Anda di halaman 1dari 36

1.

0 SKENARIO

Suatu hari anda didatangi penyidik dan diminta untuk membantu mereka salam
memeriksa suatu tempat kejadian perkara (TKP). Menurut penyidik, TKP adalah sebuah
rumah yang cukup besar milik seorang pengusaha dan istrinya ditremukan meninggal dunia
di dalam kamar yang terkunci di dalamnya. Anaknya yang pertama kali mencurigai hal itu
(pukul 8.00) karena si ayah yang baisanya bangun untuk lari pagi, hari ini belum keluar dari
kamarnya. Ia bersama dengan pak ketua RT melaporkan kepada polisi.

Penyidik telah membuka kamar tersebut dan menemukan kedua orang tersebut tiduran di
tempat tidurnya dalam keadaan mati. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut,
segalannya masih tertata rapi sebagiamana biasa, tutur anaknya. Dari pengamatan sementara
tidak ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak ada barang yang hilang. Salah seorang
penyidik ditelepon oleh petugas asuransi bahwa ia telah dihubungi oleh anah si pengusaha
berkaitan dengan kemungkinan klaim asuransi jiwa pengusaha tersebut.

2.0 RUMUSAN MASALAH

1. Ditemukan mayat sepasang suami isteri dikamar tidur yang terkunci dari dalam.

2. Tidak ada tanda-tanda perkelahian.

3. Tidak ditemukan luka-luka pada kedua mayat.

4. Tidak ada barang yang hilang.

3.0 PEMERIKSAAN JENAZAH

3.1 Identitas Pasien 1

Nama Pasien :-

Jenis Kelamin : Laki –laki

Umur :-
Kebangsaan :-

Agama :-

Pekerjaan : Pengusaha

Alamat :-

3.2 Identitas Pasien 2

Nama Pasien :-

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur :-

Kebangsaan :-

Agama :-

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat :-

4.0 PEMERIKSAAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP)

1. Penyidik menemukan kedua mayat di tiduran di dalam kamar.

2. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut.

3. Semua benda tertata rapi.

Landasan teori:

Pemeriksaan di tempat kejadian penting untuk membantu penentuan penyebab


kematian dan menentukan cara kematian. Pemeriksaan harus ditujukan untuk menjelaskan
apakah mungkin orang itu mati akibat keracunan, misalnya dengan memeriksa tempat obat,
apakah ada sisa obat atau pembungkusnya. Jika diduga korban adalah seorang morfinis, cari
bubuk heroin, pembungkusnya atau alat penyuntik.1,2

Mengumpulkan keterangan sebanyak mungkin tentang saat kematian, kapan terakhir


kali ditemukan dalam keadaan sehat, sebelum kejadian ini apakah korban sehat-sehat saja.
Berapa lama gejala timbul setelah makan/minum terakhir, dan apa gejala-gejalanya. Bila
sebelumnya sudah sakit, apa penyakitnya dan obat-obat apa yang diberikan serta siapa yang
memberi. Harus ditanyakan pada dokter yang memberi obat, apa penyakitnya, obat-obat apa
yang diberikan dan berapa banyak, juga ditanyakan apakah apotek memberikan obat yang
sesuai. Obat yang tersisa dihitung jumlahnya. Sekiranya ada dokter keluarga, ditanyakan
kepada dokter tersebut tentang riwayat penyakit korban.1,2

5.0 PEMERIKSAAN LUAR

1. Pada kedua mayat pastikan ada atau tidak tercium bau amandel, minyak tanah, kutu
busuk, amonia, fenol, lisol, alkohol, eter, kloroform pada pakaian, lubang hidung dan
mulut serta rongga badan.

Landasan teori:

Dari bau yang tercium dapat diperoleh petunjuk racun apa kiranya yang ditelan oleh
korban. Pemeriksa dapat mencium bau amandel pada penelanan sianida, bau minyak
tanah pada penelanan larutan insektisida, bau kutu busuk pada malation, bau anmonia,
fenol (asam karbolat), lisol, alkohol, eter, kloroform dan lain-lain. Maka pada tiap kasus
keracunan pemeriksa selalu harus memperhatikan bau yang tercium dari pakaian, lubang
hidung dan mulut serta rongga badan.1

2. Perhatikan pada pakaian kedua mayat ada atau tidak bercak darah maupun robekan pada
piyama.

Landasan teori:

Pada pakaian dapat ditemukan bercak-bercak yang disebabkan oleh tercecernya racun
yang ditelan atau oleh muntahan. Misalnya bercak bewarna coklat karena asam sulfat
atau kuning karena asam nitrat. Penyebaran (distribusi) bercak perlu diperhatikan, karena
dari penyebaran itu kadang-kadang dapat diperoleh petunjuk tentang intensi/kemauan
korban, yaitu apakah racun itu ditelan atas kemauannya sendiri (bunuh diri) atau dipaksa
(pembunuhan). Dalam hal korban dipegangin dan dicocoki secara paksa, maka bercak-
bercak akan tersebar pada daerah yang luas. Selain itu pada pakaian mungkin melekat
bau racun.

3. Perhatikan kaku mayat pada kedua mayat yang terdapat pada seluruh tubuh.

Landasan teori:

Kaku Mayat (Rigor Mortis) merupakan tanda pasti kematian. Kelenturan otot setelah
kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa
pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi. Energi ini digunakan
untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama masih terdapat ATP maka serabut aktin dan
miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen habis, energi tidak akan terbentuk, aktin dan
miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.1

4. Perhatikan lebam mayat pada kedua mayat terdapat pada bagian tubuh mana, warna
tubuhnya, lebam pada mayat hilang dengan penekanan atau tidak.

Landasan teori:

Lebam Mayat (Livor mortis) merupakan tanda pasti kematian. Setelah kematian klinis
maka eritrosit akan menempati tempat terbawah akibat gaya tarik bumi (gravitasi),
mengisi vena dan venula, membentuk bercak warna merah ungu (livide) pada bagian
terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. Darah tetap cair
karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal dari endotel pembuluh darah.1,2

5. Periksa suhu mayat.

Landasan teori

Penurunan suhu mayat (Algor moris) akan terjadi setelah kematian dan berlanjut sampai
tercapai suatu keadaan dimana suhu mayat sama dengan suhu lingkungan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan penurunan suhu mayat antara kain, suhu lingkungan,
suhu sebelum kematian, dan keadaan fisik tubuh serta pakainan yang menutupinya.2
Rumus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu
lingkungan sebesar 700 F (210 C) adalah sebagai berikut : 2

Saat kematian= (98,60 F – suhu rektal) / 1,5

Suhu tubuh normal adalah 98,60 F, sedangkan rata-rata penurunan suhu per jam dimana
suhu lingkungan 700 F adalah sebesar 1,5.

