Anda di halaman 1dari 242

PROFIL KESEHATAN PROVINSI

SULAWESI TENGGARA
Tahun 2014

i
TIM PENYUSUN

Pengarah
dr. H. AsrumTombili, M.Kes
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Ketua
Agusalim, SKM, M.Kes
Sekretaris Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara

Editor
Safiuddin Alibas, SP, ME
Kepala Sub Bagian Program
Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara

Anggota
SijaTiku, SKM
Hefri Mustamin Iga, SKM
Andi Ilham Zulfakar, SKM

Kontributor

Badan Pusat Statistik Sultra; Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Sultra;


UPT Dinas Kesehatan Prov.Sultra;
Rumah Sakit se-Sultra; Bappeda Prov. Sultra, Diknas Prov. Sultra;
Poltekkes Kemenkes Kendari; Akper PPNI Kendari;
Kabid, Kasie dan Programer Lingkup Dinkes Prov. Sultra

ii
DAFTAR GAMBAR
HAL

Gambar 1.1 : Peta kepadatan penduduk provinsi sulawesi tenggara Tahun 2


2014
Gambar 1.2 : Persentase Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Yang Tinggal 3
Di Wilayah Kepulauan Dan Daratan Tahun 2014
Gambar 1.3 : Jumlah Penduduk Sulawesi Tenggara Menurut Jenis Kelamin 3
Tahun 2010-2014
Gambar 1.4 : Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Sulawesi Tenggara 4
Tahun 2014
Gambar 1.5 : Piramida Penduduk Sulawesi Tenggara Tahun 2014 5
Gambar 1.6 : Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan,Inflasi Harga
Dan Pengangguran Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010-
2014 6
Gambar 1.7 : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek
Huruf Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014 8
Gambar 1.8 : Penduduk 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 9
Gambar 2.1 : Jumlah Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d
2014 12
Gambar 2.2 : Status Puskesmas (Rawat Inap Dan Non Rawat Inap) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 12
Gambar 2.3 : Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2010 S.D 2014 13
Gambar 2.4 : Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 13
Gambar 2.5 : Jumlah Puskesmas Poned Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 15
Gambar 2.6 : Jumlah Puskesmas Yang Melaksanakan Kegiatan Pkpr Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 15
Gambar 2.7 : Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2010-2014 18
Gambar 2.8 : Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2010-2014 19
Gambar 2.9 : Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggaratahun 2014 19
Gambar 2.10 : Rasio Posyandu Terhadap Desa/Kelurahan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 20
Gambar 2.11 : Jumlah Desa Siaga, Poskesdes & Polindes Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 21
Gambar 3.1 : Jumlah Dan Jenis Tenaga Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014 24
Gambar 3.2 : Rasio Dan Jenis Tenaga Kesehatan Terhadap 100.000 Penduduk
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 24
Gambar 3.3 : Rasio Dokter Spesialis Terhadap 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 25

v
Gambar 3.4 : Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 26
Gambar 3.5 : Rasio Perawat Terhadap 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 27
Gambar 3.6 : Rasio Bidan Terhadap 100.000 Penduduk Menurut 28
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Gambar 3.7 : Jumlah & Jenis Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Puskesmas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 29
Gambar 3.8 : Rasio tenaga kesehatan terhadap puskesmas provinsi sulawesi 30
tenggara tahun 2010 s.d. 2014
Gambar 3.9 : Rasio & jenis tenaga kesehatan terhadap puskesmas Provinsi
sulawesi tenggara tahun 2014 30
Gambar 3.10 : Rasio Tenaga Bidan Terhadap Desa Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2010 s.d. 2014 31
Gambar 3.11 : Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Rumah Sakit Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 32
Gambar 3.12 : Distribusi Dan Jenis Tenaga Dokter Di Rumah Sakit Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 32
Gambar 3.13 : Jumlah & Jenis Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap (Ptt)
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 34
Gambar 4.1 : Pemanfaatan Dana TP-Bok Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014 41
Gambar 5.1 : Persentase Cakupan Pelayanan K1 Dan K4 Ibu Hamil Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 44
Gambar 5.2 : Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 45
Gambar 5.3 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Fasilitas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggaratahun 2010 s.d 2014 46
Gambar 5.4 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 46
Gambar 5.5 : Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 Dan Cakupan Persalinan Nakes 47
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014
Gambar 5.6 : Proporsi Kelahiran Berdasarkan Tempat Bersalin, Di Indonesia,
Riskesdas Tahun 2013 48
Gambar 5.7 : Proporsi Penolong Persalinan Dengan Kualifikasi Tertinggi Di
Indonesia, Riskesdas Tahun 2013 48
Gambar 5.8 : Cakupan Persalinan Nakes Di Fasyankes Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014 49
Gambar 5.9 : Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (Kf3) Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2010 s.d 2014 50
Gambar 5.10 : Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (Kf3) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 50
Gambar 5.11 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 51
Gambar 5.12 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi sulawesi tenggara tahun 2014 52
Gambar 5.13 : Penyebab Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
s.d 2014 53
Gambar 5.14 : Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 54
Gambar 5.15 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 S.D 2014 54

vi
Gambar 5.16 : Angka Kematian Ibu (Aki) Per 100.000 Kelahiran Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2011 s.d 2014 55
Gambar 5.17 : Angka Kematian Ibu (AKI) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 56
Gambar 5.18 : Proporsi Penggunaan Kb Pada Wus Berstatus Kawin Provinsi
Sulawesi Tenggara, Riskesdas 2013 57
Gambar 5.19 : Persentase Kb Pada Wus Berstatus Kawin Menurut Tenaga
Yang Memberi Pemasangan Kb Provinsi Sulawesi Tenggara,
Riskesdas 2013 57
Gambar 5.20 : Persentase Peserta KB Aktif Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2010 s.d 2014 58
Gambar 5.21 : Persentase Peserta Kb Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 58
Gambar 5.22 : Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 59
Gambar 5.23 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (Bblr) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 60
Gambar 5.24 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 61
Gambar 5.25 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2012 s.d 2014 62
Gambar 5.26 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 62
Gambar 5.27 : Jumlah Kematian Neonatal Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2010 s.d 2014 63
Gambar 5.28 : Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1000 Kelahiran Hidup
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 64
Gambar 5.29 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Dan Kunjungan
Neonatal Lengkap Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d
2014 65
Gambar 5.30 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 65
Gambar 5.31 : Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 66
Gambar 5.32 : Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 67
Gambar 5.33 : Jumlah Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010
s.d 2014 68
Gambar 5.34 : Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 68
Gambar 5.35 : Angka Kematian Bayi Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 69
Gambar 5.36 : Jumlah Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010
– 2014 69
Gambar 5.37 : Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014 70
Gambar 5.38 : Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 Kelahiran Hidup
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 - 2014 70
Gambar 5.39 : Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2010 s.d 2014 71

vii
Gambar 5.40 : Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi 0-6 Bulan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 72
Gambar 5.41 : Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 73
Gambar 5.42 : Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 73
Gambar 5.43 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014 74
Gambar 5.44 : Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 75
Gambar 5.45 : Persentase Cakupan Imunisasi Campak Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 76
Gambar 5.46 : Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 77
Gambar 5.47 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 78
Gambar 5.48 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD &
Setingkat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014 79
Gambar 5.49 : Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2010 s.d 2014 80
Gambar 5.50 : Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 80
Gambar 5.51 : Cakupan penimbangan pada balita di posyandu (D/S) provinsi
sulawesi tenggara tahun 2010 s.d 2014 81
Gambar 5.52 : Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 82
Gambar 6.1 : Jumlah Kasus Baru BTA+ Menurut Kabupaten Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 84
Gambar 6.2 : Proporsi BTA+ DarI Seluruh Kasus TB Paru Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 85
Gambar 6.3 : Angka Notifikasi Kasus (CNR) BTA+ Dan Seluruh Kasus Per
100.000 Penduduk Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2014 86
Gambar 6.4 : CNR BTA+ Menurut Kabupaten/Kota Per 100.000 Penduduk
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 86
Gambar 6.5 : Angka Kesembuhan Dan Keberhasilan Pengobatan TB BTA+
Sulawesi Tenggara Tahun 2010 – 2014 87
Gambar 6.6 : Jumlah Kasus HIV+ Dan AIDS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2009-2014 88
Gambar 6.7 : Proporsi Kasus HIV+ Dan AIDS Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 89
Gambar 6.8 : Proporsi Penderita AIDS Menurut Kelompok Umur Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 89
Gambar 6.9 : Jumlah Kematian Akibat Aids Menurut Jenis Kelamin Di
Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2014 90
Gambar 6.10 : Persentase Kasus Balita Pneumonia Yang Ditemukan Dan
Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014 91
Gambar 6.11 : Angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk provinsi sulawesi
tenggara tahun 2010-2014 92

viii
Gambar 6.12 : Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Tipe & Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 93
Gambar 6.13 : Proporsi Kasus Kusta Yang Tercatat Menurut Jenis Kelamin Dan
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 93
Gambar 6.14 : Persentase Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Kabupaten
Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 94
Gambar 6.15 : Jumlah Kasus Afp (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 96
Gambar 6.16 : Angka Kesakitan (Ir) Demam Berdarah Dengue Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2012-2014 96
Gambar 6.17 : Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 97
Gambar 6.18 : Jumlah Kasus Filariasis Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara 98
Gambar 6.19 : Jumlah Kasus Dan Angka Kesakitan (API) Malaria Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2014 99
Gambar 6.20 : Jumlah Kasus Malaria Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 99
Gambar 6.21 : Persentase Penduduk Menurut Sumber Air Minum Provinsi 102
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Gambar 6.22 : Persentase Penduduk Menurut Jenis Sarana Jamban Rovinsi 102
Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Gambar 6.23 : Persentase Desa Melaksanakan STBM Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 103
Gambar 6.24 : Persentase Rumah Tangga BerPHBS Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 20134 104

ix
DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 1.1 Penduduk Berumur 10 tahun Ke Atas Yang Melek Huruf di


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 7
Tabel 1.2 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota 10
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2013
Tabel 2.1 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk & Rata-Rata Penduduk
Per Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi 14
Tenggara Tahun 2014
Tabel 2.2 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan Di
provinsi sulawesi tenggara tahun 2010-2014 16
Tabel 2.3 Jumlah Tempat Tidur Menurut Status Kepemilikan Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2014 17
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Sarana Kesehatan
Lainnya, Di Institusi Pendidikan, Dinas Kesehatan &Upt
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 33
Tabel 3.2 Persebaran Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 35
Tabel 4.1 Alokasi Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran Di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 37
Tabel 4.2 Anggaran Kesehatan Bersumber APBD Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010- 38
2014
Tabel 4.3 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 39
Tabel 4.4 Realisasi Anggaran TP BOK Menurut Kabupaten/Kota Di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 40
Tabel 6.1 10 Penyakit Terbesar Sulawesi Tenggara Tahun 2014 101

x
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah RT dan
Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin & Kelompok Umur Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014

Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi
Yang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2014

Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, TB Pada Anak dan Case Notification
Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 9 Angka Kesembuhan TB paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut


Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 14 Jumlah kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014
Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

xi
Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014

Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3i) Menurut
Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut
Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 21 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 24 Cakupan Pengukuran Takanan Darah Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 25 Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker
Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa
(KLB) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Nakes dan Pelayanan
Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014

Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia SUbur Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

xii
Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi
Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014
Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin Kanupaten/Kota
provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2014

Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis
Kelamin, Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 43 Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, dan Imunisasi Dasar


Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kab/Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014

Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Menurut
Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Di Timbang Menurut Jenis Kelamin kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 47 Jumlah Balita di Timbang Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis
Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 49 Cakupan Pelayanan (Penjaringan) Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut


Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

xiii
Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut
Jenis kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten
Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di
Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014

Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Sehat Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2014

Tabel 59 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas


(Layak) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi
Syarat Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Tarhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat)
Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014

Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014

Tabel 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Yang memenuhi Syarat Kesehatan Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014

Tabel 66 Persentase ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014

xiv
Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2014

Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (RS) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat


Darurat (Gadar) Level 1 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2014

Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014

Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014

Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2014

Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2014

Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas


Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014

Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2014

Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2014

Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2014

Tabel 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

xv
DAFTAR ISI
Tim Penyusun......................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................................... iii
Kata Sambutan ..................................................................................................................... iv
Daftar Gambar ..................................................................................................................... vii
Daftar Tabel ........................................................................................................................... x
Daftar Lampiran .................................................................................................................... xi
Daftar Isi ..............................................................................................................................xvi
Daftar Singkatan................................................................................................................ xviii

BAB 1 DEMOGRAFI ............................................................................................................... 1


A. KONDISI GEOGRAFIS .............................................................................................. ..1
B. KEADAAN PENDUDUK ................................................................................................ 1
C. KEADAAN EKONOMI .................................................................................................. 5
D. KEADAAN PENDIDIKAN ............................................................................................. 7
E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA........................................................................... 9

BAB 2 SARANA KESEHATAN ............................................................................................... 11


A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT .......................................................................... 11
B. RUMAH SAKIT .......................................................................................................... 16
C. USAHA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) .........................18

BAB 3 TENAGA KESEHATAN................................................................................................ 23


JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN................................................................... 23
1. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS ...........................................................28
2. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ........................................................31
3. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SARANA PELAYANAN
KESEHATAN LAINNYA.................................................................................................. 33
4. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP .................................34

BAB 4 PEMBIAYAAN KESEHATAN....................................................................................... 37


A. ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA................................. 37
B. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT..................................................................38
C. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN................................................................39

BAB 5 KESEHATAN KELUARGA ........................................................................................... 43


A. KESEHATAN IBU....................................................................................................... 43
1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL.........................................................................44
2. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN........................................................................ 46
3. PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS ............................................................................. 49
4. PELAYANAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN ..................................................... 51
5. PELAYANAN KONTRASEPSI ......................................................................................56
B. KESEHATAN ANAK.................................................................................................... 59
1. BERAT BADAN LAHIR BAYI........................................................................................... 60
2. PENANGANA KOMPLIKASI NEONATAL .......................................................................61
3. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL............................................................................. 64
4. PELAYANAN KESEHATAN BAYI...................................................................................... 66
5. PELAYANAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF ....................................................................... 70

xvi
6. CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA ........................................................ 72
7. IMUNISASI .................................................................................................................. 73
8. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA ......................................................................... 77
9. PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT ........................................... 78
C. STATUS GIZI............................................................................................................. 79
1. STATUS GIZI PADA BALITA .......................................................................................... 79
2. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S) .................................................. 81

BAB 6 PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN ................................ 83


A. PENGENDALIAN PENYAKIT ..................................................................................... 83
I. PENYAKIT MENULAR................................................................................................ 83
a. TUBERKOLOSIS PARU .................................................................................................. 79
b. HIV/AIDS .................................................................................................................... 87
c. PNEUMONIA ................................................................................................................ 90
d. KUSTA ........................................................................................................................ 87
e. DIARE......................................................................................................................... 94
f. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)....................................... 94
g. Demam Berdarah Dengue (DBD) .................................................................................. 96
h. FILARIASIS ................................................................................................................. 97
i. MALARIA..................................................................................................................... 98
j. RABIES ..................................................................................................................... 100
k. CHIKUNGUNYA, LEPTOSPIROSIS, ANTRAKS, FLU BURUNG ........................................... 100
II.PENYAKIT TIDAK MENULAR..................................................................................... 100
B. KESEHATAN LINGKUNGAN .................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 105


LAMPIRAN

xvii
DAFTAR SINGKATAN

AFP : Acute Flaccid Paralysis


AIDS : Acute Immunodeficiency Syndrome
AKABA : Angka Kematian Balita
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
AKN : Angka Kematian Neonatal
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
API : Annual Parasite Incidence/Angka Kesakitan Malaria
APS : Angka Partisipasi Sekolah
ASI : Air Susu Ibu
ASI ESKLUSIF : pemberian air susu ibu saja tanpa tambahan makanan dan muniman bayi sejak lahir
sampai usia 6 bulan
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
Bahteramas : Bangun Sejahtera Masyarakat Sultra
BB : Berat Badan
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BOK : Bantuan Operasional Kesehatan
BPS : Badan Pusat Statistik
BTA+ : Basil Tahan Asam Positif
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
CFR : Case Fatality Rate/Angka Kematian
CNR : Case Notification Rate/Angka Penemuan Kasus
CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil
CR : Cure Rate/Angka Kesembuhan
D/S : Cakupan penimbangan Balita di posyandu
DAK : Dana Alokasi Khusus
DAU : Dana Alokasi Umum
DBD : Demam Berdarah Dengue
Dekon : Dekonsentrasi
Dinkes : Dinas Kesehatan
DM : Diabetes Mellitus
dr : Dokter
GF : Global Fund

xviii
HDI : Human Development Index
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IDL : Imunisasi Dasar Lengkap
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
IR : Incidence Rate/Angka Kesakitan
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
K1 : Kunjungan Baru Ibu Hamil
K4 : Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal
KB : Keluarga Berencana
Kesling : Kesehatan Lingkungan
KF3 : Kunjungan Nifas
KH : kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : komunikasi,informasi, dan edukasi
KLB : Kejadian Luar Biasa
KN : Kunjungan Neonatal
KN1 : Kunjungan Neonatal Pertama
Lapertakes : Laporan Tahunan Pembangunan Kesehatan
MAT : Mata Air terlindung
MB : Multi Basiler
MDG’s : Millenium Development Goals
Menkes : Menteri Kesehatan
MI : Madrasah Iptidaiyah
MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda
Nakes : Tenaga Kesehatan
NCDR : New Case Detection Rate
P2M : Pemberantasan Penyakit Menular
P2PL : Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
P4K : program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PAH : Penampungan Air Hujan
PB : Pausi Basiler
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PD3I : Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

xix
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHLN : Pinjaman Hibah Luar Negeri
PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PNS : Pegawai Negeri Sipil
Polindes : Pos Bersalin Desa
Polri : Kepolisian Negara Republik Indonesia
PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : pos pelayanan terpadu
Promkes : Promosi Kesehatan
PSG : Pemantauan Status Gizi
PTM : Penyakit Tidak Menular
PTT : Pegawai Tidak Tetap
PUS : pasangan usia subur
Puskesmas : Pusat kesehatan Masyarakat
Renstra : Rencana Strategis
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RS : Rumah Sakit
RSIA : Rumah Sakit Ibu dan Anak
RT : Rumah Tangga
Salinakes : persalinan oleh tenaga kesehatan
SBP : Sumur Bor dengan Pompa
SD : Sekolah Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
SGP : Sumur Gali dengan pompa
SGT : Sumur Gali Terlindung
SMA : Sekolah Menengah Atas
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SR : Succes Rate/Angka Keberhasilan Pengobatan
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STBP : Survey Terpadu Biologis dan Perilaku
Subbag : Sub Bagian
Sultra : Sulawesi Tenggara
TA : Terminal Air
TB : Tinggi Badan
TB/TBC : Tuberkulosis/Tuberculosis

xx
TNI : Tentara Nasional Indonesia
TP : Tugas Pembantuan
TT : Tempat Tidur (RS)
TT : Tetanus Toxoid
UCI : Universal Child Immunization
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
UKK : Upaya Kesehatan Kerja
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat
UKO : Upaya Kesehatan Olahraga
UKP : Upaya Kesehatan Perorangan
UPT : Unit Pelaksana Teknis
VCT : Voluntary, Counseling and Testing
WHO : World Health Organization
WUS : Wanita Usia Subur

xxi
1 DEMOGRAFI

A. KONDISI GEOGRAFIS

Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang mencakup jazirah (daratan) tenggara
pulau Sulawesi serta pulau-pulau besar dan kecil di sekitarnya (Pulau Muna, Buton, Wawonii,
Kabaena dan Kepulauan Tukang Besi di Laut Banda) dengan luas wilayah daratan sebesar 38.140
km2 atau 3.814.000 ha dan wilayah perairan diperkirakan seluas 110.000 km2 atau 11.000.000 ha.
Secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di
antara 02045’-06015’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di antara 120045’-124030’
Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi
Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan Provinsi NTT di Laut Flores,
sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di Laut Banda dan sebelah barat berbatasan
dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone.
Secara administratif, Provinsi Sulawesi Tenggara pada awal tahun 2014 terdapat 14
kabupaten/kota, tetapi menjelang akhir tahun 2014 terdapat penambahan tiga kabupaten definitif
baru yaitu Kabupaten Muna Barat yang merupakan daerah pemekaran Kabupaten Muna dan
Kabupaten Buton Selatan serta Buton Tengah hasil pemekaran Kabupaten Buton sehingga secara
keseluruhan saat ini terdiri atas 17 wilayah kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Buton, Buton Selatan,
Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka
Utara, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur dan Konawe Kepulauan, dengan dua wilayah kota,
yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau. Meskipun demikian pelaksanaan program dinas kesehatan
dari ketiga kabupaten baru tersebut belum terpisah dari kabupaten induk dan data -data
kesehatannya juga belum dipisahkan sehingga belum bisa ditampilkan pada profil kesehatan edisi
tahun 2014 ini. Pasca otonomi daerah laju pemekaran daerah berjalan sangat cepat yang
berdampak pada pertambahan jumlah kecamatan, desa dan kelurahan. Pada tahun 2014 jumlah
kecamatan se-Sulawesi Tenggara sebanyak 209 kecamatan yang terdiri atas 2.269 desa/kelurahan
(Desa: 1.883; Kelurahan: 372). Data lengkap pembagian wilayah administratif Provinsi Sulawesi
Tenggara dapat dilihat pada tabel 1 lampiran profil ini.
Kondisi topografi tanah di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya memiliki
permukaan yang bergunung-gunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan
bukit-bukit, terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah pertanian dan perkebunan yang
subur. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermukim di sepanjang wilayah pesisir
dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan sebagian yang lain di daerah pedalaman dan
bekerja sebagai petani. Fakta ini membuat Sulawesi Tenggara memiliki keragaman budaya dan adat
istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain, adanya keragaman dalam
berbagai aspek tersebut juga akan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.

B. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data BPS tahun 2014 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 2.412.525
jiwa, tingkat kepadatan penduduk sebesar 62,31 jiwa/km². Kepadatan tertinggi dialami Kota
Kendari sebesar 1.135,18 jiwa/km², diikuti Kota Bau-Bau sebesar 475,88 jiwa/km² dan Kabupaten
Wakatobi 223,39 jiwa/km², sedang kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara sebesar

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 1


10,91jiwa/km2 dan Kabupaten Kolaka Timur 29,35 jiwa/km2. Sebaran tingkat kepadatan penduduk
Sulawesi Tenggara berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 1.1

GAMBAR 1.1
PETA KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Kendari, Buton, Muna, Baubau,


Wakatobi

Kolaka

Kolaka Utara, Bombana,


Konawe Selatan

Konut, Konawe, Koltim,


Konkep, Butur

Sumber : BPS Prov. Sultra (Sultra Dalam Angka 2014)

Gambar 1.1. menunjukkan bahwa meskipun dari segi jumlah, mayoritas penduduk Sulawesi
Tenggara bermukim di wilayah daratan pulau besar Sulawesi (63,81%), berbanding 36,19% yang
tinggal di wilayah kepulauan, tapi kepadatan penduduk wilayah kepulauan lebih tinggi dari daratan,
faktanya 4 dari 6 kabupaten/kota di wilayah kepulauan berpenduduk di atas 90 jiwa/km² sementara di
wilayah daratan rata-rata kurang dari 40 jiwa/km²
Distribusi penduduk yang tinggal di kepulauan dan daratan ditunjukkan pada gambar 1.2.

2
Demografi
GAMBAR 1.2
PERSENTASE PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA
YANG TINGGAL DI WILAYAH KEPULAUAN DAN DARATAN
TAHUN 2014

Penduduk
Kepulauan
36%

Penduduk Daratan
64%

Sumber : BPS Prov. Sultra (Sultra Dalam Angka 2014)

Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 2012-2014 adalah 2,30%
pertahun. Berdasarkan jenis kelamin, laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara sejak tahun
2010 dapat dilihat pada gambar 1.3.

GAMBAR 1.3
JUMLAH PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2010-2014

1,240,000
1,220,000
1,200,000
1,212,500

1,200,025

1,180,000
1,188,226

1,160,000
1,172,385
1,155,748

1,140,000
1,151,870
1,144,091

1,120,000
1,133,773
1,121,826

1,100,000
1,110,760

1,080,000
1,060,000
1,040,000
2010 2011 2012 2013 2014

Laki-Laki Perempuan
Sumber : BPS Prov. Sultra & Profil Kabupaten/Kota

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 3


Dari gambar 1.3 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara baik laki-laki
maupun perempuan relatif stabil dari tahun ke tahun, namun demikian upaya untuk mengatur dan
membatasi jumlah kelahiran sejak dini perlu terus dilakukan untuk mencegah pertambahan penduduk
yang tidak terkendali, yang dapat menimbulkan problem sosial yang lebih kompleks, peran lintas
sektor terutama BKKBN sangat diperlukan di sini. Jika penduduk Sulawesi Tenggara dibandingkan
menurut jenis kelamin, maka terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki relatif sedikit lebih tinggi dari
perempuan dengan rasio 101,40 yang berarti setiap 100 perempuan terdapat 101 sampai 102 laki-
laki, tidak jauh berbeda dengan rasio tahun sebelumnya sebesar 100,35.
Berdasarkan kabupaten/kota, distribusi penduduk Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada
gambar 1.4.

GAMBAR 1.4
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

KOTA KENDARI 335,889


KONAWE SELATAN 280,595
MUNA 279,928
BUTON 261,802
KOLAKA 244,154
KONAWE 223,727
BOMBANA 146,072
KOTA BAUBAU 145,476
KOLAKA UTARA 136,883
KOLAKA TIMUR 117,468
WAKATOBI 95,157
BUTON UTARA 58,918
KONAWE UTARA 54,752
KONAWE KEPULAUAN 31,704

- 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000

Sumber : BPS Prov. Sultra & Profil Kabupaten/Kota

Dari gambar 1.4 tampak bahwa kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah
Kota Kendari, sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Konawe Kepulauan, hal ini tidak terlepas
dari status Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang menjadi pusat kegiatan
ekonomi, pendidikan dan pemerintahan, yang membawa konsekwensi sebagai kota tujuan urbanisasi
dari daerah sekitarnya, sedangkan Konawe Kepulauan adalah daerah otonomi baru hasil pemekaran
Kabupaten Konawe yang hanya berupa sebuah pulau yang relatif kecil sehingga penduduknya juga
terbatas.

4
Demografi
GAMBAR 1.5
PIRAMIDA PENDUDUK SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

(12,570) 75+ 17,151


(11,512) 70 - 74 13,969
(17,389) 65 - 69 18,631
(25,103) 60 - 64 26,508
(34,992) 55 - 59 32,340
(46,273) 50 - 54 46,641
(58,668) 45 - 49 57,459
(74,081) 40 - 44 71,476
(87,406) 35 - 39 87,728
(91,486) 30 - 34 93,464
(102,599) 25 - 29 106,421
(105,065) 20 - 24 109,444
(116,060) 15 - 19 113,984
(134,263) 10 - 14 126,553
(148,766) 5-9 139,834
(146,269) 0-4 138,423
Perempuan Lak-Laki
Sumber : BPS Prov. Sultra (Sultra Dalam Angka 2014)

Gambar 1.5. menunjukkan bahwa struktur penduduk Sulawesi Tenggara termasuk dalam
struktur penduduk muda (0-24 tahun) yang mencapai 53%, tapi bila dibandingkan dengan struktur
penduduk tahun 2013, terjadi pergeseran jumlah pada kelompok umur tertentu, yang paling signifikan
terjadi pada kelompok umur 50-54 tahun yang jauh menurun dibandingkan tahun 2013, sebaliknya
pada kelompok umur 30-49 tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun
sebelumnya. Meskipun demikian, secara keseluruhan gambar piramida di atas menunjukan masih
dominannya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 20-29 tahun, baik laki-laki
maupun perempuan.
Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, kabupaten/kota, wilayah
dan rasio tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 lampiran profil ini.

C. KEADAAN EKONOMI

Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan
keberhasilan pembangunan suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa selama tahun 2008-2014,
pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara menunjukkan kecenderungan meningkat
dibandingkan periode sebelumnya, meskipun mengalami fluktuasi, tapi terjadi peningkatan yang
cukup signifikan, terutama dalam 2 tahun terakhir (2013 & 2014). Rata-rata pertumbuhan ekonomi
pada periode ini juga masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional pada periode tahun
yang sama.
Kondisi perekonomian tentu tidak terlepas dari tingkat inflasi dan pengangguran di suatu
daerah. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada kurun waktu lima tahun terakhir (2010-
2014) cenderung berfluktuasi antara 15.28% hingga 2.41%. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada
tahun 2010 (15.28), hingga pada tahun 2010 tingkat inflasi turun secara signifikan menjadi 2.41%
dan pada tahun 2014 relatif stabil pada angka 4.65%. Tingkat pengangguran juga menjadi salah

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 5


satu variabel yang menentukan keadaan ekonomi suatu daerah. Dengan merujuk pada data BPS,
tingkat pengangguran menurun dari 6.50% pada tahun 2010 menjadi 3.06% pada tahun 2014.
Gambar 1.6 di bawah ini menunjukkan indikator perekonomian Sultra tahun 2010-2014.

GAMBAR 1.6
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN,INFLASI HARGA DAN PENGANGGURAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010-2014

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
2010 2011 2012 2013 2014
Tingkat Pengangguran 6.50 5.73 4.74 4.61 3.06
Inflasi Harga 15.28 4.60 2.41 7.53 4.65
Pertumbuhan Ekonomi 7.27 7.42 7.38 8.17 10.10
Penduduk Miskin 19.53 18.93 17.05 14.56 13.71

Sumber: Statistik Kesra Sultra, BPS Sultra 2014

Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan pengangguran, tingkat kemiskinan juga
merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi ekonomi. Kemiskinan telah
lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah baik pusat maupun
daerah dan berbagai kalangan.
Penduduk miskin (Statistik Kesra) didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya
kurang dari kebutuhan yang diperlukan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya.
Dalam prakteknya pengukuran antara lain dilakukan berdasarkan kecukupan pengeluaran konsumsi
makanan dan non makanan. Jumlah penduduk miskin 465.400 orang atau 19.53% pada tahun
2010, secara persentase terus mengalami penurunan menjadi 13.71% pada tahun 2014.
Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan.
Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat terkait
dengan daya beli atau tingkat ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam
pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan
tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan individu terutama bayi dan Balita. Fenomena gizi
buruk dan kurang sering dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk, jika merujuk pada fakta
keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan gizi buruk, dan penyakit yang berhubungan
dengan kekurangan vitamin (Xeropthalmia, Scorbut, dll).
Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu mendorong
kemajuan SDM, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok negeri terutama wilayah
yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal karena
beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana
dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan
prasarana terhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di
daerah tertinggal mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.

6
Demografi
D. KEADAAN PENDIDIKAN

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam mengukur
tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi
terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi
keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai
kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkat kepesertaan sekolah.
Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka Melek
Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf
latin atau huruf lainnya, sayangnya belum ada data terbaru untuk angka melek huruf yang
dikeluarkan oleh BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, tapi bila merujuk pada data tahun
sebelumnya,persentase penduduk Sulawesi Tenggara yang dapat membaca huruf latin pada 2012
sebesar88.60%. Kabupaten/Kota dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Kota Kendari
sebesar 97,87 %, diikuti oleh Kabupaten Konawe Utara sebesar 95,32 % dan Kolaka sebesar 93,91
%. Sedangkan persentase melek huruf terendah adalah Kabupaten Bombana (49.40%), diik uti
Kabupaten Buton Utara (66.96%), Kabupaten Buton (87,49%), dan Kabupaten Muna (89,77%).
Untuk 2 kabupaten baru yaitu Kolaka Timur dan Konawe Kepaulauan data statistik belum tersedia.
Persentase kemampuan membaca dan menulis pada penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut
kabupaten/kota tahun 2014ditunjukkan pada tabel 1.1

TABEL 1.1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PENDUDUK MELEK HURUF


No KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI (%) PEREMPUAN (%)
PEREMPUAN (%)
1 2 3 4 5
1 Buton 97.47 83.90 87.49
2 Muna 95.63 84354 89.77
3 Konawe 95.44 9.20 93.36
4 Kolaka 94.77 93.00 93.91
5 Konsel 95.21 90.77 93.05
6 Bombana 49.28 49.52 49.40
7 Wakatobi 92.55 90.00 91.21
8 Kolaka Utara 94.22 91.06 92.69
9 Buton Utara 69.43 64.47 66.96
10 Konawe Utara 97.58 92.79 95.32
11 Kota Kendari 98.99 96.75 97.87
12 Kota Bau-bau 95.32 90.52 92.86
Sulawesi Tenggara 90.81 86.39 88.60

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase melek huruf pada laki-laki lebih besar
dibandingkan perempuan, yaitu 90.81% berbanding 86.39%. Perbandingan persentase melek huruf

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 7


berdasarkan jenis kelamin menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara ditunjukan pada
gambar 1.7.
GAMBAR 1.7
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

105

100

98.99
95

97.58

96.75
96.53
95.63

95.44

95.32
95.21

95.15
94.77

94.22
93.82
90 93

92.79
92.55
91.47

91.2

91.06
90.77

90.52

90.19
90.07

90
85

87.42
84.54
83.9

80

75

Laki-Laki Perempuan

Sumber: Statistik Kesra Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Status pendidikan dilihat dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki ataupun perempuan
yang menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada.Untuk tahun 2014 ini
belum ada data yang dikeluarkan oleh BPS Sulawesi Tenggara sehingga data yang ditampilkan lagi -
lagi merujuk pada data tahun 2012, persentase penduduk berumur 10tahun keatas yang tidak
memiliki ijazah/STTB di Sulawesi Tenggara, laki-laki (25.63%) lebih rendah dari perempuan
(25.86%), namun pada pendidikan lanjut SLTA/MA persentase laki–laki (23.05%) lebih tinggi dari
perempuan (19.18%). Perbedaan yang tidak terlalu signifikan juga ditunjukkan pada tingkat
akademi/universitas, dimana laki-laki (6,90%) sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan (6,06%).
Hal ini menunjukkan secara umum di Provinsi Sulawesi Tenggara laki-laki mempunyai kesempatan
lebih besardalam melanjutkan pendidikan dibandingkan dengan perempuan, terutama tingkat SLTA
dan pendidikan tinggi (universitas).
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2014 ditunjukkan pada gambar 1.8.

8
Demografi
GAMBAR 1.8
PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

Akademi/DIPL
ke atas; 6,48%

TIDAK/BLM
SLTA/sederaj TAMAT SD,
at, 21.11% 25.75%

SLTP/sederaj
at, 18.80% SD/sederajat
, 27.86%
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sultra Tahun 2014

Disamping penduduk melek huruf dan status pendidikan yang ditamatkan, hal lain yang
menggambarkan keadaan pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu angka
yang menjelaskan besarnya persentase penduduk yang duduk di bangku sekolah. A ngka Partisipasi
Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra dikategorikan menjadi 4 kelompok umur, yaitu 10-12 tahun
mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, 16-18 tahun mewakili
umur setingkat SMU, dan 19-24 tahun untuk akademi dan perguruan tinggi.

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan suatu ukuran standar


pembangunan manusia yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index
(DHI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek
huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidup dimensi
umur panjang dan sehat. Selanjutnya angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan
capaian pembangunan bidang pendidikan. Sedangkan indikator kemampuan daya beli masyarakat
terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita
sebagai pendekatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup lebih layak.

Sampai tahun 2013, Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Tenggara yang dikeluarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam lima tahun terakhir menunjukkan trend yang terus meningkat,
dengan rata-rata IPM provinsi mencapai 71,73, capaian ini sedikit dibawah rata-rata nasional yang
telah mencapai 73,81. Kabupaten/kota dengan IPM tertinggi tahun 2013 dicapai oleh Kota Kenda ri
dengan 77,02, diikuti Kota Baubau sebesar 75,10. Capaian IPM kedua kota tersebut relatif lebih
tinggi dibandingkan kabupaten lainnya karena statusnya sebagai kota yang memiliki sarana dan
fasilitas umum yang lebih baik dan lebih lengkap, disamping sebagai destinasi ekonomi, bisnis dan
pendidikan di daerah Sulawesi Tenggara. Untuk IPM terendah terdapat di Kabupaten Konawe
Kepulauan dan Kolaka Timur dengan capaian masing-masing 66,04 dan 68,59. Kondisi ini tidak
terlepas dari status kedua kabupaten yang baru memekarkan diri pada tahun 2014, sehingga
kegiatan pelaksanaan program pembangunan serta data-datanya masih dalam tahap transisi dari
kabupaten induk.

Data selengkapnya mengenai IPM di Sulawesi Tenggara tahun 2010-2013 dapat dilihat pada
tabel 1.2.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 9


Tabel 1.2.
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010-2013

Kode Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013

7401 Buton 68.24 68.80 69.34 69.95 70.35


7402 Muna 67.03 67.45 67.95 68.35 68.97
7403 Konawe 69.27 69.77 70.42 70.95 71.67
7404 Kolaka 70.41 70.83 71.46 72.00 72.39
7405 Konawe Selatan 69.24 69.42 69.80 70.24 70.70
7406 Bombana 66.63 67.20 67.85 68.51 69.67
7407 Wakatobi 66.70 67.20 68.04 68.78 69.77
7408 Kolaka Utara 68.50 68.93 69.33 69.87 70.65
7409 Buton Utara 67.62 68.07 68.86 69.31 70.13
7410 Konawe Utara 67.97 68.38 69.24 69.84 70.66
7411 Kolaka Timur - - - - 68.59
7412 Konawe Kepulauan - - - - 66.04
7471 Kota Kendari 75.31 75.66 76.07 76.51 77.02
7472 Kota Bau-Bau 72.87 73.48 74.10 74.58 75.10
7400 SULAWESI TENGGARA 69.52 70.00 70.55 71.05 71.73
Sumber: BPS Nasional Tahun 2014

10
Demografi
2 SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi : puskesmas, rumah sakit, sarana
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), sarana kefarmasian dan alat kesehatan

A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 dikatakan bahwa


Puskesmas adalah salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan
penting dalam sistem ketahanan nasional khususnya sistem upaya kesehatan. Kesehatan, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam mendukung terwujudnya kecamatan sehat
dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKP) dan penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer, dan pusat layanan
kesehatan perorangan primer, puskesmas berkewajiban memberikan upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan wajib yang terdiri dari :
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan anak dan KB
4. Upaya Perbaikan Gizi
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan.

Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara dalam perkembangannya dari tahun ke tahun terus
menunjukkan peningkatan baik jumlah maupun status. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan
akses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang berada di daerah
terpencil. Perkembangan jumlah puskesmas tahun 2010-2014 ditunjukkan pada gambar 2.1.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 11


GAMBAR 2. 1
JUMLAH PUSKESMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 S.D 2014
275
270
265 269
260 264
255
250 252
245 248
240 240
235
230
225
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014

Gambar di atas menunjukkan peningkatan jumlah puskesmas dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014. Begitu juga dengan status puskesmas yaitu puskesmas rawat inap dan non
rawat inap tiap tahun mengalami peningkatan. Status puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 2.2

GAMBAR 2. 2
STATUS PUSKESMAS (RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 S.D 2014

300

250

200
185 183
172 177 175
150

100

50 68 71 77 79 86

0
2010 2011 2012 2013 2014

RAWAT INAP NON RAWAT INAP

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014

Dari gambar di atas diketahui bahwa status puskesmas rawat inap dalam kurun waktu 5
tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2010 sebanyak 68 puskesmas, tahun 2011
sebanyak 71, tahun 2012 sebanyak 77, tahun 2013 sebanyak 79, dan tahun 2014 meningk at
menjadi 86 puskemas rawat inap. Salah satu indikator untuk menggambarkan terpenuhinya
kebutuhan pelayanan primer oleh puskesmas adalah rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk.

12
Sarana Kesehatan
Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara tahun 2010-2014 ditunjukkan
pada gambar 2.3.
GAMBAR 2. 3
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 S.D 2014
3.4

3.35
3.36
3.35
3.3
3.28
3.25 3.27

3.2 3.22

3.15

3.1
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014

Rasio puskesmas per 30.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 sebesar 3.35
berarti setiap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara dilayani 3-4 puskesmas, rasio tertinggi
terdapat di Konawe Utara yaitu sebesar 8.22 dan rasio terendah di kota Kendari sebesar 1.34.
Berikut ini adalah rasio puskesmas menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara tahun 2014.

GAMBAR 2. 4
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Kendari 1.34
Kolaka 1.47
Konawe Selatan 2.46
Konawe 3.22
Kolaka Timur 3.32
Prov. Sultra 3.35
Baubau 3.51
Kolaka Utara 3.51
Buton 3.78
Muna 4.5
Bombana 4.52
Buton Utara 5.09
Wakatobi 6.31
Konawe Kepulauan 6.61
Konawe Utara 8.22
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014

Dari gambar di atas diketahui bahwa rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk tertinggi
di Konawe Utara yakni sebesar 8.22, kemudian Konawe Kepulauan sebesar 6.61, dan rasio terendah
di Kota Kendari sebesar 1.34 dan Kolaka sebesar 1.47. Rasio puskesmas ini belum menggambarkan

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 13


kondisi real akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar, sebagai contoh di Konawe
Utara, Konawe Kepulauan dan Wakatobi memiliki rasio puskesmas yang tinggi disebabkan karena
jumlah penduduk yang relatif sedikit sedangkan wilayah kerja sangat luas.

TABEL 2.1
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK & RATA-RATA PENDUDUK PER PUSKESMAS
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Rata-rata
RASIO PUSK/
No KAB/KOTA Penduduk per
30.000 Penduduk
Puskesmas
1 Buton 3.78 7.937
2 Muna 4.50 6.667
3 Konawe 3.22 9.317
4 Kolaka 1.47 20.408
5 Konawe Selatan 2.46 12.195
6 Bombana 4.52 6.637
7 Wakatobi 6.31 4.754
8 Kolaka Utara 3.51 8.547
9 Buton Utara 5.09 5.894
10 Konawe Utara 8.22 3.650
11 Kolaka Timur 3.32 9.036
12 Konawe Kepulauan 6.61 4.539
13 Kota Kendari 1.34 22.388
14 Kota Baubau 3.51 8.547

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014

Tabel diatas menunjukkan bahwa puskesmas yang melayani penduduk terbanyak terdapat
di Kota Kendari, di mana setiap puskesmas di Kota Kendari rata-rata melayani 22.388 penduduk,
disusul Kolaka dengan 20.408 penduduk/puskesmas.
Selain enam upaya kesehatan wajib yang diberikan di Puskesmas juga menyelenggarakan
upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat berupa
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED), Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR), Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Olahraga.

1. Puskesmas Dengan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED),


Pada tahun 2014 jumlah puskesmas mampu PONED Sulawesi Tenggara sebanyak 69
puskesmas, tertinggi di Buton sebanyak 14 puskesmas dan terendah di Konawe Kepulauan dengan
hanya 1 puskesmas PONED. Distribusi puskesmas PONED menurut kabupaten/kota ditunjukan pada
gambar 2.5.

14
Sarana Kesehatan
GAMBAR 2. 5
JUMLAH PUSKESMAS PONED MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 1
Konawe Utara 2
Buton Utara 2
Kolaka Timur 3
Kolaka 3
Baubau 4
Kota Kendari 5
Kolaka Utara 5
Wakatobi 5
Muna 6
Bombana 7
Konawe Selatan 7
Konawe 7
Buton 12

0 2 4 6 8 10 12
Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2014

2. Puskesmas Dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)


Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dilaksanakan di Puskesmas
terdiri dari penyuluhan, pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang, konseling,
pendidikan keterampilan hidup sehat, pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya serta
pelayanan rujukan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah kelompok remaja sekolah dan
kelompok luar sekolah misalnya kelompok anak jalanan, karang taruna, remaja masjid/gereja,
asrama dan kelompok remaja lainnya.
Kegiatan PKPR Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 hanya kegiatan pelatihan PKPR bagi
petugas puskesmas. Berikut adalah jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan PKPR tahun
2014.

GAMBAR 2.6
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PKPR MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Kolaka Utara 3
Buton Utara 4
Bombana 5
Konawe Utara 5
Konawe 7
Baubau 7
Konawe Selatan 8
Kolaka 9
Wakatobi 10
Kota Kendari 13
Muna 17
Buton 21

0 5 10 15 20 25

Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA, 2014

Dari gambar diatas diketahui bahwa kabupaten dengan puskesmas yang sudah
melaksanakan kegiatan PKPR tertinggi di Buton sebesar 21 puskesmas kemudian Muna 21

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 15


puskesmas dan terendah di Kolaka Utara hanya 3 puskesmas dan Buton Utara 4 puskesmas.
Kegiatan PKPR yang dilakukan di puskemas yakni penyuluhan dan konseling tentang kesehatan
reproduksi bagi remaja.

B. RUMAH SAKIT
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang
perizinan rumah sakit mengelompokan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah sakit
publik dan rumah sakit privat. Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit yang dikelolah pemerintah,
pemerintah daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah
rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan atau
persero.

1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit


Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana pelayanan
kesehatan rujukan adalah ketersediaan rumah sakit. Untuk mengetahui ketersediaan rumah sakit
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dilakukan dengan menghitung rasio
ketersediaan tempat tidur dengan jumlah penduduk. Selama kurun waktu tahun 2010 – 2014
jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
Peningkatan jumlah rumah sakit tahun 2010-2014 ditunjukkan pada tabel 2.2.

