaruh terhadap jumlah kematian neonatal yang tiap tahun mengalami penurunan.
Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa menjadi
ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan kesehatan pada bayi
ditujukan pada usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan
sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan dan
perawat), minimal 4 kali, yaitu pada hari 29 hari – 2 bulan, 3-5 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai
standar di satu wilayah.
Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap,
pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI
eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI dan lain-lain.
Berikut adalah gambar cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut kabupaten/kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014.
66
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.32
PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Pada gambar di atas terlihat bahwa secara nasional pelayanan kesehatan bayi di Sulawesi
Tenggara belum mencapai target karena baru mencapai 85,7%, namun demikian ada 4
kabupaten/kota yang sudah mencapai target yaitu Kabupaten Buton Utara sebesar 95,2%,
kemudian Kolaka Timur sebesar 94,9%, Konawe 93,1 % dan Buton sebesar 90,3%, capaian
terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara yang hanya sebesar 68,7% disusul Konawe
Kepulauan sebesar 75,6%. Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan pada bayi di beberapa
kabupaten/kota kemungkinan karena tidak tuntasnya pelayanan yang diberikan kepada bayi, rata-
rata kunjungan ke posyandu hanya sampai pada bayi usia 9 bulan atau setelah pemberian imunisasi
campak.
Berikut ini adalah gambar kematian bayi dalam kurun waktu lima tahun terakhir di Sulawesi
Tenggara.
GAMBAR 5.33
JUMLAH KEMATIAN BAYI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
250
230
210 233
190 209 211
170
202
150 172
130
110
90
70
50
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
GAMBAR 5.34
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
9
8
7 8
6 7 7 7
5
4 5
3
2
1
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Gambar di atas menunjukan bahwa estimasi Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran
Hidup pada tahun 2014 adalah 5 per 1000 Kelahiran Hidup yang berarti dalam setiap 1000 kelahiran
hidup di Sulawesi Tenggara terdapat rata-rata 5 kematian bayi. Bila dibandingkan dengan grafik
jumlah kematian bayi untuk periode waktu yang sama (gambar 5.33), tampak bahwa grafik AKB di
atas konsisten atau memiliki pola kecenderungan yang sama, ini berarti sistem pencatatan dan
pelaporan sudah berjalan dengan baik. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup
menurut kabupaten/kota tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut.
GAMBAR 5.35
ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Kendari 1
Kolaka Timur 2
Kolaka 2
Konawe 2
Kolaka Utara 4
Konawe Selatan 4
Prov. Sultra 5
Konawe Kepulauan 5
Konawe Utara 6
Buton Utara 7
Buton 7
Baubau 8
Muna 9
Bombana 12
Wakatobi 15
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
68
Kesehatan Keluarga
Dari gambar di atas diketahui bahwa Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup tertinggi
terdapat di Wakatobi sebesar 15 kasus disusul Bombana sebesar 12 kasus sedangkan AKB terendah
dilaporkan Kota Kendari yakni 1 kasus, kemudian Kolaka Timur, Kolaka dan Konawe masing-masing
terdapat 2 kasus kematian per 1000 kelahiran hidup. AKB rata-rata Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah 5 per 1000 kelahiran hidup.
Setelah bayi, indikator utama berikutnya adalah kesehatan balita. Indikator terhadap
pelayanan kesehatan terhadap balita dapat dilihat antara lain dari jumlah kematian balita maupun
Angka Kematian Balita (AKABA) dalam kurun waktu tertentu. Gambaran kematian balita 5 tahun
terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar berikut.
GAMBAR 5.36
JUMLAH KEMATIAN BALITA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 - 2014
400
350
362
300 328
308
298
250 270
200
150
100
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah kematian balita selama kurun waktu 5 tahun
terakhir cenderung menurun, bila pada tahun 2010 terdapat 362 kematian balita, pada tahun 2014
turun menjadi 270 kematian balita. Data dibawah ini menggambarkan tentang kematian balita
menurut kabupaten/kota tahun 2014.
GAMBAR 5.37
KEMATIAN BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Kolaka Timur 2
Konawe Kepulauan 4
Konawe Utara 6
Kolaka Utara 7
Kendari 8
Konawe 9
Buton Utara 12
Kolaka 16
Konawe Selatan 20
Wakatobi 25
Baubau 28
Bombana 30
Buton 49
Muna 54
0 10 20 30 40 50 60
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
GAMBAR 5.38
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 - 2014
14
12 13
12
10
10 10
8 9
2
AKABA per 1000 Kelahiran Hidup
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Gambar di atas menunjukkan bahwa Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran
hidup selama kurun waktu 5 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Untuk tahun 2014
masih ada 9 per 1000 kelahiran hidup, ini berarti untuk setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 9
kematian balita. Grafik estimasi AKABA ini bila dikomparasi dengan grafik jumlah kematian bayi
yang dilaporkan pada periode yang sama (gambar 5.36) memiliki pola kecenderungan yang sama,
ini berarti data yang dilaporkan telah cukup konsisten. Bila dibandingkan dengan target MDG’s 2015
untuk AKABA maksimal sebesar 32 per 1000 KH (angka nasional) maka di Sulawesi Tenggara sudah
mencapai target.
Menyusui sejak dini mempunyai dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, bagi bayi
kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian karen hypothermia (kedinginan), selain itu
juga, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari ibu, menjadikannya lebih keb al dari bakteri lain di
lingkungan. Dengan kontak pertama, bayi memperoleh kolostrum, yang penting untuk
kelangsungan hidupnya. Sedangkan manfaat bagi ibu menyusu adalah menyusui dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga
mengurangi perdarahan pasca melahirkan.
Hasil Riskesdas 2013 menggambarkan bahwa persentase proses mulai mendapat ASI kurang
dari satu jam pada anak umur 0-23 bulan di Provinsi Sulawesi Tenggara tertinggi di Kota Baubau
sebesar 73,2% dan terendah di Wakatobi sebesar 16,3%.
70
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.39
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
70
ASI Eksklusif
60
63.8
50
50.9
40
30 34.19 32.9
20
14.1
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Dari gambar di atas diketahui bahwa data pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di
Sulawesi Tenggara cenderung naik turun, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2011
dengan cakupan 63,8%, atau naik sebesar 49,7% dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut
terus menurun pada tiga tahun terakhir hingga mencapai 32,9% pada tahun 2014. Beberapa faktor
yang mnyebabkan rendahnya cakupan ASI eksklusif antara lain kebiasaan atau budaya masyarakat
setempat yang cenderung menyapih terlalu dini dengan beragam alasan, belum maksimalnya
kegiatan sosialisasi dan advokasi terkait pemberian ASI, belum semua rumah sakit melaksanakan 10
langkah menuju keberhasilan menyusui, kurangnya kepedulian tenaga kesehatan untuk berpihak
pada pemenuhan hak bayi untuk mendapat ASI, tenaga konselor ASI yang masih kurang, maupun
karena pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari fasilitas kesehatan.
Berikut adalah gambar capaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan menurut
kabupaten/kota tahun 2014.
GAMBAR 5.40
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI 0-6 BULAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Muna 19.5
Buton 25.3
Konawe 27
Baubau 29.8
Konawe Kepulauan 29.9
Konawe Utara 30.4
Prov. Sultra 32.9
Kolaka Utara 33
Buton Utara 33.2
Kolaka 33.5
Bombana 38.4
Kota Kendari 39.8
Wakatobi 42.1
Konawe Selatan 42.8
Kolaka Timur 47
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan vitamin A. Pencegahan kekurangan vitamin A dilakukan melalui pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan Balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun
(Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali .
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk
meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita kurang
vitamin A, lebih mudah terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, dan pada tingkat lanjut
dapat mengakibatkan kematian.
Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama dapat mengkibatkan terjadinya gangguan
pada mata dan bila tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Caku pan
pemberian vitamin A di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010 – 2014 ditunjukkan pada gambar
berikut.
GAMBAR 5.41
CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
73.93 74.2
71.65 72.98
67.88
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014
Pada gambar diatas diketahui bahwa cakupan pemberikan Kapsul Vitamin A Provinsi Sulawesi
Tenggara cenderung meningkat dari tahun 2010 sebesar 67,88%, tahun 2011 sebesar 71,65%,
tahun 2012 sebesar 73,93%, tahun 2013 sebesar 74,2 % dan di tahun 2014 terjadi penurunan
yakni sebesar 72,98%. Terjadinya penurunan di tahun 2014 hal ini di mungkinkan adanya
penetapan sasaran program yang tidak konsisten khususnya sasaran bayi dan balita.
Berikut ini adalah gambar cakupan pemberian Kapsul Vitamin A menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2014.
72
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.42
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
0 20 40 60 80 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014
Pada gambar diatas diketahui bahwa cakupan pemberian Vitamin A pada Balitas (6-59) bulan
tertinggi di Wakatobi sebesar 98.80%, disusul Kolaka Timur sebesar 97,55% dan Muna sebesar
96,87%. Cakupan terendah terdapat di Konawe Selatan sebesar 63,6%, kemudian Kolaka sebesar
73,50% dan Konawe Kepulauan sebesar 74,96%. Rendahnya cakupan di kabupaten Konawe
Selatan dimungkinkan sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap, masih rendahnya
kegiatan sweeping dan kurangnya sosialisasi tentang pemberian kaspsul Vitamin A.
7. IMUNISASI
Program Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu yang diberikan pada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular,
yaitu bayi, anak usia sekolah, Wanita usia Subur dan ibu hamil.
UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi (0-11) bulan yang
ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Pencapaian Universal Child
Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan cakupan imunisasi secara lengkap pada sekelompok
bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah
tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap
penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Berikut adalah gambaran desa/kelurahan UCI Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014
ditunjukkan pada gambar 5.43.
90
80
85.37
70
75.36
60
63.5
60.59
50
51.92
40
30
20
10
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014
Pada gambar diatas di ketahui bahwa cakupan Desa/Kelurahan Uci dalam kurun waktu 3
tahun terakhir terjadi peningkatan yakni dari tahun 2010 sebesar 51,92% naik menjadi 63,5% di
tahun 2011 dan terus meningkat mencapai 75,36% di tahun 2012. Namun di tahun 2013 terjadi
penurunan yakni sebesar 60,59%, dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan yang cukup signifikan
yakni sebesar 85,37%. Terjadinya penurunan cakupan desa UCI di tahun 2013 dimungkinkan
adanya pecatatan dan pelaporan yang kurang lengkap dari sarana pelayanan kesehatan khususnya
di Puskesmas.
Bila dibandingkan dengan Target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014, untuk cakupan
Desa/Kelurahan UCI menurut Kabupaten/kota yang sudah mencapai target hanya di Buton Utara
yakni sebesar 95.60%. Untuk lebih jelasnya cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut menurut
Kabupaten/kota Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut.
74
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.44
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
0 20 40 60 80 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahwa apabila dibandingkan dengan target Renstra
Kementerian Kesehatan tahun 2014 Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target di maksud
yakni baru mencapai 85.37%,. Cakupan desa/Kelurahan UCI tertinggi di Buton Utara sebesar
95,60%, disusul Kolaka Utara sebesar 93,23 % dan Kolaka 91,85%. Cakupan terendah terdapat di
Konawe Utara yakni hanya sebesar 41.05% kemudian di Bombana sebesar 70.50% dan Baubau
sebesar 76,74%. Rendahnya cakupan Desa/Kelurahan UCI dimungkinkan sistem pencatatan dan
pelaporan yang tidak lengkap dari puskemas, kondisi wilayah yang sulit sehingga pada kondisi
tertentu ada sebagian bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dan juga dengan adanya
faktor budaya setempat.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahawa cakupan Imunisasi Campak tertinggi terdapat di 2
Kabupaten/Kota yaitu Kota Kendari yakni 100 % dan Kolaka Timur sebesar 99,27%. Cakupan
terendah terdapat di Konawe Kepulauan hanya mencapai 16,71% disusul Konawe Utara sebesar
71,43%. Rendahnya cakupan imunisasi campak di Konawe Kepulauan disebabkan pencatatan dan
pelaporan yang tidak lengkap, Konawe Kepulauan merupakan pemekaran dari Kabupaten Konawe
sehingga baik dari segi tenaga dan sarana masih dalam masa transisi yang mengakibatkan sistem
pencatatan dan pelaporan tidak maksimal. Bila melihat target renstra kementerian kesehatan
terdapat 5 Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target yaitu Kota Kendari, Kolaka Timur, Buton
Utara, Konawe dan Kota Baubau.
Berikut adalah gambar cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi menurut
kabupaten/kota tahun 2014.
76
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.46
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan Imunisasi Dasar Lengkap tertinggi terdapat di
2 Kabupaten/Kota yaitu Kota Kendari dan Kolaka Timur masing-masing mencapai 100%, kemudian
Buton Utara sebesar 97,61%. Cakupan terendah terdapat di Konawe Kepulauan hanya mencapai
16,71% disusul Konawe Utara sebesar 71,43%. Bila melihat target renstra kementerian kesehatan
terdapat Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target yaitu Kota Kendari, Kolaka Timur, Buton
Utara, Konawe dan Kota Baubau.
Kolaka 25.22
Bombana 31.77
Buton 35.34
Konawe Kepulauan 50.23
Kolaka Timur 51.59
Kota Kendari 54.92
Prov. Sultra 57.32
Buton Utara' 67.03
Konawe Selatan 68.87
Baubau 70.53
Konawe 70.89
Wakatobi 71.06
Target Renstra : 2014= 85%
Kolaka Utara 74.88
Konawe Utara 76.91
Muna 95.25
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan pelayanan kesehatan Anak Balita Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2014 tertinggi di Muna yakni mencapai 95,25% terendah di Kolaka hanya
mencapai 25,22% disusul Bombana sebesar 31,77% dan Buton sebesar 35,34%
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan.
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas 1 melalui
penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1.
Kegiatan Penjaringan kesehatan dimaksud terdiri dari :
- Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambur, kulit dan kuku)
- Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri
- Pemeriksaan ketajaman indra (penglihatan dan pendengaran)
- Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
- Pemeriksaan Laboratorium untuk anemia dan kecacingan
- Pengukuran kebugaran jasmani
- Deteksi Dini masalah mental emosional
Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI yang melakukan
penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan.
Di Provinsi Sulawesi Tenggara cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat tahun
2014 baru mencapai 75,90%. Cakupan ini belum mencapai target sesuai target renstra kementer ian
kesehatan tahun 2014. Cakupan tertinggi terdapat di Konawe yakni sebesar 98,70%, disusul
Baubau sebesar 98,20%% dan cakupan terendah terdapat di Kolaka Timur hanya mencapai 46.8%
78
Kesehatan Keluarga
dan di Konawe Kepulauan sebesar 53,4%. Untuk lebih jelasnya cakupan pelayanan kesehatan
(penjaringan) bagi siswa SD/MI menurut Kabupaten/Kota tahun 2014 dapat dilihat pada gambar
berikut :
GAMBAR 5.48
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Konawe 98.7
Baubau 98.2
Wakatobi 95.3
Kolaka 92.7
Kota Kendari 87.3
Bombana 79.8
Prov. Sultra 75.9
Muna 74.2
Buton Utara 69.3
Kolaka Utara 66.7
Konawe Utara 65.5
Buton 58.9
Konawe Kepulauan 53.4
Konawe Selatan 51.4
Kolaka Timur 46.8
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 tertinggi di Konawe sebesar 98,70%, disusul Baubau 98,2% dan
Wakatobi sebesar 95,30%. Cakupan terendah terdapat di Kolaka Timur hanya mencapai 46,80%,
kemudian Konawe Selatan sebesar 51,40% dan Konawe Kepulauan sebesar 53,40%.
C. STATUS GIZI
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai dalam pencapaian MDG’s adalah status
kesehatan Balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tingg
badan (TB)
Menurut Riskesdas 2013 status gizi balita dikategorikan dalam hal ; Gizi buruk, gizi kurang,
gizi baik, gizi lebih, sangat pendek, pendek, normal, sangat kurus, kurus, normal dan gemuk.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 nilai tertinggi gizi baik Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar
72,2%, gizi kurang sebesar 15,9%, gizi buruk 8,0% dan gizi lebih sebesar 3,9%. Gizi baik tertinggi
terdapat di Kabupaten Wakatobi yakni sebesar 94,40% dan terendah di Buton sebesar 64,1%. Gizi
kurang tertinggi ditemukan di Muna sebesar 20,4% dan terendah di Wakatobi sebesar 3,9%. Gizi
Buruk tertinggi terdapat di Buton yakni sebesar 14,7% dan terendah di Wakatobi yakni hanya
mencapai 0,2%. Gambar berikut ini adalah jumlah kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
1300
1200 1205
1100
Gizi Buruk
1000
900
800
700
600
500 427 385
400 333
300 250
200
100
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahwa jumlah kasus gizi buruk di provinsi Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktun 5 tahun terakhir terjadi penurunan yakni dari tahun 2010 sebesar 1.205 kasus
gizi buruk, tahun 2011 sebesar 427 kasus, tahun 2012 sebesar 385 kasus, tahun 2013 sebesar 333
kasus dan di tahun 2014 terdapat 250 kasus. Penurunan kasus gizi buruk ini kemungkinan
disebabkan karena kegiatan sweeping/pelacakan dan penanganan terhadap kasus gizi buruk
semakin baik dari tahun ke tahun, melalui peningkatan kapasitas petugas pelaksana Pemantauan
Status Gizi (PSG), sosialisasi dan advokasi gerakan nasional sadar gizi yang tiap tahun dilaksanakan
baik di sarana fasilitas kesehatan (puskesmas, polindes dan posyandu), juga di institusi pendidikan
(SD/MI, SMP dan SMA).
GAMBAR 5.50
JUMLAH KASUS GIZI BURUK PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Buton 75
Muna 48
Bombana 28
Kolaka Utara 16
Konawe Selatan 16
Kolaka 14
Konawe 14
Kota Kendari 13 13
Konawe Utara 8
Baubau 7
Wakatobi 6
Kolaka Timur 3
Buton Utara 2
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014
80
Kesehatan Keluarga
Dari data diatas diketahui bahwa jumlah kasus gizi buruk Tahun 2014 tertinggi di Kabupaten
Buton yakni sebanyak 75 kasus, disusul Muna sebanyak 48 kasus dan Bombana sebanyak 28 kasus.
Kasus Gizi Buruk terendah terdapat di Buton Utara sebanyak 2 kasus disusul Kolaka Timur 3 kasus
dan Wakatobi sebanyak 3 kasus. Tingginya kasus gizi buruk di Kabupaten Buton dan Muna di
sebabkan kondisi ekonomi dan daya beli yang rendah, sebab lain adalah akses ke pelayanan
kesehatan terutama kunjungan ke posyandu sangat rendah.
Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan
cakupan pelayanan gizi pada Balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta
penanganan prevalnsi gizi kurang pada balita. Semakin tinggi D/S seyogyanya semakin tinggi pula
cakupan Vitamin A, semakin tinggi imunisasi dan diharapkan semakin rendah prevalensi gizi kurang.
Berdasarkan profil kabupaten/kota tahun 2014 dari jumlah Balita yang dilaporkan sebanyak
270.971 Balita terdapat 192.155 Balita yang ditimbang (70.91%) dengan cakupan tertinggi di
Wakatobi sebesar 94.55% dan yang terendah di Konawe Kepulauan hanya mencapai 57.43%.