Secara kasar dapat dikatakan bahwa rata-rata penurunan suhu pada jam-jam pertama
sebesar 20 C. 10 setelah tercapai keseimbangan antara suhu tubuh dengan lingkungan.1

6. Identifikasi mayat 1 dan 2 dengan detail dan teliti.

Landasan teori:

Setelah identifikasi dan pengeluaran beberapa pakaian, ras dan seks dilaporkan.
Umur secara nyata dinilai pada anak-anak dengan ukuran dan pada dewasa dengan
perubahan pada kulit dan mata, seperti kehilangan elastisitas kulit, hiperkeratosis senilis,
bintik Campbell de Morgan, purpura senilis dan arkus senilis. Warna rambut, kehilangan
gigi dan perubahan arthritik juga merupakan tanda yang jelas dari penuaan. Umur yang
jelas harus dibandingkan dengan umur yang diperkirakan dan penyelidikan dibuat
tentang ketidaksesuaian yang nyata, pada kasus dimana salah tubuh, kesalahan dimana
wabah pada kamar otopsi dari waktu ke waktu.1

Panjang tubuh diukur dari tumit sampai puncak kepala (pada bayi, pengukuran
lebih detil). Ini harus dinilai bahwa tinggi post-mortem mungkin berbeda beberapa cm
dari tinggi yang diketahui sewaktu hidup. Ada beberapa variasi penyebab yang
berlawanan, yang tidak perlu dibatalkan satu sama lain. Contohnya, kelemahan otot
memerlukan sendi yang relaks, kecuali kaku sudah ada, tetapi diskus intervertebralis
tampak menyusut, sehingga mengalami pemendekan.

Berat badan dalam kg diukur bila tersedia fasilitas; jika tidak ada sebaiknya
ditaksir. Berat dari bayi harus selalu diukur. Bentuk badan dan status gizi harus dinilai
pada obesitas, kurus, dehidrasi, udema, pengurusan, dsb.1

7. Perhatikan pada kedua tubuh mayat ada terdapat luka atau bekas suntikan tidak.
Sekiranya ada, perhatikan bekas tersebut baru atau lama pada kulitnya itu.
Landasan teori:

Pada pecandu narkotika yang mempergunakan cara suntikan intravena (mainliner) dapat
ditemukan parut-parut bekas suntikan yang membentuk sebuah garis sepanjang vena
yang terletak superficial, misalnya pada lengan bawah.

6.0 PEMERIKSAAN DALAM

1. Pada kedua mayat, ada atau tidak bau pada rongga perut, rongga dada dan tengkorak.

Landasan teori:

Segera setelah rongga perut dan dada dibuka, tentukan apakah terdapat bau yang tidak
biasa (bau racun). Bila pada pemeriksaan luar tidak tercium 'bau racun' maka sebaiknya
rongga tengkorak dibuka terlebih dahulu agar bau visera perut tidak menyelubungi bau
tersebut, terutama bila yang dicurigai adalah sianida. Bau sianida, alkohol, kloroform dan
eter akan tercium paling kuat dalam rongga tengkorak.1

2. Perhatikan warna pada jaringan otot, viscera, dan darah.3

3. Pada ginjal ditemukan kelainan atau tidak, misalnya, nekrosis pada tubuli.

4. Pada otak ada ditemukan kelainan seperti bintik perdarahan atau tidak, dan dimana
lokasinya.3

5. Pada bagian otot jantung juga diperhatikan ada atau tidak ditemukan perdarahan dan
nekrosis dan dibagian mana.

7.0 PEMERIKSAAN PENUNJANG

7.1 Pemeriksaan laboratorium

7.1.1 Pemeriksaan kualitatif

▪ Uji dilusi alkali


Ambil dua tabung reaksi. Masukan ke dalam tabung pertama 1-2 tetes darah korban
dan tabung kedua 1-2 tetes darah normal sebagai kontrol. Encerkan masing-masing darah
dengan menambahkan 10 ml air sehingga warna merah pada kedua tabung kurang lebih
sama. Tambahkan pada masing-masing tabung 5 tetes larutan NaOH 10-20% lalu dikocok.
Darah normal akan cepat berubah warnanya menjadi merah hijau kecoklatan karena segera
terbentuk hematin alkali, sedangkan darah yang mengandung COHb tidak berubah warnanya
untuk beberapa waktu (tergantung pada konsentrasi COHb). COHb bersifat lebih resisten
terhadap pengaruh alkali. COHb dengan saturasi 20% memberi warna merah muda (pink)
yang bertahan selama beberapa detik, dan setelah 1 menit baru berubah warna menjadi coklat
kehijauan.

▪ Uji formalin (Eachlolz-Liebmann)

Darah yang akan diperiksa ditambahkan larutan formalin 40% sama banyaknya. Bila
darah mengandung COHb 25% saturasi maka akan terbentuk gumpalan (koagulasi) berwarna
merah yang mengendap pada dasar tabung reaksi. Semakin tinggi kadar COHb, semakin
merah warna koagulatnya. Sedangkan pada darah normal akan terbentuk koagulat yang
warna coklat.

7.1.2 Pemeriksaan kuantitatif

o Kromatografi gas

Cara kormatografi gas ini banyak dipakai untuk mengukur kadar CO dari sampel
darah mayat (darah tidak segar) dan hasilnya cukup dipercaya.

o Gettler-Freimuth

Prinsip kerja dari Gettler-Freimuth : Darah + kalium ferisianida  CO dibebaskan dari


COHb

Reaksi Kimianya : CO + PdO2 + H2O  Pd + CO2 +HCl

Paladium (Pd) ion akan diendapkan pada kertas saring berupa endapan warna hitam.
Bandingkan intensitas warna hitam yang sudah didapatkan dari pemeriksaan tersebut
terhadap darah dengan kadar COHb yang diketahui, maka akan dapat ditentukan konsentrasi
COHb secara semi kuantitatif pula.

7.2 Pemeriksaan radiologi

Pada pemeriksaan radiologi lihat ada kelainan atau tidak. Misalnya ditemukan bercak
perdarahan pada substansia putih di otak.

8.0 TEORI PEMERIKSAAN TANATOLOGI

1. Livor mortis

Livor mortis atau lebam mayat terjadi akibat pengendapan eritrosit sesudah
kematian akibat berentinya sirkulasi dan adanya gravitasi bumi . Eritrosit akan menempati
bagian terbawah badan dan terjadi pada bagian yang bebas dari tekanan. Muncul pada
menit ke-30 sampai dengan 2 jam. Intensitas lebam jenazah meningkat dan menetap 8-12
jam. Lebam jenazah normal berwarna merah keunguan. Tetapi pada keracunan sianaida
(CN) dan karbon monoksida (CO) akan berwarna merah cerah (cherry red).

2. Rigor Mortis

Rigor mortis atau kaku jenazah terjadi akibat hilangnya ATP. ATP digunakan
untuk memisahkan ikatan aktin dan myosin sehingga terjadi relaksasi otot. Namun karena
pada saat kematian terjadi penurunan cadangan ATP maka ikatan antara aktin dan myosin
akan menetap (menggumpal) dan terjadilah kekakuan jenazah. Rigor mortis akan mulai
muncul 2 jam postmortem semakin bertambah hingga mencapai maksimal pada 12 jam
postmortem. Kemudian setelah itu akan berangsur-angsur menghilang sesuai dengan
kemunculannya. Pada 12 jam setelah kekakuan maksimal (24 jam postmortem) kaku
jenazah sudah tidak ada lagi. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku jenazah
adalah suhu tubuh, volume otot dan suhu lingkungan. Makin tinggi suhu tubuh makin
cepat terjadi kaku jenazah. Rigor mortis diperiksa dengan cara menggerakkan sendi fleksi
dan antefleksi pada seluruh persendian tubuh.

