Anda di halaman 1dari 11

Pemanfaatan Monumen Perjuangan Bangsal sebagai Sumber Belajar

Sejarah Bagi Generasi Muda di Desa Dalung, Badung

Oleh:
Putu Puspa Erlita Suardi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha
putu_erlita@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui strategi yang dipergunakan dalam
pemanfaatan Monumen Perjuangan Bangsal sebagai sumber belajar sejarah bagi
generasi muda di Desa Dalung, (2) mengetahui cara/ metode pembelajaran yang
diterapkan dalam memfungsikan Monumen Perjuangan Bangsal sebagai sumber
belajar sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan tahap-tahap
yang dilakukan dalam penelitian adalah (1) penentuan rancangan penelitian, (2)
penentuan lokasi penelitian, (3) penentuan informan, (4) pengumpulan data, (5)
validitas data yang terdiri dari triangulasi data dan triangulasi metode, (6) analisis
data. Hasil penelitian menunjukkan dua sekolah yang berlokasi dekat dengan
monumen, yaitu SMAN 1 Kuta Utara dan SD Negeri 1 Dalung, memanfaatkan
monumen perjuangan Bangsal sebagai sumber belajar sejarah. Cara
pemanfaatannya adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual
(Contekstual Teaching Learning) dengan beberapa metode pembelajaran. Guru
SMAN 1 Kuta Utara menggunakan metode penjelajahan lingkungan sekitar dan
metode studi sejarah murni. Sedangkan guru SD Negeri 1 Dalung menggunakan
metode sosialisasi dalam pemanfaatan monumen ini sebagai sumber belajar.

ABSTRACT

This study aims to (1) determine the strategy used in the utilization of Monumen
Perjuangan Bangsal as a learning resource for the history of the young generation
in the Dalung village, (2) knowing learning methods applied to the functioning of
Monumen Perjuangan Bangsal as a source of learning history. This research is a
qualitative research, the stages are carried out in this study were (1) determination
of the study design, (2) determining the location of the research, (3) determination
of the informant, (4) data collection, (5) the validity of the data consists of
triangulation data and triangulation methods, (6) data analysis. The results showed
that two schools located near monuments, which SMAN 1 Kuta Utara and SD
Negeri 1 Dalung, utilizing Monument Perjuangan Bangsal as a learning history.
How to use is to use contextual learning strategy (Contekstual Teaching Learning)
with several learning methods. Teachers SMAN 1 Kuta Utara use neighborhood
exploration method and the method of purely historical studies. While teachers
SD Negeri 1 Dalung using methods of socialization in the utilization of this
monument as a learning resource.

Kata Kunci : Monumen Perjuangan Bangsal, Strategi Pembelajaran,


Metode Pembelajaran

1
PENDAHULUAN penanaman nilai-nilai karakter bagi
Pendidikan merupakan usaha generasi muda dalam upaya
untuk mempersiapkan generasi membangun ideologi dan rasa
Bangsa menjadi manusia yang nasionalisme untuk pembangunan
memiliki kemampuan dalam jati diri dan karakter bangsa adalah
mengembangkan sumber daya yang sejarah. Pendidikan sejarah ini dapat
potensial. Dalam usaha untuk dibantu oleh peninggalan-
mencapai hal tersebut, maka sangat peninggalan sejarah maupun
diperlukanlah suatu usaha kreatif bangunan memorial yang
bagi penyelenggaraan pendidikan, mengandung nilai-nilai tertentu
terutama bagi generasi muda untuk sesuai dengan peristiwa sejarah yang
dapat menjadi sosok generasi yang melatarbelakanginya. Salah satunya
dapat membangun bangsa. adalah monumen yang berfungsi
Pendidikan yang dilaksanakan sebagai “memorial building” atau
bukanlah terbatas hanya pendidikan simbol ingatan terhadap suatu
di sekolah, akan tetapi pendidikan peristiwa sejarah.
luar sekolah yaitu dari masyarakat Maryati (2004)
(Rediasa, 2012: 01). mengemukakan bahwa, sebuah
Generasi muda sebagai bangunan yang bernama monumen
generasi penerus bangsa didorong mampu menghadirkan kepada
untuk bertindak kepahlawanan dalam generasi berikutnya pengalaman para
pembangunan atau mewarisi sifat- nenek moyang dan para
sifat kepahlawanan generasi pendahulunya. Dengan kata lain
sebelumnya. Nilai-nilai disini kita dihadapkan dengan suatu
kepahlawanan harus ditanamkan reaktualisasi pengalaman kolektif
pada generasi muda agar selalu cepat suatu bangsa yang disebut dengan
tanggap dan mampu mengatasi sejarah (Maryati, 2004: 15).
tantangan-tantangan pembangunan Monumen perjuangan sebagai
seperti keterbelakangan, frustasi sebuah memorial memiliki potensi
mental, sifat pesimistis, dan lain-lain sumber daya yang dapat
(Budiyasa, 2010: 111). dimanfaatkan oleh masyarakat,
Salah satu mata pelajaran terutama generasi muda terkait
yang berperan vital dalam dengan sumber belajar.