TABEL 2.2
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010-2014

Status JUMLAH RUMAH SAKIT


No
Kepemilikan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pemerintah 3 3 2 2 2
2 Pemerintah 11 12 12 12 14
Kab/Kota
3 TNI Polri 3 3 3 3 3
4 BUMN 1 1 1 1 1
5 Khusus - - - - -
6 Swasta Umum 5 5 6 5 6
7 Swata 7 5 5 6 5
(RS/klinik
bersalin)
8 RSIA 2 2 2 2 1
9 Klinik umum 1 2 4 - 4
Swasta
Total 32 33 34 31 36

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Tabel 2.2 menunjukkan jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010
sebanyak 32 RS, tahun 2011 sebanyak 33 RS dan Tahun 2012 sebanyak 34 RS, tahun 2013
sebanyak 31 RS, dan tahun 2014 sebanyak 36 RS. Jumlah tersebut termasuk RS Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/Polri, BUMN, RS Swasta, RSIA, Rumah Bersalin dan Klinik

16
Sarana Kesehatan
Umum Swasta. Daftar nama RS dapat dilihat pada tabel 54 - 56 lampiran profil kesehatan ini.
Peningkatan jumlah rumah sakit tentu akan diikuti dengan peningkatan jumlah tempat tidur rumah
sakit. Peningkatan jumlah tempat tidur RS menurut status kepemilikan tahun 2010-2014
ditunjukkan pada tabel 2.3.

TABEL 2.3
JUMLAH TEMPAT TIDUR MENURUT STATUS KEPEMILIKAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010-2014

Status TT TT TT TT TT
No
Kepemilikan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pemerintah 414 437 472 526 576
Provinsi
2 Pemerintah 694 848 932 938 1.066
Kab/Kota
3 TNI Polri 74 85 79 103 102
4 BUMN 60 60 60 60 60
5 Khusus - - - - -
6 Swasta umum 171 223 247 296 315
7 Swata (RS/Klinik 129 99 99 88 171
bersalin)
8 RSIA Swasta 59 59 59 123 35
Jumlah 1.601 1.811 1.948 2.068 2.325

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Laporan Tahunan Program BUK 2014

Tabel 2.3 menunjukkan jumlah tempat tidur rumah sakit selama kurun waktu 5 tahun
terakhir mengalami peningkatan bila tahun 2010 baru terdapat 1.601 TT, tahun 2011
meningkat menjadi 1.811 TT, tahun 2012; 1.948 TT, tahun 2013; 2.068 TT dan tahun 2014;
2.325 TT. Penambahan tempat tidur untuk rumah sakit terbanyak di rumah sakit pemerintah
kabupaten/kota. Penambahan ini disebabkan bertambahnya jumlah rumah sakit yaitu Rumah
Sakit Daerah Konawe Kepulauan, dan Rumah Sakit Daerah Kolaka Timur.
Jika dilihat berdasarkan rasio tempat tidur rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2010 - 2014 terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2014 rasio TT RS terhadap
penduduk dapat dikatakan sudah memenuhi standar kebutuhan yang ditetapkan, yaitu 1 : 1.608
dari standar 1 : 1.500. Rasio tempat TT rumah sakit terhadap penduduk ditunjukkan pada
gambar 2.4.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 17


GAMBAR 2.7
RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010-2014

4000

3500
1,608
3000 1,574
1,519
2500 1,400 1,538
2000

1500
2068 2325
1000 1601 1811 1574
500

0
2010 2011 2012 2013 2014

Tempat Tidur Ratio


Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 dan Laporan Tahunan Program BUK 2014

Gambar 2.7 menunjukkan, secara umum rasio tempat tidur rumah sakit di Sulawesi Tenggara
sudah mencapai standar yang telah ditetapkan, yaitu 1 : 1500 penduduk, namun demikian
kenyataannya dalam pemanfaatan masih belum efektif karena berbagai faktor, di antaranya karena
belum meratanya distribusi jumlah tempat tidur rumah sakit di daerah.

C. USAHA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

Dalam upaya meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan


pemanfaatan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Masyarakat bersinergi membangun
kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat. Langkah tersebut tercermin dalam
pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di desa dan kelurahan,
yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes), Desa Siaga dan sebagainya.

a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat,
dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program
prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan
penanggulangan diare. Posyandu dikelompokkan dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu
Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Jumlah Posyandu berdasarkan strata tahun 2010 –
2014 ditunjukkan pada Gambar 2.8.

18
Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.8
JUMLAH POSYANDU BERDASARKAN STRATA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010-2014
1400

1200 1116 1107 1152 1142


1158

1000 981 927 1114


883 1063
987
800
681
600 680 568
598
400 263
206 207 231 213
200

0
2010 2011 2012 2013 2014

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Gambar 2.8 menunjukkan peningkatan jumlah posyandu madya, purnama dan mandiri,
sebagai konsewensinya jumlah posyandu pratama menurun karena beralih ke strata di atasnya. Meski
demikian masih perlu upaya-upaya intensif untuk meningkatkan strata posyandu purnama dan
mandiri. Secara absolut jumlah posyandu di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan, yaitu
tahun 2010 berjumlah 2.886, tahun 2011 sebanyak 2.902, tahun 2012 sebanyak 2.990, tahun 2013
sebanyak 3.016 dan tahun 2014 sebanyak 3.103 posyandu. Jika dilihat dari keaktifan, rata-rata hanya
44,38% posyandu yang aktif di Sulawesi Tenggara, keaktifan menurut kabupaten/kota dapat dilihat
pada gambar 2.9.

GAMBAR 2.9
PERSENTASE POSYANDU AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 0
Muna 22.45
Kolaka Timur 26.49
Bombana 27.23
Konawe Selatan 28.33
Wakatobi 31.34
Kolaka 32.97
Prov. Sultra 44.38
Kolaka Utara 45.95
Konawe 52.19
Baubau 60.69
Buton 62.21
Konawe Utara 75.32
Kota Kendari 81.37
Buton Utara 84.62

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 19


Gambar diatas menunjukkan persentase posyandu aktif tertinggi di Buton Utara sebesar
84,62% disusul Kota Kendari sebesar 81,37%, terendah di Muna hanya mencapai 22,45% dan di
Konawe Kepulauan belum terdapat strata posyandu purnama dan mandiri. Sedangkan untuk rasio
posyandu dalam kurun waktu 5 tahun (2010–2014) dengan rasio posyandu terhadap
desa/kelurahan mencapai 1,38 atau terdapat 1-4 posyandu setiap desa/kelurahan. Peningkatan
jumlah posyandu mengindikasikan tingginya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan. Berikut
ini adalah rasio posyandu terhadap jumlah desa/kelurahan menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2014.

GAMBAR 2.10
RASIO POSYANDU TERHADAP DESA/KELURAHAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Muna 1
Konawe Kepulauan 1
Konawe 1
Konawe Utara 1.08
Kolaka Utara 1.11
Kolaka Timur 1.14
Buton Utara 1.14
Konawe Selatan 1.16
Wakatobi 1.34
Kolaka 1.35
Prov. Sultra 1.38
Bombana 1.61
Buton 1.76
Kendari 3.19
Baubau 3.37

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan rasio tertinggi terdapat di Baubau sebesar 3.37 kemudian
kota Kendari sebesar 3.19, terdapat 3 kabupaten/kota yang memiliki 1 posyandu yang melayani
hanya 1 desa yakni di Konawe, Konawe Kepulauan dan Muna.

b. Desa Siaga
Desa Siaga Aktif merupakan desa/kelurahan yang penduduknya dapat mengakses
pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan surveilans
berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku),
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga
masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu kriteria desa siaga
adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga poskesdes minimal 1 orang bidan dan 2 orang
kader. Pada tahun 2014 terdapat 1.577 desa siaga dari total 2.255 desa/kelurahan yang terdiri dari
strata pratama sebanyak 925, madya sebanyak 389, purnama sebanyak 213 dan mandiri 50 desa
siaga. Presentase desa siaga aktif 100% dicapai 3 kabupaten/kota yaitu Kolaka, Kolaka Utara dan
Baubau.

c. Poskesdes/ Polindes
Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga poskesdes
minimal 1 orang bidan dan 2 orang kader. Tahun 2014 poskesdes di Provinsi Sulawesi Tenggara

20
Sarana Kesehatan
berjumlah 751 unit, jumlah ini jauh meningkat dibandingkan tahun 2013 yang hanya sebanyak 689
unit. Distribusi desa siaga dan poskesdes menurut kabupaten/kota ditunjukan pada gambar 2.11.

GAMBAR 2.11
JUMLAH DESA SIAGA, POSKESDES & POLINDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

16
Kota Baubau 43
43
0
Kota Kendari 12
46
8
Konawe Kepulauan 1
69
3
Kolak Timur 47
81
21
Konawe Utara 21
133
4
Buton Utara 16
51
0
Kolaka Utara 79
133
88
Wakatobi 70
87
25
Bombana 48
110
27
Konawe Selatan 135
184
4
Kolaka 60
135
60
Konawe 87
343
31
Muna 68
25
26
Buton 64
137
0 50 100 150 200 250 300 350 400

Polindes Poskesdes/Polinde Desa/kel

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 21


3 TENAGA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu sarana kesehatan, tenaga
kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Gambaran sumber daya kesehatan yang dipaparkan pada bab
ini adalah kelompok tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan baik di puskesmas, rumah
sakit, institusi pendidikan, maupun sarana kesehatan lainnya termasuk klinik Dinas Kesehatan provinsi
dan kabupaten/kota tahun 2014.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan memutuskan
bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisan medis. Sumber Daya
Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan) di daerah terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit
kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) di provinsi dan kabupaten/kota, dengan status
kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/POLRI dan swasta. SDM Kesehatan tersebut bekerja di dinas
kesehatan provinsi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT), dinas kesehatan kabupaten/kota dan UPT
(termasuk puskesmas), rumah sakit/poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik pemerintah pusat,
pemerintah daerah, TNI/POLRI dan swasta.
Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, umum, dan gigi), tenaga
keperawatan (perawat, bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker dan analis farmasi),
tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiologi
kesehatan, penyuluhan kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian), tenaga gizi (nutrisionis
dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapi, okupasiterapis dan terapiwicara) serta tenaga
keteknisian medis (radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan,
refraksionis optisien, otorikprostetik, teknisi transfusi dan perekam medis).

A. JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN

Pada tahun 2014 total tenaga kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 12.181
tenaga yang terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) sebesar 704,
tenaga perawat sebanyak 4.089, tenaga bidan sebanyak 3.152, tenaga kefarmasian sebanyak 691,
tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 2.364, tenaga gizi sebanyak 857, tenaga keterapian fisik
sebanyak 42 dan keteknisan medis sebanyak 282. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
3.1.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 23


GAMBAR 3.1
JUMLAH DAN JENIS TENAGA KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Keterapian Fisik 42
Dokter Spesialis 125
Dokter Gigi 160

Keteknisan Medis 282


dokter Umum 418
Farmasi 691
Gizi 857
Kesmas/sanitarian 2,364
Bidan 3,152
Perawat 4,089

- 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500


Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa tenaga kesehatan yang tertinggi di Sulawesi
Tenggara adalah tenaga perawat (perawat dan perawat gigi) sebanyak 4.089 orang kemudian
tenaga bidan sebanyak 3.152 orang, sedangkan yang paling sedikit adalah keterapian fisik dengan
jumlah 42 orang. Rasio tenaga kesehatan terhadap 100.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara
dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.

GAMBAR 3.2
RASIO DAN JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Bidan 262.66
Perawat 156.35
Kesmas 76.60
Gizi 33.62
Farmasi 28.64
Sanitarian 21.39
dr.Umum 17.33
Keteknisan Medis 11.70
dr. Gigi 6.63
dr.Sp 5.18
Keterapian Fisik 1.74

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Gambar 3.2 menunjukkan bahwa rasio tenaga kesehatan tertinggi adalah tenaga bidan
sebesar 262,66 yang artinya setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 262 sampai 263 bidan,
kemudian tenaga perawat sebesar 156/100.000 penduduk. Sedangkan rasio terkecil adalah

24
Tenaga Kesehatan
keterapian fisik hanya sebesar 1,74, artinya setiap 100.000 penduduk dilayani hanya oleh 1-2
tenaga keterapian fisik. Rasio Tenaga Kesehatan terhadap 100.000 penduduk menurut
kabupaten/kota tahun 2014 ditunjukan pada gambar berikut.

GAMBAR 3.3
RASIO DOKTER SPESIALIS TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 1
Kolaka Timur 1
Buton utara 1
Wakatobi 1
Buton 1.53
Konawe 1.79
Konawe Utara 1.83
Konawe Selatan 2.49
Muna 2.86
Kolaka Utara 4.38
Bombana 4.79
Prov. Sultra 5.18
Kolaka 5.32
Baubau 8.94
Kendari 17.86
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014


Gambar di atas menunjukkan bahwa rasio dokter spesialis tertinggi terdapat di Kota Kendari
sebesar 17,86, lalu Baubau sebesar 8,94. Sedangkan rasio terendah terdapat di Konawe Kepulauan,
Kolaka Timur, Buton Utara, Wakatobi, Konawe, Konawe Utara dan Buton, di mana setiap 100.000
penduduk hanya dilayani oleh satu dokter spesialis. Bagi Kabupaten Konawe Kepulauan, Buton
Utara, Konawe Utara dan Wakatobi rasio tersebut tidak sepenuhnya dikatakan rendah karena
jumlah penduduk di empat kabupaten tersebut di bawah 100.000 jiwa. Untuk rata-rata provinsi,
rasio dokter spesialis di Sulawesi Tenggara tahun 2014 sebesar 5,18 yang artinya setiap 100.000
penduduk Sulawesi Tenggara dilayani oleh 5 dokter spesialis.

Di samping dokter spesialis, dokter umum juga bisa dikatakan masih terbatas jumlahnya
dilihat dari rasio terhadap jumlah penduduk. Distribusi rasio tenaga dokter umum terhadap
penduduk menurut kabupaten/kota dapat disimak pada gambar 3.4.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 25


GAMBAR 3.4
RASIO DOKTER UMUM TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 6.31


Konawe Selatan 8.55
Buton 12.6
Wakatobi 13.66
Kolaka 14.34
Muna 14.65
Bombana 15.06
Kolaka Timur 17.03
Prov. Sultra 17.33
Kolaka Utara 17.53
Buton Utara 18.67
Baubau 19.93
Konawe 20.11
Kota Kendari 29.77
Konawe Utara 40.18

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Rasio dokter umum tertinggi untuk kab/kota terdapat di Konawe Utara sebesar 40.18
disusul Kota Kendari sebesar 29,77, sedangkan rasio terendah di Konawe Kepulauan sebesar 6,31.
Adapun rasio dokter umum di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 17,33, artinya setiap 100.000
penduduk dilayani oleh 17 dokter umum.
Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat
dan perawat gigi. Jumlah perawat tahun 2014 tercatat 4.089 orang dengan rasio per 100.000
penduduk adalah sebesar 169.49 perawat. Untuk lebih jelasnya rasio perawat & perawat gigi
menurut kabupaten/kota tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 3.4.

26
Tenaga Kesehatan
GAMBAR 3.5
RASIO PERAWAT TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Selatan 72.35


Kolaka Timur 74.06
Konawe Kepulauan 94.63
Konawe 104.59
Buton 132.54
Muna 139.68
Bombana 143.08
Prov. Sultra 169.49
Kolaka 182.67
Kolaka Utara 185.56
Baubau 204.84
Kendari 246.81
Wakatobi' 266.93
Konawe Utara 301.36
Buton Utara 358.12

0 50 100 150 200 250 300 350 400


Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Gambar di atas menunjukkan bahwa rasio perawat tertinggi terdapat di Buton Utara yakni
sebesar 358,12danKonawe Utara sebesar 301,36, sedangkan terendah di Konawe Selatan yakni
hanya sebesar 72,35 disusul Kolaka Timur sebanyak 74,06 perawat. Rasio perawat terhadap
penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 169,49, artinya setiap 100.000 penduduk di Sulawesi
Tenggara dilayani oleh 169 tenaga perawat.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar


Profesi Bidan, bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui oleh
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi
dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan
praktik kebidanan.
Jumlah tenaga Bidan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 tercatat sebanyak 3.15 3
bidan dengan rasio terhadap penduduk sebesar 262,66 bidan per 100.000 penduduk. Jumlah ini
meningkat dari tahun 2013 dimana bidan tercatat sebanyak 3.045 bidan dengan rasio sebesar
259.73. Berikut adalah rasio bidan terhadap 100.000 penduduk menurut kabupaten/kota tahun
2014.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 27


GAMBAR 3.6
RASIO BIDAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Kolaka 75.77
Muna 91.81
Bombana 97.90
Buton 106.57
Baubau 107.23
Kota Kendari 109.56
Konawe Selatan 110.84
Kolaka Timur 121.74
Kolaka Utara 147.57
Konawe 153.76
Konawe Kepulauan 186.10
Wakatobi 188.11
Buton Utara 222.34
Prov. Sultra 262.66
Konawe Utara 390.85

- 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Data diatas menunjukkan bahwa rasio bidan tertinggi terdapat di Konawe Utara sebesar
390,85 dan Buton Utara sebesar 222,34, sedangkan terendah di Kolaka hanya sebesar 75,77. Untuk
tingkat provinsi sendiri, rasio tenaga bidan telah mencapai 262,66. Jika berdasarkan angka absolut
saja, jumlah tersebut dapat dianggap memadai untuk melayani penduduk Sulawesi Tenggara, tetapi
yang juga penting menjadi perhatian adalah penempatan tenaga atau persebarannya, jangan
sampai hanya menumpuk pada daerah-daerah tertentu, misalnya daerah perkotaan atau fasilitas
kesehatan tertentu, sehingga akses terhadap pelayanan kebidanan tetap tidak merata, terutama
untuk daerah terpencil, pesisir dan perbatasan.

1. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas pada pasal 17


dikatakan bahwa Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak
pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan
kesehatan dan keselamatan dirinya dalam bekerja.
Jenis tenaga kesehatan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :
- Dokter atau dokter layanan primer
- Dokter gigi
- Perawat
- Bidan
- Tenaga Kesehatan Masyarakat
- Tenaga Kesehatan Lingkungan
- Ahli teknologi laboratorium medik
- Tenaga gizi
- Tenaga kefarmasian
- Tenaga Non Kesehatan

28
Tenaga Kesehatan
Distribusi tenaga kesehatan menurut jenis yang bekerja di puskesmas ditunjukkan pada gambar 3.5.

GAMBAR 3.7
JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Bidan 2,570

Perawat 2,382

Kesmas 706

Gizi 512

Sanitarian 340

dr. Umum 276

Farmasi 232

dr. Gigi 119

Keteknisan Medis 38

dr. Spesialis 0

- 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Gambar di atas menunjukkan bahwa tenaga kesehatan tertinggi di puskesmas tahun 2014
adalah tenaga bidan yakni sebanyak 2.570, kemudian perawat sebanyak 2.382, dan kesehatan
masyarakat sebanyak 706 orang. Sedangkan tenaga kesehatan paling sedikit adalah keteknisan
medis (analis kesehatan, teknik gigi, teknik elektromedis, rekam medis dan teknis transfusi darah)
yang hanya terdapat 38 orang.
Permenkes Nomor 75 tahun 2014 menyatakan bahwa standar tenaga kesehatan di
puskesmas untuk tenaga dokter minimal 1 orang untuk puskesmas non rawat inap dan 2 orang
tenaga dokter untuk puskesmas rawat inap, dokter gigi minimal 1 orang baik puskesmas rawat inap
maupun non rawat inap, perawat minimal 5 orang untuk puskesmas non rawat inap dan 8 orang
perawat untuk puskesmas rawat inap, tenaga bidan minimal 4 orang untuk puskesmas non rawat
inap dan 7 orang bidang untuk puskesmas rawat inap.
Bila mengacu pada Permenkes tersebut di atas, berdasarkan angka dan rasio rata-rata
provinsi, jumlah tenaga perawat dan bidan secara keseluruhan di Sulawesi Tenggara seakan-akan
telah memenuhi bahkan di atas standar kebutuhan tenaga puskesmas, akan tetapi kenyataan di
lapangan menunjukan masih ditemui puskesmas yang kekurangan salah satu atau kedua jenis
tenaga tersebut, hal ini disebabkan distribusi dan penempatan tenaga yang tidak merata, atau
mutasi tenaga yang tidak berimbang dan tanpa pertimbangan jumlah yang ideal untuk satu wilayah
kerja, menyebabkan perawat dan bidan lebih banyak atau menumpuk di puskesmas perkotaan dan
sekitarnya sehingga mengalami surplus tenaga, sementara di daerah terpencil, pesisir atau
kepulauan justru kurang atau bahkan tidak ada. Berikut ini adalah rasio tenaga kesehatan dengan
jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010-2014.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 29


GAMBAR 3.8
RASIO TENAGA KESEHATAN TERHADAP PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 S.D. 2014

30

25
26 26 27
20
22
15 18

10

0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan bahwa rasio tenaga kesehatan dalam kurun waktu lima tahun
terakhir terus mengalami peningkatan, bila pada tahun 2010 terdapat rata-rata 18 tenaga
kesehatan per puskesmas, pada tahun 2014 menjadi 27 tenaga kesehatan per puskesmas. Ini
berarti bahwa setiap puskesmas di Sulawesi Tenggara memiliki rata-rata 27 tenaga kesehatan dari
berbagai jenis profesi dan keahlian.

GAMBAR 3.9
RASIO & JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Bidan 10

Perawat 9

Kesmas 3

Gizi 2

Sanitarian 2

dr. Umum 1

Farmasi 1

dr. Gigi 0.4

Keteknisan Medis 0.4

- 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Gambar di atas menunjukan bahwa pada tahun 2014 rasio tenaga kesehatan yang tertinggi
di puskesmas adalah tenaga bidan yakni sebanyak rata-rata 10 orang per puskesmas disusul tenaga
perawat sebanyak 9 orang per puskesmas. Untuk tenaga kesehatan seperti dokter gigi dan
keteknisan medis rasionya masih dibawah 1 atau 0,4, dengan kata lain baru sekitar 40% puskesmas
di Sulawesi Tenggara yang memiliki dokter gigi dan tenaga keteknisan medis minimal 1 orang.

30
Tenaga Kesehatan
Bila mengacu pada Permenkes 75 tahun 2014 secara umum beberapa jenis tenaga
kesehatan sudah mencapai rasio yang ditetapkan, namun pada kenyataannya masih ada beberapa
puskesmas yang tenaganya belum sesuai standar, hal ini disebabkan karena penempatan dan
pendistribusian tenaga yang tidak merata atau kebijakan mutasi yang tidak mempertimbangkan
kebutuhan tenaga. Berikut ini adalah rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa di Sulawesi Tenggara
tahun 2010-2014.

GAMBAR 3.10
RASIO TENAGA BIDAN TERHADAP DESA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 S.D. 2014
1.6
1.4
1.2 1.4 1.4
1 1.2
0.8 0.9
0.6
0.7
0.4
0.2
0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Dari gambar diatas di ketahui bahwa rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa yang ada di
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami kenaikan. Rasio
tersebut juga menunjukkan bahwa pada tahun 2014 setiap 1 desa di Sulawesi Tenggara dilayani
oleh minimal 1-2 orang bidan, walaupun fakta kondisi di lapangan masih ditemukan seorang bidan
yang harus menangani 2-3 desa. Hal ini disebabkan di samping penempatan bidan yang tidak
merata, juga karena tidak semua tenaga berkualifikasi bidan yang ditempatkan di puskesmas
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai bidan, melainkan lebih sering melaksanakan tugas-
tugas administrasi lainnya seperti bendahara, tata usaha, atau sebagai kepala puskesmas.

2. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Berdasarkan Permenkes Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit,


rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat.
Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit wilayah Sulawesi Tenggara tahun
2014 sebanyak 3.237 tenaga kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3. 6.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 31


GAMBAR 3.11
JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Keterapian Fisik 39

dr. Gigi 41

dr. Specialis 125

Gizi 132

dr. Umum 135

Ketekenisan Medis 203

Farmasi 207

Kesmas 287

Bidan 484

Perawat 1,531

- 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Dari gambar 3.6 diatas diketahui bahwa tenaga kesehatan tertinggi yang bertugas di rumah
sakit tahun 2014 adalah tenaga perawat sebanyak 1.531 orang, kemudian bidan sebesar 484 orang,
sedangkan yang paling sedikit adalah keterapian fisik yang hanya sebanyak 39 orang dan dokter
gigi 41 orang. Berikut ini adalah distribusi dan jenis tenaga dokter di rumah sakit menurut
kabupaten/kota tahun 2014.

GAMBAR 3. 12
DISTRIBUSI DAN JENIS TENAGA DOKTER DI RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

5
Baubau 13
13
16
Kendari 69
60
1
Konawe Utara 2
1
2
Buton Utara 4
0
1
Kolaka Utara 7
6
1
Wakatobi 11
2
1
Bombana 5
7
2
Konawe Selatan 4
7
4
Kolaka 10
13
2
Konawe 4
4
1
Muna 9
2
8 dr. Gigi dr. Umum dr. Spesialis
Buton 3
4

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

32
Tenaga Kesehatan
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah tenaga dokter menurut kabupaten/kota tahun
2014 (dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi) tertinggi terdapat di Kota Kendari sebanyak 60
dokter spesialis, 69 dokter umum dan 16 dokter gigi, terendah di Konawe Utara dan di Buton Utara,
khusus Buton Utara belum memiliki dokter spesialis, hanya ada 4 orang dokter umum dan dokter
gigi 2 orang. Disparitas yang jauh antara tenaga dokter terutama dokter spesialis di Kota Kendari
dengan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Tenggara dapat dipahami dari status Kota Kendari
sebagai ibu kota provinsi, yang membawa konsekwensi sebagai pusat bisnis, ekonomi, pendidikan
dan politik Sulawesi Tenggara, dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan daerah
lain, sehingga fasilitas dan sarana kesehatan yang relatif lebih lengkap seperti rumah sakit rujukan,
klinik, laboratorium kesehatan dan lain-lain sebagian besar berada di Kota Kendari. Persebaran
tenaga dokter di atas mencakup rumah sakit pemerintah provinsi, rumah sakit pemerintah daerah,
rumah sakit swasta, BUMN dan rumah sakit TNI/POLRI.

3. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SARANA PELAYANAN


KESEHATAN LAINNYA

Pada pembahasan berikut ini diuraikan tentang tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas
di sarana kesehatan lainnya, tenaga kesehatan di institusi pendidikan, dan tenaga kesehatan yang
bekerja pada dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, termasuk unit pengelola
teknis daerah. Untuk tahun 2014 total tenaga kesehatan yang bekerja pada institusi pendidikan,
sarana kesehatan lainnya, dan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota sebanyak 1.764 orang.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.

TABEL 3.1
JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI SARANA KESEHATAN LAINNYA,
DI INSTITUSI PENDIDIKAN, DINAS KESEHATAN &UPT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Jenis Tenaga Kesehatan

Institusi Sani
dr. dr. Pera Far Kes Teknis Ket.
Bidan tari Gizi Total
Umum Gigi wat masi mas medis Fisik
an
Sarkes
- - 5 2 27 37 3 3 25 - 102
Lainnya
Institusi
1 - 97 72 8 90 - 42 6 - 316
Pendidikan
Dinkes
6 1 73 24 213 728 120 168 10 3 1.346
(Prov&Kab)
Total 7 1 175 98 248 855 123 213 41 3 1.764
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa tenaga kesehatan tertinggi bekerja di dinas kesehatan dan UPT
sebanyak 1.346 orang, kemudian di institusi pendidikan sebanyak 316 orang dan yang bekerja di sarana
kesehatan lainnya 102 orang. Adapun jenis tenaga kesehatan terbanyak adalah tenaga kesehatan
masyarakat yakni sebesar 855 orang dan tenaga kefarmasian sebanyak 248 orang. Sedangkan tenaga
kesehatan berjumlah paling kecil adalah keterapian fisik hanya terdapat 3 orang dan tenaga medis
(dokter umum dan dokter gigi) sebanyak 7 orang. Data lebih lengkap mengenai tenaga kesehatan yang
bekerja di dinas kesehatan, institusi pendidikan dan sarana kesehatan lainnya dapat dilihat padat abel
72-80 lampiran profil ini.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 33


4. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP

Pemenuhan tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan terutama di puskesmas dan


jaringannya pada daerah terpencil, sangat terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK)
serta daerah bermasalah kesehatan (DBK) salah satunya di isi dengan cara pengangkatan Pegawai
Tidak Tetap (PTT) dan penugasan khusus. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesenjangan
distribusi tenaga kesehatan serta untuk meningkatkan dan menjamin akses pelayanan kesehatan
masyarakat terutama di daerah terpencil, sangat terpencil dan daerah perbatasan. Pemenuhan
tenaga kesehatan dengan status PTT di Sulawesi Tenggara tahun 2014 terdiri dari dokter umum,
dokter gigi dan bidan sebanyak 1.418, seperti ditunjukan gambar berikut.

GAMBAR 3. 13
JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

1200 1,129
1000

800

600

400 169
120
200

0
Dokter Gigi PTT Dokter Umum PTT Bidan PTT

Sumber : Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra, 2014

Adanya tenaga kesehatan berstatus PTT di atas bahkan belum dapat mengatasi kekurangan
tenaga terutama tenaga medis di beberapa wilayah yang terpencil dan sangat terpencil, namun
demikian telah dapat mengurangi kesenjangan, meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan
dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sebagian besar wilayah
Sulawesi Tenggara, yang sebelumnya sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai.
Karena terbatasnya anggaran daerah, sampai saat ini tenaga kesehatan yang berstatus PTT
baru sebatas tenaga medis (dokter umum, dokter gigi, dan bidan), meskipun ada wacana untuk
pengangkatan tenaga kesehatan lainnya sebagai nakes PTT. Prioritas pada tenaga medis tentu
dengan pertimbangan bahwa pelayanan medis paling dibutuhkan oleh masyarakat di daerah
terpencil dan kepulauan dan merupakan indikator utama pembangunan kesehatan. Tenaga
kesehatan PTT tersebar di seluruh kabupaten/kota berdasarkan kuota dan kebutuhannya. Berikut
adalah persebaran tenaga kesehatan status PTT menurut kabupaten/kota tahun 2014.

34
Tenaga Kesehatan
TABEL 3.2
PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN PEGAWAI TIDAK TETAP
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JENIS TENAGA (PTT)


NO KAB/KOTA Dokter Total
Dokter Umum Bidan
Gigi

1 BUTON 22 13 143 178


2 MUNA 29 20 126 175
3 KONAWE 19 13 184 216
4 KOLAKA 2 1 42 45
5 KONAWE SELATAN 12 9 119 144
6 BOMBANA 27 15 97 139
7 WAKATOBI 10 5 9 24
8 KOLAKA UTARA 6 12 125 143
9 BUTON UTARA 7 8 35 50
10 KONAWE UTARA 13 10 129 159
11 KOLAKA TIMUR 4 4 50 58
12 KONAWE KEPULAUAN 2 0 43 45
13 KOTA KENDARI 7 4 0 11
14 KOTA BAUBAU 9 6 27 42
TOTAL 169 120 1.129 1.418
Sumber : Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra, 2014

Data di atas menunjukkan bahwa penempatan tenaga kesehatan Pegawai Tidak Tetap
(PTT) tertinggi di Konawe yakni sebanyak 216 orang, kemudian Buton sebanyak 178 orang dan
Muna sebanyak 175 orang, kabupaten/kota yang paling sedikit menerima kuota tenaga PTT adalah
Kota Kendari dengan hanya 11 orang, kemudian Wakatobi (24 orang) dan Baubau (42 orang).
Meskipun terdapat perbedaan jumlah tenaga PTT yang cukup jauh antara beberapa
kabupaten/kota, perbedaan tersebut sebenarnya proporsional, karena penempatan tenaga PTT
disesuaikan dengan luas wilayah dan jumlah daerah terpencil, sangat terpencil, kepulauan dan
perbatasan, yang tentu saja tidak sama antara kabupaten yang satu dengan lainnya. Sejauh ini
penempatan tenaga kesehatan PTT sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terutama di
daerah terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan, dan turut berkontribusi dalam peningkatan
pencapaian program kesehatan.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 35


4 PEMBIAYAAN KESEHATAN

A. ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Uraian tentang pembiayaan kesehatan meliputi pembiayaan kesehatan oleh pemerintah dan
pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk
kesehatan dan perkembangan jaminan pemeliharaan kesehatan di daerah. Anggaran kesehatan di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 bersumber dari APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, dan
APBN (DAK, TP, Jamkesmas, Dekon, BOK, Gizi Masyarakat, dan PHLN). Jumlah anggaran kesehatan
menurut sumber pembiayaan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 ditunjukkan pada tabel 4.1.

TABEL 4.1
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN MENURUT SUMBER ANGGARAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

No Sumber Anggaran Jumlah


1 APBD Kab/Kota (Belanja Langsung & Tidak 644.038.515.560
Langsung) DAU + DAK
2 APBD Provinsi (Belanja Langsung & Tidak 238.039.473.595
langsung) & DAK
3 APBN :
- Dana Dekonsenterasi 25.787.817.000
- Dana TP Upaya Kesehatan 32.953.330.000
- Dana TP BOK 29.578.240.000
- Dana TP Kesling 1.578.010000
4 Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) 4.791.288.000
- GF- TB 1.570.296.000
- GF- Malaria 2.219.554.000
- GF – HIV/AIDS 713.538.000
- GF Kusta 287.900.000
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 958.348.962.155
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2014 dan Laporan tahun Sub Bag. Program 2014

Tabel 4.1 menunjukkan total anggaran kesehatan tahun 2014 dalam pembangunan kesehatan
di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 958.348.962.155,-, anggaran terbesar dari APBD kabupaten/kota
sebesar Rp 644.038.515.560,- dan anggaran kesehatan perkapita sebesar 388.535.54. Alokasi
anggaran APBD menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010 - 2013
ditunjukkan pada tabel 4.2. berikut.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 37


TABEL 4.2
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER APBD MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010-2014

KAB/KOTAKOTA 2010 2011 2012 2013 2014

BUTON 28.174.846.000 31.114.263.300 40.820.236.600 11.008.134.450 10.335.053.500


MUNA 16.616.626.404 46.182.887.529 41.977.558.980
40.82 37.749.055.043 41.500.271.961
KONAWE 16.992.929.736 53.547.896.857 0.236
45.418.872.053 33.631.857.965 29.765.442.000
.600
KOLAKA 36.071.938.352 39.355.140.980 46.219.375.948 43.670.110.000 25.601.524.454

KONSEL 24.818.032.654 23.957.758.328 27.266.927.186 23.253.582.000 30.708.581.500

BOMBANA 26.867.115.300 26.671.165.289 37.738.968.652 23.945.756.231 25.956.109.334


WAKATOBI 21.840.178.588 14.619.766.062 9.643.935.520 9.619.552.000 11.253.667.220

KOLUT 19.809.937.860 18.699.468.938 24.613.036.364 40.248.036.000 24.304.882.718


KOTA KENDARI 37.553.586.341 15.675.409.634 43.915.907.161 60.816.016.260 23.462.580.315
KOTA BAU-BAU 22.900.838.664 18.238.073.352 22.963.669.584 21.047.779.000 15.290.154.518
BUTUR 14.528.755.787 39.936.198.684 17.223.121.605 20.431.635.254 18.991.917.053
KONUT 7.626.566.981 42.993.816.690 9.643.935.520 28.431.635.254 38.985.453.682
KOLTIM 15.075.034.573
KONKEP 25.074.346.128
273.801.352.667 370.991.845.643 408.265.781.733 374.238.527.211 336.305.018.956
Jumlah

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2014 dan Laporan tahun Sub Bag. Program 2014

Berdasarkan jumlah anggaran kesehatan tahun 201 4 total APBD kab/kota sebesar
Rp. 336.305.018.956, - jumlah ini menurun dari tahun 2013 sebesar Rp.
374.238.527.211,- Anggaran kesehatan yang meningkat dari tahun 2013 ke tahun 2014
yakni Wakatobi dari tahun 2013 sebesar 9.619.552.000 naik menjadi Rp. 11.253.667.220
di tahun 2014, kemudian kabupaten Muna, Konawe Selatan, Bombana dan kabupaten
Konawe Utara.

B. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Salah satu program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah adalah
Program jamkesmas dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajata kesehatan yang
optimal secara efektif dan efisien. Melalui program jamkesmas diharapkan dapat menurunkan angka
kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin.
Pada tahun 2014 terdapat 1.136.429 orang yang memiliki jaminan kesehatan dari total
penduduk Sulawesi Tenggara tahun 2014 sebesar 2.412.525 jiwa. Berikut ini adalah jumlah
kepesertaan Jaminan Kesehatan menurut kabupaten/Kota Tahun 2014.

38
Pembiayaan Kesehatan
TABEL 4.3
KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Yang Memiliki Jaminan Jumlah


Jamkesda Penduduk Penduduk
No Kab/Kota PBI Non PBI Jamkesda Provinsi Jumlah dgn Kartu tidak
Kab/Kota (Prog. Penduduk Jaminan memiliki
Bahteamas) Jaminan
1 Buton 141.398 - 23.783 261.802 165.181 96.621
2 Muna 130.931 - 19.274 279.928 150.205 129.723
3 Konawe 99.576 22.510 22.889 223.727 122.465 101.262
4 Kolaka 82.595 14.208 123.016 16.574 244.154 222.185 21.969
5 Konawe Selatan 124.503 18.427 9.600 19.598 280.595 153.701 126.894
6 Bombana 65.831 10.112 37.380 6.860 146.072 110.071 36.001
7 Wakatobi 42.533 4.315 1.969 7.624 95.157 52.126 43031
8 Kolaka Utara 57.759 7.125 3.731 136.883 61.490 75.393
9 Buton Utara 30.925 4.753 2.500 3.065 58.918 36.490 22.428
10 Konawe Utara 24.434 4.393 5.741 54.752 30.175 24.577
11 Kolaka Timur 50.526 5.565 - 117.468 50.526 66.942
12 Konawe Kepulauan 20.811 1.298 - 31.704 20.811 10.893
13 Kota Kendari 64.553 - 13.362 335.889 77.915 257.974
14 Kota Baubau 48.555 15.344 4.583 8.998 145.476 62.136 83.340
Provinsi 984.930 108.050 2.412.525 1.136.429 1.276.096

Sumber: Laporan tahun Seksi Bimdal Pembiayaan Jaminan Kesehatan, 2014

Pada tabel diatas diketahui bahwa Kabupaten/kota dengan jumlah kepersertaan Jaminan
kesehatan tertinggi di Kabupaten Kolaka sebesar 222.185 terendah di Kota Kendari yakni hanya
sebesar 77.915 jiwa dari total penduduk sebesar 335.889 jiwa. Kepemilikan kartu Jaminan
Kesehatan ini termasuk dengan program jaminan kesehatan daerah melalui program Bahteramas.
Untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) tertinggi di Muna yaitu sebanyak 130.931 jiwa, disusul Buton
sebanyak 141.398 jiwa dan Konawe Selatan sebanyak 124.503 jiwa.

C. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam


membantu pemerintah kabupaten/kota meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan
masyarakat khususnya di Puskesmas dan jaringannya. Upaya ini diharapkan dapat mend orong
percepatan cakupan pelayanan kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan pecapaian indikator
SPM dan tercapainya target MDG’s bidang kesehatan.
Pemanfaatan dana BOK di fokuskan pada upaya promotif dan preventif yang meliputi
Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan dan pemberantasan penyakit. Alokasi Dana BOK Tahun 2014 tersebar di 269 puskesmas
Provinsi Sulawesi tenggara dengan pagu anggaran sebesar sebesar Rp. 29.578.240.000, dan
realisasi sebesar Rp. 29.506.806.550,- (99,76%). Berikut adalah realisasi anggaran TP BOK menurut
Kabupaten/Kota tahun 2014.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 39


TABEL 4.4
REALISASI ANGGARAN TP BOK MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PAGU REALISASI
KAB/KOTA %
BUTON 3.613.000.00 3.612.750.000 99.99
MUNA 0
4.719.000.00 4.719.000.000 100
KONAWE 0
2.720.400.00 2.715.120.000 99.81
KOLAKA 0
1.393.200.00 1.366.092.000 98.05
KONSEL 0
2.507.000.00 2.505.671.300 99.95
0
BOMBANA 2.507.000.00 2.506.480.000 99.98
WAKATOBI 0
2.175.200.00 2.175.200.000 100
KOLAKA UTARA 0
1.843.400.00 1.843.400.000 100
BUTON UTARA 0
1.195.000.00 1.187.680.450 99.39
KONAWE UTARA 0
1.511.600.00 1.366.092.000 99.98
KOTA KENDARI 0
1.695.810.00 1.689.217.400 99.61
KOTA BAU-BAU 0
1.928.230.00 1.928.230.000 100
KOLAKA TIMUR 0
1.050.600.00 1.028.007.000 97.85
KONAWE KEPULAUAN 0
718.800.000 718.625.000 99.98
Jumlah 29.578.240.000 29.506.806.550 99.76

Sumber: Laporan tahun Sub Bag. Program 2014

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa pada tahun 2014 terdapat 4 (empat)
kabupaten/kota dengan realisasi TP BOK 100 % yakni Muna, Wakatobi, Kolaka Utara dan Baubau.
Dari hasil evaluasi realisasi dana BOK di Kabupaten/kota pemanfaatannya dikelompokkan
berdasarkan : 1). Program prioritas yang meliputi program KIA, Gizi, Imunisasi, Pemberantasan
Penyakit, Promosi Kesehatan dan Program Kesehatan Lingkungan. 2). Upaya Kesehatan Penunjang.
3). Manajemen Puskesmas.
Pada gambar berikut dijelaskan tentang pemanfaatan dana TP-BOK tiap program tahun
2014 Provinsi Sulawesi Tenggara.

40
Pembiayaan Kesehatan
GAMBAR. 4.1
PEMANFAATAN DANA TP-BOK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

Kesling, 5% Promkes, 5%

Imunisasi, 5%

Pelayanan KIA,
P2M, 8% 27%

Upaya Penunjang
Kes, 13%

Manajemen
Pusk., 20%
Perbaikan Gizi,
17%

Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2014

Pada gambar diatas diketahui bahwa pemanfaatan dana BOK tertinggi pada kegiatan
program pelayanan kesehatan Ibu dan Anak sebesar 27%, kemudian kegiatan manajemen
Puskesmas sebesar 20%, disusul perbaikan Gizi sebesar 17 % dan Upaya penunjang kesehatan
13%. Terendah pada pemanfaatan kegiatan program imunisasi, kesehatan lingkungan dan promosi
kesehatan masing-masing 5%.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 41


5 KESEHATAN KELUARGA

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sekelompok orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan biasanya memiliki hubungan darah
dan perkawinan, dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga memiliki fungsi yang sangat
strategis dalam mempengaruhi status kesehatan di antara anggotanya.
Anak dan Ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap stutus kesehatan dan kinerja upaya
kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan Angka Kematian Ibu dan
Anak merupakan dua Indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Secara
umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masayarakat dan
upaya kesehatan perorangan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat
mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi
dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,
pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika,
psikotropika, zat aditif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan
kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyebaran penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan
mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan,
pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan yang ditujukan terhadap perorangan.

A. KESEHATAN IBU

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2013, angka kematian ibu
(yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini masih cukup Tinggi bila dibandingkan dengan negara tentangga. Di Tahun 2000,
Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi investasi sektor kesehatan untuk mengatasi
kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer.
Upaya yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawab untuk
menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,
mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, dan
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 43


1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang -
kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trisemester
pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada trisemester kedua (usia kehamilan 12-
24 minggu), dan minimal 2 kali pada trisemester ke tiga (24 minggu- lahir), standar waktu
pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin, berupa
deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan .
Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas yaitu :
- Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
- Pengukuran tekanan darah
- Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila)
- Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status
imunisasi
- Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
- Penentuan presentase janin dan denyut jantung janin
- Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling termasuk program
keluarga berencana)
- Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin (Hb), pemeriksaan protein urin
dan pemeriksaan golongan darah
- Tatalaksana kasus

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator capaian
K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang
dianjurkan.
Gambaran cakupan K1 dan K4 Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar 5.1

GAMBAR 5.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010 s.d 2014

120
99.50
100 91.26
80.36 83.45 96.14
80 81.41
80.06 80.36 75.48
60
49.17
40

20 K1 K4

0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014

44
Kesehatan Keluarga
Dari gambar 5.1 diketahui bahwa secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1
dan K4 di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukan hasil yang
berfluktuasi, untuk cakupan K1 pada tahun 2010 ke tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu dari
dari 80,36% naik menjadi 99,50% begitu juga dengan cakupan K4 sebesar 49,17 meningkat
menjadi 80.06%. Khusus untuk tahun 2014, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, cakupan
pelayanan ibu hamil baik K1 maupun K4 mengalami peningkatan, cakupan K1 dari 83,45% pada
tahun 2013 menjadi 96.14% pada tahun 2014, untuk periode yang sama, cakupan K4 meningkat
dari 75,48% menjadi 81,41%. Kenaikan ini disinyalir disebabkan meningkatnya kinerja petugas di
lapangan disertai dengan membaiknya pencatatan dan pelaporan juga kinerja programmer dalam
mengelola dan menganalisis data hasil kegiatan pelayanan.

