Anda di halaman 1dari 11

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Kewirausahaan

(Entrepreneurial Intention)
(Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Islam Negeri SUSKA Riau)
Oleh: Budi Azwar, M.Ec.

Abstrak
Kajian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Populasi dalam kajian ini
adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri SUSKA Riau yang berasal dari tiga fakultas yang menyelenggarakan
mata kuliah kewirausahaan/pengantar bisnis secara reguler maupun berupa kegiatan ekstrakurikuler pilihan.
Ketiga fakultas tersebut yaitu Fakultas Ekonomi Dan Sosial, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, dan Fakultas
Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum. Responden dalam kajian dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Dalam hal ini kriteria sampel adalah mahasiswa semester akhir (semester 7) yang mendapatkan
mata kuliah kewirausahaan/pengantar bisnis secara reguler maupun berupa kegiatan ekstrakurikuler pilihan.
Hasil yang diperoleh dari kajian ini adalah (1) Faktor-faktor sosio demografi dalam hal ini jenis
kelamin dan pekerjaan orangtua sebagai wirausahawan tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap
niat kewirausahaan mahasiswa. (2) Faktor-faktor sikap (attitudes) yaitu Economic Opport and Challenge,
dan Perceived Confidence, terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap niat kewirausahaan
mahasiswa. (3) Faktor-faktor kontekstual yaitu, dukungan sosial (social support), terbukti berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Sementara faktor Academic Support, dan
Environmental Support tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.
Kata Kunci: Kewirausahaan, Demografi, Sikap, Kontekstual.

Pendahuluan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena


masalah utang-piutang merupakan hal yang tidak
Latar Belakang Masalah bisa diabaikan dalam kehidupan manusia sehari-
Islam sebagai agama Allah yang sempurna hari. Oleh karena itu, secara jelas Islam memberikan
memberikan petunjuk kepada manusia tentang bidang ketentuannya agar tidak terjadi perselisihan dan
usaha yang halal, cara berusaha, dan bagaimana permusuhan akibat utang-piutang.
manusia harus mengatur hubungan kerja dengan Ketentuan Islam yang jelas mengenai bidang
sesama mereka supaya memberikan manfaat yang jual beli, berbagai bentuk usaha, utang-piutang, dan
baik bagi kepentingan bersama dan dapat menciptakan hubungan kerja dimaksudkan untuk memberikan
kesejahteraan serta kemakmuran hidup bagi segenap pedoman kepada manusia dalam melakukan aktivitas
manusia. Islam tidak hanya menyuruh manusia tersebut guna menciptakan kehidupan pribadi dan
bekerja bagi kepentingan dirinya sendiri secara masyarakat yang adil, bermartabat, dan saling
halal, tetapi juga memerintahkan manusia menjalin menolong sehingga tercipta kesejahteraan dan
hubungan kerja dengan orang lain bagi kepentingan kemakmuran bersama. Islam sebagai agama yang
dan keuntungan kehidupan manusia di jagat raya ini. sempurna menjelaskan semua ini secara detail dan
Oleh karena itu, dalam bidang usaha dan wiraswasta lengkap sehingga manusia tidak memerlukan aturan
Islam benar-benar memberikan petunjuk-petunjuk lain untuk menjalani bidang-bidang tersebut.
yang jelas untuk dapat dijadikan pedoman melakukan
usaha dan wiraswasta yang baik. Suatu hal yang tak dapat dipungkiri bahwa
Indonesia menghadapi masalah keterbatasan
Selain itu, Islam juga mengatur secara jelas kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi
hubungan kerja antara pemberi kerja dan karyawan dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran
atau buruh atau pembantu yang melaksanakan intelektual belakangan ini. Laporan International Labor
perintah dari pemberi kerja. Islam juga memberikan Organization (ILO) mencatat jumlah pengangguran
petunjuk dengan jelas masalah utang-piutang antara terbuka pada tahun 2009 di Indonesia berjumlah 9.6
seseorang dan yang lain dalam melakukan transaksi juta jiwa (7.6%), dan 10% diantaranya adalah sarjana

12
Arwan: Peranan KH. Abdul Mu’thi dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah Melalui Thariqat Qadiriyah Wanaqsabandiyah...