GAMBAR 5.51
CAKUPAN PENIMBANGAN PADA BALITA DI POSYANDU (D/S)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
90
80
70 83.7 70.91
60 66.7 64.47
67.4
50
40
30
20
10
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan penimbangan balita (D/S) di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2014 dalam kurun waktu 5 tahun terakhir berfluktuasi, dari tahun 2010 cakupan
D/S hanya mencapai 66,7% meningkat menjadi 83,7% di tahun 2011, di tahun 2012 ke tahun 2013
terjadi penurunan dari 67,4% menjadi 64,47%, tapi pada tahun 2014 meningkat lagi menjadi
70.91%.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014
Dari gambar di atas diketahui bahwa cakupan penimbangan balita tahun 2014 tertinggi di
Wakatobi sebesar 94,55%, disusul Kolaka Timur sebesar 94,54% dan Buton Utara sebesar 84,64%.
Cakupan terendah di Konawe Kepulauan hanya mencapai 57,43%, rata-rata cakupan D/S Provinsi
Sulawesi Tenggara adalah 70,91%.
82
Kesehatan Keluarga
6 PENGENDALIAN PENYAKIT &
KESEHATAN LINGKUNGAN
Bab 6 berisi pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. Data mengenai pengendalian
penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidakmenular, sedangkan kesehatan lingkungan
terdiri atas air minum yang layak, STBM, dan PHBS. Situasi penyakit dan kondisi kesehatan lingkungan
merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat.
A. PENGENDALIAN PENYAKIT
Selain membahas pengendalian penyakit yang menjadi prioritas pembangunan kesehatan, pada
subbab ini juga dibahas mengenai penyakit yang belum dapat dieliminasi di Sulawesi Tenggara.
I. PENYAKIT MENULAR
a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis, lebih dikenal sebagai TBC, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah
terinfeksi basil tuberkulosis.
Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan case notification rate
(CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu)
dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu
tertentu).
BUTON UTARA 30
WAKATOBI 62
KONAWE UTARA 63
KONAWE KEPULAUAN 64
KOLAKA TIMUR 78
KOLAKA UTARA 178
BOMBANA 194
KONAWE SELATAN 226
KOTA BAUBAU 283
KOLAKA 284
BUTON 353
KOTA KENDARI 551
KONAWE 607
MUNA 829
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Dari gambar 6.1 terlihat bahwa jumlah kasus baru BTA+ tertinggi rata-rata terjadi di
kabupaten/kota yang berpenduduk besar, ini menunjukan bahwa kejadian kasus baru BTA+ di Sulawesi
Tenggara tidak merujuk pada karakteristik wilayah tertentu, tapi lebih kepada besar kecilnya jumlah
penduduk, ini berarti pula bahwa proporsi kasus BTA+ di masyarakat relatif konstan di semua
kabupaten/kota.
84
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.2
PROPORSI BTA+ DARE SELURUH KASUS TB PARU MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar 6.2 menunjukan bahwa secara umum proporsi kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara
sudah melampaui target minimal sebesar 65%. Dari 14 kabupaten/kota, 13 di antaranya sudah di atas
target minimal nasional, capaian tertinggi diperoleh Kabupaten Kolaka Timur sebesar 278% dan Konawe
Kepulauan 154%, satu-satunya kabupaten yang masih berada di bawah target minimal adalah Buton
Utara yang baru mencapai 59%.
250
CNR Kasus Baru
203.93
200
156.73 152.84 157.59
150
100
50
0
2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Untuk CNR BTA+ menurut kabupaten/kota ditunjukan pada gambar 6.4 berikut.
GAMBAR 6.4
CNR BTA+ MENURUT KABUPATEN/KOTA PER 100.000 PENDUDUK
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
MUNA 296.15
KONAWE 271.31
KONKEP 201.87
BAUBAU 194.53
KENDARI 164.04
SULTRA 157.59
BUTON 134.83
BOMBANA 132.81
KOLAKA UTARA 130.04
KOLAKA 116.32
KONAWE UTARA 115.06
KONAWE SELATAN 80.54
KOLAKA TIMUR 66.4
WAKTOBI 65.16
BUTON UTARA 50.92
0 50 100 150 200 250 300 350
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar 6.4 menunjukan bahwa rata-rata CNR Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 157 per
100.000 penduduk, dengan 5 kabupaten/kota berada di atas rata-rata provinsi yakni Muna, Konawe,
Konawe Kepulauan, Kota Baubau dan Kendari, sedangkan 9 kabupaten lainnya berada di bawah rata-
rata provinsi. CNR tertinggi dicapai oleh Kabupaten Muna sebesar 296/100.000 penduduk, dan yang
terendah terdapat di Buton Utara sebesar 51/100.000 penduduk. Pencapaian CNR ini tidak selalu
86
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
berbanding lurus dengan kasus baru BTA+ pada masing-masing kabupaten/kota, hal ini disebabkan
oleh perbedaan jumlah penduduk yang cukup mencolok di antara beberapa kabupaten/kota.
GAMBAR 6.5
ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB BTA+
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010 – 2014
100.00
96.86
95.00
91.61 92.29
90.00 88.62
84.80
85.00 83.25
81.11
81.56
80.00
75.00
70.00
2011 2012 2013 2014
Angka Kesembuhan (Cure Rate)
Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate)
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Pada tahun 2014 angka keberhasilan pengobatan Sulawesi Tenggara mencapai 92,29%.
Kementerian Kesehatan menetapkan target Renstra untuk angka keberhasilan pengobatan tahun 2013
sebesar 87%, angka nasional sendiri pada tahun 2013 telah mencapai 90,5%, sementara WHO
menetapkan angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada tahun 2014 Sulawesi
Tenggara telah mencapai standar tersebut, baik target Renstra Kemenkes maupun standar WHO.
Informasi lebih lengkap mengenai Tuberkulosis menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara
dapat dilihat pada lampiran 7-9 buku profil ini.
GAMBAR 6.6
JUMLAH KASUS HIV+ DAN AIDS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2009-2014
140
126
120
100
80 73 60
59
60 52
40 52 51
20 11 12
17
3
0 2
2009 2010 2011 2012 2013 2014
HIV AIDS
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Dari gambar di atas terlihat bahwa kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara selalu
meningkat dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2013 tampak mengalami penurunan dibanding
tahun sebelumnya, namun pada tahun 2014 kembali mengalami lonjakan kasus yang signifikan.
Peningkatan jumlah kasus ini disebabkan oleh dua kemungkinan, pertama jumlah kasus yang terus
bertambah akibat penularan atau masuknya penderita dari daerah lain ke Sulawesi Tenggara, atau yang
kedua, pelacakan kasus yang semakin baik sehingga lebih banyak penderita yang terdeteksi, atau
kombinasi dari keduanya.
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, kasus HIV dan AIDS di Sulawesi Tenggara menunjukan
proporsi yang berkebalikan. Jika pada HIV+ lebih banyak ditemukan pada perempuan (53%) dibanding
laki-laki (47%), pada kasus AIDS justru laki-laki lebih tinggi dengan 56% berbanding 44% penderita
perempuan. Tapi secara keseluruhan penderita laki-laki masih lebih tinggi dibanding perempuan.
Proporsi selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6.7.
88
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.7
PROPORSI KASUS HIV+ DAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
HIV+ AIDS
LAKI-LAKI PEREMPUA
PEREMPUAN 28 N; 56; (44%) LAKI-LAKI;
31 (47%) 70; (56%)
(53%)
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Berdasarkan kelompok umur, penderita AIDS tertinggi di Sulawesi Tenggara terdapat pada
kelompok umur 30-39 tahun sebesar 46%, kemudian kelompok umur 20-29 tahun sebesar 32%, yang
lebih mengkhawatirkan dan perlu menjadi catatan, kasus AIDS di Sulawesi Tenggara ditemukan pada
hampir semua kelompok umur, kecuali pada kelompok umur 5-14 tahun tidak ada kasus yang
dilaporkan. Proporsi berdasarkan kelompok umur selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.8.
GAMBAR 6.8
PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
40 - 49 TAHUN, 9, 7%
50 - 59 TAHUN, 12, 9%
> 60, 1, 1%
30 - 39 TAHUN,
< 1 TAHUN, 2, 2%
58, 46%
1 - 4 TAHUN, 2, 2%
5 - 14 TAHUN, 0, 0%
5 - 19 TAHUN, 1, 1%
20 - 29 TAHUN,
41, 32%
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Seperti yang ditunjukan pada gambar di atas, kelompok penderita tertinggi ditemukan pada
kelompok umur 30-39 tahun dan 20-29 tahun, yang bila digabungkan mencapai 78%. Fenomena ini
tentu bisa dipahami karena pada rentang usia tersebut seseorang pada umumnya berada di puncak
aktifitasnya, matang secara seksual dan ekonomi, bekerja di luar rumah dan cenderung bersosialisasi di
luar rumah dalam kelompok pergaulan tertentu, sehingga paling berpotensi untuk berperilaku resiko
tinggi dan terpapar terhadap penularan penyakit seksual termasuk HIV/AIDS, terutama apabila tidak
memiliki kontrol diri yang baik.
GAMBAR 6.9
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2014
20
17
15
11
10
4 4
5 3
1
0
2012 2013 2014
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Bila dilihat dari angka saja, kecenderungan penurunan angka kematian tersebut dapat dianggap
sebagai hal yang positif, sayangnya belum ada data ataupun analisis lebih lanjut mengenai faktor yang
mempengaruhi penurunan angka kematian akibat AIDS di Sulawesi Tenggara, apakah karena dampak
dari treatment petugas kesehatan terhadap penderita yang semakin baik sehingga mengurangi resiko
kematian dan memperpanjang harapan hidupnya, atau panderita yang terdeteksi di Sulawesi Tenggara
tapi kemudian meninggal di tempat lain, atau sebenarnya angka kematian tetap tinggi tapi tidak tercatat
atau dilaporkan.
c. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pnemococcus, staphylococcus,
streptococcus dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk,
mengeluarkan dahak dan sesak napas. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak
usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut di atas 65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan
(malnutrisi, gangguan imunologi).
Salah satu upaya untuk menekan penyakit ini adalah dengan meningkatkan penemuan
pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10% dari
jumlah balita di wilayah tersebut. Perkiraan balita penderita pneumonia di Sulawesi Tenggara sebesar
27.097 balita, sementara balita penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani baru mencapai
3.760 kasus atau sekitar 13,88% dari perkiraan penderita. Angka ini masih jauh di bawah target
nasional tahun 2013 sebesar 80%.
Persentase balita pneumonia yang ditemukan dan ditangani menurut kabupaten/kota dapat
disimak pada gambar 6.10.
90
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.10
PERSENTASE KASUS BALITA PNEUMONIA YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
KOLAKA 41.76
KONAWE 25.79
MUNA 18.05
KOTA KENDARI 13.93
SULTRA 13.88
BUTON 10.91
KOLAKA UTARA 9.76
KOTA BAUBAU 8.65
BOMBANA 8.37
BUTON UTARA 5.54
KOLAKA TIMUR 4.54
KONAWE SELATAN 0.00
WAKATOBI 0.00
KONAWE UTARA 0.00
KONAWE KEPULAUAN 0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar 6.10 menunjukan presentase balita pneumonia yang ditangani tertinggi didapat oleh
Kabupaten Kolaka dan Konawe, terendah diperoleh Kolaka Timur. Sementara itu ada 4 kabupaten yang
tidak menampilkan cakupan balita pneumonia yang ditangani yaitu Konawe Selatan, Wakatobi, Konawe
Utara, dan Konawe Kepulauan. Tidak adanya catatan kasus pneumonia di empat kabupaten tersebut
tidak berarti bahwa tidak ada balita pneumonia yang ditemukan dan ditangani, tetapi karena tidak ada
nya laporan dari dinas kesehatan kabupaten yang bersangkutan.
d. Kusta
Penyakit Kusta dikenal juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen, disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama antara 2-3
minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki
masa inkubasi 2-5 tahun bahkan lebih. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta
menjadi progresif, sehingga menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan
mata.
Pada tahun 2014, jumlah kasus kusta baru di Sulawesi Tenggara sebesar 269 kasus dengan
angka penemuan kasus baru (New Case Detection Rate/NCDR) per 100.000 penduduk sebesar 11,15,
meningkat dibandingkan tahun 2013 sebanyak 241 kasus kusta baru dengan NCDR sebesar 10,21.
Dilihat dari angka prevalensi kusta di Sulawesi Tenggara mengalami trend menurun. Kecenderungan
angka prevalensi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 6.11.
1.60
1.50
1.50
1.45
1.40 1.38
1.30 1.28
1.20
1.18
1.10
1.00
2010 2011 2012 2013 2014
Prevalensi Kusta/10.000 Pnddk
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar 6.11 menunjukan angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, bila merujuk pada target nasional yang ditetapkan mengenai prevalensi kusta
sebesar <1/10.000 penduduk (>10/100.000), maka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara sebesar
1,18/10.000 penduduk sudah hampir mencapai target. Dengan trend penurunan seperti grafik di atas,
dan dengan asumsi rata-rata penurunan yang kurang lebih sama untuk tahun berikutnya, diperkirakan 1
atau 2 tahun ke depan angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara sudah mencapai target nasional.
Berdasarkan bebannya, kusta dibagi menjadi 2 kategori yaitu beban kusta tinggi (high burden)
dan beban kusta rendah (low burden). Suatu provinsi disebut ‘beban tinggi’ jika angka penemuan kasus
baru kusta (NCDR) mencapai ≥ 10 per 100.000 penduduk sedangkan ‘beban rendah’ jika NCDR < 10
per 100.000 penduduk. Angka NCDR Sulawesi Tenggara pada tahun 2014 mencapai 11,15 sehingga
dengan demikian Sulawesi Tenggara termasuk ke dalam kategori provinsi dengan beban kusta tinggi
(high burden).
Berdasarkan jenis, penyakit kusta terdiri atas 2 tipe, yaitu tipe kusta kering (Pausi basiler/PB)
dan kusta basah (Multi Basiler/MB). Penemuan kasus baru kusta PB pada tahun 2014 sebanyak 36
kasus, lebih rendah dari penemuan kusta MB sebanyak 233 kasus. Distribusi kasus baru kusta MB & PB
menurut kabupaten/kota selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.12.
92
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.12
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT TIPE &KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
KONAWE KEPULAUAN 0
BUTON UTARA 3 Multi Basiler Pausi Basiler
1
KOLAKA TIMUR 4
1
KONAWE SELATAN 7
1
KONAWE UTARA 7
0
KONAWE 10
0
MUNA 16
1
KOLAKA UTARA 16
3
WAKATOBI 20
3
KOLAKA 23
4
KOTA BAUBAU 25
4
KOTA KENDARI 29
1
BOMBANA 32
11
BUTON 39
0 10 20 30 40 50
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Berdasarkan jenis kelamin, penyakit kusta di Sulawesi Tenggara terdistribusi pada 62,45%
penderita pria (168 kasus) dan hanya 37,55% penderita wanita (101 kasus), rincian distribusi kasus
menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota ditampilkan pada gambar 6.13.
GAMBAR 6.13
PROPORSI KASUS KUSTA YANG TERCATAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
KONAWE KEPULAUAN 1
1
BUTON UTARA 1 Perempuan Laki-Laki
3
KOLAKA TIMUR 6
1
KONAWE UTARA 1
6
KONAWE 1
9
KONAWE SELATAN 0
12
MUNA 7
9
KOLAKA UTARA 9
9
WAKATOBI 8
11
BOMBANA 19
4
KOTA KENDARI 6
21
KOLAKA 14
15
KOTA BAUBAU 9
25
BUTON 28
49
0 10 20 30 40 50 60
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
GAMBAR 6.14
PERSENTASE KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
WAKATOBI 32.46
KONAWE 56.18
BOMBANA 57.39
KOLAKA TIMUR 59.27
KOTA KENDARI 63.26
KONAWE SELATAN 78.87
PROV SULTRA 81.90
KOLAKA 84.71
MUNA 88.42
KOTA BAUBAU 91.39
BUTON 97.94
KOLAKA UTARA 112.72
KONAWE UTARA 117.27
BUTON UTARA 180.04
KONAWE KEPULAUAN 202.52
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
1. Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui
luka. Penyakit ini paling sering menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh
pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Tidak ada kasus tetanus baik tatanus neonatorum
maupun non neonatorum yang dilaporkan pada tahun 2014 di Sulawesi Tenggara, laporan tetanus
hanya terjadi pada tahun 2013 sebanyak 2 kasus yang ditemukan di Kabupaten Bombana, di mana 1 di
antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Tidak ditemukannya kasus tetanus di Sulawesi Tenggara pada tahun 2014 dapat merupakan
indikasi keberhasilan program imunisasi tetanus pada bayi, bumil, dan WUS yang selama ini
dilaksanakan.
2. Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak golongan paramyxovirus. Penularannya dapat
terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi.
Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang
94
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur
hidupnya.
Pada tahun 2014 kasus campak yang ditemukan di Sulawesi Tenggara sebanyak 57 kasus (37
laki-laki, 20 perempuan), menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 84 kasus. Kasus tertinggi
ditemukan di Kabupaten Muna sebanyak 23 kasus (14 laki-laki, 9 perempuan) dan Kota Kendari 15
kasus (10 laki-laki, 5 perempuan) serta Kolaka 15 kasus (11 laki-laki, 4 perempuan), sehingga di ketiga
daerah tersebut ditetapkan sebagai daerah KLB campak, daerah lain yang ditemukan kasus campak tapi
tidak berstatus KLB adalah Konawe Selatan 2 kasus, Bombana 1 kasus, dan Wakatobi 1 kasus, dari
keseluruhan kasus yang ditemukan tersebut, tidak ada kasus yang dilaporkan meninggal, sedangkan 8
kabupaten lain tidak ada laporan kasus campak.
3. Difteri
Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diptheriaeyang menyerang sistem
pernapasan bagian atas. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.
Pada tahun 2014 di Sulawesi Tenggara tidak ditemukan kasus difteri. Temuan kasus difteri
terakhir hanya pada tahun 2013, yang ditemukan di Kabupaten Kolaka sebanyak 1 kasus. Tidak ada
kematian yang dilaporkan akibat difteri.
MUNA 8
KOLAKA UTARA 3
WAKATOBI 3
BOMBANA 2
BUTON 2
KOTA KENDARI 1
KOLAKA TIMUR 1
KOLAKA 1
KONAWE 1
KOTA BAUBAU 0
KONAWE KEPULAUAN 0
KONAWE UTARA 0 AFP (Non Polio)
BUTON UTARA 0
KONAWE SELATAN 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
GAMBAR 6.16
ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2014
60
49.50
50
40 35.40
30
18.16
20
10
0
2012 2013 2014
Angka…
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
96
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2013 adalah sebesar
≤ 52 per 100.000 penduduk. Bila mengacu pada target tersebut, pada tahun 2014 Sulawesi Tenggara
telah mencapai target dengan IR DBD 35,40 per 100.000 penduduk.
Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota, kasus DBD pada tahun 2014 terjadi di 11
kabupaten/kota dengan jumlah kasus bervariasi, seperti yang ditunjukan pada gambar 6.17.
GAMBAR 6.17
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
KONAWE SELATAN 0
KONAWE UTARA 0
KONAWE KEPULAUAN 0
KOLAKA TIMUR 4
WAKATOBI 8
MUNA 9
BUTON UTARA 15
BUTON 27
KOTA KENDARI 44
KOLAKA UTARA 53
KONAWE 55
KOTA BAUBAU 84
BOMBANA 114
KOLAKA 441
0 100 200 300 400 500
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar 6.17 menunjukan sebaran kasus DBD menurut kabupaten/kota di mana dari 14
kabupaten hanya 3 kabupaten yang bebas DBD, dengan jumlah tertinggi dialami Kolaka dengan 441
kasus dan Bombana 114 kasus, sehingga kedua kabupaten tersebut ditetapkan sebagai daerah KLB
DBD tahun 2014.