Data lebih lengkap mengenai cakupan K4 menurut Kabupaten/Kota tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar 5.2

GAMBAR 5.2
CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

KONAWE KEPULAUAN 66.04


KONAWE UTARA 74.33
KONAWE SELATAN 74.36
BUTON 76.21
KOLAKA UTARA 76.22
MUNA 76.79
KOLAKA 79.97
PROV. SULTRA 81.41
WAKATOBI 81.65
BOMBANA Target Renstra 2014 = 95 % 82.03
BUTON UTARA 82.37
KOLAKA TIMUR 85.64
KONAWE 88.16
BAUBAU 89.21
KENDARI 94.49
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Gambar 5.2 menunjukkan bahwa berdasarkan target Renstra Kemenkes tahun 2014 (95%),
Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target. Cakupan terendah terdapat di Kabupaten
Konawe Kepulauan hanya sebesar 66,04%, hal ini disebabkan Kabupaten Konawe Kepulauan
merupakan kabupaten yang baru dimekarkan, sehingga masih mengalami transisi atau peralihan
administrasi dan tanggung jawab dari kabupaten induk, di samping kendala keterbatasan sumber
daya, sarana maupun prasarana. Cakupan tertinggi terdapat di Kota Kendari sebesar 94,49%
disusul Kota Baubau sebesar 89,21% dan Konawe sebesar 88,16%. Peningkatan cakupan K4 ini
diharapkan dapat meningkatkan cakupan persalinan oleh nakes, sekaligus menekan angka kematian
ibu dan bayi.
Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil K4 pada tahun 2014 Provinsi
Sulawesi Tenggara baru mencapai 81,41%, masih di bawah target Renstra Kementerian Kesehatan
tahun 2014 sebesar 95%. Tercatat hanya Kota Kendari yang hampir mencapai target dengan
cakupan 94,49%.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 45


2. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan ka ndungan, dokter
umum, dan bidan serta upayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan
adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.
Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan di tolong
tenaga kesehatan terlatih (cakupan Pn). Berikut adalah gambaran cakupan persalinan tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

GAMBAR 5.3
CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010 s.d 2014

88
Persalinan Nakes
86 85.81
84 83.98

82 82.16 81.95
80
79.52
78
76
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Dari gambar 5.3 diketahui bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Sulawesi Tenggara 5 tahun terakhir berfluktuasi, di mana pada tahun 2010 sebesar 82,16% dan
meningkat menjadi 83,98% di tahun 2011, cakupan terendah dialami pada tahun 2012 (79,52%),
namun pada dua tahun terakhir meningkat cukup signifikan dan mencapai hasil tertinggi di tahun
2014 sebesar 85,81%, meskipun demikian, secara nasional cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan Sulawesi Tenggara belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan tahun
2014 sebesar 90%.

GAMBAR 5.4
CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

KONAWE UTARA 73.1


KOLAKA UTARA 76.09
KONAWE KEPULAUAN 76.46
BUTON 78.07
BOMBANA 81.85
KONAWE SELATAN 82.4
PROV.SULTRA 85.81
BAUBAU 86.7
MUNA 87.9
WAKATOBI' 88.83
KOLAKA 89.63
BUTON UTARA 89,87
KONAWE Target Renstra 2014 = 90 % 91.16
KOLAKA TIMUR 93.42
KENDARI 95.31
0 20 40 60 80 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

46
Kesehatan Keluarga
Gambar 5.4 menunjukkan bahwa rata-rata cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan (salinakes) Sulawesi Tenggara tahun 2014 mencapai 85,81%, capaian ini belum
mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan yang ditetapkan sebesar 90%, tetapi jika dilihat
berdasarkan capaian kabupaten/kota setidaknya terdapat tiga kabupaten/kota yang sudah
memenuhi bahkan melampaui target Renstra yakni Kota Kendari (95,31%), Kolaka Timur (93,42%),
dan Konawe (91,16%), dua kabupaten yang hampir mencapai target adalah Buton Utara (89,87%)
dan Kolaka (89,63%), tiga kabupaten/kota yang belum mencapai target tapi berada di atas rata-
rata provinsi adalah Wakatobi, Muna dan Baubau, sedangkan 5 kabupaten lainnya masih berada di
bawah rata-rata provinsi.
Dengan demikian secara keseluruhan masih ada 9 kabupaten/kota yang cakupannya belum
mencapai target atau sekitar 64%, beberapa faktor mungkin menjadi penyebab, di antaranya pilihan
masyarakat terhadap dukun bersalin yang masih cukup tinggi, fasilitas kesehatan yang relatif sulit
dijangakau, tenaga bidan maupun dokter yang terbatas, kondisi geografis yang sulit dengan sarana
transportasi yang kurang memadai, advokasi terhadap pemerintah setempat yang belum optimal, atau
sering ditemukan tenaga kesehatan (bidan desa) tidak berada di tempat pada saat dibutuhkan sehingga
masyarakat beralih ke dukun.

GAMBAR 5.5
CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 DAN CAKUPAN PERSALINAN NAKES
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

100

90
82.16 83.98 81.95 85.81
79.52
80
80.06
81.41
70 75.48
80.36
60

50 49.17
40 Pn K4
30
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Dari gambar 5.5 dapat dilihat bahwa baik cakupan pelayanan ibu hamil K4 maupun
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Sulawesi Tenggara selama 5 tahun terakhir
cenderung berfluktuasi, namun di tahun terakhir (2014) mengalami kenaikan dibandingkan tahun
sebelumnya meskipun tidak begitu signifikan, hasil tersebut juga sekaligus memberikan gambaran
bahwa capaian yang diperoleh secara nasional belum mencapai target yang ditetapkan, namun
demikian, bila progress kedua indikator di atas dibandingkan menunjukkan hasil yang berbanding
lurus terutama untuk 4 tahun terakhir, hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kesenjangan data
capaian yang dilaporkan semakin kecil, yang dapat diartikan semakin membaiknya kinerja tenaga
kesehatan, baik petugas di lapangan maupun programmer tingkat kabupaten/kota termasuk juga
dalam hal pencatatan dan pelaporannya.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 47


Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya agar dapat dilakukan
deteksi dan tata laksana dini komplikasi yang dapat timbul pada saat persalinan. Apabila seorang
ibu datang langsung untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanya riwayat pelayanan antenatal
sebelumnya, maka faktor resiko dan kemungkinan komplikasi saat persalinan akan lebih sulit
diantisipasi. Bila melihat data program capaian persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan tahun 2014 yakni sebesar 85,81% Provinsi Sulawesi Tenggara, diketahui
bahwa sebagian besar persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada (Rumah sakit,
Puskesmas rumah bersalin, Pustu, Polindes dan Poskesdes) atau hanya 14.19% persalinan yang
tidak dilakukan di fasyankes. Data hasil Riskesdas menunjukkan hasil yang agak berbeda, berikut
adalah proporsi kelahiran berdasarkan tempat bersalin menurut Riskesdas di Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.6
PROPORSI KELAHIRAN BERDASARKAN TEMPAT BERSALIN DI SULAWESI TENGGARA
RISKESDAS TAHUN 2013

RS, 14.10
RB/KLINIK
BERSALIN, 6.10

PUSKESMAS/PUSTU,
11.13

POLINDES/POSKESDES,
3.00
RUMAH/LAINNYA,
65.67

Sumber : Buku 1 RISKESDAS Prov. Sultra Tahun 2013

Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa sebagian besar persalinan Sulawesi Tenggara (65.67%)
dilakukan di rumah/tempat lain sedangkan persalinan di fasyankes hanya 34.37%. Hal ini
menunjukkan masih besarnya gap antara data program dengan data Riskesdas.

GAMBAR 5.7
PROPORSI PENOLONG PERSALINAN DENGAN KUALIFIKASI TERTINGGI DI INDONESIA,
RISKESDAS TAHUN 2013

DOKTER, 18.50%

TIDAK ADA
PENOLONG, 0

NON KES, 11.80% BIDAN, 68.60%

PERAWAT, 0.30%

Sumber : Buku 1 RISKESDAS Prov. Sultra Tahun 2013

48
Kesehatan Keluarga
Dari gambar 5.7 terlihat bahwa penolong persalinan dengan persentase tertinggi dilakukan
oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu tenaga non kesehatan (11,8%), dan masih
terdapat 0,8 % kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, hanya 0,3 % kelahiran yang ditolong oleh
perawat. Berikut ini adalah cakupan persalinan ditolong nakes di fasyankes menurut kabupaten/kota
tahun 2014.

GAMBAR 5.8
CAKUPAN PERSALINAN NAKES DI FASYANKES
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Utara 73.1


Kolaka Utara 76.09
Konawe Kepulauan 76.46
Buton 78.07
Bombana 81.85
Konawe Selatan 82.4
Prov. Sultra 85.81
Baubau 86.7
Muna 87.9
Wakatobi 88.83
Kolaka 89.63
Buton Utara 89.87
Konawe 91.16
Kolaka Timur 93.42
Kota Kendari 95.31

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2014 tertinggi di Kota Kendari sebesar 95.31%, terendah di
Konawe Utara hanya 73.10%. Untuk tingkat provinsi sendiri cakupan salinakes mencapai 85,81%,
bila disandingkan dengan target renstra Kemenkes 2014 yang ditetapkan sebesar 90%, hanya 3
kabupaten yang telah mencapai target yaitu Konawe (91.16%), Kolaka Timur (93.42%) dan Kendari
(95.31%), secara keseluruhan, bisa disimpulkan bahwa Sulawesi Tenggara belum mencapai terget.

3. PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

Nifas adalah periode dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan
kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibi nifas sesuai standar yang dilakukan
sekurang-kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari
pasca persalinan, pada hari ke -4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29
sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.
Jenis pelayanan ibu nifas yang diberikan meliputi :
- Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas dan suhu)
- Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Pemeriksaan lohkia dan cairan per vaginam lain
- Pemeriksaan payudara dan pemberian ASI Eksklusif.
- Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
- Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 49


Berikut ini adalah Cakupan kunjungan ibu nifas (Cakupan KF3) Provinsi Sulawesi Tenggara 5
tahun terakhir.
GAMBAR 5.9
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU NIFAS (KF3)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

90
88 87.83
86
84 82.13 84.46

82
80 77.73
78.74
78
76
74 KF3
72
70
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Dari gambar 5.9 diketahui bahwa cakupan kunjungan nifas (KF3) selama tahun 2010-2014
Provinsi Sulawesi Tenggara cenderung berfluktuasi, cakupan terendah terjadi pada tahun 2012,
namun setelah itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir terus mengalami peningkatan dan
cakupan tertinggi selama kurun waktu 5 tahun terakhir dicapai pada tahun 2014 yakni sebesar
87,83%, hal ini dimungkinkan dengan adanya perbaikan dalam pencatatan dan pelaporan,
penetapan sasaran program yang lebih konsisten, dan kinerja petugas yang semakin membaik.

GAMBAR 5.10
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU NIFAS (KF3) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

KONAWE UTARA 72.73


KONAWE KEPULAUAN 76.58
KOLAKA UTARA 78.61
MUNA 81.92
KOLAKA 87.14
BUTON 87.34
PROV.SULTRA 87.83
WAKATOBI 88.20
BAUBAU 88.36
BUTON UTARA 88.59
KONAWE SELATAN 89.53
KONAWE 89,69
Target Renstra 2014 = 90 %
BOMBANA 91.53
KOTA KENDARI 96.08
KOLAKA TIMUR 96.84
0 20 40 60 80 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

50
Kesehatan Keluarga
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa secara nasional Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2014 cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) belum mencapai target rencana strategi kementerian
kesehatan yakni sebesar 90%, Provinsi Sulawesi Tenggara baru mencapai 87,83%. Jika dilihat dari
kabupaten/kota terdapat 3 kabupaten/kota yang sudah mencapai target yakni tertinggi di Kolaka
Timur sebesar 96,84%, kemudian Kota Kendari sebesar 96,08% dan Bombana sebesar 91,53%. Ha l
ini menunjukkan adanya hasil dari upaya pemerintah dan masyarakat. Selain itu juga dengan
adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang diluncurkan ke fasilitas kesehatan (puskesmas,
polindes/poskesdes dan posyandu) sangat bermanfaat khususnya dalam pengimplementasian upaya
kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas, di antaranya kegiatan sweeping
atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas kesehatan. Faktor lain adalah adanya
program Jampersal dimana program ibu nifas termasuk program yang dijamin oleh Jampersal.

4. PELAYANAN/PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dan atau
janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung termasuk penyakit menular dan
tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin, yang tidak di sebabkan oleh
trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada
ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan perlindungan dan pencegahan serta
penanganan defenitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar
dan rujukan.
Berikut adalah gambar cakupan penanganan komplikasi kebidanan 5 tahun terakhir Provinsi
Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.11
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

70

60 66.66
64.07

50
49.82
40 45.5
37.66
30

20

10

0
2010 2011 2012 2013 2014

Penanganan Komplikasi Kebidanan

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Pada gambar diatas diketahui bahwa secara umum penanganan komplikasi kebidanan di
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun mengalami kenaikan, kecuali di tahun 2014
terjadi penurunan, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal di antaranya :

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 51


- Pencatatan dan pelaporan kohort ibu dan partograf belum terlaksa dengan baik
- Kompetensi bidan yang rendah
- Kurangnya koordinasi antara puskesmas dan rumah sakit dalam hal rujukan pasien bumil
komplikasi
- Puskemas mampu PONED banyak yang tidak aktif lagi dikarenakan tenaga yang sudah terlatih
pindah tugas/melanjutkan pendidikan
- Distribus/penempatan bidan yang tidak merata
- Program P4K belum tersosialisasi dengan baik sampai ke tingkat puskesmas dan desa
- Kemampuan tenaga bidan masih kurang khususnya dalam penyusunan laporan dan pemahaman
terhadap defenisi operasional.

GAMBAR 5.12
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
99.97
100

90

80
Target Renstra 2014 = 75 %
70 65.01 63.47
60 54
49.82 48.67 47.99
50 42.88 40.22
39.2 37.82 37.43
40
36.28
29.4
30

20 14.06
10

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Pada gambar diatas diketahui bahwa cakupan penanganan komplikasi kebidanan yang
tertinggi terdapat di Kabupaten Muna sebesar 99,97% disusul Baubau sebesar 65,01%, dan Kota
Kendari sebesar 63,47%. Sedangkan cakupan terendah terdapat di Buton yang hanya mencapai
14,06% dan Kolaka Utara sebesar 29,40%. Jika mengacu pada target Renstra yang ditetapkan,
tercatat hanya Kabupaten Muna yang telah mencapai target. Rata-rata untuk tingkat provinsi yang
baru mencapai 49,82% masih jauh di bawah target.

Penyebab kematian ibu, terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah pendarahan,


penyebab lain-lain dan ekslamsi atau hipertensi dalam kandungan (HDK). Kematian ibu lima tahun
terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara tetap didominasi oleh pendarahan dan penyebab lain -lain.

52
Kesehatan Keluarga
Berikut adalah jumlah kematian ibu menurut penyebab di Sulawesi Tenggara dalam waktu
dua tahun terakhir.
GAMBAR 5.13
PENYEBAB KEMATIAN IBU
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013 s.d 2014

33
30
23
21
17
10
3 2 2
0 1 0

Perdarahan Lain-Lain Eklamsi Infeksi Partus lama Abortus

2013 2014
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya disebabkan oleh pendarahan,


penyebab lain-lain (retensio urine, asma bronkial, febris, post sc, sesak nafas, sesak nafas post sc,
dekompensasi cordis, plasenta previa, komplikasi tbc, gondok, gondok beracun, TBC,) dan HDK.
Berbagai faktor menjadi penyebab seperti ekonomi, pengaruh budaya, rendahnya kunjungan ke
tenaga kesehatan selama hamil, keterlambatan merujuk, terlambat sampai di fasilitas pelayanan
kesehatan, atau terlambat mendapat pertolongan yang dapat mengakibatkan kematian.

Berbagai upaya yang dilakukan dalam penurunan AKI dan AKB salah satunya adalah melalui
program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan pada
totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari res iko pada ibu hamil
serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal di tingkat
Puskesmas (PONED) dan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal Konprehensif di
Rumah Sakit (PONEK). Pelaksanaan P4K di desa-desa perlu dipastikan agar mampu membantu
keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap siagaan
keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil
tindakan yang tepat.

Diperkirakan bahwa 20% kehamilan akan mengalami komplikasi, sebagian komplikasi ini
dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila : 1) ibu
segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur
penangan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan
persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III untuk mencegah perdarahan pasca salin; 3)
Tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi,
tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi
pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan
tepat guna.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 53


GAMBAR 5.14
JUMLAH KEMATIAN IBU
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

120

100
97
84
80 73 79
65
60

40

20
Kematian Ibu

0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Gambar di atas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir kematian ibu di
Sulawesi Tenggara cenderung menurun, sejalan dengan hal tersebut, cakupan pelayanan ibu hamil
juga menunjukkan peningkatan begitu pula dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Berikut adalah jumlah kematian ibu menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara tahun
2014.

GAMBAR 5.15
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

14

12 13
Kematian Ibu
10

6
8
7
4
6 6
5
2
4 4
3 3 2 2 2 0
0

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

54
Kesehatan Keluarga
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2014 kematian ibu tertinggi terdapat di
Kabupaten Muna sebanyak 13 kasus, kemudian Konawe Selatan dan Buton masing-masing dengan
8 dan 7 kasus, kematian ibu terendah (0 kasus/tidak ada kematian ibu) dilaporkan oleh Buton
Utara. Tingginya jumlah kematian ibu di Kabupaten Muna, Konsel dan Buton kemungkinan
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keterlambatan penanganan pada kasus komplikasi,
rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga
kesehatan, enggan melahirkan di fasilitas kesehatan yang tersedia dan lebih memilih ke dukun
ketika melahirkan. Data tersebut tampaknya berkaitan dengan cakupan kunjungan K4, di mana
ketiga kabupaten dengan kasus kematian ibu tertinggi di atas adalah 3 kabupaten dengan
persentase K4 terendah di Sulawesi Tenggara dengan cakupan K4 hanya berkisar 74-76%.
Bila diasumsikan dengan pemantauan wilayah setempat dan pelayanan kesehatan ibu yang
masih rendah, sistem pelaporan yang masih under reporting, maka WHO memprediksi bahwa
apabila ditemukan 2 kematian ibu di suatu tempat khususnya di negara berkembang maka
sesunggunya ada 3 kematian ibu secara riil. Estimasi Angka Kematian Ibu di Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktu 4 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 5.16.

GAMBAR 5.16
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011 s.d 2014

400
Angka Kematian Ibu / 100.000 KH
350
342
300

250 277
240
200
205
150

100

50

0
2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui bahwa Angka Kematian Ibu dalam kurun waktu empat tahun
terakhir menunjukkan trend menurun yakni dari tahun 2011 terdapat 342 AKI/100.000 KH, tahun
2012 sebesar 277, tahun 2013 sebesar 240 dan tahun 2014 sebesar 205. Bila dibandingkan dengan
target MDG’s 2015 yaitu sebesar 105 AKI/100.000 KH, dengan trend penurunan seperti di atas dan
dalam jangka waktu pemenuhan target tinggal satu tahun, dibutuhkan upaya yang lebih keras
untuk dapat mencapai target yang harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan ANC (Ante Natal
Care), PNC (Peri Natal Care), peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan peningkatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memenuhi standar. Berikut adalah perhitungan Angka Kematian Ibu
Tahun 2014 menurut kabupaten/kota.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 55


GAMBAR 5.17
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Buton Utara 0
Konawe 68
Kota Kendari 72
Kolaka 171
Buton 183
Baubau 203
Prov. Sultra 205
Konawe Selatan 214
Konawe Utara 248
Kolaka Timur 261
Bombana 271
Wakatobi 312
Muna 345
Kolaka Utara 351
Konawe Kepulauan 486

0 100 200 300 400 500


Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Dari gambar di atas diketahui bahwa Angka Kematian Ibu menurut kabupaten/kota tertinggi
di Konawe Kepulauan yakni sebesar 486 kematian ibu per 100.000 KH, disusul Kolaka Utara sebesar
351 kematian ibu. AKI terendah di Konawe yakni sebesar 68 kematian ibu disusul Kota Kendari
sebesar 72. Terdapat satu kabupaten yang tidak ada kasus kematian ibu selama tahun 2014 yaitu
Kabupaten Buton Utara.
Tingginya AKI di Konawe Kepulauan disebabkan berbagai hal, di antaranya kondisi wilayah
yang terpencil, tenaga kesehatan yang masih kurang, sarana transportasi dan fasilitas kesehatan
yang masih terbatas menyebabkan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan yang ada relatif sulit
dan jauh. Semua kondisi tersebut menyebabkan rendahnya kontak masyarakat terutama ibu hamil
dengan tenaga kesehatan (bidan, dokter) dan cenderung melahirkan dengan bantuan dukun
setempat, sehingga kelainan pada kehamilan menjadi tidak terdeteksi sejak dini, hal ini menjadi
masalah serius bila terjadi komplikasi kehamilan atau kondisi persalinan yang membutuhkan
rujukan. Upaya perbaikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan akses masyarakat terus
dilakukan, baik perekrutan tenaga kesehatan baru, maupun perbaikan dan penambahan fasilitas
kesehatan yang ada.

5. PELAYANAN KONTRASEPSI
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian
ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T : Terlalu muda melahirkan, Terlalu sering melahirkan, Terlalu
dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu
dan anak serta perempuan.
Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau
menjarangkan kelahiran. Sasaran Program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih
dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15 -49
tahun.

56
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.18
PROPORSI PENGGUNAAN KB PADA WUS BERSTATUS KAWIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA, RISKESDAS 2013

Muna 39.3
Baubau 40.1
Wakatobi 40.2
Buton Utara 42.8
Buton 43.7
Bombana 50.1
Kota Kendari 50.8
Kolaka Utara 51.8
Prov. Sultra 52.2
Konawe Utara 55.8
Konawe 59
Konawe Selatan 62.6
Kolaka 65.7

0 10 20 30 40 50 60 70

Sumber : Buku Riskesdas Libtang Kemenkes RI Prov. Sultra 2013

Menurut hasil Riskesdas 2013, proporsi penggunaan KB tertinggi terdapat di Kabupaten


Kolaka sebesar 65,7%, disusul Konawe Selatan sebesar 62,6% dan Konawe sebesar 59,00%,
terendah di Kabupaten Muna hanya sebesar 39,3% dan Baubau 40,1%. Untuk tingkat provinsi,
proporsi pengguna KB di Sulawesi Tenggara mencapai 52.2%.

GAMBAR 5.19
PERSENTASE KB PADA WUS BERSTATUS KAWIN MENURUT TENAGA YANG MEMBERI PEMASANGAN KB
PROVINSI SULAWESI TENGGARA, RISKESDAS 2013

Dokter Kandungan
3% 1%
Dokter Umum
13%
6% Bidan

Perawat

Tidak Berlaku
77%

Sumber : Buku Riskesdas Libtang Kemenkes RI Prov. Sultra 2013

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 57


Berdasarkan tempat/tenaga pemasang, sebagian besar WUS (77%) di Sulawesi Tenggara
menggunakan kontrasepsi dari bidan, sisanya berasal dari perawat, dokter kandungan dan dokter
umum. Berikut adalah gambar persentase peserta KB Aktif Provinsi Sulawesi Tenggara lima tahun
terakhir.

GAMBAR 5.20
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

90
77.92 77.56
80 69.91
67.6
70
60 52.97

50
40
30
20
10 % KB AKTIF
0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Gambar diatas menunjukan bahwa persentase peserta KB aktif Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cenderung berfluktuasi tapi dengan margin yang tidak terlalu
signifikan, sempat terjadi penurunan pada tahun 2011, tapi terus meningkat pada dua tahun
berikutnya, dan di tahun 2014 cenderung stagnan dari tahun sebelumnya.

GAMBAR 5.21
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 57.74


Buton utara 59.56
Kolaka 59.69
Bombana 61.09 Target Renstra 2014 = 82 %
BauBau 65.21
Kolaka Utara 66.29
Kolaka Timur 74.03
Buton 74.75
Prov. Sultra 77.56
Konawe Utara 79.29
Kendari 85.44
Muna 85.81
Konawe Selatan 86.29
Konawe 94.19
Wakatobi 95.64
0 20 40 60 80 100 120

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

58
Kesehatan Keluarga
Jika mengacu pada target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014 sebesar 82% untuk
peserta KB aktif, Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target dengan capaian hanya
77,56%, namun demikian terdapat 5 kabupaten/kota yang sudah mencapai target, masing-masing
adalah Kabupaten Wakatobi sebesar 95,64%, kemudian Konawe sebesar 94,19%, Konawe Selatan
86,29%, serta Muna dan Kendari. Sedangkan persentase peserta KB aktif terendah di Konawe
Kepulauan yakni hanya sebesar 57,74%, Buton Utara sebesar 59,56% dan Kolaka sebesar 59,69%.
Pada peserta KB Aktif menurut metode kontrasepsi, yang banyak digunakan adalah PIL
sebanyak 145.002 (44.2%), kemudian Suntik sebanyak 134.597 (41%), Implan sebanyak 21.157
(6,4%), Kondom sebanyak 16.423 (5%), IUD sebanyak 7.750 (2,4%), MOW sebanyak 2.889
(0.,9%) dan MOP hanya 585 (0,2%) sedangkan untuk metode Obat Vagina dan lainnya tidak ada
penggunanya atau tidak ada laporan. Untuk lebih jelasnya ditunjukan pada gambar 5.22

GAMBAR 5.22
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF BERDASARKAN METODE KONTRASEPSI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

50
44.2
45 41
40
35
30
25
20
15
10 6.4
5
5 2.4
0.9 0.2 0 0
0
PIL Suntik Implan Kondom IUD MOW MOP Obat Lain-lain
Vagina

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

B. KESEHATAN ANAK

Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka kematian
anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak adalah Angka Kematian Neonatal
(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDGs 2015 yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran
hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir (neonatal) menjadi
prioritas utama.
Data dan Informasi yang akan disajikan berikut ini yakni berbagai indikator kesehatan anak
yang meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR), penanganan komplikasi neonatal,
kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, Pemberian ASI Eksklusif, pemberian Vitamin A,
penimbangan balita di posyandu, imusasi dasar, pelayanan kesehatan balita dan pelayanan
kesehatan pada siswa SD dan setingkat.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 59


1. BERAT BADAN LAHIR BAYI

Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam kurun waktu 1 jam pertama
setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran dengan umur kehamilan, kelahiran bayi dapat
dikelompokan : bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa kehamilan <
37 minggu. Bayi cukup bulan, bayi yang dilahirkan dengan masa kehamilan 37-42 minggu dan bayi
lebih bulan, bayi yang dilahiran dengan masa kehamilan > 42 minggu.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram. Berikut adalah gambar persentase Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.23
PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

2.5

2.12
2 2.22
1.66
1.5
1.62
1
BBLR
0.5
0.28
0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa perkembangan jumlah bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) di Provinsi Sulawesi Tenggara berfluktuasi, hasil terbaik dicapai pada tahun 2011
dengan hanya 0,28% namun di tahun-tahun berikutnya kambali meningkat.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kejadian BBLR, beberapa di antaranya
adalah isu klasik seperti tingkat ekonomi dan pengetahuan ibu, seperti telah diketahui bahwa ibu
hamil yang kurang gizi lebih berpotensi melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang
gizinya baik, kurangnya kesadaran untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan juga turut
memperbesar resiko BBLR, karena dengan demikian bumil anemi menjadi tidak terdeteksi sehingga
tidak mendapatkan asupan tablet Fe selama masa kehamilannya. Faktor lain yang menyebabka n
naik atau turunnya persentase kejadian BBLR adalah dari sisi pencatatan dan pelaporan yang
akurasinya rendah, di mana penetapan sasaran program sering tidak konsisten misalnya dalam
penentuan estimasi dan angka proyeksi. Apapun sebabnya, kejadian BBLR ha rus dicegah dan
ditekan serendah mungkin karena sangat mempengaruhi kualitas hidup bayi pada tahap
selanjutnya.
Distribusi persentase BBLR menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara ditampilkan pada
gambar 5.24.

60
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.24
PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 0
Konawe 0.5
Kolaka Timur 0.52
Konawe Selatan 0.68
Konawe Utara 0.83
Kolaka Utara 1.91
Kendari 2.02
Prov. Sultra 2.12
Buton 2.4
Wakatobi 2.54
Kolaka 2.62
Buton Utara 2.92
Baubau 3.39
Muna 3.57
Bombana 4.18

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Pada gambar diatas diketahui bahwa kasus berat badan bayi lahir rendah (BBLR) tahun 2014
tertinggi di kabupaten Bombana yaitu sebesar 4,18%, disusul Muna sebesar 3,57% dan Baubau
sebesar 3,39%, terendah di Kabupaten Konawe hanya mencapai 0,5% dan di Konawe Kepulauan
dengan 0 kasus. Rata-rata BBLR provinsi sebesar 2.12%, angka ini masih tergolong tinggi dan perlu
menjadi prioritas dari lintas program terkait untuk menekan dan bila mungkin mengentaskan
kejadian BBLR di Sulawesi Tenggara di masa mendatang.

2. PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat
menyebabkan kecacatan atau kematian, seperti asfiksia, ikterius, hipotermia, tentanus neonatorum,
inspeksi/sepsis. Trauma lahir,BBLR (Berat Lahir <2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan
kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit atau
neonatal dengan kelainan atau komplikasi /kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan terlatih baik dirumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun
sarana pelayanan kesehatan rujukan.

Gambar berikut adalah gambar cakupan penanganan komplikasi neonatal dalam kurun waktu
3 tahun terakhir provinsi Sulawesi Tenggara.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 61


GAMBAR 5.25
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2012 s.d 2014

25.5
25 25.25
24.5
24.60
24
23.5
23
22.5 22.81
22
21.5
2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Dari gambar di atas diketahui bahwa secara umum trend penanganan komplikasi neonatal di
Sulawesi Tenggara pada 3 tahun terakhir terlihat cukup baik dengan terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun meskipun laju pertumbuhannya belum cukup signifikan dengan peningkatan
hanya 1-2% per tahun. Untuk cakupan penanganan komplikasi neonatal berdasarkan
kabupaten/kota dapat di lihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.26
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

8.62
Kolaka timur
11.18
Kolaka Utara
13.92 Target Renstra 2014 = 80 %
Baubau
16.84
Buton
17.85
Konawe
19.32
Konawe Utara
20.66
Konawe Kepulauan
21.72
Wakatobi
25.23
Kolaka
25.25
Prov. Sultra
29.54
Bombana
32.36
Konawe Selatan
33.98
Muna
37.92
Kota Kendari
46.77
Buton Utara

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Dari gambar 5.26 diketahui bahwa cakupan tertinggi penanganan komplikasi neonatal untuk
kabupaten/kota tahun 2014 di Provinsi Sulawesi Tenggara yang tertinggi di Buton Utara yakni
sebesar 46.77 %, kemudian disusul Kota Kendari sebesar 37.92% dan Muna sebesar 33.98%.

62
Kesehatan Keluarga
Capaian terendah terdapat di Kolaka Timur sebesar 8.62%, diikuti Kolaka Utara sebesar 11,18%
dan Baubau 13,92%. Secara keseluruhan rata-rata provinsi sebesar 25,25%, naik sekitar 1%
dibanding tahun sebelumnya.
Terjadinya peningkatan cakupan penanganan komplikasi neonatal di tahun 2014 hal ini
menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus gawat darurat
neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti sesuai kewenangannya atau dirujuk ke tingkat pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi. Namun jika merujuk pada target Renstra Kemenkes tahun 2014
sebesar 80%, capaian tersebut masih jauh di bawah target, sehingga masih diperlukan upaya
berkesinambungan dari berbagai sisi untuk mempercepat peningkatan cakupan penanganan
komplikasi neonatal, baik dari segi tenaga dalam bentuk peningkatan kompetensi tenaga kesehatan,
peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana, maupun dari segi pembiayaan, sehingga diharapkan
dapat menekan jumlah kematian neonatal di Sulawesi Tenggara.
Gambar berikut ini adalah grafik perkembangan jumlah kematian neonatal selama 5 tahun
terakhir di Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.27
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

600

500

484
400
427
396 390
300 384

200

100

0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah kematian neonatal dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir mengalami fluktuasi di mana di tahun 2010 terdapat 384 kematian neonatal, tahun 2011
sebesar 396, tahun 2012 sebesar 484, tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 390 kasus kematian
dan di tahun 2014 mengalami peningkatan lagi menjadi 427 kasus.
Gambar berikut adalah estimasi Angka Kematian Neonatal (AKN) dalam setiap 1000 kelahiran
hidup di Sulawesi Tenggara untuk periode tahun 2010 – 2015.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 63


GAMBAR 5.28
ANGKA KEMATIAN NEONATAL (AKN) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

18
16
14 16
12 14 14
13
10 12
8
6
4
2
0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Pada gambar diatas terlihat bahwa estimasi Angka Kematian Neonatal dalam 5 tahun terakhir
cukup berfluktuasi di mana tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 terdapat AKN sebesar 14 per
1000 KH, kemudian tahun 2013 terdapat 16 AKN, tahun 2013 terdapat 12 AKN dan di tahun 2014
terdapat 13 AKN. Ini berarti bahwa pada tahun 2014 setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 13
kematian neonatal. Bila dilihat garis trendnya, grafik estimasi di atas nampaknya memiliki
kecenderungan yang sama dengan gambar 5.27 mengenai jumlah kematian bayi yang dilaporkan
selama tahun 2010-2015, ini berarti sistem pencatatan dan pelaporan kematian neonatal sudah
semakin baik.

3. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL

Neonatal adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 har, dimana tejadi perubahan
yang sangat besar dari kehidupan dalam rahim menjadi luar rahim. Bayi hingga usia kurang satu
bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Pada usian
yang rentan ini berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Tanpa penanganan yang tepat, bisa
berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan resiko pada kelompok
ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas layanan kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada
kunjungan bayi baru lahir.
Kunjungan neoanatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
(umur 6 jam -48 jam) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar
oleh tenaga kesehatan terlatih diseluruh sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi
Muda( MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali
pusat. Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi kesehatan adalah
Kunjungan Neonatal Lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh
pelayanan kunjungan neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-71 hari dan
1 kali pada 8-28 hari.

Berikut ini adalah gambar cakupan kunjungan Neonatal pertama (KN1) dan Kunjungan
Neonatal Lengkap dalam kurun waktu 3 tahun terakhir di Provinsi Sulawesi Tenggara .

64
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.29
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2012 s.d 2014
100
98 98.11
96 93.75
94
95.01
92
90 88.29 91.56
88
86
84 86.02
82
KN1 KN-Lengkap
80
78
2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui dalam kurun waktu 3 tahun terakhir cakupan kunjungan
neonatal peratama (KN1) dan kunjungan neonatal lengkap dari tahun 2012 masing -masing
mencapai 98,11% dan 95,01%, tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 88,29% untuk KN1 dan
86,02% untuk KN Lengkap dan di tahun 2014 terjadi peningkatan yang signifikan yakni untuk KN1
sebesar 93.75% dan KN-Lengkap sebesar 91,56 %.
Jika dilihat pada tahun 2013 terjadi penurunan cakupan, namun demikian bila dibandingkan
dengan target rencana strategi Kemenkes RI tahun 2013 khusus untuk cakupan KN-Lengkap sudah
mencapai bahkan melebihi target Renstra yang sebesar 84%.
Berikut adalah cakupan KN1 menurut kabupaten/kota tahun 2014 di Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.30
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Utara 81.4


Kolaka Utara 82.17
Konawe… 83.15
Buton 90.42
Baubau 92.15
Prov. Sultra 93.75
Muna 93.88
Konawe Selatan 94.76
Konawe 95.59
Bombana 96.34
Buton Utara 96.42
Target Renstra : 2014= 90 %
Kolaka 96.59
Kolaka Timur 98.3
Wakatobi' 98.58
Kota Kendari 98.77

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 65


Gambar 5.30 menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan target Renstra Kemenkes RI
untuk cakupan KN1 sebesar 90%, maka secara umum Sulawesi Tenggara sudah mencapai target
dengan capaian sebesar 93.75%. Namun demikian jika dilihat pencapaian tiap kabupaten/kota,
masih terdapat 3 kabupaten yang belum mencapai standar Renstra yakni Kabupaten Konawe,
Konawe Utara, Kolaka Utara. Ketiga kabupaten tersebut baru memiliki capaian 81-83%.

GAMBAR 5.31
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 64.82


Konawe Utara 78.17
Kolaka Utara 81.91
Buton 88.48
Muna 90.58
Konawe 91.35
Baubau 91.96
Prov. Sultra 91.56
Kolaka Timur 93.42
Target Renstra : 2014=84%
Konawe Selatan 93.65
Bombana 93.73
Kolaka 95.06
Buton Utara 95.82
Kota Kendari 97.66
Wakatobi 98.06

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Gambar di atas menunjukkan bahwa untu cakupan KN lengkap tahun 2014, masih terdapat 3
kabupaten/kota yang belum mencapai target Renstra yakni Kabupaten Kolaka Utara, Konawe Utara
dan Konawe Kepulauan. Secara nasional cakupan kunjungan neonatal lengkap Provinsi Sulawesi
Tenggara sudah mencapai target yakni 91,56%. Cakupan tertinggi diperoleh Wakatobi sebesar
98,06%, kemudian Kota Kendari sebesar 97.66% dan Buton Utara 95,82%, hal ini diyakini
berpengaruh terhadap jumlah kematian neonatal yang tiap tahun mengalami penurunan.

4. PELAYANAN KESEHATAN BAYI/BALITA

Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa menjadi
ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan kesehatan pada bayi
ditujukan pada usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan
sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan dan
perawat), minimal 4 kali, yaitu pada hari 29 hari – 2 bulan, 3-5 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai
standar di satu wilayah.
Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap,
pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI
eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI dan lain-lain.
Berikut adalah gambar cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut kabupaten/kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014.

66
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.32
PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Utara 68.7


Konawe Kepulauan 75.6
Wakatobi 75.8
Kolaka 78.6
Bombana 81.3
Kendari 82.1
Konawe Selatan 82.2
Prov. Sultra 85.7
Muna 88
Kolaka Utara 88.2
Baubau 89
Buton
Target Renstra : 2014= 90% 90.3
Konawe 93.1
Kolaka Timur 94.9
Buton Utara 95.2

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Pada gambar di atas terlihat bahwa secara nasional pelayanan kesehatan bayi di Sulawesi
Tenggara belum mencapai target karena baru mencapai 85,7%, namun demikian ada 4
kabupaten/kota yang sudah mencapai target yaitu Kabupaten Buton Utara sebesar 95,2%,
kemudian Kolaka Timur sebesar 94,9%, Konawe 93,1 % dan Buton sebesar 90,3%, capaian
terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara yang hanya sebesar 68,7% disusul Konawe
Kepulauan sebesar 75,6%. Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan pada bayi di beberapa
kabupaten/kota kemungkinan karena tidak tuntasnya pelayanan yang diberikan kepada bayi, rata-
rata kunjungan ke posyandu hanya sampai pada bayi usia 9 bulan atau setelah pemberian imunisasi
campak.
Berikut ini adalah gambar kematian bayi dalam kurun waktu lima tahun terakhir di Sulawesi
Tenggara.

GAMBAR 5.33
JUMLAH KEMATIAN BAYI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

250
230
210 233
190 209 211
170
202
150 172
130
110
90
70
50
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 67


Gambar di atas menunjukkan adanya trend penurunan jumlah kematian bayi dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir di Sulawesi Tenggara meskipun sempat mengalami sedikit kenaikan di tahun
2012 namun kemudian terus turun pada dua tahun berikutnya terutama tahun 2014 yang menurun
signifikan menjadi 172 kasus. Berikut ini adalah estimasi Angka Kematian Bayi (AKB) dalam 1.000
kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara periode tahun 2010-2014.

GAMBAR 5.34
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
9
8
7 8
6 7 7 7
5
4 5
3
2
1
0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Gambar di atas menunjukan bahwa estimasi Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran
Hidup pada tahun 2014 adalah 5 per 1000 Kelahiran Hidup yang berarti dalam setiap 1000 kelahiran
hidup di Sulawesi Tenggara terdapat rata-rata 5 kematian bayi. Bila dibandingkan dengan grafik
jumlah kematian bayi untuk periode waktu yang sama (gambar 5.33), tampak bahwa grafik AKB di
atas konsisten atau memiliki pola kecenderungan yang sama, ini berarti sistem pencatatan dan
pelaporan sudah berjalan dengan baik. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup
menurut kabupaten/kota tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.35
ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Kendari 1
Kolaka Timur 2
Kolaka 2
Konawe 2
Kolaka Utara 4
Konawe Selatan 4
Prov. Sultra 5
Konawe Kepulauan 5
Konawe Utara 6
Buton Utara 7
Buton 7
Baubau 8
Muna 9
Bombana 12
Wakatobi 15

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

68
Kesehatan Keluarga
Dari gambar di atas diketahui bahwa Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup tertinggi
terdapat di Wakatobi sebesar 15 kasus disusul Bombana sebesar 12 kasus sedangkan AKB terendah
dilaporkan Kota Kendari yakni 1 kasus, kemudian Kolaka Timur, Kolaka dan Konawe masing-masing
terdapat 2 kasus kematian per 1000 kelahiran hidup. AKB rata-rata Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah 5 per 1000 kelahiran hidup.
Setelah bayi, indikator utama berikutnya adalah kesehatan balita. Indikator terhadap
pelayanan kesehatan terhadap balita dapat dilihat antara lain dari jumlah kematian balita maupun
Angka Kematian Balita (AKABA) dalam kurun waktu tertentu. Gambaran kematian balita 5 tahun
terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.36
JUMLAH KEMATIAN BALITA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 - 2014

400

350
362
300 328
308
298
250 270

200

150

100
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah kematian balita selama kurun waktu 5 tahun
terakhir cenderung menurun, bila pada tahun 2010 terdapat 362 kematian balita, pada tahun 2014
turun menjadi 270 kematian balita. Data dibawah ini menggambarkan tentang kematian balita
menurut kabupaten/kota tahun 2014.

GAMBAR 5.37
KEMATIAN BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Kolaka Timur 2
Konawe Kepulauan 4
Konawe Utara 6
Kolaka Utara 7
Kendari 8
Konawe 9
Buton Utara 12
Kolaka 16
Konawe Selatan 20
Wakatobi 25
Baubau 28
Bombana 30
Buton 49
Muna 54
0 10 20 30 40 50 60

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 69


Dari gambar di atas diketahui bahwa kematian balita tertinggi terjadi di Kabupaten Muna
sebesar 54 kasus, dan Buton sebesar 49 kasus. Sedangkan terendah di Kolaka Timur sebanyak 2
kasus dan Konawe Kepulauan 4 kasus.
Berikut ini adalah estimasi Angka Kematian Balita (AKABA) untuk tiap 1.000 kelahiran hidup di
Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

GAMBAR 5.38
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 - 2014
14

12 13
12
10
10 10
8 9

2
AKABA per 1000 Kelahiran Hidup
0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Gambar di atas menunjukkan bahwa Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran
hidup selama kurun waktu 5 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Untuk tahun 2014
masih ada 9 per 1000 kelahiran hidup, ini berarti untuk setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 9
kematian balita. Grafik estimasi AKABA ini bila dikomparasi dengan grafik jumlah kematian bayi
yang dilaporkan pada periode yang sama (gambar 5.36) memiliki pola kecenderungan yang sama,
ini berarti data yang dilaporkan telah cukup konsisten. Bila dibandingkan dengan target MDG’s 2015
untuk AKABA maksimal sebesar 32 per 1000 KH (angka nasional) maka di Sulawesi Tenggara sudah
mencapai target.

5. CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Menyusui sejak dini mempunyai dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, bagi bayi
kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian karen hypothermia (kedinginan), selain itu
juga, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari ibu, menjadikannya lebih keb al dari bakteri lain di
lingkungan. Dengan kontak pertama, bayi memperoleh kolostrum, yang penting untuk
kelangsungan hidupnya. Sedangkan manfaat bagi ibu menyusu adalah menyusui dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga
mengurangi perdarahan pasca melahirkan.

Hasil Riskesdas 2013 menggambarkan bahwa persentase proses mulai mendapat ASI kurang
dari satu jam pada anak umur 0-23 bulan di Provinsi Sulawesi Tenggara tertinggi di Kota Baubau
sebesar 73,2% dan terendah di Wakatobi sebesar 16,3%.

70
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.39
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

70
ASI Eksklusif
60
63.8
50
50.9
40

30 34.19 32.9
20
14.1
10

0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Dari gambar di atas diketahui bahwa data pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di
Sulawesi Tenggara cenderung naik turun, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2011
dengan cakupan 63,8%, atau naik sebesar 49,7% dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut
terus menurun pada tiga tahun terakhir hingga mencapai 32,9% pada tahun 2014. Beberapa faktor
yang mnyebabkan rendahnya cakupan ASI eksklusif antara lain kebiasaan atau budaya masyarakat
setempat yang cenderung menyapih terlalu dini dengan beragam alasan, belum maksimalnya
kegiatan sosialisasi dan advokasi terkait pemberian ASI, belum semua rumah sakit melaksanakan 10
langkah menuju keberhasilan menyusui, kurangnya kepedulian tenaga kesehatan untuk berpihak
pada pemenuhan hak bayi untuk mendapat ASI, tenaga konselor ASI yang masih kurang, maupun
karena pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari fasilitas kesehatan.
Berikut adalah gambar capaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan menurut
kabupaten/kota tahun 2014.

GAMBAR 5.40
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI 0-6 BULAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Muna 19.5
Buton 25.3
Konawe 27
Baubau 29.8
Konawe Kepulauan 29.9
Konawe Utara 30.4
Prov. Sultra 32.9
Kolaka Utara 33
Buton Utara 33.2
Kolaka 33.5
Bombana 38.4
Kota Kendari 39.8
Wakatobi 42.1
Konawe Selatan 42.8
Kolaka Timur 47

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 71


Pada gambar diatas diketahui bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target. Capaian ASI eksklusif baru mencapai
32,9% tertinggi di Kolaka Timur sebesar 47% disusul Konawe Selatan sebesar 48,8% dan Wakatobi
sebesar 42,1% dan cakupan terendah di Muna baru mencapai 19,5%, kemudian Buton sebesar
25,3% dan Konawe sebesar 27%.

6. CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA

Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan vitamin A. Pencegahan kekurangan vitamin A dilakukan melalui pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan Balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun
(Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali .
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk
meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita kurang
vitamin A, lebih mudah terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, dan pada tingkat lanjut
dapat mengakibatkan kematian.
Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama dapat mengkibatkan terjadinya gangguan
pada mata dan bila tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Caku pan
pemberian vitamin A di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010 – 2014 ditunjukkan pada gambar
berikut.