(Nasrun, 2010). Data dari Badan Pusat Statistik masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan
Indonesia mendukung pernyataan ILO tersebut yang pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong
menunjukkan sebagian dari jumlah pengangguran semangat mahasiswa untuk berwirausaha (Yohnson
di Indonesia adalah mereka yang berpendidikan 2003, Wu & Wu, 2008).
Diploma/Akademi/dan lulusan Perguruan Tinggi Persoalannya bagaimana menumbuhkan motivasi
(Setiadi, 2008). Kondisi yang dihadapi akan semakin
berwirausaha di kalangan mahasiswa dan faktor-faktor
diperburuk dengan situasi persaingan global (misal
apa yang berpengaruh terhadap motivasi atau niat
pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA)
mahasiswa untuk memilih karir berwirausaha setelah
yang akan memperhadapkan lulusan perguruan tinggi
mereka lulus sarjana, masih menjadi pertanyaan dan
Indonesia bersaing secara bebas dengan lulusan dari
memerlukan penelaahan lebih jauh.
perguruan tinggi asing. Oleh karena itu, para sarjana
lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung Dari sejumlah kajian yang telah dilakukan
untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja terhadap motivasi seseorang untuk berwirausaha, dapat
(job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta disimpulkan bahwa niat kewirausahaan seseorang
pekerjaan (job creator) juga. dipengaruhi sejumlah faktor yang dapat dilihat dalam
suatu kerangka integral yang melibatkan berbagai
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para
faktor internal, faktor eksternal dan faktor kontekstual
mahasiswa perguruan tinggi dipercaya merupakan
(Johnson, 1990; Stewart et al., 1998). Faktor internal
alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat
berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa
pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat
karakter sifat, maupun faktor sosio demografi seperti
menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu
umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, latar belakang
merintis usahanya sendiri. Jumlah wirausahawan
keluarga dan lain-lain yang dapat mempengaruhi
muda di Indonesia yang hanya sekitar 0,18% dari
perilaku kewirausahaan seseorang (misal: Johnson,
total penduduk masih tertinggal jauh dibandingkan
1990; Nishanta, 2008). Sedangkan faktor eksternal
negara-negara maju seperti Amerika yang mencapai
berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat
11,5% maupun Singapura yang memiliki 7,2%
berupa unsur dari lingkungan sekitar dan kondisi
wirausahawan muda dari total penduduknya. Padahal
kontekstual.
secara konsensus, sebuah negara agar bisa maju,
idealnya memiliki wirausahawan sebanyak 5% dari Perumusan Masalah
total penduduknya yang dapat menjadi keunggulan
Berdasarkan latar belakang dan urgensi kajian
daya saing bangsa.
yang telah dipaparkan di atas, maka kajian ini
Lebih lanjut, menyikapi persaingan dunia bisnis difokuskan untuk mengetahui:
masa kini dan masa depan yang lebih mengandalkan
1. Apakah ada perbedaan berdasarkan faktor
pada knowledge dan intelectual capital, maka agar
karakteristik individual (sosio demografi (jenis
dapat menjadi daya saing bangsa, pengembangan
kelamin, pekerjaan orangtua) terhadap niat
wirausahawan muda perlu diarahkan pada kelompok
kewirausahaan di kalangan mahasiswa UIN
orang muda terdidik (intelektual). Mahasiswa yang
Suska Riau.
adalah calon lulusan perguruan tinggi perlu didorong
dan ditumbuhkan niat mereka untuk berwirausaha 2. Apakah faktor sifat individu (personality traits
(Interpreneurial intention). Zimmerer (2002:12), (autonomy and authority, economic opportunity
menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong and challenge, security and workload, avoid
pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak responsibility, self realization and participation,
pada peranan universitas melalui penyelenggaraan social environment, perceived confidence))
pendidikan kewirausahaan. berpengaruh terhadap niat kewirausahaan di
kalangan mahasiswa UIN Suska Riau.
Pihak universitas bertanggung jawab dalam
mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha 3. Apakah faktor kontekstual (dukungan akademik,
kepada para lulusannya dan memberikan motivasi dukungan sosial, dan dukungan lingkungan
untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir usaha) berpengaruh terhadap niat kewirausahaan
mereka. Pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola di kalangan mahasiswa UIN Suska Riau.
pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit berdasar

13
Menara, Vol. 12 No. 1 Januari – Juni 2013

Tujuan Kajian (Priyanto, 2008). Faktor internal yang berasal dari


dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat
Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi
personal, sikap, kemauan dan kemampuan individu
masukan bagi pengembangan kerangka pembelajaran
yang dapat memberi kekuatan individu untuk
pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi yang
berwirausaha. Sedangkan faktor eksternal berasal dari
lebih kongkrit dalam rangka mendorong munculnya
luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur
sarjana yang memilih karir sebagai entrepreneur.
dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga,
Secara lebih detail beberapa tujuan yang ingin dicapai
lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan
dari kajian ini adalah (1) menganalisis pengaruh
sosial ekonomi dan lain-lain.
faktor sosiodemografi (jenis kelamin, pekerjaan
orangtua) terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, (2) Selain faktor personality traits, beberapa studi
menganalisis pengaruh faktor-faktor sikap (autonomy lain menyoroti pengaruh sikap (attitudes) individual
and authority, economic opportunity and challenge, terhadap niat kewirausahaan. Gurbuz & Aykol
security and workload, avoid responsibility, self (2008) dan Tjahjono & Ardi (2010), menemukan
realization and participation, social environment, beberapa unsur sikap yang terdapat dalam model
perceived confi-dence) terhadap niat kewirausahaan Theory of Planned Behavior dari Fishbein dan Ajzen
mahasiswa, (3) menganalisis pengaruh faktor-faktor (TPB) berpengaruh terhadap niat kewirausahaan
kontekstual (dukungan akademik, dukungan sosial, mahasiswa. Unsur-unsur sikap yang terdapat dalam
dan dukungan lingkungan usaha) terhadap niat TPB mencakup autonomy/authority, economic
kewirausahaan mahasiswa. challenge, self realization, dan perceived confidence,
security & workload, avoid responsibility, dan social
Kajian Teoritis career. Beberapa studi juga menemukan faktor
sosio demografi dapat mendorong munculnya niat
Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) seseorang untuk berwirausaha. Faktor-faktor sosio
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. demografi yang diteliti antara lain meliputi jenis
Entrepreneurial intention atau niat kewirausahaan kelamin, umur (Johnson et al., 2010) dan pekerjaan
dapat diartikan sebagai langkah awal dari suatu proses orangtua (Gerry et al., 2008; Nishanta, 2008).
pendirian sebuah usaha yang umumnya bersifat Model kajian niat kewirausahaan seseorang kurang
jangka panjang (Lee & Wong, 2004). Menurut lengkap kalau tidak melibatkan faktor kontekstual
Krueger (1993), niat kewirausahaan men-cerminkan disamping faktor sosio demografi dan faktor sikap
komitmen seseorang untuk memulai usaha baru dan seseorang, karena ketiga kelompok faktor tersebut
merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam membentuk satu kesatuan yang integral didalam
memahami proses kewirausahaan pendirian usaha model kajian niat kewirausahaan seseorang. Beberapa
baru. faktor kontekstual yang cukup mendapat perhatian
Niat kewirausahaan akhir-akhir ini mulai peneliti adalah peranan pendidikan kewirausahaan
mendapat perhatian untuk diteliti karena diyakini dan pengalaman kewirausahaan (Vesper & McMullan,
bahwa suatu niat yang berkaitan dengan perilaku 1988; Kourilsky & Carlson, 1997; Gorman et
terbukti dapat menjadi cerminan dari perilaku al., 1997; Rasheed, 2000). Secara teori diyakini
yang sesungguhnya. Dalam teori planned behavior bahwa pembekalan pendidikan dan pengalaman
(Fishbein & Ajzen, 1985 dalam Tjahjono & Ardi, kewirausahaan pada seseorang sejak usia dini dapat
2008) diyakini bahwa faktor-faktor seperti sikap, meningkatkan potensi seseorang untuk menjadi
norma subyektif akan membentuk niat seseorang wirausahawan. Beberapa kajian menunjukkan hasil
dan selanjutnya secara langsung akan berpengaruh yang mendukung pernyataan tersebut (Kourilsky &
pada perilaku. Oleh karena itu pemahaman tentang Walstad, 1998; Gerry et al., 2008). Selain pendidikan
niat seseorang untuk berwirausaha (entrepreneurial dan pengalaman kewirausahaan, dukungan pihak
intention) dapat mencerminkan kecendrungan orang akademik (academic support), social support dan
untuk mendirikan usaha secara riil (Jenkins & dukungan lingkungan usaha (Gurbuz & Aykol, 2008)
Johnson, 1997). juga diduga merupakan faktor kontekstual yang
berpengaruh terhadap niat kewirausahaan.
Pada dasarnya pembentukan jiwa kewirausahaan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

