Anda di halaman 1dari 21

METABOLISME

(Makalah Ipa Biologi)

Disusun oleh :
AZNI ASLINDA (1413022008)
JUSI ALDESKA (1413022038)
I KADEK IRFANDO DWIKI SADEWA (14130220
VERY ARDIANSYAH (14130220)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam
organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-
tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme.
Metabolisme total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme.
Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme,
makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Produk metabolisme disebut metabolit.
Cabang biologi yang mempelajari komposisi metabolit secara keseluruhan pada suatu
tahap perkembangan atau pada suatu bagian tubuh dinamakan metabolomika.
Metabolisme (bahasa Yunani: μεταβολισμος, metabolismos, perubahan) adalah semua
reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di
tingkatselular.Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik:
• Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk
mendapatkan energi.
• Anabolisme, yaitu reaksi yang mera
ngkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai
hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah
reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan
senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya.
Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom.
Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.

B. Rumusan masalah
• Pengertian Metabolisme Sel ?
• Molekul Yang Terlibat Dalam Metabolisme?
• Pengertian Katabolisme ?
• Pengertian Anabolisme ?
PEMBAHASAN

A.Pengertian Metabolisme Sel


Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan
aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah proses-proses kimia
yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi
enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis,
yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.

Contoh dari Anabolisme yang paling terkenal adalah proses fotosintesis. Proses
fotosintesis terjadi dalam 2 tahap yaitu Reaksi terang dan reaksi gelap. Proses ini terjadi
di dalam butir-butir plastida. Kebanyakan daun memiliki plastida yang berwarna hijau
jadi disebut dengan kloroplas. Berikut ini adalah organel yang disebut dengan
kloroplas.

Organel ini memiliki bagian-bagian:

1. Tilakoid
2. Ruang tilakoid
3. Grana
4. Stroma
5. Ruang antar membran
Disebutkan di atas bahwa fotosintesis terjadi dalam dua tahap yaitu reaksi terang dan
reaksi gelap. Reaksi terang terjadi di bagian dengan keterangan no 1 sedangkan reaksi
gelap terjadi pada nomor 4.

Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energi cahaya matahari yang
terdiri dari klorofil a, kompleks antena, dan akseptor elektron.[7] Di dalam kloroplas
terdapat beberapa macam klorofil dan pigmen lain, seperti klorofil a yang berwarna
hijau muda, klorofil b berwarna hijau tua, dan karoten yang berwarna kuning sampai
jingga.[7] Pigmen-pigmen tersebut mengelompok dalam membran tilakoid dan
membentuk perangkat pigmen yang berperan penting dalam fotosintesis.[11]

Klorofil a berada dalam bagian pusat reaksi.[12] Klorofil ini berperan dalam
menyalurkan elektron yang berenergi tinggi ke akseptor utama elektron.[12] Elektron ini
selanjutnya masuk ke sistem siklus elektron.[12] Elektron yang dilepaskan klorofil a
mempunyai energi tinggi sebab memperoleh energi dari cahaya yang berasal dari
molekul perangkat pigmen yang dikenal dengan kompleks antena.[11]

Pada tumbuhan fotosistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan
fotosistem II.[11] Pada fotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil
a yang sensitif terhadap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga klorofil a
disebut juga P700.[13] Energi yang diperoleh P700 ditransfer dari kompleks antena.[13]
Pada fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif
terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut P680.[14] P680 yang teroksidasi
merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700.[14] Dengan potensial
redoks yang lebih besar, akan cukup elektron negatif untuk memperoleh elektron dari
molekul-molekul air.[7]

Perhatikan gambar berikut


Reaksi terang adalah reaksi yang melibatkan tenaga matahari sedangkan reaksi
gelap (calvin-Benson Cycle) dapat terjadi tanpa kehadiran sinar matahari.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa:

 Reaksi terang dan gelap berkaitan, kaitannya adalah reaksi terang menyediakan energi
untuk melangsungkan reaksi bagi reaksi gelap. Energi yang dipersiapkan oleh reaksi
terang berupa ATP dan NADPH.
 ATP diperoleh dari tenaga foton yang berasal dari matahari dan H+ pada NADPH
berasal dari pemecahan air. Selain itu pemecahan air juga menghasilkan oksigen yang
akan dibebaskan ke lingkungan.
 Pada raksi gelap dihasilkan gula dengan memanfaatkan CO2 lingkungan.

