Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 FILOSOFI PERANCANGAN

Filosofi perancangan bangunan sipil pada umumnya adalah dapat


menyalurkan beban struktur ke pondasi dengan baik. Mekanisme
penyaluran beban tadi dapat langsung berupa gaya aksial maupun
tidak langsung yang berupa momen, torsi, dan geser. Semua
mekanisme tadi menyalurkan semua gaya ke pondasi dan pondasi
harus mampu memikulnya.

1.2 KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR

Pada dasarnya suatu struktur atau elemen struktur harus dirancang


agar memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

1) Kuat
2) Aman
3) Ekonomis

Kuat mempuFCnyai arti bahwa kemampuan layan suatu struktur


atau elemen struktur harus lebih besar daripada beban yang bekerja
pada struktur maupun elemen struktur tersebut, hal ini sesuai
dengan yang diamanatkan pada pasal 11.1.1 SNI 03-2847-2002
yang dapat diartikan bahwa kuat rencana harus lebih besar atau
sama dengan kuat perlu ( ).Dimana:

Ф(Reduction faktor) mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Kemungkinan terjadinya penurunan kekuatan dari member


(komponen struktur) yang telah di rencanakan. Penurunan
kekuatan disebabkan :
• Variasi material beton

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 1
• Perbedaan beton di lokasi pengecoran dan beton benda
uji
• Pengaruh susut, tegangan sisa dan kelangsingan kolom
2. Ketilitian dalam mendisain dimensi member
Disebabkan oleh :
Kesalahan ukuran dimensi geometri dan penempatan tulangan
3. Tingkat duktilitas dan kestabilan dari member yang di bebani
4. Pentingnya member dalam suatu struktur bangunan
KESIMPULAN : Faktor reduksi sebagai faktor keamanan untuk
mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan yang sangat
mungkin terjadi dalam pelaksanaan di lapangan.
 U(kuat perlu)= load factor x service load(beban layan)
Load factor (faktor pembebanan) diperlukan sebab :
Terjadinya perbedaan beban dari anggapan
Beban mati bervariasi sebab :
 Perbedaan ukuran
 Perbedaan berat jenis beban
 Perubahan dari struktural dan non struktural
Perbedaan beban hidup setiap saat dan setiap gedung
 R(kuat nominal)  kekuatan komponen struktur atau
penampang yang dihitung berdasarkan ketentuan atau asumsi
metode perencanaan sebelum dikalikan faktor reduksi
kekuatan yang sesuai.
ФPn  Pu
ФMn  Mu

ФVn  Vu
ФTn  Tu
Aman berarti suatu struktur atau elemen struktur harus memiliki
lendutan atau simpangan yang masih dalam batas toleransi
sehingga penghuni struktur tersebut tidak merasa terancam bahaya.

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 2
Oleh karena itu perlu dilakukan kontrol servicebility untuk
kenyamanan yaitu kontrol lendutan dan kontrol retak.

Ekonomis berarti suatu struktur atau elemen struktur tersebut


harus dirancang sesuai dengan proporsinya, tidak terlalu banyak
memerlukan biaya.

Selain harus memenuhi kriteria diatas suatu struktur atau elemen


struktur yang dirancang untuk tahan terhadap gempa dan berada
pada wilayah gempa 5,6 sangat cocok menggunakan desain struktur
jenis open frame atau Sistem Rangka Pemikul Momen dengan
metode in-elastis(struktur didesain dapat mengalami kondisi plastis
sampai akhirnya rusak/runtuhtidak didesain untuk dapat menahan
beban gempa tanpa mengalami kerusakan(elastis) karena akan
dibutuhkan kolom yang sangat besar dan membutuhkan biaya yang
sangat mahal, akan tetapi daerah-daerah yang mengalami
keruntuhan/kerusakan dibatasi agar dapat meminimalisir adanya
korban jiwa

1.3 OPEN FRAME


Sistem ini memikul beban lateral dan beban gravitasi yang
langsung dipikul semua oleh rangka, pada sistem ini semua elemen
struktur dirancang dengan menggunakan metode in-elastis dimana
dimungkinkan terjadinya sendi-sendi plastis yang hanya boleh terjadi
pada balok dan pada kolom yang paling bawah ,konsep ini lebih
terkenal dengan sebutan “Strong Column Weak Beam” kolom
harus jauh lebih kuat daripada balok, sehingga pada waktu terjadi
gempa, balok terlebih dahulu melendut/ rusak(memungkinkan
manusia untuk lari menyelamatkan diri).

Kuat Lentur kolom harus memenuhi persamaan :

 Me  (6/5)  Mg

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 3
Menurut Tabel 3 SNI-1726 tercantum 3 jenis SRPM yaitu
SRPMB (B=Biasa) ; SRPMM (M=Menengah) ; SRPMK (K=Khusus).
Wilayah gempa 5 dan 6 dinamakan SRPMK dan harus memenuhi
persyaratan disain pada Pasal 23.2 sampai dengan 23.7 disamping
pasal – pasal sebelumnya yang masih berlaku.

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 4
BAB II
PRELIMINARY DESIGN

2.1 DATA BAHAN

Bahan yang digunakan untuk struktur gedung ini adalah beton


bertulang dengan data-data sebagai berikut :

Type Bangunan : SuperMarket (3 lantai)

Letak Bangunan : Perkotaan

Lebar Bangunan : 48 m

Panjang Bangunan : 72 m

Mutu Beton (fc’) : 30 MPa

Mutu Baja (fy) : 240 Mpa

2.2 PERATURAN

Adapun peraturan-peraturan yang dipakai dalam perencanaan


gedung ini adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983,
(PPIUG 1983).
2. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
2002, (SNI 03-2847-2002).
3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung 2002, (SNI 03-1726-2002).

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 5
2.3 METODE YANG DIGUNAKAN

Metode perhitungan beton yang digunakan adalah metode


kapasitas (kekuatan batas) dengan tingkat daktilitas penuh.

2.4 PEMBEBANAN
1. Beban Gravitasi
a. Beban Mati
Berat sendiri beton bertulang = 2400 kg/m 3
Adukan finishing lantai per 1 cm = 21 kg/m 2
Tegel = 24 kg/m 2
Dinding setengah bata = 250 kg/m 2
Plafond = 7 kg/m 2
Penggantung = 11 kg/m 2
Sanitasi = 20 kg/m 2
Plumbing = 10 kg/m2
b. Beban Hidup
Lantai atap = 100 kg/m 2
Plat lantai 1-2 dan basement = 400 kg/m 2
Plat lantai basement = 800 kg/m 2
Plat tangga = 300 kg/m 2
2. Beban Angin
Perkotaan = 30 kg/m 2

2.5 PERENCANAAN DIMENSI BALOK, KOLOM dan PLAT

Dengan mutu baja = 240 MPa dan mutu beton = 30 MPa


direncanakan dimensi balok, kolom dan plat sebagai berikut :

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 6
2.5.1. BALOK
Penentuan tinggi balok minimum (hmin) dihitung
berdasarkan SNI 0.3-2848-2002 Psl. 11.5.3.2.b dimana bila
persyaratan ini ini telah dipenuhi maka tidak perlu dilakukan
control lendutan.

L fy 
hmin =  0,4   ..... fy selain 400 Mpa
14  700 

 Balok Induk Arah Memanjang dan melintang : L =


800 cm
L fy 
hmin =  0,4  
14  700 

800  240 
=  0,4   = 42,448 cm  60 cm
14  700 

2 2
b   h   60 = 40 cm
3 3

Direncanakan dimensi balok induk melintang 40/60 cm

 Balok Anak : L = 800 cm


Dimensi balok anak diambil kurang lebih 2/3 dari
dimensi balok induk dengan bentang yang sama.
Dimana untuk bentang 800 cm, dimensi balok induk
yang bersangkutan adalah 40/60 cm. Jadi untuk balok
anak direncanakan 30/50 cm.

2.5.2. KOLOM
Pada perencanaan, kolom yang mengalami
pembebanan paling besar adalah kolom yang memikul
bentang 800 cm x 800 cm

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 7
Tebal pelat rencana : untuk lantai = 15 cm = 120 mm
Untuk atap = 12 cm = 180 mm
Tinggi tiap tingkat : GroundFloor = 400 cm

Untuk lantai 1 = 400 cm

Untuk lantai 2 = 800 cm

Untuk lantai basement = 500 cm

Berdasarkan PPIUG 1983 tabel 2.1 :

 Beban Mati
1. Pelat untuk atap = 8 x 8 x 0.18 x 2400 kg/m 3 x1 tingkat =
27648 kg
2. Pelat untuk lantai Gf,1&2 = 8 x 8 x 0.21 x 2400 kg/m 3 x 3
tingkat = 82944 kg
3. Penggantung = 8 x 8 x 11 kg/m 3 x 3 tingkat = 2112 kg
4. Plafon = 8 x 8 x 7 kg/m 3 x 3 tingkat = 1344 kg
5. Balok induk melintang = 8 x 0.4 x 0.6 x 2400kg/m 3 x 4 tingkat
= 18432 kg
6. Balok induk memanjang = 8 x 0.4 x 0.6 x 2400kg/m3 x
4tingkat = 18432 kg
7. Balok anak = 8 x 0.2 x 0.3 x 2400kg/m 3 x 4 tingkat =
4608 kg
8. Dinding = (8 + 8) x 250kg/m3 x 15 m = 60000 kg
9. Spesi (2 cm) = 8 x 8 x 0.02 x 21kg/m 2 x 3 tingkat =
80.64 kg
10. Aspal (1 cm) = 8 x 8 x 0.01 x 14 x 1 tingkat = 17.92 kg
11. Plumbing = 8 x 8 x 10kg/m 2 x 4 tingkat = 2560 kg
12. Sanitasi = 8 x 8 x 20kg/m 2 x 4 tingkat = 5120 kg

Berat Total =225858,56 kg

Berdasarkan PPIUG 1983 tabel 3.1

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 8
 Beban Hidup
1. Atap = 8 x 8 x 100 kg/m 2 x 1 tingkat = 6400 kg
2. Lantai = 8 x 8 x 400 kg/m 2 x 3 tingkat = 76800 kg
Berat Total = 83200 kg

Jadi berat total  Qu = 1,2 x DL + 1,6 x LL

= 1,2 (225858,56) + 1,6 (83200)

= 404150.272 kg

Menurut SNI 03-2847-2002 Ps. 11.3.2(b) aksial


takan dan aksial tekan dengan lentur untuk komponen
struktur dengan tulangan sengkang biasa, maka factor
reduksi (ф=0.65).

Mutu beton = 30 Mpa = 35 x 10/0.83 = 361.446 kg/cm 2

3Qu 3(404150.272)
Rencana Awal  A = = =
 fc' 0.65 x361.446
2
5160.685 cm

2
Dimensi awal  b 2 = 5160.685 cm

b = 71.838 cm  80 cm

Jadi dimensi kolom digunakan 80/80 cm

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 9
 Tabel ukuran dimensi balok dan kolom
Balok anak 30/50 cm
untuk atap
dan lantai

Balok induk 40/60 cm


melintang
untuk atap
dan lantai

Balok induk 40/60 cm


memanjang
untuk atap
dan lantai

Kolom 80/80 cm

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 10
BAB III
PERHITUNGAN

3.1 PERENCANAAN PLAT


A. DASAR PERHITUNGAN DIMENSI PLAT
 Plat dua arah (two way slab)
Perhitungan dimensi plat dua arah berdasarkan SNI 03-
2847-2002 pasal 11.5(3(3)) bagi tebal plat sebagai berikut :
a. Untuk  m  0,2 menggunakan pasal 11.5(3(2))

b. Untuk 0,2   m  2 ketebalan minimum plat harus

memenuhi .

 fy 
Ln  0.8 
 1500 
h1 
36  5  m  0.2
dan tidak boleh kurang dari 120 mm

c. Untuk  m  2 ketebalan minimum plat harus memenuhi

 fy 
Ln   0.8  
h2   1500 
36  9
dan tidak boleh kurang dari 90 mm

Dimana :

Ln = Panjang bentang bersih

fy = Tegangan Leleh Baja

 = Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap


arah memendek dari pelat 2 arah

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 11
 m = Nilai rata-rata untuk semua balok pada tepi – tepi dari

suatu panel

Perumusan untuk mencari lebar flens pada balok :


be
Balok Tengah :
hf
Nilai be diambil yang terkecil dari :
hw

L
 be =
4
 be = bw + 16 hf
bw
 be = jarak pusat ke pusat balok

Balok Tepi :
be hf
Nilai be diambil yang terkecil dari :
hw

L
 be = bw +
12
 be = bw + 6 hf
bw
1
 be = bw + (jarak bersih ke balok berikutnya )
2
dari kedua nilai be tersebut diambil yang terkecil.

 Plat satu arah (one way slab)


Perhitungan plat satu arah berdasarkan SNI 30-2847-
2002 pasal 11.5(2(1)0 tabel 8 dimana tabel tersebut hanya
berlaku untuk struktur beton dengan f y sebesar 400 Mpa.
Sedangkan untuk mutu beton selain 400 Mpa maka nilainya
 fy 
dikalikan denagan factor  0.4  .
 700 

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 12
Menurut SNI 0.-2847-2002 pasal 10.10(2) dan pasal
10.10(3) disebutkan beberapa cara menentukan lebar efektif
(be) dari balok T.

Balok tengah :
be hf

1
 be1  Lb
4
 be2  bw  8hf
hw
Dari kedua be tersebut diambil nilai yang terkecil.

bw

Balok tepi : be

1
 be1  Lb
12
hw
hf
 be2  bw  6hf
Dari kedua be tersebut diambil nilai yang terkecil.
bw
Harga  m didapat dari

Ebalok I balok 1 t3
  I balok   K  b  h 3 I plat  bs 
E plat I plat 12 12

  
2 3
 be   hf  h f   h f   be   hf 
1   1 x   x 4  6   4     1 x   
 bw   hw    hw   hw   bw   hw  
K=
 be   hf 
1   1 x  
 bw   hw 

Dimana :

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 13
be = lebar efektif, harga minimum (cm)

bw = lebar balok (cm)

hf = tebal rencana plat (cm)

hw = tinggi balok (cm)

B. PERHITUNGAN TEBAL PLAT


a. Pelat Atap
Data perencanaan :
 Mutu bahan baja (fy = 240 Mpa)
 Mutu bahan beton (fc’ = 30 Mpa)
 Tebal pelat rencana : untuk atap = 12 cm

40/60 Ly = 400 cm

40/60 40/60

30/50

Lx = 400 cm

 40 40 
Ln  400      360 cm
 2 2 

 40 30 
Sn  400      365 cm
 2 2

Ln 360
   0.986 < 2  (pelat dua arah)
Sn 365

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 14
Perhitungan Nilai α

1. Balok induk Ly= 400 cm


be

hf = 12 cm

hw =60cm

bw = 40
cm
L
 be =
4

= 400
4

= 100 cm (be yang dipakai)

 be2  bw  16hf
= 40 + 16.12

= 232

  
2 3
 be   hf h  h 
 x 4  6 f   4 f   
be   hf 
1   1 x   1 x   
 bw   hw    hw   hw   bw   hw  
K =
 be   hf 
1   1 x  
 bw   hw 

 100   12    12   12   100   12  
2 3

1   1 x  x 4  6   4     1 x  
 40   60    60   60   40   60  
K=  1.455
 100   12 
1   1 x 
 40   60 

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 15
h3 t3
Ibalok = k . bw . Iplat = bs .
12 12

60 3 12 3
= 1.455 x 40 x = 400 x
12 12

= 1047600 cm4 = 57600 cm4

Karena Ecbalok = Ec plat

I balok 1047600
1 = =  18.188
Iplat 57600

2. Balok Lx = 400 cm

be

hf = 12cm

hw = 50
cm

bw = 30 cm

be = ¼ Lb be = bw + 8 hf

= ¼ 400 = 30 + 8.12

= 100 cm (be yang dipakai) = 126 cm (be yang dipakai)

  
2 3
 be   hf  hf   h f   be   h f 
1   1 x   x 4  6    4    
  h   h   bw  1 x  h

 
 bw   hw    w  w  w  
K =
 be   hf 
1   1 x  
 bw   hw 

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 16
 100   12    12   12   100   12  
2 3

1   1 x  x 4  6   4     1 x  
 30   50    50   50   30   50  
K=  1.654
 100   12 
1   1 x 
 30   50 

h3 t3
Ibalok = k . bw . Iplat = bs .
12 12

50 3 12 3
= 1.654 x 30 x = 400 x
12 12

= 516875 cm4 = 57600 cm4

Karena Ecbalok = Ec Plat

I balok 516875
2 = =  8.974
Iplat 57600

1
Jadi αm =    =13.581
2

Karena αm > 2 maka perletakan plat adalah jepit penuh.

Bedasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 11.5(3(3)) yang mana  m  2

maka ketebalan plat minimum adalah

 fy 
Ln   0.8  
h2   1500 
36  9
Dan tidak boleh kurang dari 9 cm

 240 
360 0.8  
h  1500 
 7.68cm  12cm
36  9  1

Jadi tebal pelat digunakan 12 cm

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 17
b. Pelat Lantai 1 – 3

Data perencanaan :
 Mutu bahan baja (fy = 240 Mpa)
 Mutu bahan beton (fc’ = 30 Mpa)
 Tebal pelat rencana : untuk lantai = 15 cm

40/60
Ly = 400 cm
40/60 40/60

30/50

Lx = 400 cm

 40 40 
Ln  400      360 cm
 2 2 

 40 30 
Sn  400      365 cm
 2 2

Ln 360
   0.993 < 2  (pelat satu arah)
Sn 365

Perhitungan Nilai α

1. Balok induk Ly= 400 cm


be

hf = 15 cm

hw =60cm

bw = 40
cm

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 18
L
 be =
4

= 400
4

= 100 cm (be yang dipakai)

 be2  bw  16hf
= 40 + 16.15

= 280

  
2 3
 be   hf h  h 
 x 4  6 f   4 f   
be   hf 
1   1 x   1 x   
 bw   hw    hw   hw   bw   hw  
K =
 be   hf 
1   1 x  
 bw   hw 

 100   15    15   15   100   15  
2 3

1   1 x  x 4  6   4     1 x  
 40   60    60   60   40   60  
K=  1.484
 100   15 
1   1 x 
 40   60 

h3 t3
Ibalok = k . bw . Iplat = bs .
12 12

60 3 153
= 1,484 x 40 x = 400 x
12 12

= 1068480 cm4 = 112500 cm4

Karena Ecbalok = Ec plat

I balok 1068480
1 = =  9.498
Iplat 112500

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 19
2. Balok Lx = 400 cm

be

hf = 15 cm

hw = 50
cm

bw = 30 cm

be = ¼ Lb be = bw + 8 hf

= ¼ 400 = 30 + 8.15

= 100 cm (be yang dipakai) = 150 cm

  
2 3
 be   hf h  h   be   h f 
1   1 x   x 4  6  f
  h
  4 f
 h
  
  bw  x  h
1 
 
 bw   hw    w   w   w  
K =
 be   hf 
1   1 x  

 bw   hw 

 100   15    15   15   100   15  
2 3

1   1 x  x 4  6   4     1 x  
 30   50    50   50   30   50  
K=  1.668
 100   15 
1   1 x 
 30   50 

h3 t3
Ibalok = k . bw . Iplat = bs .
12 12

50 3 153
= 1.668 x 30 x = 400 x
12 12

= 521250 cm4 = 112500 cm4

Karena Ecbalok = Ec Plat

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 20
I balok 521250
2 = =  4.633
Iplat 112500

1
Jadi αm =    = 7.066
2

Karena αm > 2 maka perletakan plat adalah jepit penuh.

Bedasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 11.5(3(3)) yang mana  m  2

maka ketebalan plat minimum adalah

 fy 
Ln   0.8  
h2   1500 
36  9
Dan tidak boleh kurang dari 9 cm

 240 
360 0.8  
h  1500 
 7.68cm  15cm
36  9  1

Jadi tebal pelat digunakan 15 cm

3.2 PEMBEBANAN PADA PLAT

A. Plat Atap
Beban-beban untuk Mall berdasarkan Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung 1983 (PPIUG 1983) :

1. Beban Mati (DL) :


a. Berat sendiri plat = 0,12 x 2400 = 288 Kg/m2
b. Berat plafond+rangka = 11 + 7 = 18 Kg/m2
c. Berat ducting & plumbing = 40 Kg/m2
d. Berat finishing (1 cm) = 1 x 21= 21 Kg/m2
e. Berat aspal (1 cm) = 1 x 14 = 14 Kg/m2 +
DL = 381 Kg/m2

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 21
2. Beban Hidup (LL) :

 LL = 100 Kg/m2
Kombinasi pembebanan ( qu ):

qu = 1,2 DL+ 1,6 LL

= 1,2 x 381 + 1,6 x 100

= 790 Kg/m2

B. Plat Lantai

Beban-beban untuk Mall berdasarkan Peraturan Pembebanan


Indonesia Untuk Gedung 1983 (PPIUG 1983) :

1. Beban mati ( DL )
a. Berat sendiri plat = 0,15 x 2400 = 360 Kg/m2
b. Berat plafond+rangka = 11 + 7 = 18 Kg/m2
c. Finishing (2 cm) = 2 x 21 = 42 Kg/m2
d. Berat ducting & plumbing = 40 Kg/m2
e. Berat keramik = 1 x 24 = 24 Kg/m2+

DL = 484 Kg/m2

2. Beban hidup (LL)

LL = 400 Kg/m2

Kombinasi pembebanan (qu)

qu = 1,2 DL + 1,6 LL

= 1,2 x 484 + 1,6 x 400

= 1220,8 Kg/m2

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 22
C. Plat lantai Semi Basement

Beban-beban untuk Mall berdasarkan Peraturan Pembebanan


Indonesia Untuk Gedung 1983 (PPIUG 1983) :

1. Beban mati ( DL )
a. Berat sendiri plat = 0,25 x 2400 = 600 Kg/m2
b. Finishing (2 cm) = 2 x 21 = 42 Kg/m2
c. Berat aspal (1 cm) = 1 x 14 = 14 Kg/m2
d. Berat keramik = 1 x 24 = 24 Kg/m2+

DL = 680 Kg/m2

2. Beban hidup (LL)

LL = 800 Kg/m2

Kombinasi pembebanan (qu)

qu = 1,2 DL + 1,6 LL

= 1,2 x 680 + 1,6 x 800 = 2096 Kg/m2

3.3 PERHITUNGAN PENULANGAN PLAT

Tahapan yang digunakan dalam menentukan tulangan lentur plat


adalah sebagai berikut:

1. Menentukan data-data d, fy, fc’, dan Mu


2. Menentukan batasan harga tulangan dengan menggunakan
rasio tulangan yang disyaratkan sebagai berikut :
0.85 1 fc'  600 
b    ……………..SNI 03-2847-2002 pasal
fy  600  fy 
10.4(3)

 max  0.75b ……………..SNI 03-2847-2002 pasal 12.3(3)

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 23
1.4
 min 
fy

3. Hitung rasio tulangan yang dibutuhkan :

1 2 xmxRn 
 1  1  

m fy 

4. Menentukan luas tulangan (AS) dari ῤ yang didapat


As

bxd

A. Penulangan Plat Atap


 Type 4x4 meter
Adapun data-data perencanaan untuk penulangan atap:

 Dimensi plat : 4 x 4 m2
 Tebal plat : 120 mm
 Tebal decking : 40 mm
 Diameter tulangan rencana : 13 mm
 Mutu tulangan baja : 240 MPa
 Mutu beton : 30 MPa, β1 = 0.85
 dx = 120 – 40 – ½ (13) = 73.5 mm
dy = 120 – 40 – 13 – ½ (13) = 60.5 mm

Perhitungan Momen Plat Lantai :

qu = 790 Kg/m2

dx = 73.5 mm = 0.0735 m

dy = 60.5 mm = 0.0605 m

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 24
0.85 1 fc'  600 
b    =
fy  600  fy 
0.85 x0.85 x30  600 
   0.064
240  600  240 

 max  0.75b = 0.75 x 0.064 = 0.048

1.4 1.4
 min  =  0.0058
fy 240

fy 240
m   9.415
0.85 fc' 0.85 x30

 40 30 
Ln  400      365cm
 2 2 

 40 40 
Sn  400      360cm
 2 2 

Ln 365
   1.007 > 2 (two way slab)
Sn 360

Dengan mengunakan koefisien momen PBI 1971 tabel


13.3.2 didapat persamaan momen sebagai berikut : (Iy/Ix =
1)

Plat Type A ( Terjepit Penuh)

Mlx = 0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 790 x 42 x 21

= 265.44 kgm

Mtx = -0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 790 x 42 x 52

= -657.28 kgm (+)

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 25
Mly = 0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 790 x 42 x 21

= 265.44kgm

Mty = -0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 790 x 42 x 52

= -657.28 kgm (+)

Dimana :

Mlx = Momen lapangan arah x

Mly = Momen lapangan arah y

Mtx = Momen tumpuan arah x

Mty = Momen tumpuan arah y

X = Nilai konstanta dari perbandingan Iy/Ix

 Perhitungan penulangan tumpuan arah X

Mu = 657.28kgm

Mu 657.28
Mn = = = 821.6 kgm
φ 0,8

Mn 821.6
Rn = = = 152084.780 kg/m2 =
bdx 2 1x0.0735 2
1.5 MPa

1  2m  Rn 
perlu = 1 1 =
m  fy 

1  2  9.145  1.5 
1  1   = 0.00643
9.145  240 

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 26
min > perlu < max

perlu = 1.3 x 0.00643 = 0.00836 > min 0.0058

pakai = perlu = 0.00836

Asperlu =  . b . d

= 0.00836 x 1000 x 73.5

= 614.46 mm2

Smax = 2 x tebal plat = 2 x 120 = 240 mm

Dipasang tulangan lentur  13–140 ( As pakai = 948.087 mm2


)