GAMBAR 5.41
CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

73.93 74.2
71.65 72.98

67.88

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014

Pada gambar diatas diketahui bahwa cakupan pemberikan Kapsul Vitamin A Provinsi Sulawesi
Tenggara cenderung meningkat dari tahun 2010 sebesar 67,88%, tahun 2011 sebesar 71,65%,
tahun 2012 sebesar 73,93%, tahun 2013 sebesar 74,2 % dan di tahun 2014 terjadi penurunan
yakni sebesar 72,98%. Terjadinya penurunan di tahun 2014 hal ini di mungkinkan adanya
penetapan sasaran program yang tidak konsisten khususnya sasaran bayi dan balita.

Berikut ini adalah gambar cakupan pemberian Kapsul Vitamin A menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2014.

72
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.42
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Selatan 63.6


Kolaka 73.5
Konawe Kepulauan 74.96
Kolaka Utara 80.29
Konawe 80.78
Bombana 81.87
Baubau 82.77
Prov. Sultra 83.06
Konawe Utara 86.01
Kota Kendari 86.46
Buton 91.45
Buton Utara 96.35
Muna 96.87
Kolaka timur 97.55
Wakatobi 98.8

0 20 40 60 80 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014

Pada gambar diatas diketahui bahwa cakupan pemberian Vitamin A pada Balitas (6-59) bulan
tertinggi di Wakatobi sebesar 98.80%, disusul Kolaka Timur sebesar 97,55% dan Muna sebesar
96,87%. Cakupan terendah terdapat di Konawe Selatan sebesar 63,6%, kemudian Kolaka sebesar
73,50% dan Konawe Kepulauan sebesar 74,96%. Rendahnya cakupan di kabupaten Konawe
Selatan dimungkinkan sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap, masih rendahnya
kegiatan sweeping dan kurangnya sosialisasi tentang pemberian kaspsul Vitamin A.

7. IMUNISASI

Program Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu yang diberikan pada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular,
yaitu bayi, anak usia sekolah, Wanita usia Subur dan ibu hamil.
UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi (0-11) bulan yang
ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Pencapaian Universal Child
Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan cakupan imunisasi secara lengkap pada sekelompok
bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah
tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap
penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Berikut adalah gambaran desa/kelurahan UCI Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 s.d 2014
ditunjukkan pada gambar 5.43.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 73


GAMBAR 5.43
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

90

80
85.37
70
75.36
60
63.5
60.59
50
51.92
40

30

20

10

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014

Pada gambar diatas di ketahui bahwa cakupan Desa/Kelurahan Uci dalam kurun waktu 3
tahun terakhir terjadi peningkatan yakni dari tahun 2010 sebesar 51,92% naik menjadi 63,5% di
tahun 2011 dan terus meningkat mencapai 75,36% di tahun 2012. Namun di tahun 2013 terjadi
penurunan yakni sebesar 60,59%, dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan yang cukup signifikan
yakni sebesar 85,37%. Terjadinya penurunan cakupan desa UCI di tahun 2013 dimungkinkan
adanya pecatatan dan pelaporan yang kurang lengkap dari sarana pelayanan kesehatan khususnya
di Puskesmas.
Bila dibandingkan dengan Target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014, untuk cakupan
Desa/Kelurahan UCI menurut Kabupaten/kota yang sudah mencapai target hanya di Buton Utara
yakni sebesar 95.60%. Untuk lebih jelasnya cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut menurut
Kabupaten/kota Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut.

74
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.44
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 41.05


Bombana 70.5
Baubau 76.74
Wakatobi 80
Muna 81.59
Kota Kendari 84.38
Prov. Sultra 85.37
Kolaka Timur 85.71
Konawe Utara 87.67
Konawe Selatan 89.46
Buton Target Renstra : 2014= 95% 90.91
Konawe 91.57
Kolaka 91.85
Kolaka Utara 93.23
Buton Utara 95.6

0 20 40 60 80 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui bahwa apabila dibandingkan dengan target Renstra
Kementerian Kesehatan tahun 2014 Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target di maksud
yakni baru mencapai 85.37%,. Cakupan desa/Kelurahan UCI tertinggi di Buton Utara sebesar
95,60%, disusul Kolaka Utara sebesar 93,23 % dan Kolaka 91,85%. Cakupan terendah terdapat di
Konawe Utara yakni hanya sebesar 41.05% kemudian di Bombana sebesar 70.50% dan Baubau
sebesar 76,74%. Rendahnya cakupan Desa/Kelurahan UCI dimungkinkan sistem pencatatan dan
pelaporan yang tidak lengkap dari puskemas, kondisi wilayah yang sulit sehingga pada kondisi
tertentu ada sebagian bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dan juga dengan adanya
faktor budaya setempat.

a. Imunisasi Dasar pada Bayi


Setiap bayi wajib mendapatkan lima Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) yang terdiri dari : 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B dan 1 dosis campak. Dari ke lima imunisasi
dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian
serius dari pemerintah, karena campak merupakan salah satu penyebab kematian balita.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 75


GAMBAR 5.45
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 16.71


Konawe Utara 71.43
Kolaka Utara 81.23
Bombana 83.26
Wakatobi 83.82
Buton 84.45
Muna 86.03
Konawe Selatan 87.25
Prov. Sultra 87.72
Kolaka 89
Baubau 91.46
Konawe 93.06
Buton Utara 97.61
Target Renstra : 2014= 90%
Kolaka Timur 99.27
Kota Kendari 100

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui bahawa cakupan Imunisasi Campak tertinggi terdapat di 2
Kabupaten/Kota yaitu Kota Kendari yakni 100 % dan Kolaka Timur sebesar 99,27%. Cakupan
terendah terdapat di Konawe Kepulauan hanya mencapai 16,71% disusul Konawe Utara sebesar
71,43%. Rendahnya cakupan imunisasi campak di Konawe Kepulauan disebabkan pencatatan dan
pelaporan yang tidak lengkap, Konawe Kepulauan merupakan pemekaran dari Kabupaten Konawe
sehingga baik dari segi tenaga dan sarana masih dalam masa transisi yang mengakibatkan sistem
pencatatan dan pelaporan tidak maksimal. Bila melihat target renstra kementerian kesehatan
terdapat 5 Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target yaitu Kota Kendari, Kolaka Timur, Buton
Utara, Konawe dan Kota Baubau.

Berikut adalah gambar cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi menurut
kabupaten/kota tahun 2014.

76
Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.46
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 16.71


Konawe Utara 71.43
Konawe Selatan 78.89
Bombana 81.65
Kolaka Utara 82.84
Wakatobi 83.82
Buton 84.45
Muna 86.03
Prov. Sultra 86.75
Kolaka 89
Baubau 91.46
Konawe 93.06
Buton Utara 97.61
Kolaka Timur Target Renstra : 2014= 90% 100
Kota Kendari 100

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan Imunisasi Dasar Lengkap tertinggi terdapat di
2 Kabupaten/Kota yaitu Kota Kendari dan Kolaka Timur masing-masing mencapai 100%, kemudian
Buton Utara sebesar 97,61%. Cakupan terendah terdapat di Konawe Kepulauan hanya mencapai
16,71% disusul Konawe Utara sebesar 71,43%. Bila melihat target renstra kementerian kesehatan
terdapat Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target yaitu Kota Kendari, Kolaka Timur, Buton
Utara, Konawe dan Kota Baubau.

8. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA


Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan pada anak yang berada pada kisaran
umur 12 sampai dengan 59 bulan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan memperoleh :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhab minimal 8 kali setahun (Penimbangan berat badan
dn pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun
2. Pemberian Vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari dan Agustus
3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita minimal 2 kali dalam
setahun
4. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS)
Capaian indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2014 Provinsi Sulawesi
Tenggara mencapai 57.32% ini berarti belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan
Tahun 2014 yang sebesar 85%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.47.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 77


GAMBAR 5.47
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Kolaka 25.22
Bombana 31.77
Buton 35.34
Konawe Kepulauan 50.23
Kolaka Timur 51.59
Kota Kendari 54.92
Prov. Sultra 57.32
Buton Utara' 67.03
Konawe Selatan 68.87
Baubau 70.53
Konawe 70.89
Wakatobi 71.06
Target Renstra : 2014= 85%
Kolaka Utara 74.88
Konawe Utara 76.91
Muna 95.25

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan pelayanan kesehatan Anak Balita Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2014 tertinggi di Muna yakni mencapai 95,25% terendah di Kolaka hanya
mencapai 25,22% disusul Bombana sebesar 31,77% dan Buton sebesar 35,34%

9. PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT

Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan.
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas 1 melalui
penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1.
Kegiatan Penjaringan kesehatan dimaksud terdiri dari :
- Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambur, kulit dan kuku)
- Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri
- Pemeriksaan ketajaman indra (penglihatan dan pendengaran)
- Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
- Pemeriksaan Laboratorium untuk anemia dan kecacingan
- Pengukuran kebugaran jasmani
- Deteksi Dini masalah mental emosional
Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI yang melakukan
penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan.

Di Provinsi Sulawesi Tenggara cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat tahun
2014 baru mencapai 75,90%. Cakupan ini belum mencapai target sesuai target renstra kementer ian
kesehatan tahun 2014. Cakupan tertinggi terdapat di Konawe yakni sebesar 98,70%, disusul
Baubau sebesar 98,20%% dan cakupan terendah terdapat di Kolaka Timur hanya mencapai 46.8%

78
Kesehatan Keluarga
dan di Konawe Kepulauan sebesar 53,4%. Untuk lebih jelasnya cakupan pelayanan kesehatan
(penjaringan) bagi siswa SD/MI menurut Kabupaten/Kota tahun 2014 dapat dilihat pada gambar
berikut :
GAMBAR 5.48
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

Konawe 98.7
Baubau 98.2
Wakatobi 95.3
Kolaka 92.7
Kota Kendari 87.3
Bombana 79.8
Prov. Sultra 75.9
Muna 74.2
Buton Utara 69.3
Kolaka Utara 66.7
Konawe Utara 65.5
Buton 58.9
Konawe Kepulauan 53.4
Konawe Selatan 51.4
Kolaka Timur 46.8

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 tertinggi di Konawe sebesar 98,70%, disusul Baubau 98,2% dan
Wakatobi sebesar 95,30%. Cakupan terendah terdapat di Kolaka Timur hanya mencapai 46,80%,
kemudian Konawe Selatan sebesar 51,40% dan Konawe Kepulauan sebesar 53,40%.

C. STATUS GIZI

1. STATUS GIZI PADA BALITA

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai dalam pencapaian MDG’s adalah status
kesehatan Balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tingg
badan (TB)
Menurut Riskesdas 2013 status gizi balita dikategorikan dalam hal ; Gizi buruk, gizi kurang,
gizi baik, gizi lebih, sangat pendek, pendek, normal, sangat kurus, kurus, normal dan gemuk.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 nilai tertinggi gizi baik Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar
72,2%, gizi kurang sebesar 15,9%, gizi buruk 8,0% dan gizi lebih sebesar 3,9%. Gizi baik tertinggi
terdapat di Kabupaten Wakatobi yakni sebesar 94,40% dan terendah di Buton sebesar 64,1%. Gizi
kurang tertinggi ditemukan di Muna sebesar 20,4% dan terendah di Wakatobi sebesar 3,9%. Gizi
Buruk tertinggi terdapat di Buton yakni sebesar 14,7% dan terendah di Wakatobi yakni hanya
mencapai 0,2%. Gambar berikut ini adalah jumlah kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 79


GAMBAR 5.49
JUMLAH KASUS GIZI BURUK PADA BALITA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014

1300
1200 1205
1100
Gizi Buruk
1000
900
800
700
600
500 427 385
400 333
300 250
200
100
0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui bahwa jumlah kasus gizi buruk di provinsi Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktun 5 tahun terakhir terjadi penurunan yakni dari tahun 2010 sebesar 1.205 kasus
gizi buruk, tahun 2011 sebesar 427 kasus, tahun 2012 sebesar 385 kasus, tahun 2013 sebesar 333
kasus dan di tahun 2014 terdapat 250 kasus. Penurunan kasus gizi buruk ini kemungkinan
disebabkan karena kegiatan sweeping/pelacakan dan penanganan terhadap kasus gizi buruk
semakin baik dari tahun ke tahun, melalui peningkatan kapasitas petugas pelaksana Pemantauan
Status Gizi (PSG), sosialisasi dan advokasi gerakan nasional sadar gizi yang tiap tahun dilaksanakan
baik di sarana fasilitas kesehatan (puskesmas, polindes dan posyandu), juga di institusi pendidikan
(SD/MI, SMP dan SMA).

GAMBAR 5.50
JUMLAH KASUS GIZI BURUK PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Buton 75
Muna 48
Bombana 28
Kolaka Utara 16
Konawe Selatan 16
Kolaka 14
Konawe 14
Kota Kendari 13 13
Konawe Utara 8
Baubau 7
Wakatobi 6
Kolaka Timur 3
Buton Utara 2

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014

80
Kesehatan Keluarga
Dari data diatas diketahui bahwa jumlah kasus gizi buruk Tahun 2014 tertinggi di Kabupaten
Buton yakni sebanyak 75 kasus, disusul Muna sebanyak 48 kasus dan Bombana sebanyak 28 kasus.
Kasus Gizi Buruk terendah terdapat di Buton Utara sebanyak 2 kasus disusul Kolaka Timur 3 kasus
dan Wakatobi sebanyak 3 kasus. Tingginya kasus gizi buruk di Kabupaten Buton dan Muna di
sebabkan kondisi ekonomi dan daya beli yang rendah, sebab lain adalah akses ke pelayanan
kesehatan terutama kunjungan ke posyandu sangat rendah.

2. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S)

Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan
cakupan pelayanan gizi pada Balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta
penanganan prevalnsi gizi kurang pada balita. Semakin tinggi D/S seyogyanya semakin tinggi pula
cakupan Vitamin A, semakin tinggi imunisasi dan diharapkan semakin rendah prevalensi gizi kurang.

Berdasarkan profil kabupaten/kota tahun 2014 dari jumlah Balita yang dilaporkan sebanyak
270.971 Balita terdapat 192.155 Balita yang ditimbang (70.91%) dengan cakupan tertinggi di
Wakatobi sebesar 94.55% dan yang terendah di Konawe Kepulauan hanya mencapai 57.43%.

Indikator D/S menggambarkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program perbaikan


gizi melalui kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu. Berdasarkan hasil Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota menjelaskan bahwa pencapaian indikator ini dari tahun 2010 – 2014 dapat dilihat
pada gambar berikut.

GAMBAR 5.51
CAKUPAN PENIMBANGAN PADA BALITA DI POSYANDU (D/S)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010 s.d 2014
90

80

70 83.7 70.91
60 66.7 64.47
67.4
50

40

30

20

10

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014

Pada gambar di atas diketahui bahwa cakupan penimbangan balita (D/S) di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2014 dalam kurun waktu 5 tahun terakhir berfluktuasi, dari tahun 2010 cakupan
D/S hanya mencapai 66,7% meningkat menjadi 83,7% di tahun 2011, di tahun 2012 ke tahun 2013
terjadi penurunan dari 67,4% menjadi 64,47%, tapi pada tahun 2014 meningkat lagi menjadi
70.91%.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 81


GAMBAR 5.52
CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA (D/S) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

Konawe Kepulauan 57.43


Konawe 63.01
Bombana 64.14
Buton 65.49
Kolaka Utara 67.13
Konawe Selatan 67.16
Kolaka 68.02
Muna 68.26
Konawe Utara 69.84
Prov. Sultra 70.91
Kota Kendari 78.93
Baubau 82.69
Buton Utara 84.64
Kolaka Timur 94.54
Wakatobi 94.55

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2014

Dari gambar di atas diketahui bahwa cakupan penimbangan balita tahun 2014 tertinggi di
Wakatobi sebesar 94,55%, disusul Kolaka Timur sebesar 94,54% dan Buton Utara sebesar 84,64%.
Cakupan terendah di Konawe Kepulauan hanya mencapai 57,43%, rata-rata cakupan D/S Provinsi
Sulawesi Tenggara adalah 70,91%.

82
Kesehatan Keluarga
6 PENGENDALIAN PENYAKIT &
KESEHATAN LINGKUNGAN

Bab 6 berisi pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. Data mengenai pengendalian
penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidakmenular, sedangkan kesehatan lingkungan
terdiri atas air minum yang layak, STBM, dan PHBS. Situasi penyakit dan kondisi kesehatan lingkungan
merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat.

A. PENGENDALIAN PENYAKIT
Selain membahas pengendalian penyakit yang menjadi prioritas pembangunan kesehatan, pada
subbab ini juga dibahas mengenai penyakit yang belum dapat dieliminasi di Sulawesi Tenggara.

I. PENYAKIT MENULAR

a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis, lebih dikenal sebagai TBC, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah
terinfeksi basil tuberkulosis.
Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan case notification rate
(CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu)
dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu
tertentu).

1. Kasus Baru BTA Positif


Pada tahun 2014 di Sulawesi Tenggara ditemukan 3.802 kasus baru BTA positif(BTA+),
menurun bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 4.184 kasus baru. Jumlah kasus baru tertinggi yang
dilaporkan terdapat di Kabupaten Muna, Konawe dan Kota Kendari. Jumlah kasus di tiga kabupaten
tersebut mencapai 52% dari keseluruhan kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan jenis kelamin, rata-rata kasus baru BTA+ pada laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan dengan 59% berbanding 41%. Di hampir semua kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara
kasus BTA+ lebih banyak ditemukan pada laki-laki, tapi disparitas tertinggi antar jenis kelamin yang
terjadi di Kabupaten Konawe Kepulauan justru dengan proporsi sebaliknya, di mana jumlah kasus pada
perempuan mencapai 70%, jauh lebih tinggi dibanding laki-laki yang hanya 30%. Belum ada analisis
lebih lanjut terhadap karakteristik masyarakat di Kabupaten Konawe Kepulauan untuk mengetahui
penyebab dari anomali data tersebut.
Berdasarkan kelompok umur, khususnya pada kelompok umur 0-14 tahun, jumlah kasus Tb
yang ditemukan di Sulawesi Tenggara sebesar 2% dari seluruh kasus TB, meskipun proporsi tersebut
tampak kecil, tapi jauh berada di atas proporsi nasional tahun 2013 yang hanya sebesar 0,7%. Jumlah
seluruh kasus baru BTA di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.1.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 83


GAMBAR 6.1.
JUMLAH KASUS BARU BTA+ MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

BUTON UTARA 30
WAKATOBI 62
KONAWE UTARA 63
KONAWE KEPULAUAN 64
KOLAKA TIMUR 78
KOLAKA UTARA 178
BOMBANA 194
KONAWE SELATAN 226
KOTA BAUBAU 283
KOLAKA 284
BUTON 353
KOTA KENDARI 551
KONAWE 607
MUNA 829
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Dari gambar 6.1 terlihat bahwa jumlah kasus baru BTA+ tertinggi rata-rata terjadi di
kabupaten/kota yang berpenduduk besar, ini menunjukan bahwa kejadian kasus baru BTA+ di Sulawesi
Tenggara tidak merujuk pada karakteristik wilayah tertentu, tapi lebih kepada besar kecilnya jumlah
penduduk, ini berarti pula bahwa proporsi kasus BTA+ di masyarakat relatif konstan di semua
kabupaten/kota.

2. Proporsi Pasien Baru BTA Positif Dari Semua Kasus TB


Proporsi pasien baru BTA+ dari semua kasus Tb menggambarkan prioritas penemuan pasien Tb
yang menular di antara seluruh pasien Tb paru yang diobati. Dalam usaha mengeliminir kasus Tb paru,
angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila proporsi pasien baru BTA+ di bawah 65%
maka hal itu menunjukan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk
menemukan pasien yang menular (pasien BTA+).
Proporsi pasien baru BTA+ dari seluruh kasus Tb di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun
sudah cukup baik. Pada tahun 2013 proporsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai 95%, sementara pada
tahun 2014 capaian rata-rata dari kabupaten/kota sebesar 90%. Meskipun terlihat mengalami
penurunan, tapi secara umum hasil tersebut masih cukup baik karena sudah di atas target minimal
nasional yang ditetapkan sebesar 65%. Proporsi pasien baru BTA+ menurut kabupaten/kota
selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6.2.

84
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.2
PROPORSI BTA+ DARE SELURUH KASUS TB PARU MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN2014

BUTON UTARA 58.82


KOLAKA UTARA 80.18
KOTA BAUBAU 82.27
MUNA 83.15
KOTA KENDARI 86.91
PROV SULTRA 90.52
WAKATOBI 91.18
BUTON 91.69
KONAWE 92.81
BOMBANA 96.52
KONAWE SELATAN 99.56
KONAWE UTARA 100.00
KOLAKA Target 100.00
KONAWE KEPULAUAN Minimal 152.38
65%
KOLAKA TIMUR 278.57
0.00 65.00 130.00 195.00 260.00 325.00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar 6.2 menunjukan bahwa secara umum proporsi kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara
sudah melampaui target minimal sebesar 65%. Dari 14 kabupaten/kota, 13 di antaranya sudah di atas
target minimal nasional, capaian tertinggi diperoleh Kabupaten Kolaka Timur sebesar 278% dan Konawe
Kepulauan 154%, satu-satunya kabupaten yang masih berada di bawah target minimal adalah Buton
Utara yang baru mencapai 59%.

3. Angka Notifikasi Kasus/Case Notification Rate (CNR)


Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan
dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini bila disusun dalam bentuk
serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut.
Angka ini berguna untuk menggambarkan kecenderungan (trend) meningkat, tetap, atau menurunnya
penemuan kasus pada wilayah tersebut.
Angka notifikasi kasus baru Tb paru BTA+ dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ditampilkan
pada gambar 6.3. Untuk tahun 2014 sendiri angka notifikasi kasus BTA+ di Sulawesi Tenggara sebesar
157 per 100.000 penduduk.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 85


GAMBAR 6.3
ANGKA NOTIFIKASI KASUS (CNR) BTA+ DAN SELURUH KASUS PER 100.000 PENDUDUK
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010-2014

250
CNR Kasus Baru
203.93
200
156.73 152.84 157.59
150

100

50

0
2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Untuk CNR BTA+ menurut kabupaten/kota ditunjukan pada gambar 6.4 berikut.

GAMBAR 6.4
CNR BTA+ MENURUT KABUPATEN/KOTA PER 100.000 PENDUDUK
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

MUNA 296.15
KONAWE 271.31
KONKEP 201.87
BAUBAU 194.53
KENDARI 164.04
SULTRA 157.59
BUTON 134.83
BOMBANA 132.81
KOLAKA UTARA 130.04
KOLAKA 116.32
KONAWE UTARA 115.06
KONAWE SELATAN 80.54
KOLAKA TIMUR 66.4
WAKTOBI 65.16
BUTON UTARA 50.92
0 50 100 150 200 250 300 350
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar 6.4 menunjukan bahwa rata-rata CNR Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 157 per
100.000 penduduk, dengan 5 kabupaten/kota berada di atas rata-rata provinsi yakni Muna, Konawe,
Konawe Kepulauan, Kota Baubau dan Kendari, sedangkan 9 kabupaten lainnya berada di bawah rata-
rata provinsi. CNR tertinggi dicapai oleh Kabupaten Muna sebesar 296/100.000 penduduk, dan yang
terendah terdapat di Buton Utara sebesar 51/100.000 penduduk. Pencapaian CNR ini tidak selalu

86
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
berbanding lurus dengan kasus baru BTA+ pada masing-masing kabupaten/kota, hal ini disebabkan
oleh perbedaan jumlah penduduk yang cukup mencolok di antara beberapa kabupaten/kota.

4. Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan


Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit TB setelah penemuan kasus
adalah dengan pengobatan. Tentu saja diharapkan semua kasus baru maupun lama yang ditemukan
dapat diberikan intervensi berupa pengobatan yang komprehensif. Indikator yang digunakan dalam
evaluasi pengobatan adalah angka keberhasilan pengobatan (succes rate). Angka keberhasilan
pengobatan ini berasal dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.
Adapun perkembangan angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan Sulawesi Tenggara
pada kurun waktu 5 tahun terakhir (2010-2014) ditampilkan pada gambar 6.5 berikut.

GAMBAR 6.5
ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB BTA+
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010 – 2014

100.00
96.86
95.00
91.61 92.29
90.00 88.62
84.80
85.00 83.25
81.11
81.56
80.00

75.00

70.00
2011 2012 2013 2014
Angka Kesembuhan (Cure Rate)
Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate)

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Pada tahun 2014 angka keberhasilan pengobatan Sulawesi Tenggara mencapai 92,29%.
Kementerian Kesehatan menetapkan target Renstra untuk angka keberhasilan pengobatan tahun 2013
sebesar 87%, angka nasional sendiri pada tahun 2013 telah mencapai 90,5%, sementara WHO
menetapkan angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada tahun 2014 Sulawesi
Tenggara telah mencapai standar tersebut, baik target Renstra Kemenkes maupun standar WHO.
Informasi lebih lengkap mengenai Tuberkulosis menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara
dapat dilihat pada lampiran 7-9 buku profil ini.

b. HIV & AIDS


HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi human immunodeficiency
virusyang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai pengidap HIV
positif. Jumlah pengidap HIV positif dapat diketahui dengan 3 metode, yaitu layanan Voluntary,
Counseling and Testing (VCT), Zero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 87


1. Jumlah Kasus HIV Positif dan AIDS
Jumlah kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan, baik jumlah maupun wilayah penyebarannya, meskipun berbagai upaya preventif dan
promotif telah dilakukan. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ekonomi dan sosial di
Sulawesi Tenggara yang mempengaruhi gaya hidup dan perilaku beresiko tinggi. Upaya preventif dan
promotif yang dilakukan juga belum optimal sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui data
dan fakta yang sesungguhnya mengenai penyebaran kasus HIV dan AIDS di Sulawesi Tenggara,
meskipun mayoritas masyarakat tahu resiko dan bahaya perilaku yang beresiko tinggi tertular HIV dan
AIDS. Perkembangan kasus HIV+ dan AIDS dalam kurun waktu 2009-2014 ditunjukan pada gambar
6.6.

GAMBAR 6.6
JUMLAH KASUS HIV+ DAN AIDS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2009-2014

140
126
120

100

80 73 60
59
60 52
40 52 51

20 11 12
17
3
0 2
2009 2010 2011 2012 2013 2014
HIV AIDS
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Dari gambar di atas terlihat bahwa kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara selalu
meningkat dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2013 tampak mengalami penurunan dibanding
tahun sebelumnya, namun pada tahun 2014 kembali mengalami lonjakan kasus yang signifikan.
Peningkatan jumlah kasus ini disebabkan oleh dua kemungkinan, pertama jumlah kasus yang terus
bertambah akibat penularan atau masuknya penderita dari daerah lain ke Sulawesi Tenggara, atau yang
kedua, pelacakan kasus yang semakin baik sehingga lebih banyak penderita yang terdeteksi, atau
kombinasi dari keduanya.
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, kasus HIV dan AIDS di Sulawesi Tenggara menunjukan
proporsi yang berkebalikan. Jika pada HIV+ lebih banyak ditemukan pada perempuan (53%) dibanding
laki-laki (47%), pada kasus AIDS justru laki-laki lebih tinggi dengan 56% berbanding 44% penderita
perempuan. Tapi secara keseluruhan penderita laki-laki masih lebih tinggi dibanding perempuan.
Proporsi selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6.7.

88
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.7
PROPORSI KASUS HIV+ DAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

HIV+ AIDS
LAKI-LAKI PEREMPUA
PEREMPUAN 28 N; 56; (44%) LAKI-LAKI;
31 (47%) 70; (56%)
(53%)

LAKI-LAKI
PEREMPUAN

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Berdasarkan kelompok umur, penderita AIDS tertinggi di Sulawesi Tenggara terdapat pada
kelompok umur 30-39 tahun sebesar 46%, kemudian kelompok umur 20-29 tahun sebesar 32%, yang
lebih mengkhawatirkan dan perlu menjadi catatan, kasus AIDS di Sulawesi Tenggara ditemukan pada
hampir semua kelompok umur, kecuali pada kelompok umur 5-14 tahun tidak ada kasus yang
dilaporkan. Proporsi berdasarkan kelompok umur selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.8.

GAMBAR 6.8
PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

40 - 49 TAHUN, 9, 7%

50 - 59 TAHUN, 12, 9%
> 60, 1, 1%
30 - 39 TAHUN,
< 1 TAHUN, 2, 2%
58, 46%
1 - 4 TAHUN, 2, 2%
5 - 14 TAHUN, 0, 0%

5 - 19 TAHUN, 1, 1%
20 - 29 TAHUN,
41, 32%

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Seperti yang ditunjukan pada gambar di atas, kelompok penderita tertinggi ditemukan pada
kelompok umur 30-39 tahun dan 20-29 tahun, yang bila digabungkan mencapai 78%. Fenomena ini
tentu bisa dipahami karena pada rentang usia tersebut seseorang pada umumnya berada di puncak
aktifitasnya, matang secara seksual dan ekonomi, bekerja di luar rumah dan cenderung bersosialisasi di
luar rumah dalam kelompok pergaulan tertentu, sehingga paling berpotensi untuk berperilaku resiko
tinggi dan terpapar terhadap penularan penyakit seksual termasuk HIV/AIDS, terutama apabila tidak
memiliki kontrol diri yang baik.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 89


2. Kematian Akibat AIDS
Penyakit AIDS termasuk salah satu wabah penyakit yang masih sulit di obati dan disembuhkan,
sehingga seringkali berakhir dengan kematian. Untuk Sulawesi Tenggara, meskipun secara jumlah kasus
terus meningkat, tapi jumlah kematian akibat AIDS cenderung menurun, khususnya bila dilihat untuk
kurun waktu 3 tahun terakhir seperti yang ditunjukan pada gambar 6.9.

GAMBAR 6.9
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2014

20
17

15
11
10

4 4
5 3
1
0
2012 2013 2014

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Bila dilihat dari angka saja, kecenderungan penurunan angka kematian tersebut dapat dianggap
sebagai hal yang positif, sayangnya belum ada data ataupun analisis lebih lanjut mengenai faktor yang
mempengaruhi penurunan angka kematian akibat AIDS di Sulawesi Tenggara, apakah karena dampak
dari treatment petugas kesehatan terhadap penderita yang semakin baik sehingga mengurangi resiko
kematian dan memperpanjang harapan hidupnya, atau panderita yang terdeteksi di Sulawesi Tenggara
tapi kemudian meninggal di tempat lain, atau sebenarnya angka kematian tetap tinggi tapi tidak tercatat
atau dilaporkan.

c. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pnemococcus, staphylococcus,
streptococcus dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk,
mengeluarkan dahak dan sesak napas. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak
usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut di atas 65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan
(malnutrisi, gangguan imunologi).
Salah satu upaya untuk menekan penyakit ini adalah dengan meningkatkan penemuan
pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10% dari
jumlah balita di wilayah tersebut. Perkiraan balita penderita pneumonia di Sulawesi Tenggara sebesar
27.097 balita, sementara balita penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani baru mencapai
3.760 kasus atau sekitar 13,88% dari perkiraan penderita. Angka ini masih jauh di bawah target
nasional tahun 2013 sebesar 80%.
Persentase balita pneumonia yang ditemukan dan ditangani menurut kabupaten/kota dapat
disimak pada gambar 6.10.

90
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.10
PERSENTASE KASUS BALITA PNEUMONIA YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

KOLAKA 41.76
KONAWE 25.79
MUNA 18.05
KOTA KENDARI 13.93
SULTRA 13.88
BUTON 10.91
KOLAKA UTARA 9.76
KOTA BAUBAU 8.65
BOMBANA 8.37
BUTON UTARA 5.54
KOLAKA TIMUR 4.54
KONAWE SELATAN 0.00
WAKATOBI 0.00
KONAWE UTARA 0.00
KONAWE KEPULAUAN 0.00

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar 6.10 menunjukan presentase balita pneumonia yang ditangani tertinggi didapat oleh
Kabupaten Kolaka dan Konawe, terendah diperoleh Kolaka Timur. Sementara itu ada 4 kabupaten yang
tidak menampilkan cakupan balita pneumonia yang ditangani yaitu Konawe Selatan, Wakatobi, Konawe
Utara, dan Konawe Kepulauan. Tidak adanya catatan kasus pneumonia di empat kabupaten tersebut
tidak berarti bahwa tidak ada balita pneumonia yang ditemukan dan ditangani, tetapi karena tidak ada
nya laporan dari dinas kesehatan kabupaten yang bersangkutan.

d. Kusta
Penyakit Kusta dikenal juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen, disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama antara 2-3
minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki
masa inkubasi 2-5 tahun bahkan lebih. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta
menjadi progresif, sehingga menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan
mata.
Pada tahun 2014, jumlah kasus kusta baru di Sulawesi Tenggara sebesar 269 kasus dengan
angka penemuan kasus baru (New Case Detection Rate/NCDR) per 100.000 penduduk sebesar 11,15,
meningkat dibandingkan tahun 2013 sebanyak 241 kasus kusta baru dengan NCDR sebesar 10,21.
Dilihat dari angka prevalensi kusta di Sulawesi Tenggara mengalami trend menurun. Kecenderungan
angka prevalensi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 6.11.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 91


GAMBAR 6.11
ANGKA PREVALENSI KUSTA PER 10.000 PENDUDUK
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2010-2014

1.60
1.50
1.50
1.45
1.40 1.38

1.30 1.28

1.20
1.18
1.10

1.00
2010 2011 2012 2013 2014
Prevalensi Kusta/10.000 Pnddk

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar 6.11 menunjukan angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, bila merujuk pada target nasional yang ditetapkan mengenai prevalensi kusta
sebesar <1/10.000 penduduk (>10/100.000), maka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara sebesar
1,18/10.000 penduduk sudah hampir mencapai target. Dengan trend penurunan seperti grafik di atas,
dan dengan asumsi rata-rata penurunan yang kurang lebih sama untuk tahun berikutnya, diperkirakan 1
atau 2 tahun ke depan angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara sudah mencapai target nasional.
Berdasarkan bebannya, kusta dibagi menjadi 2 kategori yaitu beban kusta tinggi (high burden)
dan beban kusta rendah (low burden). Suatu provinsi disebut ‘beban tinggi’ jika angka penemuan kasus
baru kusta (NCDR) mencapai ≥ 10 per 100.000 penduduk sedangkan ‘beban rendah’ jika NCDR < 10
per 100.000 penduduk. Angka NCDR Sulawesi Tenggara pada tahun 2014 mencapai 11,15 sehingga
dengan demikian Sulawesi Tenggara termasuk ke dalam kategori provinsi dengan beban kusta tinggi
(high burden).
Berdasarkan jenis, penyakit kusta terdiri atas 2 tipe, yaitu tipe kusta kering (Pausi basiler/PB)
dan kusta basah (Multi Basiler/MB). Penemuan kasus baru kusta PB pada tahun 2014 sebanyak 36
kasus, lebih rendah dari penemuan kusta MB sebanyak 233 kasus. Distribusi kasus baru kusta MB & PB
menurut kabupaten/kota selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.12.

92
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.12
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT TIPE &KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

KONAWE KEPULAUAN 0
BUTON UTARA 3 Multi Basiler Pausi Basiler
1
KOLAKA TIMUR 4
1
KONAWE SELATAN 7
1
KONAWE UTARA 7
0
KONAWE 10
0
MUNA 16
1
KOLAKA UTARA 16
3
WAKATOBI 20
3
KOLAKA 23
4
KOTA BAUBAU 25
4
KOTA KENDARI 29
1
BOMBANA 32
11
BUTON 39
0 10 20 30 40 50

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Berdasarkan jenis kelamin, penyakit kusta di Sulawesi Tenggara terdistribusi pada 62,45%
penderita pria (168 kasus) dan hanya 37,55% penderita wanita (101 kasus), rincian distribusi kasus
menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota ditampilkan pada gambar 6.13.

GAMBAR 6.13
PROPORSI KASUS KUSTA YANG TERCATAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

KONAWE KEPULAUAN 1
1
BUTON UTARA 1 Perempuan Laki-Laki
3
KOLAKA TIMUR 6
1
KONAWE UTARA 1
6
KONAWE 1
9
KONAWE SELATAN 0
12
MUNA 7
9
KOLAKA UTARA 9
9
WAKATOBI 8
11
BOMBANA 19
4
KOTA KENDARI 6
21
KOLAKA 14
15
KOTA BAUBAU 9
25
BUTON 28
49

0 10 20 30 40 50 60

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 93


e. Diare
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan potensial KLB
yang sering mengakibatkan kematian, tidak terkecuali di Sulawesi tenggara. Berdasarkan hasil Riskesdas
tahun 2013 period prevalence diare di Sulawesi Tenggara sebesar 7,3% dengan insiden diare pada
balita sekitar 5%. Jumlah kasus diare yang ditangani pada tahun 2014 sebanyak 42.293 kasus atau
sebanyak 81,90% dari perkiraan kasus, menurun dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 48.323
kasus (95,70% dari perkiraan kasus).
Persentase kasus diare yang ditangani menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar
6.14.

GAMBAR 6.14
PERSENTASE KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

WAKATOBI 32.46
KONAWE 56.18
BOMBANA 57.39
KOLAKA TIMUR 59.27
KOTA KENDARI 63.26
KONAWE SELATAN 78.87
PROV SULTRA 81.90
KOLAKA 84.71
MUNA 88.42
KOTA BAUBAU 91.39
BUTON 97.94
KOLAKA UTARA 112.72
KONAWE UTARA 117.27
BUTON UTARA 180.04
KONAWE KEPULAUAN 202.52
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

f. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

1. Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui
luka. Penyakit ini paling sering menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh
pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Tidak ada kasus tetanus baik tatanus neonatorum
maupun non neonatorum yang dilaporkan pada tahun 2014 di Sulawesi Tenggara, laporan tetanus
hanya terjadi pada tahun 2013 sebanyak 2 kasus yang ditemukan di Kabupaten Bombana, di mana 1 di
antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Tidak ditemukannya kasus tetanus di Sulawesi Tenggara pada tahun 2014 dapat merupakan
indikasi keberhasilan program imunisasi tetanus pada bayi, bumil, dan WUS yang selama ini
dilaksanakan.

2. Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak golongan paramyxovirus. Penularannya dapat
terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi.
Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang

94
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur
hidupnya.
Pada tahun 2014 kasus campak yang ditemukan di Sulawesi Tenggara sebanyak 57 kasus (37
laki-laki, 20 perempuan), menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 84 kasus. Kasus tertinggi
ditemukan di Kabupaten Muna sebanyak 23 kasus (14 laki-laki, 9 perempuan) dan Kota Kendari 15
kasus (10 laki-laki, 5 perempuan) serta Kolaka 15 kasus (11 laki-laki, 4 perempuan), sehingga di ketiga
daerah tersebut ditetapkan sebagai daerah KLB campak, daerah lain yang ditemukan kasus campak tapi
tidak berstatus KLB adalah Konawe Selatan 2 kasus, Bombana 1 kasus, dan Wakatobi 1 kasus, dari
keseluruhan kasus yang ditemukan tersebut, tidak ada kasus yang dilaporkan meninggal, sedangkan 8
kabupaten lain tidak ada laporan kasus campak.

3. Difteri
Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diptheriaeyang menyerang sistem
pernapasan bagian atas. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.
Pada tahun 2014 di Sulawesi Tenggara tidak ditemukan kasus difteri. Temuan kasus difteri
terakhir hanya pada tahun 2013, yang ditemukan di Kabupaten Kolaka sebanyak 1 kasus. Tidak ada
kematian yang dilaporkan akibat difteri.

4. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)


Polio disebabkan oleh infeksi yang menyerang sistem syaraf sehingga penderita mengalami
kelumpuhan. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 0-3 tahun, ditandai dengan
munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta saki di tungkai dan lengan.
AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau layuh
(bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan
non polio AFP adalah kasus lumpuh layu yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium bahwa bukan kasus polio. Kementerian Kesehatan menetapkan non polio AFP
rate minimal 2/100.000 populasi anak usia < 15 tahun.
Pada tahun 2014 Non Polio AFP rate di Sulawesi Tenggara sebesar 3/100.000 populasi anak
usia <15 tahun, yang berarti telah mencapai standar minimal penemuan. Jumlah kasus yang ditemukan
sebanyak 22 kasus dengan kasus tertinggi ditemukan di Kabupaten Muna sebanyak 8 kasus non polio
AFP, 3 kasus masing-masing ditemukan di Kolaka Utara dan Wakatobi, 2 kasus di Buton dan Bombana,
1 kasus masing-masing di Kendari, Kolaka Timur, Konawe, dan Kolaka, sedangkan 5 kabupaten lain
melaporkan tidak ada penemuan kasus AFP non polio. Distribusi penemuan kasus non polio AFP
menurut kabupaten/kota ditampilkan pada gambar 6.15.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 95


GAMBAR 6.15
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

MUNA 8
KOLAKA UTARA 3
WAKATOBI 3
BOMBANA 2
BUTON 2
KOTA KENDARI 1
KOLAKA TIMUR 1
KOLAKA 1
KONAWE 1
KOTA BAUBAU 0
KONAWE KEPULAUAN 0
KONAWE UTARA 0 AFP (Non Polio)
BUTON UTARA 0
KONAWE SELATAN 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

g. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue,
yang masuk ke peredaran manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti
atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh
kelompok umur. Penyakit ini berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
Pada tahun 2014, jumlah penderita DBD di Sulawesi Tenggara yang dilaporkan sebanyak 854
kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 9 orang (Incidence Rate/Angka Kesakitan = 35,40 per
100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR)/Angka Kematian = 1,1%), angka ini jauh menurun bila
dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 1.168 kasus (kematian 25 orang, IR 49,50 per 100.000
penduduk dan CFR 2,14%). Trend IR DBD Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.16.

GAMBAR 6.16
ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2014

60
49.50
50

40 35.40
30
18.16
20

10

0
2012 2013 2014
Angka…
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

96
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2013 adalah sebesar
≤ 52 per 100.000 penduduk. Bila mengacu pada target tersebut, pada tahun 2014 Sulawesi Tenggara
telah mencapai target dengan IR DBD 35,40 per 100.000 penduduk.
Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota, kasus DBD pada tahun 2014 terjadi di 11
kabupaten/kota dengan jumlah kasus bervariasi, seperti yang ditunjukan pada gambar 6.17.

GAMBAR 6.17
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

KONAWE SELATAN 0
KONAWE UTARA 0
KONAWE KEPULAUAN 0
KOLAKA TIMUR 4
WAKATOBI 8
MUNA 9
BUTON UTARA 15
BUTON 27
KOTA KENDARI 44
KOLAKA UTARA 53
KONAWE 55
KOTA BAUBAU 84
BOMBANA 114
KOLAKA 441
0 100 200 300 400 500

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar 6.17 menunjukan sebaran kasus DBD menurut kabupaten/kota di mana dari 14
kabupaten hanya 3 kabupaten yang bebas DBD, dengan jumlah tertinggi dialami Kolaka dengan 441
kasus dan Bombana 114 kasus, sehingga kedua kabupaten tersebut ditetapkan sebagai daerah KLB
DBD tahun 2014.
Kematian akibat DBD yang dilaporkan sebanyak 9 orang dari jumlah total 854 kasus DBD, yang
terjadi di tiga kabupaten yaitu Kolaka 6 orang, Buton 2 orang dan Konawe 1 orang. Kematian akibat
DBD dikategorikan tinggi jika CFR > 2 %, CFR DBD Sulawesi Tenggara tahun 2014 sebesar 1,1 %,
dengan demikian angka kematian akibat DBD di Sulawesi Tenggara masih di kategori rendah. Namun
demikian masih diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas
SDM di rumah sakit dan puskesmas (dokter, perawat, dll) termasuk peningkatan sarana penunjang
diagnostik dan penatalaksanaan bagi penderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan guna
menghindari peningkatan jumlah kematian akibat DBD di masa mendatang.

h. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari
tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia Tiomori. Penyakit menginfeksi
jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular lewat gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria
dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap
di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ
genital.
Pada tahun 2014, kasus filariasis yang ditemukan di Sulawesi Tenggara sebanyak 22 kasus
baru, yang dilaporkan di empat kabupaten yaitu Bombana dengan 17 kasus, Konawe 3 kasus, Kolaka

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 97


dan Kendari masing-masing 1 kasus. Jumlah seluruh kasus filariasis sampai saat ini adalah 85 kasus,
rincian menurut kabupate/kota dapat dilihat pada gambar 6.18.

GAMBAR 6.18
JUMLAH KASUS FILARIASIS MENURUT KABUPATEN/KOTA s/d TAHUN 2014
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KOTA BAUBAU 0
KONAWE KEPULAUAN 0
KONAWE UTARA 0
BUTON UTARA 0
KOLAKA UTARA 0
WAKATOBI 0
KONAWE SELATAN 0
MUNA 0
KONAWE 3
KOLAKA TIMUR 4
BOMBANA 17
KOTA KENDARI 19
KOLAKA 19
BUTON 23
0 5 10 15 20 25

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar di atas menunjukan kasus filariasis hanya ditemukan di 6 kabupaten/kota, yaitu Buton,
Kolaka, Kendari, Bombana, Kolaka Timur dan Konawe, 8 kabupaten lain tidak menemukan adanya kasus
filariasis. Jika dipilah menurut jenis kelamin, kasus filariasis terjadi pada 47 laki-laki dan 38 perempuan.
Angka kesakitan filariasis di Sulawesi Tenggara adalah 4 per 100.000 penduduk.

i. Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina,
dan dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan pada semua kelompok umur.
Pada tahun 2014 jumlah kasus positif malaria di Sulawesi Tenggara sebanyak 1.213 dengan
Angka Kesakitan (Annual Parasite Incidence/API) per 1000 penduduk beresiko sebesar 0,50, menurun
dibanding tahun 2012 sebanyak 1.640 (API 0,70). Perkembangan kasus positif malaria dapat dilihat
pada gambar 6.19.