Hal-hal yang perlu dibedakan dengan rigor mortis atau kaku jenazah adalah:
1. Cadaveric Spasmus, yaitu kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap
sesudah kematian akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi
yang hebat sesaat sebelum mati.

2. Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein karena panas sehingga
serabut otot memendek dan terjadi flexi sendi. Misalnya pada mayat yang tersimpan
dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam waktu yang lama.

3. Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin sehingga terjadi
pembekuan cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemak subkutan sampai otot.

4. Body Temperature dimana pada saat sesudah mati, terjadi karena adanya proses
pemindahan panas dari badan ke benda-benda di sekitar yang lebih dingin secara
radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi. Penurunan suhu badan dipengaruhi oleh
suhu lingkungan, konstitusi tubuh dan pakaian. Bila suhu lingkugan rendah, badannya
kurus dan pakaiannya tipis maka suhu badan akan menurun lebih cepat. Lama
kelamaan suhu tubuh akan sama dengan suhu lingkungan. Perkiraan saat kematian
dapat dihitung dari pengukuran suhu jenazah perrektal (Rectal Temperature/RT). Saat
kematian (dalam jam) dapat dihitung rumus PMI (Post Mortem Interval) berikut.

5. Decomposition; Pembusukan jenazah terjadi akibat proses degradasi jaringan karena


autolisis dan kerja bakteri. Mulai muncul 24 jam postmortem, berupa warna kehijauan
dimulai dari daerah sekum menyebar ke seluruh dinding perut dan berbau busuk
karena terbentuk gas seperti HCN, H2S dan lainlain. Gas yang terjadi menyebabkan
pembengkakan. Akibat proses pembusukan rambut mudah dicabut, wajah
membengkak, bola mata melotot, kelopak mata membengkak dan lidah terjulur.
Pembusukan lebih mudah terjadi pada udara terbuka suhu lingkungan yang
hangat/panas dan kelembaban tinggi. Bila penyebab kematiannya adalah penyakit
infeksi maka pembusukan berlangsung lebih cepat.

8.1 PROSES-PROSES SPESIFIK PADA JENAZAH KARENA KONDISI KHUSUS

1. Mummifikasi
Mummifikasi terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi
dengan cepat. Mummifikasi terjadi pada 12-14 minggu. Jaringan akan berubah
menjadi keras, kering, warna coklat gelap, berkeriput dan tidak membusuk.

2. Adiposera

Adiposera adalah proses terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak dan
berminyak yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh postmortem. Lemak akan
terhidrolisis menjadi asam lemak bebas karena kerja lipase endogen dan enzim
bakteri. Faktor yang mempermudah terbentuknya adipocere adalah kelembaban dan
suhu panas. Pembentukan adipocere membutuhkan waktu beberapa minggu sampai
beberap bulan. Adipocere relatif resisten terhadap pembusukan.

3. Pengosongan Lambung

Pengosongan lambung dapat dijadikan salah satu petunjuk mengenai saat


kematian. Karena makanan tertentu akan membutuhkan waktu spesifik untuk dicerna
dan dikosongkan dari lambung. Misalnya sandwich akan dicerna dalam waktu 1 jam
sedangkan makan besar membtuhkan waktu 3 sampai 5 jam untuk dicerna.

4. Aktivitas Serangga

Aktivitas serangga juga dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian


yaitu dengan menentukan umur serangga yang biasa ditemukan pada jenazah.
Necrophagus species akan memakan jaringan tubuh jenazah. Sedangkan predator dan
parasit akan memakan serangga Necrophagus. Omnivorus species akan memakan
keduanya baik jaringan tubuh maupun serangga. Telur lalat biasanya akan mulai
ditemukan pada jenazah sesudah 1-2 hari postmortem. Larva ditemukan pada 6-10
hari postmortem. Sedangkan larva dewasa yang akan berubah menjadi pupa
ditemukan pada 12-18 hari.

8.2 CARA MATI

i. Alamia (sakit)

ii. Pembunuhan
iii. Bunuh diri

iv. Kecelakaan

v. Tak diketahui

8.3 SEBAB MATI

i. Asphyxia

ii. Gangguan sirkulasi otak

iii. Shock

iv. Kerusakan batang otak/sumsum tulang belakang

9.0 ASPEK HUKUM DAN PROSEDUR MEDIKOLEGAL

9.1 Kejahatan terhadap tubuh dan jiwa manusia

Pasal 338 KUHP

Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan,
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. 3

Pasal 339 KUHP

Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang
dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau
untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap
tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan
hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun. 3
Pasal 340 KUHP

Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh lima tahun.

Pasal 351 KUHP

1) Penganiyaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak 4500 rupiah.

2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun.

3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama7 tahun.

4) Dengan penganiyaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 353 KUHP

(1) Penganiayaan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling
lama 4 tahun.

(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.

(3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, dia dikenakan pidana penjara paling lama 9
tahun.

Pasal 354 KUHP


(1) Barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam, karena melakukan
penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.3

(2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama
sepuluh tahun.

Pasal 355 KUHP

(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama 12 tahun.3

(2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama
15tahun. 3

9.2 Kewajiban Dokter Membantu Peradilan

Pasal 133 KUHAP3

1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya.

2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan
diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan cap jabatan yang dilekatkan pada
ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

Pasal 179 KUHAP3


1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan
keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan
memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenanr-benarnya menurut
pengetahuan dalam bidang keahliannya.

9.3 Bentuk Bantuan Dokter bagi Peradilan dan Manfaatnya

Pasal 183 KUHAP

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannnya.

Pasal 184 KUHAP

1) Alat bukti yang sah adalah:

- Keterangan saksi

- Keterangan ahli

- Surat

- Pertunjuk

- Keterangan terdakwa

2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan3.

Pasal 186 KUHAP

Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
Pasal 180 KUHAP

1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang
pengadilan, Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar
diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.

2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap
hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim memerintahkan agar
hal itu dilakukan penelitian ulang.

3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang


sebagaimana tersebut pada ayat (2). 3

9.4 Sangsi bagi Pelanggar Kewajiban Dokter

Pasal 216 KUHP

1) Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh
pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak
sembilan ribu rupiah.3

2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undang-
undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan
umum.

3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan
yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidanya dapat ditambah
sepertiga.
Pasal 222 KUHP

Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan


mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.3

Pasal 224 KUHP

Barangsiapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau
jurubahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-undang
ia harus melakukannnya:

1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9


bulan.

2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan.

Pasal 522 KUHP

Barangsiapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau jurubahasa, tidak
datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak sembilan ratus
rupiah.

