Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa
Disusun oleh:
Intan Samuellawaty Saefeto Putri
NIM: 1753048
3. Rentang Respon
Respon Adaptif, Respon Maladaftif, Menyendiri, otonomi, Merasa sendiri,
Menarik diri, ketergantungan Bekerja sama, Interdependen defense, curiga,
Manipulasi, curiga.
5. Faktor Predisposisi
Faktor tumbuh kembang
Faktorbiologis
Faktor sosial – budaya
Faktor komunikasi dalam keluarga
6. Faktor Presipitasi
a) Faktor Eksternal : contohnya stressor budaya yaitu ditimbulkan oleh
faktor sosial budaya
b) Faktor Internal: contohnya stressor psikologis yaitu stressor terjadi akibat
ansieta yang berkepanjangan yang terjadi bersamaan dengan
ketergantungan kemampuan individu untuk mengatasinya.
c) Pohon Masalah
Defisit Perawatan diri Resti menciderai diri, rang
lain, dan lingkungan
c. Pohon Masalah
Effect : Resiko Tinggi isolasi sosial
HALUSINASI
Masukan
A. Masalah UtamaInformasi Proses
: Perubahan Prises di Otak
Sensori : Halusinasi Respon Perilaku
B. Proses Terjadinya
SensoriMasalah Perhatian pada Proses kognitif
1. Pengertianeksternal : informasi yg masuk Persepsi
Salah satuPenglihatan,pe
gejala gangguan jiwa dimana
Daya klien
ingat mengalami perubahan persepsi
Respon emosi
sensori, seperti merasakan
ndengaran, sensasi palsuu berupa
Pembelajaran suara, penglihatan,
Getaran
pengecapan, perabaan atau menghirup,
perabaan,peng klien merasakan stimulus yang
Diskriminasi motorik
sebenarnya tidak
ecapan, ada. informasi Respon sosial
2. Rentang Respon Koping
penciuman Interpretasi
Sensori Pengorganisasian
Internal : informasi menjadi
Biokimia, respon
emosi
3. Rentang Respn Neurobiologik
Respon Adaptif Respon Maladaptif
- Pikiran logis - Ilusi - Waham
- Persepsi akut - Emosi berlebihan - Halusinasi
- Emosi konsisten - Perilaku yg tidak biasa - Kerusakan Proses
Emosi dengan pengalaman - Perilaku cocok - Menarik diri
- Perilaku tidak terorganisasi -Hubungan sosial harmonis
- Isolasi Sosial - Kadang proses pikiran terganggu
4. Tahapan Halusinasi
5. Factor Predisposisi
Factor perkembangan : Tugas perkembangan mengalami hambatan dan
hubungan interpersonal terganggu, individu menjadi menjadi stress dan
cemas.
Factor sosial cultural : berbagai factor di masyarakat dapat menyebabkan
seseorang merasa disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat
klien dibesarkan.
Factor biokimia : dengan adanya stress yang berlebihan dialami individu,
tubuh akan menghasilkan zat yang yang bersifat bufforenan, dimetiranfense
(DMP)
Factor Psikologis : Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, peran ganda
yg diterima -> stress dan kecemasan yang tinggi -> orientasi realitas
Factor Genetik : Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui
namun factor keluarga mempengaruhi ini.
6. Factor Presipitasi
Rangsangan lingkungan yang berulang seperti partisipasi klien dalam
kelompok, terlalu lama diajak komunikasi, objek yang ada di lingkungan,
suasana sepi/isolasi -> Hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan
-> merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
7. Tanda dan Gejala
8. Pohon Masalah
Effect Resiko Tinggi Perilaku kekerasan
3. Rentang Respon
Respon Adaptif , Respon Maladaptif, Asertif, Frustasi Pasif Agresif Kekerasan
1. Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang
lain.
2. Frustasi : Individu gagal mencapai tujuan keputusan saat marah.
3. Pasif : Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.
4. Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terhadap dorongan untuk
menuntut.
5. Kekerasan : Perasaan marah & bermusuhan yang kuat serta kehilangan
control.