2
Salah satu monumen yang saja. Hal ini terutama ditujukkan
dapat dipergunakan sebagai sumber dalam mata pelajaran sejarah yang
belajar sejarah adalah Monumen terkesan membosankan. Melalui
Perjuangan Bangsal kawasan penelitian ini, metode-metode belajar
pertigaan Gaji - Dalung - Sempidi baru dapat digunakan sebagai
yang terletak di Kabupaten Badung. reaktualisasi dalam penggunaan
Monumen ini bisa menjadi salah satu sumber belajar sejarah daerah
tujuan untuk mengadakan melaksanakan kegiatan belajar
pembelajaran di luar ruangan. mengajar belajar secara aktif dan
Sejarah yang selama ini terkesan kreatif.
membosankan, melalui monumen ini
yang dimanfaatkan sebagai sumber METODE PENULISAN
belajar sejarah, dapat dijadikan Pada penelitian ini, penulis
sebagai salah satu alternatif untuk menggunakan metode penelitian
dapat merangsang niat belajar siswa kualitatif. Tahap-tahap dari penelitian
dalam mata pelajaran sejarah. kualitatif adalah sebagai berikut.
Berdasarkan latar belakang di (1) Rancangan Penelitian
atas, penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini adalah penelitian
mengetahui strategi dalam kualitatif yang bertujuan untuk
pemanfaatan Monumen Perjuangan mendeskripsikan dan
Bangsal sebagai sumber belajar menganalisis fenomena,
sejarah bagi generasi muda di Desa peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
Dalung. Ini terkait pula dengan kepercayaan, persepsi,
metode pembelajaran yang pemikiran orang secara
digunakan oleh guru/ sekolah dalam individual maupun kelompok,
menggunakan monumen sebagai beberapa deskripsi digunakan
sumber belajar sejarah. Maka dari untuk menemukan prinsip-
itu, penelitian pendidikan sejarah ini, prinsip dan penjelasan yang
dapat dijadikan sebagai suatu bahan mengarah pada penyimpulan.
untuk mengembangkan metode-
metode belajar yang inovatif oleh
sekolah, sehingga tidak hanya
terbatas pada pembelajaran verbal (2) Penentuan Lokasi Penelitian