14
Arwan: Peranan KH. Abdul Mu’thi dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah Melalui Thariqat Qadiriyah Wanaqsabandiyah...

Inti dan Hakikat Kewirausahaan watak dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang
yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan
Sekarang ini banyak kesempatan untuk
gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata
berwirausaha. Suatu karier kewirausahaan dapat
dan dapat mengembangkan dengan tangguh (Peter
mendukung kesejahteraan masyarakat dan dapat
F.Drucker, 1994). Menurut Drucker, kewirausahaan
menghasilkan imbalan financial yang nyata bagi
suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
wirausahanya.
baru dan berbeda (Ability to Create the new and
Para wirausaha adalah orang–orang yang mem- differen thing)(Suryana, 2003: 10).
punyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan–
Sedangkan menurut (Suryana, 2003:2), Kewira-
kesempatan bisnis: mengumpulkan sumber–sumber
usahaan (Entrepreneurship) adalah kemampuan
daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan
daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
memastikan sukses (Meredith, 2002:5)
Kewirausahaan adalah untuk semua orang.
Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan
Semua orang berpotensi untuk menjadi wirausaha.
yang membantu terbentuknya system ekonomi
Namun apakah ia wirausaha yang berhasil, setengah
perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong
berhasil atau gagal itu soal lain (Andrias Harefa,
perubahan, inovasi dan kemajuan di perekonomian
www.pembelajar.com, 2008)
kita akan datang dari para wirausaha; orang yang
memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan
mempercepat pertumbuhan ekonomi (Longenecker, Wirausaha
Moore dan Patty, 2001:4)
Zimmerer (1996:14-15) dikutip oleh Suryana
Ada keraguan istilah antara entrepreneurship, (2003:44) mengemukakan beberapa faktor-
intraprneurship dan entrepreneurial dan entrepreneur faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
(Elisa@yahoo.com, 2008) menjalankan usaha barunya:
1. Entrepeneurship adalah jiwa kewirausahaan 1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak
yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas penyebab utama yang membuat perusahaan
kewirausahaan juga kemampuan managerial kurang berhasil.
yang dibutuhkan seorang entreneur.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
2. Intrapreneurship didefenisikan sebagai teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,
kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
yang merupakan jembatan kesenjangan antaran mengelola sumber daya manusia maupun
ilmu dengan keinginan pasar. kemampuan mengintegrasikan operasi
3. Entrepreneur didefenisikan sebagai seorang yang perusahaan.
membawa sumber daya berupa tenaga kerja, 3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar
material dan asset lainnya pada suatu kombinasi perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor
yang menambahkan nilai yang lebih besar yang paling utama dalam keuangan adalah
daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada memelihara aliran kas. Mangatur pengeluaran
orang yang membawa perubahan, inovasi dan dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan
aturan baru. dalam memelihara aliran kas akan menghambat
4. Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalan- operasional perusahaan dan mengakibatkan
kan usaha atau berwirausaha. perusahaan tidak lancar.
Meskipun sampai sekarang ini belum ada 4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupa-
terminology yang persis sama tentang kewirausahaan kan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal
(Entrepneurship) akan tetapi pada umumnya memiliki dalam perencanaan maka akan mengalami
hakikat yang hampir sama yaitu merujuk pada sifat, kesulitan dalam pelaksanaan.

15
Menara, Vol. 12 No. 1 Januari – Juni 2013

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha menjadi wirausaha menjadi mundur. Ia kurang
yang strategis merupakan faktor yang menetukan terbiasa dalam menghadapi tantangan. Wirausaha
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis yang berhasil pada umumnya menjadikan
dapat mengakibatkan perusahaan sukar ber- tantangan sebagai peluang yang harus dihadapi
operasi karena kurang efisien. dan ditekuni.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan Kualitas kehidupan yang tepat rendah meskipun
erat kaitannya dengan efisien dan efektivitas. usahanya mantap. Kualitas kehidupan yang tidak
Kurang pengawasan dapat mengakibatkan segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.
Misalnya, pedagang yang kualitas kehidupannya tidak
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam
meningkat, maka akan mundur dari usaha dagangnya
berusaha. Sikap yang setengah–setengah terhadap
dan masuk ke usaha lain.
usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah Hipotesis Kajian
hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
Berdasarkan kerangka berpikir dalam tinjauan
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/ literatur di atas, maka dirumuskan beberapa hipotesis
transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang yang akan diuji dalam kajian ini:
siap menghadapi dan melakukan perubahan,
tidak akan manjadi wirausaha yang berhasil. 1. Hipotesis 1: Ada perbedaan faktor-faktor sosio
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa demografi yaitu jenis kelamin (H1.1), pekerjaan
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan orangtua (H1.2.), terhadap niat kewirausahaan
dan mampu membuat paralihan setiap waktu. mahasiswa.