Kematian akibat DBD yang dilaporkan sebanyak 9 orang dari jumlah total 854 kasus DBD, yang
terjadi di tiga kabupaten yaitu Kolaka 6 orang, Buton 2 orang dan Konawe 1 orang. Kematian akibat
DBD dikategorikan tinggi jika CFR > 2 %, CFR DBD Sulawesi Tenggara tahun 2014 sebesar 1,1 %,
dengan demikian angka kematian akibat DBD di Sulawesi Tenggara masih di kategori rendah. Namun
demikian masih diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas
SDM di rumah sakit dan puskesmas (dokter, perawat, dll) termasuk peningkatan sarana penunjang
diagnostik dan penatalaksanaan bagi penderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan guna
menghindari peningkatan jumlah kematian akibat DBD di masa mendatang.
h. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari
tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia Tiomori. Penyakit menginfeksi
jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular lewat gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria
dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap
di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ
genital.
Pada tahun 2014, kasus filariasis yang ditemukan di Sulawesi Tenggara sebanyak 22 kasus
baru, yang dilaporkan di empat kabupaten yaitu Bombana dengan 17 kasus, Konawe 3 kasus, Kolaka
GAMBAR 6.18
JUMLAH KASUS FILARIASIS MENURUT KABUPATEN/KOTA s/d TAHUN 2014
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KOTA BAUBAU 0
KONAWE KEPULAUAN 0
KONAWE UTARA 0
BUTON UTARA 0
KOLAKA UTARA 0
WAKATOBI 0
KONAWE SELATAN 0
MUNA 0
KONAWE 3
KOLAKA TIMUR 4
BOMBANA 17
KOTA KENDARI 19
KOLAKA 19
BUTON 23
0 5 10 15 20 25
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar di atas menunjukan kasus filariasis hanya ditemukan di 6 kabupaten/kota, yaitu Buton,
Kolaka, Kendari, Bombana, Kolaka Timur dan Konawe, 8 kabupaten lain tidak menemukan adanya kasus
filariasis. Jika dipilah menurut jenis kelamin, kasus filariasis terjadi pada 47 laki-laki dan 38 perempuan.
Angka kesakitan filariasis di Sulawesi Tenggara adalah 4 per 100.000 penduduk.
i. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina,
dan dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan pada semua kelompok umur.
Pada tahun 2014 jumlah kasus positif malaria di Sulawesi Tenggara sebanyak 1.213 dengan
Angka Kesakitan (Annual Parasite Incidence/API) per 1000 penduduk beresiko sebesar 0,50, menurun
dibanding tahun 2012 sebanyak 1.640 (API 0,70). Perkembangan kasus positif malaria dapat dilihat
pada gambar 6.19.
98
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN (API) MALARIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010-2014
3,000 1.4
1.45
2,385 1.2
2,500
2,015 1
2,000 1.04
1,640 0.8
1,500 0.87
1,213
0.70 0.6
1,000
0.50 0.4
500 0.2
0 0
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Kasus API/1000 Pnddk
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar 6.19 menunjukan kecenderungan jumlah kasus dan angka kesakitan malaria di
Sulawesi Tenggara terus mengalami penurunan terutama sejak tahun 2012, setelah sempat mengalami
lonjakan kasus di tahun 2011. Jika mengacu pada target Renstra Kemenkes untuk Angka Kesakitan
Malaria (API) tahun 2013 < 1,25 per 1000 penduduk, Sulawesi Tenggara dengan API 0,5 per 1000
penduduk telah mencapai target. Capaian API tersebut juga sekaligus menunjukan bahwa Sulawesi
Tenggara termasuk dalam daerah dengan angka kesakitan malaria berkategori rendah (API lebih kecil
dari 1). Sebaran kasus positif malaria berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.20.
GAMBAR 6.20
JUMLAH KASUS MALARIA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar 6.20 menunjukan bahwa kejadian positif malaria tertinggi terdapat di Kabupaten Muna
dengan 451 kasus, dan Buton dengan 398 kasus. Sebagai catatan, kedua kabupaten ini telah lama
j. Rabies
Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan Rabdovirus) yang
ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di
dalam tubuhnya mengandung virus. Tidak ada laporan mengenai kasus rabies di Sulawesi Tenggara
pada tahun 2014, kasus rabies hanya pernah dilaporkan beberapa tahun lalu.
Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus, dan
penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan penyebab 63% kematian di
seluruh dunia (WHO, 2010). Di Sulawesi Tenggara sendiri, meskipun penyakit menular masih
merupakan masalah kesehatan utama, di saat yang sama jumlah penderita PTM dan kematian akibat
PTM terus meningkat. Hal tersebut mejadi beban ganda (double burden) dalam pelayanan kesehatan
sekaligus menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Sulawesi
Tenggara.
Peningkatan PTM berdampak negatif terhadap ekonomi dan produktivitas. Pengobatan PTM
seringkali memakan waktu lama daan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM merupakan
penyakit kronik dan katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya, selain itu
salah satu dampak PTM adalah kecacatan termasuk kecacatan permanen. Secara global, regional dan
nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular.
Di satu sisi kasus PTM semakin meningkat di masyarakat, di sisi lain data mengenai
perkembangan PTM di Sulawesi Tenggara sangat minim, terutama di lingkup program dinas kesehatan,
baik provinsi maupun kabupaten/kota. Hal ini disebabkan karena deteksi dan penanganan PTM lebih
merupakan domain unit-unit teknis pelayanan kesehatan seperti rumah sakit atau dokter praktek, di
samping kinerja programmer PTM yang tidak optimal, padahal beberapa jenis PTM, seperti hipertensi
dan diabetes Mellitus (DM) selalu masuk dalam 10 penyakit terbesar Sulawesi Tenggara setiap
tahunnya, disamping penyakit tidak menular lainnya seperti jantung dan stroke. Tabel 6.1. berikut
memberikan gambaran 10 penyakit terbanyak di Sulawesi Tenggara tahun 2014.
100
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
TABEL 6.1
10 PENYAKIT TERBESAR SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
2 Diare 36,846
3 Influensa 24,698
4 Hipertensi 24,419
7 Pneumonia 3,253
Sumber : Surveilans Terpadu Penyakit (STP) Dinkes Prov. Sulta Tahun. 2014
B. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Air Minum
Menurut Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan daan dapat langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat berasal
dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usahaa
perorangan, kelompok masyarakat dan atau individual yang melakukan penyelenggaraan air minum.
Tidak semua air dapat diminum, syarat-syarat kualitas air minum harus standar Permenkes dimaksud.
Penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sumber air minum yang bervariasi, seperti sumur
gali terlindung (SGT), sumur gali dengan pompa (SGP), sumur bor dengan pompa (SBP), terminal air
(TA), mata air terlindung (MAT), penampungan air hujan (PAH) dan PDAM. Distribusi berdasarkan
sumber air minum penduduk Sulawesi Tenggara ditampilkan pada gambar 6.21.
SGP, 5.09
SBP, 4.22
TA, 0.00
MAT, 9.83
PAH, 3.28
SGT, 40.31 SGT
SGP
SBP
PDAM, 37.09
TA
MAT
PAH
PDAM
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Bila dilihat dari sumber air minum, mayoritas penduduk Sulawesi Tenggara sudah cukup baik
dengan pengguna PDAM dan sumur gali terlindung mencapai sekitar 77%, tetapi menilai kelayakan air
minum tidak hanya berdasarkan sumbernya saja, tapi juga dengan pemeriksaan fisik meliputi warna,
bau, dan rasa serta kandungan/kadar mikrobiologis maupun kimia. Melalui pemeriksaan kualitas air
yang dlakukan beberapa kabupaten terhadap penyelenggara air minum, rata-rata air minum yang
memenuhi syarat hanya 35,25%. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan presentase penduduk yang
memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak sebesar 31,94%. Data air minum dan
kualitas air Sulawesi Tenggara secara lengkap dapat dilihat pada tabel 59-60 lampiran profil ini.
2. Sanitasi Layak
Proporsi sarana jamban yang digunakan penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan jenisnya
ditampilkan pada gambar 6.22.
GAMBAR 6.22
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT JENIS SARANA JAMBAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Komunal
4% Leher Angsa
16% Plengsengan
3% Cemplung
77%
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
102
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
Dari gambar 6.22 diketahui sebagian besar penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sarana
jamban jenis leher angsa yang mencapai 77%, menggunakan jamban cemplung 16% dan sisanya
menggunakan jamban komunal dan plengsengan. Ini berarti mayoritas penduduk sudah tidak
melakukan kegiatan BAB di tempat terbuka atau sembarang tempat. Sayangnya persentase tersebut
tidak diikuti dengan persentase penduduk yang memiliki akses terhadap jamban sehat, di mana rata-
rata provinsi baru mencapai 23,92%. Bisa disimpulkan bahwa rata-rata penduduk Sultra telah memliki
jamban, tapi belum memenuhi syarat jamban sehat /sanitasi layak.
GAMBAR 6.23
PERSENTASE DESA MELAKSANAKAN STBM MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
BOMBANA 64.75
BUTON UTARA 40.66
MUNA 29.29
KOLAKA 28.89
WAKATOBI 25.00
KOTA KENDARI 18.75
PROV SULTRA 13.22
KOTA BAUBAU 9.30
KOLAKA UTARA 9.02
KONAWE UTARA 2.74
KONAWE 0.58
KONAWE SELATAN 0.57
BUTON 0.41
KONAWE KEPULAUAN 0.00
KOLAKA TIMUR 0.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar 6,223 menunjukan hanya Kabupaten Bombana yang memiliki sekitar 65% desa yang
melaksanakan STBM, yang paling mendekati hanya Buton Utara dengan 40% desa, sisanya masih
sangat rendah berkisar dari 0 – 29%. Hasil ini sejalan dengan persentase desa yang stop buang air
besar sembarangan (Stop BABS) dengan rata-rata hanya sekitar 3%. Pendataan yang lebih akurat
diperlukan untuk mengetahui kondisi masyarakat Sultra sesungguhnya, di samping peningkatan kinerja
program terkait.
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014
Gambar 6.24 menunjukan urutan jumlah RT PHBS di Sulawesi Tenggara, di mana persentase
tertinggi dicapai oleh Buton Utara, diikuti oleh Kolaka Timur. Secara umum persentase RT berPHBS
antar kabupaten/kota di Sultra hanya dipisahkan oleh margin yang relatif tipis, pengecualian pada
Kabupaten Konawe Kepulauan dengan capaian terendah sekitar 8%, selisihnya cukup mencolok
dibanding kabupaten lainnya. Hal ini perlu menjadi perhatian dari dinas kesehatan setempat dan
programmer di provinsi beserta stake holder terkait untuk berkolaborasi meningkatkan rasio RT
berPHBS di Konawe Kepulauan, sebagai salah satu kabupaten yang baru dimekarkan pada tahun 2014.
104
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik; Indikator Kesejahteraan Rakyat Sulawesi Tenggara Tahun 2014, BPS Provinsi
Sulawesi Tenggara, Kendari, 2014;
Badan Pusat Statistik; Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2014, BPS Provinsi SulawesiTenggara,
Kendari, 2014;
Pusat Data dan Informasi; Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Edisi Data Terpilah
Menurut Jenis Kelamin, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 2014;
Kementerian Kesehatan RI; Profil Kesehatan Indonesia 2013, Pusat Data dan Informasi, Kemenkes
RI, Jakarta, 2014;
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Edisi
Tahun 2010-2013, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, 2010-2013;
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Subdin Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Lapertakes) Tahun 2014, Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara, Kendari, 2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Pencapaian Indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Kesehatan Tahun 2014, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,
Kendari, 2014.
105
Lampiran
Lampiran
Lampiran
RESUME PROFIL KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 38.874 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 2.255 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 1.212.366 1.200.159 2.412.525 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,5 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 62,1 Jiwa/Km
2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 62,2 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 101,0 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 25.642 21.911 47.553 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 15 9 12 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 283 144 427 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 11 7 9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 105 67 172 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 4 3 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 154 116 270 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 6 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 65 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 137 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 96,14 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 81,41 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 85,81 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 83,98 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 87,83 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 51,21 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 80,20 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 49,82 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 27,66 22,83 25,25 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 12,91 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 77,56 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 96,82 92,31 94,74 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1,99 2,27 2,12 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 96,91 88,62 93,75 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 93,11 89,43 91,56 % Tabel 38
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 32,81 32,93 32,87 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 91,81 79,13 85,49 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 85,37 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 88,35 87,08 87,72 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 87,30 86,21 86,75 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 80,92 80,79 80,86 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 70,90 66,95 68,93 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 78,65 78,75 78,70 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,52 0,55 0,53 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 58,01 56,61 57,32 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 70,64 71,19 70,91 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,93 0,91 0,92 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 100 100 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 75,89 75,91 75,90 % Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,21 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 18,53 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 23,01 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 31,37 30,18 30,74 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 61,02 66,77 63,87 % Tabel 51
73
Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 61,02 66,77 63,87 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 21,98 21,10 24,45 % Tabel 52
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 26 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67
98 Jumlah Apotek 288 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 73,08 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu - Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif - % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita - per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes - Poskesdes Tabel 70
Polindes - Polindes Tabel 70
Posbindu - Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 1.577 Desa Tabel 71
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
105 Persentase Desa Siaga 69,93 % Tabel 71
2 MUNA 33 42 2.890,41 208 31 239 135.161 144.767 279.928 63.635 4,40 96,85
3 KONAWE 23 24 5.798,94 287 57 1 2 344 114.665 109.062 223.727 72.745 3,08 38,58
4 KOLAKA 12 12 3.265,20 102 33 135 125.533 118.621 244.154 44.595 5,47 74,77
5 KONAWE SELATAN 22 23 4.514,20 336 15 1 12 351 144.441 136.154 280.595 67.604 4,15 62,16
6 BOMBANA 22 22 3.316,2 117 22 139 73.825 72.247 146.072 36.128 4,04 44,05
8 KOLAKA UTARA 15 16 3.391,62 127 6 133 70.509 66.374 136.883 31.580 4,33 40,36
10 KONAWE UTARA 10 15 135 11 2 146 28.531 26.221 54.752 11.329 4,83 10,94
5.003,00
11 KOLAKA TIMUR 12 13 4.001,96 118 15 133 60.145 57.323 117.468 21.405 5,49 29,35
JUMLAH (KAB/KOTA) 209 269 38.874,44 1.883 372 5 14 2.255 1.212.366 1.200.159 2.412.525 534.216 4,52 62,06
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 917.331 921.902 1.839.233 100,00 100,00 100,00
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK
2 0 0,00 0,00 0,00
HURUF
JUMLAH KELAHIRAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.642 386 26.028 21.911 203 22.114 47.553 589 48.142
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 14,83 9,18 12,23
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
JUMLAH KEMATIAN
1 BUTON 33 22 19 7 26 12 7 16 23 34 26 23 49