9.5 Bedah Mayat Klinis, Anatomis dan Transplantasi

Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat
Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia.3

Pasal 2 PP No 18/1981

Bedah mayat klinis hanya boleh dilakukan dalam keadaan sebagai berikut:
a. Dengan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya yang terdekat setelah
penderita meninggal dunia, apabila sebab kematiannya belum dapat ditentukan
dengan pasti;

b. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila diduga penderita
menderita penyakit yang dapat membahayakan orang lain atau masyarakat sekitarnya.

c. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya terdekat, apabila dalam jangka waktu 2
x 24 jam tidak ada keluarga terdekat dari yang meninggal dunia dating ke rumah
sakit.

10.0 INTERPRETASI TEMUAN

10.1 Kemungkinan Cara dan Sebab Mati Korban

Cara Kematian adalah macam kejadian yang menimbulkan penyebab kematian. Bila
kematian terjadi sebagai akibat suatu penyakit semata-mata maka cara kematian adalah wajar
(natural death). Bila kematian terjadi sebagai akibat cedera atau luka, atau pada seseorang
yang semula telah mengidap suatu penyakit. kematiannya dipercepat oleh adanya cedera atau
luka, maka kematian demikian adalah kematian tidak wajar (unnatural death). Kematian
tidak wajar ini dapat terjadi sebagai akibat kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan. Kadang
kala pada akhir suatu penyidikan, penyidik masih belum dapat menentukan cara kematian
dari yang bersangkutan, maka dalam hal ini kematian dinyatakan sebagai kematian dengan
cara yang tidak tertentukan.3 Dari Pemeriksaan Luar dan Dalam yang telah dilakukan, dapat
dinyatakan :

1. Kedua korban mengalami keracunan CO yang ditandai dari :

warna lebam mayat yang bewarna merah muda terang (cherry pink)

warna otot, organ dalam dan darah bewarna merah terang

pemeriksaan toksikologi terhadap COHb positif untuk kualitatif yaitu uji dilusi alkali
dan bernilai 2405ppm dan 2430ppm pada pemeriksan kuantitatf, kromatografi.

2. Korban meninggal secara tidak wajar akibat keracunan CO dengan posisi terlentang dari
lebam mayat yang ada pada punggung korban
10.2 Saat Mati Korban

Waktu Kematian diperkirakan sudah melewati dua belas jam bedasarkan :

- Kaku mayat yang sudah terjadi pada seluruh tubuh kedua mayat pada pemeriksaan pada
pukul 09.30 WIB,

- Lebam mayat yang menetap pada kedua punggung korban.

10.3 Mekanisme Kematian

Mekanisme Kematian adalah gangguan fisiologik dan atau biokimiawi yang


ditimbulkan oleh penyebab kematian sedemikian rupa sehingga seseorang tidak dapat terus
hidup.3

Mekanisme Kematian Kedua korban adalah anoksia pada jaringan otak bedasarkan
hasil pemeriksaan dalam otak yaitu adanya bintik pendarahan yang menyebar. Otak kecil dan
batang otak menunjukkan perdarahan baik pada permukaan maupun penampangnya.

Landasan teori:

Otak, pada substansia alba dan korteks kedua belah otak. globus palidus dapat
ditemukan petekiae. Kelainan ini tidak patognomonik untuk keracunan CO, karena setiap
keadaan hipoksia otak yang cukup lama dapat menimbulkan petekiae.Ensefalomalasia
simetris dapat ditemukan pada globus palidus yang juga tidak pato-gnomonik, karena dapat
juga ditemukan pada keracunan barbiturat akut dan arteriosklerotik pembuluh darah korpus
striatum.1

10.4 Karbon Monoksida

Karbon monoksida (CO) adalah racun yang tertua dalam sejarah menusia. Sejak
dikenal cara membuat api, manusia senantiasa terancam oleh asap yang mengandung CO.
Gas CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak merangsang selaput lendir,
sedikit lebih ringan dari udara sehingga mudah menyebar.1-3

Gas CO dapat ditemukan pada hasil pembakaran yang tidak sempurna dari karbon dan
bahan-bahan organik yang mengandung karbon. Sumber terpenting adalah motor yang
menggunakan bensin sebagai bahan bakar karena campuran bahan yang terbakar
mengandung bahan bakar lebih banyak dari pada udara sehingga gas yang dikeluarkan
mengandung 3-7% CO. Sumber lain CO adalah gas arang batu yang mengandung kira-kira
5% CO, alat pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas dan cerobong asap yang bekerja
tidak baik. Gas alam jarang sekali mengandung CO, tetapi pembakaran gas alam yang tidak
sempurna tetap akan menghasilkan CO. Pada kebakaran juga akan terbentuk CO. Asap
tembakau dalam orofaring menyebabkan konsentrasi yang diinhalasi menjadi kira-kira 500
ppm. Pada alat pemanas air berbahan bakar gas, jelaga yang tidak bersihkan pada pipa air
yang dibakar akan memudahkan terjadinya gas CO yang berlebihan. 1-3

Tabel 1. Gejala Keracunan CO Berkaitan dengan Kadar COHb Dalam Darah

% Saturasi COHb Gejala-gejala

10 Tidak ada

10-20 Rasa berat pada kening, mungkin sakit kepala ringan, pelebaran
pembuluh darah subkutan, dispnu, gangguan koordinasi.

20-30 Sakit kepala, berdenyut pada pelipis, emosional

30-40 Sakit kepala keras, lemah, pusing, penglihatan buram, mual dan
muntah, kollaps.

40-50 Sama dengan yang tersbut di atas tetapi dengan kemungkinan besar
untuk kollaps atau sinkop. Pernafasan dan nadi bertambah cepat,
ataksia.

50-60 Sinkop, pernafasan dan nadi bertambah cepat, koma dengan kejang
intermiten. Pernafasan Cheyne Stokes.

60-70 Koma dengan kejang, depresi jantung dan pernafasan, mungkin mati.

70-80 Nadi lemah, pernafasan lambat, gagal pernafasan dan mati.