4. Faktor Predisposisi
a. Teori Biologik : Ada pengaruh neurofisiologik, pengaruh biokimia,
pengaruh genetik, gangguan otak.
b. Teori Psikologik : Ada teori Psikoanalitik, teori pembelajaran, teori
sosiokultur.
Berduka Disfungsional
WAHAM
C. Pohon Masalah
Effect Resiko Perilaku Kekerasan
Care Problem Perubahan Proses Pikir : Waham
3. Rentang Respons
Respon Adaptif Respon Maladaptif
tidak langsung
4. Faktor Predisposisi
- Teori Perilaku meyakini bahwa pencideraan diri merupakan hal yang dipelajari
dan diterima pada saat anak-anak dan masa remaja
- Teori Psikologi
- Teori Interpersonal : mengungkapkan bahwa menciderai diri sebagai kegagalan
dari interaksi dalam hidup, masa kanak-kanak mendapat perilaku kasar
5. Faktor Presipitasi
Pencetusnya berupa kejadian hidup yang memalukan bagi individu yang
emosinya labil, hal tersebut sangat rentan
C. Pohon Masalah
Effect Bunuh Diri
4. Faktor Predisposisi
- Penolakan orangtua yang tidak realistis
- Kegagalan berulang kali
- Ketergantungan pada oranglain
- Ideal diri yang realistis
- Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Faktor Presipitasi
Hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk
umum, mengalami kegagalan serta menurunnya produktivitas
6. Gangguan Konsep Diri : harga diri rendah ini dapat terjadi secara
situasional maupun kronik
- Situasional : Gangguan ini bisa disebabkan oleh trauma yang muncul
secara tiba-tiba misalnya : harus dioperasi karena mengalami kecelakaan,
menjadi korban pemerkosaan dan narapidana
Selain itu, dirawat di Rumah Sakit juga menyebabkan Harga Diri Rendah
seseorang dikarenakan penyakit fisik dan pemasangan alat bantu yang
membuat klien tidak nyaman.
Kronik : gangguan ini berlangsung sejak lama yang dirasakan pasien
sebelum sakit/sebelum dirawat klien sudah memiliki pemikiran negatif
sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
C. Pohon Masalah
Isolasi sosial
↑
Harga diri rendah kronis
↑
Koping individu tidak efektif
SP 2:
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Melatih kemampuan klien
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal keseharian klien.
Tindakan keperawatan untuk klien:
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
SKIZOFRENIA
Defenisi
Skizofrenia adalah suatu bentuk psiko fungsional dengan gangguan utama pada
proses pikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir,
afektif/emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan terutama
karena waham dan halusinasi.
Etiologi
Beberapa teori yang dikemukakan para ahli yang menyebabkan terjadinya
skizofrenia antara lain:
1. Endokrin
2. Metablisme: teori ini mengemukakan bahwa skizofrenia disebabkan karena
gangguan metabolisme sehingga penderita tampak pucat, tidak sehat, penurunan
nafsu makan dan berat badan.
3. Teori Adolf Meyer: Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu
maladaptasi sehingga timbul disoarganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang
tersebut menjauhkan diri dari kenyataan.
4. Teori Sigmund Freud: termasuk teori psikogenik, terdapat:
a. Kelemahan ego yang dapat timbul karena penyebab psikogenik/somatik
b. Super ego dikesampingkan tidak bertenaga lagi sehingga terjadi sesuatu
regresi.
c. Kehilangan kapasitas untuk pemindahan sehingga terapi psikoanalytik
tidak mungkin.
5. Eugen Bleuler: Bleuler membagi gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu
gejala primer (gangguan proses pikir, gangguan emosi, gangguan kemauan dan
otisme) sedangkan gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala
katatonik/psikomotorik yang lain).
Jenis-jenis skizofrenia:
1. Skizofrenia komplex: gejala utama kedangkalan emosi dan kemnduran
kemauan.
2. Skizofrenia hebefrenik: gejala utama gangguan proses pikir, gangguan kemauan
dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi.