2 MUNA 42 41 14 11 25 28 19 10 29 69 33 21 54
3 KONAWE 24 22 5 1 6 14 2 1 3 36 7 2 9
4 KOLAKA 12 32 4 6 10 11 2 4 6 43 6 10 16
5 KONAWE SELATAN 23 52 9 2 11 24 6 3 9 76 15 5 20
6 BOMBANA 22 29 13 1 14 19 12 4 16 48 25 5 30
7 WAKATOBI 20 15 13 2 15 7 6 4 10 22 19 6 25
8 KOLAKA UTARA 16 17 3 1 4 7 3 0 3 24 6 1 7
9 BUTON UTARA 10 5 4 3 7 5 2 3 5 10 6 6 12
10 KONAWE UTARA 15 11 2 1 3 4 3 0 3 15 5 1 6
11 KOLAKA TIMUR 13 11 2 0 2 7 0 0 0 18 2 0 2
12 KONAWE KEPULAUAN 7 5 2 2 4 0 0 0 0 5 2 2 4
11 KOTA KENDARI 15 13 2 1 3 4 2 3 5 17 4 4 8
12 KOTA BAUBAU 17 8 13 11 24 2 3 1 4 10 16 12 28
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 283 105 49 154 144 67 49 116 427 172 98 270
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 11 4 2 6 7 3 2 5 9 4 2 6
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 7
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK 0-
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KAB/KOTA PUSKESMAS 14 TAHUN
L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 33 127.380 134.422 261.802 232 65,72 121 34,28 353 252 65,45 133 34,55 385 12 3,12
2 MUNA 42 135.161 144.767 279.928 453 54,64 376 45,36 829 559 56,07 438 43,93 997 7 0,70
3 KONAWE 24 114.665 109.062 223.727 350 57,66 257 42,34 607 374 57,19 280 42,81 654 4 0,61
4 KOLAKA 12 125.533 118.621 244.154 175 61,62 109 38,38 284 175 61,62 109 38,38 284 0 0,00
5 KONAWE SELATAN 23 144.441 136.154 280.595 156 69,03 70 30,97 226 157 69,16 70 30,84 227 3 1,32
6 BOMBANA 22 73.825 72.247 146.072 116 59,79 78 40,21 194 121 60,20 80 39,80 201 2 1,00
8 KOLAKA UTARA 16 70.509 66.374 136.883 105 58,99 73 41,01 178 136 61,26 86 38,74 222 0 0,00
9 BUTON UTARA 10 29.601 29.317 58.918 19 63,33 11 36,67 30 32 62,75 19 37,25 51 40 78,43
10 KONAWE UTARA 15 28.665 26.087 54.752 41 62,12 25 37,88 66 41 62,12 25 37,88 66 3 4,55
11 KOLAKA TIMUR 13 60.145 57.323 117.468 55 70,51 23 29,49 78 19 67,86 9 32,14 28 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 15.678 16.026 31.704 19 29,69 45 70,31 64 19 45,24 23 54,76 42 0 0,00
13 KOTA KENDARI 15 169.371 166.518 335.889 325 58,98 226 41,02 551 379 59,78 255 40,22 634 3 0,47
14 KOTA BAUBAU 17 71.848 73.628 145.476 159 56,18 124 43,82 283 200 58,14 144 41,86 344 11 3,20
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 1.212.500 1.200.025 2.412.525 2.236 58,76 1.569 41,24 3.805 2.499 59,46 1.704 40,54 4.203 87 2,07
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 184,41 130,75 157,72
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 2.412.525
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 BUTON 33 5.747 1 1 4 2 6 0 1 4 2 7
2 MUNA 42 5.647 1 1 4 5 9 1 2 3 0 6 7 13
3 KONAWE 24 4.381 0 0 1 1 2 1 1 0 2
4 KOLAKA 12 4.382 0 3 3 2 2 0 5 0 5
6 BOMBANA 22 3.255 0 3 1 2 6 0 3 1 2 6
7 WAKATOBI 20 1.922 1 1 0 2 1 3 0 3 1 4
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
TB PARU
SUSPEK % BTA (+)
NO KAB/KOTA PUSKESMAS BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 33 1.384 1.442 2.826 232 121 353 16,76 8,39 12,49
2 MUNA 42 4.005 4.330 8.335 453 376 829 11,31 8,68 9,95
3 KONAWE 24 2.816 2.706 5.522 350 257 607 12,43 9,50 10,99
4 KOLAKA 12 1.367 1.177 3.209 175 109 284 12,80 9,26 8,85
5 KONAWE SELATAN 23 1.441 1.384 2.825 156 70 226 10,83 5,06 8,00
8 KOLAKA UTARA 16 748 689 1.437 105 73 178 14,04 10,60 12,39
13 KOTA KENDARI 15 3.919 3.660 7.579 325 226 551 8,29 6,17 7,27
14 KOTA BAUBAU 17 1.423 1.180 2.603 159 122 281 11,17 10,34 10,80
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 19.429 18.366 38.460 2.201 1.542 3.743 11,33 8,40 9,73
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
1 BUTON 33 198 205 403 150 75,76 144 70,24 294 72,95 51 25,76 34 16,59 77 19,11 101,52 86,83 92,06 12 2 14
2 MUNA 42 531 575 1.106 479 90,21 520 90,43 999 90,33 37 6,97 35 6,09 72 6,51 97,18 96,52 96,84 8 4 12
3 KONAWE 24 296 285 581 250 84,46 240 84,21 490 84,34 42 14,19 34 11,93 76 13,08 98,65 96,14 97,42 2 2
4 KOLAKA 12 156 114 377 135 86,54 105 92,11 240 63,66 9 5,77 0 0,00 15 3,98 92,31 92,11 67,64 9 7 16
5 KONAWE SELATAN 23 166 159 325 123 74,10 118 74,21 241 74,15 41 24,70 39 24,53 80 24,62 98,80 98,74 98,77 1 1 2
6 BOMBANA 22 111 79 190 83 74,77 65 82,28 148 77,89 20 18,02 15 18,99 35 18,42 92,79 101,27 96,32 11 3 14
7 WAKATOBI 20 85 91 176 71 83,53 77 84,62 148 84,09 1 1,18 4 4,40 5 2,84 84,71 89,01 86,93 4 3 7
8 KOLAKA UTARA 16 103 95 198 77 74,76 71 74,74 148 74,75 9 8,74 25 26,32 34 17,17 83,50 101,05 91,92 3 0 3
9 BUTON UTARA 10 20 24 44 17 85,00 18 75,00 35 79,55 0 0,00 3 12,50 3 6,82 85,00 87,50 86,36 1 1 2
10 KONAWE UTARA 15 34 33 67 25 73,53 17 51,52 42 62,69 18 52,94 5 15,15 23 34,33 126,47 66,67 97,01 0 1 1
11 KOLAKA TIMUR 13 17 16 33 12 70,59 7 43,75 19 57,58 2 11,76 6 37,50 8 24,24 82,35 81,25 81,82 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 19 23 33 8 42,11 11 47,83 19 57,58 1 5,26 7 30,43 8 24,24 47,37 78,26 81,82 0 0 0
13 KOTA KENDARI 15 301 196 497 276 91,69 180 91,84 456 91,75 0 0,00 2 1,02 2 0,40 91,69 92,86 92,15 8 5 13
14 KOTA BAUBAU 17 153 111 264 124 81,05 99 89,19 223 84,47 15 9,80 8 7,21 23 8,71 90,85 96,40 93,18 4 2 6
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 2.190 2.006 4.294 1.830 83,56 1.672 83,35 3.502 81,56 246 11,23 217 10,82 461 10,74 94,79 94,17 92,29 63 29 92
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 5 2 4
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 10
1 BUTON 33 17.712 18.691 36.403 1.771 1.869 3.640 218 12,31 179 9,58 397 10,91
2 MUNA 42 12.598 13.492 26.090 1.260 1.349 2.609 320 25,40 151 11,19 471 18,05
3 KONAWE 24 13.167 12.537 25.704 1.317 1.254 2.570 325 24,7 338 26,96 663 25,79
4 KOLAKA 12 15.502 14.649 30.151 1.550 1.465 3.015 683 44,06 576 39,32 1.259 41,76
5 KONAWE SELATAN 23 18.054 17.300 35.354 1.805 1.730 3.535 0 0,0 0 0,00 0 0,00
6 BOMBANA 22 10.380 10.161 20.541 1.038 1.016 2.054 81 7,80 91 8,96 172 8,37
7 WAKATOBI 20 4.567 4.948 9.515 457 495 952 0 0,0 0 0,00 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 8.126 7.650 15.776 813 765 1.578 98 12,06 56 7,32 154 9,76
9 BUTON UTARA 10 2.809 2.783 5.592 281 278 559 19 6,76 12 4,31 31 5,54
10 KONAWE UTARA 15 3.327 3.029 6.356 333 303 636 1 0,3 0 0,00 1 0,16
11 KOLAKA TIMUR 12 4.282 4.084 8.366 428 408 837 26 6,07 12 2,94 38 4,54
12 KONAWE KEPULAUAN 7 1.764 1.767 3.531 176 177 353 0 0,0 0 0,00 0 0,00
13 KOTA KENDARI 15 15.601 15.341 30.942 1.560 1.534 3.094 216 13,85 215 14,01 431 13,93
14 KOTA BAUBAU 17 8.223 8.427 16.650 822 843 1.665 80 9,73 64 7,59 144 8,65
JUMLAH (KAB/KOTA) 268 136.112 134.859 270.971 13.611 13.486 27.097 2.067 15,19 1.694 12,56 3.761 13,88
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11
PROPORSI JENIS KELAMIN 47,46 52,54 55,56 44,44 80,00 20,00 #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 12
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
4 KOLAKA 945 317 1.262 945 100 317 100 1.262 100 2 0,21 0 0,00 2 0,16
8 KOLAKA UTARA 499 81 580 499 100 81 100 580 100 1 0,20 1 1,23 2 0,34
13 KOTA KENDARI 6.600 1.353 7.953 6.600 100 1.353 100 7.953 100 8 0,12 1 0,07 9 0,11
14 KOTA BAUBAU 2.105 262 2.367 2.105 100 262 100 2.367 100 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH 10.149 2.013 12.162 10.149 100 2.013 100 12.162 100 11 0,11 2 0 13 0,11
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 13
DIARE
JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH TARGET PENEMUAN
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 33 127.380 134.422 261.802 2.726 2.877 5.603 2.774 102 2.713 94,31 5.487 97,94
2 MUNA 42 135.161 144.767 279.928 2.892 3.098 5.990 2.539 87,78 2.758 89,02 5.297 88,42
3 KONAWE 24 114.665 109.062 223.727 2.454 2.334 4.788 1.408 57,38 1.282 54,93 2.690 56,18
4 KOLAKA 12 125.533 118.621 244.154 2.686 2.538 5.225 2.245 83,57 2.181 85,92 4.426 84,71
5 KONAWE SELATAN 23 144.441 136.154 280.595 3.091 2.914 6.005 2.463 79,68 2.273 78,01 4.736 78,87
6 BOMBANA 22 73.825 72.247 146.072 1.580 1.546 3.126 850 53,80 944 61,06 1.794 57,39
7 WAKATOBI 20 45.678 49.479 95.157 978 1.059 2.036 314 32,12 347 32,77 661 32,46
8 KOLAKA UTARA 16 70.509 66.374 136.883 1.509 1.420 2.929 1.533 102 1.769 124,54 3.302 113
9 BUTON UTARA 10 29.601 29.317 58.918 633 627 1.261 1.229 194 1.041 165,93 2.270 180
10 KONAWE UTARA 15 28.665 26.087 54.752 613 558 1.172 785 128 546 97,80 1.331 114
11 KOLAKA TIMUR 13 60.145 57.323 117.468 1.287 1.227 2.514 740 57 750 61,14 1.490 59,27
12 KONAWE KEPULAUAN 7 15.678 16.026 31.704 336 343 678 803 239 571 166,49 1.374 203
13 KOTA KENDARI 15 169.371 166.518 335.889 3.625 3.563 7.188 2.245 61,94 2.302 64,60 4.547 63,26
14 KOTA BAUBAU 17 71.848 73.628 145.476 1.538 1.576 3.113 1.492 97,04 1.353 85,87 2.845 91,39
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 1.212.500 1.200.025 2.412.525 25.948 25.681 51.628 21.420 82,55 20.830 81,11 42.250 81,84
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 14
KASUS BARU
NO KAB/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 33 3 3 6 25 14 39 28 17 45
2 MUNA 42 1 0 1 9 7 16 10 7 17
3 KONAWE 24 0 0 0 9 1 10 9 1 10
4 KOLAKA 12 1 3 4 12 11 23 13 14 27
5 KONAWE SELATAN 23 1 0 1 7 0 7 8 0 8
6 BOMBANA 22 2 9 11 22 10 32 24 19 43
7 WAKATOBI 20 2 1 3 11 9 20 13 10 23
8 KOLAKA UTARA 16 1 2 3 9 7 16 10 9 19
9 BUTON UTARA 10 1 0 1 2 1 3 3 1 4
10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 6 1 7 6 1 7
11 KOLAKA TIMUR 13 0 1 1 0 4 4 0 5 5
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 1 1 2 1 1 2
13 KOTA KENDARI 15 0 1 1 23 6 29 23 7 30
14 KOTA BAUBAU 17 2 2 4 18 7 25 20 9 29
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 15
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KAB/KOTA PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 33 45 - 0,00 0 -
2 MUNA 42 17 - 0,00 0 -
3 KONAWE 24 10 - 0,00 0 -
4 KOLAKA 12 27 - 0,00 0 -
7 WAKATOBI 20 23 - 0,00 0 -
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 16
KASUS TERCATAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 33 3 1 4 46 27 73 49 28 77
2 MUNA 42 0 0 0 9 7 16 9 7 16
3 KONAWE 24 0 0 0 9 1 10 9 1 10
4 KOLAKA 12 1 3 4 14 11 25 15 14 29
5 KONAWE SELATAN 23 1 0 1 11 0 11 12 0 12
6 BOMBANA 22 2 9 11 2 10 12 4 19 23
7 WAKATOBI 20 1 0 1 10 8 18 11 8 19
8 KOLAKA UTARA 16 1 2 3 8 7 15 9 9 18
9 BUTON UTARA 10 1 0 1 2 1 3 3 1 4
10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 6 1 7 6 1 7
11 KOLAKA TIMUR 13 0 1 1 1 5 6 1 6 7
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 1 1 2 1 1 2
13 KOTA KENDARI 15 0 1 1 21 5 26 21 6 27
14 KOTA BAUBAU 17 2 1 3 23 8 31 25 9 34
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
6 BOMBANA 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 12 30 14 78 12 100 26 87
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 12 17 0 0 0 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 10 10 20 9 90 10 100 19 95,00 169 97 266 153 90,53 88 90,72 241 90,60
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 18
1 BUTON 33 103.712 2
2 MUNA 42 10.828 8
3 KONAWE 24 77.514 1
4 KOLAKA 12 59.619 1
6 BOMBANA 22 50.215 2
7 WAKATOBI 20 31.389 3
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:
834.108
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
1 BUTON 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 MUNA 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 KONAWE 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOLAKA 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 BOMBANA 22 0 0 0 0 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0
7 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 KOTA KENDARI 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 20
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
1 BUTON 33 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0
2 MUNA 42 14 9 23 0 5 3 8 0 0 0
3 KONAWE 24 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
4 KOLAKA 12 11 4 15 0 1 0 1 0 0 0
5 KONAWE SELATAN 23 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0
6 BOMBANA 22 1 0 1 0 1 1 2 5 2 7
7 WAKATOBI 20 0 1 1 0 0 3 3 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 KOTA KENDARI 15 10 5 15 0 0 1 1 0 0 0
14 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22
MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BUTON 33 532 755 1.287 532 755 1.287 375 70,49 23 3,05 398 30,92 0 0 0 0 0 0
2 MUNA 42 1422 1542 2.964 1422 1542 2.964 276 19,41 175 11,35 451 15,22 0 0 0 0,00 0,00 0,00
3 KONAWE 24 1288 1237 2.525 1288 1237 2.525 11 0,85 4 0,32 15 0,59 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 KOLAKA 12 259 120 500 259 120 500 12 4,63 - - 12 2,40 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00
5 KONAWE SELATAN 23 173 166 339 173 166 339 20 11,56 14 8,43 34 10,03 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 BOMBANA 22 726 562 1.288 726 562 1.288 24 3,31 11 1,96 35 2,72 0 0 0 0,00 0 0,00
7 WAKATOBI 20 671 728 1399 671 728 1.399 65 9,69 12 1,65 77 5,50 0 0 0 0,00 0,00 0,00
8 KOLAKA UTARA 16 596 550 1146 596 550 1.146 18 3,02 8 1,45 26 2,27 0 0 0 0,00 0,00 0
9 BUTON UTARA 10 667 667 1334 667 667 1.334 11 1,65 6 0,90 17 1,27 0 0 0 0,00 0,00 0,00
10 KONAWE UTARA 15 172 158 330 172 158 330 2 1,00 1 0,63 3 0,91 0 0 0 0,00 0,00 0
13 KOTA KENDARI 15 181 180 361 181 180 361 110 60,77 5 2,78 115 31,86 0 0 0 0,00 0,00 0,00
14 KOTA BAUBAU 17 1.552 1.305 2.857 1.178 97 1.275 20 1,70 10 10,31 30 2,35 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 8.239 7.970 16.330 7.865 6.762 14.627 944 12,00 269 3,98 351 2,40 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,78 0,22 0,15
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 23
1 BUTON 33 0 0 0 14 9 23
2 MUNA 42 0 0 0 0 0 0
3 KONAWE 24 1 2 3 1 2 3
4 KOLAKA 12 0 1 1 9 10 19
5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 0 0 0
6 BOMBANA 22 10 7 17 10 7 17
7 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 4 0 4
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0
13 KOTA KENDARI 15 0 1 1 9 10 19
14 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24
8 KOLAKA UTARA 16 44.325 41.854 86.179 0 0,00 0 0,00 0 0,00 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 BUTON UTARA 10 17.267 17.771 35.038 0 0,00 0 0,00 0 0,00 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
13 KOTA KENDARI 15 109.513 63.275 172.788 245 0,22 1.251 1,98 1.496 0,87 0 0 0 0
14 KOTA BAUBAU 17 47.231 50.569 97.800 36 0,08 171 0,34 207 0,21 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 681.318 655.387 1.336.705 612 0,09 2.345 0,36 2.957 0,22 0 0 0 0 0 0
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 25
7 WAKATOBI 20 204 357 561 128 62,75 195 54,62 323 57,58 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 15 2.501 4.322 6.823 1.909 76,33 1.671 38,66 3.580 52,47 0 0 0 0
13 KOTA KENDARI 15 2.321 8.034 10.355 868 37,40 4.152 51,68 5.020 48,48 0 0 0 0
14 KOTA BAUBAU 17 252 402 654 49 19,44 267 66,42 316 48,32 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 5.898 14.645 20.543 3.127 53,02 6.944 47,42 10.071 49,02 0 0 0 0 0 0
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
TABEL 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
2 BAUBAU
Keracunan Makanan 1 1 09-07-2014 09-07-2014 10-07-2014 3 1 4 1 1 1 0 0 0 7.748 7.748 15.496 0,04 0,01 0,03 - - -
3 MUNA
Keracunan Makanan 1 1 24-01-2014 24-01-2014 25-01-2014 12 11 23 7 8 3 2 3 0 0 0 0 0 6.784 #DIV/0! #DIV/0! 0,34 - - -
Campak 1 01-04-2014 01-04-2014 29-04-2014 4 7 11 1 3 6 1 7.753
Keracunan Makanan 1 1 01-09-2014 01-09-2014 02-09-2014 4 1 5 5 7.753
Keracunan Makanan 1 1 25-09-2014 25-09-2014 25-09-2014 6 2 8 1 5 1 15.005
DBD 1 1 05-12-2014 06-12-2014 21-12-2014 7 8 15 1 7 5 1 1 6.381
DBD 1 1
4 KOLAKA UTARA
Kasus GHTR 1 2 08-02-2014 08-02-2014 13-02-2014 7 9 16 0 0 0 2 4 1 1 6 2 0 0 0 1 1 2 773 695 1.468 0,91 1,29 1,09 14 11 13
Kasus Campak 1 1 20-06-2014 20-06-2014 25-06-2014 3 1 4 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5.639 5.440 11.079 0,05 0,02 0,04 0 0 0
5 KONSEL
Campak 1 1 01-05-2014 01-05-2014 06-05-2014 5 6 11 1 0 1 1 1 7 0 0 0 15.807 #DIV/0! #DIV/0! 0,07 - - -
6 KOTA KENDARI
Campak 1 1 01-02-2014 01-02-2014 18-02-2014 7 9 16 8 8 0 0 0 29.823
Keracunan Pangan 1 1 29-10-2014 29-10-2014 30-10-2014 18 23 41 4 12 6 1 15 2 1 0 0 0 29.967
7 KONAWE UTARA
Keracunan Pangan 1 20-12-2014 20-12-2014 21-12-2014 3 7 10 5 3 2 0 0 0 5.679
8 KOLAKA TIMUR
Campak 1 1 07-02-2014 07-02-2014 29-02-2014 5 7 12 5 2 3 2
7 KONAWE KEPULAUAN
Malaria 1 02-06-2014 10-06-2014 13-06-2014 21 23 44 5 16 10 1 9 1 1 1 6 3 9 28,57 13,04 20,45
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 28
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 BUTON 33 0 0 -
2 MUNA 42 6 6 100
3 KONAWE 24 0 0 -
4 KOLAKA 12 3 3 100
6 BOMBANA 22 0 0 -
7 WAKATOBI 20 0 0 -
9 BUTON UTARA 10 0 0 -
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
1 BUTON 33 6.969 6.927 99,40 5.311 76,21 6.652 5.193 78,07 5.161 77,59 5.810 87,34
2 MUNA 42 6.432 6.432 100,00 4.939 76,79 6.140 5.397 87,90 5.058 82,38 5.030 81,92
3 KONAWE 24 4.849 4.807 99,13 4.275 88,16 4.627 4.218 91,16 4.194 90,64 4.150 89,69
4 KOLAKA 12 4.972 4.971 99,98 3.976 79,97 4.745 4.253 89,63 4.063 85,63 4.135 87,14
5 KONAWE SELATAN 23 6.482 6.007 92,67 4.820 74,36 6.187 5.098 82,40 5.470 88,41 5.539 89,53