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Jl. Arjuna Utara No.6 telp. 02156942061 Jakarta 11510

Nomor : 1068/ SK II /07/ 2016 Jakarta, 15 Disember 2016

Lampiran : -.-

Perihal : hasil bedah jenazah atas jenazah Reza

PROJUSTITIA

Visum Et Repertum

Yang bertanda tangan di bawah ini, Sintia, dokter pada Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, menerangkan bahwa atas
permintaan tertulis dari Kepolisian Sektor Kemang tertanggal 15 Disember 2016, Nomor :
161/VER/VII/2016/Sektor Kemang, maka pada tanggal lima belas Disember tahun dua ribu
enam belas, pukul sepuluh Waktu Indonesia Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah melakukan pemeriksaan bedah
jenazah atas jenazah yang menurut surat tersebut adalah :

Nama : Reza--------------------------------------------------------------------

Jenis kelamin : laki-laki.---------------------------------------------------------------

Umur : 55 tahun.---------------------------------------------------------------

Bangsa : Indonesia.--------------------------------------------------------------

Pekerjaan : Pengusaha.------------------------------------------------------------

Alamat : Jl. Kemang Raya No.49 RT 009.-----------------------------------

-----------------------------------------------Hasil Pemeriksaan -----------------------------------------

I. Pemeriksaan luar --------------------------------------------------------------------------------

1. Label mayat : ada.--------------------------------------------------------------------------


2. Tutup mayat: tidak ada.----------------------------------------------------------------------

3. Pakaian mayat :--------------------------------------------------------------------------

a. Celana panjang bahan sutra, warna biru muda, ukuran tiga puluh satu – tiga
puluh dua, Tidak ada bercak dan tidak ada robekan.-------------------------------

b. Celana dalam bahan katun, warna kuning polos. Tidak diketemukan apa-apa.--

c. Baju piyama berbahan sutra, warna biru muda, tanpa merk dan ukuran, pada
bagian depan kanan bawah terdapat kantong yang tidak berisikan apa-apa,
tidak terdapat bercak atau robekan. ----------------------------------------------------

4. Benda disamping mayat : tidak ada.-------------------------------------------------------

5. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, menetap. Lebam mayat terdapat pada
bagian punggung atas dan punggung kanan kiri sisi luar serta di kedua paha,
warna merah muda terang (cherry pink), dan menetap.----------------------------------

6. Mayat adalah seorang laki-laki, bangsa Indonesia, berumur lima puluh lima tahun,
kulit kuning, gizi cukup baik, panjang tubuh seratus enam puluh empat dan zakar
disunat.----------------------------------------------------------------------------------------

7. Identifikasi khusus : -------------------------------------------------------------------------

a. Pada perut kanan bawah terdapat jaringan parut bekas operasi, melintang
sepanjang lima sentimeter.---------------------------------------------------------

8. Rambut berwarna hitam, tumbuhnya lurus, panjang enam sentimeter.----------------


Alis mata berwarna hitam, tumbuhnya cukup tebal, panjang satu sentimeter.-------
Bulu mata berwarna hitam, tumbuhnya lentik, panjang lima milimeter.------------
Kumis dan jenggot tercukur rapi.----------------------------------------------------------

9. Kedua mata dalam keadaan tertutup. ------------------------------------------------------


Selaput bening mata jernih. Warna iris mata coklat, selaput bola mata putih.--------

10. Hidung berbentuk mancung.-----------------------------------------------------------------


Telinga berbentuk oval.--------------------------------------------------------------------
Mulut terbuka sepuluh milimeter, lidah tidak terjulur/tergigit.-------------------------

11. Gigi-geligi:-------------------------------------------------------------------------------------
Gigi geraham belakang ketiga pada rahang bawah kanan tidak ada.---------------
Seluruh gigi lainnya lengkap dua puluh sembilan buah.---------------------------------

12. Dari lubang mulut tidak ada kelainan.------------------------------------------------------


Dari lubang hidung tidak ada kelainan.---------------------------------------------------
Dari lubang telinga tidak ada kelainan.----------------------------------------------------
Dari lubang kemaluan tidak ada kelainan.-------------------------------------------------
Dari lubang pelepasan tidak keluar apa-apa.---------------------------------------------

13. Pada tubuh ada terdapat luka-luka: tidak diketemukan luka. ---------------------------

14. Patah tulang : tidak ada-----------------------------------------------------------------------

II. Pemeriksaan Dalam ( Bedah Jenazah ). ----------------------------------------------------

15. Jaringan lemak bawah kulit daerah dada dan perut berwarna kuning . Tebal di
daerah dada enam milimeter dan di daerah perut dua belas milimeter. Otot-otot
berwarna merah segar, cukup tebal.--------------------------------------------------------

16. Sekat rongga badan sebelah kanan setinggi sela iga keempat dan yang kiri
setinggi sela iga kelima.---------------------------------------------------------------------

17. Tulang dada dan iga-iga utuh.---------------------------------------------------------------

18. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak menunjukkan
kelainan.-------------------------------------------------------------------------------------

19. Kandung Jantung : tidak ada kelainan. ----------------------------------------------------


Rongga dada sebalah akan dan kiri tidak ada kelainan.---------------------------------

20. Selaput dinding perut warna putih kelabu mengkilat, otot dinding perut warna
merah muda segar atau terang.--------------------------------------------------------------
Dalam rongga perut tidak terdapat cairan.-------------------------------------------------

21. Lidah berwarna merah dan tidak ada kelainan. Tonsil tidak membesar. Kelenjar
gondok tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------

22. Kerongkongan kosong, selaput lendir berwarna putih.----------------------------------

23. Batang tenggorok berisi lendir.--------------------------------------------------------------

24. Jantung tidak ada kelainan. ----------------------------------------------------------------


25. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah coklat, perabaan seperti spons,
berat empat ratus lima puluh gram.--------------------------------------------------------
Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah coklat, perabaan seperti spons,
berat tiga ratus tujuh puluh gram.-----------------------------------------------------------

26. Hati berwarna merah coklat, permukaan rata, tepi tajam, perabaan kenyal padat,
penampang berwarna merah coklat dan gambaran hati jelas, berat seribu dua ratus
gram.--------------------------------------------------------------------------------------------

27. Kandung empedu berisi cairan warna hijau coklat, selaput lendir berwarna hijau
seperti beludru, saluran empedu tidak tersumbat.----------------------------------------

28. Limpa berwarna ungu kelabu, permukaannya keriput, perabaan kenyal,


penampang berwarna merah hitam dan gambaran limpa tampak jelas. Berat limpa
seratus sepuluh gram.------------------------------------------------------------------------

29. Kelenjar liur perut berwarna putih kekuningan, permukaan berbaga-baga atau
berbelah-belah, perabaan kenyal, pada penampang tidak ada kelainan dan
gambaran kelenjar jelas, berat delapan puluh gram.--------------------------------------

30. Lambung berisi cairan warna hijau kehitaman, berisi makanan terdiri nasi dan
sayur. Selaput lendirnya berwarna putih dan ada lipatan yang biasa. Tidak terdapat
kelainan.----------------------------------------------------------------------------------------
Usus dua belas jari panjang dua puluh sentimeter. Usus halus panjang sembilan
ratus lima belas sentimeter, umbai cacing sudah tidak ditemukan. Usus besar
panjang seratus enam puluh lima sentimeter. Pada usus tidak terdapat kelainan..---

31. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapesium. Kelenjar anak ginjal kiri
berbentuk bulan sabit, keduanya warna kuning coklat dan penampang berlapis.----
Gambaran kulit dan sumsum jelas, tidak terdapat kelainan. Berat anak ginjal
kanan delapan gram dan yang kiri beratnya sembilan gram.----------------------------

32. Ginjal kanan dan kiri simpai lemak tipis, simpai kedua ginjal tampak rata dan
licin, berwarna coklat dan mudah dilepas. Berat ginjal kanan sembilan puluh gram
dan ginjal kiri seratus gram.-----------------------------------------------------------------

