DI SUSUN OLEH :
GROUP 2
Wuisan, Julians
Bronkhorst, Marneev J. C.
Jusuf, Angelia V.
Sambuaga, Dhea C.
Tumbel, Geremy
Oroh, Sandrio
Umboh, Felysya G.
Crafting the Brand Positioning
Dalam menyusun brand positioning, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya
1. Developing a Brand Positioning
2. Choosing a competitive frame of reference
3. Establishing a brand positioning
4. Alternative approaches to positioning
5. Positioning and branding for a small business
Berikutnya kita akan masuk ke topik yang kedua yang juga adalah bagian dari positionig.
2. Choosing a competitive frame of difference
• Frame of difference dimulai dengan menentukan kategori kepada siapa produk itu harus
berada, yang mencakup semua produk yang di kompetisikan oleh brand itu, atau dapat
menjadi pengganti. Kompetitor kemudian dapat di analisa dan lebih tajam didefinisikan.
Contohnya, walaupun lewat brand baru pada sisi botol air premium adalah dalam
kategori yang sama seperti Coke’s Dasani, itu lebih fokus kepada brand premium yang
sudah memiliki harga yang lain seperti Fiji. Ilustrasinya kita bisa lihat pada gambar.
Tiga kriteria menentukan apakah asosiasi merek yang benar-benar dapat berfungsi
sebagai titik perbedaan: keinginan, deliverability, dan diferensiabilitas. Beberapa
pertimbangan utama yang diikuti
- Diinginkan untuk konsumen
- Penyampaian oleh perusahaan
- Diferensiasi dari pesaing
e. Straddle Positioning
Kadang-kadang, sebuah perusahaan akan dapat mengangkang dua kerangka acuan
dengan satu set poin perbedaan dan titik paritas
a. Means of Differentiation
Setiap produk atau layanan manfaat yang cukup diinginkan, deliverable, dan membedakan dapat
berfungsi sebagai titik perbedaan untuk sebuah merek. Kadang-kadang perubahan dalam
lingkungan pemasaran dapat membuka peluang baru untuk menciptakan sarana diferensiasi.
b. Perceptual Maps
Perceptual Maps adalah representasi visual persepsi konsumen dan preferensi
c. Emotional Branding
Banyak ahli pemasaran percaya brand positioning harus memiliki komponen rasional dan
emosional
Positioning yang baik harus mengandung POD dan POP yang menggambarkan kepala dan hati.
Brand yang bertanda cinta membawahi respect dan cinta, dan hasil dari kemampuan brand untuk
mencapai mystery, sensuality, dan intimacy.
• Brand Mantras
Sebuah mantra merek adalah artikulasi dari hati dan jiwa dari merek dan berkaitan erat dengan
konsep merek lain seperti "esensi merek" dan "janji merek inti.
- Simplify => Sebuah merek mantra yang efektif harus mudah diingat. Untuk itu, harus
pendek, renyah, dan hidup dalam arti.
- Inspire =>Idealnya, merek mantra juga harus mengintai tanah yang secara pribadi
bermakna dan relevan sebagai karyawan sebanyak mungkin.
Randall Ringer dan Michael Thibodeau mengidentifikasi lima unsur naratif merek:
1.) Cerita merek dalam hal kata-kata dan metafora
2.) Perjalanan konsumen atau cara konsumen terlibat dengan merek dari waktu ke waktu dan
sentuhan titik di mana mereka datang ke dalam kontak dengan itu
3.) Bahasa visual atau ekspresi untuk merek
4.) Cara yang narasi dinyatakan secara eksponensial atau merek melibatkan indera, dan
5.) Peran merek memainkan dalam kehidupan konsumen
Berdasarkan konvensi sastra dan pengalaman merek, mereka juga menawarkan kerangka kerja
berikut untuk cerita merek :
- Setting : waktu, tempat, dan konteks
- Cast : merek sebagai karakter, termasuk perannya dalam kehidupan penonton,
hubungan dan tanggung jawabnya, dan sejarah atau mitos penciptaan nya
- Narrative arc : cara logika narasi terbentang dari waktu ke waktu, termasuk tindakan,
pengalaman diinginkan mendefinisikan peristiwa, dan saat pencerahan
- Language : yang otentikasi suara, metafora, simbol, tema, dan leitmotifs
b. Cultural branding
Keyakinan Douglas Holt bagi perusahaan untuk membangun ikon, merek kepemimpinan,
mereka harus merakit pengetahuan budaya, strategi menurut prinsip-prinsip merek budaya, dan
mempekerjakan dan melatih ahli budaya. Hal ini belajar untuk melepaskan dan memungkinkan
konsumen untuk berpartisipasi dalam penciptaan merek.