6 BOMBANA 22 3.700 3.526 95,30 3.035 82,03 3.531 2.890 81,85 2.932 83,04 3.232 91,53
7 WAKATOBI 20 2.087 1.842 88,26 1.704 81,65 2.059 1.829 88,83 1.783 86,60 1.816 88,20
8 KOLAKA UTARA 16 3.452 2.922 84,65 2.631 76,22 3.291 2.504 76,09 2.557 77,70 2.587 78,61
9 BUTON UTARA 10 1.469 1.405 95,64 1.210 82,37 1.402 1.260 89,87 1.298 92,58 1.242 88,59
10 KONAWE UTARA 15 1.671 1.438 86,06 1.242 74,33 1.595 1.166 73,10 1.070 67,08 1.160 72,73
11 KOLAKA TIMUR 13 1.957 1.888 96,47 1.676 85,64 1.868 1.745 93,42 1.538 82,33 1.809 96,84
12 KONAWE KEPULAUAN 7 845 717 84,85 558 66,04 807 617 76,46 474 58,74 618 76,58
13 KOTA KENDARI 15 6.806 6.793 99,81 6.431 94,49 6.498 6.193 95,31 5.791 89,12 6.243 96,08
14 KOTA BAUBAU 17 3.530 3.414 96,71 3.149 89,21 3.369 2.921 86,70 2.930 86,97 2.977 88,36
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 55.221 53.089 96,14 44.957 81,41 52.771 45.284 85,81 44.319 83,98 46.348 87,83
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 30
1 BUTON 33 6.969 2.058 29,53 1.652 23,70 833 11,95 497 7,13 665 9,54 3.647 52,33
2 MUNA 42 6.432 840 13,06 599 9,31 403 6,27 269 4,18 493 7,66 1.764 27,43
3 KONAWE 24 4.849 2.162 44,59 1.509 31,12 160 3,30 76 1,57 1.509 31,12 3.254 67,11
4 KOLAKA 12 4.972 2.221 44,67 1.887 37,95 247 4,97 129 2,59 680 13,68 2.943 59,19
5 KONAWE SELATAN 23 6.482 828 12,77 845 13,04 734 11,32 527 8,13 424 6,54 2.530 39,03
6 BOMBANA 22 3.700 952 25,73 826 22,32 283 7,65 115 3,11 124 3,35 1.348 36,43
7 WAKATOBI 20 2.087 946 45,33 949 45,47 189 9,06 159 7,62 198 9,49 1.495 71,63
8 KOLAKA UTARA 16 3.452 1.068 30,94 758 21,96 134 3,88 837 24,25 339 9,82 2.068 59,91
9 BUTON UTARA 10 1.469 406 27,64 372 25,32 333 22,67 300 20,42 139 9,46 1.144 77,88
10 KONAWE UTARA 15 1.671 896 53,62 821 49,13 70 4,19 25 1,50 95 5,69 1.011 60,50
11 KOLAKA TIMUR 13 1.957 859 43,89 758 38,73 174 8,89 252 12,88 159 8,12 1.343 68,63
13 KOTA KENDARI 15 6.806 2.425 35,63 2.294 33,71 727 10,68 369 5,42 523 7,68 3.913 57,49
14 KOTA BAUBAU 17 3.530 929 26,32 839 23,77 312 8,84 141 3,99 483 13,68 1.775 50,28
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 55.221 16.691 30,2 14.131 25,59 4.599 8,33 3.696 6,69 5.853 10,60 28.279 51,21
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 31
1 BUTON 33 61.733 1.858 3,01 1.527 2,47 833 1,35 497 0,81 459 0,74
2 MUNA 42 61.020 - - - - -
3 KONAWE 24 50.150 1.947 3,88 1.328 2,65 177 0,35 73 0,15 115 0,23
4 KOLAKA 12 49.655 - - - - -
6 BOMBANA 22 31.828 - - - - -
7 WAKATOBI 20 20.839 923 4,43 834 4,00 182 0,87 153 0,73 95 0,46
8 KOLAKA UTARA 16 31.457 19 0,06 271 0,86 280 0,89 146 0,46 794 2,52
13 KOTA KENDARI 15 66.773 2.878 4,31 2.509 3,76 739 1,11 378 0,57 378 0,57
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 524.612 7.625 1,45 6.469 1,23 2.211 0,42 1.247 0,24 1.841 0,35
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 32
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 33
PERKIRAAN
PENANGANAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL JUMLAH BAYI PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
JUMLAH KOMPLIKASI KEBIDANAN
NO KECAMATAN KAB/KOTA DENGAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 BUTON 33 6.969 1.394 196 14,06 3.082 3.253 6.335 462 488 950 90 19,47 70 14,35 160 16,84
2 MUNA 42 6.432 1.286 1286 99,97 2.823 3.024 5.847 423 454 877 165 38,97 133 29,32 298 33,98
3 KONAWE 24 4.849 970 392 40,42 2.258 2.149 4.407 339 322 661 60 17,71 58 17,99 118 17,85
4 KOLAKA 12 4.972 994 537 54,00 2.323 2.195 4.518 348 329 678 92 26,40 79 23,99 171 25,23
5 KONAWE SELATAN 23 6.482 1.296 631 48,67 3.009 2.883 5.892 451 432 884 158 35,01 128 29,60 286 32,36
6 BOMBANA 22 3.700 740 277 37,43 1.699 1.664 3.363 255 250 504 82 32,18 67 26,84 149 29,54
7 WAKATOBI 20 2.087 417 179 42,88 914 989 1.903 137 148 285 35 25,53 27 18,20 62 21,72
8 KOLAKA UTARA 16 3.452 690 203 29,40 1.598 1.503 3.101 240 225 465 32 13,35 20 8,87 52 11,18
9 BUTON UTARA 10 1.469 294 141 47,99 673 667 1.340 101 100 201 49 48,54 45 44,98 94 46,77
10 KONAWE UTARA 15 1.671 334 131 39,20 777 707 1.484 117 106 223 25 21,45 18 16,97 43 19,32
11 KOLAKA TIMUR 13 1.957 391 142 36,28 910 869 1.779 137 130 267 15 10,99 8 6,14 23 8,62
12 KONAWE KEPULAUAN 7 845 169 64 37,87 370 372 742 56 56 111 12 21,62 11 19,71 23 20,66
13 KOTA KENDARI 15 6.806 1.361 864 63,47 3.120 3.068 6.188 468 460 928 182 38,89 170 36,94 352 37,92
14 KOTA BAUBAU 17 3.530 706 459 65,01 1.585 1.624 3.209 238 244 481 46 19,35 21 8,62 67 13,92
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 55.221 11.044 5502 49,82 25.141 24.967 50.108 3.771 3.745 7.516 1.043 27,66 855 22,83 1.898 25,25
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 34
PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP MKJP +
NO KAB/KOTA PUSKESMAS % MKJP +
KON OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
DOM VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 33 91 0,27 0,0 0,00 85 0,26 176 0,53 6.095 18,32 10.780 32,40 16.218 48,75 0,0 0,0 33.093 99,47 33.269 100
2 MUNA 42 53 0,13 0,0 0,00 286 0,70 339 0,83 1.372 3,36 16.010 39,21 23.112 56,60 0,0 0,0 40.494 99,17 40.833 100
3 KONAWE 24 174 0,49 0,0 0,00 731 2,04 905 2,53 1.224 3,42 14.141 39,47 19.554 54,58 0,0 0,0 34.919 97,47 35.824 100
4 KOLAKA 12 597 2,41 9 0,0 256 1,03 2.752 11,11 3.614 14,59 631 2,55 12.404 50,06 8.127 32,80 0,0 0,0 21.162 85,41 24.776 100
5 KONAWE SELATAN 23 1.188 2,89 332 0,8 992 2,41 8.609 20,92 11.121 27,02 551 1,34 15.298 37,17 14.190 34,48 0 0,0 0 0,0 30.039 72,98 41.160 100
6 BOMBANA 22 46 0,30 4 0,0 46 0,30 899 5,93 995 6,56 203 1,34 9.931 65,46 4.042 26,64 0,0 0,0 14.176 93,44 15.171 100
7 WAKATOBI 20 1.972 12,75 0 0,0 0 0,00 412 2,66 2.384 15,41 2.488 16,08 4.341 28,06 6.258 40,45 0,0 0,0 13.087 84,59 15.471 100
8 KOLAKA UTARA 16 9 0,03 0,0 0,00 222 0,79 231 0,82 1.197 4,26 11.037 39,29 15.627 55,63 0,0 0,0 27.861 99,18 28.092 100
9 BUTON UTARA 10 44 0,74 10 0,2 17 0,28 411 6,89 482 8,08 371 6,22 3.539 59,32 1.574 26,38 0,0 0,0 5.484 91,92 5.966 100
10 KONAWE UTARA 15 82 1,11 2 0,0 22 0,30 591 8,01 697 9,44 12 0,16 3.678 49,82 2.995 40,57 0,0 0,0 6.685 90,56 7.382 100
11 KOLAKA TIMUR 13 18 0,12 0,0 0,00 434 2,95 452 3,07 496 3,37 6.550 44,48 7.229 49,09 0,0 0,0 14.275 96,93 14.727 100
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0,00 0 0,0 0 0,00 245 31,65 245 31,65 172 22,22 226 29,20 131 16,93 0 0,0 0 0,0 529 68,35 774 100
13 KOTA KENDARI 15 3.144 6,44 203 0,4 1.511 3,10 5.160 10,58 10.018 20,54 1.437 2,95 18.579 38,08 18.751 38,44 0,0 0,0 38.767 79,46 48.785 100
14 KOTA BAUBAU 17 332 2,05 25 0,2 45 0,28 320 1,98 722 4,46 174 1,08 8.083 49,98 7.194 44,48 0 0,0 0 0,0 15.451 95,54 16.173 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 7.750 2,36 585 0,2 2.889 0,88 21.157 6,44 32.381 9,86 16.423 5,00 134.597 40,99 145.002 44,15 0 0,0 0 0,0 296.022 90,14 328.403 100
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35
PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 33 10 0,12 0 0,00 44 0,51 225 2,61 279 3,23 1.670 19,34 3.806 44,09 2.878 33,34 0 0,0 0 0,0 8.354 96,77 8.633 100
2 MUNA 42 186 2,41 91 1,18 102 1,32 254 3,29 633 8,20 476 6,16 3.252 42,11 3.362 43,53 0 0,0 0 0,0 7.090 91,80 7.723 100
3 KONAWE 24 141 1,79 0 0,00 37 0,47 397 5,04 575 7,30 415 5,27 3.199 40,59 3.692 46,85 0 0,0 0 0,0 7.306 92,70 7.881 100
4 KOLAKA 12 58 1,30 0 0,00 2 0,04 432 9,70 492 11,05 59 1,32 2.933 65,85 970 21,78 0 0,0 0 0,0 3.962 88,95 4.454 100
5 KONAWE SELATAN 23 35 0,47 5 0,07 43 0,58 908 12,16 991 13,27 529 7,08 3.168 42,42 2.781 37,23 0 0,0 0 0,0 6.478 86,73 7.469 100
6 BOMBANA 22 7 0,18 0 0,00 85 2,19 1.670 43,03 1.762 45,40 23 0,59 1.670 43,03 426 10,98 0 0,0 0 0,0 2.119 54,60 3.881 100
7 WAKATOBI 20 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0 0 0,0 0 0,00 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 13 0,36 0 0,00 5 0,14 70 1,96 88 2,47 179 5,02 1.250 35,03 2.051 57,48 0 0,0 0 0,0 3.480 97,53 3.568 100
9 BUTON UTARA 10 29 1,78 3 0,18 10 0,61 172 10,56 214 13,14 135 8,29 959 58,87 321 19,71 0 0,0 0 0,0 1.415 86,86 1.629 100
10 KONAWE UTARA 15 20 1,32 10 0,66 10 0,66 265 17,53 305 20,17 452 29,89 365 24,14 390 25,79 0 0,0 0 0,0 1.207 79,83 1.512 100
11 KOLAKA TIMUR 13 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0 0 0,0 0 0,00 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0,00 0 0,00 0 0,00 2 2,20 2 2,20 0 0,00 44 48,35 45 49,45 0 0,0 0 0,0 89 97,80 91 100
13 KOTA KENDARI 15 60 1,37 0 0,00 2 0,05 272 6,19 334 7,60 215 4,90 1.956 44,54 1.887 42,96 0 0,0 0 0,0 4.058 92,40 4.392 100
14 KOTA BAUBAU 17 36 0,00 0 0,00 0 0,00 231 5,49 267 5,49 346 8,22 1.650 39,18 1.948 46,26 0 0,0 0 0,0 3.944 93,66 4.211 99,15
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 595 1,07 109 0,20 340 0,61 4.898 8,83 5.942 10,72 4.499 8,11 24.252 43,74 20.751 37,43 0 0,0 0 0,0 49.502 89,28 55.444 100
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 37
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
1 BUTON 33 3.764 1.983 5.747 3.522 93,57 1.832 92,4 5.354 93,16 76 2,16 55 3,00 131 2,45
2 MUNA 42 3.402 2.245 5.647 2.792 82,1 2.245 100 5.037 89,20 86 3,08 94 4,19 180 3,57
3 KONAWE 24 2.122 2.259 4.381 2.122 100 2.259 100 4.381 100 10 0,47 12 0,53 22 0,50
4 KOLAKA 12 2.261 2.121 4.382 2.261 100 2.121 100 4.382 100 59 2,61 56 2,64 115 2,62
5 KONAWE SELATAN 23 3.113 2.507 5.620 3.113 100 2.507 100 5.620 100 15 0,48 23 0,92 38 0,68
6 BOMBANA 22 1.731 1.524 3.255 1.731 100 1.524 100 3.255 100 78 4,51 58 3,81 136 4,18
7 WAKATOBI 20 1.020 902 1.922 991 97,2 859 95,23 1.850 96,25 21 2,12 26 3,03 47 2,54
8 KOLAKA UTARA 16 1.322 1.239 2.561 1.322 100 1.239 100 2.561 100 25 1,89 24 1,94 49 1,91
9 BUTON UTARA 10 710 593 1.303 710 100 593 100 1.303 100 21 2,96 17 2,87 38 2,92
10 KONAWE UTARA 15 648 564 1.212 640 98,8 568 101 1.208 99,67 4 0,63 6 1,06 10 0,83
11 KOLAKA TIMUR 13 815 907 1.722 815 100 907 100 1.722 100 5 0,61 4 0,44 9 0,52
12 KONAWE KEPULAUAN 7 295 322 617 295 100 322 100 617 100 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 KOTA KENDARI 15 2.998 3.230 6.228 2.998 100 3.230 100 6.228 100 59 1,97 67 2,07 126 2,02
14 KOTA BAUBAU 17 1.441 1.515 2.956 1.515 105 20 1,32 1.535 51,93 34 2,24 18 90,00 52 3,39
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.642 21.911 47.553 24.827 96,82 20.226 92,31 45.053 94,74 493 1,99 460 2,27 953 2,12
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 38
1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 2.959 96,01 2.769 85,12 5.728 90,42 2.888 93,71 2.717 83,5 5.605 88,48
2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 3.014 107 2.416 79,89 5.489 93,88 2.960 105 2.336 77,2 5.296 90,58
3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 2.258 100 1.808 84,13 4.218 95,71 2.081 92,16 1.945 90,5 4.026 91,35
4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 2.253 96,99 2.113 96,26 4.364 96,59 2.216 95,39 2.079 94,7 4.295 95,06
5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 2.979 99,00 2.604 90,32 5.583 94,76 2.578 85,68 2.883 100 5.518 93,65
6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 1.651 97,17 1.589 95,49 3.240 96,34 1.542 90,76 1.610 96,8 3.152 93,73
7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 914 100 821 83,01 1.876 98,58 914 100 886 89,6 1.866 98,06
8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 1.311 82,04 1.237 82,30 2.548 82,17 1.307 81,79 1.233 82,0 2.540 81,91
9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 676 100 616 92,35 1.292 96,42 599 89,00 662 99,3 1.284 95,82
10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 640 82,37 568 80,34 1.208 81,40 662 85,20 498 70,4 1.160 78,17
11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 910 100 771 88,72 1.744 98,03 897 98,57 765 88,0 1.662 93,42
12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 370 100 174 46,77 617 83,15 242 65,41 239 64,2 481 64,82
13 KOTA KENDARI 15 3.017 3.171 6.188 2.939 97,41 3.164 99,78 6.112 98,77 2.925 96,95 3.118 98,3 6.043 97,66
14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 1.391 87,76 1.566 96,43 2.957 92,15 1.502 94,76 1.449 89,2 2.951 91,96
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.038 25.070 50.108 24.265 96,91 22.216 88,62 46.976 93,75 23.313 93,11 22.420 89,4 45.879 91,56
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 39
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 780 25,31 825 25,36 1.605 25,34
2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 551 19,52 592 19,58 1.143 19,55
3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 610 27,02 582 27,08 1.192 27,05
4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 782 33,66 733 33,39 1.515 33,53
5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 1.287 42,77 1.235 42,84 2.522 42,80
6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 655 38,55 636 38,22 1.291 38,39
7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 385 42,12 417 42,16 802 42,14
8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 492 30,79 531 35,33 1.023 32,99
9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 221 32,84 224 33,58 445 33,21
10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 236 30,37 215 30,41 451 30,39
11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 427 46,92 409 47,07 836 46,99
12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 121 32,70 101 27,15 222 29,92
13 KOTA KENDARI 15 3.120 3.068 6.188 1.246 39,94 1.219 39,73 2.465 39,84
14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 455 28,71 502 30,91 957 29,82
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.141 24.967 50.108 8.248 32,81 8.221 32,93 16.469 32,87
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 40
1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 2.913 94,5 2.807 86,29 5.720 90,29
2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 2.940 104 2.208 73,02 5.148 88,05
3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 2.055 91,0 2.048 95,30 4.103 93,10
4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 1.959 84,3 1.591 72,48 3.550 78,57
5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 2.570 85,4 2.273 78,84 4.843 82,20
6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 1.517 89,3 1.216 73,08 2.733 81,27
7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 996 109 327 33,06 1.323 69,52
8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 1.381 86,4 1.354 90,09 2.735 88,20
9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 689 102 587 88,01 1.276 95,22
10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 639 70,2 583 67,09 1.222 68,69
11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 874 96,0 815 93,79 1.689 94,94
12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 286 77,3 275 73,92 561 75,61
13 KOTA KENDARI 15 3.120 3.068 6.188 2.562 82,1 2.517 82,04 5.079 82,08
14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 1.700 107,3 1.156 71,18 2.856 89,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.141 24.967 50.108 23.081 91,81 19.757 79,13 42.838 85,49
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 41
1 2 3 4 5 6
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 33 3.764 1.983 5.747 1.615 42,91 1.577 79,53 3.192 55,54 2.891 76,81 2.745 138,43 5.636 98,07
2 MUNA 42 3.402 2.245 5.647 1.373 40,36 1.199 53,41 2.572 45,55 919 27,01 908 40,45 1.827 32,35
3 KONAWE 24 2.122 2.259 4.381 1.457 68,66 1.457 64,50 2.914 66,51 101 4,76 97 4,29 198 4,52
4 KOLAKA 12 2.261 2.121 4.382 2.111 93,37 1.947 91,80 4.058 92,61 2.174 96,15 2.084 98,26 4.258 97,17
5 KONAWE SELATAN 23 3.113 2.507 5.620 1.920 61,68 1.805 72,00 3.725 66,28 2.850 91,55 2.271 90,59 5.121 91,12
6 BOMBANA 22 1.731 1.524 3.255 1.318 76,14 1.148 75,33 2.466 75,76 1.458 84,23 1.394 91,47 2.852 87,62
7 WAKATOBI 20 1.020 902 1.922 691 67,75 1.340 148,56 2.031 105,67 919 90,10 900 99,78 1.819 94,64
8 KOLAKA UTARA 16 1.322 1.239 2.561 1.016 76,85 1.037 83,70 2.053 80,16 1.306 98,79 1.182 95,40 2.488 97,15
9 BUTON UTARA 10 710 593 1.303 373 52,54 261 44,01 634 48,66 700 98,59 590 99,49 1.290 99,00
10 KONAWE UTARA 15 648 564 1.212 609 93,98 410 72,70 1.019 84,08 577 89,04 512 90,78 1.089 89,85
11 KOLAKA TIMUR 13 815 907 1.722 800 98,16 684 75,41 1.484 86,18 789 96,81 678 74,75 1.467 85,19
12 KONAWE KEPULAUAN 7 295 322 617 71 24,07 60 18,63 131 21,23 101 34,24 97 30,12 198 32,09
13 KOTA KENDARI 15 2.998 3.230 6.228 2.789 93,03 2.807 86,90 5.596 89,85 3.538 118,01 3.417 105,79 6.955 111,67
14 KOTA BAUBAU 17 1.441 1.515 2.956 1.174 81,47 1.070 70,63 2.244 75,91 1.523 105,69 1.467 96,83 2.990 101,15
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.642 21.911 47.553 17317 67,53 16.802 76,68 34.119 71,75 19.846 77,40 18342 83,71 38.188 80,31
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 2.570 83,39 2.448 75,25 5.018 79,21 2.636 85,53 2.454 75,44 5.090 80,35 2.746 89,10 2.604 80,05 5.350 84,45 2.746 89,10 2.604 80,05 5.350 84,45
2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 2.660 94,23 2.600 85,98 5.260 89,96 2.703 95,75 2.637 87,20 5.340 91,33 2.539 89,94 2.491 82,37 5.030 86,03 2.539 89,94 2.491 82,37 5.030 86,03