Selain faktor–faktor yang membuat kegagalan 2. Hipotesis 2: Faktor-faktor sikap (attitudes) yaitu
kewirausahaan, Zimmerer (1996:17) dikutip oleh autonomy/authority (H2.1), economic challenge
Suryana (2003:45) mengemukakan beberapa potensi (H2.2), self realization (H2.3), security dan
yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan, workload (H2.4), avoid responsibility (H2.5),
yaitu: social career (H2.6) dan perceived confidence
(H2.7) berpengaruh terhadap niat kewirausahaan
1. Pendapatan yang tidak menentu. Baik pada mahasiswa.
tahap awal maupun tahap partumbuhan, dalam
bisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh 3. Hipotesis 3: Faktor-faktor kontekstual yaitu
pendapatan yang berkesinambungan. Dalam academic support (H3.1), social support (H3.2),
kewirausahaan, sewaktu–waktu bisa rugi dan environmental support (H3.3.) berpengaruh
sewaktu–waktu juga bisa untung. Kondisi yang terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.
tidak menentu dapat membuat seseorang mundur
dari kegiatan berwirausaha. Metode Kajian
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Lokasi dan Waktu Kajian
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah
Kajian ini dilaksanakan di Universitas Islam
tinggi. Menurut Yuyun Wirasasmita (1998),
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di
tingkat mortalitas/kegagalan usaha kecil di
Jalan Soebrantas, dengan waktu kajian dilaksanakan
Indonesia mencapai 78%. Kegagalan investasi selama empat bulan terhitung dari bulan Agustus
mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan
sampai dengan November 2013.
berwirausaha. Bagi seorang wirausaha, kegagalan
sebaiknya dipandang sebagai pelajara berharga. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Wirausaha Populasi kajian ini adalah mahasiswa Universitas
biasanya bekerja sendiri mulai dari pembelian, Islam Negeri SUSKA Riau yang berasal dari tiga
pengelolaan, penjualan dan pembukuan. Waktu fakultas yang menyelenggarakan mata kuliah
yang lama dan keharusan bekerja keras dalam kewirausahaan/pengantar bisnis secara reguler
berwirausaha mengakibatkan orang yang ingin maupun berupa kegiatan ekstrakurikuler pilihan.

16
Arwan: Peranan KH. Abdul Mu’thi dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah Melalui Thariqat Qadiriyah Wanaqsabandiyah...

Ketiga fakultas tersebut yaitu Fakultas Ekonomi Dan wanita), pekerjaan orangtua (berwirausaha/tidak
Sosial, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, dan Fakultas berwirausaha).
Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum. Responden
Secara keseluruhan, untuk faktor sikap,
dalam kajian dipilih dengan menggunakan teknik
kontekstual dan niat kewirausahaan, pernyataan
purposive sampling. Dalam hal ini kriteria sampel
diukur dengan menggunakan 5-point Likert scale,
adalah mahasiswa semester akhir (semester 7) yang
dimana responden diminta untuk menjawab dengan
mendapatkan mata kuliah kewirausahaan/pengantar
pilihan angka antara 1-5 (1= sangat tidak setuju, dan
bisnis secara reguler maupun berupa kegiatan
5= sangat setuju).
ekstrakurikuler pilihan. Dalam hal ini populasi diambil
sebanyak 522 orang dari tiga fakultas dimana masing- Analisis Data
masing terdiri 210 orang dari fakultas Syaria’ah dan
Faktor Sosiodemografi Terhadap Niat
Ilmu Hukum, 222 orang dari Fekonsos, dan 90 orang
Kewirausahaan Mahasiswa
dari Fakultas tarbiyah.
Untuk menganalisis pengaruh faktor sosio
Untuk menentukan jumlah sampel dalam kajian
demografi terhadap niat kewirausahaan mahasiswa
ini digunakan rumus Slovin; (Husein Umar:2007)
digunakan uji statistik beda mean.
Dimana:
Faktor Sikap dan Pengaruhnya Terhadap Niat
N = Populasi
Kewirausahaan Mahasiswa
n = Banyak Sampel
e = toleransi Kesalahan 10% Untuk menganalisis tentang adanya pengaruh
(dibulatkan 84 orang) faktor-faktor sikap terhadap niat kewirausahaan
mahasiswa digunakan teknik analisis regresi linier
Kemudian sampel mahasiswa pada tiga fakultas
berganda, dengan rumus dalam Sugiono, (2008)
tersebut diambil secara proporsional dengan mem-
sebagai berikut:
perhatikan jumlah mahasiswa yang ada pada fakultas
tersebut tersebut. Secara keseluruhan banyaknya Y 1 = a + b 1X 1 + b 2X 2 + b 3X 3 + b 4X 4 + b 5X 5 + b 6X 6
sampel tergambar dibawah ini; + b7X7 + e persamaan 1
Jumlah Sambel Dimana:
No. Fakultas Nilai f
Mhs Diambil Y 1 = Niat kewirausahaan
1 Fak. Syariah dan Ilmu Hukum 210 0.40 34 a = Konstanta
2 Fak. Ekonomi dan Ilmu Sosial 222 0.43 36
X 1 = autonomy and authority
0.17
X 2 = economic challenge
3 Fak. Tarbiyah dan Keguruan 90 14
X 3 = self realization
Jumlah 522 84
X 4 = security dan workload
Ket: f adalah sampel fraction yang dihitung X 5 = avoid responsibility
dengan rumus: (Husein Umar:1998) X 6 = social career
Dimana: n = Subpopulasi X 7 = perceived confidence
N = Populasi b1, b2, b3, b4, b5, b6, b 7 = Koefisien Regresi.
Banyaknya sampel proporsional = 84 x fi e = disturbance error