FOTOSISTEM

Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energi cahaya matahari yang
terdiri dari klorofil a, kompleks antena, dan akseptor elektron. Di dalam kloroplas
terdapat beberapa macam klorofil dan pigmen lain, seperti klorofil a yang berwarna
hijau muda, klorofil b berwarna hijau tua, dan karoten yang berwarna kuning sampai
jingga. Pigmen-pigmen tersebut mengelompok dalam membran tilakoid dan
membentuk perangkat pigmen yang berperan penting dalam fotosintesis.

Klorofil a berada dalam bagian pusat reaksi. Klorofil ini berperan dalam menyalurkan
elektron yang berenergi tinggi ke akseptor utama elektron.] Elektron ini selanjutnya
masuk ke sistem siklus elektron. Elektron yang dilepaskan klorofil a mempunyai energi
tinggi sebab memperoleh energi dari cahaya yang berasal dari molekul perangkat
pigmen yang dikenal dengan kompleks antena.

Fotosistem sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan fotosistem II.
Pada fotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif
terhadap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga klorofil a disebut juga
P700. Energi yang diperoleh P700 ditransfer dari kompleks antena. Pada fotosistem II
penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap panjang
gelombang 680 nm sehingga disebut P680. P680 yang teroksidasi merupakan agen
pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700 Dengan potensial redoks yang lebih besar,
akan cukup elektron negatif untuk memperoleh elektron dari molekul-molekul air.

Fotosintesis pada tumbuhan

Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari
senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang
menghasilkan glukosa berikut ini:

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi
seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang
terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi,
gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida, air, dan energi kimia.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen


inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,
namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel
yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya.[4] Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.[4]
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan.[4]

Fotosintesis pada alga dan bakteri

Alga terdiri dari alga multiseluler seperti ganggang hingga alga mikroskopik yang
hanya terdiri dari satu sel.[15] Meskipun alga tidak memiliki struktur sekompleks
tumbuhan darat, fotosintesis pada keduanya terjadi dengan cara yang sama.[15] Hanya
saja karena alga memiliki berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya, maka panjang
gelombang cahaya yang diserapnya pun lebih bervariasi.[15] Semua alga menghasilkan
oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof.[15] Hanya sebagian kecil saja yang bersifat
heterotrof yang berarti bergantung pada materi yang dihasilkan oleh organisme lain.[15]

Proses

Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap
yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang
proses vital ini.[16] Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua
cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.[16]

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.[16]


Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk
melangsungkan reaksi ini.[17] Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,
tepatnya pada bagian stroma.[16] Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim
ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.[16]

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan
cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).[18]

Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di
dalam stroma.[18] Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi
kimia dan menghasilkan oksigen (O2).[18] Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri
reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan
NADPH).[18] Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi
terang.[18] Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap
bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul
gula.[18] Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang
tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang
gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm).[18] Cahaya tampak
terbagi atas cahaya merah (610 – 700 nm), hijau kuning (510 – 600 nm), biru (410 –
500 nm) dan violet (< 400 nm).[19] Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya
terhadap fotosintesis.[19] Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang
bekerja dalam fotosintesis.[19] Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap
cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.[19] Pigmen yang berbeda menyerap
cahaya pada panjang gelombang yang berbeda.[19] Kloroplas mengandung beberapa
pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah.[19]
Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau.
Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara
langsung berperan dalam reaksi terang.[19] Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan
lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan
ditangkap oleh akseptor elektron.[12] Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang
reaksi fotosintesis.

Reaksi terang

Reaksi terang dari fotosintesis pada membran tilakoid

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.[20] Reaksi
ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan
foton oleh pigmen sebagai antena.[20]

Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I
dan II.[21] Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini
optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II
(PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang
680 nm.[21]

Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan
menjadi tidak stabil.[21] Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron
dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan
(Mn) yang bertindak sebagai enzim.[21] Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di
lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan
mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2.[21] Plastokuinon merupakan molekul
kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan
mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f
kompleks.[20] Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah[21]:

2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2


Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan
mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan
mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC).[21] Kejadian ini juga
menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid.[21] Reaksi yang
terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah[21]:

2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)


Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I.[21] Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti
terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II
lebih dahulu.[21] Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi
mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut
yang disebut feredoksin.[21] Reaksi keseluruhan pada PS I adalah[21]:

Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)


Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan
elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH.[21] Reaksi ini dikatalisis
dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase.[21] Reaksinya adalah[21]:

4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH


Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP
sintase.[1] ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan
elektron dan H+ melintasi membran tilakoid.[1] Masuknya H+ pada ATP sintase akan
membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi
ATP.[1] Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut[1]:

Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2

Reaksi gelap

Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-
Benson dan siklus Hatch-Slack.[22] Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah
senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu
senyawa 3-phosphogliserat.[22] Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi
gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3.[22] Penambatan CO2 sebagai sumber
karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco.[22] Tumbuhan yang reaksi
gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang
terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom
karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.[22]
Siklus Calvin-Benson

Siklus Calvin-Benson

Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat
karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat.[22] RuBP merupakan enzim alosetrik
yang distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas.
Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH.[22] Jika kloroplas diberi
cahaya, ion H+ ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH
stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran
tilakoid.[22] Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun
sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya.[22] Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh
NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya.[22]

Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan
kloroplas.[12] Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi.[23]
Karboksilasi melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul
3-fosfogliserat(3-PGA).[23] Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA
direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida).[23]
Reduksi ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-
tama diubah menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-
bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP.[23] ATP ini timbul dari
fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah
kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan.[23] Bahan
pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron.[23] Secara
bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP.[23]

Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi
dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata.[24]
Pada akhir reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang
ditambat, digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur
dimulai lagi.[24]

Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan produk akhirnya adalah 1,3-
Pgaldehida.[12] Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya
dibawa keluar.[12] Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas,
tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol.[12] Triosa fosfat digunakan
sitosol untuk membentuk sukrosa.[12][24]

2. Katabolisme (Dissimilasi),
yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam
senyawa organik tersebut.

Tabel macam-macam reaksi katabolisme :


Tahapan Tempat Substrat hasil
Glikolisis Sitoplasma C6H12O6 2ATP, 2Asam
piruvat,
2NADH
Dekarboksilasi mitokondria Asam piruvat Asetil CO-A
oksidatif
Siklus asam sitrat Matriks mitokondria Asetil CO-A NADH2 +
ATP
Transpor elektron Membran dalam NADH2 dan FADH2 30ATP +
mitokondria 4ATP + H2O+
CO2
Siklus krebs Matriks mitokondria Glukosa

Respirasi sel
Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP
dan NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein).
Jalur-jalur metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi
dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup
proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada
semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel.
Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai
senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.

Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit
penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-
asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas
ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya,
berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan
energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai
oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun
demikian, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut
respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan
alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan
belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator. Respirasi
dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam
mitokondria.
Glikolisis
Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa. Glikogenolisis adalah
lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk
menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari
simtoma hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3
enzim, glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon
yang berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.
Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan .
oksigen. Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi
menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang
paling universal yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis
sel dalam hampir seluruh bentuk organisme.
Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa
dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan
disimpan dalam senyawa organik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum
dikenal dengan istilah ATP dan NADH.

Lintasan glikolisis yang paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas


(bahasa Inggris: EMP pathway), yang pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden,
Otto Meyerhof dan Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan Entner–
Doudoroff yang ditemukan oleh Michael Doudoroff dan Nathan Entner terjadi hanya
pada selprokariota, dan berbagai lintasan heterofermentatif dan homofermentatif.
Ringkasan reaksi glikolisis pada lintasan EMP adalah sebagai berikut:
Sedangkan ringkasan reaksi dari glikolisis, siklus asam sitrat dan fosforilasi oksidatif
adalah:
Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa. Jalur pentose fosfat adalah
adalah jalur alternative metabolism glukosa. Jalur ini berlangsung di sitosol. Enzim
yang terlibat antara lain G6P, transketolase, dan transaldolase.
Siklus Krebs
Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal
dari nama orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans
Krebs. Siklus ini disebut juga siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali dengan adanya 2
molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma
masuk ke mitokondria. Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.
Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:
a) Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah
bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-
A, membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan.
Perubahan kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
b) Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam
sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
c) Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan
membebaskan CO2.
d) Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah
bereaksi dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP
setelah bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
e) Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine
Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.
f) Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam
oksaloasetat (4C) dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan
kembali dengan asetil ko-A seperti langkah ke 2 di atas.
Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi
aerob yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta
membentuk kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs
selanjutnya. Dalam siklus krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.