3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 2.121 93,93 2.025 94,23 4.146 94,08 2.127 94,20 2.046 95,21 4.173 94,69 2.142 94,86 1.959 91,16 4.101 93,06 2.142 94,86 1.959 91,16 4.101 93,06
4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 1.957 84,24 1.992 90,75 3.949 87,41 1.993 85,79 1.988 90,57 3.981 88,11 1.995 85,88 2.026 92,30 4.021 89,00 1.995 85,88 2.026 92,30 4.021 89,00
5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 2.626 87,27 2.644 91,71 5.270 89,44 2.600 86,41 2.525 87,58 5.125 86,98 2.633 87,50 2.508 86,99 5.141 87,25 2.324 77,23 2.324 80,61 4.648 78,89
6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 1.514 89,11 1.425 85,64 2.939 87,39 1.448 85,23 1.400 84,13 2.848 84,69 1.397 82,22 1.403 84,31 2.800 83,26 1.361 80,11 1.385 83,23 2.746 81,65
7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 824 90,15 852 86,15 1.676 88,07 743 81,29 741 74,92 1.484 77,98 800 87,53 795 80,38 1.595 83,82 800 87,53 795 80,38 1.595 83,82
8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 1.234 77,22 1.320 87,82 2.554 82,36 1.235 77,28 1.320 87,82 2.555 82,39 1.167 73,03 1.352 89,95 2.519 81,23 1.236 77,35 1.333 88,69 2.569 82,84
9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 673 100,0 673 100,90 1.346 100,45 673 100,0 652 97,75 1.325 98,88 673 100,00 635 95,20 1.308 97,61 673 100 635 95,20 1.308 97,61
10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 534 68,73 532 75,25 1.066 71,83 542 69,76 524 74,12 1.066 71,83 529 68,08 531 75,11 1.060 71,43 529 68,08 531 75,11 1.060 71,43
11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 910 100 824 94,82 1.734 97,47 910 100 833 95,86 1.743 97,98 900 98,90 866 99,65 1.766 99,27 910 100 869 100 1.779 100
12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 70 18,92 62 16,67 132 17,79 67 18,11 63 16,94 130 17,52 60 16,22 64 17,20 124 16,71 60 16,22 64 17,20 124 16,71
13 KOTA KENDARI 15 3.120 3.068 6.188 3.120 100 3.117 101,60 6.237 100,79 3.009 96,44 2.949 96,12 5.958 96,28 3.135 100 3.069 100 6.204 100 3.135 100 3.069 100 6.204 100
14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 273 17,22 320 19,70 593 18,48 1.510 95,27 1.432 88,18 2.942 91,68 1.497 94,45 1.438 88,55 2.935 91,46 1.497 94,45 1.438 88,55 2.935 91,46
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.141 24.967 50.108 21.086 83,87 20.834 83,45 41.920 83,66 22.196 88,29 21.564 86,37 43.760 87,33 22.213 88,35 21.741 87,08 43.954 87,72 21.947 87,30 21.523 86,21 43.470 86,75
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 3.078 99,87 3.000 92,22 6.078 95,94 14.630 15.438 30.068 11.879 81,20 12.582 81,50 24.461 81,35 17.712 18.691 36.403 17.708 99,98 15.582 83,37 33.290 91,45
2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 2.668 94,51 2.857 94,48 5.525 94,49 9.775 10.468 20.243 9.310 95,24 9.974 95,28 19.284 95,26 12.598 13.492 26.090 12.443 98,77 12.831 95,10 25.274 96,87
3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 2.027 89,77 1.929 89,76 3.956 89,77 10.909 10.388 21.297 6.199 56,82 5.899 56,79 12.098 56,81 13.167 12.537 25.704 12.936 98,25 7.828 62,44 20.764 80,78
4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 1.051 45,24 985 44,87 2.036 45,06 13.179 12.454 25.633 7.405 56,19 6.945 55,77 14.350 55,98 15.502 14.649 30.151 14.230 91,79 7.930 54,13 22.160 73,50
5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 2.714 90,20 2.600 90,18 5.314 90,19 15.045 14.417 29.462 7.437 49,43 2.127 14,75 9.564 32,46 18.054 17.300 35.354 17.759 98,37 4.727 27,32 22.486 63,60
6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 1.520 89,46 1.493 89,72 3.013 89,59 8.681 8.497 17.178 5.261 60,60 5.122 60,28 10.383 60,44 10.380 10.161 20.541 10.201 98,28 6.615 65,10 16.816 81,87
7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 900 98,47 979 98,99 1.879 98,74 3.653 3.959 7.612 3.577 97,92 3.869 97,73 7.446 97,82 4.567 4.948 9.515 4.553 99,69 4.848 97,98 9.401 98,80
8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 1.300 81,35 1.224 81,44 2.524 81,39 6.528 6.147 12.675 3.843 58,87 3.615 58,81 7.458 58,84 8.126 7.650 15.776 7.828 96,33 4.839 63,25 12.667 80,29
9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 582 86,48 577 86,51 1.159 86,49 2.136 2.116 4.252 2.111 98,83 2.093 98,91 4.204 98,87 2.809 2.783 5.592 2.718 96,76 2.670 95,94 5.388 96,35
10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 609 78,38 556 78,64 1.165 78,50 2.550 2.322 4.872 1.925 75,49 1.752 75,45 3.677 75,47 3.327 3.029 6.356 3.159 94,95 2.308 76,20 5.467 86,01
11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 805 88,46 769 88,49 1.574 88,48 3.372 3.215 6.587 3.362 99,70 3.215 100,00 6.577 99,85 4.282 4.084 8.366 4.177 97,55 3.984 97,55 8.161 97,55
12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 275 74,32 275 73,92 550 74,12 1.394 1.395 2.789 698 50,07 703 50,39 1.401 50,23 1.764 1.767 3.531 1.669 94,61 978 55,35 2.647 74,96
13 KOTA KENDARI 15 3.120 3.068 6.188 1.348 43,21 1.530 49,87 2.878 46,51 12.481 12.273 24.754 11.341 90,87 11.393 92,83 22.734 91,84 15.601 15.341 30.942 13.829 88,64 12.923 84,24 26.752 86,46
14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 1.466 92,49 1.398 86,08 2.864 89,25 6.638 6.803 13.441 4.327 65,19 4.280 62,91 8.607 64,04 8.223 8.427 16.650 8.104 98,55 5.678 67,38 13.782 82,77
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.141 24.967 50.108 20.343 80,92 20.172 80,79 40.515 80,86 110.971 109.892 220.863 78.675 70,90 73.569 66,95 152.244 68,93 136.112 134.859 270.971 131.314 96,47 93.741 69,51 225.055 83,06
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
TABEL 45
1 BUTON 33 6.230 6.576 12.806 4.943 5.009 9.952 79,34 76,17 77,71 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 MUNA 42 6.349 6.799 13.148 4.851 5.121 9.972 76,41 75,32 75,84 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 KONAWE 24 4.910 4.676 9.586 3.687 3.949 7.636 75,09 84,45 79,66 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 KOLAKA 12 6.327 5.980 12.307 4.285 4.020 8.305 67,73 67,22 67,49 47 1,10 45 1,12 92 1,11
5 KONAWE SELATAN 23 7.039 6.743 13.782 6.222 5.881 12.103 88,39 87,22 87,82 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 BOMBANA 22 3.336 3.265 6.601 2.595 2.577 5.172 77,79 78,93 78,35 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 WAKATOBI 20 1.898 2.056 3.954 1.875 1.837 3.712 98,79 89,35 93,88 35 1,87 45 2,45 80 2,16
8 KOLAKA UTARA 16 3.098 2.915 6.013 2.614 2.671 5.285 84,38 91,63 87,89 31 1,19 40 1,50 71 1,34
9 BUTON UTARA 10 1.277 1.264 2.541 1.036 971 2.007 81,13 76,82 78,98 5 0,48 3 0,31 8 0,40
10 KONAWE UTARA 15 1.343 1.224 2.567 1130 1.119 2.249 84,14 91,42 87,61 0 0,00 0 0,00 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 13 2.324 2.215 4.539 2049 1.867 3.916 88,17 84,29 86,27 18 0,88 11 0,59 29 0,74
12 KONAWE KEPULAUAN 7 676 435 1.111 497 475 972 73,52 109,20 87,49 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 KOTA KENDARI 15 7.335 7.213 14.548 4.934 4.862 9.796 67,27 67,41 67,34 13 0,26 16 0,33 29 0,30
14 KOTA BAUBAU 17 2.873 2.946 5.819 2.461 2.494 4.955 85,66 84,66 85,15 75 3,05 75 3,01 150 3,03
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 54.903 54.419 109.322 43.179 42.853 86.032 78,65 78,75 78,70 224 0,52 235 0,55 459 0,53
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 46
1 BUTON 33 14.630 15.438 30.068 5.171 35,35 5.455 35,33 10.626 35,34
2 MUNA 42 9.775 10.468 20.243 9.310 95,24 9.972 95,26 19.282 95,25
3 KONAWE 24 10.909 10.388 21.297 9.196 84,30 5.902 56,82 15.098 70,89
4 KOLAKA 12 13.179 12.454 25.633 3.336 25,31 3.129 25,12 6.465 25,22
5 KONAWE SELATAN 23 15.045 14.417 29.462 10.362 68,87 9.928 68,86 20.290 68,87
6 BOMBANA 22 8.681 8.497 17.178 2.681 30,88 2.777 32,68 5.458 31,77
7 WAKATOBI 20 3.653 3.959 7.612 2.595 71,04 2.814 71,08 5.409 71,06
8 KOLAKA UTARA 16 6.528 6.147 12.675 4.786 73,31 4.705 76,54 9.491 74,88
9 BUTON UTARA 10 2.136 2.116 4.252 1.081 50,61 1.769 83,60 2.850 67,03
10 KONAWE UTARA 15 2.550 2.322 4.872 1.903 74,63 1.844 79,41 3.747 76,91
11 KOLAKA TIMUR 13 3.372 3.215 6.587 1.739 51,57 1.659 51,60 3.398 51,59
12 KONAWE KEPULAUAN 7 1.394 1.395 2.789 701 50,29 700 50,18 1.401 50,23
13 KOTA KENDARI 15 12.481 12.273 24.754 6.846 54,85 6.749 54,99 13.595 54,92
14 KOTA BAUBAU 17 6.638 6.803 13.441 4.672 70,38 4.808 70,67 9.480 70,53
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 110.971 109.892 220.863 64.379 58,01 62.211 56,61 126.590 57,32
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 47
BALITA
JUMLAH BALITA DILAPORKAN DITIMBANG BGM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
(S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
JUMLA JUMLA JUMLA
L P L+P L P L+P L P L+P % % %
H H H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 33 17.712 18.691 36.403 11.613 12.228 23.841 65,57 65,42 65,49 97 0,84 108 0,88 205 0,86
2 MUNA 42 12.598 13.492 26.090 8.664 9.144 17.808 68,77 67,77 68,26 210 2,42 223 2,44 433 2,43
3 KONAWE 24 13.167 12.537 25.704 7.821 8.374 16.195 59,40 66,79 63,01 49 0,63 46 0,55 95 0,59
4 KOLAKA 12 15.502 14.649 30.151 10.583 9.927 20.510 68,27 67,77 68,02 93 0,88 87 0,88 180 0,88
5 KONAWE SELATAN 23 18.054 17.300 35.354 12.206 11.536 23.742 67,61 66,68 67,16 111 0,91 108 0,94 219 0,92
6 BOMBANA 22 10.380 10.161 20.541 6.581 6.594 13.175 63,40 64,90 64,14 58 0,88 63 0,96 121 0,92
7 WAKATOBI 20 4.567 4.948 9.515 4.500 4.496 8.996 98,53 90,86 94,55 11 0,24 9 0,20 20 0,22
8 KOLAKA UTARA 16 8.126 7.650 15.776 5.329 5.261 10.590 65,58 68,77 67,13 23 0,43 26 0,49 49 0,46
9 BUTON UTARA 10 2.809 2.783 5.592 2.436 2.297 4.733 86,72 82,54 84,64 16 0,66 10 0,44 26 0,55
10 KONAWE UTARA 15 3.327 3.029 6.356 2.229 2.210 4.439 67,00 72,96 69,84 17 0,76 15 0,68 32 0,72
11 KOLAKA TIMUR 13 4.282 4.084 8.366 4.139 3.770 7.909 96,66 92,31 94,54 22 0,53 7 0,19 29 0,37
12 KONAWE KEPULAUAN 7 1.764 1.767 3.531 1.038 990 2.028 58,84 56,03 57,43 18 1,73 12 1,21 30 1,48
13 KOTA KENDARI 15 15.601 15.341 30.942 12.182 12.239 24.421 78,08 79,78 78,93 51 0,42 53 0,43 104 0,43
14 KOTA BAUBAU 17 8.223 8.427 16.650 6.822 6.946 13.768 82,96 82,43 82,69 120 1,76 108 1,55 228 1,66
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 136.112 134.859 270.971 96.143 96.012 192.155 70,64 71,19 70,91 896 0,93 875 0,91 1.771 0,92
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
12 KONAWE KEPULAUAN 7 - - - - 0 - 0 - 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 117 133 250 117 100 133 100 250 100
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 49
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
1 BUTON 33 2.739 2.892 5.631 1.613 58,89 1.705 58,96 3.318 58,92 287 158 55,05
2 MUNA 42 3.874 4.149 8.023 2.874 74,19 3.079 74,21 5.953 74,20 309 54 17,48
3 KONAWE 24 2.409 2.295 4.704 2.399 99,58 2.245 97,82 4.644 98,72 325 282 86,77
4 KOLAKA 12 3.020 2.854 5.874 2.800 92,72 2.647 92,75 5.447 92,73 193 73 37,82
5 KONAWE SELATAN 23 3.637 3.483 7.120 1.870 51,42 1.789 51,36 3.659 51,39 333 301 90,39
6 BOMBANA 22 1.876 1.808 3.684 1.520 81,02 1.421 78,60 2.941 79,83 161 83 51,55
7 WAKATOBI 20 1.168 1.266 2.434 1.112 95,21 1.207 95,34 2.319 95,28 115 97 84,35
8 KOLAKA UTARA 16 1.638 1.543 3.181 1.087 66,36 1.034 67,01 2.121 66,68 111 92 82,88
9 BUTON UTARA 10 943 935 1.878 691 73,28 610 65,24 1.301 69,28 77 66 85,71
10 KONAWE UTARA 15 847 771 1.618 554 65,41 505 65,50 1.059 65,45 96 41 42,71
11 KOLAKA TIMUR 13 1.264 1.203 2.467 592 46,84 563 46,80 1.155 46,82 140 44 31,43
12 KONAWE KEPULAUAN 7 418 382 800 226 54,07 201 52,62 427 53,38 49 0 0,00
13 KOTA KENDARI 15 3.809 3.631 7.440 3.290 86,37 3.202 88,19 6.492 87,26 135 109 80,74
14 KOTA BAUBAU 17 1.793 1.795 3.588 1.711 95,43 1.811 101 3.522 98,16 67 65 97,01
JUMLAH (KAB/KOTA) 272 29.435 29.007 58.442 22.339 75,89 22.019 75,91 44.358 75,90 2.398 1.465 61,09
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 75,89 75,91 75,90
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 50
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BUTON 33 126 0,0 0,0 3.102 3.058 6.160 134 4,32 119 3,89 253 4,11 160 65 225 0,0 0,0 - 0,0
2 MUNA 42 309 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
3 KONAWE 24 - 0,0 0,0 - 0,0 0,0 0,0 0,0 - 0,0 0,0 - 0,0
4 KOLAKA 12 - - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
5 KONAWE SELATAN 23 - - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
6 BOMBANA 22 - - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
7 WAKATOBI 20 - - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
8 KOLAKA UTARA 16 110 41 37,27 51 46,36 3.677 3.592 7.269 2.078 56,51 2.060 57,35 4.138 56,93 941 864 1.805 658 69,93 717 82,99 1.375 76,18
9 BUTON UTARA 10 75 20 26,67 20 26,67 1.390 1.221 2.611 475 34,17 397 32,51 872 33,40 214 186 400 10 4,67 17 9,14 27 6,75
10 KONAWE UTARA 15 - - 0,00 - 0,00 - - - 0,0 0,0 0,0 0,0 - 0,0 - 0,00 - 0,00
11 KOLAKA TIMUR 13 148 - 0,00 - 0,00 6.369 10.200 16.569 - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,00 - 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7 50 - 0,00 - 0,00 2.700 2.539 5.239 - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - 0,0 0,00 - 0,00
13 KOTA KENDARI 15 119 108 90,76 128 108 12.591 14.437 27.028 5.887 46,76 7.018 48,61 12.905 47,75 3.055 3.215 6.270 1.899 62,16 2.134 66,38 4.033 64,32
14 KOTA BAUBAU 17 67 17 25,37 32 47,76 3.889 3.722 7.611 2.004 51,53 2.107 56,61 4.111 54,01 761 728 1.489 564 74,11 509 69,92 1.073 72,06
JUMLAH (KAB/ KOTA) 269 1.004 186 18,53 231 23,01 33.718 38.769 72.487 10.578 31,37 11.701 30,18 22.279 30,74 5.131 5.058 10.189 3.131 61,02 3.377 66,77 6.508 63,87
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 52
USILA (60TAHUN+)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 33 8.354 11.538 19.892 4.294 51,40 4.432 38,41 8.726 43,87
2 MUNA 42 8.053 12.080 20.133 343 4,26 252 2,09 595 2,96
4 KOLAKA 12 6.930 6.543 13.473 1.274 18,38 1.203 18,38 2.477 18,38
8 KOLAKA UTARA 16 3.525 3.576 7.101 1.302 36,94 1.307 36,55 2.609 36,74
11 KOLAKA TIMUR 13 4.319 4.165 8.484 1.192 27,60 1.169 28,07 2.361 27,83
13 KOTA KENDARI 15 5.834 6.300 12.134 5.834 100,00 6.300 100,00 12.134 100
14 KOTA BAUBAU 17 3.714 4.795 8.509 446 12,01 1.507 31,43 1.953 22,95
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 66.808 76.620 143.428 14.685 21,98 16.170 21,10 35.061 24,45
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 53
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 136.011 146.740 282.751 11,22 12,23 11,72
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 19.570 19.228 38.798 1,61 1,60 1,61
1.5 Bukan pekerja (BP) 540 642 1.182 0,04 0,05 0,05
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
6 BOMBANA 20.865 21.025 41.890 503 520 1.023 110 121 231
11 KOLAKA TIMUR 20.854 27.575 48.429 724 912 1.636 104 39 143
13 KOTA KENDARI 83.098 106.146 189.244 987 1.789 2.776 638 590 1.228
14 KOTA BAU-BAU 33.606 35.881 69.487 488 518 1.006 175 225 400
0
SUB JUMLAH I 606.414 703.845 1.310.259 4.739 5.891 10.630 1.308 1.287 2.595
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RUMAH SAKIT :
1 RSUD PASAR WAJO 2.733 4.111 6.844 533 685 1.218 0 0 0
2 RSUD MUNA 3.754 4.943 8.697 1.955 2.430 4.385 0 0 0
3 BLUD RSU UNAAHA 0 0 0 0 0
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 29.816 6.324 0 0 0
5 BLUD RSU ANDOOLO 3.778 3.892 7.670 736 804 1.540 0 0 0
6 RSUD BOMBANA 2.666 2.459 5.125 406 964 1.370 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 486 529 1.015 112 100 212 0 0 0
8 RSUD DJAFAR HARUN 5.429 5.207 10.636 32 31 63 0 0 0
9 RSUD BUTON UTARA 196 103 299 140 162 302 0 0 0
10 RSUD OHEO 417 571 988 141 246 387 0 0 0
11 RSUD ABUNAWAS 20.989 21.210 42.199 2.622 3.372 5.994 0 0 0
12 RSUD BAU-BAU 31.634 5.482 0 0 0
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RSU KONKEP 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 BLUD RSU BAHTERAMAS 52.593 54.060 106.653 5.693 6.617 12.310 53 39 92
16 RS. JIWA 4.445 4.007 8.452 357 754 1.111 4.445 4.007 8.452
17 RSU TNI. Dr. ISMOYO 3.910 3.930 7.840 1.200 1.220 2.420 0 2 2
18 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 8.946 10.107 19.053 572 664 1.236 0 0 0
19 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 1.500 652 2.152 0 0 0 0
20 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 27.383 1.751 0 0 0
21 RSU. SANTA ANNA 3.911 3.486 7.397 1.407 2.035 3.442 0 0 0
22 RSU. GRIYA HUSADA 208 175 383 211 263 474 0 0 0
23 RSIA PERMATA BUNDA 351 877 1.228 525 1.054 1.579 0 0 0
24 RSU.PMI 19 30 49 23 506 529 0 0 0
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
25 RSU. ALIYAH 2.374 7.675 10.049 337 1.081 1.418 0 0 0
26 RSU. MURHUM BAU-BAU 506 386 892 645 711 1.356 0 0 0
27 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 Rumah Bersalin Dewi Sartika 589 2.912 3.501 276 1.073 1.349 0 0 0
29 Rumah Bersalin Hati Mulia 563 12.893 13.456 199 1.145 1.344 0 0 0
30 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0
31 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 24 991 1.015 4 237 241 0 0 0
32 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 1.000 1.000 200 200 0 0 0
33 Klinik Bakti Medika Baubau 20 29 49 394 431 825 0 0 0
34 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0
35 Klinik Mekongga Kolala 0 0 0