3. Skizofrenia katatonik: gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun
gaduh, gelisah dan katatonik.
4. Skizofrenia paranoid: gejala utama yang ekstrim disertai waham
kejar/kebesaran. Episode skizofrenia akut adalah kondisi akut mendadak dengan
perubahan kesadaran.
5. Skizofrenia psiko-afektif: gejala utama yang menonjol pada skizofrenia disertai
depresi/mania.
6. Skizofrenia residual: gejala primernya muncul setelah beberapa kali serangan
skizofrenia.
Manifestasi klinik
a. Gejala primer
•Gangguan proses pikir (bentuk, langkah, isi pikiran) yang paling menonjol
adalah gangguan asosiasi dan inkoherensi.
•Gangguan afek emosi,
◎terjadi kedangkalan afek emosi
◎paramimi dan paratimi (incognity of affect/inadekuat)
◎emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai suatu kesatuan
◎Emosi berlebihan
◎Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik.
•Gangguan kemampuan
a. Terjadi kelemahan kemauan
b. Perilaku regativitisme atas permintaan
c. Otomatisme, merasa pikiran dan perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain.
d. Gejala psikomotor: stupor atau hiperkinesi, logorea dan noelogisme
Steretipi
Kataligsi: mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
Echolalia dan echoproxia
b. Gejala sekunder
1. Waham
2. Halusinasi
E. Rentang respon Skizofrenia
Respon adaptif
Pikiran logis →pikiran kadang menyimpang →gangguan pikiran/waham
Persepsi akurat →ilusi →halusinasi
Emosi konsisten →reaksi emosi berlebihan/kurang→kesulitan memproses emosi
Perilaku sesuai →perilaku aneh/tidak lazim →isolasi sosial
Hubungan sosial→ Menarik diri.
Dengan
mengetahui
keuntungan
Sp 1: Berdiskusi Setelah, berinteraksi dengan
dengan klien interaksi orang lainmaka
Diskusikan klien akan
tentang keuntungan dengan klien
bersama klien termotivasi untuk
berinteraksi dengan dapat
tentang berinteraksi dengan
orang lain menyebutkan
keuntungan orang lain
keuntungan
berinteraksi
berinteraksi
dengan orang
dengan orang
lain Dengan
lain
mengetahui
kerugian tidak
Setelah, berinteraksi dengan
Sp 1: Berdiskusi interaksi klien orang lain maka
dengan klien dapat klien termotivasi
tentang kerugian menyebutkan Diskusi dengan untuk berinteraksi
tidak berinteraksi kerugian tidak klien tentang dengan orang lain
dengan orang lain berinteraksi kerugian tidak
dengan orang berinteraksi
lain dengan orag Melibatkan klien
lain dalam interal sosial
akan mendrong
Setelah, klien untuk melihat
interaksi klien dan merasakan
mengetahui secara langsung
cara keuntungan
Sp 1: Mengajarkan berkenalan Ajarkan klien berinteraksi sosial
klien tentang dengan satu untuk serta meningkatkan
berkenalan dengan orang berkenalan konsep diri
satu orang dengan satu
orang
Sp 2: Buat jadwal Setelah, Evaluasi Evaluasi sebagai
kegiatan harian, interaksi klien kegiatan harian upaya untuk
klien dapat dapat klien mengenai menemukan
berinteraksi menyadari kegiatan kegiatan
berbincang dengan kegiatan harian berbincang selanjutnya apakah
orang lain klien mengenai dengan orang klien dapat
berbincang lain melakukan
dengan orang interaksi sosial
lain dengan orang lain
Melibatkan klien