Transpor electron

Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah


elektron dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir,
membentuk H2O. ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP. Reaksinya
kompleks, tetapi yang berperan penting adalah NADH, FAD, dan molekul-molekul
khusus, seperti Flavo protein, ko-enzim Q, serta beberapa sitokrom. Dikenal ada
beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A, B, dan A3. Elektron berenergi pertama-
tama berasal dari NADH, kemudian ditransfer ke FMN (Flavine Mono Nukleotida),
selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan A3, lalu berikatan dengan H yang diambil
dari lingkungan sekitarnya. Sampai terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O. Jadi
hasil akhir proses ini terbentuknya 32 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan respirasi.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh, pada
tumbuhan melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan tingkat
tinggi. Ketiga proses respirasi dapat diringkas sebagai berikut.
Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi yang
dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen
menjadi air.
Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien,
hampir semuanya menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan
ini sangat umum digunakan karena sangat efisien untuk mendapatkan energi,
dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik.
Dalam proses fosforilasi oksidatif, elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat akan
ditransfer ke senyawa NAD+ yang berada di dalam matriks mitokondria. Setelah
menerima elektron, NAD+ akan bereaksi menjadi NADH dan ion H+, kemudian
mendonorkan elektronnya ke rantai transpor elektron kompleks I dan FAD yang berada
di dalam rantai transpor elektron kompleks II. FAD akan menerima dua elektron,
kemudian bereaksi menjadi FADH2 melalui reaksi redoks.
Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk ATP. Pada
eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di dalam
mitokondria, manakala pada prokariota, protein-protein ini berada di membran dalam
sel. Enzim yang saling berhubungan ini disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada
eukariota, lima kompleks protein utama terlibat dalam proses ini, manakala pada
prokariota, terdapat banyak enzim-enzim berbeda yang terlibat.
Elektron yang melekat pada molekul rantai transpor elektron di sisi dalam membran
mitokondria akan menarik ion H+ menuju membran mitokondria sisi luar, disebut
kopling kemiosmotik,[4] yang menyebabkan kemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui
ATP sintase ke dalam mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien pH, dari area
dengan energi potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi
potensial lebih tinggi. Proses kopling kemiosmotik menghasilkan kombinasi gradien
pH dan potensial listrik di sepanjang membran ini yang disebut gaya gerak proton.
Energi gaya gerak proton digunakan untuk menghasilkan ATP melalui reaksi fosforilasi
ADP.
Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia menghasilkan spesi
oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida pada kompleks I. Hal ini
dapat mengakibatkan pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh, dan kemungkinan
juga menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam lintasan metabolisme ini
juga merupakan target dari banyak obat dan racun yang dapat menghambat aktivitas
enzim.

Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif atau disingkat dengan DO adalah proses Perubahan Piruvat
menjadi Asetilkoezim – A. Proses ini berlangsung karboksilasi Oksidatif ini di
membran luar mitocondria sebagai fase antara sebelum Siklus Krebs ( Pra Siklus Krebs
) sehingga DO sering dimasukkan langsung dalam Siklus krebs. Reaksi oksidasi piruvat
hasil glikolisis menjadi asetil koenzim-A, merupakan tahap reaksi penghubung yang
penting antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam trikarboksilat (daur
Krebs). Reaksi yang diaktalisis oleh kompleks piruvat dehidrogenase dalam matriks
mitokondria melibatkan tiga macam enzim (piruvat dehidrogenase, dihidrolipoil
transasetilase, dan dihidrolipoil dehidrogenase), lima macam koenzim
(tiaminpirofosfat, asam lipoat, koenzim-A, flavin adenin dinukleotida, dan nikotinamid
adenine dinukleotida) dan berlangsung dalam lima tahap reaksi.
Keseluruhan reaksi dekarboksilasi ini irreversibel, dengan ∆ G 0 = - 80 kkal per mol.
Reaksi ini merupakan jalan masuk utama karbohidrat kedalam daur Krebs. Tahap
reaksi pertama dikatalis oleh piruvat dehidrogenase yang menggunakan tiamin
pirofosfat sebagai koenzimnya. Dekarboksilasi piruvat menghasilkan senyawa α-
hidroksietil yang terkait pada gugus cincin tiazol dari tiamin pirofosfat.
Pada tahap reaksi kedua α-hidroksietil didehidrogenase menjadi asetil yang kemudian
dipindahkan dari tiamin pirofosfat ke atom S dari koenzim yang berikutnya, yaitu asam
lipoat, yang terikat pada enzim dihidrolipoil transasetilase.
Dalam hal ini gugus disulfida dari asam lipoat diubah menjadi bentuk reduksinya,
gugus sulfhidril. Pada tahap reaksi ketiga, gugus asetil dipindahkan dengan perantara
enzim dari gugus lipoil pada asam dihidrolipoat, kegugus tiol (sulfhidril pada koenzim-
A).
Kemudian asetil ko-A dibebaskan dari sistem enzim kompleks piruvat
dehidrogenase. Pada tahap reaksi keempat gugus tiol pada gugus lipoil yang terikat
pada dihidrolipoil transasetilase dioksidasi kembali menjadi bentuk disulfidanya
dengan enzim dihidrolipoil dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (flavin adenin
dinukleotida).
Akhirnya (tahap reaksi kelima) FADH + (bentuk reduksi dari FAD) yang tetap terikat
pada enzim, dioksidasi kembali oleh NAD + (nikotinamid adenin dinukleotida) manjadi
FAD, sedangkan NAD + berubah menjadi NADH (bentuk reduksi dari NAD +).