36 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0
SUB JUMLAH II 120.407 146.235 355.475 18.520 26.785 58.862 4.498 4.048 8.546
0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 726.821 850.080 1.665.734 23.259 32.676 69.492 5.806 5.335 11.141
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1.212.366 1.200.159 2.412.525 1.212.366 1.200.159 2.412.525
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 59,95 70,83 69,05 1,92 2,72 2,88
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2014
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 55
a JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKIT
TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RSUD PASAR WAJO 67 442 616 1.058 12 9 21 12 6 18 27,15 14,61 19,85 27,15 9,74 17,01
2 RSUD MUNA 75 1.955 2.430 4.385 85 79 164 30 23 53 43,48 32,51 37,40 15,35 9,47 12,09
3 BLUD RSU UNAAHA 169 2.523 2.771 5.294 82 65 147 42 30 72 32,50 23,46 27,77 16,65 10,83 13,60
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 143 6.603 164 121 285 109 - - 43,16 - - 16,51
5 BLUD RSU ANDOOLO 40 927 1.023 1.950 25 15 40 18 10 28 27,0 14,7 20,5 19,4 9,8 14,4
6 RSUD BOMBANA 51 406 964 1.370 15 18 33 5 9 14 36,95 18,67 24,09 12,32 9,34 10,22
7 RSUD WAKATOBI 72 1.960 2.461 4.421 16 17 33 9 11 20 8,16 6,91 7,46 4,59 4,47 4,52
8 RSUD DJAFAR HARUN 52 1.380 1.697 3.077 32 31 63 9 16 25 23,19 18,27 20,47 6,52 9,43 8,12
9 RSUD BUTON UTARA 40 140 162 302 9 8 17 6 7 13 64,29 49,38 56,29 42,86 43,21 43,05
10 RSUD OHEO 74 141 246 387 1 2 3 1 - 1 7,09 8,13 7,75 7,09 - 2,58
11 RSUD ABUNAWAS 154 2.622 3.372 5.994 79 87 166 33 37 70 30,13 25,80 27,69 12,59 10,97 11,68
13 RSU. KOLTIM 16
14 RSU KONKEP 12
15 BLUD RSU BAHTERAMAS 371 5.693 6.617 12.310 340 290 630 136 177 313 59,72 43,83 51,18 23,89 26,75 25,43
17 RSU TNI. Dr. ISMOYO 52 1.180 1.182 2.362 28 30 58 8 9 17 23,73 25,38 24,56 6,78 7,61 7,20
18 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 44 572 664 1.236 11 25 36 3 4 7 19,23 37,65 29,13 5,24 6,02 5,66
21 RSU. SANTA ANNA 68 1.407 2.035 3.442 51 39 90 26 24 50 36,25 19,16 26,15 18,48 11,79 14,53
22 RSU. GRIYA HUSADA 55 419 438 857 6 2 8 2 1 3 14,32 4,57 9,33 4,77 2,28 3,50
28 Rumah Bersalin Dewi Sartika 50 342 1.140 1.482 6 3 9 2 - 2 17,54 2,63 6,07 5,85 - 1,35
29 Rumah Bersalin Hati Mulia 62 199 1.145 1.344 2 6 8 - - - 10,05 5,24 5,95 - - -
33 Klinik Bakti Medika Baubau 21 394 431 825 9 8 17 - 22,84 18,56 20,61 - - -
KABUPATEN/KOTA 2.325 24.442 33.021 70.991 989 879 2.161 345 371 937 4,05 2,66 3,04 1,41 1,12 1,32
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
Termasuk Tempat Tidur Bayi baru lahir
TABEL 56
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD PASAR WAJO 67 1.097 5.854 4.684 23,9 16,37 16,96 4,27
3 BLUD RSU UNAAHA 169 5.294 17.422 5.295 28,2 31,33 8,36 1,00
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 143 6.603 38.541 319.938 73,8 46,17 2,07 48,45
5 BLUD RSU ANDOOLO 40 1.950 11.680 9.730 80,0 48,75 1,50 4,99
8 RSUD DJAFAR HARUN 52 3.077 30.500 12.397 160,7 59,17 -3,74 4,03
9 RSUD BUTON UTARA 40 302 908 905 6,2 7,55 45,34 3,00
12 RSUD BAU-BAU 101 4.568 15.736 15.914 42,7 45,23 4,63 3,48
15 BLUD RSU BAHTERAMAS 371 12.310 62.880 50.570 46,4 33,18 5,89 4,11
16 RS. JIWA 205 919 63.617 1.773 85,0 4,48 12,20 1,93
18 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 44 1.798 11.090 - 69,1 40,86 2,76 0,00
19 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 6 90 12.945 12.945 591,1 15,00 -119,5 143,83
20 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 60 1.798 5.964 4.166 27,2 29,97 8,86 2,32
21 RSU. SANTA ANNA 68 1.579 12.945 12.945 52,2 23,22 7,52 8,20
23 RSIA PERMATA BUNDA 35 1.020 2.701 2.617 21,1 29,14 9,88 2,57
29 Rumah Bersalin Hati Mulia 62 100 2.361 2.361 10,4 1,61 202,7 23,61
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 57
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
RUMAH TANGGA
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 33 68.206
65.266 95,7 20.033 30,69
2 MUNA 42 63.635
37.634 59,1 14.751 39,20
3 KONAWE 24 72.745
26.178 36,0 11.680 44,62
4 KOLAKA 12 44.595
14.964 33,6 7.688 51,38
6 BOMBANA 22 36.128
30.523 84,5 16.554 54,23
7 WAKATOBI 20 22.539
20.262 89,9 9.665 47,70
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 58
-1 0
JUMLAH JUMLAH
RUMAH MEMENUHI SYARAT RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT
SELURUH RUMAH YANG RUMAH DIBINA
NO KAB/KOTA PUSKESMAS (RUMAH SEHAT) SYARAT (RUMAH SEHAT)
RUMAH BELUM
DIPERIKSA JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 BUTON 33 56.777 18.876 33,25 37.901 35.603 93,94 - #VALUE! 18.876 33,25
2 MUNA 42 63.418 13.481 21,26 49.937 20.580 41,21 - #VALUE! 13.481 21,26
4 KOLAKA 12 48.134 28.210 58,61 19.924 35.862 74,50 24.860 69,32 24.860 51,65
5 KONAWE SELATAN 23 28.423 14.551 51,19 13.872 - #VALUE! - #VALUE! 14.551 51,19
BOMBANA
6 22 33.568 17.838 53,14 15.730 15.730 100 5.410 34,39 23.248 69,26
8 KOLAKA UTARA 16 26.604 15.981 60,07 12.204 12.204 100 12.204 100 28.185 105,94
9 BUTON UTARA 10 12.484 4.594 36,80 7.890 6.369 80,72 3.075 48,28 7.669 61,43
13 KOTA KENDARI 15 51.143 35.619 69,65 15.524 43.376 279,41 - - 35.619 69,65
14 KOTA BAUBAU 17 26.922 16.528 61,39 10.394 5.617 54,04 1.755 31,24 18.283 67,91
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 432.807 226.800 52,40 207.585 175.341 84,47 47.304 26,98 204.713 47,30
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 59
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 BUTON 33 261.802 4.744 100.280 1.423 40.105 373 4.540 373 4.540 5.378 19.451 4.163 14.987 59.632 22,78
2 MUNA 42 279.928 12.288 116.222 9.261 15.010 57 1420 57 93.383 33 3.945 18 3.945 2.478 13.959 855 13.354 6.302 51.343 2.353 13.354 139.046 49,67
4 KOLAKA 12 244.154 4.064 27.338 3.291 18.923 3.677 22.085 2.734 16.182 3.968 21.060 3.965 21.033 0 - - 0,00 261 1.040 260 1.027 416 175 6.077 73.138 6.075 62.340 119.505 48,95
5 KONAWE SELATAN 23 289.815 7.719 38.595 3.651 18.255 379 290 2 0 18.255 6,30
6 BOMBANA 22 146.072 1.995 39.900 1.460 29.200 717 14.340 468 9.360 1.672 16.720 1.286 12.860 0 0 0 0 75 2.930 62 2.611 21 476 17 333 11 17.364 11 9.724 64.088 43,87
7 WAKATOBI 20 95.157 6.546 32.730 1.215 6.075 29 145 3 145 151 755 77 755 37 45.440 37 45.440 52.415 55,08
8 KOLAKA UTARA 16 136.883 784 3.920 132 660 1.555 7.775 1.555 7.775 590 2.950 590 2.950 193 72.422 177 72.422 0 0 0 - 13 41.701 13 41.701 125.508 91,69
9 BUTON UTARA 10 58.918 2.277 11.385 826 4.130 - 0 0 0,00 0 - 0 0 0 - - 0,00 3 250 3 250 10 5 3.437 14.132 3.435 16.132 20.512 34,81
10 KONAWE UTARA 15 54.752 1.624 8.120 1.374 6.870 - 0 0 0,00 0 - 0 0 0 - 0,00 2 112 2 112 0 0 0 - 953 3.049 953 3.049 10.031 18,32
12 KONAWE KEPULAUAN 7 31.704 125 5.587 125 5.587 751 14.198 754 8.968 14.555 45,91
13 KOTA KENDARI 15 335.889 6.785 6.842 6.754 6.842 342 439 334 439 0 - 0 0 0 - - 0,00 20 18.789 20 18.789 323 587 98 587 4 54.821 4 81.478 108.135 32,19
14 KOTA BAUBAU 17 145.476 629 8.143 530 5.499 1.002 8.584 975 8.379 140 4.504 140 4.505 30 1.826 29 1.811 6 1.293 6 1.293 - - - - 23 82.684 22 8.389 29.876 20,54
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 2.421.745 56.251 432.418 32.411 169.001 7.350 54.643 6.123 135.518 6.370 45.234 5.981 41.348 30 1.826 29 1.811 1.731 105.466 1.253 105.134 8.812 35.228 5.418 30.016 17.608 397.870 13.657 290.575 773.403 31,94
Sumber: …………………
Sumber: (sebutkan)
- Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 60
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
2 MUNA 42 0 0 0 0
3 KONAWE 24 0 0 0 0
6 BOMBANA 22 48 2 2 100
7 WAKATOBI 20 35 0 0 0
9 BUTON UTARA 10 20 1 1 0
10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 0
11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0
12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0
14 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 61
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN,KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
(JAMBAN SEHAT)
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BUTON 33 261.802 852 17.625 294 7.275 41,28 29.760 160.956 29.760 160.956 100 366 8.120 190 8.120 100 2.527 12.635 678 3.390 26,83 11.045 4,22
2 MUNA 42 279.928 716 5.587 610 4.642 83,09 25.711 118.647 24.638 113.267 95,47 95 1.247 6.668 545 43,70 11.496 60.974 1.742 23.710 38,89 159.192 56,87
3 KONAWE 24 223.727 349 5.895 336 5.895 100 36.956 85.545 16.611 85.545 100 761 8.015 607 8.015 100 16.105 31.035 6.169 31.035 100 0,00
4 KOLAKA 12 244.154 - - - - 0 20.895 104.475 20.705 103.525 99,09 63 271 63 271 100 4.152 20.760 4.152 20.760 100 124.556 51,02
5 KONAWE SELATAN 23 289.815 9.674 900 130 900 100 28.890 64.555 11.249 64.555 100 11.203 29.353 2.552 29.353 100 43.288 74.860 11.069 74.860 100 0,00
6 BOMBANA 22 146.072 38 750 38 750 100 13.095 41.387 12.064 37.829 91,40 1.459 4.257 1.169 3.410 80,10 3.899 11.595 3.158 9.396 81,03 50.685 34,70
7 WAKATOBI 20 95.157 - - - 0 18.256 91.280 15.498 77.490 84,89 - - - - - - 561 3.655 - 77.490 81,43
8 KOLAKA UTARA 16 136.883 - - - 0 16.752 82.980 12.558 60.405 72,79 68 342 68 342 100 3.127 15.243 3.127 15.243 100 94.351 68,93
9 BUTON UTARA 10 58.918 1.348 10.560 941 9.736 92,20 7.363 38.131 6.753 35.756 93,77 276 3.079 276 3.079 100 569 2.592 362 1.730 66,74 42.260 71,73
10 KONAWE UTARA 15 54.752 - - - 0 5.114 9.895 5.935 5.114 51,68 308 5.935 281 1.595 26,87 1.138 2.875 549 2.875 100 9.895 18,07
12 KONAWE KEPULAUAN 17 31.704 10 335 9 299 89,25 1.525 9.157 1.414 8.547 93,34 - - - - - 5 28 4 25 89,29 8.871 27,98
13 KOTA KENDARI 15 335.889 - - - 0 55.072 207.876 18.044 90.405 43,49 - - - - - 1.186 3.838 684 2.032 52,94 - 0,00
14 KOTA BAUBAU 17 145.476 8 1.140 32 1.140 100 21.080 111.480 17.761 98.609 88,45 98 727 9 78 10,73 270 1.047 205 961 91,79 1.007 0,69
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.421.745 12.995 42.792 2.390 30.637 71,60 280.469 1.126.364 192.990 942.003 83,63 14.697 61.346 11.883 54.808 89,34 87.762 237.482 32.460 189.672 79,87 579.352 23,92
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 62
TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH TTU
RUMAH SAKIT
NO KECAMATAN PUSKESMAS SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM
SAKIT UMUM
PUSKESMAS
BINTANG
BINTANG
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
RUMAH
SLTP
SLTA
NON
SD
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 33 246 90 52 33 1 - 17 439 127 51,6 60 66,67 37 71,15 33 100 1 100 0 - 17 100 275 62,64
2 MUNA 42 290 96 55 42 1 - 17 501 205 70,7 80 83,33 43 78,18 42 100 1 100 0 - 17 100 388 77,45
4 KOLAKA 12 174 44 23 12 2 8 24 287 134 77,0 41 93,18 21 91,30 12 100 2 100 8 - 23 95,83 241 83,97
6 BOMBANA 22 162 53 26 22 1 - 11 275 123 75,9 42 79,25 18 69,23 22 100 - 0 - 11 100 216 78,55
7 WAKATOBI 20 108 43 24 20 1 - 52 248 107 99,1 42 97,67 24 100 20 100 1 100 0 - 45 86,54 239 96,37
8 KOLAKA UTARA 16 110 44 16 16 1 - 8 195 93 84,5 35 79,55 14 87,50 16 100 1 100 0 - 8 100 167 85,64
9 BUTON UTARA 10 74 40 22 10 1 - 15 162 67 90,5 33 82,50 17 77,27 10 100 1 100 0 - 15 100 143 88,27
10 KONAWE UTARA 15 93 33 16 15 1 - 4 162 93 100 33 100 16 100 13 87 1 100 0 - 4 100 160 98,77
13 KOTA KENDARI 15 98 18 17 15 13 8 111 280 51 52,0 14 77,78 17 100 14 93,33 8 61,54 2 25 54 48,65 160 57,14
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 1.475 499 275 269 32 22 272 2.844 1.088 73,76 409 81,96 228 82,91 202 75,09 16 50,00 16 72,73 207 76,10 2.166 76,16034
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 64
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KAB/KOTA PUSKESMAS MAKANAN MAKANAN
TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL %
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
12 KONAWE KEPULAUAN 7
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 4.811 55 601 480 2.052 3.188 66,26 18 254 82 1.094 1.447 30,08
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 65
MEMENUHI SYARAT
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM TIDAK
PERSENTASE
RUMAH MAKAN/
RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM
TPM DIBINA
MINUM (DAM)
MINUM (DAM)
JASA BOGA
JASA BOGA
RESTORAN
RESTORAN
DEPOT AIR
DEPOT AIR
MAKANAN
MAKANAN
JAJANAN
JAJANAN
TOTAL
TOTAL
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 BUTON 33
409 1 8 45 54 13,20 1252 8 8 0,64
2 MUNA 42
409 14 106 3 286 409 100 303 0 0 0 0 0 0,00
3 KONAWE 24
0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
4 KOLAKA 12
552 4 222 63 263 552 100 453 0 0 0 0 0 0,00
5 KONAWE SELATAN 23
0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
6 BOMBANA 22
3 3 3 100 47 0 0,00
7 WAKATOBI 20
94 0 5 26 48 79 84,04 81 0 0 0 0 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 16
39 0 0,00 82 0 0,00
9 BUTON UTARA 10
162 16 24 20 0 60 37,04 162 0 0 0 0 0 0,00
10 KONAWE UTARA 15
22 0 0 0 0 0 0,00 203 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 13
0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7
162 0 0,00 388 0 0,00
13 KOTA KENDARI 15
60 3 79 0 43 125 208,33 130 0 0 0 0 0 0,00
14 KOTA BAUBAU 17
1447 162 0 28 6 19 1,31 3188 387 3 45 59 88 2,76
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 3359 203 444 185 646 1301 38,73 6289 387 3 53 59 96 1,53
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 66
REKAP PROVINSI
KEMASAN
NO NAMA OBAT
REKAP PROVINSI
KEMASAN
NO NAMA OBAT
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 172.000 -
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 523 691 1.214 -
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 2.955 7.860 10.815 -
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet 1.488 19.400 33.000 52.400 35,22
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet 24.270 8.100 33.500 41.600 1,71
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 45.600 -
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 34.300 120.600 52.700 173.300 -
REKAP PROVINSI
KEMASAN
NO NAMA OBAT
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 5.600 2.400 17.600 20.000 3,57
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol 1.500 2.000 3.500 -
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 16.800 2.736 4.860 7.596 0,45
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul 9.200 1.910 2.290 4.200 -
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 9.564 -
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 15.200 9.620 5.230 14.850 -
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 11.449 20.814 32.263 -
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 22.280 700 14.300 15.000 0,67
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 26.822 595.200 1.069.200 1.664.400 62,05
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampil 594 -
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 1.832.400 8.600 64.200 72.800 -
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 255.000 935.000 1.190.000 -
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 108.100 1.125 1.379 2.504 0,02
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 1.525.400 369 1.164 1.533 0,00
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 1.495 148.000 250.000 398.000 266,22
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 1.755 16.000 79.000 95.000 -
109 Povidon Iodida larutan 10 % Botol 300 ml 750.000 6.800 17.900 24.700 0,03
110 Povidon Iodida larutan 10 % Botol 300 ml 8.000 4.100 25.900 30.000 3,75
111 Prednison tablet 5 mg tablet 33.400 -
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 3.000 2.800 95.700 98.500 32,83
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 11.887 19.042 30.929 -
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 100 100 -
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 28.940 3.456 5.787 9.243 0,32
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 716 8 8 0,01
117 Ringer Laktat larutan infus tablet 8.190 -
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% pot -
119 Salisil bedak 2% kotak 44 44 -
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 24 22 46 -
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial 50 1.320 6.100 7.420 148,40
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 120 1.727 140 1.867 -
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 108.000 6 20 26 -
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial 23.000 57.000 80.000 -
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg botol 8.154 11.900 50.100 62.000 7,60
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 252.000 840 1.135 1.975 0,01
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% kapsul 83.000 266.000 534.000 800.000 9,64
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 2.920 -
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg ampul 552.000 1.900 29.700 31.600 0,06
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml tablet 271 139 410 -
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) ampul 3.600 425.000 3.064.000 3.489.000 969,17
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp tablet 633 1.797 610 2.407 3,80
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 1.532.000 2.321 1.030 3.351 0,00
134 Vaksin Rabies Vero vial 1.440 1.314 120 1.434 -
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 1.620 3.128 1.626 4.754 2,93