dalam interaksi
sosial akan
Setelah, mendorong untuk
interaksi klien Dorong klien melihat, merasakan
Sp 3: Klien dapat dapat untuk dapat secara langsung
berkenala dengan berkenalan berkenalan dan meningkatkan
dua orang atau dengan dua dengan dua kosep diri klien
lebih oran atau lebih orng atau lebih ISOS
Memasukkan
kegiatan dengan
dua orang atau
lebih membantu
klien untuk
mencapai interaksi
social dan tidak
terisolasi
Setelah,
interaksi klien
Memasukkan
dapat
kegiatan
Sp 3: Klien dapat memasukan
berbincang
memasukkan kegiatan
dengan orang
perbincangan berbincang ke
lain kedalam
dengan 2 orang atau dalam kegiatan
jadwal harian
lebih ke jadwal harian dengan
kegiatan harian dua orang atau
lebih
Sp 3: (Tanggal…)
-Evaluasi Sp 1 dan Sp 2
-Jelaskan alat makan dan cara makan
yang benar
-Jelaskan cara menyiapkan makanan
-Jelaskan cara merapikan perlatan makan
setelah makan
-Praktikkan tahapan cara makan yang
baik
Sp 4: (Tanggal…)
-Evaluasi kemampuan klien yang lalu Sp
1, Sp 2, Sp 3
Keluarga Setelah,
Sp 1: (Tanggal…)
mampu interaksi
merawat pertemuan -Identifikasi masalah dalam merawat
anggota keluarga klien dengan masalah
keluarga yang melatih klien
-Kebersihan diri, berdandan, makan,
mengalami dengan
BAB/BAK. Jelaskan defisit perawatan
masalah mendukung
diri, jelaskan cara merawat yang meliputi
kekurangan agar
kebersihan diri, berdandan, BAB/BAK,
perawatan diri kemampuan
bermain peran cara merawat diri
perawatan diri
meningkat
Sp2 : tanggal (…….)
-evaluasi sp1
-latih keluarga merawat langsung
kebersihan diri klien dan berdandan
- susun RTL keluarga (jadwal merawat
diri )
Sp 2: (Tanggal…)
-Evaluasi SP 1
- latih berbicara dengan oran g lain
saat halusinasi muncul
- masukan dalam jadwal kegiatan
klien
Setelah….pertemuan
klien mampu
menyebutkan Sp 3: (Tanggal…)
kegiatan yang sudah
-Evaluasi Sp 1 dan Sp 2
dilakukan dan
memperagakan cara -latih kegiatan agar halusinasi tak
bercakap dengan muncul, tahapan nya :
orang lain
Jelaskan aktifitas yang
Setelah…..pertemuan teratur untuk mengatasi
klien mampu halusinasi
menyebutkan
kegiatan yang di Diskusikan aktivitas yang
lakukan, membuat biasa di lakukan
jadwal kegiatan Susun jadwal aktivitas
sehari-hari dan sehari-hari sesuai dengan
mampu aktivitas yang telah di latih
memperagakan. ( pagi-malam )
Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku yang
positif.
Sp 4: (Tanggal…)
Setelah… pertemuan -Evaluasi Sp 1, Sp 2, Sp 3
klien mampu
menyebutkan -Tanyakan program kegiatan
kegiatan yang sudah
dilakukan, -Jelaskan pentingnya pengobatan
menyebutkan manfaat pada gangguan
pengobatan
-Jelaskan bila putus obat
-Jelaskan cara mendapatkan
obat/berobat
-Jelaskan pengobatan (SB)
-Latih klien minum obat
Setelah… pertemuan
keluarga mampu
Sp 1: (Tanggal…)
menjelaskan tentang
halusinasi Identifikasi masalah keluarga
dalam merawat.
Jelaskan tentang halusinasi :
Setelah… pertemuan
keluarga mampu
menyebutkan
kegiatan yang sudah
dilakukan, Sp 4 (tanggal….)
melaksanakan follow -evaluasi kemampuan keluarga
up, rujukan
-RTL keluarga meliputi follow up
rujukan
-susun RTL keluarga untuk
merawat klien.