Pengukuran Variabel Faktor Kontekstual dan Pengaruhnya Terhadap


Niat Kewirausahaan Mahasiswa
Dalam kajian ini, data primer diperoleh
melalui wawancara langsung di lapangan dengan Untuk menganalisis tentang adanya pengaruh
menggunakan kuesioner kajian terstruktur, yang faktor-faktor kontekstual terhadap niat kewirausahaan
terbagi dalam 4 bagian: faktor sosio demografi, faktor mahasiswa digunakan teknik analisis regresi linier
sikap, faktor kontekstual dan niat kewirausahaan. berganda, dengan rumus dalam Sugiono, (2008)
Untuk variabel sosio demografi seperti jenis kelamin, sebagai berikut:
pekerjaan orangtua, diukur dengan pertanyaan Y2 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e persamaan 2
dikotomi, dengan menggunakan skala pengukuran
nominal. Misal untuk jenis kelamin (laki-laki/ Dimana:
Y2 = Niat kewirausahaan

17
Menara, Vol. 12 No. 1 Januari – Juni 2013

a = Konstanta Hasil Kajian dan Pembahasan


X 1 = academic support
X 2 = social support Uji Hipotesis
X 3 = environmental support a. Faktor Sosio Demografi dan Niat Kewira-
b1, b2, b3, = Koefisien Regresi. usahaan Mahasiswa
e = disturbance error
Untuk menganalisis pengaruh faktor sosio
Sedangkan uji hipotesis untuk persamaan 1 dan demografi terhadap niat kewirausahaan mahasiswa
persamaan 2 adalah sebagi berikut: digunakan uji statistik beda mean dan hasilnya
Uji regresi secara parsial (t-test) dipaparkan dalam Tabel dibawah ini.

Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis Rata-rata


Hipo- Signi- Kesim-
Variabel Niat Kewira-
tersebut digunakan pengujian regresi secara parsial tesis fikansi pulan
usahaan
untuk mengetahui apakah searah individu variable Jenis Kelamin
12,71 Tidak
bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak nyata - Laki laki H1.1. 0,151
12,93 signifikan
- Perempu an
terhadap variable tidak bebas. Untuk pengujian ini Pekerjaan Orangtua
12,64 Tidak
digunakan uji t yaitu membandingkan t hitung dengan - Berwirausaha H1.2.
12,91
0,226
signifikan
- Tidak berwirausaha
t tabel, apabila t hitung lebih besar dari t tabel, berarti
variable bebas mempunyai pengaruh signifikan Tabel Uji Beda Mean Faktor Sosio Demografi Terhadap Niat
Kewirausahaan Mahasiswa
terhadap variabel tidak bebas, begitu juga sebaliknya,
jika t hitung lebih kecil dari t tabel, berarti variable Sumber: Data Olahan.
bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
variable terikat. uji beda mean memperlihatkan bahwa faktor jenis
Uji regresi simultan (F-test) kelamin dan pekerjaan orang tua mahasiswa tidak
berhubungan signifikan dengan niat kewirausahaan
Pengujian variable independent secara simultan
mahasiswa baik pada tingkat signifikansi 5% maupun
ini dilakukan untuk mengetahui apakah variable
10%.
independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variable dependen. Untuk pengujian ini Dengan demikian, maka hipotesis yang
digunakan uji F yaitu dengan membandingkan antara menyatakan bahwa faktor jenis kelamin (H1.1)
F hitung dengan F tabel. Apabila F hitung lebih besar dan faktor pekerjaan orang tua (H1.2) berpengaruh
dari F tabel berarti variable bebas secara bersama- terhadap niat kewirausahaan mahasiswa tidak terbukti
sama berpengaruh signifikan terhadap variable tidak dalam kajian ini.
bebas. Sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari F b. Faktor Sikap dan Pengaruhnya Terhadap Niat
tabel berarti variable secara bersama-sama tidak Kewirausahaan Mahasiswa
berpengaruh secara signifikan terhadap variable tidak
bebas. Untuk menguji hipotesis tentang adanya peng-
aruh faktor-faktor sikap terhadap niat kewirausahaan
2
Koefisien Determinasi (R ) mahasiswa digunakan teknik analisis regresi linier
Nilai R2 ini merupakan ukuran yang digunakan berganda dengan mengggunakan software SPSS
untuk menentukan berapa persen variasi varibel (Statistical Product and Service Solution) versi 11.5
tidak bebas dapat dijelaskan oleh variable bebas, Hasil uji regresi disajikan dalam Tabel dibawah ini.
atau dengan kata lain menilai berapa baik suatu Tabel Hasil Analisis Regresi Pengaruh Faktor-Faktor Sikap
model yang diterapkan dapat dijelaskan variable Terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa
dependennya. Apabila R2 mendekati angka 1 maka Variabel Independen Hipotesis Beta t hitung Sig.
semua variasi varibel dependen dapat dijelaskan oleh
Autonomy and Authority H2.1 0,136 1,814 0,074
variable independen dan jika R2 mendekati 0 maka
Economic Opport and H2.2 0,153 2,370 0,020*
variasi varibel dependen tidak dapat dijelaskan oleh Challenge
pola hubungan tersebut. Security and Work Load H2.3 0,000 -0,004 0,997
Avoid Responsibility H2.4 -0,142 -2,227 0,029*

18
Arwan: Peranan KH. Abdul Mu’thi dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah Melalui Thariqat Qadiriyah Wanaqsabandiyah...

Self Realization and H2.5 -0,062 -0,614 0,541 terhadap niat kewirausahaan mahasiswa terdukung
Participation dalam kajian ini. Hasil uji statistik menemukan
Social Environment and H2.6 0,133 1,319 0,191 adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara
Career
variabel social support terhadap niat kewirausahaan
Perceived Confidence H2.7 0,356 2,492 0,015*
mahasiswa, namun tidak menemukan adanya
R 0,643
pengaruh yang signifikan antara Academic Support
Adj.R square 0,359
dengan niat kewirausahaan mahasiswa, dan juga
F hitung 7,635
tidak menemukan adanya pengaruh yang positif dan
Sig. F 0,000
signifikan antara Environmental Support dengan
Sumber: Data Olahan. niat kewirausahaan mahasiswa. namun hasil uji F
Hasil analisis regresi memperlihatkan sejumlah menunjukkan hasil yang signifikan secara simultan
unsur dari variabel sikap, yaitu economic opportunity, pada F hitung 5,184 dengan Sig. 0,003 kecil dari
dan perceived confidence sesuai dengan hipotesis alpha 5%. Sementara nilai Adj.R square = 0.131
yang dirumuskan, terdukung dalam kajian ini. Kedua yang berarti hanya sekitar 13,1% dari model kajian
elemen sikap tersebut terbukti berpengaruh secara ini dijelaskan oleh variable-variabel yang diteliti.
positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa Sementara sisanya 86,9% diterangkan oleh variable
dengan tingkat signifikansi 5%. Kedua elemen lain yang tidak diteliti dalam kajian ini.
ini memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap
niat kewirausahaan. Sementara variable Avoid Pembahasan
Responsibility berpengaruh negative dan signifikan Studi mengenai niat kewirausahaan mahasiswa
terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Pada kajian masih terbuka luas untuk dielaborasi dalam berbagai
ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan konteks. Untuk kelompok faktor sosio demografi,
dari unsur Autonomy and Authority, Security and Work isu jenis kelamin, pekerjaan orangtua, merupakan
Load, Self Realization and Participation, dan social faktor-faktor yang diteliti dalam studi ini karena
environment dan carrier terhadap niat kewirausahaan studi-studi yang sudah dilakukan terdahulu belum
mahasiswa. Walaupun hanya 3 dari 7 elemen sikap memperlihatkan arah yang jelas. Faktor jenis kelamin
yang diteliti menunjukkan pengaruh yang signifikan, dalam beberapa kajian memperlihatkan berpengaruh
namun hasil uji F menunjukkan hasil yang signifikan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, yaitu
secara simultan pada F hitung 7,635 dengan Sig. mahasiswa memiliki niat berwirausaha yang lebih
0,000 kecil dari alpha 5%. Sementara nilai Adj.R tinggi daripada mahasiswi (Rasheed, 2000; Nishanta,
square = 0.359 yang berarti hanya sekitar 35,9% dari 2008). Namun hal yang sama tidak ditemukan dalam
model kajian ini dijelaskan oleh variable-variabel studi Johnston et al. (2010).
yang diteliti. Sementara sisanya 64,1% diterangkan
Dalam kajian ini, tidak ditemukan adanya
oleh variable lain yang tidak diteliti dalam kajian ini.
perbedaan yang signifikan antara niat kewirausahaan
c. Faktor Kontekstual dan Pengaruhnya Terhadap mahasiswa dengan mahasiswi di UIN SUSKA Riau.
Niat Kewirausahaan Mahasiswa Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa calon wirausaha
Tabel Analisis Regresi Pengaruh Faktor-Faktor Kontekstual muda terdidik tidak dibatasi oleh jenis kelamin.
terhadap Niat Kewirausahaan Data pelengkap yang diperoleh dalam kajian ini
Variabel Independen Hipotesis Beta t hitung Sig. menunjukkan sebagian besar responden mahasiswi
Academic Support H2.1 0,125 1,778 0,079 telah menjalankan praktek berwirausaha sambil
Social Support H2.2 0,221 2,817 0,006* berkuliah dalam bentuk usaha MLM, menjual pulsa
Environmental Support H2.3 -0,023 -0,363 0,718 elektronik maupun berjualan pernak-pernik secara
R 0,403
online dan terdapat kesan mahasiswi lebih luwes
Adj.R square 0,131
F hitung 5,184
dalam berwirausaha sambil kuliah ketimbang para
Sig. F 0,003 mahasiswa.
Sumber: Data Olahan. Faktor pekerjaan orangtua merupakan faktor yang
Pengujian hipotesis dengan menggunakan menarik untuk diteliti di Indonesia. Beberapa sumber
analisis regresi memperlihatkan tidak semua hipotesis menggugat bahwa rendahnya minat dan pertumbuhan
berkaitan dengan pengaruh faktor kontekstual wirausahawan muda di Indonesia disinyalir antara

19
Menara, Vol. 12 No. 1 Januari – Juni 2013

lain disebabkan oleh minimnya contoh dan dorongan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
lingkungan keluarga kepada sang anak. Masih niat kewirausahaan mahasiswa.
banyak orangtua yang bekerja sebagai pegawai juga
Oleh karena itu, untuk mendorong timbulnya niat
mengharapkan anaknya bekerja sebagai pegawai
mahasiswa untuk berwirausaha setelah lulus sarjana
yang dinilai memiliki risiko lebih kecil dibandingkan
nanti, perlu mendapat dukungan dari pihak keluarga
menjadi pengusaha. Menurut Herdiman (2008),
dan teman-teman terdekat. Lingkungan dunia usaha
keluarga menjadi lingkungan pertama yang dapat
dalam kajian ini tidak terbukti berpengaruh bahkan
menumbuhkan mental kewirausahaan anak.
hubungannya negative terhadap niat kewirausahaan
Pentingnya peranan keluarga dalam mendorong
mahasiswa dalam kajian ini. Hal ini dapat menjadi
minat anak dalam berwirausaha diakui sebagian besar
indikasi adanya keraguan para mahasiswa terhadap
responden dalam kajian yang dilakukan terhadap
dukungan kondisi lingkungan usaha di Indonesia
para mahasiswa peminat berwirausaha di Bandung
terhadap kegiatan dunia usaha.
(Isdianto dkk., 2005). Kajian ini tidak mendukung
berbagai temuan studi di atas dengan ditolaknya
Penutup
hipotesis bahwa mahasiswa yang memiliki orangtua
dengan latar belakang pekerjaan wirausaha memiliki Kesimpulan
memiliki niat kewirausahaan yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil kajian ini, dapat ditarik
Pengaruh sikap (attitudes) individual terhadap niat beberapa kesimpulan:
kewirausahaan telah diteliti sejumlah peneliti dengan
1. Faktor-faktor sosio demografi dalam hal ini
menggunakan unsur-unsur sikap yang terdapat dalam
jenis kelamin dan pekerjaan orangtua sebagai
Theory of Planned Behavior (TPB) dari Ajzen dan
wirausahawan tidak terbukti berpengaruh
Fishbein (1985) dalam Gurbuz & Aykol (2008) yang
signifikan terhadap niat kewirausahaan
mencakup autonomy/authority, economic challenge,
self realization, dan perceived confidence, security mahasiswa.
dan workload, avoid responsibility, dan social career. 2. Faktor-faktor sikap (attitudes) yaitu Economic
Dalam kajian ini sejumlah unsur dari variabel sikap Opport and Challenge, dan Perceived Confidence,
yaitu menginginkan pekerjaan yang menantang dan terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif
bernilai ekonomi tinggi (economic opportunity), dan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.
memiliki keyakinan tentang kemampuan berwirausaha 3. Faktor-faktor kontekstual yaitu, dukungan
(perceived confidence) sesuai dengan hipotesis, sosial (social support), terbukti berpengaruh
terdukung dalam kajian ini. Ini berarti peningkatan secara signifikan dan positif terhadap niat
niat kewirausahaan mahasiswa dapat dilakukan kewirausahaan mahasiswa. Sementara faktor
dengan meningkatkan keyakinan diri mereka melalui Academic Support, dan Environmental Support
penguasaan ketrampilan berwira-usaha dan juga tidak terbukti berpengaruh secara signifikan
memberikan pekerjaan yang menantang dan bernilai terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.
ekonomi tinggi bagi mahasiswa untuk menentukan
pilihan karir mereka sendiri di masa depan sesuai Saran
keinginan mereka.
Keterbatasan dan masukan untuk kajian men-
Faktor kontekstual dalam model kajian ini datang:
adalah, dukungan akademik, dukungan sosial dan
kondisi lingkungan usaha. Hipotesis berkaitan 1. Dalam kajian ini, semua variabel dari kelompok
dengan dukungan sosial (social support) berpengaruh sosio demografi, sikap dan kontekstual
positif dan signifikan terhadap niat kewirausahaan diletakkan sebagai kelompok variabel bebas
mahasiswa. Sementara dukungan akademik (academic (predictors) terhadap niat kewirausahaan, tanpa
support) berpengaruh positif tapi tidak signifikan memperhatikan hubungan kausal yang mungkin
terhadap niat kewirausahaan mahasiswa dalam kajian terjadi antar ketiga kelompok variabel tersebut.
ini. Dorongan dari unsur-unsur lingkungan sosial Selanjutnya, ada baiknya ditelusuri secara ilmiah
seperti motivasi dari teman dekat, orang-orang yang kemungkinan membangun sebuah model yang
dianggap penting serta keluarga ternyata terbukti lebih komprehensif dengan memperhatikan
logika ilmiah urutan antar variabel. Terdapat

20
Arwan: Peranan KH. Abdul Mu’thi dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah Melalui Thariqat Qadiriyah Wanaqsabandiyah...

kemungkinan pendidikan kewirausahaan akan Isdianto, B., Willy, D. & Mashudi, M.R. 2005.
mempengaruhi variabel sikap dan selanjutnya Orientasi Sistem Pendidikan Desain Interior
baru mempengaruhi niat kewirausahaan. terhadap Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa
(Mencari Hambatan dan Stimulus). Laporan
2. Kajian ini hanya meneliti niat kewirausahaan
mahasiswa. Untuk melengkapi Theory of Planned Penelitian. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Behavior, disarankan kajian mendatang diarahkan Jenkins, M. & Johnson, G. 1997. Entrepreneurial
meneliti sampai perilaku riil mahasiswa dalam Intentions and Outcomes: A Comparative Causal
berwirausaha, sehingga diperoleh kerangka Mapping Study. Journal Management Studies,
model yang lengkap. 34, 895–920.
Johnson, B. 1990. Toward A Multidimensional
Daftar Pustaka Model of Entrepreneurship: The Case of
Alwan, A.P. & Yenny. L. 2003. Motivasi Alumnus Achievement Motivation and The Entre-preneur.
Universitas Kristen Petra untuk menjadi Entrepreneurial Theory Practice, 14(3): 39–54.
Entrepreneur. Skripsi tidak dipublikasikan.
Johnston, K.A, Andersen, B.K., Davidge-Pitts, J. &
Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Ostensen-Saunders, M. 2010. Identifying ICT
Galloway. L, Kelly.S. & Keogh. W. 2006. Identifying Entrepreneurship Potential in Students. Paper
Entrepreneurial Potential in Students. Working was presented at the Proceedings of Informing
Paper No. 006, National Council for Graduate Science & IT Education Conference (InSITE),
Entrepreneurship. Italy, 21-24 Juni.
Gerry. C, Susana. C. & Nogueira. F. 2008. Tracking Kourilsky, M.L. & Carlson, S.R. 1997. Entrepre-
Student Entrepreneurial Potential: Personal neurship Education for Youth: A Curricular
Attributes and the Propensity for Business Start- Perspective, in Sexton, D.L. & Sanlow, R.W.
Ups after Graduation in a Portuguese University. (Eds.), Entrepreneurship 2000 (page 193-213).
International Research Journal Problems and Chicago: Upstart Publishing.
Perspectives in Management, 6(4): 45-53.
Kourilsky, M.L. & Walstad, W.B. 1998. Entrepre-
Giovany, M.N. 2010. Profil Wirausaha Muda Ter- neurship and Female Youth: Knowledge,
didik pada Bisnis Butik On-line: Studi Tentang Attitudes, Gender Differences and Educational
Motivasi Berwirausaha, Jiwa Kewirausahaan Practices. Journal of Business Venturing, 13(1):
dan Aspek-Aspek Manajemen Saat Memulai 77-88.
Usaha dan Memasuki Pasar Ekspor. Skripsi
Krueger, N. 1993. The Impact of Prior Entrepre-
tidak dipublikasikan. Salatiga: Universitas
neurial Exposure on Perceptions of New Venture
Kristen Satyawacana.
Feasibility and Desirability. Entrepre-neurial
Gurbuz, G. & Aykol, S. 2008, Entrepreneurial Inten- Theory Practice, 18(1): 5–21.
tions of Young Educated Public in Turkey.
Lee, S.H. & Wong, P.K. 2004. An Exploratory Study
Journal of Global Strategic Management, 4(1):
of Technopreneurial Intentions: A Career Anchor
47-56.
Perspective. Journal of Business Venturing,
Herdiman, F.S. 2008. Wirausahawan Muda Mulai 19(1): 7-28.
Dari Lingkungan Keluarga, (http://jurnal
Lisa, O.E. 2008. Profil Student Entrepreneur di
nasional.com/media, diakses 12 Maret 2011).
Universitas Kristen Satya Wacana. Skripsi tidak
Hisrich, R.D. & Peters, M.P. 1995. Entrepreneurship: dipublikasikan. Salatiga: Universitas Kristen
Starting, Developing and Managing A New Satyawacana.
Enterprises. Third Edition. New York: McGraw-
Littunen, H. 2000. Entrepreneurship and the Charac-
Hill.
teristics of the Entrepreneurial Personality.
Indira, C.K. 2010. Intensi Kewirausahaan Maha- International Journal of Entrepreneurial
siswa: Studi Perbandingan antara Jawa dan Behaviour and Research, 6(6): 295-309.
Non-Jawa. Universitas Gunadarma. (Skripsi,
Nasrun, M. A. 25 September, 2010. Mengapa Banyak
tidak dipublikasi).
Sarjana yang Menganggur?, Suara Merdeka.

21
Menara, Vol. 12 No. 1 Januari – Juni 2013

Nishanta, B. 2008. Influence of Personality Traits and Stewart, W.H., Watson, W.E., Carland, J.C. & Carland,
Socio-demographic Background of Undergra- J.W. 1998. A Proclivity for Entrepreneurship: A
duate Students on Motivation for Entrepre- Comparison of Entrepreneurs, Small Business
neurial Career: The Case of Srilanka. Paper was Owners, and Corporate Managers”. Journal of
presented at the Euro-Asia Management Studies Business Venturing, 14(2): 189-214.
Association (EAMSA) Conference, Japan.
Tjahjono, H.K. & Ardi, H. 2008. Kajian Niat
Priyanto S.H. 2008. Di dalam Jiwa ada Jiwa: Mahasiswa Manajemen Universitas Muham-
The Backbone and the Social Construction of madiyah Yogyakarta untuk Menjadi Wirausaha.
Entrepreneurships. Pidato Pengukuhan Guru Utilitas Jurnal Manajemen dan Bisnis, 16(1): 46-
Besar Universitas Kristen Satya Wacana. 63.
Rasheed, H.S. 2000. Developing Entrepreneurial Vesper, K.H. & McMullan, W.E. 1988. Entrepre-
Potential in Youth: The Effects of Entrepre- neurship: Today Courses, Tomorrow degrees?.
neurial Education and Venture Creation, (http:// Entrepreneurship Theory and Practice, 13(1):
USASEB2001proceedings063, diakses 25 April 7-13.
2011).
Wu, S. & Wu, L. 2008. The Impact of Higher
Robinson, P.B., Stimpson, D.V., Huefner, J.C. & Education on Entrepreneurial Intentions of
Hunt, H.K. 1991. An Attitude Approach to University Students in China. Journal of Small
the Prediction of Entrepreneurship. Entrepre- Business and Enterprise Development, 15(4):
neurship Theory and Practice, 15(4): 13-31. 752–774.
Sekaran, U. 2000. Research Methods for Business: Yohnson. 2003. Peranan Universitas dalam Memo-
A Skill Building Approach. Third Edition. tivasi Sarjana Menjadi Young Entrepreneurs.
Singapore: John Wiley and Sons. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(2):
97-111.
Setiadi, U. 2008. Suatu Pemikiran Mengenai
Pendekatan Kembali Antara Dunia Pendidikan Zimmerer, W.T. 2002. Essentials of Entrepreneurship
S1 Manajemen Dengan Dunia Kerja. Prosiding and Small Business Management. Third Edition.
Konferensi Merefleksi Domain Pendidikan New York: Prentice-Hall.
Ekonomi dan Bisnis, Salatiga.

22

Anda mungkin juga menyukai