136 BCG vial 1.440 2.844 650 3.494 2,43
137 TT vial 414 3.558 1.668 5.226 12,62
138 DT vial 2.951 520 3.471 #DIV/0!
139 CAMPAK 10 Dosis vial 2.520 1.662 728 2.390 0,95
140 POLIO 10 Dosis vial 1.420 1.710 3.130 -
141 DTP-HB vial 2.250 -
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 2.970 -
143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial -
TABEL 67
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 2 14 3 1 6 26
2 RUMAH SAKIT KHUSUS -
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 79
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 101
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 190
3 PUSKESMAS KELILING 450
4 PUSKESMAS PEMBANTU 198
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 5 5
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 13 14
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 5 5
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 100 100
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 2 2
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 3 4
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 5 5
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 1 1
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 18 18
6 APOTEK 2 286 288
7 TOKO OBAT 96 96
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 3 3
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KAB/KOTA PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BUTON 33 15 3,52 146 34,27 210 49,30 55 12,91 426 265 62,21
5 KONAWE SELATAN 23 105 25,86 186 45,81 105 25,86 10 2,46 406 115 28,33
10 KONAWE UTARA 15 0 0,00 39 37,50 119 114,42 0 0,00 158 119 75,32
13 KOTA KENDARI 15 4 3,85 34 32,69 110 105,77 56 53,85 204 166 81,37
JUMLAH (KAB/KOTA) 269 568 18,30 1158 37,32 1114 35,90 263 8,48 3103 1377 44,38
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,15
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 70
1 BUTON 33 242 64 26 5
2 MUNA 42 239 68 31 4
3 KONAWE 24 344 87 60 5
4 KOLAKA 12 135 60 4 5
6 BOMBANA 23 139 48 25 3
7 WAKATOBI 20 100 70 88 5
9 BUTON UTARA 10 91 16 4 5
12 KONAWE KEPULAUAN 7 95 1 8 -
13 KOTA KENDARI 15 64 12 0 -
14 KOTA BAUBAU 17 43 43 16 5
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 71
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH
NO KAB/KOTA PUSKESMAS DESA/
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 72
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A PUSKESMAS - - - - - - - - - -
1 BUTON - - - 10 18 28 10 18 28 4 9 13 - 4 9 13
2 MUNA - - - 13 11 24 13 11 24 3 15 18 - 3 15 18
3 KONAWE - - - 14 23 37 14 23 37 5 7 12 - 5 7 12
4 KOLAKA - - - 6 18 24 6 18 24 2 6 8 - - - 2 6 8
5 KONAWE SELATAN - - - 8 12 20 8 12 20 1 1 2 - 1 1 2
6 BOMBANA - - - 7 10 17 7 10 17 1 5 6 - - - 1 5 6
7 WAKATOBI - - - 1 1 2 1 1 2 - - - - -
8 KOLAKA UTARA - - - 6 11 17 6 11 17 3 6 9 - 3 6 9
9 BUTON UTARA - - - 4 3 7 4 3 7 2 6 8 - 2 6 8
10 KONAWE UTARA - - - 6 15 21 6 15 21 3 4 7 - 3 4 7
11 KOLAKA TIMUR - - - 8 12 20 8 12 20 3 5 8 - 3 5 8
12 KONAWE KEPULAUAN - - - 1 1 2 1 1 2 - - - - -
13 KOTA KENDARI - - - 7 24 31 7 24 31 1 13 14 - 1 13 14
14 KOTA BAUBAU - - - 5 21 26 5 21 26 4 10 14 - 4 10 14
- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 96 180 276 96 180 276 32 87 119 - - - 32 87 119
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
B RUMAH SAKIT - - - - - - - - - -
2 RSUD MUNA 4 4 8 4 5 9 8 9 17 1 1 - 1 - 1
6 RSUD BOMBANA 4 3 7 2 3 5 6 6 12 - 1 1 - - 1 1
7 RSUD WAKATOBI 1 1 2 4 7 11 5 8 13 - 1 1 - - 1 1
10 RSUD OHEO 1 - 1 1 1 2 - 2 1 1 - 1 - 1
11 RSUD ABUNAWAS 9 10 19 11 10 21 20 20 40 1 2 3 - 1 2 3
12 RSUD BAU-BAU 11 2 13 1 2 3 12 4 16 1 3 4 - - - 1 3 4
14 RS. JIWA 2 - 2 4 1 5 6 1 7 2 2 - 2 - 2
22 RSU.PMI - - - - - - - - - - - -
23 RSU. ALIYAH - - - 1 1 - 1 1 1 1 - - 1 1
25 RSIA Mekongga - - - - - - - - - -
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
Keterangan : a termasuk S3
TABEL 73
12 KONAWE KEPULAUAN 59 9 20 29 0 1 1
2 RSUD MUNA 31 18 65 83 0 0 0
6 RSUD BOMBANA 32 24 72 96 1 2 3
7 RSUD WAKATOBI 20 27 43 70 1 4 5
10 RSUD OHEO 12 2 6 8 0
22 RSU.PMI 11 5 7 12 0
23 RSU. ALIYAH 10 4 2 6 0
25 RSIA Mekongga 0 0
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
TABEL 74
TENAGA KEFARMASIAN
2 MUNA - 11 11 - 5 5 - 16 16
3 KONAWE 4 6 10 - 2 2 4 8 12
4 KOLAKA 1 20 21 - 7 7 1 27 28
5 KONAWE SELATAN 7 8 15 - - - 7 8 15
6 BOMBANA 3 20 23 - 9 9 3 29 32
7 WAKATOBI 1 10 11 - 3 3 1 13 14
8 KOLAKA UTARA 2 14 16 1 4 5 3 18 21
9 BUTON UTARA 3 5 8 - 1 1 3 6 9
10 KONAWE UTARA 5 14 19 1 2 3 6 16 22
11 KOLAKA TIMUR - 5 5 - - 5 5
12 KONAWE KEPULAUAN - - - - - - - - -
13 KOTA KENDARI 2 19 21 1 6 7 3 25 28
14 KOTA BAUBAU - 12 12 - 4 4 - 16 16
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 29 154 183 3 46 49 32 200 232
TENAGA KEFARMASIAN
2 RSUD MUNA - 4 4 - 3 3 - 7 7
6 RSUD BOMBANA 3 5 8 - 6 6 3 11 14
7 RSUD WAKATOBI - 4 4 - 2 2 - 6 6
10 RSUD OHEO 2 4 6 1 2 3 3 6 9
11 RSUD ABUNAWAS - 1 1 1 2 3 1 3 4
12 RSUD BAU-BAU 1 6 7 - 6 6 1 12 13
14 RS. JIWA 1 7 8 2 1 3 3 8 11
22 RSU.PMI 2 2 4 - 1 1 2 3 5
23 RSU. ALIYAH - 2 2 - 1 1 - 3 3
25 RSIA Mekongga - - - - -
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
a
Keterangan : termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
TABEL 75
2 MUNA 27 57 84 10 34 44
3 KONAWE 35 59 94 15 15 30
4 KOLAKA 11 23 34 6 12 18
5 KONAWE SELATAN 32 50 82 5 22 27
6 BOMBANA 16 20 36 6 8 14
7 WAKATOBI 8 24 32 8 17 25
8 KOLAKA UTARA 6 25 31 7 9 16
9 BUTON UTARA 4 16 20 8 15 23
10 KONAWE UTARA 11 29 40 6 15 21
11 KOLAKA TIMUR 12 32 44 2 6 8
12 KONAWE KEPULAUAN 4 9 13 1 5 6
14 KOTA BAUBAU 7 26 33 5 24 29
- -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 214 492 706 96 244 340
a b
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
B RUMAH SAKIT - -
2 RSUD MUNA 4 16 20 - 2 2
6 RSUD BOMBANA 8 12 20 1 2 3
7 RSUD WAKATOBI 3 7 10 - 5 5
10 RSUD OHEO 5 9 14 - - -
11 RSUD ABUNAWAS 3 18 21 - 2 2
12 RSUD BAU-BAU 4 5 9 - 4 4
14 RS. JIWA 3 6 9 1 7 8
22 RSU.PMI 1 1 2 -
23 RSU. ALIYAH - 1 1 -
25 RSIA Mekongga - -
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
Keterangan :
a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
b
termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
TABEL 76
1 BUTON 18 37 55 - - - 18 37 55
2 MUNA 13 44 57 - - - 13 44 57
3 KONAWE 16 35 51 - - - 16 35 51
4 KOLAKA 3 19 22 - - - 3 19 22
5 KONAWE SELATAN 18 22 40 - - - 18 22 40
6 BOMBANA 12 24 36 1 20 21 13 44 57
7 WAKATOBI 5 12 17 - 5 12 17
8 KOLAKA UTARA 12 41 53 - 12 41 53
9 BUTON UTARA 2 10 12 - 5 5 2 15 17
10 KONAWE UTARA 7 17 24 - 7 17 24
11 KOLAKA TIMUR 3 9 12 - - - 3 9 12
12 KONAWE KEPULAUAN 4 4 1 1 5 - 5
13 KOTA KENDARI 5 55 60 - 5 55 60
14 KOTA BAUBAU 1 41 42 - - - 1 41 42
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 119 366 485 2 25 27 121 391 512
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B RUMAH SAKIT - - - - -
2 RSUD MUNA - 6 6 - - - - 6 6
6 RSUD BOMBANA - 3 3 1 4 5 1 7 8
7 RSUD WAKATOBI - 4 4 2 - 2 2 4 6
10 RSUD OHEO - 4 4 - - - - 4 4
11 RSUD ABUNAWAS 2 9 11 - 2 9 11
12 RSUD BAU-BAU - 5 5 - - 5 5
14 RS. JIWA 4 11 15 - 4 11 15
22 RSU.PMI - - - - -
23 RSU. ALIYAH - 1 1 - - 1 1
25 RSIA Mekongga - - - - -
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 77
2 MUNA - - - - - - -
3 KONAWE - - - - - - -
4 KOLAKA - - - - - - -
5 KONAWE SELATAN - - - - - - -
6 BOMBANA - - - - - - -
7 WAKATOBI - - - - - - -
8 KOLAKA UTARA - - - - - - -
9 BUTON UTARA - - - - - - -
10 KONAWE UTARA - - - - - - -
11 KOLAKA TIMUR - - - - - - -
12 KONAWE KEPULAUAN - - - - - - -
13 KOTA KENDARI - - - - - - -
14 KOTA BAUBAU - - - - - - -
- - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -
TENAGA KETERAPIAN FISIK
TOTAL
NO UNIT KERJA FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
B RUMAH SAKIT - - - - - - -
1 RSUD PASAR WAJO 2 2 4 - - - 2 2 4
2 RSUD MUNA - 1 1 - - - - 1 1
6 RSUD BOMBANA - - - - - - - - -
7 RSUD WAKATOBI - - - - 1 1 - - - - - - - 1 1
10 RSUD OHEO - 1 1 - - - - 1 1
11 RSUD ABUNAWAS 2 - 2 - 1 1 - 1 1 3 1 4
12 RSUD BAU-BAU 1 7 8 - - - 1 7 8
14 RS. JIWA 1 1 - - - 1 - 1
22 RSU.PMI - - - - - - -
23 RSU. ALIYAH - - - - - - -
25 RSIA Mekongga - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 25 36 - 2 2 - 2 2 1 1 2 12 30 42
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,74
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 78
1 BUTON - - - - - - - - - - 1 1 6 8 14 - - - - - - 2 1 3 - - - - - - 8 10 18
2 MUNA - - - - - - - - - - - - -
3 KONAWE - - - - - - - - - - - - -
4 KOLAKA - - - 1 1 - - 3 3 - - - 1 1 - - - 5 5
5 KONAWE SELATAN - - - - - - - - - - - - -
6 BOMBANA - - - - - - - - - - - - -
7 WAKATOBI - - - - - - - - 1 1 - - - 1 1
8 KOLAKA UTARA - - - - - 4 4 - - - - - - 4 4
9 BUTON UTARA - - - - - - - - - - - - -
10 KONAWE UTARA - - - - - - - - - - - - -
11 KOLAKA TIMUR - - - - 2 2 - - - 1 1 - 1 2 3
12 KONAWE KEPULAUAN - - - - 1 1 2 - - - - - 1 1 2
13 KOTA KENDARI - - - - - - - - - - - - -
14 KOTA BAUBAU - - - 1 1 - 4 4 - - - - - 1 4 5
- - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - 1 1 1 1 2 7 22 29 - - - - - - 2 3 5 1 - 1 - - - 11 27 38
B RUMAH SAKIT - - - - - - - - - - - - -
2 RSUD MUNA 1 - 1 - 1 - 1 1 1 2 1 6 7 - - 1 1 2 1 1 - 6 8 14
6 RSUD BOMBANA - - - - - - - - - - - - -
7 RSUD WAKATOBI 1 2 3 - - - - 1 - 1 - 4 4 - - - - - 2 6 8
10 RSUD OHEO - - - - - 1 1 1 3 4 - - - - - 2 3 5
11 RSUD ABUNAWAS - 1 1 - - - 1 1 5 11 16 - - - 1 1 - - 5 14 19
12 RSUD BAU-BAU 2 5 7 - 2 1 3 - 2 8 10 1 - 1 - 1 3 4 - - 8 17 25
14 RS. JIWA 2 - 2 - - - 2 - 2 - - - - - 4 - 4
22 RSU.PMI - - - - - - - - - - - - -
23 RSU. ALIYAH - - - - - - - - - - - - -
25 RSIA Mekongga - - - - - - - - - - - - -
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 79
1 BUTON 2 5 7 - 2 5 7
2 MUNA 1 11 12 - 1 11 12
3 KONAWE 4 4 8 - 4 4 8
4 KOLAKA 6 5 11 4 9 13 10 14 24
5 KONAWE SELATAN 4 8 12 - 4 8 12
6 BOMBANA 5 5 10 - 5 5 10
7 WAKATOBI 3 7 10 - 3 7 10
8 KOLAKA UTARA 3 8 11 1 3 4 4 11 15
9 BUTON UTARA 3 4 7 - 3 4 7
10 KONAWE UTARA 2 11 13 5 19 24 7 30 37
11 KOLAKA TIMUR 3 6 9 - - - 3 6 9
12 KONAWE KEPULAUAN 2 1 3 - 2 1 3
13 KOTA KENDARI 4 38 42 11 25 36 15 63 78
14 KOTA BAUBAU 5 15 20 1 3 4 6 18 24
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 47 128 175 22 59 81 69 187 256
TENAGA KESEHATAN LAIN
PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B RUMAH SAKIT - - - - -
1 RSUD PASAR WAJO - 1 1 - 1 1
2 RSUD MUNA 1 2 3 2 5 7 3 7 10
3 BLUD RSU UNAAHA - - - - -
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH - - - - -
5 BLUD RSU ANDOOLO 2 1 3 - - - 2 1 3
6 RSUD BOMBANA - - - - -
7 RSUD WAKATOBI 2 9 11 2 2 4 4 11 15
8 RSUD DJAFAR HARUN 1 2 3 - 1 2 3
9 RSUD BUTON UTARA - - - - -
10 RSUD OHEO 1 2 3 - - - 1 2 3
11 RSUD ABUNAWAS - - - - -
12 RSUD BAU-BAU 1 4 5 - - - 1 4 5
13 BLUD RSU BAHTERAMAS - - - - -
14 RS. JIWA - - - - -
15 RSU TNI. Dr. ISMOYO - - - - -
16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI - - - - -
17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - -
18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 1 1 1 - 1
19 RSU. SANTA ANNA - - - - -
20 RSU. GRIYA HUSADA - - - - -
21 RSIA PERMATA BUNDA - - - - -
22 RSU.PMI - - - - -
23 RSU. ALIYAH - - - - -
24 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - - -
25 RSIA Mekongga - - - - -
26 Rumah Bersalin Dewi Sartika - - - - -
27 Rumah Bersalin Hati Mulia - - - - -
28 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - -
29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - -
TENAGA KESEHATAN LAIN
PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 80
1 BUTON 28 12 40 - - - - - - - 28 12 40
2 MUNA 48 25 73 - - - - - - - 48 25 73
3 KONAWE - - - - - - - - - - -
4 KOLAKA 14 8 22 - - - - - - - 14 8 22
5 KONAWE SELATAN - - - - - - - - - - -
6 BOMBANA - - - - - - - - - - -
7 WAKATOBI - - - - - - - - - - -
8 KOLAKA UTARA 10 6 16 - - - - - - - 10 6 16
9 BUTON UTARA 5 6 11 - - - - - - - 5 6 11
11 KOLAKA TIMUR 12 8 20 - - - - - - - 12 8 20
12 KONAWE KEPULAUAN 5 5 10 7 3 10 - - - - - - 12 8 20
13 KOTA KENDARI - 4 4 13 8 21 1 - 1 - - - - - - 14 12 26
14 KOTA BAUABU 8 26 34 4 17 21 12 43 55
- - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 144 112 256 35 32 67 1 - 1 15 21 36 - - - - - - - - - 4 17 125 199 182 381
B RUMAH SAKIT - - - - - - - - - - -
1 RSUD PASAR WAJO 4 13 17 4 2 6 - 2 1 3 - - - - 10 16 26
2 RSUD MUNA - - - 1 1 - - - 5 11 16 6 11 17
6 RSUD BOMBANA - - - 1 1 - - - - 1 - 1
7 RSUD WAKATOBI 4 10 14 2 2 4 - 1 1 2 - - - - 7 13 20
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TENAGA TOTAL
PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK JURU PENUNJANG
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
10 RSUD OHEO 4 2 6 7 7 14 - - - 3 - 3 - - - 1 1 2 15 10 25
11 RSUD ABUNAWAS - - - 2 2 4 - - - - 2 2 4
12 RSUD BAU-BAU 5 6 11 3 8 11 - 1 1 2 - - - - 9 15 24
14 RS. JIWA 13 4 17 26 26 52 - 2 1 3 - - - - 41 31 72
22 RSU.PMI - - - - - - - - - - -
23 RSU. ALIYAH 1 3 4 - - - - - - - 1 3 4
25 RSIA Mekongga - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 61 69 130 104 146 250 1 2 3 24 10 34 - - - - - - 5 - 5 8 12 20 203 239 442
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 81
Sumber : Laporan Tahunan Sub Bag Program Dinkes Prov. Sultra 2014
DATA & INFORMASI SUBBAG PROGRAM
DINKES PROV. SULTRA
Jl. Balai Kota III No. 43 Kendari (0401) 321794
Email: ppa_dinkessultra@yahoo.com
@2015