3
Penelitian ini berlokasi di Desa masa depan masyarakat dan
Dalung, Kecamatan Kuta Utara, kebudayaan ditentukan oleh sikap
Badung. dan perilaku kalangan generasi muda
(3) Teknik Penentuan Informan bersangkutan. Dengan demikian
Penentuan informan dalam permasalahan di kalangan generasi
penelitian ini menggunakan muda perlu mendapat perhatian
teknik purposive sampling. untuk meningkatan kualitas hidup
Informan kunci disini adalah generasi muda itu sendiri,
guru sejarah SMAN 1 Kuta masyarakat, bangsa dan negara.
Utara, Bapak Made Murtono dan (Armini, 2005: 67). Berdasarkan hal
guru kelas IV SD Negeri 1 tersebut, Monumen Perjuangan
Dalung, Ibu Ni Nyoman Bangsal memiliki peran yang vital
Warnasih. bagi generasi muda Desa Dalung
(4) Teknik Pengumpulan Data sebagai sumber belajar sejarah, agar
Pengumpulan data dalam generasi muda Desa Dalung
penelitian ini menggunakan memiliki kepribadian dan dapat terus
teknik observasi, wawancara dan membawa Bangsa Indonesia
studi dokumentasi. khusunya Desa Dalung ke arah yang
(5) Validitas Data lebih baik sesuai dengan cita-cita
Teknik cross cek data dalam para pendahulunya.
Monumen Perjuangan
penelitian ini menggunakan
Bangsal sebagai salah satu warisan
metode triangulasi yaitu teknik
sejarah sangat dibutuhkan disaat
triangulasi data dan triangulasi
sekarang ini dalam rangka pencarian
metode.
identitas diri dan menumbuhkan jati
(6) Teknik Analisis Data
diri serta kepribadian yang positif
Pada penelitian ini analisis data
dalam menghadapi tantangan zaman
yang digunakan adalah model
maupun dalam mengisi kemerdekaan
analisis interaktif.
ke depan. Hal ini sesuai dengan
empat fungsi monumen yaitu sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
sarana edukatif, rekreatif, inspiratif
Keberadaan generasi muda di
dan instruktif. Keempat fungsi
masyarakat tidak dapat diabaikan
tersebut terealisasikan dari beberapa
begitu saja karena kelangsungan

4
cara dalam fungsi Monumen membantu guru mengaitkan antara
Perjuangan Bangsal sebagai sumber materi yang diajarkan dengan situasi
belajar sejarah yang dijabarkan dunia nyata peserta didik dan
dalam dua sub pembahasan berikut. mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang
Strategi yang Digunakan dalam
dimilikinya dengan penerapannya
Memanfaatkan Monumen
dalam kehidupan mereka sebagai
Perjuangan Bangsal sebagai
anggota masyarakat (Depdiknas,
Sumber Belajar Sejarah
2002: 1). Hal ini senada dengan yang
Berbicara mengenai
diungkapkan oleh guru sejarah
Monumen Perjuangan Bangsal
SMAN 1 Kuta Utara, Bapak Made
sebagai sumber belajar, maka sasaran
Murtono (berdasarkan wawancara
yang dituju yaitu sekolah (guru dan
tanggal 16 November 2012) tentang
siswa). Berdasarkan hal tersebut,
strategi pembelajaran kontekstual
peneliti mengambil sampel (contoh)
dan penerapannya melalui penelitian
pemanfaatan Monumen Perjuangan
langsung di lapangan. Setiap
Bangsal sebagai sumber belajar bagi
tahunnya guru sejarah kelas X
generasi muda Desa Dalung, dari dua
SMAN 1 Kuta Utara menugaskan
sekolah yang berlokasi tidak jauh
siswa untuk mengadakan penelitian
dari monumen. Dua sekolah yang
langsung ke lapangan dengan
penulis jadikan sampel adalah SD
mengunjungi suatu situs sejarah atau
Negeri 1 Dalung dan SMA Negeri 1
meneliti suatu adat istiadat tertentu
Kuta Utara. Berdasarkan hasil
yang khas di lingkungan sekitar.
observasi baik di SMAN 1 Kuta
Salah satunya adalah kunjungan
Utara maupun di SD Negeri 1
siswa dalam tugas penelitian ke
Dalung, strategi pembelajaran yang
Monumen Perjuangan Bangsal. Ia
dipergunakan oleh guru dalam
juga menyatakan bahwa:
pemanfaatan Monumen Perjuangan
“Penelitian secara langsung di
Bangsal sebagai sumber belajar
lapangan bertujuan untuk
sejarah adalah strategi pembelajaran memberikan pemahaman
secara nyata kepada mereka
kontekstual (Contekstual Teaching
dalam melakukan penelitian
Learning). Pendekatan CTL kelapangan secara langsung.
Walaupun hasil karya anak-
merupakan konsep belajar yang
anak itu tidak sempurna, akan

5
tetapi setidaknya format hasil Metode Pembelajaran yang
penelitian mereka sudah
Diterapkan dalam Memfungsikan
mengacu pada pedoman
penulisan skripsi atau karya Monumen Perjuangan Bangsal
ilmiah”
sebagai Sumber Belajar Sejarah
Berdasarkan hasil observasi
Inilah salah satu dari kelebihan
dan wawancara yang dilakukan di
dari strategi pembelajaran
SMA Negeri 1 Kuta Utara dan SD
kontekstual (CTL) yaitu siswa
Negeri 1 Dalung, maka dapat
mendapatkan pengalaman secara
dijabarkan metode pembelajaran
langsung, sehingga ingatan siswa
yang digunakan dalam
terhadap suatu materi menjadi lebih
memanfaatkan Monumen Perjuangan
tajam. Maka dari itu, strategi ini
Bangsal sebagai sumber belajar
dipergunakan oleh guru SMAN 1
sejarah. Pertama, hasil yang
Kuta Utara dan SD Negeri 1 Dalung
diperoleh di SMAN 1 Kuta Utara,
dalam memfungsikan Monumen
dapat diketahui bahwa, guru sejarah
Perjuangan Bangsal sebagai sumber
di sekolah ini menggunakan dua
belajar sejarah. Pendekatan
metode dalam pemanfaatan
pembelajaran sejarah melalui
Monumen Perjuangan Bangsal
penggunaan Monumen Perjuangan
sebagai sumber belajar sejarah siswa-
Bangsal sebagai sumber belajar
siswi kelas X semester I (gasal).
melalui CTL ini dapat dijalankan
Mengambil acuan pada buku
melalui enam metode yaitu (1)
paket “Sejarah untuk SMA Kelas X
Metode sosialisasi informasi sejarah
karangan I Wayan Badrika (2006)”
lokal dari guru kepada siswa tanpa
pada semester gasal (I), siswa SMA
mewajibkan siswa berada di lokasi;
kelas X mendapatkan mata pelajaran
(2) Metode penjelajahan lingkungan
sejarah yang di dalamnya terdapat
sekitar; (3) Metode lawatan sejarah;
materi “Prinsip-Prinsip Dasar
(4) Metode wisata sejarah; (5)
Penelitian Sejarah” dengan Standar
Metode studi sejarah murni; (6)
Kompetensi “Memahami Prinsip
Metode kemah budaya.
Dasar Ilmu Sejarah” dan Kompetensi
Dasar “Menggunakan Prinsip-prinsip
Dasar Penelitian Sejarah”. Dalam SK

6
dan KD terdapat beberapa indikator maka kelas siswa kelas X.1 dibagi
sebagai berikut: menjadi 4 (empat) kelompok kecil
1. Mendeskripsikan prinsip-prinsip untuk diberikan tugas penelitian
dasar penelitian sejarah lapangan. Satu kelompok terdiri dari
2. Menerapkan prinsip kronologis 6 sampai 7 orang.
dalam penelitian sejarah. Kemudian, metode pertama
3. Mendeskripsikan peristiwa, yang digunakan yaitu model
peninggalan sejarah dan penjelajahan lingkungan sekitar. Hal
monumen peringatan bersejarah ini berkaitan dengan observasi
yang ada di sekitar. mengenai apa saja yang terdapat di
Berdasarkan materi dan SK, Monumen Perjuangan Bangsal,
KD beserta indikator yang ada, maka bagaimanakah situasi lingkungannya
guru mata pelajaran sejarah di sehingga Monumen Perjuangan
SMAN 1 Kuta Utara menggunakan Bangsal dipilih sebagai tempat bagi
Monumen Perjuangan Bangsal basis gerakan perjuangan bawah
sebagai salah satu objek tujuan siswa tanah rakyat Bali.
Cara yang kedua yaitu melalui
dalam merealisasikan langkah-
metode studi sejarah murni. Metode
langkah penelitian sejarah sesuai apa
kedua ini berkaitan dengan metode
yang didapatkannya dalam materi
pertama. Akan tetapi dalam metode
“Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian
kedua lebih ditekankan pada hasil
Sejarah”. Dalam materi ini, tidak
akhir dari penelitian sejarah
seluruh siswa ditugaskan untuk
murninya. Dalam pelaksanaan
mengadakan penelitian ke Monumen
pembelajaran materi “Prinsip-Prinsip
Perjuangan Bangsal. Ini disebabkan
Dasar Penelitian Sejarah” dengan
karena siswa dalam satu kelas dibagi
menggunakan metode CTL ini, guru
menjadi beberapa kelompok kecil,
memberikan tugas akhir semester
dimana masing-masing kelompok
kepada siswa dalam bentuk
mengadakan penelitian di tempat/
portofolio atau makalah. Salah satu
dengan objek yang berbeda.
kelompok (berdasarkan kelompok
Sebelumnya, guru memberikan
yang telah dibentuk sebelumnya)
materi terkait dengan prinsip-prinsip
diberikan tugas untuk meneliti
dasar penelitian sejarah. Setelah
mengenai sejarah Monumen
beberapa kali pertemuan/ tatap muka,

7
Perjuangan Bangsal. Tugas ini melakukan penelitian ke Monumen
seperti yang diterangkan oleh guru Perjuangan Bangsal. Diketahui
sejarah SMAN 1 Kuta Utara, Bapak bahwa siswa sangat antusias dengan
Murtono, merupakan tugas akhir ditugaskannnya mereka untuk
semester yang memiliki waktu mengadakan penelitian di Monumen
pengerjaan yang cukup lama, yaitu Perjuangan Bangsal. Hal ini
sekitar 2 bulan. Tugas ini merupakan menjadikan mereka lebih dapat
tugas terstruktur yang diberikan pada memahami materi prinsip-prinsip
akhir bulan Oktober dan disetorkan penelitian sejarah dan menambah
pada minggu kedua bulan Desember wawasan mereka tentang sejarah
dalam bentuk portofolio/ makalah. perang kemerdekaan di Bali,
Ini adalah output yang dihasilkan khususnya yang terjadi di lingkungan
dalam metode studi sejarah murni sekitarnya, yaitu di Desa Dalung.
yang dapat dijadikan sebagai nilai Kemudian, hasil yang kedua
tugas ataupun ulangan harian dalam yaitu pemanfaatan Monumen
materi ini. Perjuangan Bangsal sebagai sumber
Menurut keterangan guru
belajar bagi siswa di SD Negeri 1
sejarah SMAN 1 Kuta Utara, dengan
Dalung. Setelah melakukan
menggunakan strategi pembelajaran
wawancara dengan guru kelas IV di
ini dalam KBM, hasil evaluasi siswa
SD Negeri 1 Dalung, yaitu Ibu Ni
dalam materi ini mengalami
Nyoman Warnasih (43 th), dapat
peningkatan. Ini dikarenakan siswa
diketahui bahwa, lain halnya seperti
mengalami langsung atau dapat
di SMA Negeri 1 Kuta Utara,
melakukan praktek langsung
pembelajaran di Sekolah Dasar
kelapangan terkait dengan materi
bersifat lebih sederhana bila
prinsip-prinsip dasar penelitian
dibandingkan dengan di SMA. Maka
sejarah. Maka dari itu, ingatan
dari itu, pemanfaatan Monumen
mereka tentang langkah-langkah
Perjuangan Bangsal sebagai sumber
penelitian sejarah tersebut lebih baik
belajar siswa siswi di SD Negeri 1
dari pada yang hanya mendengarkan
Dalung, hanya terbatas pada
penjelasan verbal dari guru. Hal
penyampaian materi terkait dengan
senada juga diungkapkan oleh siswa
contoh peninggalan sejarah. Materi
SMAN 1 Kuta Utara yang telah
ini terdapat pada pelajaran IPS (Ilmu

8
Pengetahuan Sosial) kelas IV Monumen Perjuangan Bangsal
semester I. sebagai contoh dalam materi
Metode ini termasuk dalam pelajaran IPS, siswa SDN 1 Dalung
tipe penyajian informasi sejarah lokal menjadi tahu bahwa di lingkungan
(sosialisasi) dari pengajar kepada sekitarnya, terdapat suatu tempat
peserta didik tanpa mengharuskan bersejarah yang memiliki peran
peserta didik berada di lapangan. dalam perjuangan kemerdekaan dan
Pertama, guru mengacu pada materi revolusi fisik rakyat Bali. Inilah
kelas IV SD, yaitu materi mengenai metode dan hasil yang diperoleh dari
“Menghargai Peninggalan Sejarah” pemanfataan Monumen Perjuangan
semester I. Buku yang dipakai Bangsal sebagai sumber belajar
sebagai pedoman adalah Buku Ilmu sejarah di SDN 1 Dalung.
Pengetahuan Sosial Kelas IV SD/
SIMPULAN
MI. Dalam materi “Menghargai
Peninggalan Sejarah” pada sub.
materi satu yaitu mengenai bentuk-
bentuk peninggalan sejarah, terdapat
beberapa tujuan pembelajaran yang
harus dicapai oleh siswa yaitu:
a. Memahami pengertian
peninggalan sejarah.
b. Menyebutkan contoh-contoh
peninggalan sejarah yang ada di
daerah masing-masing.
Berdasarkan materi dan tujuan
pembelajaran inilah Monumen
Perjuangan Bangsal dijadikan
sebagai salah satu contoh
peninggalan sejarah dalam bentuk
bangunan yaitu monumen melalui
metode ceramah/ sosialisasi kepada
siswa. Hasil evaluasi menunjukkan
bahwa dengan digunakannya

9
Monumen perjuangan sebagai sumber belajar siswa siswi di
Bangsal memiliki fungsi sebagai SD Negeri 1 Dalung, hanya terbatas
sumber belajar khususnya bagi pada penyampaian materi terkait
generasi Muda Desa Dalung. Adapun dengan contoh peninggalan sejarah
cara pemanfaatan Monumen (metode sosialisasi). Materi ini
Perjuangan Bangsal sebagai sumber terdapat pada pelajaran IPS (Ilmu
belajar oleh kalangan sekolah, dapat Pengetahuan Sosial) kelas IV
digambarkan dari hasil penelitian di (empat) SD semester I (gasal).
SMAN 1 Kuta Utara dan SDN 1 Berdasarkan hasil temuan di
Dalung. Berdasarkan hasil observasi, lapangan, maka dapat disarankan
guru SMAN 1 Kuta Utara kepada para guru atau pengajar
memanfaatkan Monumen Perjuangan lainnya, diharapkan Monumen
Bangsal sebagai sumber belajar Perjuangan Bangsal dapat
sejarah terutama dalam materi difungsikan sebagai salah satu
Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian sumber belajar bagi siswa, dimana
Sejarah di kelas X dengan nantinya dapat para pengajar
menggunkan strategi pembelajaran khusunya bagi guru sejarah dapat
kontekstual (CTL) dengan model mengembangkan media
penjelajahan lingkungan sekitar dan pembelajaran yang interaktif bagi
studi sejarah murni. para peserta didiknya, sehingga
Yang kedua, pemanfaatan pelajaran sejarah tidak terkesan
Monumen Perjuangan Bangsal monoton dan lebih variatif.

DAFTAR RUJUKAN
Armini, Drs. I.G.A. 2005. Perubahan Pekerjaan Generasi Muda Pedesaan di
Desa Nongan Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem ”Jurnal
Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional” (tidak diterbitkan).
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata: Balai Kajian Sejarah dan
Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT

Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untu SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta

Budiyasa, I Wayan Teguh.2010. Monumen Perjuangan Rakyat Desa Dalung.


Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Pendidikan Ganesha: Skripsi (Tidak Diterbitkan): Singaraja

10
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Maryati, Tuty; Sunada, Made. 2004. Pemanfaatan Media Monumen dalam


Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia II untuk Menumbuhkan
Kesadaran Sejarah mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Semester
III Tahun Ajaran 2004/2005. “Laporan Penelitian Tindakan Kelas”
(tidak diterbitkan). FKIP Singaraja: Singaraja

Rediasa, Nengah. 2012. Pemanfaatan Museum sebagai Sumber Belajar Sejarah


dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Studi Eksploarsi
Museum Buleleng). Proposal (Tidak Diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Undiksha: Singaraja

11

Anda mungkin juga menyukai