33. Kandung kemih berisi cairan berwarna kekuningan, dan selaput lendirnya
berwarna putih.Tidak menunjukkan kelainan. --------------------------------------------
34. Kulit kepala bagian dalam bersih, tidak ada kelainan. Baik tulang tengkorak dan
penampang otak besar dan otak kecil tidak menunjukkan adanya kelainan.----------

35. Selanjutnya dapat ditentukan saluran luka bilamana ada. Pada korban tidak
ditemukan luka.--------------------------------------------------------------------------------

Kesimpulan :

Pada pemeriksaan mayat laki-laki berumur lima puluh lima tahun, tidak ditemukan
luka maupun tanda-tanda kekerasan. Pada korban ditemukan lebam mayat yang berwarna
merah muda terang atau cherry pink yang menandakan adanya keracunan karbonmonoksida.-

Sebab mati orang ini akibat keracunan gas karbonmonoksida yang berasal dari
kebocoran gas pada alat pemanas di kamar mandi yang terletak di dalam kamar tidur korban.
Saat kematian diperkirakan delapan jam dari pukul dua puluh dua Waktu Indonesia Barat.----

Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang


sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.-----------------------------------------

Dokter yang memeriksa,

Dr.Sintia

NIP 116
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Jl. Arjuna Utara No. 6 telp. 02156942061 Jakarta 11510

Nomor : 1069/ SK II /07/ 2016 Jakarta, 15 Disember 2016

Lampiran : -.-

Perihal : hasil bedah jenazah atas jenazah Suriati

PROJUSTITIA

Visum Et Repertum

Yang bertanda tangan di bawah ini, Sintia, dokter pada Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, menerangkan bahwa atas
permintaan tertulis dari Kepolisian Sektor Kemang tertanggal 15 Disember 2016, Nomor :
162/VER/VII/2012/Sektor Kemang, maka pada tanggal lima belas Disember tahun dua ribu
enam belas, pukul sepuluh Waktu Indonesia Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah melakukan pemeriksaan bedah
jenazah atas jenazah yang menurut surat tersebut adalah :

Nama : Suriati.-----------------------------------------------------------------

Jenis kelamin : perempuan.-------------------------------------------------------------

Umur : 50 tahun.---------------------------------------------------------------

Bangsa : Indonesia.--------------------------------------------------------------

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.--------------------------------------------------

Alamat : Jl. Kemang Raya No.49 RT 009.-----------------------------------

--------------------------------------------Hasil Pemeriksaan --------------------------------------------

I. Pemeriksaan luar --------------------------------------------------------------------------------

1. Label mayat : ada.--------------------------------------------------------------------------


2. Tutup mayat: tidak ada.----------------------------------------------------------------------

3. Pakaian mayat :--------------------------------------------------------------------------

a. Celana panjang bahan sutra, warna merah muda, ukuran tiga puluh. Tidak ada
bercak dan tidak ada robekan.----------------------------------------------------------

b. Celana dalam bahan katun, warna putih polos. Tidak diketemukan apa-apa.----

c. Baju piyama berbahan sutra, warna merah muda, tanpa merk dan ukuran, pada
bagian depan kanan bawah terdapat kantong yang tidak berisikan apa-apa,
tidak terdapat bercak atau robekan. ----------------------------------------------------

4. Benda disamping mayat : tidak ada.--------------------------------------------------------

5. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, menetap. Lebam mayat terdapat pada
bagian punggung atas dan punggung kanan kiri sisi luar serta di kedua paha,
warna merah muda terang (cherry pink), dan menetap.----------------------------------

6. Mayat adalah seorang perempuan, bangsa Indonesia, berumur lima puluh tahun,
kulit kuning, gizi cukup baik, panjang tubuh seratus lima puluh empat.--------------

7. Identifikasi khusus : tidak ada. -------------------------------------------------------------

8. Rambut warna coklat kehitaman, tumbuh lurus, panjang delapan puluh


sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------------

Alis mata berwarna hitam, tumbuhnya tipis, panjang satu sentimeter.----------------


Bulu mata berwarna hitam, tumbuhnya lentik, panjang enam milimeter.------------

9. Kedua mata dalam keadaan tertutup. ------------------------------------------------------


Selaput bening mata jernih. Warna iris mata hitam, selaput bola mata putih.--------

10. Hidung berbentuk pesek.---------------------------------------------------------------------


Telinga berbentuk oval.--------------------------------------------------------------------
Mulut terbuka sepuluh milimeter, lidah tidak terjulur/tergigit.------------------------

11. Gigi-geligi:-------------------------------------------------------------------------------------

Gigi geraham belakang ketiga pada rahang bawah kiri tidak ada.------------------
Seluruh gigi lainnya lengkap dua puluh sembilan buah.---------------------------------

12. Dari lubang mulut tidak ada kelainan.------------------------------------------------------


Dari lubang hidung tidak ada kelainan.---------------------------------------------------
Dari lubang telinga tidak ada kelainan.----------------------------------------------------
Dari lubang kemaluan tidak ada kelainan.-------------------------------------------------
Dari lubang pelepasan tidak keluar apa-apa.----------------------------------------------

13. Pada tubuh ada terdapat luka-luka: tidak diketemukan luka. ---------------------------

14. Patah tulang : tidak ada-----------------------------------------------------------------------

II. Pemeriksaan Dalam ( Bedah Jenazah ). ----------------------------------------------------

15. Jaringan lemak bawah kulit daerah dada dan perut berwarna kuning . Tebal di
daerah dada enam milimeter dan di daerah perut dua belas milimeter. Otot-otot
berwarna merah segar, cukup tebal.--------------------------------------------------------

16. Sekat rongga badan sebelah kanan setinggi sela iga keempat dan yang kiri setinggi
sela iga kelima.-----------------------------------------------------------------------------

17. Tulang dada dan iga-iga utuh.---------------------------------------------------------------

18. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak menunjukkan
kelainan.-------------------------------------------------------------------------------------

19. Kandung Jantung : tidak ada kelainan. ----------------------------------------------------


Rongga dada sebalah akan dan kiri tidak ada kelainan.----------------------------------

20. Selaput dinding perut warna putih kelabu mengkilat, otot dinding perut warna
merah muda segar atau terang.--------------------------------------------------------------
Dalam rongga perut tidak terdapat cairan.-------------------------------------------------

21. Lidah berwarna merah dan tidak ada kelainan. Tonsil tidak membesar. Kelenjar
gondok tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------

22. Kerongkongan kosong, selaput lendir berwarna putih.----------------------------------

23. Batang tenggorok berisi lendir.--------------------------------------------------------------

24. Jantung tidak ada kelainan. -----------------------------------------------------------------

25. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah coklat, perabaan seperti spons,
berat empat ratus gram.---------------------------------------------------------------------
Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah coklat, perabaan seperti spons,
berat tiga ratus empat puluh gram.----------------------------------------------------------
26. Hati berwarna merah coklat, permukaan rata, tepi tajam, perabaan kenyal padat,
penampang berwarna merah coklat dan gambaran hati jelas, berat seribu seratus
gram.--------------------------------------------------------------------------------------------