Fermentasi
Fermentasi adalah proses pembebasan energy tanpa oksigen. Ciri-ciri dari
fermentasi adalah:
1. Terjadi pada organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas
2. terjadi proses glikolisis
3. tidak terjadi penyaluran elektron ke Siklus Krebs dan Transpor Elektron
4. energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan Respirasi aerob
5. Fermentasi terdiri atas 3 macam, yaitu:
a. Fermentasi Asam Laktat
b. Fermentasi Alkohol
c. Fermentasi Asam Cuka

Fermentasi Asam Laktat


Fermentasi Asam Laktat merupakan proses fermentasi yang menghasilkan Asam Laktat
(asam susu = asam lelah). Ciri-ciri dari fermentasi asam laktat adalah:
1. Terjadi pada hewan tingkat tinggi dan manusia
2. menghasilkan Asam Laktat sebagai produk sampingan yang mengakibatkan:
a. napas tersengal-sengal
b. pegal-pegal di sekujur tubuh
3. dihasilkan energi sebesar 2 ATP
4. reaksi sederhananya:
2CH3CCOCOOH → 2CH3CHOHCOOH + 47 kkal
Fermentasi Alkohol

Fermentasi Alkohol merupakan proses fermentasi yang menghasilkan alkohol sebagai


produk sampingan.
Ciri-ciri fermentasi alkohol:
1. terjadi pada sel Ragi (Saccharomyces cerreviceae).
2. menghasilkan alkohol sebagai produk sampingan. Alkohol mengakibatkan racun
bagi organisme tersebut.
3. dihasilkan energi sebesar 2 ATP + 2 NADH2
4. reaksi sederhananya:
2CH3COCOOH → 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal

Fermentasi Asam Cuka

Fermentasi asam cuka merupakan proses fermentasi yang berlangsung dalam keadaan
aerob dan menghasilkan asam cuka.
Ciri-ciri fermentasi asam cuka:
1. terjadi pada bakteri asam cuka
2. substratnya adalah Etanol (Alkohol)
3. dihasilkan energi 5 kali lebih besar dari fermentasi alkohol, yaitu 10 ATP

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Katabolisme dan Anabolisme


a. Cahaya
b. Suhu
c. CO2
d. O2
e. H2O
f. Unsur/senyawa kimia

.ENZIM

Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Struktur
enzim terdiri dari:
• Apoenzim,
yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu terlampau
panas(termolabil).
• Gugus Prostetik (Kofaktor),
yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau
molekul-molekul organik yang disebut
KOENZIM
. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang
menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang
terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid
Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM. Enzim
mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam
sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak
harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah
respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi,
nitrogen, dan pencernaan.
Sifat-sifat enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut: 1. Biokatalisator, mempercepat jalannya
reaksi tanpa ikut bereaksi. 2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu
60º C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil. 3.
Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim. 4.
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan
dapat digunakan berulang-ulang. 5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan
di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase. 6. Umumnya enzim bekerja
mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah,
contoh : lipase, meng- katalisis pembentukan dan penguraian lemak.

Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan
tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu. 8.
Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang
disebut
kofaktor.
Gbr. Penghambatan Reversible terhadap kerja enzim
Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni
aktivator dan inhibitor, aktivator
dapat mempercepat jalannya reaksi. 2 + 2 + contoh aktivator enzim:
ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-A. Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi
enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida.
BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN

Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme


dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme)
molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang
melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme.

• Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan
energi.

• Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul


-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.

B.SARAN
Akhir kata ―tiada gading yang tak retak‖, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan
untuk kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai