Anda di halaman 1dari 9

Headlines News :


 Profil
 Kontak Kami
 Artikel
 Agenda
 Pelayanan
 Lokasi
 Download
 Daftar Nikah Online
 Lainnya

 Home
 Data Pegawai
 Penyuluh
 Penais
 MUI
 Produk Hukum
 Teknologi
 Daftar Isi
 More
Search ...

Home » Headline » BATAS USIA PERNIKAHAN DALAM UNDANG-UNDANG


BATAS USIA PERNIKAHAN DALAM UNDANG-
UNDANG
Oleh Kartiman Alga, S.Ag.,M.Pd.I
Penghulu KUA Kec.Rancah Kab.Ciamis

Di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Bab II pasal 2


disebutkan bahwa Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat
kuat atau mitsaaqqan ghaliidhan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah. Karena pernikahan itu ibadah maka berkaitan erat dengan segala syarat dan
rukun yang merupakan salah satu kewajiban yang harus terpenuhi sebelum pelaksanaan akad
nikah dan akan berjalan tertib dalam pelaksanaannya.
Pernikahan merupakan akad yang suci yang menghalalkan pergaulan suami isteri dengan
nama Allah. Saking pentingnya pernikahan Rasulullah SAW mengingatkan umatnya dalam
khutbah haji wada di Namira sebagaimana sabdanya “Wahai manusia, berlaku baiklah terhadap
isteri kalian mereka itu merupakan teman-teman yang akan membantu kalian, mereka tidak
memiliki sesuatu untuk diri mereka, kalian telah mengambil mereka sebagai amanah Allah dan
kehormatan mereka dihalalkan bagi kalian dengan nama Allah”. Dalam sebuah hadis lain
Rasululah SAW bersabda “Nikah itu sunnah kami, siapa yang membenci sunnahku maka bukan
dari golonganku”. Oleh karena itu akad nikah merupakan suatu akad yang suci yang akan
menghalakan kehormatan dengan nama Allah, dengan tujuan ibadah untuk mewujudkan
kehidupan rumah tangga yang sakinah mawadah dan rohmah.
Salah satu persyaratan yang sering menjadi perbincangan masyarakat akhir-akhir ini
adalah batas usia pernikahan. Hal ini sering muncul seiring dengan bermunculannya kasus-kasus
yang menjadi sorotan media di berbagai daerah, seperti pernikahan yang dilakukan oleh Syeh
Puji terhadap anak dibawah umur beberapa waktu yang lalu. Permasalahannya adalah berapa
batas usia pernikahan dalam undang-undang di Indonesia? Untuk menjawabnya tentu kita perlu
merujuk pada ketentuan perundangan yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Di dalam Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab 2 pasal 7 ayat 1
berbunyi “Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun (sembilan
belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enambelas) tahun. Selanjutnya
dalam Peraturan Menteri Agama No.11 tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah Bab IV pasal 8
“Apabila seorang calon sumi belum mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan seorang
calon isteri belum mencapai umur 16 (enambelas) tahun, harus mendapat dispensasi dari
pengadilan”. Pasal-pasal tersebut diatas sangat jelas sekali hampir tak ada alternatif penafsiran,
bahwa usia yang diperbolehkan menikah di Indonesia untuk laki-laki 19 (sembilan belas) tahun
dan untuk wanita 16 (enambelas) tahun. Namun itu saja belum cukup, dalam tataran
implementasinya masih ada syarat yang harus ditempuh oleh calon pengantin (catin), yakni jika
calon suami dan calon isteri belum genap berusia 21 (duapuluh satu) tahun maka harus ada ijin
dari orang tua atau wali nikah, hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No.11 tahun
2007 tentang Pencatatan nikah Bab IV pasal 7 “Apabila seorang calon mempelai belum
mencapai umur 21 (duapuluh satu) tahun, harus mendapat ijin tertulis kedua orang tua”. Ijin ini
sipatnya wajib, karena usia itu dipandang masih memerlukan bimbingan dan pengawasan orang
tua/wali. Dalam format model N5 orang tua /wali harus membubuhkan tanda tangan dan nama
jelas, sehingga ijin dijadikan dasar oleh PPN/ penghulu bahwa kedua mempelai sudah
mendapatkan ijin/restu orang tua mereka. Lain halnya jika kedua calon pengantin sudah lebih
dari 21 (dua puluhsatu) tahun, maka para catin dapat melaksanakan pernikahan tanpa ada ijin
dari orang tua/wali. Namun untuk calon pengantin wanita ini akan jadi masalah karena orang
tuanya merupakan wali nasab sekaligus orang yang akan menikahkannya. Oleh karena itu ijin
dan doa restu orang tua tentu suatu hal yang sangat penting karena akan berkaitan dengan salah
satu rukun nikah yakni adanya wali nikah.
Dalam khazanah ilmu fiqh ada sebagian para ulama tidak memberikan batasan usia
pernikahan, artinya berapapun usia catin tidak menghalangi sahnya pernikahan, bahkan usia
belum baligh sekalipun, hal inilah yang menjadi dasar jaman dahulu ada yang disebut
istilahkawin gantung. Namun mayoritas ulama di dunia Islam sepakat mencantumkan
pembatasan usia nikah sebagai dasar yang dipakai di negara masing-masing. Di bawah ini adalah
batas usia pernikahan di sebagian negara-negara muslim yang merupakan hasil studi komperatif
Tahir Mahmood dalam buku Personal law in Islamic Cauntries ( History, Text and Comparetive
Analysis ) :

Pria Wanita
Negara
/tahun /tahun
Aljazair 21 18
Bangladesh 21 18
Indonesia 21 21
Tunisia 19 17
Mesir 18 16
Irak 18 18
Libanon 18 17
Libya 18 16
Malaysia 18 16
Maroko 18 16
Pakistan 18 16
Somalia 18 18
Yaman Selatan 18 16
Suriah 18 17
Turki 17 15
Jordania 16 15
Yaman Utara 15 15

Data diatas menunjukan bahwa dalam menentukan batas usia pernikahan, para ulama di
negara muslim sepakat memberikan batasan pernikahan setelah usia baligh, walaupun dalam
rentang yang tidak sama dan berpariasi, karena di dalam ilmu fiqh baligh jika dikaitkan dengan
ukuran usia berkisar laki-laki antara 15 ( lima belas ) tahun dan wanita antara 9 (sembilan) tahun.
Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana jika laki-laki masih dibawah 19 tahun dan
wanita masih dibawah 16 tahun akan melaksanakan pernikahan?. Hal ini bisa didorong karena
berbagai hal antara lain: khawatir jina’, sudah terlalu akrab, sudah tak bisa dipisahkan,
sudah cukup, cakap dan mampu dari segi materi serta fisik atau bahkan sudahkecelakaan.
Undang-undang perkawinan No 1 tahun 1974 ternyata tidak kaku dan cukup memberikan
ruang toleransi, hal ini bisa terlihat dari pasal 7 ayat (2) Dalam hal penyimpangan terhadap ayat
(1) pasal ini dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh
kedua orang tua pihak pria ataupun pihak wanita. Bagi umat Islam tentu orang tua/wali para
catin harus mengajukan ijin dispensasi nikah kepada Pengadilan Agama atau Mahkamah
Syar’iyah kabupaten didaerah catin tinggal. Setelah ijin keluar baru akad nikah bisa
dilaksanakan. Ijin tersebut akan dijadikan dasar oleh PPN/Penghulu serta akan
mencantumkannya dalam lembaran NB daftar pemeriksaan nikah poin II Calon Suami No 16
baris 33,34 dan poin III Calon Isteri No.16 baris 71,72. Dengan demikian pernikahan yang masih
dibawah umur atas ijin pengadilan menjadi sah dan berkekuatan hukum.
Selanjutnya dalam Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan anak Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) anak adalah seseorang yang telah
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Ayat
(2) Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskrimninasi.
Jika kita lihat sebagian pasal pada undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
dan Undang-undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak diatas, tentu ada hal yang
perlu di berikan elaborasi, terutama menyangkut batasan anak dan batasan nikah, karena kedua
ukuran tersebut masih bisa menimbulkan perdebatan yang panjang. Disatu sisi ia masih katagori
anak-anak tapi disi lain dikatakan sudah cukup untuk menikah. Hal ini menjadi penting untuk
ditindak lanjuti terutama oleh para pemangku kepentingan mungkin para akademisi, ulama,
legislatip atau siapapun di Republik ini. Karena orang tua/wali membutuhkan kejelasan dan
perlindungan hukum dalam membahagiakan anaknya, serta PPN/Penghulu
membutuhkan ketenangan dalam melaksanakan tugas sebagai pelayanan prima kepada
masyarakat, apalagi dalam Undang-undang Perlindungan Anak Bab XII tercantum ketentuan
pidana. Tentu hal ini perlu pengkajian yang konprehensip, agar tidak menjadi media bagi pihak
lain yang berkepentingan untuk menyudutkan dan atau menyalahkan pihak lainnya, yang pada
gilirannya aturan itu bisa berjalan seiring, sejalan, saling mengayomi, saling melengkapi dan
tidak saling bersinggungan. Semoga..Kartiman.alga@yahoo.com

Share25
Share this article :

Label: Headline

11 KOMENTAR:

Anca Milan mengatakan...

makasi, tulisan anda sangat membantu saya....

