Anda di halaman 1dari 2

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Penelitian ini menggunakan peralatan antara lain kromatografi kolom silika gel,
vakum, TLC (Thin Layer Chromatography), spektrofotometri UV, spektrometri massa,
spektrofotometri IR, dan spektrometri NMR.
3.1.2 Bahan
Penelitian ini menggunakan bahan berupa larutan CH2Cl2, Na2SO4, AcOEt, dietil
eter, NaOH, HCl, NaHCO3, dan H2O.

3.2 Prosedur Penelitian


3.2.1 Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Bahan Alam
Sebanyak 320 gram daun kering tanaman M. tomentosa yang dikumpulkan dari
Huaraz (Peru) dihidrodestilasi dengan peralatan Likens-Nikerson selama 4 jam dengan
CH2Cl2 sebagai pelarut. Ekstrak yang dihasilkan kemudian dikeringkan dengan Na2SO4.
Kemudian, ekstrak tersebut disaring dan diuapkan dalam vacum. Minyak esensial hasil
proses ekstraksi kemudian dipisahkan dengan kromatograsi kolom pada silika gel (1:60
w/w) dimana eluen yang digunakan merupakan campuran CH2Cl2 dan AcOEt. Dari proses
ekstraksi dengan kromatografi kolom, didapatkan enam fraksi. Setelah dilakukan uji
aktivitas biologis pada serangga, fraksi nomor 3 yang mampu mematikan 100% serangga
setelah 72 jam dengan dosis 50 μm (25×1,0 cm). Setelah itu, lakukan karakterisasi pada
fraksi nomor 3 dengan spektrofotometri UV. Dilakukan pula karakterisasi senyawa dengan
spektrofotometri IR. Dilakukan pula karakterisasi dengan spektrometri massa.
3.2.2 Reduksi dan Karakterisasi Senyawa Bahan Alam
Senyawa hasil isolasi sebanyak 4 gram dilarutkan pada 40 mL dietil eter. Lakukan
proses penambahan dietil eter setetes demi setetes hingga bercampur. Kemudian, direfluks
sambil diaduk. Hasil refluks kemudian dianalisa TLC. Setelah itu, ditambahkan 2,3 mL
H2O; 2,3 mL larutan NaOH 15% dan 6,8 mL H2O. Kemudian, diaduk pada suhu kamar
selama 30 menit. Setelah itu, dilakukan penyaringan. Filtrat hasil penyaringan dicuci
dengan air garam. Kemudian, dikeringkan dan dipadatkan. Residu hasil penyaringan diuji
kromatografi kolom silika gel dengan campuran heksana:dietil eter (9:1) sebagai eluen.
Setelah itu, lakukan karakterisasi senyawa pada residu dengan spekrometri NMR.
Dilakukan pula karakterisasi senyawa dengan spektrometri massa.
3.2.3 Asetilasi dan Karakterisasi Senyawa Bahan Alam
Senyawa hasil isolasi sebanyak 4 gram ditambahkan dengan 5,4 mmol trietilamina
dan 5,4 mmol asetat anhidrat. Kemudian, campuran diaduk selama 4,5 jam. Setelah itu,
ditambahkan H2O dan diaduk selama 30 menit. Campuran itu kemudian diekstrak dengan
CH2Cl2. Ekstrak krmudian dicuci dengan HCl 5% dan air garam. Kemudian, dikeringkan
dengan Na2SO4 dan dipekatkan dalam vakum. Residu yang dihasilkan kemudian dilakukan
kromatografi silika gel dimana eluen adalah asetat. Setelah itu, lakukan karakterisasi
senyawa pada residu dengan spekrometri NMR. Dilakukan pula karakterisasi senyawa
dengan spektrometri massa.
3.2.4 Epoksida Senyawa Hasil Asetilasi dengan asam m-kloroperbenzoat
Sebanyak 0,52 mmol asam m-kloroperbenzoat dalam 13 mL CH2Cl2 didingikan
hingga suhu 0°C. Senyawa hasil etilasi sebanyak 0,42 mmol dalam 5 mL CH2Cl2
dikeringkan. Kemudian, campuran diaduk selama 6 jam. Setelah itu, ditambahkan NaHCO3
10% dan diekstrak dengan CH2Cl2. Kemudian, hasil ektraksi dikeringkan dengan Na2SO4
dan dikonsentrasikan dalam vakum. Residu kemudian di kromatografi silika gel dengan
eluen isomer epoksiasetat. Setelah itu, lakukan karakterisasi senyawa pada residu dengan
spekrometri NMR. Dilakukan pula karakterisasi senyawa dengan spektrometri massa.

Anda mungkin juga menyukai