98
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN (API) MALARIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2010-2014

3,500 3,323 1.6

3,000 1.4
1.45
2,385 1.2
2,500
2,015 1
2,000 1.04
1,640 0.8
1,500 0.87
1,213
0.70 0.6
1,000
0.50 0.4
500 0.2

0 0
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Kasus API/1000 Pnddk
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar 6.19 menunjukan kecenderungan jumlah kasus dan angka kesakitan malaria di
Sulawesi Tenggara terus mengalami penurunan terutama sejak tahun 2012, setelah sempat mengalami
lonjakan kasus di tahun 2011. Jika mengacu pada target Renstra Kemenkes untuk Angka Kesakitan
Malaria (API) tahun 2013 < 1,25 per 1000 penduduk, Sulawesi Tenggara dengan API 0,5 per 1000
penduduk telah mencapai target. Capaian API tersebut juga sekaligus menunjukan bahwa Sulawesi
Tenggara termasuk dalam daerah dengan angka kesakitan malaria berkategori rendah (API lebih kecil
dari 1). Sebaran kasus positif malaria berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.20.

GAMBAR 6.20
JUMLAH KASUS MALARIA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

KONAWE KEPULAUAN 0 Kasus Positif Malaria


KOLAKA TIMUR 0
KONAWE UTARA 3
KOLAKA 12
KONAWE 15
BUTON UTARA 17
KOLAKA UTARA 26
KOTA BAUBAU 30
KONAWE SELATAN 34
BOMBANA 35
WAKATOBI 77
KOTA KENDARI 115
BUTON 398
MUNA 451
0 100 200 300 400 500

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar 6.20 menunjukan bahwa kejadian positif malaria tertinggi terdapat di Kabupaten Muna
dengan 451 kasus, dan Buton dengan 398 kasus. Sebagai catatan, kedua kabupaten ini telah lama

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 99


dikenal sebagai daerah endemis malaria di Sulawesi Tenggara, yang belum dapat dieliminasi atau
ditekan sampai saat ini, hal ini terkait dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat setempat
yang masih rendah sehingga mempengaruhi kebiasaan dan pola hidup yang cenderung tidak
mendukung upaya pemberantasan penyakit malaria. Dua kabupaten yaitu Kolaka Timur dan Konawe
Kepulauan tidak melaporkan kasus malaria, hal ini bukan berati tidak ada kasus malaria di daerah
tersebut, tapi lebih dikarenakan pencatatan dan pelaporan yang belum berjalan optimal sebagai dampak
dari status daerah otonomi baru hasil pemekaran tahun 2014, sehingga sebagian program masih dalam
masa transisi tanggung jawab dan administrasi dari kabupaten induk. Dari seluruh kasus malaria yang
tercatat, tidak ada kasus kematian akibat malaria yang dilaporkan.

j. Rabies
Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan Rabdovirus) yang
ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di
dalam tubuhnya mengandung virus. Tidak ada laporan mengenai kasus rabies di Sulawesi Tenggara
pada tahun 2014, kasus rabies hanya pernah dilaporkan beberapa tahun lalu.

k. Chikungunya, Leptospirosis, Antraks & Flu Burung


Penyakit Chikungunya, leptospirosis, antraks dan flu burung selama ini belum pernah dilaporkan
terjadi di Sulawesi Tenggara.

II. PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus, dan
penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan penyebab 63% kematian di
seluruh dunia (WHO, 2010). Di Sulawesi Tenggara sendiri, meskipun penyakit menular masih
merupakan masalah kesehatan utama, di saat yang sama jumlah penderita PTM dan kematian akibat
PTM terus meningkat. Hal tersebut mejadi beban ganda (double burden) dalam pelayanan kesehatan
sekaligus menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Sulawesi
Tenggara.
Peningkatan PTM berdampak negatif terhadap ekonomi dan produktivitas. Pengobatan PTM
seringkali memakan waktu lama daan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM merupakan
penyakit kronik dan katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya, selain itu
salah satu dampak PTM adalah kecacatan termasuk kecacatan permanen. Secara global, regional dan
nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular.
Di satu sisi kasus PTM semakin meningkat di masyarakat, di sisi lain data mengenai
perkembangan PTM di Sulawesi Tenggara sangat minim, terutama di lingkup program dinas kesehatan,
baik provinsi maupun kabupaten/kota. Hal ini disebabkan karena deteksi dan penanganan PTM lebih
merupakan domain unit-unit teknis pelayanan kesehatan seperti rumah sakit atau dokter praktek, di
samping kinerja programmer PTM yang tidak optimal, padahal beberapa jenis PTM, seperti hipertensi
dan diabetes Mellitus (DM) selalu masuk dalam 10 penyakit terbesar Sulawesi Tenggara setiap
tahunnya, disamping penyakit tidak menular lainnya seperti jantung dan stroke. Tabel 6.1. berikut
memberikan gambaran 10 penyakit terbanyak di Sulawesi Tenggara tahun 2014.

100
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
TABEL 6.1
10 PENYAKIT TERBESAR SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus

1 Ispa Bukan Pneumonia 157,578

2 Diare 36,846

3 Influensa 24,698

4 Hipertensi 24,419

5 Tersangka TBC Paru 7,514

6 Types Perut Klinis 3,828

7 Pneumonia 3,253

8 Malaria Klinis 2,808

9 Diabetes Mellitus 2,768

10 Diare Berdarah 2,43

Sumber : Surveilans Terpadu Penyakit (STP) Dinkes Prov. Sulta Tahun. 2014

B. KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, menurut WHO, kesehatan


lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan di antaranya
meliputi penyediaan air minum serta pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran.

1. Air Minum
Menurut Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan daan dapat langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat berasal
dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usahaa
perorangan, kelompok masyarakat dan atau individual yang melakukan penyelenggaraan air minum.
Tidak semua air dapat diminum, syarat-syarat kualitas air minum harus standar Permenkes dimaksud.
Penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sumber air minum yang bervariasi, seperti sumur
gali terlindung (SGT), sumur gali dengan pompa (SGP), sumur bor dengan pompa (SBP), terminal air
(TA), mata air terlindung (MAT), penampungan air hujan (PAH) dan PDAM. Distribusi berdasarkan
sumber air minum penduduk Sulawesi Tenggara ditampilkan pada gambar 6.21.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 101


GAMBAR 6.21
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT SUMBER AIR MINUM
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

SGP, 5.09
SBP, 4.22
TA, 0.00
MAT, 9.83

PAH, 3.28
SGT, 40.31 SGT
SGP
SBP
PDAM, 37.09
TA
MAT
PAH
PDAM

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Bila dilihat dari sumber air minum, mayoritas penduduk Sulawesi Tenggara sudah cukup baik
dengan pengguna PDAM dan sumur gali terlindung mencapai sekitar 77%, tetapi menilai kelayakan air
minum tidak hanya berdasarkan sumbernya saja, tapi juga dengan pemeriksaan fisik meliputi warna,
bau, dan rasa serta kandungan/kadar mikrobiologis maupun kimia. Melalui pemeriksaan kualitas air
yang dlakukan beberapa kabupaten terhadap penyelenggara air minum, rata-rata air minum yang
memenuhi syarat hanya 35,25%. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan presentase penduduk yang
memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak sebesar 31,94%. Data air minum dan
kualitas air Sulawesi Tenggara secara lengkap dapat dilihat pada tabel 59-60 lampiran profil ini.

2. Sanitasi Layak
Proporsi sarana jamban yang digunakan penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan jenisnya
ditampilkan pada gambar 6.22.

GAMBAR 6.22
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT JENIS SARANA JAMBAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

Komunal

4% Leher Angsa
16% Plengsengan
3% Cemplung

77%

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

102
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
Dari gambar 6.22 diketahui sebagian besar penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sarana
jamban jenis leher angsa yang mencapai 77%, menggunakan jamban cemplung 16% dan sisanya
menggunakan jamban komunal dan plengsengan. Ini berarti mayoritas penduduk sudah tidak
melakukan kegiatan BAB di tempat terbuka atau sembarang tempat. Sayangnya persentase tersebut
tidak diikuti dengan persentase penduduk yang memiliki akses terhadap jamban sehat, di mana rata-
rata provinsi baru mencapai 23,92%. Bisa disimpulkan bahwa rata-rata penduduk Sultra telah memliki
jamban, tapi belum memenuhi syarat jamban sehat /sanitasi layak.

3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Sanitasi total berbasis masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
melalui pengelolaan sanitasi secara menyeluruh oleh masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan STBM di
Sulawesi Tenggara belum menggembirakan bila dilihat berdasarkan persentase desa yang
melaksanakannya, hanya sekitar 13% desa di Sultra yang telah melaksanakan STBM, rincian menurut
kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.23.

GAMBAR 6.23
PERSENTASE DESA MELAKSANAKAN STBM MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

BOMBANA 64.75
BUTON UTARA 40.66
MUNA 29.29
KOLAKA 28.89
WAKATOBI 25.00
KOTA KENDARI 18.75
PROV SULTRA 13.22
KOTA BAUBAU 9.30
KOLAKA UTARA 9.02
KONAWE UTARA 2.74
KONAWE 0.58
KONAWE SELATAN 0.57
BUTON 0.41
KONAWE KEPULAUAN 0.00
KOLAKA TIMUR 0.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar 6,223 menunjukan hanya Kabupaten Bombana yang memiliki sekitar 65% desa yang
melaksanakan STBM, yang paling mendekati hanya Buton Utara dengan 40% desa, sisanya masih
sangat rendah berkisar dari 0 – 29%. Hasil ini sejalan dengan persentase desa yang stop buang air
besar sembarangan (Stop BABS) dengan rata-rata hanya sekitar 3%. Pendataan yang lebih akurat
diperlukan untuk mengetahui kondisi masyarakat Sultra sesungguhnya, di samping peningkatan kinerja
program terkait.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku hidup masyarakat diukur dengan jumlah rumah tangga berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) yang dinilai berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Dari 313.722 RT yang dipantau
di Sulawesi Tenggara, yang berPHBS mencapai 45,38%. Urutan RT PHBS di Sulawesi Tenggara
menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.24.

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014 103


GAMBAR 6.24
PERSENTASE RUMAH TANGGA BerPHBS MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 20134

BUTON UTARA 72.05


KOLAKA TIMUR 66.71
KONAWE UTARA 57.27
KOLAKA UTARA 56.98
BOMBANA 54.23
KOLAKA 51.38
KOTA KENDARI 48.57
WAKATOBI 47.70
PROV SULTRA 45.38
KONAWE 44.62
MUNA 39.20
KONAWE SELATAN 38.19
KOTA BAUBAU 36.63
BUTON 30.69
KONAWE KEPULAUAN 8.42

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2014

Gambar 6.24 menunjukan urutan jumlah RT PHBS di Sulawesi Tenggara, di mana persentase
tertinggi dicapai oleh Buton Utara, diikuti oleh Kolaka Timur. Secara umum persentase RT berPHBS
antar kabupaten/kota di Sultra hanya dipisahkan oleh margin yang relatif tipis, pengecualian pada
Kabupaten Konawe Kepulauan dengan capaian terendah sekitar 8%, selisihnya cukup mencolok
dibanding kabupaten lainnya. Hal ini perlu menjadi perhatian dari dinas kesehatan setempat dan
programmer di provinsi beserta stake holder terkait untuk berkolaborasi meningkatkan rasio RT
berPHBS di Konawe Kepulauan, sebagai salah satu kabupaten yang baru dimekarkan pada tahun 2014.

104
Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik; Indikator Kesejahteraan Rakyat Sulawesi Tenggara Tahun 2014, BPS Provinsi
Sulawesi Tenggara, Kendari, 2014;

Badan Pusat Statistik; Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2014, BPS Provinsi SulawesiTenggara,
Kendari, 2014;

Pusat Data dan Informasi; Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Edisi Data Terpilah
Menurut Jenis Kelamin, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 2014;

Kementerian Kesehatan RI; Profil Kesehatan Indonesia 2013, Pusat Data dan Informasi, Kemenkes
RI, Jakarta, 2014;

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Edisi
Tahun 2010-2013, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, 2010-2013;

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Subdin Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Lapertakes) Tahun 2014, Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara, Kendari, 2014.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Pencapaian Indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Kesehatan Tahun 2014, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,
Kendari, 2014.

105
Lampiran
Lampiran
Lampiran
RESUME PROFIL KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 38.874 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 2.255 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 1.212.366 1.200.159 2.412.525 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,5 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 62,1 Jiwa/Km
2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 62,2 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 101,0 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 25.642 21.911 47.553 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 15 9 12 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 283 144 427 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 11 7 9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 105 67 172 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 4 3 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 154 116 270 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 6 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 65 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 137 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan

B.2 Angka Kesakitan


19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 2.236 1.569 3.805 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 58,76 41,24 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 184,41 130,75 157,72 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 2.499 1.704 4.203 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 206,10 142,00 174,22 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 2,07 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 11,33 8,40 9,73 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 83,56 83,35 81,56 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 11,23 10,82 10,74 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 94,79 94,17 92,29 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 5,20 2,42 3,81 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 15,19 12,56 13,88 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 28 31 59 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 70 56 126 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 4 1 5 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0,11 0,10 0,11 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 168 101 269 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 13,86 8,42 11,15 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 3,35 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 1,12 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,12 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 1,44 0,92 1,18 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 90,00 100,00 95,00 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 90,53 90,72 90,60 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 3,00 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 5 0 5 Kasus Tabel 19
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 37 20 57 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 11 11 22 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 5 2 7 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 36,79 34,33 35,56 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 1,35 0,73 1,05 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,78 0,22 0,15 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 4 3 4 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 0,00 0,00 0,00 % Tabel 24
35 Persentase obesitas 0,00 0,00 0,00 % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam - % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 96,14 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 81,41 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 85,81 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 83,98 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 87,83 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 51,21 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 80,20 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 49,82 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 27,66 22,83 25,25 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 12,91 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 77,56 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 96,82 92,31 94,74 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1,99 2,27 2,12 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 96,91 88,62 93,75 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 93,11 89,43 91,56 % Tabel 38
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 32,81 32,93 32,87 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 91,81 79,13 85,49 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 85,37 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 88,35 87,08 87,72 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 87,30 86,21 86,75 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 80,92 80,79 80,86 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 70,90 66,95 68,93 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 78,65 78,75 78,70 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,52 0,55 0,53 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 58,01 56,61 57,32 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 70,64 71,19 70,91 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,93 0,91 0,92 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 100 100 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 75,89 75,91 75,90 % Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,21 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 18,53 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 23,01 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 31,37 30,18 30,74 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 61,02 66,77 63,87 % Tabel 51
73
Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 61,02 66,77 63,87 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 21,98 21,10 24,45 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Persentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 15,45 16,47 15,96 % Tabel 53


76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 59,95 70,83 69,05 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 1,92 2,72 2,88 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 4,05 2,66 3,04 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 1,41 1,12 1,32 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 43,79 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 30,24 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 6,78 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 56
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
87 Rumah Tangga ber-PHBS 45,38 % Tabel 57

C.4 Keadaan Lingkungan


88 Persentase rumah sehat 47,30 % Tabel 58
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak - % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 35,25 % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 23,92 % Tabel 61
92 Desa STBM - % Tabel 62
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 76,16 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 66,26 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 38,73 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik 1,53 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 26 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67
98 Jumlah Apotek 288 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 73,08 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu - Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif - % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita - per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes - Poskesdes Tabel 70
Polindes - Polindes Tabel 70
Posbindu - Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 1.577 Desa Tabel 71
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
105 Persentase Desa Siaga 69,93 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan


106 Jumlah Dokter Spesialis 68 57 125 Orang Tabel 72
107 Jumlah Dokter Umum 162 256 418 Orang Tabel 72
108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 22,51 per 100.000 penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 42 119 161 Orang Tabel 72
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 6,67 per 100.000 penduduk
111 Jumlah Bidan 3.152 Orang Tabel 73
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 262,63 per 100.000 penduduk Tabel 73
113 Jumlah Perawat 1.139 2.808 3.947 Orang Tabel 73
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 156,35 per 100.000 penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi 33 109 142 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 173 516 691 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 617 1.231 1.848 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 151 365 516 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 210 647 857 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan


120 Total Anggaran Kesehatan 945.610.424.155 Rp Tabel 81
121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 100 % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita 391.958,81 Rp Tabel 81
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

LUAS JUMLAH PENDUDUK PENDUDUK TOTAL JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


NO KAB/KOTA KECAMATAN PUSKESMAS WILAYAH DESA + LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
2
DESA KELURAHAN UPT/SPT PERSIAPAN 2
(km ) KELURAHAN PENDUDUK TANGGA TANGGA per km
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BUTON 21 33 2.675,25 211 31 242 127.380 134.422 261.802 68.206 3,84 97,86

2 MUNA 33 42 2.890,41 208 31 239 135.161 144.767 279.928 63.635 4,40 96,85

3 KONAWE 23 24 5.798,94 287 57 1 2 344 114.665 109.062 223.727 72.745 3,08 38,58

4 KOLAKA 12 12 3.265,20 102 33 135 125.533 118.621 244.154 44.595 5,47 74,77

5 KONAWE SELATAN 22 23 4.514,20 336 15 1 12 351 144.441 136.154 280.595 67.604 4,15 62,16

6 BOMBANA 22 22 3.316,2 117 22 139 73.825 72.247 146.072 36.128 4,04 44,05

7 WAKATOBI 8 20 425,97 75 25 100 45.678 49.479 95.157 22.539 4,22 223,39

8 KOLAKA UTARA 15 16 3.391,62 127 6 133 70.509 66.374 136.883 31.580 4,33 40,36

9 BUTON UTARA 6 10 1.996,59 79 12 1 91 29.601 29.317 58.918 12.667 4,65 29,51

10 KONAWE UTARA 10 15 135 11 2 146 28.531 26.221 54.752 11.329 4,83 10,94
5.003,00
11 KOLAKA TIMUR 12 13 4.001,96 118 15 133 60.145 57.323 117.468 21.405 5,49 29,35

12 KONAWE KEPULAUAN 7 7 993,51 88 7 95 15.678 16.026 31.704 6.978 4,54 31,91

13 KOTA KENDARI 10 15 295,89 64 64 169.371 166.518 335.889 42.905 7,83 1135,18

14 KOTA BAUBAU 8 17 305,70 43 43 71.848 73.628 145.476 31.900 4,56 475,88

JUMLAH (KAB/KOTA) 209 269 38.874,44 1.883 372 5 14 2.255 1.212.366 1.200.159 2.412.525 534.216 4,52 62,06

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6

1 0-4 146.269 138.423 284.691 105,67


2 5-9 148.766 139.834 288.601 106,39
3 10 - 14 134.263 126.553 260.816 106,09
4 15 - 19 116.060 113.984 230.044 101,82
5 20 - 24 105.065 109.444 214.508 96,00
6 25 - 29 102.599 106.421 209.020 96,41
7 30 - 34 91.486 93.464 184.950 97,88
8 35 - 39 87.406 87.728 175.133 99,63
9 40 - 44 73.947 71.610 145.557 103,26
10 45 - 49 58.668 57.459 116.127 102,10
11 50 - 54 46.273 46.641 92.914 99,21
12 55 - 59 34.992 32.340 67.332 108,20
13 60 - 64 25.103 26.508 51.611 94,70
14 65 - 69 17.389 18.631 36.020 93,34
15 70 - 74 11.512 13.969 25.480 82,41
16 75+ 12.570 17.151 29.720 73,29

JUMLAH 1.212.366 1.200.159 2.412.525 101,02


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 62,22

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014


TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 917.331 921.902 1.839.233 100,00 100,00 100,00
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK
2 0 0,00 0,00 0,00
HURUF

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0,00 0,00 0,00


b. SD/MI 0 0,00 0,00 0,00
c. SMP/ MTs 0 0,00 0,00 0,00
d. SMA/ MA 0 0,00 0,00 0,00
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0,00 0,00 0,00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0,00 0,00 0,00
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0,00 0,00 0,00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 0,00 0,00 0,00
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0,00 0,00 0,00

Sumber: …………… (sebutkan)


TABEL 4

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH KELAHIRAN

NO KAB/KOTA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 33 3.764 53 3.817 1.983 36 2.019 5.747 89 5.836

2 MUNA 42 3.402 33 3.435 2.245 25 2.270 5.647 58 5.705

3 KONAWE 24 2.122 44 2.166 2.259 20 2.279 4.381 64 4.445

4 KOLAKA 12 2.261 30 2.291 2.121 28 2.149 4.382 58 4.440

5 KONAWE SELATAN 23 3.113 60 3.173 2.507 32 2.539 5.620 92 5.712

6 BOMBANA 22 1.731 45 1.776 1.524 24 1.548 3.255 69 3.324

7 WAKATOBI 20 1.020 25 1.045 902 7 909 1.922 32 1.954

8 KOLAKA UTARA 16 1.322 15 1.337 1.239 7 1.246 2.561 22 2.583

9 BUTON UTARA 10 710 20 730 593 8 601 1.303 28 1.331

10 KONAWE UTARA 15 648 11 659 564 4 568 1.212 15 1.227

11 KOLAKA TIMUR 13 815 12 827 907 4 911 1.722 16 1.738

12 KONAWE KEPULAUAN 7 295 2 297 322 2 324 617 4 621

13 KOTA KENDARI 15 2.998 20 3.018 3.230 2 3.232 6.228 22 6.250

14 KOTA BAUBAU 17 1.441 16 1.457 1.515 4 1.519 2.956 20 2.976

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.642 386 26.028 21.911 203 22.114 47.553 589 48.142
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 14,83 9,18 12,23

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH KEMATIAN

NO KAB/KOTA PUSKESMAS LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN


a a
NEONATAL BAYI ANAK BALITA BALITA NEONATAL BAYI ANAK BALITA BALITA NEONATAL BAYIa ANAK BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 33 22 19 7 26 12 7 16 23 34 26 23 49

2 MUNA 42 41 14 11 25 28 19 10 29 69 33 21 54

3 KONAWE 24 22 5 1 6 14 2 1 3 36 7 2 9

4 KOLAKA 12 32 4 6 10 11 2 4 6 43 6 10 16

5 KONAWE SELATAN 23 52 9 2 11 24 6 3 9 76 15 5 20

6 BOMBANA 22 29 13 1 14 19 12 4 16 48 25 5 30

7 WAKATOBI 20 15 13 2 15 7 6 4 10 22 19 6 25

8 KOLAKA UTARA 16 17 3 1 4 7 3 0 3 24 6 1 7

9 BUTON UTARA 10 5 4 3 7 5 2 3 5 10 6 6 12

10 KONAWE UTARA 15 11 2 1 3 4 3 0 3 15 5 1 6

11 KOLAKA TIMUR 13 11 2 0 2 7 0 0 0 18 2 0 2

12 KONAWE KEPULAUAN 7 5 2 2 4 0 0 0 0 5 2 2 4

11 KOTA KENDARI 15 13 2 1 3 4 2 3 5 17 4 4 8

12 KOTA BAUBAU 17 8 13 11 24 2 3 1 4 10 16 12 28

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 283 105 49 154 144 67 49 116 427 172 98 270
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 11 4 2 6 7 3 2 5 9 4 2 6

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 7

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK 0-
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KAB/KOTA PUSKESMAS 14 TAHUN
L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 33 127.380 134.422 261.802 232 65,72 121 34,28 353 252 65,45 133 34,55 385 12 3,12

2 MUNA 42 135.161 144.767 279.928 453 54,64 376 45,36 829 559 56,07 438 43,93 997 7 0,70

3 KONAWE 24 114.665 109.062 223.727 350 57,66 257 42,34 607 374 57,19 280 42,81 654 4 0,61

4 KOLAKA 12 125.533 118.621 244.154 175 61,62 109 38,38 284 175 61,62 109 38,38 284 0 0,00

5 KONAWE SELATAN 23 144.441 136.154 280.595 156 69,03 70 30,97 226 157 69,16 70 30,84 227 3 1,32

6 BOMBANA 22 73.825 72.247 146.072 116 59,79 78 40,21 194 121 60,20 80 39,80 201 2 1,00

7 WAKATOBI 20 45.678 49.479 95.157 31 50,00 31 50,00 62 35 51,47 33 48,53 68 2 2,94

8 KOLAKA UTARA 16 70.509 66.374 136.883 105 58,99 73 41,01 178 136 61,26 86 38,74 222 0 0,00

9 BUTON UTARA 10 29.601 29.317 58.918 19 63,33 11 36,67 30 32 62,75 19 37,25 51 40 78,43

10 KONAWE UTARA 15 28.665 26.087 54.752 41 62,12 25 37,88 66 41 62,12 25 37,88 66 3 4,55

11 KOLAKA TIMUR 13 60.145 57.323 117.468 55 70,51 23 29,49 78 19 67,86 9 32,14 28 0 0,00

12 KONAWE KEPULAUAN 7 15.678 16.026 31.704 19 29,69 45 70,31 64 19 45,24 23 54,76 42 0 0,00

13 KOTA KENDARI 15 169.371 166.518 335.889 325 58,98 226 41,02 551 379 59,78 255 40,22 634 3 0,47

14 KOTA BAUBAU 17 71.848 73.628 145.476 159 56,18 124 43,82 283 200 58,14 144 41,86 344 11 3,20

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 1.212.500 1.200.025 2.412.525 2.236 58,76 1.569 41,24 3.805 2.499 59,46 1.704 40,54 4.203 87 2,07

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 184,41 130,75 157,72

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 206,10 142,00 174,22

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 2.412.525
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 BUTON 33 5.747 1 1 4 2 6 0 1 4 2 7

2 MUNA 42 5.647 1 1 4 5 9 1 2 3 0 6 7 13

3 KONAWE 24 4.381 0 0 1 1 2 1 1 0 2

4 KOLAKA 12 4.382 0 3 3 2 2 0 5 0 5

5 KONAWE SELATAN 23 5.620 1 1 2 2 4 1 2 3 1 2 5 8

6 BOMBANA 22 3.255 0 3 1 2 6 0 3 1 2 6

7 WAKATOBI 20 1.922 1 1 0 2 1 3 0 3 1 4

8 KOLAKA UTARA 16 2.561 2 2 2 2 1 1 2 0 3 3 6

9 BUTON UTARA 10 1.303 0 0 0 0 0 0 0

10 KONAWE UTARA 15 1.212 0 1 1 1 1 0 2 0 2

11 KOLAKA TIMUR 13 1.722 0 3 3 0 0 3 0 3

12 KONAWE KEPULAUAN 7 617 0 0 2 2 0 2 0 2

13 KOTA KENDARI 15 6.228 1 1 1 1 1 1 0 2 1 3

14 KOTA BAUBAU 17 2.956 0 2 2 2 2 0 2 2 4

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 47.553 1 4 2 7 3 21 13 37 2 11 8 21 6 36 23 65


ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 137

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

TB PARU
SUSPEK % BTA (+)
NO KAB/KOTA PUSKESMAS BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 33 1.384 1.442 2.826 232 121 353 16,76 8,39 12,49

2 MUNA 42 4.005 4.330 8.335 453 376 829 11,31 8,68 9,95

3 KONAWE 24 2.816 2.706 5.522 350 257 607 12,43 9,50 10,99

4 KOLAKA 12 1.367 1.177 3.209 175 109 284 12,80 9,26 8,85

5 KONAWE SELATAN 23 1.441 1.384 2.825 156 70 226 10,83 5,06 8,00

6 BOMBANA 22 1.119 798 1.917 116 78 194 10,37 9,77 10,12

7 WAKATOBI 20 215 222 437 26 28 54 12,09 12,61 12,36

8 KOLAKA UTARA 16 748 689 1.437 105 73 178 14,04 10,60 12,39

9 BUTON UTARA 10 140 131 271 19 11 30 13,57 8,40 11,07

10 KONAWE UTARA 15 328 302 630 41 25 66 12,50 8,28 10,48

11 KOLAKA TIMUR 13 391 236 627 25 23 48 6,39 9,75 7,66

12 KONAWE KEPULAUAN 7 133 109 242 19 23 42 14,29 21,10 17,36

13 KOTA KENDARI 15 3.919 3.660 7.579 325 226 551 8,29 6,17 7,27

14 KOTA BAUBAU 17 1.423 1.180 2.603 159 122 281 11,17 10,34 10,80

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 19.429 18.366 38.460 2.201 1.542 3.743 11,33 8,40 9,73

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA KEBERHASILAN
(COMPLETE RATE) JUMLAH KEMATIAN
BTA (+) DIOBATI PENGOBATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS SELAMA PENGOBATAN
L P L+P L P L+P (SUCCESS RATE/SR)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 BUTON 33 198 205 403 150 75,76 144 70,24 294 72,95 51 25,76 34 16,59 77 19,11 101,52 86,83 92,06 12 2 14

2 MUNA 42 531 575 1.106 479 90,21 520 90,43 999 90,33 37 6,97 35 6,09 72 6,51 97,18 96,52 96,84 8 4 12

3 KONAWE 24 296 285 581 250 84,46 240 84,21 490 84,34 42 14,19 34 11,93 76 13,08 98,65 96,14 97,42 2 2

4 KOLAKA 12 156 114 377 135 86,54 105 92,11 240 63,66 9 5,77 0 0,00 15 3,98 92,31 92,11 67,64 9 7 16

5 KONAWE SELATAN 23 166 159 325 123 74,10 118 74,21 241 74,15 41 24,70 39 24,53 80 24,62 98,80 98,74 98,77 1 1 2

6 BOMBANA 22 111 79 190 83 74,77 65 82,28 148 77,89 20 18,02 15 18,99 35 18,42 92,79 101,27 96,32 11 3 14

7 WAKATOBI 20 85 91 176 71 83,53 77 84,62 148 84,09 1 1,18 4 4,40 5 2,84 84,71 89,01 86,93 4 3 7

8 KOLAKA UTARA 16 103 95 198 77 74,76 71 74,74 148 74,75 9 8,74 25 26,32 34 17,17 83,50 101,05 91,92 3 0 3

9 BUTON UTARA 10 20 24 44 17 85,00 18 75,00 35 79,55 0 0,00 3 12,50 3 6,82 85,00 87,50 86,36 1 1 2

10 KONAWE UTARA 15 34 33 67 25 73,53 17 51,52 42 62,69 18 52,94 5 15,15 23 34,33 126,47 66,67 97,01 0 1 1

11 KOLAKA TIMUR 13 17 16 33 12 70,59 7 43,75 19 57,58 2 11,76 6 37,50 8 24,24 82,35 81,25 81,82 0 0 0

12 KONAWE KEPULAUAN 7 19 23 33 8 42,11 11 47,83 19 57,58 1 5,26 7 30,43 8 24,24 47,37 78,26 81,82 0 0 0

13 KOTA KENDARI 15 301 196 497 276 91,69 180 91,84 456 91,75 0 0,00 2 1,02 2 0,40 91,69 92,86 92,15 8 5 13

14 KOTA BAUBAU 17 153 111 264 124 81,05 99 89,19 223 84,47 15 9,80 8 7,21 23 8,71 90,85 96,40 93,18 4 2 6

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 2.190 2.006 4.294 1.830 83,56 1.672 83,35 3.502 81,56 246 11,23 217 10,82 461 10,74 94,79 94,17 92,29 63 29 92
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 5 2 4

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PNEUMONIA PADA BALITA


JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 33 17.712 18.691 36.403 1.771 1.869 3.640 218 12,31 179 9,58 397 10,91

2 MUNA 42 12.598 13.492 26.090 1.260 1.349 2.609 320 25,40 151 11,19 471 18,05

3 KONAWE 24 13.167 12.537 25.704 1.317 1.254 2.570 325 24,7 338 26,96 663 25,79

4 KOLAKA 12 15.502 14.649 30.151 1.550 1.465 3.015 683 44,06 576 39,32 1.259 41,76

5 KONAWE SELATAN 23 18.054 17.300 35.354 1.805 1.730 3.535 0 0,0 0 0,00 0 0,00

6 BOMBANA 22 10.380 10.161 20.541 1.038 1.016 2.054 81 7,80 91 8,96 172 8,37

7 WAKATOBI 20 4.567 4.948 9.515 457 495 952 0 0,0 0 0,00 0 0,00

8 KOLAKA UTARA 16 8.126 7.650 15.776 813 765 1.578 98 12,06 56 7,32 154 9,76

9 BUTON UTARA 10 2.809 2.783 5.592 281 278 559 19 6,76 12 4,31 31 5,54

10 KONAWE UTARA 15 3.327 3.029 6.356 333 303 636 1 0,3 0 0,00 1 0,16

11 KOLAKA TIMUR 12 4.282 4.084 8.366 428 408 837 26 6,07 12 2,94 38 4,54

12 KONAWE KEPULAUAN 7 1.764 1.767 3.531 176 177 353 0 0,0 0 0,00 0 0,00

13 KOTA KENDARI 15 15.601 15.341 30.942 1.560 1.534 3.094 216 13,85 215 14,01 431 13,93

14 KOTA BAUBAU 17 8.223 8.427 16.650 822 843 1.665 80 9,73 64 7,59 144 8,65

JUMLAH (KAB/KOTA) 268 136.112 134.859 270.971 13.611 13.486 27.097 2.067 15,19 1.694 12,56 3.761 13,88

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

HIV AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS SYPHILIS


NO KELOMPOK UMUR PROPORSI PROPORSI PROPORSI
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P L P L+P KELOMPOK
UMUR UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,00 1 1 2 1,59 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

2 1 - 4 TAHUN 2 1 3 5,08 2 0 2 1,59 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

4 5 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 1 1 0,79 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

5 20 - 29 TAHUN 13 20 33 55,93 15 26 41 32,54 1 0 1 0 0 0 #DIV/0!

6 30 - 39 TAHUN 6 9 15 25,42 35 23 58 46,03 2 1 3 0 0 0 #DIV/0!

7 40 - 49 TAHUN 4 1 5 8,47 8 1 9 7,14 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

8 50 - 59 TAHUN 3 0 3 5,08 8 4 12 9,52 1 0 1 0 0 0 #DIV/0!

9 > 60 0 0 0 0,00 1 0 1 0,79 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 28 31 59 70 56 126 4 1 5 0 0 0

PROPORSI JENIS KELAMIN 47,46 52,54 55,56 44,44 80,00 20,00 #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 12

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 BUTON 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

2 MUNA 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

3 KONAWE 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

4 KOLAKA 945 317 1.262 945 100 317 100 1.262 100 2 0,21 0 0,00 2 0,16

5 KONAWE SELATAN 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

6 BOMBANA 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

7 WAKATOBI 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

8 KOLAKA UTARA 499 81 580 499 100 81 100 580 100 1 0,20 1 1,23 2 0,34

9 BUTON UTARA 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

10 KONAWE UTARA 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

11 KOLAKA TIMUR 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

12 KONAWE KEPULAUAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 #DIV/0!

13 KOTA KENDARI 6.600 1.353 7.953 6.600 100 1.353 100 7.953 100 8 0,12 1 0,07 9 0,11

14 KOTA BAUBAU 2.105 262 2.367 2.105 100 262 100 2.367 100 0 0,00 0 0,00 0 0,00

JUMLAH 10.149 2.013 12.162 10.149 100 2.013 100 12.162 100 11 0,11 2 0 13 0,11

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

DIARE
JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH TARGET PENEMUAN
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 33 127.380 134.422 261.802 2.726 2.877 5.603 2.774 102 2.713 94,31 5.487 97,94

2 MUNA 42 135.161 144.767 279.928 2.892 3.098 5.990 2.539 87,78 2.758 89,02 5.297 88,42

3 KONAWE 24 114.665 109.062 223.727 2.454 2.334 4.788 1.408 57,38 1.282 54,93 2.690 56,18

4 KOLAKA 12 125.533 118.621 244.154 2.686 2.538 5.225 2.245 83,57 2.181 85,92 4.426 84,71

5 KONAWE SELATAN 23 144.441 136.154 280.595 3.091 2.914 6.005 2.463 79,68 2.273 78,01 4.736 78,87

6 BOMBANA 22 73.825 72.247 146.072 1.580 1.546 3.126 850 53,80 944 61,06 1.794 57,39

7 WAKATOBI 20 45.678 49.479 95.157 978 1.059 2.036 314 32,12 347 32,77 661 32,46

8 KOLAKA UTARA 16 70.509 66.374 136.883 1.509 1.420 2.929 1.533 102 1.769 124,54 3.302 113

9 BUTON UTARA 10 29.601 29.317 58.918 633 627 1.261 1.229 194 1.041 165,93 2.270 180

10 KONAWE UTARA 15 28.665 26.087 54.752 613 558 1.172 785 128 546 97,80 1.331 114

11 KOLAKA TIMUR 13 60.145 57.323 117.468 1.287 1.227 2.514 740 57 750 61,14 1.490 59,27

12 KONAWE KEPULAUAN 7 15.678 16.026 31.704 336 343 678 803 239 571 166,49 1.374 203

13 KOTA KENDARI 15 169.371 166.518 335.889 3.625 3.563 7.188 2.245 61,94 2.302 64,60 4.547 63,26

14 KOTA BAUBAU 17 71.848 73.628 145.476 1.538 1.576 3.113 1.492 97,04 1.353 85,87 2.845 91,39

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 1.212.500 1.200.025 2.412.525 25.948 25.681 51.628 21.420 82,55 20.830 81,11 42.250 81,84
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

KASUS BARU
NO KAB/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 33 3 3 6 25 14 39 28 17 45

2 MUNA 42 1 0 1 9 7 16 10 7 17

3 KONAWE 24 0 0 0 9 1 10 9 1 10

4 KOLAKA 12 1 3 4 12 11 23 13 14 27

5 KONAWE SELATAN 23 1 0 1 7 0 7 8 0 8

6 BOMBANA 22 2 9 11 22 10 32 24 19 43

7 WAKATOBI 20 2 1 3 11 9 20 13 10 23

8 KOLAKA UTARA 16 1 2 3 9 7 16 10 9 19

9 BUTON UTARA 10 1 0 1 2 1 3 3 1 4

10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 6 1 7 6 1 7

11 KOLAKA TIMUR 13 0 1 1 0 4 4 0 5 5

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 1 1 2 1 1 2

13 KOTA KENDARI 15 0 1 1 23 6 29 23 7 30

14 KOTA BAUBAU 17 2 2 4 18 7 25 20 9 29

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 14 22 36 154 79 233 168 101 269


PROPORSI JENIS KELAMIN 38,89 61,11 66,09 33,91 62,45 37,55
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 13,86 8,42 11,15

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 15

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KAB/KOTA PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8

1 BUTON 33 45 - 0,00 0 -

2 MUNA 42 17 - 0,00 0 -

3 KONAWE 24 10 - 0,00 0 -

4 KOLAKA 12 27 - 0,00 0 -

5 KONAWE SELATAN 23 8 - 0,00 0 -

6 BOMBANA 22 43 9 20,93 1 2,33

7 WAKATOBI 20 23 - 0,00 0 -

8 KOLAKA UTARA 16 19 - 0,00 0 -

9 BUTON UTARA 10 4 - 0,00 0 -

10 KONAWE UTARA 15 7 - 0,00 1 14,29

11 KOLAKA TIMUR 13 5 - 0,00 0 -

12 KONAWE KEPULAUAN 7 2 - 0,00 0 -

13 KOTA KENDARI 15 30 - 0,00 1 3,33

14 KOTA BAUBAU 17 29 - 0,00 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 269 9 3,35 3 1,12


ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

KASUS TERCATAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 33 3 1 4 46 27 73 49 28 77

2 MUNA 42 0 0 0 9 7 16 9 7 16

3 KONAWE 24 0 0 0 9 1 10 9 1 10

4 KOLAKA 12 1 3 4 14 11 25 15 14 29

5 KONAWE SELATAN 23 1 0 1 11 0 11 12 0 12

6 BOMBANA 22 2 9 11 2 10 12 4 19 23

7 WAKATOBI 20 1 0 1 10 8 18 11 8 19

8 KOLAKA UTARA 16 1 2 3 8 7 15 9 9 18

9 BUTON UTARA 10 1 0 1 2 1 3 3 1 4

10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 6 1 7 6 1 7

11 KOLAKA TIMUR 13 0 1 1 1 5 6 1 6 7

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 1 1 2 1 1 2

13 KOTA KENDARI 15 0 1 1 21 5 26 21 6 27

14 KOTA BAUBAU 17 2 1 3 23 8 31 25 9 34

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 12 18 30 163 92 255 175 110 285


ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 1,44 0,92 1,18

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


RFT PB RFT MB
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PBa PENDERITA MBa
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 BUTON 33 6 5 11 5 0 5 0 10 0 41 21 62 38 93 20 95,24 58 93,55

2 MUNA 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 6 20 14 100 6 100 20 100

3 KONAWE 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 5 14 9 100 5 100 14 100

4 KOLAKA 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 7 42 35 100 7 100 42 100

5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 10 10 100 0 0 10 100

6 BOMBANA 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 12 30 14 78 12 100 26 87

7 WAKATOBI 20 0 2 2 0 0 2 100 2 100 5 5 10 5 100 5 100 10 100

8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 12 17 0 0 0 0 0 0

9 BUTON UTARA 10 1 1 2 1 100 1 100 2 100 0 5 5 0 0 5 100 5 100

10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 4 0 4 100

11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 KOTA KENDARI 15 1 0 1 1 100 0 0 1 100 11 10 21 11 100 10 100 21 100

14 KOTA BAUBAU 17 2 2 4 2 100 2 100 4 100 17 14 31 17 100 14 100 31 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 10 10 20 9 90 10 100 19 95,00 169 97 266 153 90,53 88 90,72 241 90,60

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 18

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KECAMATAN PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5

1 BUTON 33 103.712 2

2 MUNA 42 10.828 8

3 KONAWE 24 77.514 1

4 KOLAKA 12 59.619 1

5 KONAWE SELATAN 23 98.019 0

6 BOMBANA 22 50.215 2

7 WAKATOBI 20 31.389 3

8 KOLAKA UTARA 16 44.842 3

9 BUTON UTARA 10 21.824 0

10 KONAWE UTARA 15 19.776 0

11 KOLAKA TIMUR 13 55.705 1

12 KONAWE KEPULAUAN 7 11.489 0

13 KOTA KENDARI 15 99.240 1


14 KOTA BAUBAU 17 48.674 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 732.846 22


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 3

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:
834.108
TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 MUNA 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 KONAWE 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 KOLAKA 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 BOMBANA 22 0 0 0 0 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0

7 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 KOTA KENDARI 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 0 0 0 0 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0


CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 20

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I

NO KECAMATAN PUSKESMAS CAMPAK


NON 'POLIO HEPATITIS B
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 BUTON 33 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0

2 MUNA 42 14 9 23 0 5 3 8 0 0 0

3 KONAWE 24 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

4 KOLAKA 12 11 4 15 0 1 0 1 0 0 0

5 KONAWE SELATAN 23 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0

6 BOMBANA 22 1 0 1 0 1 1 2 5 2 7

7 WAKATOBI 20 0 1 1 0 0 3 3 0 0 0

8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0

9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 KOTA KENDARI 15 10 5 15 0 0 1 1 0 0 0

14 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 37 20 57 0 11 11 22 5 2 7


CASE FATALITY RATE (%) 0,0

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 33 12 15 27 1 1 2 8,33 6,67 7,4

2 MUNA 42 2 7 9 0 0 0 0,00 0,00 0,0

3 KONAWE 24 18 37 55 1 0 1 5,56 0,00 1,8

4 KOLAKA 12 245 196 441 4 2 6 1,63 1,02 1,4

5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,0

6 BOMBANA 22 76 38 114 0 0 0 0,00 0,00 0,0

7 WAKATOBI 20 3 5 8 0 0 0 0,00 0,00 0,0

8 KOLAKA UTARA 16 19 34 53 0 0 0 0,00 0,00 0,0

9 BUTON UTARA 10 9 6 15 0 0 0 0,00 0,00 0,0

10 KONAWE UTARA 15 1 3 4 0 0 0 0,00 0,00 0,0

11 KOLAKA TIMUR 13 3 1 4 0 0 0 0,00 0,00 0,0

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,0

13 KOTA KENDARI 15 15 29 44 0 0 0 0,00 0,00 0,0

14 KOTA BAUBAU 17 43 41 84 0 0 0 0,00 0,00 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 446 412 858 6 3 9 1,35 0,73 1,0


INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 36,79 34,33 35,56

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 BUTON 33 532 755 1.287 532 755 1.287 375 70,49 23 3,05 398 30,92 0 0 0 0 0 0

2 MUNA 42 1422 1542 2.964 1422 1542 2.964 276 19,41 175 11,35 451 15,22 0 0 0 0,00 0,00 0,00

3 KONAWE 24 1288 1237 2.525 1288 1237 2.525 11 0,85 4 0,32 15 0,59 0 0 0 0,00 0,00 0,00

4 KOLAKA 12 259 120 500 259 120 500 12 4,63 - - 12 2,40 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

5 KONAWE SELATAN 23 173 166 339 173 166 339 20 11,56 14 8,43 34 10,03 0 0 0 0,00 0,00 0,00

6 BOMBANA 22 726 562 1.288 726 562 1.288 24 3,31 11 1,96 35 2,72 0 0 0 0,00 0 0,00

7 WAKATOBI 20 671 728 1399 671 728 1.399 65 9,69 12 1,65 77 5,50 0 0 0 0,00 0,00 0,00

8 KOLAKA UTARA 16 596 550 1146 596 550 1.146 18 3,02 8 1,45 26 2,27 0 0 0 0,00 0,00 0

9 BUTON UTARA 10 667 667 1334 667 667 1.334 11 1,65 6 0,90 17 1,27 0 0 0 0,00 0,00 0,00

10 KONAWE UTARA 15 172 158 330 172 158 330 2 1,00 1 0,63 3 0,91 0 0 0 0,00 0,00 0

11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 - #DIV/0! - - - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 - #DIV/0! - - - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

13 KOTA KENDARI 15 181 180 361 181 180 361 110 60,77 5 2,78 115 31,86 0 0 0 0,00 0,00 0,00

14 KOTA BAUBAU 17 1.552 1.305 2.857 1.178 97 1.275 20 1,70 10 10,31 30 2,35 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 8.239 7.970 16.330 7.865 6.762 14.627 944 12,00 269 3,98 351 2,40 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 1.212.366 1.200.159 2.412.525

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,78 0,22 0,15

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014
PENDERITA FILARIASIS
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 BUTON 33 0 0 0 14 9 23

2 MUNA 42 0 0 0 0 0 0

3 KONAWE 24 1 2 3 1 2 3

4 KOLAKA 12 0 1 1 9 10 19

5 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 0 0 0

6 BOMBANA 22 10 7 17 10 7 17

7 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0

8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0

9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0

10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 0 0 0

11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 4 0 4

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0

13 KOTA KENDARI 15 0 1 1 9 10 19

14 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 11 11 22 47 38 85


ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 4 3 4

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN,KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI


JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 33 83.413 93.356 176.769 99 0,12 103 0,11 202 0,11 0 0 0 0

2 MUNA 42 77.037 93.568 170.605 95 0,12 455 0,49 550 0,32 0 0 0 0

3 KONAWE 24 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

4 KOLAKA 12 112.363 106.631 218.994 3 0,00 32 0,03 35 0,02 0 0 0 0

5 KONAWE SELATAN 23 94.916 90.899 185.815 20 0,02 41 0,05 61 0,03 0 0 0 0

6 BOMBANA 22 47.425 46.958 94.383 41 0,09 92 0,20 133 0,14 0 0 0 0

7 WAKATOBI 20 29.070 33.453 62.523 52 0,18 112 0,33 164 0,26 0 0 0 0

8 KOLAKA UTARA 16 44.325 41.854 86.179 0 0,00 0 0,00 0 0,00 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

9 BUTON UTARA 10 17.267 17.771 35.038 0 0,00 0 0,00 0 0,00 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

10 KONAWE UTARA 15 18.758 17.053 35.811 21 0,11 88 0,52 109 0,30 0 0 0 0

11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

13 KOTA KENDARI 15 109.513 63.275 172.788 245 0,22 1.251 1,98 1.496 0,87 0 0 0 0

14 KOTA BAUBAU 17 47.231 50.569 97.800 36 0,08 171 0,34 207 0,21 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 681.318 655.387 1.336.705 612 0,09 2.345 0,36 2.957 0,22 0 0 0 0 0 0

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 25

CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS OBESITAS


DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15
NO KECAMATAN PUSKESMAS TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 33 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

2 MUNA 42 221 582 803 79 35,75 435 74,74 514 64,01 0 0 0 0

3 KONAWE 24 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

4 KOLAKA 12 121 363 484 5 4,13 15 4,13 20 4,13 0 0 0 0

5 KONAWE SELATAN 23 63 132 195 0 0,00 1 0,76 1 0,51 #DIV/0! 0 0 0

6 BOMBANA 22 215 453 668 89 41,40 208 45,92 297 44,46 0 0 0 0

7 WAKATOBI 20 204 357 561 128 62,75 195 54,62 323 57,58 0 0 0 0

8 KOLAKA UTARA 16 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

9 BUTON UTARA 10 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

10 KONAWE UTARA 15 2.501 4.322 6.823 1.909 76,33 1.671 38,66 3.580 52,47 0 0 0 0

11 KOLAKA TIMUR 13 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

13 KOTA KENDARI 15 2.321 8.034 10.355 868 37,40 4.152 51,68 5.020 48,48 0 0 0 0

14 KOTA BAUBAU 17 252 402 654 49 19,44 267 66,42 316 48,32 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 5.898 14.645 20.543 3.127 53,02 6.944 47,42 10.071 49,02 0 0 0 0 0 0

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM


PEREMPUAN IVA POSITIF TUMOR/BENJOLAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS DAN PAYUDARA
USIA 30-50 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 BUTON 33 36.087 0,00 #DIV/0! #DIV/0!

2 MUNA 42 43.983 125 0 0,00 0,00

3 KONAWE 24 35.221 0 #DIV/0! #DIV/0!

4 KOLAKA 12 28.248 117 0 0,00 0,00

5 KONAWE SELATAN 23 45.244 0 #DIV/0! #DIV/0!

6 BOMBANA 22 24.516 0 #DIV/0! #DIV/0!

7 WAKATOBI 20 14.637 0 #DIV/0! #DIV/0!

8 KOLAKA UTARA 16 21.639 0 #DIV/0! #DIV/0!

9 BUTON UTARA 10 8.539 0 #DIV/0! #DIV/0!

10 KONAWE UTARA 15 6.276 0 #DIV/0! #DIV/0!

11 KOLAKA TIMUR 13 24.883 0 #DIV/0! #DIV/0!

12 KONAWE KEPULAUAN 7 4.956 0 #DIV/0! #DIV/0!

13 KOTA KENDARI 15 50.228 101 0 0,00 0,00

14 KOTA BAUBAU 17 22.224 0 #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 366.681 343 0 0 0,00 0 0,00

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN LUAR TERANCAM
NO JUMLAH JUMLAH
BIASA DITANGGU- 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
KEC DESA/KEL DIKETAHUI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
LANGI HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 KOLAKA
DBD 3 4 01-02-2014 01-02-2014 26-02-2014 45 46 91 1 22 15 11 9 26 3 1 2 1 3 4 39.921 41.439 81.360 0,11 0,11 0,11 2,22 6,52 4,40
DBD 03-06-2014 06-06-2014 11-06-2014 29 6 35 7 9 4 6 7 2
DBD 03-12-2014 04-12-2014 27-12-2014 8 11 19 3 8 2 4 2

2 BAUBAU
Keracunan Makanan 1 1 09-07-2014 09-07-2014 10-07-2014 3 1 4 1 1 1 0 0 0 7.748 7.748 15.496 0,04 0,01 0,03 - - -

3 MUNA
Keracunan Makanan 1 1 24-01-2014 24-01-2014 25-01-2014 12 11 23 7 8 3 2 3 0 0 0 0 0 6.784 #DIV/0! #DIV/0! 0,34 - - -
Campak 1 01-04-2014 01-04-2014 29-04-2014 4 7 11 1 3 6 1 7.753
Keracunan Makanan 1 1 01-09-2014 01-09-2014 02-09-2014 4 1 5 5 7.753
Keracunan Makanan 1 1 25-09-2014 25-09-2014 25-09-2014 6 2 8 1 5 1 15.005
DBD 1 1 05-12-2014 06-12-2014 21-12-2014 7 8 15 1 7 5 1 1 6.381
DBD 1 1

4 KOLAKA UTARA
Kasus GHTR 1 2 08-02-2014 08-02-2014 13-02-2014 7 9 16 0 0 0 2 4 1 1 6 2 0 0 0 1 1 2 773 695 1.468 0,91 1,29 1,09 14 11 13
Kasus Campak 1 1 20-06-2014 20-06-2014 25-06-2014 3 1 4 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5.639 5.440 11.079 0,05 0,02 0,04 0 0 0

5 KONSEL
Campak 1 1 01-05-2014 01-05-2014 06-05-2014 5 6 11 1 0 1 1 1 7 0 0 0 15.807 #DIV/0! #DIV/0! 0,07 - - -

6 KOTA KENDARI
Campak 1 1 01-02-2014 01-02-2014 18-02-2014 7 9 16 8 8 0 0 0 29.823
Keracunan Pangan 1 1 29-10-2014 29-10-2014 30-10-2014 18 23 41 4 12 6 1 15 2 1 0 0 0 29.967

7 KONAWE UTARA
Keracunan Pangan 1 20-12-2014 20-12-2014 21-12-2014 3 7 10 5 3 2 0 0 0 5.679

8 KOLAKA TIMUR
Campak 1 1 07-02-2014 07-02-2014 29-02-2014 5 7 12 5 2 3 2

7 KONAWE KEPULAUAN
Malaria 1 02-06-2014 10-06-2014 13-06-2014 21 23 44 5 16 10 1 9 1 1 1 6 3 9 28,57 13,04 20,45

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


MENURUT KAB/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6

1 BUTON 33 0 0 -

2 MUNA 42 6 6 100

3 KONAWE 24 0 0 -

4 KOLAKA 12 3 3 100

5 KONAWE SELATAN 23 1 1 100

6 BOMBANA 22 0 0 -

7 WAKATOBI 20 0 0 -

8 KOLAKA UTARA 16 2 2 100

9 BUTON UTARA 10 0 0 -

10 KONAWE UTARA 15 1 1 100

11 KOLAKA TIMUR 13 1 1 100

12 KONAWE KEPULAUAN 7 1 1 100

11 KOTA KENDARI 15 2 2 100

12 KOTA BAUBAU 17 1 1 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 18 18 100


TABEL 29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN DITOLONG MENDAPAT YANKES IBU NIFAS MENDAPAT
NO KABUPATEN PUSKESMAS K1 K4
JUMLAH JUMLAH NAKES NIFAS VIT A
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 33 6.969 6.927 99,40 5.311 76,21 6.652 5.193 78,07 5.161 77,59 5.810 87,34

2 MUNA 42 6.432 6.432 100,00 4.939 76,79 6.140 5.397 87,90 5.058 82,38 5.030 81,92

3 KONAWE 24 4.849 4.807 99,13 4.275 88,16 4.627 4.218 91,16 4.194 90,64 4.150 89,69

4 KOLAKA 12 4.972 4.971 99,98 3.976 79,97 4.745 4.253 89,63 4.063 85,63 4.135 87,14

5 KONAWE SELATAN 23 6.482 6.007 92,67 4.820 74,36 6.187 5.098 82,40 5.470 88,41 5.539 89,53

6 BOMBANA 22 3.700 3.526 95,30 3.035 82,03 3.531 2.890 81,85 2.932 83,04 3.232 91,53

7 WAKATOBI 20 2.087 1.842 88,26 1.704 81,65 2.059 1.829 88,83 1.783 86,60 1.816 88,20

8 KOLAKA UTARA 16 3.452 2.922 84,65 2.631 76,22 3.291 2.504 76,09 2.557 77,70 2.587 78,61

9 BUTON UTARA 10 1.469 1.405 95,64 1.210 82,37 1.402 1.260 89,87 1.298 92,58 1.242 88,59

10 KONAWE UTARA 15 1.671 1.438 86,06 1.242 74,33 1.595 1.166 73,10 1.070 67,08 1.160 72,73

11 KOLAKA TIMUR 13 1.957 1.888 96,47 1.676 85,64 1.868 1.745 93,42 1.538 82,33 1.809 96,84

12 KONAWE KEPULAUAN 7 845 717 84,85 558 66,04 807 617 76,46 474 58,74 618 76,58

13 KOTA KENDARI 15 6.806 6.793 99,81 6.431 94,49 6.498 6.193 95,31 5.791 89,12 6.243 96,08

14 KOTA BAUBAU 17 3.530 3.414 96,71 3.149 89,21 3.369 2.921 86,70 2.930 86,97 2.977 88,36

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 55.221 53.089 96,14 44.957 81,41 52.771 45.284 85,81 44.319 83,98 46.348 87,83

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KABUPATEN PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 BUTON 33 6.969 2.058 29,53 1.652 23,70 833 11,95 497 7,13 665 9,54 3.647 52,33

2 MUNA 42 6.432 840 13,06 599 9,31 403 6,27 269 4,18 493 7,66 1.764 27,43

3 KONAWE 24 4.849 2.162 44,59 1.509 31,12 160 3,30 76 1,57 1.509 31,12 3.254 67,11

4 KOLAKA 12 4.972 2.221 44,67 1.887 37,95 247 4,97 129 2,59 680 13,68 2.943 59,19

5 KONAWE SELATAN 23 6.482 828 12,77 845 13,04 734 11,32 527 8,13 424 6,54 2.530 39,03

6 BOMBANA 22 3.700 952 25,73 826 22,32 283 7,65 115 3,11 124 3,35 1.348 36,43

7 WAKATOBI 20 2.087 946 45,33 949 45,47 189 9,06 159 7,62 198 9,49 1.495 71,63

8 KOLAKA UTARA 16 3.452 1.068 30,94 758 21,96 134 3,88 837 24,25 339 9,82 2.068 59,91

9 BUTON UTARA 10 1.469 406 27,64 372 25,32 333 22,67 300 20,42 139 9,46 1.144 77,88

10 KONAWE UTARA 15 1.671 896 53,62 821 49,13 70 4,19 25 1,50 95 5,69 1.011 60,50

11 KOLAKA TIMUR 13 1.957 859 43,89 758 38,73 174 8,89 252 12,88 159 8,12 1.343 68,63

12 KONAWE KEPULAUAN 7 845 101 11,95 22 2,60 0 - 0 - 22 2,60 44 5,21

13 KOTA KENDARI 15 6.806 2.425 35,63 2.294 33,71 727 10,68 369 5,42 523 7,68 3.913 57,49

14 KOTA BAUBAU 17 3.530 929 26,32 839 23,77 312 8,84 141 3,99 483 13,68 1.775 50,28

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 55.221 16.691 30,2 14.131 25,59 4.599 8,33 3.696 6,69 5.853 10,60 28.279 51,21

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KABUPATEN PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 BUTON 33 61.733 1.858 3,01 1.527 2,47 833 1,35 497 0,81 459 0,74

2 MUNA 42 61.020 - - - - -

3 KONAWE 24 50.150 1.947 3,88 1.328 2,65 177 0,35 73 0,15 115 0,23

4 KOLAKA 12 49.655 - - - - -

5 KONAWE SELATAN 23 60.718 - - - - -

6 BOMBANA 22 31.828 - - - - -

7 WAKATOBI 20 20.839 923 4,43 834 4,00 182 0,87 153 0,73 95 0,46

8 KOLAKA UTARA 16 31.457 19 0,06 271 0,86 280 0,89 146 0,46 794 2,52

9 BUTON UTARA 10 13.030 - - - - -

10 KONAWE UTARA 15 13.465 - - - - -

11 KOLAKA TIMUR 13 25.280 - - - - -

12 KONAWE KEPULAUAN 7 6.805 - - - - -

13 KOTA KENDARI 15 66.773 2.878 4,31 2.509 3,76 739 1,11 378 0,57 378 0,57

14 KOTA BAUBAU 17 31.859 - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 524.612 7.625 1,45 6.469 1,23 2.211 0,42 1.247 0,24 1.841 0,35

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KABUPATEN PUSKESMAS
IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8

1 BUTON 33 6.969 5.576 80,01 4.843 69,49

2 MUNA 42 6.432 6.342 98,60 4.903 76,23

3 KONAWE 24 4.849 4.570 94,25 4.000 82,49

4 KOLAKA 12 4.972 4.719 94,91 4.255 85,58

5 KONAWE SELATAN 23 6.482 4.923 75,95 4.820 74,36

6 BOMBANA 22 3.700 3.330 90,00 3.075 83,11

7 WAKATOBI 20 2.087 1.832 87,78 1.776 85,10

8 KOLAKA UTARA 16 3.452 2.850 82,56 2.573 74,54

9 BUTON UTARA 10 1.469 1.112 75,70 1.002 68,21

10 KONAWE UTARA 15 1.671 1.427 85,40 1.242 74,33

11 KOLAKA TIMUR 13 1.957 1.947 99,49 1.874 95,76

12 KONAWE KEPULAUAN 7 845 539 63,79 461 54,56

13 KOTA KENDARI 15 6.806 6.503 95,55 6.320 92,86

14 KOTA BAUBAU 17 3.530 3.026 85,72 3.141 88,98

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 55.221 48.696 88,18 44.285 80,20

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 33

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PERKIRAAN
PENANGANAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL JUMLAH BAYI PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
JUMLAH KOMPLIKASI KEBIDANAN
NO KECAMATAN KAB/KOTA DENGAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 BUTON 33 6.969 1.394 196 14,06 3.082 3.253 6.335 462 488 950 90 19,47 70 14,35 160 16,84

2 MUNA 42 6.432 1.286 1286 99,97 2.823 3.024 5.847 423 454 877 165 38,97 133 29,32 298 33,98

3 KONAWE 24 4.849 970 392 40,42 2.258 2.149 4.407 339 322 661 60 17,71 58 17,99 118 17,85

4 KOLAKA 12 4.972 994 537 54,00 2.323 2.195 4.518 348 329 678 92 26,40 79 23,99 171 25,23

5 KONAWE SELATAN 23 6.482 1.296 631 48,67 3.009 2.883 5.892 451 432 884 158 35,01 128 29,60 286 32,36

6 BOMBANA 22 3.700 740 277 37,43 1.699 1.664 3.363 255 250 504 82 32,18 67 26,84 149 29,54

7 WAKATOBI 20 2.087 417 179 42,88 914 989 1.903 137 148 285 35 25,53 27 18,20 62 21,72

8 KOLAKA UTARA 16 3.452 690 203 29,40 1.598 1.503 3.101 240 225 465 32 13,35 20 8,87 52 11,18

9 BUTON UTARA 10 1.469 294 141 47,99 673 667 1.340 101 100 201 49 48,54 45 44,98 94 46,77

10 KONAWE UTARA 15 1.671 334 131 39,20 777 707 1.484 117 106 223 25 21,45 18 16,97 43 19,32

11 KOLAKA TIMUR 13 1.957 391 142 36,28 910 869 1.779 137 130 267 15 10,99 8 6,14 23 8,62

12 KONAWE KEPULAUAN 7 845 169 64 37,87 370 372 742 56 56 111 12 21,62 11 19,71 23 20,66

13 KOTA KENDARI 15 6.806 1.361 864 63,47 3.120 3.068 6.188 468 460 928 182 38,89 170 36,94 352 37,92

14 KOTA BAUBAU 17 3.530 706 459 65,01 1.585 1.624 3.209 238 244 481 46 19,35 21 8,62 67 13,92

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 55.221 11.044 5502 49,82 25.141 24.967 50.108 3.771 3.745 7.516 1.043 27,66 855 22,83 1.898 25,25

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP MKJP +
NO KAB/KOTA PUSKESMAS % MKJP +
KON OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
DOM VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 BUTON 33 91 0,27 0,0 0,00 85 0,26 176 0,53 6.095 18,32 10.780 32,40 16.218 48,75 0,0 0,0 33.093 99,47 33.269 100

2 MUNA 42 53 0,13 0,0 0,00 286 0,70 339 0,83 1.372 3,36 16.010 39,21 23.112 56,60 0,0 0,0 40.494 99,17 40.833 100

3 KONAWE 24 174 0,49 0,0 0,00 731 2,04 905 2,53 1.224 3,42 14.141 39,47 19.554 54,58 0,0 0,0 34.919 97,47 35.824 100

4 KOLAKA 12 597 2,41 9 0,0 256 1,03 2.752 11,11 3.614 14,59 631 2,55 12.404 50,06 8.127 32,80 0,0 0,0 21.162 85,41 24.776 100

5 KONAWE SELATAN 23 1.188 2,89 332 0,8 992 2,41 8.609 20,92 11.121 27,02 551 1,34 15.298 37,17 14.190 34,48 0 0,0 0 0,0 30.039 72,98 41.160 100

6 BOMBANA 22 46 0,30 4 0,0 46 0,30 899 5,93 995 6,56 203 1,34 9.931 65,46 4.042 26,64 0,0 0,0 14.176 93,44 15.171 100

7 WAKATOBI 20 1.972 12,75 0 0,0 0 0,00 412 2,66 2.384 15,41 2.488 16,08 4.341 28,06 6.258 40,45 0,0 0,0 13.087 84,59 15.471 100

8 KOLAKA UTARA 16 9 0,03 0,0 0,00 222 0,79 231 0,82 1.197 4,26 11.037 39,29 15.627 55,63 0,0 0,0 27.861 99,18 28.092 100

9 BUTON UTARA 10 44 0,74 10 0,2 17 0,28 411 6,89 482 8,08 371 6,22 3.539 59,32 1.574 26,38 0,0 0,0 5.484 91,92 5.966 100

10 KONAWE UTARA 15 82 1,11 2 0,0 22 0,30 591 8,01 697 9,44 12 0,16 3.678 49,82 2.995 40,57 0,0 0,0 6.685 90,56 7.382 100

11 KOLAKA TIMUR 13 18 0,12 0,0 0,00 434 2,95 452 3,07 496 3,37 6.550 44,48 7.229 49,09 0,0 0,0 14.275 96,93 14.727 100

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0,00 0 0,0 0 0,00 245 31,65 245 31,65 172 22,22 226 29,20 131 16,93 0 0,0 0 0,0 529 68,35 774 100

13 KOTA KENDARI 15 3.144 6,44 203 0,4 1.511 3,10 5.160 10,58 10.018 20,54 1.437 2,95 18.579 38,08 18.751 38,44 0,0 0,0 38.767 79,46 48.785 100

14 KOTA BAUBAU 17 332 2,05 25 0,2 45 0,28 320 1,98 722 4,46 174 1,08 8.083 49,98 7.194 44,48 0 0,0 0 0,0 15.451 95,54 16.173 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 7.750 2,36 585 0,2 2.889 0,88 21.157 6,44 32.381 9,86 16.423 5,00 134.597 40,99 145.002 44,15 0 0,0 0 0,0 296.022 90,14 328.403 100

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 BUTON 33 10 0,12 0 0,00 44 0,51 225 2,61 279 3,23 1.670 19,34 3.806 44,09 2.878 33,34 0 0,0 0 0,0 8.354 96,77 8.633 100

2 MUNA 42 186 2,41 91 1,18 102 1,32 254 3,29 633 8,20 476 6,16 3.252 42,11 3.362 43,53 0 0,0 0 0,0 7.090 91,80 7.723 100

3 KONAWE 24 141 1,79 0 0,00 37 0,47 397 5,04 575 7,30 415 5,27 3.199 40,59 3.692 46,85 0 0,0 0 0,0 7.306 92,70 7.881 100

4 KOLAKA 12 58 1,30 0 0,00 2 0,04 432 9,70 492 11,05 59 1,32 2.933 65,85 970 21,78 0 0,0 0 0,0 3.962 88,95 4.454 100

5 KONAWE SELATAN 23 35 0,47 5 0,07 43 0,58 908 12,16 991 13,27 529 7,08 3.168 42,42 2.781 37,23 0 0,0 0 0,0 6.478 86,73 7.469 100

6 BOMBANA 22 7 0,18 0 0,00 85 2,19 1.670 43,03 1.762 45,40 23 0,59 1.670 43,03 426 10,98 0 0,0 0 0,0 2.119 54,60 3.881 100

7 WAKATOBI 20 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0 0 0,0 0 0,00 0 0

8 KOLAKA UTARA 16 13 0,36 0 0,00 5 0,14 70 1,96 88 2,47 179 5,02 1.250 35,03 2.051 57,48 0 0,0 0 0,0 3.480 97,53 3.568 100

9 BUTON UTARA 10 29 1,78 3 0,18 10 0,61 172 10,56 214 13,14 135 8,29 959 58,87 321 19,71 0 0,0 0 0,0 1.415 86,86 1.629 100

10 KONAWE UTARA 15 20 1,32 10 0,66 10 0,66 265 17,53 305 20,17 452 29,89 365 24,14 390 25,79 0 0,0 0 0,0 1.207 79,83 1.512 100

11 KOLAKA TIMUR 13 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0 0 0,0 0 0,00 0 0

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0,00 0 0,00 0 0,00 2 2,20 2 2,20 0 0,00 44 48,35 45 49,45 0 0,0 0 0,0 89 97,80 91 100

13 KOTA KENDARI 15 60 1,37 0 0,00 2 0,05 272 6,19 334 7,60 215 4,90 1.956 44,54 1.887 42,96 0 0,0 0 0,0 4.058 92,40 4.392 100

14 KOTA BAUBAU 17 36 0,00 0 0,00 0 0,00 231 5,49 267 5,49 346 8,22 1.650 39,18 1.948 46,26 0 0,0 0 0,0 3.944 93,66 4.211 99,15

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 595 1,07 109 0,20 340 0,61 4.898 8,83 5.942 10,72 4.499 8,11 24.252 43,74 20.751 37,43 0 0,0 0 0,0 49.502 89,28 55.444 100

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8

1 BUTON 33 44.506 6.075 13,6 33.269 74,75

2 MUNA 42 47.588 7.056 14,8 40.833 85,81

3 KONAWE 24 38.034 13.592 35,7 35.824 94,19

4 KOLAKA 12 41.506 4.454 10,7 24.773 59,69

5 KONAWE SELATAN 23 47.701 3.746 7,9 41.160 86,29

6 BOMBANA 22 24.832 2.212 8,9 15.171 61,09

7 WAKATOBI 20 16.177 1.095 6,8 15.471 95,64

8 KOLAKA UTARA 16 23.270 3.568 15,3 15.426 66,29

9 BUTON UTARA 10 10.016 1.629 16,3 5.966 59,56

10 KONAWE UTARA 15 9.308 372 4,0 7.380 79,29

11 KOLAKA TIMUR 13 19.970 452 2,3 14.784 74,03

12 KONAWE KEPULAUAN 7 5.390 91 1,7 3.112 57,74

13 KOTA KENDARI 15 57.101 4.392 7,7 48.785 85,44

14 KOTA BAUBAU 17 24.731 4.211 17,0 16.128 65,21

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 410.129 52.945 12,9 318.082 77,56

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 37

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 33 3.764 1.983 5.747 3.522 93,57 1.832 92,4 5.354 93,16 76 2,16 55 3,00 131 2,45

2 MUNA 42 3.402 2.245 5.647 2.792 82,1 2.245 100 5.037 89,20 86 3,08 94 4,19 180 3,57

3 KONAWE 24 2.122 2.259 4.381 2.122 100 2.259 100 4.381 100 10 0,47 12 0,53 22 0,50

4 KOLAKA 12 2.261 2.121 4.382 2.261 100 2.121 100 4.382 100 59 2,61 56 2,64 115 2,62

5 KONAWE SELATAN 23 3.113 2.507 5.620 3.113 100 2.507 100 5.620 100 15 0,48 23 0,92 38 0,68

6 BOMBANA 22 1.731 1.524 3.255 1.731 100 1.524 100 3.255 100 78 4,51 58 3,81 136 4,18

7 WAKATOBI 20 1.020 902 1.922 991 97,2 859 95,23 1.850 96,25 21 2,12 26 3,03 47 2,54

8 KOLAKA UTARA 16 1.322 1.239 2.561 1.322 100 1.239 100 2.561 100 25 1,89 24 1,94 49 1,91

9 BUTON UTARA 10 710 593 1.303 710 100 593 100 1.303 100 21 2,96 17 2,87 38 2,92

10 KONAWE UTARA 15 648 564 1.212 640 98,8 568 101 1.208 99,67 4 0,63 6 1,06 10 0,83

11 KOLAKA TIMUR 13 815 907 1.722 815 100 907 100 1.722 100 5 0,61 4 0,44 9 0,52

12 KONAWE KEPULAUAN 7 295 322 617 295 100 322 100 617 100 0 0,00 0 0,00 0 0,00

13 KOTA KENDARI 15 2.998 3.230 6.228 2.998 100 3.230 100 6.228 100 59 1,97 67 2,07 126 2,02

14 KOTA BAUBAU 17 1.441 1.515 2.956 1.515 105 20 1,32 1.535 51,93 34 2,24 18 90,00 52 3,39

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.642 21.911 47.553 24.827 96,82 20.226 92,31 45.053 94,74 493 1,99 460 2,27 953 2,12

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN,KAB/KOTA,


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH BAYI
NO KAB/KOTA PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 2.959 96,01 2.769 85,12 5.728 90,42 2.888 93,71 2.717 83,5 5.605 88,48

2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 3.014 107 2.416 79,89 5.489 93,88 2.960 105 2.336 77,2 5.296 90,58

3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 2.258 100 1.808 84,13 4.218 95,71 2.081 92,16 1.945 90,5 4.026 91,35

4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 2.253 96,99 2.113 96,26 4.364 96,59 2.216 95,39 2.079 94,7 4.295 95,06

5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 2.979 99,00 2.604 90,32 5.583 94,76 2.578 85,68 2.883 100 5.518 93,65

6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 1.651 97,17 1.589 95,49 3.240 96,34 1.542 90,76 1.610 96,8 3.152 93,73

7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 914 100 821 83,01 1.876 98,58 914 100 886 89,6 1.866 98,06

8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 1.311 82,04 1.237 82,30 2.548 82,17 1.307 81,79 1.233 82,0 2.540 81,91

9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 676 100 616 92,35 1.292 96,42 599 89,00 662 99,3 1.284 95,82

10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 640 82,37 568 80,34 1.208 81,40 662 85,20 498 70,4 1.160 78,17

11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 910 100 771 88,72 1.744 98,03 897 98,57 765 88,0 1.662 93,42

12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 370 100 174 46,77 617 83,15 242 65,41 239 64,2 481 64,82

13 KOTA KENDARI 15 3.017 3.171 6.188 2.939 97,41 3.164 99,78 6.112 98,77 2.925 96,95 3.118 98,3 6.043 97,66

14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 1.391 87,76 1.566 96,43 2.957 92,15 1.502 94,76 1.449 89,2 2.951 91,96

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.038 25.070 50.108 24.265 96,91 22.216 88,62 46.976 93,75 23.313 93,11 22.420 89,4 45.879 91,56

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 39

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH BAYI USIA 0-6 BULAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 780 25,31 825 25,36 1.605 25,34

2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 551 19,52 592 19,58 1.143 19,55

3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 610 27,02 582 27,08 1.192 27,05

4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 782 33,66 733 33,39 1.515 33,53

5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 1.287 42,77 1.235 42,84 2.522 42,80

6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 655 38,55 636 38,22 1.291 38,39

7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 385 42,12 417 42,16 802 42,14

8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 492 30,79 531 35,33 1.023 32,99

9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 221 32,84 224 33,58 445 33,21

10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 236 30,37 215 30,41 451 30,39

11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 427 46,92 409 47,07 836 46,99

12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 121 32,70 101 27,15 222 29,92

13 KOTA KENDARI 15 3.120 3.068 6.188 1.246 39,94 1.219 39,73 2.465 39,84

14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 455 28,71 502 30,91 957 29,82

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.141 24.967 50.108 8.248 32,81 8.221 32,93 16.469 32,87

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 2.913 94,5 2.807 86,29 5.720 90,29

2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 2.940 104 2.208 73,02 5.148 88,05

3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 2.055 91,0 2.048 95,30 4.103 93,10

4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 1.959 84,3 1.591 72,48 3.550 78,57

5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 2.570 85,4 2.273 78,84 4.843 82,20

6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 1.517 89,3 1.216 73,08 2.733 81,27

7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 996 109 327 33,06 1.323 69,52

8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 1.381 86,4 1.354 90,09 2.735 88,20

9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 689 102 587 88,01 1.276 95,22

10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 639 70,2 583 67,09 1.222 68,69

11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 874 96,0 815 93,79 1.689 94,94

12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 286 77,3 275 73,92 561 75,61

13 KOTA KENDARI 15 3.120 3.068 6.188 2.562 82,1 2.517 82,04 5.079 82,08

14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 1.700 107,3 1.156 71,18 2.856 89,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.141 24.967 50.108 23.081 91,81 19.757 79,13 42.838 85,49

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 41

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5 6

1 BUTON 33 242 220 90,91

2 MUNA 42 239 195 81,59

3 KONAWE 24 344 315 91,57

4 KOLAKA 12 135 124 91,85

5 KONAWE SELATAN 23 351 314 89,46

6 BOMBANA 22 139 98 70,50

7 WAKATOBI 20 100 80 80,00

8 KOLAKA UTARA 16 133 124 93,23

9 BUTON UTARA 10 91 87 95,60

10 KONAWE UTARA 15 146 128 87,67

11 KOLAKA TIMUR 13 133 114 85,71

12 KONAWE KEPULAUAN 7 95 39 41,05

13 KOTA KENDARI 15 64 54 84,38

14 KOTA BAUBAU 17 43 33 76,74

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 2.255 1.925 85,37

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 33 3.764 1.983 5.747 1.615 42,91 1.577 79,53 3.192 55,54 2.891 76,81 2.745 138,43 5.636 98,07

2 MUNA 42 3.402 2.245 5.647 1.373 40,36 1.199 53,41 2.572 45,55 919 27,01 908 40,45 1.827 32,35

3 KONAWE 24 2.122 2.259 4.381 1.457 68,66 1.457 64,50 2.914 66,51 101 4,76 97 4,29 198 4,52

4 KOLAKA 12 2.261 2.121 4.382 2.111 93,37 1.947 91,80 4.058 92,61 2.174 96,15 2.084 98,26 4.258 97,17

5 KONAWE SELATAN 23 3.113 2.507 5.620 1.920 61,68 1.805 72,00 3.725 66,28 2.850 91,55 2.271 90,59 5.121 91,12

6 BOMBANA 22 1.731 1.524 3.255 1.318 76,14 1.148 75,33 2.466 75,76 1.458 84,23 1.394 91,47 2.852 87,62

7 WAKATOBI 20 1.020 902 1.922 691 67,75 1.340 148,56 2.031 105,67 919 90,10 900 99,78 1.819 94,64

8 KOLAKA UTARA 16 1.322 1.239 2.561 1.016 76,85 1.037 83,70 2.053 80,16 1.306 98,79 1.182 95,40 2.488 97,15

9 BUTON UTARA 10 710 593 1.303 373 52,54 261 44,01 634 48,66 700 98,59 590 99,49 1.290 99,00

10 KONAWE UTARA 15 648 564 1.212 609 93,98 410 72,70 1.019 84,08 577 89,04 512 90,78 1.089 89,85

11 KOLAKA TIMUR 13 815 907 1.722 800 98,16 684 75,41 1.484 86,18 789 96,81 678 74,75 1.467 85,19

12 KONAWE KEPULAUAN 7 295 322 617 71 24,07 60 18,63 131 21,23 101 34,24 97 30,12 198 32,09

13 KOTA KENDARI 15 2.998 3.230 6.228 2.789 93,03 2.807 86,90 5.596 89,85 3.538 118,01 3.417 105,79 6.955 111,67

14 KOTA BAUBAU 17 1.441 1.515 2.956 1.174 81,47 1.070 70,63 2.244 75,91 1.523 105,69 1.467 96,83 2.990 101,15

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.642 21.911 47.553 17317 67,53 16.802 76,68 34.119 71,75 19.846 77,40 18342 83,71 38.188 80,31

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 2.570 83,39 2.448 75,25 5.018 79,21 2.636 85,53 2.454 75,44 5.090 80,35 2.746 89,10 2.604 80,05 5.350 84,45 2.746 89,10 2.604 80,05 5.350 84,45

2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 2.660 94,23 2.600 85,98 5.260 89,96 2.703 95,75 2.637 87,20 5.340 91,33 2.539 89,94 2.491 82,37 5.030 86,03 2.539 89,94 2.491 82,37 5.030 86,03

3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 2.121 93,93 2.025 94,23 4.146 94,08 2.127 94,20 2.046 95,21 4.173 94,69 2.142 94,86 1.959 91,16 4.101 93,06 2.142 94,86 1.959 91,16 4.101 93,06

4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 1.957 84,24 1.992 90,75 3.949 87,41 1.993 85,79 1.988 90,57 3.981 88,11 1.995 85,88 2.026 92,30 4.021 89,00 1.995 85,88 2.026 92,30 4.021 89,00

5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 2.626 87,27 2.644 91,71 5.270 89,44 2.600 86,41 2.525 87,58 5.125 86,98 2.633 87,50 2.508 86,99 5.141 87,25 2.324 77,23 2.324 80,61 4.648 78,89

6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 1.514 89,11 1.425 85,64 2.939 87,39 1.448 85,23 1.400 84,13 2.848 84,69 1.397 82,22 1.403 84,31 2.800 83,26 1.361 80,11 1.385 83,23 2.746 81,65

7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 824 90,15 852 86,15 1.676 88,07 743 81,29 741 74,92 1.484 77,98 800 87,53 795 80,38 1.595 83,82 800 87,53 795 80,38 1.595 83,82

8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 1.234 77,22 1.320 87,82 2.554 82,36 1.235 77,28 1.320 87,82 2.555 82,39 1.167 73,03 1.352 89,95 2.519 81,23 1.236 77,35 1.333 88,69 2.569 82,84

9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 673 100,0 673 100,90 1.346 100,45 673 100,0 652 97,75 1.325 98,88 673 100,00 635 95,20 1.308 97,61 673 100 635 95,20 1.308 97,61

10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 534 68,73 532 75,25 1.066 71,83 542 69,76 524 74,12 1.066 71,83 529 68,08 531 75,11 1.060 71,43 529 68,08 531 75,11 1.060 71,43

11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 910 100 824 94,82 1.734 97,47 910 100 833 95,86 1.743 97,98 900 98,90 866 99,65 1.766 99,27 910 100 869 100 1.779 100

12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 70 18,92 62 16,67 132 17,79 67 18,11 63 16,94 130 17,52 60 16,22 64 17,20 124 16,71 60 16,22 64 17,20 124 16,71

13 KOTA KENDARI 15 3.120 3.068 6.188 3.120 100 3.117 101,60 6.237 100,79 3.009 96,44 2.949 96,12 5.958 96,28 3.135 100 3.069 100 6.204 100 3.135 100 3.069 100 6.204 100

14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 273 17,22 320 19,70 593 18,48 1.510 95,27 1.432 88,18 2.942 91,68 1.497 94,45 1.438 88,55 2.935 91,46 1.497 94,45 1.438 88,55 2.935 91,46

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.141 24.967 50.108 21.086 83,87 20.834 83,45 41.920 83,66 22.196 88,29 21.564 86,37 43.760 87,33 22.213 88,35 21.741 87,08 43.954 87,72 21.947 87,30 21.523 86,21 43.470 86,75

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 BUTON 33 3.082 3.253 6.335 3.078 99,87 3.000 92,22 6.078 95,94 14.630 15.438 30.068 11.879 81,20 12.582 81,50 24.461 81,35 17.712 18.691 36.403 17.708 99,98 15.582 83,37 33.290 91,45

2 MUNA 42 2.823 3.024 5.847 2.668 94,51 2.857 94,48 5.525 94,49 9.775 10.468 20.243 9.310 95,24 9.974 95,28 19.284 95,26 12.598 13.492 26.090 12.443 98,77 12.831 95,10 25.274 96,87

3 KONAWE 24 2.258 2.149 4.407 2.027 89,77 1.929 89,76 3.956 89,77 10.909 10.388 21.297 6.199 56,82 5.899 56,79 12.098 56,81 13.167 12.537 25.704 12.936 98,25 7.828 62,44 20.764 80,78

4 KOLAKA 12 2.323 2.195 4.518 1.051 45,24 985 44,87 2.036 45,06 13.179 12.454 25.633 7.405 56,19 6.945 55,77 14.350 55,98 15.502 14.649 30.151 14.230 91,79 7.930 54,13 22.160 73,50

5 KONAWE SELATAN 23 3.009 2.883 5.892 2.714 90,20 2.600 90,18 5.314 90,19 15.045 14.417 29.462 7.437 49,43 2.127 14,75 9.564 32,46 18.054 17.300 35.354 17.759 98,37 4.727 27,32 22.486 63,60

6 BOMBANA 22 1.699 1.664 3.363 1.520 89,46 1.493 89,72 3.013 89,59 8.681 8.497 17.178 5.261 60,60 5.122 60,28 10.383 60,44 10.380 10.161 20.541 10.201 98,28 6.615 65,10 16.816 81,87

7 WAKATOBI 20 914 989 1.903 900 98,47 979 98,99 1.879 98,74 3.653 3.959 7.612 3.577 97,92 3.869 97,73 7.446 97,82 4.567 4.948 9.515 4.553 99,69 4.848 97,98 9.401 98,80

8 KOLAKA UTARA 16 1.598 1.503 3.101 1.300 81,35 1.224 81,44 2.524 81,39 6.528 6.147 12.675 3.843 58,87 3.615 58,81 7.458 58,84 8.126 7.650 15.776 7.828 96,33 4.839 63,25 12.667 80,29

9 BUTON UTARA 10 673 667 1.340 582 86,48 577 86,51 1.159 86,49 2.136 2.116 4.252 2.111 98,83 2.093 98,91 4.204 98,87 2.809 2.783 5.592 2.718 96,76 2.670 95,94 5.388 96,35

10 KONAWE UTARA 15 777 707 1.484 609 78,38 556 78,64 1.165 78,50 2.550 2.322 4.872 1.925 75,49 1.752 75,45 3.677 75,47 3.327 3.029 6.356 3.159 94,95 2.308 76,20 5.467 86,01

11 KOLAKA TIMUR 13 910 869 1.779 805 88,46 769 88,49 1.574 88,48 3.372 3.215 6.587 3.362 99,70 3.215 100,00 6.577 99,85 4.282 4.084 8.366 4.177 97,55 3.984 97,55 8.161 97,55

12 KONAWE KEPULAUAN 7 370 372 742 275 74,32 275 73,92 550 74,12 1.394 1.395 2.789 698 50,07 703 50,39 1.401 50,23 1.764 1.767 3.531 1.669 94,61 978 55,35 2.647 74,96

13 KOTA KENDARI 15 3.120 3.068 6.188 1.348 43,21 1.530 49,87 2.878 46,51 12.481 12.273 24.754 11.341 90,87 11.393 92,83 22.734 91,84 15.601 15.341 30.942 13.829 88,64 12.923 84,24 26.752 86,46

14 KOTA BAUBAU 17 1.585 1.624 3.209 1.466 92,49 1.398 86,08 2.864 89,25 6.638 6.803 13.441 4.327 65,19 4.280 62,91 8.607 64,04 8.223 8.427 16.650 8.104 98,55 5.678 67,38 13.782 82,77

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 25.141 24.967 50.108 20.343 80,92 20.172 80,79 40.515 80,86 110.971 109.892 220.863 78.675 70,90 73.569 66,95 152.244 68,93 136.112 134.859 270.971 131.314 96,47 93.741 69,51 225.055 83,06

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)


DITIMBANG BGM
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 33 6.230 6.576 12.806 4.943 5.009 9.952 79,34 76,17 77,71 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2 MUNA 42 6.349 6.799 13.148 4.851 5.121 9.972 76,41 75,32 75,84 0 0,00 0 0,00 0 0,00

3 KONAWE 24 4.910 4.676 9.586 3.687 3.949 7.636 75,09 84,45 79,66 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4 KOLAKA 12 6.327 5.980 12.307 4.285 4.020 8.305 67,73 67,22 67,49 47 1,10 45 1,12 92 1,11

5 KONAWE SELATAN 23 7.039 6.743 13.782 6.222 5.881 12.103 88,39 87,22 87,82 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 BOMBANA 22 3.336 3.265 6.601 2.595 2.577 5.172 77,79 78,93 78,35 0 0,00 0 0,00 0 0,00

7 WAKATOBI 20 1.898 2.056 3.954 1.875 1.837 3.712 98,79 89,35 93,88 35 1,87 45 2,45 80 2,16

8 KOLAKA UTARA 16 3.098 2.915 6.013 2.614 2.671 5.285 84,38 91,63 87,89 31 1,19 40 1,50 71 1,34

9 BUTON UTARA 10 1.277 1.264 2.541 1.036 971 2.007 81,13 76,82 78,98 5 0,48 3 0,31 8 0,40

10 KONAWE UTARA 15 1.343 1.224 2.567 1130 1.119 2.249 84,14 91,42 87,61 0 0,00 0 0,00 0 0,00

11 KOLAKA TIMUR 13 2.324 2.215 4.539 2049 1.867 3.916 88,17 84,29 86,27 18 0,88 11 0,59 29 0,74

12 KONAWE KEPULAUAN 7 676 435 1.111 497 475 972 73,52 109,20 87,49 0 0,00 0 0,00 0 0,00

13 KOTA KENDARI 15 7.335 7.213 14.548 4.934 4.862 9.796 67,27 67,41 67,34 13 0,26 16 0,33 29 0,30

14 KOTA BAUBAU 17 2.873 2.946 5.819 2.461 2.494 4.955 85,66 84,66 85,15 75 3,05 75 3,01 150 3,03

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 54.903 54.419 109.322 43.179 42.853 86.032 78,65 78,75 78,70 224 0,52 235 0,55 459 0,53

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 46

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 33 14.630 15.438 30.068 5.171 35,35 5.455 35,33 10.626 35,34

2 MUNA 42 9.775 10.468 20.243 9.310 95,24 9.972 95,26 19.282 95,25

3 KONAWE 24 10.909 10.388 21.297 9.196 84,30 5.902 56,82 15.098 70,89

4 KOLAKA 12 13.179 12.454 25.633 3.336 25,31 3.129 25,12 6.465 25,22

5 KONAWE SELATAN 23 15.045 14.417 29.462 10.362 68,87 9.928 68,86 20.290 68,87

6 BOMBANA 22 8.681 8.497 17.178 2.681 30,88 2.777 32,68 5.458 31,77

7 WAKATOBI 20 3.653 3.959 7.612 2.595 71,04 2.814 71,08 5.409 71,06

8 KOLAKA UTARA 16 6.528 6.147 12.675 4.786 73,31 4.705 76,54 9.491 74,88

9 BUTON UTARA 10 2.136 2.116 4.252 1.081 50,61 1.769 83,60 2.850 67,03

10 KONAWE UTARA 15 2.550 2.322 4.872 1.903 74,63 1.844 79,41 3.747 76,91

11 KOLAKA TIMUR 13 3.372 3.215 6.587 1.739 51,57 1.659 51,60 3.398 51,59

12 KONAWE KEPULAUAN 7 1.394 1.395 2.789 701 50,29 700 50,18 1.401 50,23

13 KOTA KENDARI 15 12.481 12.273 24.754 6.846 54,85 6.749 54,99 13.595 54,92

14 KOTA BAUBAU 17 6.638 6.803 13.441 4.672 70,38 4.808 70,67 9.480 70,53

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 110.971 109.892 220.863 64.379 58,01 62.211 56,61 126.590 57,32