 Perhitungan tulangan tumpuan & lapangan arah Y


Mu = 657.28kgm
Mu 657.28
Mn = = = 821.6 kgm
φ 0,8

Mn 821.6
Rn = = = 224465.542 kg/m2 =
bdy 2 1  0.0605 2
2.2 MPa

1  2m  Rn 
perlu = 1 1 =
m  fy 

1  2  9.145  2.2 
1  1   = 0.00959

9.145  240 

min > perlu < max

perlu = 1.3 x 0,00959 = 0.0125 > min

pakai = perlu = 0.0125

As = . b . d

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 27
= 0,0125 x 1000 x 60.5

= 756.25 mm2

Smax = 2 x tebal plat = 2 x 120 = 240 mm

Dipasang tulangan lentur  8–140 ( As pakai = 948.087 mm2 )

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 28
B. Penulangan Plat lantai 1,2,3
 Type 4x4 meter
Adapun data-data perencanaan untuk penulangan atap:

 Dimensi plat : 4 x 4 m2
 Tebal plat : 150 mm
 Tebal decking : 40 mm
 Diameter tulangan rencana : 13 mm
 Mutu tulangan baja : 240 MPa
 Mutu beton : 30 MPa, β1 = 0.85
 dx = 150 – 40 – ½ (13) = 103.5 mm
dy = 150 – 40 – 13 – ½ (13) = 90.5 mm

Perhitungan Momen Plat Lantai :

qu = 1220.8 Kg/m2

dx = 103.5 mm = 0.1035 m

dy = 90.5 mm = 0.0905 m

0.85 1 fc'  600  0.85 x0.85 x30  600 


b    =    0.064
fy  600  fy  240  600  240 

 max  0.75b = 0.75 x 0.064 = 0.048

1.4 1.4
 min  =  0.0058
fy 240

fy 240
m   9.415
0.85 fc' 0.85 x30

 40 30 
Ln  400      365cm
 2 2 

 40 40 
Sn  400      360cm
 2 2 

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 29
Ln 365
   1.007 > 2 (two way slab)
Sn 360

Dengan mengunakan koefisien momen PBI 1971 tabel 13.3.2


didapat persamaan momen sebagai berikut : (Iy/Ix = 1)

Plat Type A ( Terjepit Penuh)

Mlx = 0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 1220.8 x 42 x 21

= 410.189 kgm

Mtx = -0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 1220.8 x 42 x 52

= -1015.706 kgm (+)

Mly = 0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 1220.8 x 42 x 21

= 410.189 kgm

Mty = -0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 1220.8 x 42 x 52

= -1015.706 kgm (+)

Dimana : Mlx = Momen lapangan arah x

Mly = Momen lapangan arah y

Mtx = Momen tumpuan arah x

Mty = Momen tumpuan arah y

X = Nilai konstanta dari perbandingan Iy/Ix

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 30
 Perhitungan penulangan tumpuan arah X

Mu = 1015.706 kgm

Mu 1015.706
Mn = = = 1269.632 kgm
φ 0,8

Mn 1269.632
Rn = = = 118521.506 kg/m2 = 1.2 MPa
bdx 2 1x0.1035 2

1  2m  Rn  1  2  9.145  1.2 
perlu = 1 1 = 1  1   =
m  fy 
 9.145  240 

0.00512

min > perlu < max

perlu = 1.3 x 0.00512 = 0.00666 > min 0.0058

pakai = perlu = 0.00666

Asperlu =  . b . d

= 0.0067 x 1000 x 103.5

= 693.45 mm2

Smax = 2 x tebal plat = 2 x 120 = 240 mm

Dipasang tulangan lentur  13–140 ( As pakai = 948.087 mm2 )

 Perhitungan tulangan tumpuan & lapangan arah Y


Mu = 1015.706 kgm
Mu 1015.706
Mn = = = 1269.632 kgm
φ 0,8

Mn 1269.632
Rn = = = 155017.490 kg/m2 = 1.6 MPa
bdy 2 1  0.0905 2

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 31
1  2m  Rn  1  2  9.145  1.6 
perlu = 1 1 = 1  1   =
m  fy 
 9.145  240 

0.0069

min > perlu < max

perlu = 1.3 x 0,0069 = 0.0089 > min

pakai = perlu = 0.0089

As = . b . d

= 0,0089 x 1000 x 90.5

= 805.45 mm2

Smax = 2 x tebal plat = 2 x 120 = 240 mm

Dipasang tulangan lentur  13–140 ( As pakai = 948.087 mm2 )

C. Penulangan Plat lantai basement


Adapun data-data perencanaan untuk penulangan atap:

 Dimensi plat : 4 x 4 m2
 Tebal plat : 200 mm
 Tebal decking : 50 mm
 Diameter tulangan rencana : 16 mm
 Mutu tulangan baja : 240 MPa
 Mutu beton : 30 MPa, β1 = 0.85
 dx = 250 – 50 – ½ (16) = 192 mm
dy = 250 – 50 – 16 – ½ (16) = 176 mm

Perhitungan Momen Plat Lantai :

qu = 2096 Kg/m2

dx = 192 mm = 0.192 m

dy = 176 mm = 0.176 m

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 32
0.85 1 fc'  600  0.85 x0.85 x30  600 
b    =    0.064
fy  600  fy  240  600  240 

 max  0.75b = 0.75 x 0.064 = 0.048

1.4 1.4
 min  =  0.0058
fy 240

fy 240
m   9.415
0.85 fc' 0.85 x30

 40 30 
Ln  400      365cm
 2 2 

 40 40 
Sn  400      360cm
 2 2 

Ln 365
   1.007 > 2 (two way slab)
Sn 360

Dengan mengunakan koefisien momen PBI 1971 tabel 13.3.2


didapat persamaan momen sebagai berikut : (Iy/Ix = 1)

Plat ( Terjepit Penuh)

Mlx = 0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 2096 x 42 x 21

= 704.256 kgm

Mtx = -0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 2096 x 42 x 52

= -1743.872 kgm (+)

Mly = 0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 2096 x 42 x 21

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 33
= 704.256 kgm

Mty = -0.001 . qu . Lx2 . X

= 0.001 x 2096 x 42 x 52

= -1743.872 kgm (+)

Dimana : Mlx = Momen lapangan arah x

Mly = Momen lapangan arah y

Mtx = Momen tumpuan arah x

Mty = Momen tumpuan arah y

X = Nilai konstanta dari perbandingan Iy/Ix

 Perhitungan penulangan tumpuan arah X

Mu = 1743.872 kgm

Mu 1743.872
Mn = = = 2179.84 kgm
φ 0,8

Mn 2179.84
Rn = = = 59131.944 kg/m2 = 0.6 MPa
bdx 2 1x0.192 2

1  2m  Rn 
perlu = 
1 1

=
m fy 

1  2  9.145  0.6 
1  1   = 0.00253
9.145  240 

min > perlu < max

perlu = 1.3 x 0.00338 = 0.00328 < min 0.0058

pakai = min = 0.0058

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 34
Asperlu =  . b . d

= 0.0058 x 1000 x 192

= 1113.6 mm2

Smax = 2 x tebal plat = 2 x 120 = 240 mm

Dipasang tulangan lentur  16–140 ( As pakai = 1436.157 mm2 )

 Perhitungan tulangan tumpuan & lapangan arah Y

Mu = 1743.872 kgm

Mu 1743.872
Mn = = = 2179.84 kgm
φ 0,8

Mn 2179.84
Rn = = = 70371.9 kg/m2 = 0.7 MPa
bdy 2 1  0.176 2

1  2m  Rn  1  2  9.145  0.7 
perlu = 1 1 = 1  1   =
m  fy  
9.145  240 
 
0.00296

min > perlu < max

perlu = 1.3 x 0,00296 = 0.00384 < min

pakai = min = 0.0058

As =  . b . d

= 0,0058 x 1000 x 176

= 1020.8 mm2

Smax = 2 x tebal plat = 2 x 120 = 240 mm

Dipasang tulangan lentur  16–140 ( As pakai = 1436.157 mm2 )

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 35
Kesimpulan :

 Untuk plat atap:


- Arah x menggunakan tulangan 13-140 (As pakai 948.087
mm2)
- Arah y menggunakan tulangan 13-140 (As pakai 948.087
mm2)
- Untuk plat lantai:
- Arah x menggunakan tulangan 13-140 (As pakai 948.087
mm2)
- Arah y menggunakan tulangan 13-140 (As pakai 948.087
mm2)
- Untuk plat Basement:
- Arah x menggunakan tulangan 16-140 (As pakai 1436.157
mm2)
- Arah y menggunakan tulangan 16-140 (As pakai 1436.157
mm2)

3.4 PERENCANAAN BALOK ANAK


A. Perhitungan Penulangan Balok Anak Atap
Lx = 400 – (40/2 + 30/2) = 365 cm
Ly = 400 – (40/2 + 40/2) = 360 cm

 Pembebanan Plat Atap


Dari data perhitungan pembebanan plat didapat :
qd = 381 kg/m2
ql = 100 kg/m2
 Pembebanan Balok Anak Atap
a. Beban mati (qd)
Berat sendiri balok = 0.30 x 0.50 x 2400 = 360 kg/m 2

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 36
Beban mati plat = 2  ½  381  3.65  (1 - ⅓ 
(3.65/3.60)2) = 914.1 kg/m2
qd = 1274.1 kg/m2
b. Beban hidup (ql)
Beban hidup plat = 2  ½  100  3.65  (1 - ⅓ 
(3.65/3.60)2) = 239.930 kg/m2
c. Beban berfaktor (qu)
qu = 1.2 x qd + 1.6 x ql = 1.2 x 1274.1 + 1.6 x 239.930
= 1912.808 kg/m2
Gaya – gaya dalam yang terjadi
Koefisien momen dan gaya lintang (sesuai PBI 1971 hal 199)

3. Momen
qu  l2 1912.808  3.62
MA =  = 1032.92 kgm
24 24
qu  l2 1912.808  3.62
MA-B =  = 2065.83 kgm
12 12
qu  l2 1912.808  3.62
MB =  = 2065.83 kgm
12 12
qu  l 2 1912.808  3.62
MB-C =  = 1770.713 kgm
14 14
qu  l 2 1912.808  3.62
MC =  = 2065.83 kgm
12 12
qu  l 2 1912.808  3.62
MC-D =  = 2065.83 kgm
12 12

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 37
4. Contoh Perhitungan Balok Anak Atap :
Data-data : - b = 300 mm d=500–(40+10+1/2*19)=440.5 mm
- h =500 mm Tulangan Utama = D 19 mm
- fc’ = 30 MPa Tulangan
Sengkang = D 10 mm
- fy = 240 MPa

0.85 1 fc'  600  0.85 x0.85 x30  600 


b    =    0.064
fy  600  fy  240  600  240 

 max  0.75b = 0.75 x 0.064 = 0.484

1.4 1.4
 min  =  0.0058
fy 240

fy 240
m   9.412
0.85 fc' 0.85 x30

 Perhitungan Tulangan Lentur


 Tumpuan A
Mu 1032.92  9,81  1000
Mn = = = 12666181.5 N-mm
φ 0,8

Mn 12666181.5
Rn = = = 0.272 N/mm2
bd 2
240  440.5 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.272 
perlu = 1 1 = 1  1  
m  fy  9.412  240 
  

= 0.0011 < min

Aspakai =  b  d

= 0.0058  300  440.5

= 613.176 mm2

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 38
Maka dipasang tulangan 4 D-16 ( 804.248 mm2 )

 Lapangan A – B
Mu 2065.83  9.81  1000
Mn = = = 25332240.38 N-mm
φ 0.8

Mn 25332240.38
Rn = = = 0.44 N/mm2
bd 2
300  440.5 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.44 
perlu = 1 1 = 1  1  
m  fy 
 9.412  240 

= 0.0018 < min

Aspakai =  b  d

= 0.0058 300  440.5

= 766.47 mm2

Maka dipasang tulangan 4 D-16 (804.248 mm2 )

 Tumpuan B
Mu 2065.83  9.81  1000
Mn = = = 25332240.38 N-mm
φ 0.8

Mn 25332240.38
Rn = = = 0.44 N/mm2
bd 2
300  440.5 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.44 
perlu = 1 1 = 1  1  
m  fy  
9.412  240 
 

= 0.0018 < min

Aspakai =  b  d

= 0.0058 300  440.5

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 39
= 766.47 mm2

Maka dipasang tulangan 4 D-16 (804.248 mm2 )

 Lapangan B - C
Mu 1770.713  9.81  1000
Mn = = = 21713368.16 N-mm
φ 0,8

Mn 21713368.16
Rn = = = 0.37 N/mm2
bd 2
300  440.5 2

1 2m  Rn   
perlu = 1  1   = 1 1  1  2  9.412  0.37 
m  fy 
 9.421  240 

= 0.0016

pakai = 1.33  0.0016 = 0.002 < min

Aspakai =  b  d

= 0.0058  300  440.5

= 766.47 mm2

Maka dipasang tulangan 4 D-16 (804.248 mm2 )

 Tumpuan C
Mu 2065.83  9.81  1000
Mn = = = 25332240.38 N-mm
φ 0.8

Mn 25332240.38
Rn = = = 0.44 N/mm2
bd 2
300  440.5 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.44 
perlu = 1 1 = 1  1  
m  fy  9.412  240 
  

= 0.0018 < min

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 40
Aspakai =  b  d

= 0.0058 300  440.5

= 766.47 mm2

Maka dipasang tulangan 4 D-16 (804.248 mm2 )

 Lapangan C - D
Mu 1770.713  9.81  1000
Mn = = = 21713368.16 N-mm
φ 0,8

Mn 21713368.16
Rn = = = 0.37 N/mm2
bd 2
300  440.5 2

1 2m  Rn   
perlu = 1  1   = 1 1  1  2  9.412  0.37 

m fy 
 9.421  240 

= 0.0016

pakai = 1.33  0.0016 = 0.002 < min

Aspakai =  b  d

= 0.0058  300  440.5

= 766.47 mm2

Maka dipasang tulangan 4 D-16 (1133.54 mm2 )

 PERHITUNGAN PENULANGAN GESER


A. Langkah-langkah perhitungan :
1. Hitung Vu pada titik berjarak d dari ujung perletakan
2. Cek Vu   Vc   2
3 fc ' . bw . d 
Bila tidak memenuhi maka perbesaran penampang

3. Kriteria kebutuhan tulangan geser :


 Vu  0,5  Vc  Tidak perlu penguatan geser
WIDODO PANGESTU
114130137 Page 41
 0,5  Vc < Vu <  Vc  dipakai tulangan geser minimum
 Vc < Vu <  (Vc + Vs min)  diperlukan tulangan geser

  (Vc+VSmin ) < Vu  φ(Vc  13 fc' .bw.d)  perlu tulangan

geser.
dimana :

- Vc = 1
6 fc ' bw . d

f 'c
- Vs = bw . d
3
- Φ = 0,6 (untuk geser)
Keterangan :

 Vc = Kekuatan geser Nominal yang diakibatkan oleh Beton


 Vs = Kekuatan geser Nominal yang diakibatkan oleh
Tulangan geser
 Vn = Kekuatan geser Nominal (Vc + Vs)
 Vu = Gaya geser Berfaktor
4. Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.3.4 :
Jarak maksimum antar sengkang yang tidak memerlukan
sengkang tertutup tidak boleh melebihi : (d/2)

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 42
 Perhitungan Gaya Geser :
Suatu penampang beton menggunakan tulangan geser bila vu
>θvc

qu = 1912.808 kg/m2

Vu = 1/2  qu  Ln

= 1/2  1912.808  3.60

= 3443.054 kg  34430.54 N

- Vc = 1/6  fc'  bw  d

= 1/6  √30 300  440.5

= 120635.893 N

 Daerah tumpuan :
Vu   12 Ln  d  34430.54   12  3.6  0.4405
- Vtumpu = 
2  3.6
1 1
2 Ln

= 26014.186 N

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 43
Vu tump 26014.186
- Vsmin =  Vc   120635.893
φ 0,6
= -77278.917 N

Kriteria kebutuhan tulangan geser :

-  (Vc+VSmin ) < Vu  φ(Vc  13 fc' .bw.d)  perlu tulangan

geser
- 0.5 Φ Vc = 36190.768 N
- Φ Vc = 72381.536 N
- Φ (Vc + Vs min) = 26014.186 N
- φ(Vc  13 fc' .bw.d) = 361907.680 N

- 26014.186 N < 34430.54 N  361907.680 N perlu tulangan


geser.
Direncanakan : tulangan geser =  10
Kontrol jarak sengkang
Smax = ½  d

= ½  440.5

= 220.25 mm

digunakan sengkang  10 – 200 mm


 Daerah lapangan :
Vu   12 Ln  14 Ln  34430.54   12  3.6  14  3.6
- Vu lap =  =
1
2 Ln 1
2  3.6
17215.27 N
- Vu lap < 0.5 Φ Vc
- Vu lap < Φ Vc
- Vu lap < Φ (Vc + Vs min)
- Vu lap < φ(Vc  13 fc' .bw.d)

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 44
Karena Vu lapangan tidak memenuhi kriteria kebutuhan
tulangan geser maka untuk daerah lapangan tidak perlu
menggunakan tulangan geser.

B. Perhitungan Penulangan Balok Anak Lantai

Lx = 310 – (40/2 + 30/2) =


280 cm

Ly = 600 – (40/2 + 40/2) =


560 cm

1. Pembebanan Plat Lantai


Dari data perhitungan pembebanan plat didapat :
qd = 484 kg/m2
ql = 400 kg/m2
2. Pembebanan Balok Anak Lantai
a. Beban mati (qd)
Berat sendiri balok = 0.30 x 0.50 x 2400 = 360 kg/m 2
Beban mati plat = 2½4843.65(1-⅓(3.65/3.60)2)
=1161.262 kg/m2
qd = 1521.262 kg/m2
b. Beban hidup (ql)
Beban hidup plat = 2  ½  400  3.65  (1 - ⅓ 
(3.65/3.60)2) = 959.721 kg/m2
c. Beban berfaktor (qu)

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 45
qu = 1.2 x qd + 1.6 x ql
= 1.2 x 1521.262 + 1.6 x 959.721 = 3361.068 kg/m2

Gaya – gaya dalam yang terjadi


1. Koefisien momen dan gaya lintang (sesuai PBI 1971 hal 199)

d. Momen
qu  l 2 3361.068  3.6 2
MA =  = 1814.977 kgm
24 24
qu  l 2 3361.068  3.6 2
MA-B =  = 3629.95 kgm
12 12
qu  l 2 3361.068  3.6 2
MB =  = 3629.95 kgm
12 12
qu  l 2 3361.068  3.6 2
MB-C =  = 3111.39 kgm
14 14
qu  l 2 3361.068  3.6 2
MC =  = 3629.95 kgm
12 12
qu  l 2 3361.068  3.6 2
MC-D =  = 3629.95 kgm
12 12
Contoh Perhitungan Balok Anak Atap :
Data-data : - b = 300 mm d = 500 – (40 + 10 + 1/2 * 22) =
439 mm
- h = 500 mm Tulangan Utama = D 22 mm
- fc’ = 30 MPa Tulangan Sengkang =
D 10 mm
- fy = 240MPa
0.85 1 fc'  600  0.85 x0.85 x30  600 
b       0.064
fy  600  fy  = 240  600  240 

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 46
 max  0.75b = 0.75 x 0.064 = 0.484

1.4 1.4
 min  =  0.0058
fy 240

fy 240
m   9.412
0.85 fc' 0.85 x30

Perhitungan Tulangan Lentur


 Tumpuan A
Mu 1814.977  9,81  1000
Mn = = = 22256155.46 N-mm
φ 0,8

Mn 22256155.46
Rn = = = 0.48 N/mm2
bd 2
240  439 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.48 
perlu = 1 1 = 1  1   = 0.002
m  fy  9.412  240 
  

pakai = 1.33  0.002 = 0.0027 < min

Aspakai =   b  d = 0.0058  300  439

= 763.86 mm2

Maka dipasang tulangan 3D-22 ( 1140.398 mm2 )

 Lapangan A – B
Mu 3629.95  9.81  1000
Mn = = = 44499999.38 N-mm
φ 0.8

Mn 44499999.38
Rn = = = 0.96 N/mm2
bd 2
240  439 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.96 
perlu = 1 1 = 1  1   =0.0041
m  fy  9.412  240 
  

Aspakai =  b  d

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 47
= 0.0058  300  439

= 763.86 mm2

Maka dipasang tulangan 3 D-22 (1140.398 mm2 )

 Tumpuan B
Mu 3629.95  9.81  1000
Mn = = = 44499999.38 N-mm
φ 0.8

Mn 44499999.38
Rn = = = 0.96 N/mm2
bd 2
240  439 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.96 
perlu = 1 1 = 1  1   =0.0041
m  fy   
 9.412  240 

Aspakai =  b  d

= 0.0058  300  439

= 763.86 mm2

Maka dipasang tulangan 3 D-22 (1140.398 mm2 )

 Lapangan B-C
Mu 3111.39  9.81  1000
Mn = = = 38153419.88 N-mm
φ 0.8

Mn 38153419.88
Rn = = = 0.82 N/mm2
bd 2
240  439 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.82 
perlu = 1 1 = 1  1   =0.0035
m  fy  9.412  240 
  

Aspakai =  b  d

= 0.0058  300  439

= 763.86 mm2
WIDODO PANGESTU
114130137 Page 48
Maka dipasang tulangan 3 D-22 (1140.398 mm2 )

 Tumpuan C
Mu 3629.95  9.81  1000
Mn = = = 44499999.38 N-mm
φ 0.8

Mn 44499999.38
Rn = = = 0.96 N/mm2
bd 2
240  439 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.96 
perlu = 1 1 = 1  1   =0.0041
m  fy  9.412  240 
  

Aspakai =  b  d

= 0.0058  300  439

= 763.86 mm2

Maka dipasang tulangan 3 D-22 (1140.398 mm2 )

 Lapangan C-D
Mu 3629.95  9.81  1000
Mn = = = 44499999.38 N-mm
φ 0.8

Mn 44499999.38
Rn = = = 0.96 N/mm2
bd 2
240  439 2

1  2m  Rn  1  2  9.412  0.96 
perlu = 1 1 = 1  1   =0.0041
m  fy   
 9.412  240 

Aspakai =  b  d

= 0.0058  300  439

= 763.86 mm2

Maka dipasang tulangan 3 D-22 (1140.398 mm2 )

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 49
ii. PERHITUNGAN PENULANGAN GESER
 Langkah-langkah perhitungan :
1. Hitung Vu pada titik berjarak d dari ujung perletakan

3. Cek Vu   Vc   2
3 fc ' . bw . d 
Bila tidak memenuhi maka perbesaran penampang

4. Kriteria kebutuhan tulangan geser :


 Vu  0,5  Vc  Tidak perlu penguatan geser
 0,5  Vc < Vu <  Vc  dipakai tulangan geser minimum
 Vc < Vu <  (Vc + Vs min)  diperlukan tulangan geser

  (Vc+VSmin ) < Vu  φ(Vc  13 fc' .bw.d)  perlu tulangan

geser.
dimana :

- Vc = 1
6 fc ' bw . d

f 'c
- Vs = bw . d
3
- Φ = 0,6 (untuk geser)
Keterangan :

 Vc = Kekuatan geser Nominal yang diakibatkan oleh Beton


 Vs = Kekuatan geser Nominal yang diakibatkan oleh
Tulangan geser
 Vn = Kekuatan geser Nominal (Vc + Vs)
 Vu = Gaya geser Berfaktor
5. Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.3.4 :
Jarak maksimum antar sengkang yang tidak memerlukan
sengkang tertutup tidak boleh melebihi : (d/2)

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 50
 Perhitungan Gaya Geser :
Suatu penampang beton menggunakan tulangan geser bila vu
>θvc

qu = 3361.068 kg/m2

- Vu = 1/2  qu  Ln
= 1/2  3361.068 3.6

= 6049.922 kg  60499.22 N

- Vc = 1/6  fc'  bw  d

= 1/6  30  300  439

= 120225.101 N

 Daerah tumpuan :
Vu   12 Ln  d  60499.2   12  3.6  0.439
- Vtumpu = 
2  3.6
1 1
2 Ln

= 45744.117 N

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 51
Vu tump 45744.117
- Vsmin =  Vc   120225.101
φ 0,6
= -43984.905 N

Kriteria kebutuhan tulangan geser :

 (Vc+VSmin ) < Vu  φ(Vc  13 fc' .bw.d)  diperlukan tulangan

geser

- 0.5 Φ Vc = 36067.53 N
- Φ Vc = 72135.061 N
- Φ (Vc + Vs min) = 45744.117 N
- φ(Vc  13 fc' .bw.d) = 216405.182 N

- 45744.117 N < 60499.2 N  216405.182 N perlu tulangan


geser.
Direncanakan : tulangan geser =  10
Kontrol jarak sengkang
Smax = ½  d

= ½  439

= 219.5 mm

digunakan sengkang  10 – 200 mm


 Daerah lapangan :
Vu   12 Ln  14 Ln  60499.22   12  3.6  14  3.6
- Vu lap =  =
2  3.6
1 1
2 Ln

30249.61 N
Kriteria kebutuhan tulangan geser :

- 0.5 Φ Vc = 36067.53 N
- Φ Vc = 72135.061 N
- Φ (Vc + Vs min) = 45744.117 N

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 52
- φ(Vc  13 fc' .bw.d) = 216405.182 N

0,5  Vc < Vu <  Vc  dipakai tulangan geser minimum

Karena Vu lapangan tidak memenuhi kriteria kebutuhan tulangan


geser maka untuk daerah lapangan tidak perlu menggunakan
tulangan geser.

3.5 Beban Mati dan Hidup


Berat sendiri balok sebagai beban mati tidak dimasukkan
dalam pembebanan tapi dipakai sebagai frame dalam analisa
struktur SAP 2000. Dimana dalam Pre-Elemenary Design
digunakan balok induk 40/60 dan modulus elastisitas beton 2400
kg/m3

A. Pembebanan Balok Induk


1. Pembebanan Balok Atap
Dari data perhitungan pembebanan plat didapat :
qd = 381 kg/m2
ql = 100 kg/m2

 Balok

B.A 30/50
B.A 30/50

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 53
Beban mati ( DL ) :
Beban mati ( DL ) :
Berat sendiri balok induk = 0.40 x 0.60 x 2400 = 576 kg/m
Beban mati plat = 2  1/4  381  3.6 = 686 kg/m
Qd =1261 kg/m
Beban mati terpusat ( PD ) :
Berat sendiri balok anak = q x L = 0.3 x 0.5 x 2400 x ( 3 +
2.5 ) =2880 kg/m
Beban plat :
A–B =( 2  ½  381  3.6 (1 - ⅓  (3.6/4)2))x4 = 4005 kg/m
B–C=(2 ½  381  3.6 (1- ⅓  (3.6/4)2))x4 =4005 kg/m
PD =10890 kg/m
Beban hidup Merata ( QL ) :
Beban hidup plat= 2  ½  100  3.6  (1 - ⅓  (3.6/4)2)
=263 kg/m
Beban hidup terpusat ( PL ) :
Beban plat:
A–B=(2  ½  100  3.6  (1 - ⅓  (3.6/4)2))x4 =1051 kg/m
B–C=(2  ½  100  3.6  (1 - ⅓  (3.6/4)2))x4 =1051 kg/m
PL = 2102 kg/m

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 54
2. Pembebanan Balok Lantai 1.2.3
Dari data perhitungan pembebanan plat didapat :
qd = 484 kg/m2
ql = 400 kg/m2

 Balok

B.A 30/50
B.A 30/50

Beban mati ( DL ) :
Beban mati ( DL ) :
Berat sendiri balok induk = 0.40 x 0.60 x 2400 = 576
kg/m
Berat dindind ½ bata = 4.2 x 250 = 1050 kg/m
Beban mati plat = 2  1/4  484  3.6 = 871 kg/m
Qd =2497 kg/m
Beban mati terpusat ( PD ) :
Berat sendiri balok anak = q x L = 0.3 x 0.5 x 2400 x ( 3 +
2.5 ) =2880 kg/m
Beban plat :
A–B=(2  ½  484  3.6 (1 - ⅓  (3.6/4)2))x4 = 5088 kg/m
B–C=(2 ½  484  3.6 (1- ⅓  (3.6/4)2))x4 = 5088 kg/m
PD =13056 kg/m

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 55
Beban hidup Merata ( QL ) :
Beban hidup plat= 2  ½  400  3.6  (1 - ⅓  (3.6/4)2)
=1051 kg/m
Beban hidup terpusat ( PL ) :
Beban plat:
A–B=(2  ½  400  3.6  (1 - ⅓  (3.6/4)2))x4 = 4205 kg/m
B–C=(2  ½  400  3.6  (1 - ⅓  (3.6/4)2))x4 =4205 kg/m
PL =9461 kg/m

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 56
B. Perencanaan Balok Induk
Gaya-gaya dalam yang diperoleh (dipilih yang terbesar) :
Mu tumpuan = 3887.61 kgm = 3887.61 x 105 Nmm
Mu lapangan = 67905.2 kgm = 67905.2 x 105 Nmm
Vu maks = 45151.33 kg = 451513.3 N

(i) Tumpuan
Mu = 3887.61 x105 Nmm
h = 600 mm
b = 400 mm
p = 30 mm
D = 29 mm
Ø = 10 mm
d = h-p-1/2 Dtulangan utama – Øtulangan sengkang
= 600 – 30 – 1/2 .19 – 10
= 550.5

Menentukan rasio tulangan :

 min  1,4 f  1,4 240  0,0058


y

 0,85.1 . fc  600 
 max  0,75. . 
 fy  600  fy 

fc’ = 30 Mpa, maka β1 = 0,81

 0,85.0,81.30  600 
 max  0,75. .  = 0,0461
 240  600  240 

fy 240
m   9.412
0,85 fc' 0,85.30

Mu 3887.61x10 4
Rn =  = 0.408 MPa
 .b.d 2 0,8.400.545,5 2

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 57
1  2.m.Rn 
 perlu  x 1  1  
m  fy 

1  2.9.412.0.408 
 x 1  1  
9.412  240 
= 0,0872
ρ min > ρ perlu < ρ max

0.0058 > 0.0872 <0.0461 dipakai ρmax

As = ρ max . b . d

= 0,0461. 400 . 545,5 = 10059.02 mm2

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 10059.02 = 5029.51 mm2

Dipakai tulangan tumpuan atas (tarik) = 16D29 (10568.318


mm2)

Dipakai tulangan tumpuan bawah (tekan) = 8D29


(5284.159 mm2)

(i) Lapangan
Mu = 67905.2 kg.m = 67905.2 x 104 N.mm

Menentukan rasio tulangan :

 min  1,4 f  1,4 240  0,0058


y

 0,85.1 . fc  600 
 max  0,75. . 
 fy  600  fy 

fc’ = 30 Mpa, maka β1 = 0,81

 0,85.0,81.30  600 
 max  0,75. .  = 0,0461
 240  600  240 

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 58
fy 240
m   9.412
0,85 fc' 0,85.30

Mu 67905.2 x10 4
Rn =  = 7.131 MPa
 .b.d 2 0,8.400.545,5 2

1  2.m.Rn 
 perlu  x 1  1  
m  fy 

1  2.9.412.7.131 
 x 1  1  
9.412  240 
= 0,0357
ρ min> ρ perlu < ρ max

0.0058 >0.0357< 0.0461 dipakai ρ perlu

As = ρ perlu . b . d

= 0,0357. 400 . 545,5 = 7789.74 mm2

As’ = 0,2 . As

= 0,2 . 7789.74 = 3894,87 mm2

Dipakai tulangan lapangan atas (tekan) = 6D29 (3963.119


mm2)

Dipakai tulangan lapangan bawah (tarik) = 12D29 (7926.238


mm2)

iii. Penulangan geser


 Syarat-syarat penulangan geser :
Vu < ø Vn
Vn = Vc + Vs
Sehingga :
Vu < ø (Vc + Vs)
 Dari analisis SAP 2000, diperoleh hasil :

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 59
Vu = 451513.3 N
ø = 0,60
𝑉𝑢 451513.3
Vn = = = 757522.167 N
ø 0,6

 Gaya geser yang ditahan oleh beton :


Vc = 1/6√𝑓𝑐 bw d

= 1/6√30 400.545,5 = 199188.437 N


ϕ .Vc = 0,60 . 199188.437 = 119513.062 N
0,5 . ϕ.Vc = 0,5 . 119513.052 = 59756.531 N
ϕ .Vc < Vu

ϕ .Vc < 0,5 ϕ Vc maka tidak diperlukan tulangan


geser

C. Perencanaan Kolom
 Kolom Basement

Data :

Ukuran kolom (bxh) : 800 mm x 800 mm

Mutu Beton (fc) : 30 Mpa

Mutu Baja (fy) : 240 Mpa

Penutup Beton (p) : 40 mm

Tul. Utama diperkirakan : 32 mm

Tul. Sengkang diperkirakan : 16 mm

Beban struktur atas (Pu) : 356.061 KN = 3356061 N

Momen ultimate : 349.260 KNm

Perhitungan :

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 60
𝑀𝑢
𝑒𝑡 =
𝑃𝑢

349.260
= 3356.061 = 0.104 𝑚 = 104 𝑚𝑚

Et min = (15 + 0.03 x h)

= ( 15 + 0.03 x 800 ) = 39 mm

Et < et min

39 mm < 104 mm

Agr = 800 x 800 = 640000 mm2

Menentukan factor reduksi

Pu < 0.1 x Agr x Fc

3356061 < 0.1 x 640000 x 30

3356061 < 1920000

Karena PU > 0.1 x Agr x Fc maka ϕ 0.8

Menentukan harga d’/h

𝑒𝑡 104
= 800 = 0.13

d’ = p + tul. Sengkang + ½ tul. Utama

= 40 + 16 + ½ 32

= 72 mm

𝑑′ 72
= 800 = 0.09 ~ 0.10

Menentukan Tulangan

Fc = 30 mpa

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 61
Fy = 240 mpa

Β = 1.0

𝑃𝑢 3356061
= 0.8 𝑥 640000 𝑥 0.85 𝑥 30 = 0.257 > 0.1
𝜙 𝑥 𝐴𝑔𝑟 𝑥 0.85 𝑓𝑐

𝑃𝑢 𝑒𝑡
x = 0.257 x 0.130 = 0.033
𝜙 𝑥 𝐴𝑔𝑟 𝑥 0.85 𝑓𝑐 ℎ

Didapat : r =0.025

𝜌= 𝛽𝑥𝑟

= 1 x 0.025 = 0.025

Astot = 𝜌 𝑥 𝐴𝑔𝑟

= 0.025 x 640000 = 16000 mm2

Dipakai tulangan = 20 D32 (16084.954 mm2)

 Kolom lantai 1,2

Data :

Ukuran kolom (bxh) : 700 mm x 700 mm

Mutu Beton (fc) : 30 Mpa

Mutu Baja (fy) : 240 Mpa

Penutup Beton (p) : 40 mm

Tul. Utama diperkirakan : 32 mm

Tul. Sengkang diperkirakan : 16 mm

Beban struktur atas (Pu) : 4154.676 KN = 4154676 N

Momen ultimate : 432.728 KNm

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 62
Perhitungan :

𝑀𝑢
𝑒𝑡 =
𝑃𝑢

432.728
= 4154.676 = 0.104 𝑚 = 104 𝑚𝑚

Et min = (15 + 0.03 x h)

= ( 15 + 0.03 x 700 ) = 36 mm

Et < et min

36 mm < 104 mm

Agr = 700 x 700 = 490000 mm2

Menentukan factor reduksi

Pu < 0.1 x Agr x Fc

4154676 < 0.1 x 490000 x 30

4154676 < 1470000

Karena PU > 0.1 x Agr x Fc maka ϕ 0.8

Menentukan harga d’/h

𝑒𝑡 104
= 700 = 0.15

d’ = p + tul. Sengkang + ½ tul. Utama

= 40 + 16 + ½ 32

= 72 mm

𝑑′ 72
= 700 = 0.10

Menentukan Tulangan

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 63
Fc = 30 mpa

Fy = 240 mpa

Β = 1.0

𝑃𝑢 4154676
= 0.8 𝑥 490000 𝑥 0.85 𝑥 30 = 0.416 > 0.1
𝜙 𝑥 𝐴𝑔𝑟 𝑥 0.85 𝑓𝑐

𝑃𝑢 𝑒𝑡
x = 0.416 x 0.149 = 0.062
𝜙 𝑥 𝐴𝑔𝑟 𝑥 0.85 𝑓𝑐 ℎ

Didapat : r =0.029

𝜌= 𝛽𝑥𝑟

= 1 x 0.029 = 0.029

Astot = 𝜌 𝑥 𝐴𝑔𝑟

= 0.029 x 490000 = 14210 mm2

Dipakai tulangan = 18 D32 (14476.456 mm2)

 Kolom lantai 3

Data :

Ukuran kolom (bxh) : 600 mm x 600 mm

Mutu Beton (fc) : 30 Mpa

Mutu Baja (fy) : 240 Mpa

Penutup Beton (p) : 40 mm

Tul. Utama diperkirakan : 32 mm

Tul. Sengkang diperkirakan : 16 mm

Beban struktur atas (Pu) : 1285.740 KN = 1285740 N

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 64
Momen ultimate : 461.217 KNm

Perhitungan :

𝑀𝑢
𝑒𝑡 =
𝑃𝑢

461.217
= 1285.740 = 0.359 𝑚 = 359 𝑚𝑚

Et min = (15 + 0.03 x h)

= ( 15 + 0.03 x 600 ) = 33 mm

Et < et min

33 mm < 359 mm

Agr = 600 x 600 = 360000 mm2

Menentukan factor reduksi

Pu < 0.1 x Agr x Fc

1285740 < 0.1 x 360000 x 30

1285740 < 1080000

Karena PU > 0.1 x Agr x Fc maka ϕ 0.8

Menentukan harga d’/h

𝑒𝑡 359
= 600 = 0.60

d’ = p + tul. Sengkang + ½ tul. Utama

= 40 + 16 + ½ 32

= 72 mm

𝑑′ 72

= 600 = 0.12

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 65
Menentukan Tulangan

Fc = 30 mpa

Fy = 240 mpa

Β = 1.0

𝑃𝑢 1285740
= 0.8 𝑥 360000 𝑥 0.85 𝑥 30 = 0.175 > 0.1
𝜙 𝑥 𝐴𝑔𝑟 𝑥 0.85 𝑓𝑐

𝑃𝑢 𝑒𝑡
x = 0.175 x 0.598 = 0.105
𝜙 𝑥 𝐴𝑔𝑟 𝑥 0.85 𝑓𝑐 ℎ

Didapat : r =0.029

𝜌= 𝛽𝑥𝑟

= 1 x 0.029 = 0.029

Astot = 𝜌 𝑥 𝐴𝑔𝑟

= 0.029 x 360000 = 10440 mm2

Dipakai tulangan = 14 D32 (11259.468 mm2)

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 66
BAB IV
KESIMPULAN
- Dimensi Pelat lantai atap yaitu 12 cm
- Arah x menggunakan tulangan 13-140 (As pakai 948.087 mm2)
- Arah y menggunakan tulangan 13-140 (As pakai 948.087 mm2)

- Dimensi Pelat lantai 1,2 dan 3 yaitu 15 cm


- Arah x menggunakan tulangan 13-140 (As pakai 948.087 mm2)
- Arah y menggunakan tulangan 13-140 (As pakai 948.087 mm2)
- Dimensi pelat lantai basement yaitu 25 cm
- Arah x menggunakan tulangan 16-140 (As pakai 1436.157 mm2)
- Arah y menggunakan tulangan 16-140 (As pakai 1436.157 mm2)
- Dimensi balok anak atap yaitu 30/50 cm
- Tumpuan A dipasang tulangan 4D16 (As pakai 804.248 mm2)
- Lapangan A-B dipasang tulangan 4D16 (As pakai 804.248 mm2)
- Tumpuan B dipasang tulangan 4D16 (As pakai 804.248 mm2)
- Lapangan B-C dipasang tulangan 4D16 (As pakai 804.248 mm2)
- Tumpuan C dipasang tulangan 4D16 (As pakai 804.248 mm2)
- Lapangan C-D dipasang tulangan 4D16 (As pakai 804.248 mm2)
- Dimensi balok anak Lantai 1,2, dan 3 yaitu 30/50 cm
- Tumpuan A dipasang tulangan 3D22 (As pakai 1140.39 mm2)
- Lapangan A-B dipasang tulangan 3D22 (As pakai 1140.39 mm2)
- Tumpuan B dipasang tulangan 3D22 (As pakai 1140.39 mm2)
- Lapangan B-C dipasang tulangan 3D22 (As pakai 1140.39 mm2)
- Tumpuan C dipasang tulangan 3D22 (As pakai 1140.39 mm2)
- Lapangan C-D dipasang tulangan 3D22 (As pakai 1140.39 mm2)
- Dimensi balok induk yaitu 40/60 cm
- Tulangan tumpuan atas (tarik) dipasang 16D29 ( As pakai
10568.318 mm2)

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 67
- Tulangan tumpuan Bawah (tekan) dipasang 8D29 ( As pakai
5281.159 mm2)
- Tulangan Lapangan atas (tekan) dipasang 6D29 ( As pakai
3963.119 mm2)
- Tulangan lapangan Bawah (tarik) dipasang 12D29 ( As pakai
7926.238 mm2)
- Dimensi kolom lantai basement yaitu 80x80 cm
- Dipasang tulangan 20D32 ( As pakai 16084.954 mm2)
- Dimensi kolom lantai Lantai 1 dan 2 yaitu 70x70 cm
- Dipasang tulangan 18D32 ( As pakai 14476.456 mm2)
- Dimensi kolom lantai lantai 3 yaitu 60x60 cm
- Dipasang tulangan 14D32 ( As pakai 11259.468 mm2)

WIDODO PANGESTU
114130137 Page 68

Anda mungkin juga menyukai