Setelah… pertemuan
klien mampu: SP 3 tanggal…
Setelah… pertemuan
klien mampu: SP 4 tanggal…
Setelah… pertemuan
Keluarga klien mampu: SP 5 tanggal…
Mampu
merawat klien -Menyebutkan kegiatan -Evaluasi SP1, SP2, SP3, SP4
di Rumah lalu -Kaji cara patuh obat
-Mempergunakan cara -minum obat teratur dengan
pakai obat prinsip 5 benar
-Masukkan jadwal minum obat
tertentu
-Masukkan dalam jadwal harian
klien
SP 1 tanggal…
Setelah… pertemuan
-Identifikasi masalah yang
keluarga dapat
berdasarkan keluarga dalam
menyebutkan penyebab
merawat klien
tanda dan gejala serta
mampu cara merawat -Jelaskan tentang PK, penyebab,
akibat dan cara merawat pasien
PK
-Latih 2 cara merawat dan susun
RTL keluarga
Setelah… pertemuan
keluarga mampu SP 4 tanggal…
melakukan follow up -Evaluasi SP1, SP2,SP3
dan rujukan serta
mampu menyebutkan -Latih langsung ke klien
kegiatan yang sudah
dilakukan. -Susun RTL keluarga
-Follow up dan rujukan
SP 2 tanggal…
-Evaluasi SP 1
Setelah… pertemuan klien
mampu -Identifikasi potensi/kemampuan
yang dimiliki
-Menyebutkan kegiatan
yang sudah dilakukan -pilih dan latih potensi yang dimiliki
-Mampu menyebutkan serta -Masukkan dalam jadwal harian
memilih kemampuan yang
dimiliki
SP 3 tanggal…
-Evaluasi SP 1, SP 2
Keluarga mampu:
-Pilih kemampuan yang dapat
Setelah… pertemuan klien
-Mengidentifikasi waham dilakukan
mampu
klien
-Pilih dan latih potensi yang dimiliki
-Menyebutkan kegiatan
-Memfasilitasi klien untuk
yang sudah dilakukan dan -Masukkan dalam jadwal harian
memenuhi kebutuhannya
mampu memilih
-Mempertahankan program kemampuan yang dimiliki
klien secara optimal SP 1 tanggal
-Identifikasi masalah keluarga
dalam merawat klien
Setelah… pertemuan -Jelaskan proses terjadinya waham
keluarga mampu:
-Jelaskan tentang cara merawat
-Mengidentifikasi masalah klien dengan waham
-Menjelaskan cara merawat
klien
SP 2 tanggal
-Evaluasi SP1
-Latih Keluarga cara merawat
-RTL keluarga
Setelah… pertemuan
keluarga mampu
-Menyebutkan Kegiatan
yang sudah dilakukan
-mampu memperagakan SP 3 tanggal
cara merawat klien
-Evaluasi kemampuan keluarga
-Evaluasi Kemampuan klien
Setelah… pertemuan
keluarga mampu -RTL keluarga dan follow up
-Mengidentifikasi masalah
dan mampu menjelaskan
cara merawat klien
SP 4 tanggal
Setelah… pertemuan klien
-Buat rencana masa depan yang
mampu membuat rencana
realistis bersama klien
masa depan yang realistis
dan mampu melakukan -Identifikasi cara mencapai masa
kegiatan depan
-Beri dorongan klien melakukan
kegiatan dalam meraih masa depan
yang realistis
Sp 1 tanggal
-Diskusikan masalah yang dirasakan
Setelah… pertemuan keluarga dalam merawat
keluarga mampu merawat
klien dan menjelaskan -jelaskan pengertian tanda dan
pengertian, tanda dan gejala gejala RBD dan jenis perilaku
serta jenis perilaku bunuh bunuh diri yang dialami klien
diri beserta proses terjadinya
-Jelaskan cara merawat klien RBD
SP2
-Evaluasi SP 1
-Pilih kemampuan kedua yang dapat
dilakukan
-Latih kemampuan yang dipilih
-Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
-Evaluasi SP 1, SP 2
-Memilih kemampuan ketiga yang dapat
dilakukan
-Masukkan dalam jadwal harian pasien
Referensi
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinik. Ed. 9.
Jakarta : EGC
Townsend, M.C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Pasien Psikiatri. Ed.
3. Jakarta : EGC