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

BALITA
JUMLAH BALITA DILAPORKAN DITIMBANG BGM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
(S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
JUMLA JUMLA JUMLA
L P L+P L P L+P L P L+P % % %
H H H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 33 17.712 18.691 36.403 11.613 12.228 23.841 65,57 65,42 65,49 97 0,84 108 0,88 205 0,86

2 MUNA 42 12.598 13.492 26.090 8.664 9.144 17.808 68,77 67,77 68,26 210 2,42 223 2,44 433 2,43

3 KONAWE 24 13.167 12.537 25.704 7.821 8.374 16.195 59,40 66,79 63,01 49 0,63 46 0,55 95 0,59

4 KOLAKA 12 15.502 14.649 30.151 10.583 9.927 20.510 68,27 67,77 68,02 93 0,88 87 0,88 180 0,88

5 KONAWE SELATAN 23 18.054 17.300 35.354 12.206 11.536 23.742 67,61 66,68 67,16 111 0,91 108 0,94 219 0,92

6 BOMBANA 22 10.380 10.161 20.541 6.581 6.594 13.175 63,40 64,90 64,14 58 0,88 63 0,96 121 0,92

7 WAKATOBI 20 4.567 4.948 9.515 4.500 4.496 8.996 98,53 90,86 94,55 11 0,24 9 0,20 20 0,22

8 KOLAKA UTARA 16 8.126 7.650 15.776 5.329 5.261 10.590 65,58 68,77 67,13 23 0,43 26 0,49 49 0,46

9 BUTON UTARA 10 2.809 2.783 5.592 2.436 2.297 4.733 86,72 82,54 84,64 16 0,66 10 0,44 26 0,55

10 KONAWE UTARA 15 3.327 3.029 6.356 2.229 2.210 4.439 67,00 72,96 69,84 17 0,76 15 0,68 32 0,72

11 KOLAKA TIMUR 13 4.282 4.084 8.366 4.139 3.770 7.909 96,66 92,31 94,54 22 0,53 7 0,19 29 0,37

12 KONAWE KEPULAUAN 7 1.764 1.767 3.531 1.038 990 2.028 58,84 56,03 57,43 18 1,73 12 1,21 30 1,48

13 KOTA KENDARI 15 15.601 15.341 30.942 12.182 12.239 24.421 78,08 79,78 78,93 51 0,42 53 0,43 104 0,43

14 KOTA BAUBAU 17 8.223 8.427 16.650 6.822 6.946 13.768 82,96 82,43 82,69 120 1,76 108 1,55 228 1,66

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 136.112 134.859 270.971 96.143 96.012 192.155 70,64 71,19 70,91 896 0,93 875 0,91 1.771 0,92

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

KASUS BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 33 21 54 75 21 100 54 100 75 100

2 MUNA 42 25 23 48 25 100 23 100 48 100

3 KONAWE 24 6 8 14 6 100 8 100 14 100

4 KOLAKA 12 7 7 14 7 100 7 100 14 100

5 KONAWE SELATAN 23 8 8 16 8 100 8 100 16 100

6 BOMBANA 22 13 15 28 13 100 15 100 28 100

7 WAKATOBI 20 4 2 6 4 100 2 100 6 100

8 KOLAKA UTARA 16 12 4 16 12 100 4 100 16 100

9 BUTON UTARA 10 1 1 2 1 100 1 100 2 100

10 KONAWE UTARA 15 5 3 8 5 100 3 100 8 100

11 KOLAKA TIMUR 13 2 1 3 2 100 1 100 3 100

12 KONAWE KEPULAUAN 7 - - - - 0 - 0 - 0

13 KOTA KENDARI 15 8 5 13 8 100 5 100 13 100

14 KOTA BAUBAU 17 5 2 7 5 100 2 100 7 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 117 133 250 117 100 133 100 250 100

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Gizi, 2014
TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P MENDAPAT
PELAYANAN
JUMLAH %
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % KESEHATAN
(PENJARINGAN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 33 2.739 2.892 5.631 1.613 58,89 1.705 58,96 3.318 58,92 287 158 55,05

2 MUNA 42 3.874 4.149 8.023 2.874 74,19 3.079 74,21 5.953 74,20 309 54 17,48

3 KONAWE 24 2.409 2.295 4.704 2.399 99,58 2.245 97,82 4.644 98,72 325 282 86,77

4 KOLAKA 12 3.020 2.854 5.874 2.800 92,72 2.647 92,75 5.447 92,73 193 73 37,82

5 KONAWE SELATAN 23 3.637 3.483 7.120 1.870 51,42 1.789 51,36 3.659 51,39 333 301 90,39

6 BOMBANA 22 1.876 1.808 3.684 1.520 81,02 1.421 78,60 2.941 79,83 161 83 51,55

7 WAKATOBI 20 1.168 1.266 2.434 1.112 95,21 1.207 95,34 2.319 95,28 115 97 84,35

8 KOLAKA UTARA 16 1.638 1.543 3.181 1.087 66,36 1.034 67,01 2.121 66,68 111 92 82,88

9 BUTON UTARA 10 943 935 1.878 691 73,28 610 65,24 1.301 69,28 77 66 85,71

10 KONAWE UTARA 15 847 771 1.618 554 65,41 505 65,50 1.059 65,45 96 41 42,71

11 KOLAKA TIMUR 13 1.264 1.203 2.467 592 46,84 563 46,80 1.155 46,82 140 44 31,43

12 KONAWE KEPULAUAN 7 418 382 800 226 54,07 201 52,62 427 53,38 49 0 0,00

13 KOTA KENDARI 15 3.809 3.631 7.440 3.290 86,37 3.202 88,19 6.492 87,26 135 109 80,74

14 KOTA BAUBAU 17 1.793 1.795 3.588 1.711 95,43 1.811 101 3.522 98,16 67 65 97,01

JUMLAH (KAB/KOTA) 272 29.435 29.007 58.442 22.339 75,89 22.019 75,91 44.358 75,90 2.398 1.465 61,09
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 75,89 75,91 75,90

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KECAMATAN PUSKESMAS PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
TUMPATAN GIGI TETAP
TETAP PENCABUTAN
1 2 3 4 5 6
1 BUTON 33 237 966 0,2
2 MUNA 42 - - 0,0
3 KONAWE 24 - - 0,0

4 KOLAKA 12 7 774 0,0


5 KONAWE SELATAN 23 - - 0,0
6 BOMBANA 22 29 207 0,1
7 WAKATOBI 20 - - 0,0

8 KOLAKA UTARA 16 234 1.955 0,1


9 BUTON UTARA 10 606 569 1,1
10 KONAWE UTARA 15 - - 0,0

11 KOLAKA TIMUR 13 - - 0,0


12 KONAWE KEPULAUAN 7 - - #DIV/0!
13 KOTA KENDARI 15 272 4.336 0,1
14 KOTA BAUBAU 17 613 577 1,1

JUMLAH (KAB/ KOTA) 269 1.998 9.384 0,2

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 BUTON 33 126 0,0 0,0 3.102 3.058 6.160 134 4,32 119 3,89 253 4,11 160 65 225 0,0 0,0 - 0,0

2 MUNA 42 309 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

3 KONAWE 24 - 0,0 0,0 - 0,0 0,0 0,0 0,0 - 0,0 0,0 - 0,0

4 KOLAKA 12 - - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

5 KONAWE SELATAN 23 - - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

6 BOMBANA 22 - - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

7 WAKATOBI 20 - - 0,0 - 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0

8 KOLAKA UTARA 16 110 41 37,27 51 46,36 3.677 3.592 7.269 2.078 56,51 2.060 57,35 4.138 56,93 941 864 1.805 658 69,93 717 82,99 1.375 76,18

9 BUTON UTARA 10 75 20 26,67 20 26,67 1.390 1.221 2.611 475 34,17 397 32,51 872 33,40 214 186 400 10 4,67 17 9,14 27 6,75

10 KONAWE UTARA 15 - - 0,00 - 0,00 - - - 0,0 0,0 0,0 0,0 - 0,0 - 0,00 - 0,00

11 KOLAKA TIMUR 13 148 - 0,00 - 0,00 6.369 10.200 16.569 - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - - 0,0 - 0,00 - 0,00

12 KONAWE KEPULAUAN 7 50 - 0,00 - 0,00 2.700 2.539 5.239 - 0,0 - 0,0 0,0 0,0 - - - 0,0 0,00 - 0,00

13 KOTA KENDARI 15 119 108 90,76 128 108 12.591 14.437 27.028 5.887 46,76 7.018 48,61 12.905 47,75 3.055 3.215 6.270 1.899 62,16 2.134 66,38 4.033 64,32
14 KOTA BAUBAU 17 67 17 25,37 32 47,76 3.889 3.722 7.611 2.004 51,53 2.107 56,61 4.111 54,01 761 728 1.489 564 74,11 509 69,92 1.073 72,06

JUMLAH (KAB/ KOTA) 269 1.004 186 18,53 231 23,01 33.718 38.769 72.487 10.578 31,37 11.701 30,18 22.279 30,74 5.131 5.058 10.189 3.131 61,02 3.377 66,77 6.508 63,87

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 52

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

USILA (60TAHUN+)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 33 8.354 11.538 19.892 4.294 51,40 4.432 38,41 8.726 43,87

2 MUNA 42 8.053 12.080 20.133 343 4,26 252 2,09 595 2,96

3 KONAWE 24 6.390 6.543 12.933 - - 0 -

4 KOLAKA 12 6.930 6.543 13.473 1.274 18,38 1.203 18,38 2.477 18,38

5 KONAWE SELATAN 23 8.386 7.596 15.982 - - 0 -

6 BOMBANA 22 3.758 4.338 8.096 - - 0 -

7 WAKATOBI 20 3.846 5.163 9.009 - - 0 -

8 KOLAKA UTARA 16 3.525 3.576 7.101 1.302 36,94 1.307 36,55 2.609 36,74

9 BUTON UTARA 10 1.783 2.070 3.853 - 0 - 4.206 -

10 KONAWE UTARA 15 1.182 1.145 2.327 0 - 0 - 0 -

11 KOLAKA TIMUR 13 4.319 4.165 8.484 1.192 27,60 1.169 28,07 2.361 27,83

12 KONAWE KEPULAUAN 7 734 768 1.502 - - 0 -

13 KOTA KENDARI 15 5.834 6.300 12.134 5.834 100,00 6.300 100,00 12.134 100

14 KOTA BAUBAU 17 3.714 4.795 8.509 446 12,01 1.507 31,43 1.953 22,95

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 66.808 76.620 143.428 14.685 21,98 16.170 21,10 35.061 24,45

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2014
TABEL 53

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN , KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 165.353 154.581 341578 13,64 12,88 14,16

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 136.011 146.740 282.751 11,22 12,23 11,72

1.2 PBI APBD 2.217 2.338 4.555 0,18 0,19 0,19

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 19.570 19.228 38.798 1,61 1,60 1,61

Pekerja bukan penerima upah


1.4 7.016 7.276 14.292 0,58 0,61 0,59
(PBPU)/mandiri

1.5 Bukan pekerja (BP) 540 642 1.182 0,04 0,05 0,05

2 Jamkesda 20.604 20.331 40.935 1,70 1,69 1,70

3 Asuransi Swasta 0 0,00 0,00 0,00

4 Asuransi Perusahaan 1.310 1.137 2.447 0,11 0,09 0,10

JUMLAH (KAB/KOTA) 187.268 197.692 384.960 15,45 16,47 15,96

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014


TABEL 54

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PUSKESMAS : 0 0 0
1 BUTON 62.792 79.536 142.328 351 443 794 16 23 39

2 MUNA 95.637 103.398 199.035 50 56 106 264 288 552

3 KONAWE 97.145 99.270 196.415 425 317 742 0 0 0

4 KOLAKA 48.474 64.058 112.532 132 107 239 0 0 0

5 KONAWE SELATAN 69.478 77.422 146.900 456 335 791 0 0 0

6 BOMBANA 20.865 21.025 41.890 503 520 1.023 110 121 231

7 WAKATOBI 17.055 22.403 39.458 252 305 557 0 0 0

8 KOLAKA UTARA 18.112 20.754 38.866 130 159 289 0 0 0

9 BUTON UTARA 20.534 24.559 45.093 163 304 467 1 1 2

10 KONAWE UTARA 8.025 9.563 17.588 45 65 110 0 0 0

11 KOLAKA TIMUR 20.854 27.575 48.429 724 912 1.636 104 39 143

12 KONAWE KEPULAUAN 10.739 12.255 22.994 33 61 94 0 0 0

13 KOTA KENDARI 83.098 106.146 189.244 987 1.789 2.776 638 590 1.228

14 KOTA BAU-BAU 33.606 35.881 69.487 488 518 1.006 175 225 400
0
SUB JUMLAH I 606.414 703.845 1.310.259 4.739 5.891 10.630 1.308 1.287 2.595
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RUMAH SAKIT :
1 RSUD PASAR WAJO 2.733 4.111 6.844 533 685 1.218 0 0 0
2 RSUD MUNA 3.754 4.943 8.697 1.955 2.430 4.385 0 0 0
3 BLUD RSU UNAAHA 0 0 0 0 0
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 29.816 6.324 0 0 0
5 BLUD RSU ANDOOLO 3.778 3.892 7.670 736 804 1.540 0 0 0
6 RSUD BOMBANA 2.666 2.459 5.125 406 964 1.370 0 0 0
7 RSUD WAKATOBI 486 529 1.015 112 100 212 0 0 0
8 RSUD DJAFAR HARUN 5.429 5.207 10.636 32 31 63 0 0 0
9 RSUD BUTON UTARA 196 103 299 140 162 302 0 0 0
10 RSUD OHEO 417 571 988 141 246 387 0 0 0
11 RSUD ABUNAWAS 20.989 21.210 42.199 2.622 3.372 5.994 0 0 0
12 RSUD BAU-BAU 31.634 5.482 0 0 0
13 RSU. KOLTIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RSU KONKEP 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 BLUD RSU BAHTERAMAS 52.593 54.060 106.653 5.693 6.617 12.310 53 39 92
16 RS. JIWA 4.445 4.007 8.452 357 754 1.111 4.445 4.007 8.452
17 RSU TNI. Dr. ISMOYO 3.910 3.930 7.840 1.200 1.220 2.420 0 2 2
18 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 8.946 10.107 19.053 572 664 1.236 0 0 0
19 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 1.500 652 2.152 0 0 0 0
20 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 27.383 1.751 0 0 0
21 RSU. SANTA ANNA 3.911 3.486 7.397 1.407 2.035 3.442 0 0 0
22 RSU. GRIYA HUSADA 208 175 383 211 263 474 0 0 0
23 RSIA PERMATA BUNDA 351 877 1.228 525 1.054 1.579 0 0 0
24 RSU.PMI 19 30 49 23 506 529 0 0 0
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
25 RSU. ALIYAH 2.374 7.675 10.049 337 1.081 1.418 0 0 0
26 RSU. MURHUM BAU-BAU 506 386 892 645 711 1.356 0 0 0
27 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 Rumah Bersalin Dewi Sartika 589 2.912 3.501 276 1.073 1.349 0 0 0
29 Rumah Bersalin Hati Mulia 563 12.893 13.456 199 1.145 1.344 0 0 0
30 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 0 0 0 0
31 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 24 991 1.015 4 237 241 0 0 0
32 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 1.000 1.000 200 200 0 0 0
33 Klinik Bakti Medika Baubau 20 29 49 394 431 825 0 0 0
34 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 0 0
35 Klinik Mekongga Kolala 0 0 0
36 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0

SUB JUMLAH II 120.407 146.235 355.475 18.520 26.785 58.862 4.498 4.048 8.546
0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 726.821 850.080 1.665.734 23.259 32.676 69.492 5.806 5.335 11.141
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1.212.366 1.200.159 2.412.525 1.212.366 1.200.159 2.412.525
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 59,95 70,83 69,05 1,92 2,72 2,88

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2014
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 55

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

a JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKIT
TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RSUD PASAR WAJO 67 442 616 1.058 12 9 21 12 6 18 27,15 14,61 19,85 27,15 9,74 17,01

2 RSUD MUNA 75 1.955 2.430 4.385 85 79 164 30 23 53 43,48 32,51 37,40 15,35 9,47 12,09

3 BLUD RSU UNAAHA 169 2.523 2.771 5.294 82 65 147 42 30 72 32,50 23,46 27,77 16,65 10,83 13,60

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 143 6.603 164 121 285 109 - - 43,16 - - 16,51

5 BLUD RSU ANDOOLO 40 927 1.023 1.950 25 15 40 18 10 28 27,0 14,7 20,5 19,4 9,8 14,4

6 RSUD BOMBANA 51 406 964 1.370 15 18 33 5 9 14 36,95 18,67 24,09 12,32 9,34 10,22

7 RSUD WAKATOBI 72 1.960 2.461 4.421 16 17 33 9 11 20 8,16 6,91 7,46 4,59 4,47 4,52

8 RSUD DJAFAR HARUN 52 1.380 1.697 3.077 32 31 63 9 16 25 23,19 18,27 20,47 6,52 9,43 8,12

9 RSUD BUTON UTARA 40 140 162 302 9 8 17 6 7 13 64,29 49,38 56,29 42,86 43,21 43,05

10 RSUD OHEO 74 141 246 387 1 2 3 1 - 1 7,09 8,13 7,75 7,09 - 2,58

11 RSUD ABUNAWAS 154 2.622 3.372 5.994 79 87 166 33 37 70 30,13 25,80 27,69 12,59 10,97 11,68

12 RSUD BAU-BAU 101 4.568 293 112 - - 64,14 - - 24,52

13 RSU. KOLTIM 16

14 RSU KONKEP 12

15 BLUD RSU BAHTERAMAS 371 5.693 6.617 12.310 340 290 630 136 177 313 59,72 43,83 51,18 23,89 26,75 25,43

16 RS. JIWA 205 594 325 919 4 - 4 - - - 6,73 - 4,35 - - -

17 RSU TNI. Dr. ISMOYO 52 1.180 1.182 2.362 28 30 58 8 9 17 23,73 25,38 24,56 6,78 7,61 7,20

18 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 44 572 664 1.236 11 25 36 3 4 7 19,23 37,65 29,13 5,24 6,02 5,66

19 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 6 - - - - - - - - -

20 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 60 1.798 4 5 9 3 4 7 - - 5,01 - - 3,89

21 RSU. SANTA ANNA 68 1.407 2.035 3.442 51 39 90 26 24 50 36,25 19,16 26,15 18,48 11,79 14,53

22 RSU. GRIYA HUSADA 55 419 438 857 6 2 8 2 1 3 14,32 4,57 9,33 4,77 2,28 3,50

23 RSIA PERMATA BUNDA 35 124 896 1.579 - 1 1 - - - - 1,12 0,63 - - -

24 RSU.PMI 37 32 503 535 - 3 3 - 3 3 - 5,96 5,61 - 5,96 5,61

25 RSU. ALIYAH 50 337 1.081 1.418 - 1 1 - - - - 0,93 0,71 - - -

26 RSU. MURHUM BAU-BAU 52 653 722 1.375 8 11 19 - - - 12,25 15,24 13,82 - - -

27 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 53 - - - - - - - -

28 Rumah Bersalin Dewi Sartika 50 342 1.140 1.482 6 3 9 2 - 2 17,54 2,63 6,07 5,85 - 1,35

29 Rumah Bersalin Hati Mulia 62 199 1.145 1.344 2 6 8 - - - 10,05 5,24 5,95 - - -

30 Rumah Bersalin Kasih Ibu 12 - - - - - - - - -

31 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 17 - 3 3 - - - - - - -

32 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 9 100 100 - - - - - - - -

33 Klinik Bakti Medika Baubau 21 394 431 825 9 8 17 - 22,84 18,56 20,61 - - -

34 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - - - - - -

35 Klinik Mekongga Kolala - - - - - - - - -

36 Klinik Harifah Kolaka - - - - - - -

KABUPATEN/KOTA 2.325 24.442 33.021 70.991 989 879 2.161 345 371 937 4,05 2,66 3,04 1,41 1,12 1,32

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
Termasuk Tempat Tidur Bayi baru lahir
TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO NAMA RUMAH SAKITa BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RSUD PASAR WAJO 67 1.097 5.854 4.684 23,9 16,37 16,96 4,27

2 RSUD MUNA 75 4.385 17.192 12.807 62,8 58,47 2,32 2,92

3 BLUD RSU UNAAHA 169 5.294 17.422 5.295 28,2 31,33 8,36 1,00

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 143 6.603 38.541 319.938 73,8 46,17 2,07 48,45

5 BLUD RSU ANDOOLO 40 1.950 11.680 9.730 80,0 48,75 1,50 4,99

6 RSUD BOMBANA 51 1.446 4.367 4.371 23,5 28,35 9,85 3,02

7 RSUD WAKATOBI 72 4.421 2.425 - 9,2 61,40 5,40 0,00

8 RSUD DJAFAR HARUN 52 3.077 30.500 12.397 160,7 59,17 -3,74 4,03

9 RSUD BUTON UTARA 40 302 908 905 6,2 7,55 45,34 3,00

10 RSUD OHEO 74 387 1.289 1.161 4,8 5,23 66,5 3,00

11 RSUD ABUNAWAS 154 5.994 28.005 49,8 38,92 4,71 0,00

12 RSUD BAU-BAU 101 4.568 15.736 15.914 42,7 45,23 4,63 3,48

13 RSU. KOLTIM 16 - - - - - 0,0 0,00

14 RSU KONKEP 12 - - - - - 0,0 0,00

15 BLUD RSU BAHTERAMAS 371 12.310 62.880 50.570 46,4 33,18 5,89 4,11

16 RS. JIWA 205 919 63.617 1.773 85,0 4,48 12,20 1,93

17 RSU TNI. Dr. ISMOYO 52 2.362 4.100 - 64,0 60 2,00 4,00

18 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 44 1.798 11.090 - 69,1 40,86 2,76 0,00

19 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 6 90 12.945 12.945 591,1 15,00 -119,5 143,83

20 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 60 1.798 5.964 4.166 27,2 29,97 8,86 2,32

21 RSU. SANTA ANNA 68 1.579 12.945 12.945 52,2 23,22 7,52 8,20

22 RSU. GRIYA HUSADA 55 857 2.370 5 11,8 15,58 20,66 0,01

23 RSIA PERMATA BUNDA 35 1.020 2.701 2.617 21,1 29,14 9,88 2,57

24 RSU.PMI 37 1.375 1.261 1.773 9,3 37,16 8,90 1,29

25 RSU. ALIYAH 50 1.418 11.467 3.376 62,8 28,36 4,78 2,38

26 RSU. MURHUM BAU-BAU 52 1.375 3.958 4 20,9 26,44 10,93 0,00

27 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 53 1.482 0,0 27,96 13,05 0,00

28 Rumah Bersalin Dewi Sartika 50 1.482 8 - 0,0 29,64 12,31 0,00

29 Rumah Bersalin Hati Mulia 62 100 2.361 2.361 10,4 1,61 202,7 23,61

30 Rumah Bersalin Kasih Ibu 12 825 0,0 68,75 5,3 0,00

31 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 17 - 0,0 0 0,0 0,00

32 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 9 - 0,0 0 0,0 0,00

33 Klinik Bakti Medika Baubau 21 - 0,0 0 0,0 0,00

34 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0

35 Klinik RSIA Mekongga Kolala #DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0

36 Klinik Harifah Kolaka #DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0

KABUPATEN/KOTA 2.325 70.314 371.586 43,79 30,24 6,78 0

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 57

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

RUMAH TANGGA
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8

1 BUTON 33 68.206
65.266 95,7 20.033 30,69

2 MUNA 42 63.635
37.634 59,1 14.751 39,20

3 KONAWE 24 72.745
26.178 36,0 11.680 44,62

4 KOLAKA 12 44.595
14.964 33,6 7.688 51,38

5 KONAWE SELATAN 23 67.604


8.420 12,5 3.216 38,19

6 BOMBANA 22 36.128
30.523 84,5 16.554 54,23

7 WAKATOBI 20 22.539
20.262 89,9 9.665 47,70

8 KOLAKA UTARA 16 31.580


28.296 89,6 16.123 56,98

9 BUTON UTARA 10 12.667


7.646 60,4 5.509 72,05

10 KONAWE UTARA 15 11.329


2.930 25,9 1.678 57,27

11 KOLAKA TIMUR 13 21.405


15.049 70,3 10.039 66,71

12 KONAWE KEPULAUAN 7 6.978


1.485 21,3 125 8,42

13 KOTA KENDARI 15 42.905


42.905 100,0 20.841 48,57

14 KOTA BAUBAU 17 31.900


12.164 38,1 4.456 36,63

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 534.216 313.722 58,7 142.358 45,38

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 58

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

-1 0
JUMLAH JUMLAH
RUMAH MEMENUHI SYARAT RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT
SELURUH RUMAH YANG RUMAH DIBINA
NO KAB/KOTA PUSKESMAS (RUMAH SEHAT) SYARAT (RUMAH SEHAT)
RUMAH BELUM
DIPERIKSA JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 BUTON 33 56.777 18.876 33,25 37.901 35.603 93,94 - #VALUE! 18.876 33,25

2 MUNA 42 63.418 13.481 21,26 49.937 20.580 41,21 - #VALUE! 13.481 21,26

3 KONAWE 24 28.652 19.941 69,60 8.711 - #VALUE! - #VALUE! 19.941 69,60

4 KOLAKA 12 48.134 28.210 58,61 19.924 35.862 74,50 24.860 69,32 24.860 51,65

5 KONAWE SELATAN 23 28.423 14.551 51,19 13.872 - #VALUE! - #VALUE! 14.551 51,19

BOMBANA
6 22 33.568 17.838 53,14 15.730 15.730 100 5.410 34,39 23.248 69,26

7 WAKATOBI 20 25.063 20.421 81,48 4.642 - - - - 0,00

8 KOLAKA UTARA 16 26.604 15.981 60,07 12.204 12.204 100 12.204 100 28.185 105,94

9 BUTON UTARA 10 12.484 4.594 36,80 7.890 6.369 80,72 3.075 48,28 7.669 61,43

10 KONAWE UTARA 15 4.262 2.811 65,95 1.451 - - 0,00

11 KOLAKA TIMUR 13 21.405 14.850 69,38 6.555 - - - - - 0,00

12 KONAWE KEPULAUAN 7 5.952 3.099 52,07 2.850 - - - - 0,00

13 KOTA KENDARI 15 51.143 35.619 69,65 15.524 43.376 279,41 - - 35.619 69,65

14 KOTA BAUBAU 17 26.922 16.528 61,39 10.394 5.617 54,04 1.755 31,24 18.283 67,91

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 432.807 226.800 52,40 207.585 175.341 84,47 47.304 26,98 204.713 47,30

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 59

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN


PENDUDUK DENGAN
AKSES BERKELANJUTAN
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
TERHADAP AIR MINUM
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN LAYAK

NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 BUTON 33 261.802 4.744 100.280 1.423 40.105 373 4.540 373 4.540 5.378 19.451 4.163 14.987 59.632 22,78

2 MUNA 42 279.928 12.288 116.222 9.261 15.010 57 1420 57 93.383 33 3.945 18 3.945 2.478 13.959 855 13.354 6.302 51.343 2.353 13.354 139.046 49,67

3 KONAWE 24 223.727 6.671 33.356 2.369 11.845 357 39 33 28 11.845 5,29

4 KOLAKA 12 244.154 4.064 27.338 3.291 18.923 3.677 22.085 2.734 16.182 3.968 21.060 3.965 21.033 0 - - 0,00 261 1.040 260 1.027 416 175 6.077 73.138 6.075 62.340 119.505 48,95

5 KONAWE SELATAN 23 289.815 7.719 38.595 3.651 18.255 379 290 2 0 18.255 6,30

6 BOMBANA 22 146.072 1.995 39.900 1.460 29.200 717 14.340 468 9.360 1.672 16.720 1.286 12.860 0 0 0 0 75 2.930 62 2.611 21 476 17 333 11 17.364 11 9.724 64.088 43,87

7 WAKATOBI 20 95.157 6.546 32.730 1.215 6.075 29 145 3 145 151 755 77 755 37 45.440 37 45.440 52.415 55,08

8 KOLAKA UTARA 16 136.883 784 3.920 132 660 1.555 7.775 1.555 7.775 590 2.950 590 2.950 193 72.422 177 72.422 0 0 0 - 13 41.701 13 41.701 125.508 91,69

9 BUTON UTARA 10 58.918 2.277 11.385 826 4.130 - 0 0 0,00 0 - 0 0 0 - - 0,00 3 250 3 250 10 5 3.437 14.132 3.435 16.132 20.512 34,81

10 KONAWE UTARA 15 54.752 1.624 8.120 1.374 6.870 - 0 0 0,00 0 - 0 0 0 - 0,00 2 112 2 112 0 0 0 - 953 3.049 953 3.049 10.031 18,32

11 KOLAKA TIMUR 13 117.468 - - - - - 0 0 0,00 0 - 0 0 0 - - 0,00 0 - 0 - 0 0 0 - - - - - - -

12 KONAWE KEPULAUAN 7 31.704 125 5.587 125 5.587 751 14.198 754 8.968 14.555 45,91

13 KOTA KENDARI 15 335.889 6.785 6.842 6.754 6.842 342 439 334 439 0 - 0 0 0 - - 0,00 20 18.789 20 18.789 323 587 98 587 4 54.821 4 81.478 108.135 32,19

14 KOTA BAUBAU 17 145.476 629 8.143 530 5.499 1.002 8.584 975 8.379 140 4.504 140 4.505 30 1.826 29 1.811 6 1.293 6 1.293 - - - - 23 82.684 22 8.389 29.876 20,54

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 2.421.745 56.251 432.418 32.411 169.001 7.350 54.643 6.123 135.518 6.370 45.234 5.981 41.348 30 1.826 29 1.811 1.731 105.466 1.253 105.134 8.812 35.228 5.418 30.016 17.608 397.870 13.657 290.575 773.403 31,94

Sumber: …………………
Sumber: (sebutkan)
- Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 60

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH MEMENUHI SYARAT


JUMLAH SAMPEL (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
NO KAB/KOTA PUSKESMAS PENYELENGGARA
DIPERIKSA
AIR MINUM
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 BUTON 33 0 0 0 0

2 MUNA 42 0 0 0 0

3 KONAWE 24 0 0 0 0

4 KOLAKA 12 87 990 320 32,32

5 KONAWE SELATAN 23 #DIV/0!

6 BOMBANA 22 48 2 2 100

7 WAKATOBI 20 35 0 0 0

8 KOLAKA UTARA 16 24 24 20 83,33

9 BUTON UTARA 10 20 1 1 0

10 KONAWE UTARA 15 0 0 0 0

11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0

13 KOTA KENDARI 15 24 24 24 100

14 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 238 1.041 367 35,25

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 61

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN,KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JENIS SARANA JAMBAN PENDUDUK


KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK

PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
(JAMBAN SEHAT)

JUMLAH

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK
NO KAB/KOTA PUSKESMAS

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 BUTON 33 261.802 852 17.625 294 7.275 41,28 29.760 160.956 29.760 160.956 100 366 8.120 190 8.120 100 2.527 12.635 678 3.390 26,83 11.045 4,22

2 MUNA 42 279.928 716 5.587 610 4.642 83,09 25.711 118.647 24.638 113.267 95,47 95 1.247 6.668 545 43,70 11.496 60.974 1.742 23.710 38,89 159.192 56,87

3 KONAWE 24 223.727 349 5.895 336 5.895 100 36.956 85.545 16.611 85.545 100 761 8.015 607 8.015 100 16.105 31.035 6.169 31.035 100 0,00

4 KOLAKA 12 244.154 - - - - 0 20.895 104.475 20.705 103.525 99,09 63 271 63 271 100 4.152 20.760 4.152 20.760 100 124.556 51,02

5 KONAWE SELATAN 23 289.815 9.674 900 130 900 100 28.890 64.555 11.249 64.555 100 11.203 29.353 2.552 29.353 100 43.288 74.860 11.069 74.860 100 0,00

6 BOMBANA 22 146.072 38 750 38 750 100 13.095 41.387 12.064 37.829 91,40 1.459 4.257 1.169 3.410 80,10 3.899 11.595 3.158 9.396 81,03 50.685 34,70

7 WAKATOBI 20 95.157 - - - 0 18.256 91.280 15.498 77.490 84,89 - - - - - - 561 3.655 - 77.490 81,43

8 KOLAKA UTARA 16 136.883 - - - 0 16.752 82.980 12.558 60.405 72,79 68 342 68 342 100 3.127 15.243 3.127 15.243 100 94.351 68,93

9 BUTON UTARA 10 58.918 1.348 10.560 941 9.736 92,20 7.363 38.131 6.753 35.756 93,77 276 3.079 276 3.079 100 569 2.592 362 1.730 66,74 42.260 71,73

10 KONAWE UTARA 15 54.752 - - - 0 5.114 9.895 5.935 5.114 51,68 308 5.935 281 1.595 26,87 1.138 2.875 549 2.875 100 9.895 18,07

11 KOLAKA TIMUR 13 117.468 - - - - 0 - - - - - - - - - - - - - - - - 0,00

12 KONAWE KEPULAUAN 17 31.704 10 335 9 299 89,25 1.525 9.157 1.414 8.547 93,34 - - - - - 5 28 4 25 89,29 8.871 27,98

13 KOTA KENDARI 15 335.889 - - - 0 55.072 207.876 18.044 90.405 43,49 - - - - - 1.186 3.838 684 2.032 52,94 - 0,00

14 KOTA BAUBAU 17 145.476 8 1.140 32 1.140 100 21.080 111.480 17.761 98.609 88,45 98 727 9 78 10,73 270 1.047 205 961 91,79 1.007 0,69

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.421.745 12.995 42.792 2.390 30.637 71,60 280.469 1.126.364 192.990 942.003 83,63 14.697 61.346 11.883 54.808 89,34 87.762 237.482 32.460 189.672 79,87 579.352 23,92

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 62

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STBM DESA STOP BABS
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 BUTON 33 242 1 0,41 59 24,38 22 9,09

2 MUNA 42 239 70 29,29 - 1 0,42

3 KONAWE 24 344 2 0,58 - 0,00

4 KOLAKA 12 135 39 28,89 1 0,74 39 28,89

5 KONAWE SELATAN 23 351 2 0,57 - 0,00

6 BOMBANA 22 139 90 64,75 3 2,16 3 2,16

7 WAKATOBI 20 100 25 25,00 25 25,00 - 0,00

8 KOLAKA UTARA 16 133 12 9,02 - - - 0,00

9 BUTON UTARA 10 91 37 40,66 - - - 0,00

10 KONAWE UTARA 15 146 4 2,74 4 2,74 4 2,74

11 KOLAKA TIMUR 13 133 - 0,00 - - - 0,00

12 KONAWE KEPULAUAN 7 95 - 0,00 - 0,00

13 KOTA KENDARI 15 64 12 18,75 - 0,00

14 KOTA BAUBAU 17 43 4 9,30 - - - 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 2.255 298 13,22 - 69 3,06


TABEL 63

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL


SARANA TEMPAT-TEMPAT
SARANA PENDIDIKAN HOTEL
KESEHATAN UMUM

JUMLAH TTU
RUMAH SAKIT
NO KECAMATAN PUSKESMAS SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM

SAKIT UMUM
PUSKESMAS

BINTANG

BINTANG

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
RUMAH
SLTP

SLTA

NON
SD

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 BUTON 33 246 90 52 33 1 - 17 439 127 51,6 60 66,67 37 71,15 33 100 1 100 0 - 17 100 275 62,64

2 MUNA 42 290 96 55 42 1 - 17 501 205 70,7 80 83,33 43 78,18 42 100 1 100 0 - 17 100 388 77,45

3 KONAWE 24 24 2 26 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - - #DIV/0! - -

4 KOLAKA 12 174 44 23 12 2 8 24 287 134 77,0 41 93,18 21 91,30 12 100 2 100 8 - 23 95,83 241 83,97

5 KONAWE SELATAN 23 23 1 24 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - 0 #DIV/0! - -

6 BOMBANA 22 162 53 26 22 1 - 11 275 123 75,9 42 79,25 18 69,23 22 100 - 0 - 11 100 216 78,55

7 WAKATOBI 20 108 43 24 20 1 - 52 248 107 99,1 42 97,67 24 100 20 100 1 100 0 - 45 86,54 239 96,37

8 KOLAKA UTARA 16 110 44 16 16 1 - 8 195 93 84,5 35 79,55 14 87,50 16 100 1 100 0 - 8 100 167 85,64

9 BUTON UTARA 10 74 40 22 10 1 - 15 162 67 90,5 33 82,50 17 77,27 10 100 1 100 0 - 15 100 143 88,27

10 KONAWE UTARA 15 93 33 16 15 1 - 4 162 93 100 33 100 16 100 13 87 1 100 0 - 4 100 160 98,77

11 KOLAKA TIMUR 13 - - - 13 1 - - 14 - - - - - - 13 100 - - - 13 92,86

12 KONAWE KEPULAUAN 7 50 15 8 7 1 - - 81 24 48,0 11 73,33 8 100 7 100 - - 0 - - - 50 61,73

13 KOTA KENDARI 15 98 18 17 15 13 8 111 280 51 52,0 14 77,78 17 100 14 93,33 8 61,54 2 25 54 48,65 160 57,14

14 KOTA BAUBAU 17 70 23 16 17 5 6 13 150 64 91,4 18 78,26 13 81,25 - - 6 - 13 100 114 76,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 1.475 499 275 269 32 22 272 2.844 1.088 73,76 409 81,96 228 82,91 202 75,09 16 50,00 16 72,73 207 76,10 2.166 76,16034

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 64

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KAB/KOTA PUSKESMAS MAKANAN MAKANAN
TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL %
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 BUTON 33 1661 4 33 51 1164 1252 75,38 0 17 8 384 409 24,62

2 MUNA 42 712 24 74 49 156 303 42,56 14 106 3 286 409 57,44

3 KONAWE 24 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

4 KOLAKA 12 552 4 196 60 193 453 82,07 4 26 3 70 103 18,66

5 KONAWE SELATAN 23 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

6 BOMBANA 22 47 0 14 33 0 47 100 0 14 33 0 47 100

7 WAKATOBI 20 175 0 7 11 63 81 46,29 0 22 19 53 94 53,71

8 KOLAKA UTARA 16 121 0 48 34 82 67,77 0 30 9 0 39 32,23

9 BUTON UTARA 10 324 16 22 19 105 162 50,00 0 2 1 159 162 50,00

10 KONAWE UTARA 15 218 0 79 17 107 203 93,12 0 8 0 14 22 10,09

11 KOLAKA TIMUR 13 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0,00

12 KONAWE KEPULAUAN 7

13 KOTA KENDARI 15 454 1 56 130 30 217 47,80 0 0 0 0 0 0,00

14 KOTA BAUBAU 17 547 6 72 76 234 388 70,93 0 29 6 128 162 29,62

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 4.811 55 601 480 2.052 3.188 66,26 18 254 82 1.094 1.447 30,08

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 65

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

MEMENUHI SYARAT

MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM TIDAK

TPM DIUJI PETIK


HIGIENE SANITASI
PERSENTASE

PERSENTASE
RUMAH MAKAN/

RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM
TPM DIBINA
MINUM (DAM)

MINUM (DAM)
JASA BOGA

JASA BOGA
RESTORAN

RESTORAN
DEPOT AIR

DEPOT AIR
MAKANAN

MAKANAN
JAJANAN

JAJANAN
TOTAL

TOTAL
NO KAB/KOTA PUSKESMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 BUTON 33
409 1 8 45 54 13,20 1252 8 8 0,64
2 MUNA 42
409 14 106 3 286 409 100 303 0 0 0 0 0 0,00
3 KONAWE 24
0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
4 KOLAKA 12
552 4 222 63 263 552 100 453 0 0 0 0 0 0,00
5 KONAWE SELATAN 23
0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
6 BOMBANA 22
3 3 3 100 47 0 0,00
7 WAKATOBI 20
94 0 5 26 48 79 84,04 81 0 0 0 0 0 0,00
8 KOLAKA UTARA 16
39 0 0,00 82 0 0,00
9 BUTON UTARA 10
162 16 24 20 0 60 37,04 162 0 0 0 0 0 0,00
10 KONAWE UTARA 15
22 0 0 0 0 0 0,00 203 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 13
0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
12 KONAWE KEPULAUAN 7
162 0 0,00 388 0 0,00
13 KOTA KENDARI 15
60 3 79 0 43 125 208,33 130 0 0 0 0 0 0,00
14 KOTA BAUBAU 17
1447 162 0 28 6 19 1,31 3188 387 3 45 59 88 2,76

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 3359 203 444 185 646 1301 38,73 6289 387 3 53 59 96 1,53

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 dan Laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit&Kesling, 2014
TABEL 66

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

REKAP PROVINSI

KEMASAN
NO NAMA OBAT

KEBUTUHAN TAHUN JUMLAH OBAT DAN


STOCK PER %KETERSEDIAAN
2014 TOTAL PENGGUNAAN VAKSIN
nOVEMBER
sep S/D nov 2014
2014
1 2 3 4 7=5+6 8=(7/4X100%)

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 107.760 71.040 71.040 0,66


2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 1.741.800 867.000 1.965.700 2.832.700 1,63
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 26.530 14.756 23.695 38.451 1,45
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 47.400 18.000 62.100 80.100 1,69
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 20 70 150 220 11,01
6 Amoksisilin kaplet 500 mg tablet 233.400 297.800 537.200 835.000 3,58

7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol


2.292 271 6.828 7.099 3,10

8 Metampiron tablet 500 mg tablet


14.922 2.030 5.550 7.580 0,51

9 Metampiron injeksi 250 mg ampul


1.274 813 1.194 2.007 1,58
Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium
10 tablet
Hidroksida 200 mg 9.600 6.800 23.800 30.600 3,19
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g tube -

12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg suppo


9.600 780 2.612 3.392 1,30
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% pot 270.000 2.115.000 2.385.000 -
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 2.605 300 9.500 9.800 -
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg tablet 690.000 300 9.700 10.000 -
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 1.050 -
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 300 295 295 -
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 40 1.570 1.610 -
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 336 7.352 15.092 22.444 66,80
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 18 1.205 11.475 12.680 704,44
21 Atropin tetes mata 0,5% botol 15.140 458.300 508.500 966.800 63,86
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 7.140 6 35 41 -
23 Betametason krim 0,1 % tube 605.000 2.438 2.438 0,00
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 100 250.000 250.000 2.500,00
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 7.014 425 1.870 2.295 0,33
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 337.000 27.300 168.000 195.300 0,58
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 870 -
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 46.394 185 1.738 1.923 0
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 1.200 2.200 9.200 11.400 9,50
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 1.278 56.250 68.800 125.050 97,85
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 2.400 3.600 193.400 197.000 82,08
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 206.250 617 1.235 1.852 0,01
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 5.400 359 1.804 2.163 0,40
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 2.310 -
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 854 27 2.095 2.122 2,48
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 20.300 36.700 57.000 -
37 Etakridin larutan 0,1% botol 780 -
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

REKAP PROVINSI

KEMASAN
NO NAMA OBAT
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 172.000 -
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 523 691 1.214 -
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 2.955 7.860 10.815 -
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet 1.488 19.400 33.000 52.400 35,22
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet 24.270 8.100 33.500 41.600 1,71
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 45.600 -
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 34.300 120.600 52.700 173.300 -

45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet


383 910 1.293 -
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 106.000 32.600 226.900 259.500 2,45
47 Gameksan lotion 1 % botol 385 551.000 1.499.000 2.050.000 5.324,68
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g ,Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58sach
g 127.000 37 363 400 0,00
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 2.800 5.727 8.527 -
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 332 44 400 444 0,03
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 4.744 10 210 220 0
52 Gliserin botol 300 36.300 93.700 130.000 433,33
53 Glukosa larutan infus 5% botol 360 800 17.500 18.300 50,83
54 Glukosa larutan infus 10% botol 88.100 2.400 8.400 10.800 0,12
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 2.000 3.600 2.800 6.400 3,20
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 2.600 15.000 46.000 61.000 23,5
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 4.000 3.316 17.234 20.550 5,14
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 97.000 63.400 115.300 178.700 1,84
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 11.636 107.400 159.200 266.600 22,91
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 133.400 800 23.500 24.300 0,18
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 221.800 82.700 200.200 282.900 1,28
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 9.500 29.400 183.000 212.400 22,36
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 228.400 180.300 383.900 564.200 2,47
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 127.500 900 2.000 2.900 0,02
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 243.600 -
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 1.800 -
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 79.000 64.500 143.500 -
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 1.390 845 2.235 -
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial 118.500 555.535 311.300 866.835 7,32
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul 3.043 -
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 712.000 28 28 -
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol -
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 7.600 30.400 38.000 -
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 3.400 2.400 5.800 -
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 9.600 11.591 20.745 32.336 3,37
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 1.000 187.800 229.500 417.300 -
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 25.680 25.300 25.200 50.500 1,97
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg tablet 1.995.400 2.100 60 2.160 -
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml botol 104.800 100 100 0,00
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg tablet 3.710 2.860 6.570 -
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg tablet 80 967 1.047 -
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet 30.460 110 2.715 2.825 0,09
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul 500 330 330 0,66
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 1.360 10 90 100 -
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 3 60 60 -
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 15 22.700 128.400 151.100 10.073,33
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach 150 1.170 4.330 5.500 36,67
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol 168.400 29.100 68.900 98.000 0,58
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 18.780 19.000 14.000 33.000 1,76
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 100.000 -
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 5.000 3.252 8.368 11.620 2,32
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet -
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