25 Maret 2013 10.46


Roni Setyawan mengatakan...

Informasi yang cukup jelas... cukup mmbantu dan paham akan btasan usia untuk mnikah....
thankss

29 Maret 2013 16.47

Guzthie Rahma mengatakan...

tulisan ini sangat membantu saya, terimakasih :)

14 Mei 2013 03.50

muhammad yusuf mengatakan...

terima kasih atas pencerahannya

21 Agustus 2013 14.29

moch assubangy mengatakan...

Alhamdulillah usiaku sudah mau 24 dan calonku sudah 21 jadi boleh untuk nikah ya pak???
hehheeh

23 Oktober 2013 06.45

Dachlan Toni mengatakan...

Terima kasih pak, penjelasannya sangat membantu

29 Maret 2015 18.56


Unknown mengatakan...

Kak, biasanya orang Kuwait itu klau nikah umurnya brapa, ya? Trus klau jadi ayah bysanya
rata2 umurnya brpa? Mhon dijawab.

19 Mei 2016 03.51

Muhammad Alfin Faiz mengatakan...

Terimakasih,tulisan ini sangat membantu saya yg berumur 17 tahun dan insyaAllah nikah
agustus 2016 ini,doakan yaa

31 Mei 2016 01.42

Ninna Dharmawan mengatakan...

Agenpoker.biz merupakan solusi judi poker online terbaik dalam permainan poker. Segera
daftarkan diri anda dan dapatkan Bonus Depo Awal Member Baru dan juga Bonus Pulsa
hanya di AGENPOKER.BIZ , Jadilah jutawan hanya dengan modal 10.000 rupiah sekarang
juga !!!!

10 November 2016 13.59

Oong Burhanudin mengatakan...

Pa sy mau bertanya perkawinan usia laki2 17 th bisa apa tidak?

23 November 2016 10.31

Udin Badut clown mengatakan...

makasih mas, berarti saya sudah boleh bangeeettttt

28 November 2016 14.07


POSKAN KOMENTAR

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Populer

BATAS USIA PERNIKAHAN DALAM UNDANG-UNDANG

URAIAN TUGAS PENGURUS MASJID DI KEC. RANCAH

Teks Ijab Qabul Bahasa Arab

Pelaksanaan Binsik TK. Kec Rancah 1433 H

PMA NO.11 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PENCATATAN NIKAH


Label

Agenda Artikel Berita Data Pegawai Download Headline Headline Haji Keluarga
SakinahKemesjidan Khutbah. Artikel Nikah Pelayanan PersonaliaProduk Halal Profil Prosedur
Nikah Sejarah Teks Nikah Visi Misi Zakat Wakaf

Ada kesalahan di dalam gadget ini

Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template


Copyright © 2011. KUA Rancah Ciamis - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Re-Design : TsurayaMedia

Anda mungkin juga menyukai

  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen28 halaman
    TUGAS
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Tugas
    Kata Pengantar Tugas
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Tugas
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Data Ibe
    Data Ibe
    Dokumen2 halaman
    Data Ibe
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Tugas
    Daftar Isi Tugas
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Tugas
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Tugas
    Daftar Isi Tugas
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Tugas
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Presiden
    Presiden
    Dokumen15 halaman
    Presiden
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Lembaga Khusus PBB
    Lembaga Khusus PBB
    Dokumen2 halaman
    Lembaga Khusus PBB
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Tugas
    Daftar Isi Tugas
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Tugas
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Tugas
    Kata Pengantar Tugas
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Tugas
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Kepolisian
    Kepolisian
    Dokumen14 halaman
    Kepolisian
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Pidana
    Pidana
    Dokumen16 halaman
    Pidana
    ardiyanti aris
    Belum ada peringkat
  • Soal CPNS Pemkab
    Soal CPNS Pemkab
    Dokumen7 halaman
    Soal CPNS Pemkab
    Dani Primantara
    Belum ada peringkat