Tugas Pak Suroso Fix
Tugas Pak Suroso Fix
Dengan menyebut nama Alloh SWT yang maha pegasih lagi maha
penyayang kami panjatkan segala puji dan syukur atas kehadiranNya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Kebutuhan Nutrisi Pada Remaja.
Dalam makalah tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Remaja ini, kami
usahakan semaksimal mungkin, dari beberapa sumber materi sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah, dari beberapa sumber materi sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk ini dengan segala kerendahan hati
menyampaikan banyak terimakasih kepada Ibu Dina Indrati D,S Skep,Sp Mat
selaku Dosen.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah kami jauh dari kata sempurna dan kekuangan dari segi penyusun,
bahasan, maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah Kebutuhan
Nutrisi Pada Remaja. Semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa
awal dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa
tetapi tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai
saat laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22
tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan
berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan
kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol dan lebih suka menghabiskan waktu diluar waktu
berkumpul bersama keluarga. Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi
status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau
kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik masalah kekurangan gizi atau
kelebihan gizi.
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada tingkat
kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan
bayi dengan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), penurunan kesegaran jasmani.
Banyak penelitian telah membuktikan banyak sekali remaja yang mengalami
masalah gizi, masalah tersebut antara lain Anemia (berkisar 40%) dan IMT kurang
dari batas normal atau kurus (berkisar 30%). Banyak faktor yang bisa menyebabkan
hal ini terjadi, tetapi dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang
mempengaruhi hal ini dapat membantu upaya penanggulangannya.
Berdasarkan pemaparan di atas, kami bertujuan untuk membahas lebih lanjut
tentang “Peran Zat Gizi Pada Usia Remaja”.
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar ilmu dasar
keperawatan.
2. Untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai peran zat gizi untuk
usia remaja.
3. Memahami Manfaat Nutrisi pada remaja.
4. Memahami Perhitungan Gizi pada remaja.
5. Memahami Jadwal/menu Nutrisi pada remaja.
1
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini faktor–faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi usia remaja
seperti :
1. Aktivitas fisik
2. Lingkungan
3. Pengobatan
4. Depresi dan kondisi mental
5. Penyakit
6. Stres
Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan yang beragam dan gizi
seimbang. Modifikasi menu dilakukan terhadap jenis olahan pangan dengan
memperhatikan jumlah dan sesuai kebutuhan gizi pada usia tersebut dimana
sangat membutuhkan makanan yang sangat bergizi.
3
2.2 Tujuan Pemberian Gizi Pada Remaja
Nutrisi yang tepat itu sangat penting untuk menjaga kesehatan anak remaja,
agar mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan normal. Pola makan yang sehat
juga membantu para remaja untuk berpartisipasi lebih aktif disekolah dan
beraktivitas fisik. Pada beberapa tahun belakangan ini, telah terjadi penurunan
status nutrisi dan kesehatan pada remaja. Hasil survey menunjukkan bahwa
setidaknya 18% anak-anak dan remaja yang berusia 6 - 10 tahun kelebihan berat
badan, dan setidaknya 11% remaja mengalami obesitas.
Ditahun 2000, lebih dari 16% populasi yang berusia dibawah 18 tahun hidup
dalam kemiskinan, dan sebagai akibatnya, seringkali mereka tidak mendapat
nutrisi yang cukup. Banyak remaja yang mengkonsumsi kalori lebih dari yang
mereka butuhkan, namun tidak mendapat jumlah nutrisi harian yang cukup seperti
yang direkomendasikan. Salah satu keprihatinan utama mengenai anak dan remaja
adalah level kalsium, potassium, serat, magnesium, dan vitamin E yang kurang
dalam diet mereka.
Pola makan yang tidak sehat akan mengarah pada status nutrisi yang buruk
dan bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan remaja. Penyebab ini
dirangking sebagai penyebab ketiga terbesar dari berbagai penyakit kronis yang
mempengaruhi sekitar 5% gadis remaja.
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan dan nutrisi pada remaja
bukan cuma bisa mempengaruhi berat badannya, namun juga kesehatannya
dimasa-masa yang akan datang. Sebagai contoh, kekurangan kalsium pada usia
remaja bisa memperbesar resiko osteoporosis saat mereka dewasa. Yang terakhir,
nutrisi pada remaja itu penting karena sebagian remaja punya masalah kesehatan
yang membutuhkan diet khusus.
Diabetes type 1, atau juvenile diabetes, di diagnosa pada sebanyak 13.000
anak dalam satu tahun, seringkali selama mereka masih berusia remaja. Hal ini
membutuhkan pengontrolan faktor-faktor diet dan gaya hidup yang bisa jadi
cukup sulit untuk remaja yang sibuk. Yang mengejutkan, peningkatan dalam
obesitas berarti bahwa diabetes type 2, yang dimasa lalu hanya di alami oleh orang
dewasa, saat ini frekuensinya juga semakin meningkat pada remaja.
Jadi tujuannya adalah untuk memperbaiki keadaan gizi remaja serta
mengembangkan ilmu gizi dan memupuk kesadaran gizi bagi remaja. Sehingga
akan menyadari bahwa makanan yang cukup diperlukan oleh tubuh, cukup dalam
memilih makanan yang memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga dalam kebiasaan
makan sehat.
4
2. Beraktivitas
3. Bersosialisasi
4. Untuk kesempurnaan fisik
5. Tercapai kematangan fungsi seksual dan
6. Tercapainya bentuk dewasa.
1. Energi
2. Protein
3. Lemak
4. Serat
5
5. Mineral
Status gizi adalah salah satu indikator untuk menilai status kesehatan
remaja yang mudah dan murah, yang dibutuhkan hanya disiplin dan
komitmen untuk terus menerus secara rutin memantau berat badan dan
tinggi badan.
Status gizi pada remaja dihitung dengan menggunakan rumus indeks massa
tubuh atau yang biasa disingkat dengan istilah IMT atau BMI (Body Mass
Index). Akan tetapi IMT bukan tanpa kelemahan, karena IMT hanya
menggambarkan proporsi ideal tubuh seseorang antara berat badan saat ini
terhadap tinggi badan yang dimilikinya. IMT tidak mampu mengambarkan
tentang proporsi lemak yang terkandung di dalam tubuh seseorang.
Meskipun demikian, jika nilai IMT sudah menunjukkan ke arah kelebihan
berat badan atau overweight/obesitas, biasanya seseorang diminta untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan, apakah kelebihan berat badan tersebut
merupakan hasil dari timbunan lemak atau otot, bisanya dengan
menggunakan beberapa pengukuran antropometri seperti pengukuran lemak
bawah kulit.
Rumus IMT
Sebagaimana kami jelaskan sebelumnya bahwa IMT merupakan
salah satu metode yang bisa digunakan untuk menghitung status gizi pada
remaja, berikut rumus perhitungan IMT :
6
status gizi remaja anda bisa menggunakan indikator yang ditetapkan oleh
WHO tahun 2007 yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin, berikut tabel
interpretasi IMT tersebut:
Berdasarkan kategori tersebut di atas, maka remaja putri pada kasus ini
memiliki status kelebihan berat badan atau overweight. Pertanyaannya
kemudian ialah berapa berat badan ideal remaja tersebut?
IMT tidak bisa digunakan untuk menghitung berat badan ideal, untuk
menentukan berat badan ideal anda bisa menggunakan rumus Broca,
sebagai berikut :
1. Sarapan
1 ½ mangkuk nasi
½ telur rebus
2 ½ sendok besar sambal ikan teri
4 iris timun
1 gelas susu rendah lemak + 1 sendok kecil gula.
2. Makan Siang
1 mangkuk (sederhana) sup mie / bihun dengan udang, daging
ayam, sawi dan tauge.
1 biji sederhana buah belimbing.
Air putih.
7
3. Makan Malam
1 ½ mangkuk nasi
1 ekor ikan kembung masak kunyit
½ mangkuk tumis kangkung
1 iris belimbing besi
Air putih
Menu I :
Menu II :
Malam : Nasi ayam goreng + oseng tempe dan cabai hijau + cah
brokoli dan jamur + pepaya
8
akibat ingin kurus, sehingga menolak makan atau memuntahkan kembali makanan
yang telah dimakan), khususnya remaja perempuan. Masa remaja merupakan masa
yang sangat “rentan”.
Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone pada remaja serta
hormon testosteron pada remaja pria terjadi dengan pesat pada masa ini. Jika tidak
diimbangi dengan perawatan tubuh yang baik, terutama kebersihan badan dan
asupan nutrisi yang baik, peningkatan kadar hormon tersebut bisa mengakibatkan
munculnya jerawat yang sering kali mengganggu penampilan. Hal ini terjadi akibat
kurangnya mengkonsumsi Vitamin A, C, dan E yang banyak terdapat pada bit,
sayur-sayuran, buah-buahan.
Dan sering makan makanan gula dan makanan kaya akan asam lemak seperti
susu, mentega, minyak nabati. Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang
kaya serat. Remaja yang tak memperoleh cukup gizi yang biasa didapati pada buah-
buahan dan ikan lebih rentan terhadap kondisi paru-paru yang dibawah normal,
sakit asma, batuk dan sesak nafas. Remaja dengan asupan dan terutama vitamin C
paling rendah memiliki paru-paru yang lebih lemah dibandingkan dengan yang lain.
Remaja yang kurang mengkonsumsi vitamin E, yang terdapat pada minyak nabati
dan kacang, lebih mungkin untuk terserang asma. Remaja yang mengkonsumsi
kurang banyak buah dan lebih sedikit asam lemak omega-3 lebih mungkin untuk
terserang asma dan gangguan pernafasan seperti tersengal-sengal.
Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan langsung dengan AKI adalah
anemia gizi. Anemia, dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-
hari yang kurang mengandung zat besi, selain faktor infeksi sebagai pemicunya.
Anemia, terjadi pula karena peningkatan kebutuhan pada tubuh seseorang seperti
pada saat menstruasi, kehamilan, melahirkan, sementara zat besi yang masuk
sedikit.
9
c. Program Fortifikasi Bahan Makanan
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan
dengan tujuan agar masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi
tersebut. Biasanya, zat gizi yang ditambahkan adalah zat gizi mikro yang
masih menjadi masalah di Negara bersangkutan atau berisiko untuk menjadi
masalah jika tidak dilakukan fortifikasi pada bahan makanan tersebut.
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat dan iodium pada garam ataupun fortifikasi besi
pada tepung.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat
tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan
fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Pertumbuhan pada masa
remaja akan mempengaruhi kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat
gizi.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal
ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual,
perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktifitas
fisik.BKebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi,
protein, kalsium, besi, dan zinc.
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan
penanggulangan masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain
program edukasi gizi, program suplementasi gizi melalui pemberian
makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin A, program
fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada garam ataupun fortifikasi
besi pada tepung.
3.2 SARAN
Suatu tim interdisiplin akan lebih berhasil untuk menyelesaikan
masalah remaja di klinik karena pendekatan tersebut akan menguntungkan,
Dengan cara tersebut akan-memberikan pelayanan medik sebagai
keseluruhan, yaitu dapat mensahkan dan membenarkan adanya pemeriksaan
psikologik, menghindari terjadinya masalah nutrisi yang akan merusak
kesehatan, mempermudah dalam memeriksa nutrisi remaja secara
komprehensif dan akan menyempurnakan hasil penelitian dengan dokumen
dan catatan medik yang ada. Tim spesialis yang perlu dibentuk adalah tim
intervensi krisis, tim kekerasan fisik dan seksual, tim nutrisi dan gangguan
makan, tim penyalahgunaan obat terlarang dan tim untuk menyelesaikan
masalah stres dan bunuh diri.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://indriana112.blogspot.co.id/
http://1001-diet.blogspot.co.id/2011/05/nutrisi-untuk-remaja.html
Arisman. (2003).Gizi dalam Daur Kehidupan: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
12