REKAP PROVINSI

KEMASAN
NO NAMA OBAT
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 5.600 2.400 17.600 20.000 3,57
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol 1.500 2.000 3.500 -
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 16.800 2.736 4.860 7.596 0,45
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul 9.200 1.910 2.290 4.200 -
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 9.564 -
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 15.200 9.620 5.230 14.850 -
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 11.449 20.814 32.263 -
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 22.280 700 14.300 15.000 0,67
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 26.822 595.200 1.069.200 1.664.400 62,05
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampil 594 -
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 1.832.400 8.600 64.200 72.800 -
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 255.000 935.000 1.190.000 -
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 108.100 1.125 1.379 2.504 0,02
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 1.525.400 369 1.164 1.533 0,00
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 1.495 148.000 250.000 398.000 266,22
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 1.755 16.000 79.000 95.000 -
109 Povidon Iodida larutan 10 % Botol 300 ml 750.000 6.800 17.900 24.700 0,03
110 Povidon Iodida larutan 10 % Botol 300 ml 8.000 4.100 25.900 30.000 3,75
111 Prednison tablet 5 mg tablet 33.400 -
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 3.000 2.800 95.700 98.500 32,83
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 11.887 19.042 30.929 -
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 100 100 -
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 28.940 3.456 5.787 9.243 0,32
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 716 8 8 0,01
117 Ringer Laktat larutan infus tablet 8.190 -
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% pot -
119 Salisil bedak 2% kotak 44 44 -
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 24 22 46 -
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial 50 1.320 6.100 7.420 148,40
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 120 1.727 140 1.867 -
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 108.000 6 20 26 -
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial 23.000 57.000 80.000 -
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg botol 8.154 11.900 50.100 62.000 7,60
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 252.000 840 1.135 1.975 0,01
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% kapsul 83.000 266.000 534.000 800.000 9,64
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 2.920 -
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg ampul 552.000 1.900 29.700 31.600 0,06
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml tablet 271 139 410 -
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) ampul 3.600 425.000 3.064.000 3.489.000 969,17
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp tablet 633 1.797 610 2.407 3,80
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 1.532.000 2.321 1.030 3.351 0,00
134 Vaksin Rabies Vero vial 1.440 1.314 120 1.434 -
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 1.620 3.128 1.626 4.754 2,93
136 BCG vial 1.440 2.844 650 3.494 2,43
137 TT vial 414 3.558 1.668 5.226 12,62
138 DT vial 2.951 520 3.471 #DIV/0!
139 CAMPAK 10 Dosis vial 2.520 1.662 728 2.390 0,95
140 POLIO 10 Dosis vial 1.420 1.710 3.130 -
141 DTP-HB vial 2.250 -
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 2.970 -
143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial -
TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 2 14 3 1 6 26
2 RUMAH SAKIT KHUSUS -
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 79
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 101
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 190
3 PUSKESMAS KELILING 450
4 PUSKESMAS PEMBANTU 198
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 5 5
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 13 14
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 5 5
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 100 100
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 2 2
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 3 4
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 5 5
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 1 1
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 18 18
6 APOTEK 2 286 288
7 TOKO OBAT 96 96
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 3 3

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014


TABEL 68

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 26 19 73,08

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 26 19 73,08

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014


TABEL 69

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KAB/KOTA PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 BUTON 33 15 3,52 146 34,27 210 49,30 55 12,91 426 265 62,21

2 MUNA 42 22 5,74 275 71,80 84 21,93 2 0,52 383 86 22,45

3 KONAWE 24 70 20,41 94 27,41 149 43,44 30 8,75 343 179 52,19

4 KOLAKA 12 59 32,42 63 34,62 40 21,98 20 10,99 182 60 32,97

5 KONAWE SELATAN 23 105 25,86 186 45,81 105 25,86 10 2,46 406 115 28,33

6 BOMBANA 22 61 27,23 102 45,54 47 20,98 14 6,25 224 61 27,23

7 WAKATOBI 20 16 11,94 76 56,72 40 29,85 2 1,49 134 42 31,34

8 KOLAKA UTARA 16 11 7,43 69 46,62 54 36,49 14 9,46 148 68 45,95

9 BUTON UTARA 10 1 0,96 15 14,42 61 58,65 27 25,96 104 88 84,62

10 KONAWE UTARA 15 0 0,00 39 37,50 119 114,42 0 0,00 158 119 75,32

11 KOLAKA TIMUR 13 96 92,31 15 14,42 32 30,77 8 7,69 151 40 26,49

12 KONAWE KEPULAUAN 7 95 91,35 0 0,00 0 0,00 0 0,00 95 0 0,00

13 KOTA KENDARI 15 4 3,85 34 32,69 110 105,77 56 53,85 204 166 81,37

14 KOTA BAUBAU 17 13 12,50 44 42,31 63 60,58 25 24,04 145 88 60,69

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 568 18,30 1158 37,32 1114 35,90 263 8,48 3103 1377 44,38
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,15

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 70

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

NO KAB/KOTA PUSKESMAS DESA/ UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


KELURAHAN POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 3 4 5 6 7

1 BUTON 33 242 64 26 5

2 MUNA 42 239 68 31 4

3 KONAWE 24 344 87 60 5

4 KOLAKA 12 135 60 4 5

5 KONAWE SELATAN 22 351 135 27 5

6 BOMBANA 23 139 48 25 3

7 WAKATOBI 20 100 70 88 5

8 KOLAKA UTARA 16 133 79 0 90

9 BUTON UTARA 10 91 16 4 5

10 KONAWE UTARA 15 146 21 21 -

11 KOLAKA TIMUR 13 133 47 3 -

12 KONAWE KEPULAUAN 7 95 1 8 -

13 KOTA KENDARI 15 64 12 0 -

14 KOTA BAUBAU 17 43 43 16 5

JUMLAH (KAB/KOTA) 269 2.255 751 313 132

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 71

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KAB/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH
NO KAB/KOTA PUSKESMAS DESA/
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 BUTON 33 242 105 32 - - 137 56,61

2 MUNA 42 239 21 4 - - 25 10,46

3 KONAWE 24 344 70 94 149 30 343 99,71

4 KOLAKA 12 135 82 53 - - 135 100

5 KONAWE SELATAN 22 351 134 35 10 5 184 52,42

6 BOMBANA 23 139 76 24 9 1 110 79,14

7 WAKATOBI 20 100 45 37 3 2 87 87,00

8 KOLAKA UTARA 16 133 82 33 18 - 133 100

9 BUTON UTARA 10 91 11 11 22 7 51 56,04

10 KONAWE UTARA 15 146 128 5 - - 133 91,10

11 KOLAKA TIMUR 13 133 55 20 2 4 81 60,90

12 KONAWE KEPULAUAN 7 95 69 - - - 69 72,63

13 KOTA KENDARI 15 64 38 8 - - 46 71,88

14 KOTA BAUBAU 17 43 9 33 - 1 43 100


0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.255 925 389 213 50 1.577 69,93

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan, 2014
TABEL 72

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A PUSKESMAS - - - - - - - - - -
1 BUTON - - - 10 18 28 10 18 28 4 9 13 - 4 9 13

2 MUNA - - - 13 11 24 13 11 24 3 15 18 - 3 15 18

3 KONAWE - - - 14 23 37 14 23 37 5 7 12 - 5 7 12

4 KOLAKA - - - 6 18 24 6 18 24 2 6 8 - - - 2 6 8

5 KONAWE SELATAN - - - 8 12 20 8 12 20 1 1 2 - 1 1 2

6 BOMBANA - - - 7 10 17 7 10 17 1 5 6 - - - 1 5 6

7 WAKATOBI - - - 1 1 2 1 1 2 - - - - -

8 KOLAKA UTARA - - - 6 11 17 6 11 17 3 6 9 - 3 6 9

9 BUTON UTARA - - - 4 3 7 4 3 7 2 6 8 - 2 6 8

10 KONAWE UTARA - - - 6 15 21 6 15 21 3 4 7 - 3 4 7

11 KOLAKA TIMUR - - - 8 12 20 8 12 20 3 5 8 - 3 5 8

12 KONAWE KEPULAUAN - - - 1 1 2 1 1 2 - - - - -

13 KOTA KENDARI - - - 7 24 31 7 24 31 1 13 14 - 1 13 14

14 KOTA BAUBAU - - - 5 21 26 5 21 26 4 10 14 - 4 10 14
- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 96 180 276 96 180 276 32 87 119 - - - 32 87 119
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

B RUMAH SAKIT - - - - - - - - - -

1 RSUD PASAR WAJO 2 2 4 1 2 3 3 4 7 1 1 2 - 1 1 2

2 RSUD MUNA 4 4 8 4 5 9 8 9 17 1 1 - 1 - 1

3 BLUD RSU UNAAHA 2 2 4 2 2 4 4 4 8 - 2 2 - - 2 2

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 7 6 13 4 6 10 11 12 23 - 4 4 - - 4 4

5 BLUD RSU ANDOOLO 3 4 7 2 2 4 5 6 11 1 1 2 - 1 1 2

6 RSUD BOMBANA 4 3 7 2 3 5 6 6 12 - 1 1 - - 1 1

7 RSUD WAKATOBI 1 1 2 4 7 11 5 8 13 - 1 1 - - 1 1

8 RSUD DJAFAR HARUN 2 4 6 3 4 7 5 8 13 - 1 1 1 1 - 2 2

9 RSUD BUTON UTARA - - - 3 1 4 3 1 4 - 2 2 - - 2 2

10 RSUD OHEO 1 - 1 1 1 2 - 2 1 1 - 1 - 1

11 RSUD ABUNAWAS 9 10 19 11 10 21 20 20 40 1 2 3 - 1 2 3

12 RSUD BAU-BAU 11 2 13 1 2 3 12 4 16 1 3 4 - - - 1 3 4

13 BLUD RSU BAHTERAMAS 16 18 34 15 20 35 31 38 69 - 4 4 - - 4 4

14 RS. JIWA 2 - 2 4 1 5 6 1 7 2 2 - 2 - 2

15 RSU TNI. Dr. ISMOYO 1 - 1 1 1 2 - 2 1 1 - 1 - 1

16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 2 - 2 1 - 1 3 - 3 1 1 - 1 - 1

17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - 1 1 - 1 1 - - - - -

18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - - - 2 2 4 2 2 4 - 1 1 - - 1 1

19 RSU. SANTA ANNA - - - 1 1 1 - 1 1 1 - - 1 1


DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

20 RSU. GRIYA HUSADA - - - - - - - - - - - -

21 RSIA PERMATA BUNDA 1 1 1 1 1 1 2 1 1 - - 1 1

22 RSU.PMI - - - - - - - - - - - -

23 RSU. ALIYAH - - - 1 1 - 1 1 1 1 - - 1 1

24 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - - - - - - 1 1 - - 1 1

25 RSIA Mekongga - - - - - - - - - -

26 Rumah Bersalin Dewi Sartika - 1 1 - 1 1 1 1 - - 1 1

27 Rumah Bersalin Hati Mulia 1 1 1 1 - 2 2 1 1 - - 1 1

28 Rumah Bersalin Kasih Ibu - 1 1 - 1 1 1 1 - - 1 1

29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - - - - - - -

30 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau - - - - - - - - - -


31 Klinik Bakti Medika Baubau - - - - - - - - - - - -
32 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 68 57 125 62 73 135 130 130 260 10 30 40 - 1 1 10 31 41
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 BAPELKES KENDARI - - - - - - - - - -
2 LABKES KENDARI - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -


1 POLTEKKES KENDARI - - - - - - - - - -
2 STIKES MANDALA WALUYA - - - - - - - - - -
3 STIKES AVICENNA - - - 1 1 - 1 1 - - - - -
4 AKBID PELITA IBU - - - - - - - - - -
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 AKPER PPNI KENDARI - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - - - -

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA - - - - - - - - - -


DINKES PROVINSI - - 2 2 - 2 2 - 1 1 - - 1 1
DINKES KAB/KOTA - 4 - 4 4 - 4 - - - - -
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA - - - 4 2 6 4 2 6 - 1 1 - - - - 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 68 57 125 162 256 418 230 313 543 42 118 160 - 1 1 42 119 161
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 5,18 17,33 22,51 6,63 0,04 6,67

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
Keterangan : a termasuk S3
TABEL 73

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

PERAWATa PERAWAT GIGI


NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A PUSKESMAS 0 0
1 BUTON 266 87 200 287 2 8 10

2 MUNA 226 64 236 300 2 6 8

3 KONAWE 337 89 113 202 1 1 2

4 KOLAKA 139 42 98 140 4 12 16

5 KONAWE SELATAN 304 74 99 173 5 8 13

6 BOMBANA 195 35 69 104 3 3 6

7 WAKATOBI 159 40 133 173 0 6 6

8 KOLAKA UTARA 184 39 107 146 3 6 9

9 BUTON UTARA 111 39 86 125 1 3 4

10 KONAWE UTARA 202 56 101 157 0 0 0

11 KOLAKA TIMUR 143 31 55 86 0 1 1

12 KONAWE KEPULAUAN 59 9 20 29 0 1 1

13 KOTA KENDARI 144 19 184 203 2 18 20

14 KOTA BAUBAU 101 20 131 151 0 10 10


0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2.570 644 1.632 2.276 23 83 106
PERAWATa PERAWAT GIGI
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
B RUMAH SAKIT 0
1 RSUD PASAR WAJO 12 15 17 32 2 2 4

2 RSUD MUNA 31 18 65 83 0 0 0

3 BLUD RSU UNAAHA 7 8 19 27 1 2 3

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 41 36 201 237 0 3 3

5 BLUD RSU ANDOOLO 7 5 12 17 0 0 0

6 RSUD BOMBANA 32 24 72 96 1 2 3

7 RSUD WAKATOBI 20 27 43 70 1 4 5

8 RSUD DJAFAR HARUN 18 19 78 97 0 2 2

9 RSUD BUTON UTARA 20 20 61 81 1 0 1

10 RSUD OHEO 12 2 6 8 0

11 RSUD ABUNAWAS 48 48 113 161 1 1 2

12 RSUD BAU-BAU 22 22 87 109 0 3 3

13 BLUD RSU BAHTERAMAS 84 44 113 157 0 5 5

14 RS. JIWA 3 49 57 106 0 1 1

15 RSU TNI. Dr. ISMOYO 3 11 5 16 0 0 0

16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 3 4 5 9 1 1

17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 3 2 5 0

18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 5 20 20 40 1 1 2

19 RSU. SANTA ANNA 8 9 27 36 0


PERAWATa PERAWAT GIGI
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9

20 RSU. GRIYA HUSADA 6 6 7 13 0

21 RSIA PERMATA BUNDA 15 1 7 8 0

22 RSU.PMI 11 5 7 12 0

23 RSU. ALIYAH 10 4 2 6 0

24 RSU. MURHUM BAU-BAU 6 9 9 18 0

25 RSIA Mekongga 0 0

26 Rumah Bersalin Dewi Sartika 17 7 14 21 0

27 Rumah Bersalin Hati Mulia 11 3 8 11 0

28 Rumah Bersalin Kasih Ibu 5 0 0

29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 10 0 6 6 0

30 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 13 0 3 3 0

31 Klinik Bakti Medika Baubau 4 6 5 11 0

32 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0


0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 484 425 1.071 1.496 9 26 35
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
1 BAPELKES KENDARI 2 1 1 0
2 LABKES 0 4 4 0
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 2 5 0 5 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 32 10 23 33 0 0 0
PERAWATa PERAWAT GIGI
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2 STIKES MANDALA WALUYA 0 5 4 9 0 0 0
3 STIKES AVICENNA 28 9 16 25 0
4 AKPER KOLAKA 4 4 8 0
5 AKPER BUTON 1 8 6 14 0
6 AKBID PELITA IBU 11 0 0
7 AKPER PPNI KENDARI 3 5 8 0
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 72 39 58 97 0 0 0

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 3 1 8 9 0
DINKES KAB/KOTA 21 25 39 64 1 1
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 24 26 47 73 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.152 1.139 2.808 3.947 33 109 142
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 262,63 156,35 5,84

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
TABEL 74

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

TENAGA KEFARMASIAN

NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN a APOTEKER TOTAL

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A PUSKESMAS - - - - -
1 BUTON 1 10 11 - 3 3 1 13 14

2 MUNA - 11 11 - 5 5 - 16 16

3 KONAWE 4 6 10 - 2 2 4 8 12

4 KOLAKA 1 20 21 - 7 7 1 27 28

5 KONAWE SELATAN 7 8 15 - - - 7 8 15

6 BOMBANA 3 20 23 - 9 9 3 29 32

7 WAKATOBI 1 10 11 - 3 3 1 13 14

8 KOLAKA UTARA 2 14 16 1 4 5 3 18 21

9 BUTON UTARA 3 5 8 - 1 1 3 6 9

10 KONAWE UTARA 5 14 19 1 2 3 6 16 22

11 KOLAKA TIMUR - 5 5 - - 5 5

12 KONAWE KEPULAUAN - - - - - - - - -

13 KOTA KENDARI 2 19 21 1 6 7 3 25 28

14 KOTA BAUBAU - 12 12 - 4 4 - 16 16
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 29 154 183 3 46 49 32 200 232
TENAGA KEFARMASIAN

NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN a APOTEKER TOTAL

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B RUMAH SAKIT - - - - -

1 RSUD PASAR WAJO 2 2 4 1 3 4 3 5 8

2 RSUD MUNA - 4 4 - 3 3 - 7 7

3 BLUD RSU UNAAHA 2 2 4 1 - 1 3 2 5

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 9 9 3 6 9 3 15 18

5 BLUD RSU ANDOOLO 2 2 4 1 - 1 3 2 5

6 RSUD BOMBANA 3 5 8 - 6 6 3 11 14

7 RSUD WAKATOBI - 4 4 - 2 2 - 6 6

8 RSUD DJAFAR HARUN - 6 6 1 10 11 1 16 17

9 RSUD BUTON UTARA 4 - 4 2 - 2 6 - 6

10 RSUD OHEO 2 4 6 1 2 3 3 6 9

11 RSUD ABUNAWAS - 1 1 1 2 3 1 3 4

12 RSUD BAU-BAU 1 6 7 - 6 6 1 12 13

13 BLUD RSU BAHTERAMAS - 1 1 3 30 33 3 31 34

14 RS. JIWA 1 7 8 2 1 3 3 8 11

15 RSU TNI. Dr. ISMOYO - 2 2 1 1 2 1 3 4

16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI - - - - - 2 - - 2


TENAGA KEFARMASIAN

NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN a APOTEKER TOTAL

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - -

18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 3 3 1 1 1 3 4

19 RSU. SANTA ANNA 8 8 - 1 1 - 9 9

20 RSU. GRIYA HUSADA 1 2 3 - 1 1 1 3 4

21 RSIA PERMATA BUNDA - 3 3 - 1 1 - 4 4

22 RSU.PMI 2 2 4 - 1 1 2 3 5

23 RSU. ALIYAH - 2 2 - 1 1 - 3 3

24 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - 3 2 5 3 2 5

25 RSIA Mekongga - - - - -

26 Rumah Bersalin Dewi Sartika 1 2 3 1 1 2 2 4

27 Rumah Bersalin Hati Mulia - 3 3 - 1 1 - 4 4

28 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - -

29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 1 1 - 1 1 - 2 2

30 Klinik Bakti Medika Baubau 3 3 1 1 - 4 4

31 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 21 84 105 22 82 106 43 166 211


TENAGA KEFARMASIAN

NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN a APOTEKER TOTAL

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
1 BAPELKES KENDARI - 1 1 1 - 1
2 LABKES 1 1 1 1 2 1 2 3
3 GUDANG FARMASI KAB 4 10 14 4 5 9 8 15 23
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 4 11 15 6 6 12 10 17 27

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI - - - - -
2 STIKES MANDALA WALUYA - - - 2 1 3 2 1 3
3 STIKES AVICENNA - 4 1 5 4 1 5
4 AKBID PELITA IBU - - - - -
5 AKPER PPNI KENDARI - - - - -
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - 6 2 8 6 2 8

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 4 13 17 3 7 10 7 20 27
DINKES KAB/KOTA 36 59 95 39 52 91 75 111 186
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 40 72 112 42 59 101 82 131 213
JUMLAH (KAB/KOTA) 94 321 415 79 195 276 173 516 691
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 17,20 11,44 28,64

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
a
Keterangan : termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
TABEL 75

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
A PUSKESMAS - -
1 BUTON 24 28 52 12 34 46

2 MUNA 27 57 84 10 34 44

3 KONAWE 35 59 94 15 15 30

4 KOLAKA 11 23 34 6 12 18

5 KONAWE SELATAN 32 50 82 5 22 27

6 BOMBANA 16 20 36 6 8 14

7 WAKATOBI 8 24 32 8 17 25

8 KOLAKA UTARA 6 25 31 7 9 16

9 BUTON UTARA 4 16 20 8 15 23

10 KONAWE UTARA 11 29 40 6 15 21

11 KOLAKA TIMUR 12 32 44 2 6 8

12 KONAWE KEPULAUAN 4 9 13 1 5 6

13 KOTA KENDARI 17 94 111 5 28 33

14 KOTA BAUBAU 7 26 33 5 24 29
- -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 214 492 706 96 244 340
a b
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

B RUMAH SAKIT - -

1 RSUD PASAR WAJO 5 6 11 2 2 4

2 RSUD MUNA 4 16 20 - 2 2

3 BLUD RSU UNAAHA 15 17 32 1 2 3

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 7 14 21 1 - 1

5 BLUD RSU ANDOOLO 3 5 8 - - -

6 RSUD BOMBANA 8 12 20 1 2 3

7 RSUD WAKATOBI 3 7 10 - 5 5

8 RSUD DJAFAR HARUN 5 12 17 1 5 6

9 RSUD BUTON UTARA 5 3 8 - 1 1

10 RSUD OHEO 5 9 14 - - -

11 RSUD ABUNAWAS 3 18 21 - 2 2

12 RSUD BAU-BAU 4 5 9 - 4 4

13 BLUD RSU BAHTERAMAS 19 48 67 2 11 13

14 RS. JIWA 3 6 9 1 7 8

15 RSU TNI. Dr. ISMOYO - - - - - -

16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 3 5 8 - 1 1

17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - 1 1 -

18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 5 5 -


a b
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

19 RSU. SANTA ANNA - -

20 RSU. GRIYA HUSADA - -

21 RSIA PERMATA BUNDA - -

22 RSU.PMI 1 1 2 -

23 RSU. ALIYAH - 1 1 -

24 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - -

25 RSIA Mekongga - -

26 Rumah Bersalin Dewi Sartika - -

27 Rumah Bersalin Hati Mulia - 1 1 -

28 Rumah Bersalin Kasih Ibu - -

29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - -

30 Klinik Bakti Medika Baubau 2 2 -

31 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe


- -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 93 194 287 9 44 53

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -


1 BAPELKES KENDARI 5 17 22 - 1 1
2 LABKES 4 10 14 2 2
3 GUDANG FARMASI 1 1 - -
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 10 27 37 - 3 3

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI - -
a b
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
2 STIKES MANDALA WALUYA 23 27 50 - - -
3 STIKES AVICENNA 13 16 29 - -
AKPER KOLAKA 3 2 5 -
AKPER BUTON 3 1 4 -
4 AKBID PELITA IBU - -
5 AKPER PPNI KENDARI 1 1 2 -
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 43 47 90 - - -

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 46 70 116 5 12 17
DINKES KAB/KOTA 211 401 612 41 62 103
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 257 471 728 46 74 120
JUMLAH (KAB/KOTA) 617 1.231 1.848 151 365 516
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 76,60 21,39

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
Keterangan :
a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
b
termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
TABEL 76

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A PUSKESMAS - - - - -

1 BUTON 18 37 55 - - - 18 37 55

2 MUNA 13 44 57 - - - 13 44 57

3 KONAWE 16 35 51 - - - 16 35 51

4 KOLAKA 3 19 22 - - - 3 19 22

5 KONAWE SELATAN 18 22 40 - - - 18 22 40

6 BOMBANA 12 24 36 1 20 21 13 44 57

7 WAKATOBI 5 12 17 - 5 12 17

8 KOLAKA UTARA 12 41 53 - 12 41 53

9 BUTON UTARA 2 10 12 - 5 5 2 15 17

10 KONAWE UTARA 7 17 24 - 7 17 24

11 KOLAKA TIMUR 3 9 12 - - - 3 9 12

12 KONAWE KEPULAUAN 4 4 1 1 5 - 5

13 KOTA KENDARI 5 55 60 - 5 55 60

14 KOTA BAUBAU 1 41 42 - - - 1 41 42
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 119 366 485 2 25 27 121 391 512
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

B RUMAH SAKIT - - - - -

1 RSUD PASAR WAJO 2 4 6 - 2 4 6

2 RSUD MUNA - 6 6 - - - - 6 6

3 BLUD RSU UNAAHA 1 5 6 - 1 5 6

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH - 12 12 - - 12 12

5 BLUD RSU ANDOOLO - 2 2 - - 2 2

6 RSUD BOMBANA - 3 3 1 4 5 1 7 8

7 RSUD WAKATOBI - 4 4 2 - 2 2 4 6

8 RSUD DJAFAR HARUN 1 7 8 - 1 7 8

9 RSUD BUTON UTARA - - - - - - -

10 RSUD OHEO - 4 4 - - - - 4 4

11 RSUD ABUNAWAS 2 9 11 - 2 9 11

12 RSUD BAU-BAU - 5 5 - - 5 5

13 BLUD RSU BAHTERAMAS 2 26 28 - 2 26 28

14 RS. JIWA 4 11 15 - 4 11 15

15 RSU TNI. Dr. ISMOYO - - - - - - -

16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI - 1 1 1 - 1 1 1 2

17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - -

18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 1 1 - 1 1 - 2 2

19 RSU. SANTA ANNA - - - - -

20 RSU. GRIYA HUSADA - 3 3 - - 3 3


NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

21 RSIA PERMATA BUNDA - 1 1 - - 1 1

22 RSU.PMI - - - - -

23 RSU. ALIYAH - 1 1 - - 1 1

24 RSU. MURHUM BAU-BAU 2 2 - - 2 2

25 RSIA Mekongga - - - - -

26 Rumah Bersalin Dewi Sartika - 1 1 - - 1 1

27 Rumah Bersalin Hati Mulia 1 1 - - 1 1

28 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - -

29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 1 1 - - 1 1

30 Klinik Bakti Medika Baubau 1 1 - - 1 1

31 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 12 111 123 4 5 9 16 116 132

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -


1 BAPELKES KENDARI - 1 1 - - 1 1
2 LABKES 1 1 2 - 1 1 2
3 KKP KENDARI - - - - -
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 1 2 3 - - - 1 2 3

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI 16 25 41 - 16 25 41
2 STIKES MANDALA WALUYA - - - - -
3 STIKES AVICENNA - - - - -
AKPER KOLAKA - 1 1 - - 1 1
4 AKBID PELITA IBU - - - - -
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5 AKPER PPNI KENDARI - - - - -
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 16 26 42 - - - 16 26 42
- - - -
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA - - - -
DINKES PROVINSI 1 11 12 - 1 11 12
DINKES KAB/KOTA 37 75 112 2 - 2 39 75 114
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 38 86 124 2 - 2 56 112 168
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 591 777 8 30 38 210 647 857
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 35,52

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 77

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

TENAGA KETERAPIAN FISIK


TOTAL
NO UNIT KERJA FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
A PUSKESMAS - - - - - - -
1 BUTON - - - - - - -

2 MUNA - - - - - - -

3 KONAWE - - - - - - -

4 KOLAKA - - - - - - -

5 KONAWE SELATAN - - - - - - -

6 BOMBANA - - - - - - -

7 WAKATOBI - - - - - - -

8 KOLAKA UTARA - - - - - - -

9 BUTON UTARA - - - - - - -

10 KONAWE UTARA - - - - - - -

11 KOLAKA TIMUR - - - - - - -

12 KONAWE KEPULAUAN - - - - - - -

13 KOTA KENDARI - - - - - - -

14 KOTA BAUBAU - - - - - - -
- - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -
TENAGA KETERAPIAN FISIK
TOTAL
NO UNIT KERJA FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
B RUMAH SAKIT - - - - - - -
1 RSUD PASAR WAJO 2 2 4 - - - 2 2 4

2 RSUD MUNA - 1 1 - - - - 1 1

3 BLUD RSU UNAAHA - - - - - - - -

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH - 3 3 - - - - 3 3

5 BLUD RSU ANDOOLO - - - - - - - - -

6 RSUD BOMBANA - - - - - - - - -

7 RSUD WAKATOBI - - - - 1 1 - - - - - - - 1 1

8 RSUD DJAFAR HARUN 1 2 3 - - 2 2 - 1 4 5

9 RSUD BUTON UTARA 1 1 - - - 1 - 1

10 RSUD OHEO - 1 1 - - - - 1 1

11 RSUD ABUNAWAS 2 - 2 - 1 1 - 1 1 3 1 4

12 RSUD BAU-BAU 1 7 8 - - - 1 7 8

13 BLUD RSU BAHTERAMAS 1 5 6 - - - 1 1 1 6 7

14 RS. JIWA 1 1 - - - 1 - 1

15 RSU TNI. Dr. ISMOYO - - - - - - -

16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI - 1 1 - - - - 1 1

17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - -

18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 1 1 - - - - 1 1

19 RSU. SANTA ANNA 1 1 - - - 1 - 1

20 RSU. GRIYA HUSADA - - - - - - -


TENAGA KETERAPIAN FISIK
TOTAL
NO UNIT KERJA FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

21 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - - -

22 RSU.PMI - - - - - - -

23 RSU. ALIYAH - - - - - - -

24 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - - - - -

25 RSIA Mekongga - - - - - - -

26 Rumah Bersalin Dewi Sartika - - - - - - -

27 Rumah Bersalin Hati Mulia - - - - - - -

28 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - - - -

29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 10 23 33 - 2 2 - 2 2 1 1 2 11 28 39

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI - - - - - - -
2 LABKES KENDARI - - - - - - -
3 KKP KENDARI - - - - - - -
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - - - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI - - - - - - -
2 STIKES MANDALA WALUYA - - - - - - -
3 STIKES AVICENNA - - - - - - -
4 AKBID PELITA IBU - - - - - - -
5 AKPER PPNI KENDARI - - - - - - -
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - - - - - -
TENAGA KETERAPIAN FISIK
TOTAL
NO UNIT KERJA FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 2 2 - - - - 2 2
DINKES KAB/KOTA 1 1 - - - 1 - 1
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 1 2 3 - - - - - - 1 2 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 25 36 - 2 2 - 2 2 1 1 2 12 30 42
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,74

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 78

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS


NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN
TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
A PUSKESMAS - - - - - - - - - - - - -

1 BUTON - - - - - - - - - - 1 1 6 8 14 - - - - - - 2 1 3 - - - - - - 8 10 18

2 MUNA - - - - - - - - - - - - -

3 KONAWE - - - - - - - - - - - - -

4 KOLAKA - - - 1 1 - - 3 3 - - - 1 1 - - - 5 5

5 KONAWE SELATAN - - - - - - - - - - - - -

6 BOMBANA - - - - - - - - - - - - -

7 WAKATOBI - - - - - - - - 1 1 - - - 1 1

8 KOLAKA UTARA - - - - - 4 4 - - - - - - 4 4

9 BUTON UTARA - - - - - - - - - - - - -

10 KONAWE UTARA - - - - - - - - - - - - -

11 KOLAKA TIMUR - - - - 2 2 - - - 1 1 - 1 2 3

12 KONAWE KEPULAUAN - - - - 1 1 2 - - - - - 1 1 2

13 KOTA KENDARI - - - - - - - - - - - - -

14 KOTA BAUBAU - - - 1 1 - 4 4 - - - - - 1 4 5

- - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - 1 1 1 1 2 7 22 29 - - - - - - 2 3 5 1 - 1 - - - 11 27 38

B RUMAH SAKIT - - - - - - - - - - - - -

1 RSUD PASAR WAJO 2 1 3 - - - 1 2 3 - - 1 1 2 - - 4 4 8

2 RSUD MUNA 1 - 1 - 1 - 1 1 1 2 1 6 7 - - 1 1 2 1 1 - 6 8 14

3 BLUD RSU UNAAHA - - - - - - - - - - - - -

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 3 8 11 - 2 2 2 - 2 2 14 16 - - 2 2 4 - - 11 24 35

5 BLUD RSU ANDOOLO 1 1 - - - 1 1 2 - - - - - 2 1 3

6 RSUD BOMBANA - - - - - - - - - - - - -

7 RSUD WAKATOBI 1 2 3 - - - - 1 - 1 - 4 4 - - - - - 2 6 8

8 RSUD DJAFAR HARUN 1 3 4 - - 1 1 - - 3 3 - - - 2 2 - - 1 9 10

9 RSUD BUTON UTARA 3 1 4 - 1 1 - 1 5 6 - - - 3 3 - - 5 9 14


TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN
TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

10 RSUD OHEO - - - - - 1 1 1 3 4 - - - - - 2 3 5

11 RSUD ABUNAWAS - 1 1 - - - 1 1 5 11 16 - - - 1 1 - - 5 14 19

12 RSUD BAU-BAU 2 5 7 - 2 1 3 - 2 8 10 1 - 1 - 1 3 4 - - 8 17 25

13 BLUD RSU BAHTERAMAS 4 7 11 - 2 - 2 - 5 12 17 - - - 1 1 4 6 10 - 15 26 41

14 RS. JIWA 2 - 2 - - - 2 - 2 - - - - - 4 - 4

15 RSU TNI. Dr. ISMOYO - - - - - - - - - - - - -

16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 - 1 - - - - 5 5 - - 1 - 1 - - 2 5 7

17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - - - - - - - -

18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 2 2 - - - - 2 2 - - - - - - 4 4

19 RSU. SANTA ANNA - - - - - - - - - - - - -

20 RSU. GRIYA HUSADA - - - - - - - - - - - - -

21 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - - - - - - - - -

22 RSU.PMI - - - - - - - - - - - - -

23 RSU. ALIYAH - - - - - - - - - - - - -

24 RSU. MURHUM BAU-BAU 2 2 - - - 1 2 3 - - - - - 3 2 5

25 RSIA Mekongga - - - - - - - - - - - - -

26 Rumah Bersalin Dewi Sartika - - - - - - - - - - - - -

27 Rumah Bersalin Hati Mulia - - - - - - - - - - - - -

28 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - - - - - - - - - -

29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - - - - - - - - - -

Rumah Bersalin hayam Wuruk - - 1 1 - - - - - - - 1 - 1

Klinik Bakti medika - 2 2 - - - - 2 2 -


-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 23 32 55 - - - 9 2 11 5 2 7 22 80 102 1 - 1 - - - 6 14 20 5 6 11 - - - 71 132 203

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN -


1 BAPELKES KENDARI - - - - 1 1 - - - - - 1 - 1
2 LABKES - - - - 2 20 22 2 2 - - - - 4 20 24
3 KKP KENDARI - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - - - - - - - - - - - - 3 20 23 2 - 2 - - - - - - - - - - - - 5 20 25
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT -
1 POLTEKKES KENDARI - - - - - 6 6 - - - - - - 6 6
2 STIKES MANDALA WALUYA - - - - - - - - - - - - -
3 STIKES AVICENNA - - - - - - - - - - - - -
4 AKBID PELITA IBU - - - - - - - - - - - - -
5 AKPER PPNI KENDARI - - - - - - - - - - - - -
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN
TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - - - - - - - - - - 6 6 - - - - - - - - - - - - - - - - 6 6
-
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA -
DINKES PROVINSI - - - - - - - - - - - - -
DINKES KAB/KOTA 1 1 - - 1 1 - 5 5 1 1 - - 1 1 2 - 2 8 10
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA - 1 1 - - - - - - - 1 1 - 5 5 1 - 1 - - - - - - 1 1 2 - - - 2 8 10
-
JUMLAH (KAB/KOTA) 23 33 56 - - - 9 3 12 6 4 10 32 133 165 4 - 4 - - - 8 17 25 7 7 14 - - - 89 193 282
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 11,69

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 79

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

TENAGA KESEHATAN LAIN


PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A PUSKESMAS - - - - -

1 BUTON 2 5 7 - 2 5 7

2 MUNA 1 11 12 - 1 11 12

3 KONAWE 4 4 8 - 4 4 8

4 KOLAKA 6 5 11 4 9 13 10 14 24

5 KONAWE SELATAN 4 8 12 - 4 8 12

6 BOMBANA 5 5 10 - 5 5 10

7 WAKATOBI 3 7 10 - 3 7 10

8 KOLAKA UTARA 3 8 11 1 3 4 4 11 15

9 BUTON UTARA 3 4 7 - 3 4 7

10 KONAWE UTARA 2 11 13 5 19 24 7 30 37

11 KOLAKA TIMUR 3 6 9 - - - 3 6 9

12 KONAWE KEPULAUAN 2 1 3 - 2 1 3

13 KOTA KENDARI 4 38 42 11 25 36 15 63 78

14 KOTA BAUBAU 5 15 20 1 3 4 6 18 24

- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 47 128 175 22 59 81 69 187 256
TENAGA KESEHATAN LAIN
PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B RUMAH SAKIT - - - - -
1 RSUD PASAR WAJO - 1 1 - 1 1
2 RSUD MUNA 1 2 3 2 5 7 3 7 10
3 BLUD RSU UNAAHA - - - - -
4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH - - - - -
5 BLUD RSU ANDOOLO 2 1 3 - - - 2 1 3
6 RSUD BOMBANA - - - - -
7 RSUD WAKATOBI 2 9 11 2 2 4 4 11 15
8 RSUD DJAFAR HARUN 1 2 3 - 1 2 3
9 RSUD BUTON UTARA - - - - -
10 RSUD OHEO 1 2 3 - - - 1 2 3
11 RSUD ABUNAWAS - - - - -
12 RSUD BAU-BAU 1 4 5 - - - 1 4 5
13 BLUD RSU BAHTERAMAS - - - - -
14 RS. JIWA - - - - -
15 RSU TNI. Dr. ISMOYO - - - - -
16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI - - - - -
17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - -
18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 1 1 1 - 1
19 RSU. SANTA ANNA - - - - -
20 RSU. GRIYA HUSADA - - - - -
21 RSIA PERMATA BUNDA - - - - -
22 RSU.PMI - - - - -
23 RSU. ALIYAH - - - - -
24 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - - -
25 RSIA Mekongga - - - - -
26 Rumah Bersalin Dewi Sartika - - - - -
27 Rumah Bersalin Hati Mulia - - - - -
28 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - -
29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - -
TENAGA KESEHATAN LAIN
PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 8 20 28 5 8 13 13 28 41

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI - - - - -
2 LABKES KENDARI - - - - -
3 KKP KENDARI - - - - -
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - - - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI - - - - -
2 STIKES MANDALA WALUYA - - - - -
3 STIKES AVICENNA - - - - -
4 AKBID PELITA IBU - - - - -
5 AKPER PPNI KENDARI - - - - -
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - - - - - -

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 9 31 40 3 11 14 12 42 54
DINKES KAB/KOTA 15 35 50 8 3 11 23 38 61
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 24 66 90 11 14 25 35 80 115

JUMLAH (KAB/KOTA) 79 214 293 38 81 119 117 295 412

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 80

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN


TENAGA TOTAL
PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK JURU PENUNJANG
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
A PUSKESMAS - - - - - - - - - -

1 BUTON 28 12 40 - - - - - - - 28 12 40

2 MUNA 48 25 73 - - - - - - - 48 25 73

3 KONAWE - - - - - - - - - - -

4 KOLAKA 14 8 22 - - - - - - - 14 8 22

5 KONAWE SELATAN - - - - - - - - - - -

6 BOMBANA - - - - - - - - - - -

7 WAKATOBI - - - - - - - - - - -

8 KOLAKA UTARA 10 6 16 - - - - - - - 10 6 16

9 BUTON UTARA 5 6 11 - - - - - - - 5 6 11

10 KONAWE UTARA 14 12 26 15 21 36 - 15 21 36 - - - 104 44 54 98

11 KOLAKA TIMUR 12 8 20 - - - - - - - 12 8 20

12 KONAWE KEPULAUAN 5 5 10 7 3 10 - - - - - - 12 8 20

13 KOTA KENDARI - 4 4 13 8 21 1 - 1 - - - - - - 14 12 26

14 KOTA BAUABU 8 26 34 4 17 21 12 43 55

- - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 144 112 256 35 32 67 1 - 1 15 21 36 - - - - - - - - - 4 17 125 199 182 381

B RUMAH SAKIT - - - - - - - - - - -
1 RSUD PASAR WAJO 4 13 17 4 2 6 - 2 1 3 - - - - 10 16 26

2 RSUD MUNA - - - 1 1 - - - 5 11 16 6 11 17

3 BLUD RSU UNAAHA - - - 1 1 - - - - 1 - 1

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 5 9 14 - - 1 1 2 - - - - 6 10 16

5 BLUD RSU ANDOOLO - 2 2 4 - 1 1 - - - 2 - 2 5 2 7

6 RSUD BOMBANA - - - 1 1 - - - - 1 - 1

7 RSUD WAKATOBI 4 10 14 2 2 4 - 1 1 2 - - - - 7 13 20
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TENAGA TOTAL
PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK JURU PENUNJANG
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

8 RSUD DJAFAR HARUN - 1 1 1 1 2 1 2 3 1 1 2 - - - - 3 5 8

9 RSUD BUTON UTARA 1 4 5 3 3 6 - 2 - 2 - - - - 6 7 13

10 RSUD OHEO 4 2 6 7 7 14 - - - 3 - 3 - - - 1 1 2 15 10 25

11 RSUD ABUNAWAS - - - 2 2 4 - - - - 2 2 4

12 RSUD BAU-BAU 5 6 11 3 8 11 - 1 1 2 - - - - 9 15 24

13 BLUD RSU BAHTERAMAS 20 14 34 52 95 147 - 3 2 5 - - - - 75 111 186

14 RS. JIWA 13 4 17 26 26 52 - 2 1 3 - - - - 41 31 72

15 RSU TNI. Dr. ISMOYO - - - 1 1 - - - - 1 - 1

16 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 2 - 2 - - 1 1 - - - - 3 - 3

17 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - 5 5 - 5 - 5

18 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 1 2 3 4 4 - - - - - - 5 2 7

19 RSU. SANTA ANNA - - - - - - - - - - -

20 RSU. GRIYA HUSADA - - - - - - - - - - -

21 RSIA PERMATA BUNDA 1 1 2 - - - - - - - 1 1 2

22 RSU.PMI - - - - - - - - - - -

23 RSU. ALIYAH 1 3 4 - - - - - - - 1 3 4

24 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - - - - - - - - -

25 RSIA Mekongga - - - - - - - - - - -

26 Rumah Bersalin Dewi Sartika - - - - - - - - - - -

27 Rumah Bersalin Hati Mulia - - - - - - - - - - -

28 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - - - - - - - -

29 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 61 69 130 104 146 250 1 2 3 24 10 34 - - - - - - 5 - 5 8 12 20 203 239 442

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 BAPELKES KENDARI - - - - - - - 10 12 22 10 12 22
2 LABKES 2 2 2 2 4 - 1 1 - - - 6 2 8 11 4 15
GUDANG FARMASI 3 1 4 - - - - - - - 3 1 4
3 KKP KENDARI - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 2 - 2 2 2 4 - - - 1 - 1 - - - - - - - - - 16 14 30 21 16 37

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 POLTEKKES KENDARI - - - - - - - 22 15 37 22 15 37
2 STIKES MANDALA WALUYA - - - - - - - - - - -
3 STIKES AVICENNA - - - - - - - 17 9 26 17 9 26
AKPER KOLAKA 1 1 2 - 1 1 1 1 - - - - - 2 2 4
AKPER BUTON' 2 2 - - - - - - - 2 - 2
4 AKBID PELITA IBU - - - - - - - - - - -
5 AKPER PPNI KENDARI - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 39 24 63 39 24 63
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TENAGA TOTAL
PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK JURU PENUNJANG
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA


DINKES PROVINSI 18 11 29 91 91 182 7 9 16 - - - 5 5 10 121 116 237
DINKES KAB/KOTA 48 37 85 4 2 6 - 38 18 56 - - - - 90 57 147
SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 66 48 114 95 93 188 - - - 45 27 72 - - - - - - - - - 5 5 10 211 173 384
JUMLAH (KAB/KOTA) 273 229 502 236 273 509 2 2 4 85 58 143 - - - - - - 5 - 5 72 72 248 673 634 1.307

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2014 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2014
TABEL 81

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 644.038.515.560 68,11


a. Belanja Langsung (DAU + DAK) 336.305.018.956

b. Belanja Tidak Langsung 307.733.496.604

2 APBD Dinkes PROVINSI 234.564.646.140 24,81


a. Belanja Langsung 140.863.591.440

b. Belanja Tidak Langsung 93.701.054.700

3 APBN : 62.215.974.455 6,58

- Dana Dekonsentrasi 25.787.817.000 2,73


- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 32.953.330.000 3,48
- Provinsi 3.945.000.000
- Kabupaten/Kota 29.008.330.000
- DAK 3.474.827.455

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 4.791.288.000 0,51


Global Fund (TB. Malaria, NLR Kusta) 4.791.288.000

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 945.610.424.155


TOTAL APBD KAB/KOTA 644.038.515.560
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 100
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 391.958,81

Sumber : Laporan Tahunan Sub Bag Program Dinkes Prov. Sultra 2014
DATA & INFORMASI SUBBAG PROGRAM
DINKES PROV. SULTRA
Jl. Balai Kota III No. 43 Kendari (0401) 321794
Email: ppa_dinkessultra@yahoo.com
@2015

Anda mungkin juga menyukai