27. Kandung empedu berisi cairan warna hijau coklat, selaput lendir berwarna hijau
seperti beludru, saluran empedu tidak tersumbat.----------------------------------------

28. Limpa berwarna ungu kelabu, permukaannya keriput, perabaan kenyal,


penampang berwarna merah hitam dan gambaran limpa tampak jelas. Berat limpa
seratus lima gram.-----------------------------------------------------------------------------

29. Kelenjar liur perut berwarna putih kekuningan, permukaan berbaga-baga atau
berbelah-belah, perabaan kenyal, pada penampang tidak ada kelainan dan
gambaran kelenjar jelas, berat tujuh puluh delapan gram.-------------------------------

30. Lambung berisi cairan warna hijau kehitaman, berisi makanan terdiri nasi dan
sayur. Selaput lendirnya berwarna putih dan ada lipatan yang biasa. Tidak terdapat
kelainan.----------------------------------------------------------------------------------------
Usus dua belas jari panjang dua puluh sentimeter. Usus halus panjang sembilan
ratus tiga belas sentimeter, umbai cacing ditemukan. Usus besar panjang seratus
enam puluh tiga sentimeter. Pada usus tidak terdapat kelainan..-----------------------

31. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapesium. Kelenjar anak ginjal kiri
berbentuk bulan sabit, keduanya warna kuning coklat dan penampang berlapis.----
Gambaran kulit dan sumsum jelas, tidak terdapat kelainan. Berat anak ginjal
kanan tujuh gram dan yang kiri beratnya delapan gram.--------------------------------

32. Ginjal kanan dan kiri simpai lemak tipis, simpai kedua ginjal tampak rata dan
licin, berwarna coklat dan mudah dilepas. Berat ginjal kanan delapan puluh
sembilan gram dan ginjal kiri sembilan puluh lima gram.-------------------------------

33. Kandung kemih berisi cairan berwarna kekuningan, dan selaput lendirnya
berwarna putih. Tidak menunjukkan kelainan. -------------------------------------------

34. Kulit kepala bagian dalam bersih, tidak ada kelainan. Baik tulang tengkorak dan
penampang otak besar dan otak kecil tidak menunjukkan adanya kelainan.----------

35. Selanjutnya dapat ditentukan saluran luka bilamana ada. Pada korban tidak
ditemukan luka.--------------------------------------------------------------------------------
Kesimpulan :

Pada pemeriksaan mayat perempuan berumur lima puluh tahun, tidak ditemukan luka
maupun tanda-tanda kekerasan. Pada korban ditemukan lebam mayat yang berwarna merah
muda terang atau cherry pink yang menandakan adanya keracunan karbonmonoksida.---------

Sebab mati orang ini akibat keracunan gas karbonmonoksida yang berasal dari
kebocoran gas pada alat pemanas di kamar mandi yang terletak di dalam kamar tidur korban.
Saat kematian diperkirakan delapan jam dari pukul dua puluh dua Waktu Indonesia Barat.----

Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang


sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.-----------------------------------------

Dokter yang memeriksa,

Dr.Sintia

NIP 116
11.0 ASPEK ASURANSI JIWA

Di Indonesia, perusahaan asuransi bekerja dengan landasan yuridis yang kuat, yaitu Undang-
undang nomor 2 tahun 1992, tentang Perasuransian. Sejauh ini bentuk badan hukum Asuransi
tersebut adalah : perseroan terbatas (PT), pesero (BUMN) dan Koperasi.4

11.1 Asuransi Jiwa

Asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup
atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.4

a. Model Cashback.

Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) menyerahkan polis asuransi guna mendapatkan
dana segar yang dibutuhkan untuk perkuatan modal kerja. Umumnya perusahaan asuransi
memberikan fasilitas ini. Dalam model ini UKM yang memilki polis asuransi jiwa akan
membayarkan premi yang dibayarkan secara berkala (sesuai dengan kesepakatan) sampai
dengan periode tertentu. Premi yang dibayarkan akan memiliki nilai tunai yang terakumulasi
setiap periode. Pada saat mencapai periode-n jumlah nilai tunai telah melewati batas masa
dimana nilai tunai dapat diambil (cash). Nilai tunai yang terakumulasi sampai dengan
periode-n oleh UKM dapat dimanfaatkan kembali dengan status sebagai dana pinjaman
(kredit) kepada perusahaan asuransi. Besarnya dana yang bisa dipinjam kembali adalah
sebesar prosentase yang ditentukan oleh perusahaan asuransi atau atas kesepakatan bersama.
Pengembalian dana tersebut salah satu alternatifnya adalah diangsur/dicicil sesuai dengan
kesepakatan (waktu, bunga, cara pengembalian, dst). Misalnya kesepakatanya adalah dicicil,
jadi setelah periode-n UKM memilki beban sebesar premi yang harus dibayar (lanjutan)
ditambah dengan beban cicilan.4

11.2 Klaim Asuransi

Secara umum klaim diartikan sebgai suatu tuntutan atas suatu hak, yang timbul karena
persyaratan dalam perjanjian yang ditentukan sebelumnya telah dipenuhi. Sedangkan secara
khusus klaim asuransi jiwa adalah suatu tuntutan dari pihak Pemegang polis/ yang ditunjuk
kepada pihak Asuransi, atas sejumlah pembayaran Uang Pertanggungan (UP) atau Nilai
Tunai yang timbul karena syaratsyarat dalam perjanjian asuransinya telah dipenuhi.4
a. Penyebab Klaim6

1. Tertanggung meninggal dunia

2. Pemegang polis menghentikan pembayaran preminya dan memutuskan perjanjian


asuransinya pada saat polisnya sudah mempunyai nilai tunai.

3. Perjanjian asuransi sudah berakhir sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam
polis dan kewajiban pemegang polis telah terpenuhi atau polis dalam keadaan
kolapstetapi telah mempunyai nilai tunai (habis kontrak bebas premi).

4. Tertanggung mendapat kecelakaan

5. Tertanggung karena suatu penyakit perlu diopname atau rawat jalan.

b. Macam-Macam Klaim

Klaim asuransi adalah tergantung kepada jenis asuransi yang dipilih. Namun
demikian klaim asuransi bisa dilakukan untuk kondisi meninggal dunia, penebusan nilai
tunai, habis kontrak atau untuk hal yang spesifik klaim bisa dilakukan untuk klaim
pengobatan, rawat inap dan sebagainya.4

1. Klaim Meninggal Dunia

Timbul jika tertanggung/ peserta yang tercantum dalam polis meninggaldunia, sedang
polisnya dalam keadaan berlaku (inforce). Klaim Meninggal, untuk perseorangan dan
kumpulan dilakukan dengan melengkapi:

a) Polis asli atau duplikat polis bila polis asli hilang atau sertifikat pengganti polis / surat
pengakuan utang bila polis asli menjadi jaminan pinjaman.

b) Kuitansi asli bukti pembayaran premi terakhir.

c) Surat keterangan meninggal dunia dari Lurah/Kepala Desa yang dilegalisir oleh Camat,
atau Akte Kematian.

d) Surat Keterangan dari Kepolisian atau pihak yang berwenang apabila tertanggung
meninggal karena kecelakaan.

e) Surat pengajuan klaim meninggal dunia.

f) Daftar pertanyaan klaim.

