Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN JOURNAL READING

“Dysfunctional Uterine Bleeding in Adolescent Girls


and Evaluation of Their Response to Treatment”

Pembimbing : dr. Rusmaniah, Sp. OG

NAMA : Rachma Novriesya Mayzura


NIM : 2011730081

STASE OBSTETRIC & GYNECOLOGY

RS ISLAM JAKARTA SUKAPURA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018
Nama : Rachma Novriesya Mayzura

NIM : 2011730081

Pembimbing : dr. Rusmaniah, Sp. OG

Jurnal ini berjudul Dysfunctional Uterine Bleeding in Adolescent Girls and Evaluation of
Their Response to Treatment (Perdarahan Uterus Disfungsional pada Remaja Perempuan dan
Evaluasi Respon Terhadap Pengobatan). Jurnal tersebut diterima pada bulan Maret-April
2013 dan dipublikasikan oleh The Turkish Journal of Pediatrics. Penulis jurnal tersebut
adalah Halide Ozge Basaran, Sinem Akgul, Nuray Oksuz-Kanbur, Fatma Gumruk, Mualla
Cetin, dan Orhan Derman.

I. Latar Belakang
Penelitian ini dilakukan karena PUD (Perdarahan Uterus Disfungsional) merupakan
urgensi ginekologi tersering pada remaja. PUD terjadi pada remaja biasanya karena
anovulasi, akibat ketidakmatangan perkembangan dari hipotalamus-hipofisis-ovarium
(HPO) axis dan siklus anovulasi secara khusus terlihat selama 18 bulan pertama setelah
menarche. Diagnosis hanya dapat dikonfirmasi ketika tidak terdapat kelainan patologi
lainnya, sehingga sangat penting untuk mengecualikan semua kemungkinan lain.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa penyebab paling umum kedua
perdarahan uterus abnormal pada masa remaja adalah kelainan koagulasi, maka dari itu
dokter harus menyelidiki kelainan koagulopati ketika mengobati remaja dengan
menorrhagia.

II. Tujuan
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengavaluasi penyebab PUD pada
remaja dan responnya terhadap pengobatan.

III. Metodologi Penelitian


 Waktu dan lokasi penelitian :
- Waktu : January 2007 – Desember 2009
- Lokasi : Hacettepe University Ihsan Dogramaci Children’s Hospital,
Departemen of Pediatrics, Divisions of Adolescent Medicine
 Subjek penelitian : 36 remaja perempuan umur 11 – 16 tahun dengan
menorrhagia
 Penelitian ini menggunakan (SPSS) 11.5 for Windows untuk menganalisa data
yang didapatkan dengan menggunakan Uji Chi-square dan Uji Fisher untuk
menganalisis antar variabel dan menggunakan Pearson Correlation Coefficient
untuk mengetahui korelasi antar variabel.

IV. Hasil
Setelah melakukan follow-up selama dua tahun, dari 36 pasien remaja perempuan
yang diteliti, 25 (69,4%) tidak memiliki kelainan patologi yang mendasari, 9 (25%)
memiliki kelainan hematologi, 1 (2,8%) memiliki hipotiroidisme, dan 1 (2,8%) memiliki
sindrom ovarium polikistik (PCOS). Dari 9 pasien yang memiliki gangguan hematologi, 2
(22%) memiliki penyakit von Willebrand (vWD) tipe 1, 1 (11%) memiliki akut idiopatik
thrombocytopenic purpura (ITP), dan 6 (67%) memiliki thrombocytopenic purpura
kronis. Dari jumlah tersebut, 4 (44,4%) dari mereka ditujukkan dengan menorrhagia
untuk pertama kalinya.
Berikut adalah hasil konsentrasi hemoglobin awal dan akhir rata-rata pasien dengan PUD:

Dua dari pasien didiagnosis sebagai vWD tipe 1 (1 memiliki von Willebrand nilai
antigen faktor 43% dan golongan darah A [54-214%] dan yang lain memiliki von
Willebrand nilai antigen faktor 30% dan golongan darah AB [54- 214%]). Pasien-pasien
tersebut memulai terapi desmopresin, dan terus mengonsumsi desmopresin selama
periode menstruasi. Perdarahan tersebut dikontrol dengan terapi ini.

Berikut adalah data usia rata-rata pasien, usia rata-rata saat menarche, rata-rata jumlah
hari perdarahan, dan konsentrasi hemoglobil sebelum pengobatan dan sesudah
pengobatan:
V. Diskusi
Perdarahan Uterus Disfungsi (PUD) didefinisikan sebagai perdarahan uterus abnormal
tanpa patologi struktural. Perdarahan uterus abnormal dapat dilihat pada usia berapa pun,
dan terutama sering terjadi saat remaja. Ketika seorang remaja perempuan berobat untuk
PUD, harus memperoleh riwayat kesehatan secara rinci, termasuk riwayat ginekologi,
perkembangan seksual, usia perkembangan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan
aksila, dan usia onset menstruasi. Dalam riwayat menstruasi, harus menentukan sifat haid
(regular atau irregular) adalah penting. Riwayat seksual atau kehamilan juga penting
untuk mengidentifikasi kehamilan bahkan pelecehan seksual. Pasien yang aktif secara
seksual harus menjalani pemeriksaan panggul. Penggunaan kontrasepsi dan riwayat
infeksi menular seksual juga harus ditanya. Untuk menyingkirkan kelainan patologi pada
panggul, ultrasonografi abdominopelvic harus dilakukan. Riwayat keluarga dengan
endokrinopati dan gangguan hematologi (hypo-hipertiroidisme, PCOS, vWD) juga
penting untuk ditanya dan riwayat perdarahan setelah operasi juga memberikan petunjuk
penting.
Studi melaporkan bahwa remaja yang mengalami menorrhagia memiliki kesempatan
2-33% untuk memiliki kelainan perdarahan yang mendasari. Pada penelitian Claessens
dan Cowell, diperiksa 59 pasien menorrhagia di rumah sakit anak-anak, dan melaporkan
bahwa 11 dari mereka (19%) memiliki kelainan koagulopati. Di Rumah Sakit Universitas
Hacettepe Ihsan Dogramaci Anak, Kanbur et al. memeriksa 47 gadis menorrhagia dari
Mei 1999 sampai April 2002. Dalam penelitian itu, gangguan koagulasi primer ditemukan
di 3 (6%) dari 47 pasien (2 vWD, 1 faktor kekurangan XI). Selama periode 10 tahun,
Falcone et al. melaporkan 61 pasien dengan diagnosis PUD, dan hanya 2 dari mereka
(3%) memiliki gangguan hematologi. Lalu pada penelitian Smith et al. melaporkan
remaja dengan menorrhagia (46 perempuan), dan 15 (32,6%) dari mereka memiliki
koagulopati yang mendasari. Bevan et al. mengkaji catatan medis dari remaja perempuan
dengan menorrhagia, berusia antara 10-19 tahun, lebih dari delapan tahun, dan ditemukan
bahwa remaja-remaja perempuan yang mengakui terjadi perdarahan berat saat haid
pertama kali memiliki kelainan koagulopati. Oleh karena itu, remaja perempuan dengan
perdarahan berkepanjangan dan berat saat menarche harus diselidiki untuk gangguan
hematologi. Dalam penelitian kami, 9 (25%) dari pasien kami memiliki kelainan
hematologi, hal tersebut sejalan dengan penelitian-penelitian di atas. Menorrhagia
mungkin satu-satunya gejala dari gangguan perdarahan dan sebagai seorang dokter harus
menyadari koagulopati sebagai kemungkinan penyebab perdarahan uterus abnormal.
Selain itu, American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) Komite
menyarankan untuk mengevaluasi gangguan perdarahan pada remaja perempuan di
bawah usia 18 tahun dengan perdarahan uterus abnormal atau menorrhagia.
Penyebab endokrin yang paling umum dari perdarahan yang tidak teratur pada masa
remaja adalah PCOS. Perdarahan tidak teratur pada PCOS dapat dilihat karena anovulasi
kronis. Selain itu, diketahui bahwa hormon tiroid mempengaruhi reseptor ovarium dan
dengan demikian mempengaruhi fungsi reproduksi. Attia et al. melaporkan hubungan
yang signifikan antara disfungsi tiroid dan gangguan menstruasi.
Dalam literatur, ada beberapa studi yang membandingkan efisiensi terapi hormonal
dan metode terapi lainnya pada PUD. Pada penelitian Fraser et al, mempelajari pil
kontrasepsi oral, asam mefenamat, danazol dosis rendah, dan naproxen pada pasien
dengan PUD pada tahun 1991, tetapi tidak bisa menemukan hubungan yang signifikan
antara kelompok. Sedangkan pada penelitian Mishell et al., melaporkan penurunan yang
signifikan pola pendarahan asien yang menerima terapi hormonal. Dalam penelitian kami,
konsentrasi hemoglobin awal dari pasien meningkat secara signifikan dengan pengobatan
yang tepat. Selain itu, 19 pasien yang menerima terapi hormonal memiliki peningkatan
yang signifikan secara statistik dalam konsentrasi hemoglobin sebelum dan setelah terapi.
Pemberian terapi besi sendiri atau hormon ditambah besi terapi mengungkapkan tidak ada
peningkatan konsentrasi hemoglobin yang signifikan sebelum atau setelah terapi. Hal ini
bisa jadi karena jumlah pasien yang tidak cukup.
Kelainan koagulopati yang paling umum ditemukan pada remaja dengan perdarahan
menstruasi yang berlebihan adalah vWD, dan itu mempengaruhi 1% dari populasi
tersebut. Hal ini diketahui bahwa persiapan dosis tinggi desmopresin dapat menghentikan
perdarahan berlebihan dan berkepanjangan saat menstruasi. Dua pasien kami didiagnosis
dengan vWD tipe 1; pasien ini menerima terapi desmopresin intravena selama periode
menstruasi mereka, dan perdarahan mereka dikendalikan dengan terapi ini.
Pengelolaan PUD pada remaja didasarkan pada evaluasi yang cermat dari kondisi yang
mendasari dan tingkat keparahan anemia. Mengontrol ketidakstabilan hemodinamik dan
regulasi siklus menstruasi adalah tujuan manajemen segera. Kemudian, untuk
menstabilkan endometrium dan untuk menggantikan besi, dokter harus juga mencari asal
perdarahan, mengidentifikasi penyebab organik, dan mengklasifikasikan apakah
perdarahan ovulasi atau anovulasi.
Menarche merupakan tonggak dalam kehidupan remaja transit dari masa kanak-kanak
ke masa pubertas. Perdarahan yang berlebihan dan berkepanjangan tidak hanya masalah
ginekologi tetapi juga masalah sosial di periode ini. Remaja dengan PUD dan
keluarganya harus diberitahu tentang kondisi ini dan harus diberikan baik konseling
medis maupun psikologis.
Pendidikan staf medis tentang gangguan menstruasi remaja dan peningkatkan
kesadaran bahwa koagulopati harus dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial dari
menorrhagia akan membantu untuk mencegah keterlambatan dalam diagnosis.

Anda mungkin juga menyukai