2. Klaim Penebusan
Timbul jika polis sudah mempunyai nilai tunai, sedangkan pemegang polis memutuskan
perjanjian asuransinya. Klaim Penebusan untuk perseorangan dan kumpulan dapat dilakukan
dengan melengkapi :

a) Polis asli atau pengganti polis.

b) Kuitansi asli pembayaran premi terakhir yang dikeluarkan oleh AJB Bumiputera 1912.

c) Mengisi dan menyampaikan surat pengajuan kalim.

d) Bukti diri identitas/KTP/SIM pemegang polis/tertanggung.

3. Klaim Habis Kontrak

Timbul jika jangka waktu perjanjian asuransi sudah berakhir, sedang polisnya dalam keadaan
inforce (premi telah dibayar sampai jangka waktu kontrak). Klaim Kecelakaan untuk
perseorangan dan kumpulan dilakukan dengan memenuhi persyaratan :

a) Polis asli atau duplikat bila Polis asli hilang atau sertifikat pengganti polis, surat
pengakuan hutang bila polis asli menjadi jaminan pinjaman.
b) Kuitansi asli bukti pembayaran premi terakhir.
c) Surat pengajuan klaim.
d) Fotocopy bukti diri Pemegang Polis
4. Klaim Kecelakaan

Timbul akibat peserta mendapatkan kecelakaan dan polisnya masih berlaku (inforce.)

5. Klaim (Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan) plus Rawat jalan

Timbul akibat peserta menderita suatu penyakit dan perlu diopname atau cukup hanya dengan
rawat jalan saja. Klaim (Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan) plus tambahan Rawat jalan,
untuk perseorangan dan kumpulan, dilakukan dengan melengkapi :

a) Mencantumkan nomor kepesertaannya


b) Semua bukti-bukti biaya Asuransi Rawat Inap (ARIP) /Rawat Jalan (RAJA).
c) Surat keterangan dari rumah sakit yang merawat.
Formulir dan dokumen yang diperlukan oleh Perusahaan Asuransi Jiwa untuk memproses
klaim meninggal dunia, terutama formulir yang harus diperoleh atau yang disediakan dari
perusahaan asuransi jiwa.5

1. Tertanggung
Orang yang atas jiwanya diasuransikan, misalnya anda membeli polis untuk anak anda maka
dalam hal ini anak anda adalah tertanggung. Jika anda membeli polis untuk diri anda sendiri
maka status anda adalah tertanggung.5

2. Pemegang Polis

Pemegang polis adalah orang yang mempunyai kepentingan atas jiwa tertanggung yang
mengadakan perjanjian dengan Perusahaan asuransi jiwa untuk mengasuransikan
tertanggung. dengan contoh yang sama dengan diatas maka anda adalah Pemegang Polis.5

a. Jika yang meninggal dunia dalam hal ini adalah tertanggung maka dokumen yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut:

▪ Formulir pengajuan klaim kematian —-> dari perusahaan asuransi jiwa

▪ Formulir keterangan ahli waris —> dari perusahaan asuransi jiwa

▪ Formulir keterangan dokter —> dari perusahaan asuransi jiwa

▪ Fotocopy identitas tertanggung dan ahli waris/pihak yang ditunjuk

▪ Polis asli

▪ Fotocopy kartu keluarga dan akte lahir apabila pembayaran klaim diwakilkan oleh orang
tua kandung

▪ Akte kematian (asli/legalisir) atau surat keterangan meninggal dari pemerintah daerah
dan dari pihak medis (asli/legalisir)

▪ Surat Penetapan Perwalian dari PN jika ahli waris berusia ≤18 tahun dan kedua orang tua
telah meninggal dunia. Apabila tertanggung adalah suami/istri, dengan ahli waris anak
yang masih ≤18 tahun dan suami istri telah bercerai dan salah satu dari orang tua yang
masih hidup tersebut tidak memiliki hak asus/wali atas keputusan pengadilan maka harus
menyertakan keputusan tersebut dan surat penunjukan pengadilan mengenai penunjukan
hak wali/asuh dari anak tersebut.

▪ Surat Keterangan Kecelakaan dari kepolisian apabila meninggal karena kecelakaan

▪ Apabila pembayaran akan dikuasakan kepada suami/istri/orangtua/anak, harus


menyerahkan surat kuasa disertai materai —> dari perusahaan asuransi jiwa

b. Jika yang meninggal dunia adalah pemegang polis dan almarhum mengambil rider
Payor maka dokumen yang dbutuhkan adalah sebagai berikut:5
▪ Formulir Pengajuan Klaim Payor —> dari perusahaan asuransi jiwa

▪ Formulir Keterangan Ahli Waris —> dari perusahaan asuransi jiwa

▪ Formulir Keterangan Dokter —> dari perusahaan asuransi jiwa

▪ Fotocopy ID Pemegang Polis dan Ahli Waris

▪ Fotocopy Kartu Keluarga

▪ Akte kematian (asli/legalisir) atau Surat Keterangan Meninggal dari Pemerintah Daerah
dan dari pihak medis (asli/legalisir)

▪ Surat Keterangan Kecelakaan dari kepolisian apabila meninggal karena kecelakaan

▪ Surat Keterangan Pemegang Polis yang akan mengambil alih menjadi pemegang polis
baru (harus mengikuti prinsip insurable interest). Apabila yang berhak lebih dari 1 orang
(mis: anak-anak, atau ayah-ibu) maka Surat Pernyataan ditandatangani semua pihak
untuk mengetahui dan menyetujui perihal pengambilalihan pemegang polis tersebut —>
dari perusahaan asuransi jiwa.
Kebijakan perusahaan asuransi jiwa yang satu dengan lainnya kadang berbeda mungkin pada
perusahaan lain dokumen yang dibutuhkan bisa lebih banyak atau lebih sedikit tergantung
dari kebijakan perusahaan asuransi jiwanya, tetapi secara garis besar perusahaan asuransi
jiwa akan mengacu kepada dokumen dokumen diatas.

KESIMPULAN

Kesimpulannya, seorang dokter berkewajiban untuk membantu penyidikan suatu


tindak pidana dan seorang dokter harus memiliki kemampuan untuk membuat visum serta
hal-hal yang terkandung di dalamnya meliputi tanatologi forensik, toksikologi forensik,
identifikasi forensik serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan ilmu kedokteran forensik.

Sebab mati pada kasus ini adalah karena keracunan karbon monoksida akibat dari
kebocoran dari alat pemanas air di kamar mandi. Cara kematian tidak wajar dan dalam kasus
ini, korban meninggal akibat dari kecelakaan. Mekanisme kematian pula, adalah gangguan
fisiologik dan atau biokimiawi yang ditimbulkan oleh penyebab kematian. Pada kasus ini,
kemungkinan mekanisme kematiannya karena proses keracunan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai