Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
kendali, secara tidak langsung ia menjadi tuhan yang bisa memfonis salah atau benar, iya atau
tidak.
Namun ketika ia menjadi objek seyogia-nya tahu diri dan memahami akan kedudukannya, dan
bisa menerima apa yang telah di tetapkan dan di tentukan oleh subjek-nya, karena ketentuan
objek di tentukan oleh subjek itu sendiri.
Sulit bagi individu yg lupa terhadap kedudukannya untuk mentelaah diri sebagai objek, oleh
karena-nya keputusan-keputusan yang di ambil sering kali menuai kontroversial .
Kadang atas dasar kepentingan, inderawi yang bersentuhan langsung dengan materi-materi
duniawi menjadikan logika sebagai barometer untuk menentukan segala hal, objek materi yang
sifatnya dinamis tidak bisa di terka secara langsung oleh logika, sehingga hipotesa menjadi
abstrak yang masih dipertanyakan esensi kebenarannya.
Dengan kepentingan, hal ini dijadikan sebuah legitimasi untuk mengambil sebuah keputusan,
keputusan yang di-anggap-nya mencapai nilai kebenaran yang absolut.
Keputusan semacam ini akan mengandung kontradiksi dari pihak yang masih belum bisa
menerima diktum, realitas dan kepuasan terhadap apa yang telah di tetapkan oleh pengadil.
#Self_Forget
#Amograga_Kawula_Alit
SITI KHOTIJAH
Sayyidatina Khadijah r.a merupakan wanita pertama yang beriman kepada Allah SWT. dan
Rasul-Nya. Beliau banyak membantu dan memperteguhkan tekad Rasulullah SAW.
melaksanakan risalah dakwah.dan juga Beliau senantiasa berusaha meringankan kepedihan hati
dan menghilangkan keletihan yang dialami oleh Rasulullah SAW. dalam menjalankan tugas
dakwah. Inilah keistimewaan dan keutamaan Khadijah dalam sejarah perjuangan Islam.
mungkin yang paling kita ingat dari kisah ini adalah pernikahan Nabi dengan Siti Khadijah yang
dilakukan
dengan perbedaan umur yang cukup jauh. kala itu Siti Khadijah berumur 40th sedangkan Nabi
Muhammad SAW masih berumur 25th. mungkin di saat itu perbedaan usia yang cukup jauh
memang masih tabu, apalagi dengan si wanita yang berumur lebih tua.
telah banyak yang dilakukan Siti Khadijah terhadap islam. waLaupun mungkin itu dilakukan
untuk Nabi, akan tetapi Siti Khadijah Lah yang telah melakukan banyak haL untuk suaminya
.
Khadijah yang juga seorang yang cerdas, mengenai ketertarikannya kepada Nabi Muhammad
mengatakan, “Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku,dunia dan kekuasaan para raja
persia dan romawi diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu
bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk.
ketika Rasulullah SAW mendapatkan wahyu di goa hira , Rasulullah SAW sangat ketakutan dan
meminta Khadijah untuk menyelimutinya , melihat Rasulullah yang ketakutan Khadijah
melepaskan rambutnya , seraya berkata ''apakah dia masih ada ya muhammad?'' , lalu Rasulullah
menjawab '' tidak , ia sudah pergi '' khadijah menjawab lagi '' beruntung lah kau suamiku itu
adalah jibril bukan syaitan.
Pada suatu ketika Rasulullah saw menyatakan, yang mana pernyataan beliau ini membuat Siti
Aisyah merasa cemburu: “Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, dia beriman
kepadaku saat semua orang ingkar,dia percaya kepadaku ketika semua mendustakanku, dia
mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan … darinyalah aku
mendapatkan keturunan.” Begitulah pernyataan Rasulullah saw tentang kepribadian Khadijah,
istrinya. Seorang isteri sejati, muslimah yang dengan segenap kemampuan dirinya berkorban
demi kejayaan Islam. Dalam majelis haul dan & zikir semacam ini banyak hikmah yang dapat
kita ambil. Majelis-majelis seperti inilah yang dicintai oleh Rasulullah, karena da’am majelis
seperti ini, kita bisa mengetahui perjuangan orang-orang yang berjuang bersama Rasulullah.
sungguh, alangkah terpujinya Siti Khadijah dengan segala sikapnya. ia mampu merelakan
segalanya demi Dakwah yang dilakukan oleh suaminya. Tatkala Nabi SAW mengalami
rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita.
Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi
kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh
karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu,
dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang
mengikuti teladannya. Khadijah menyiapkan sebuah rum
ah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya
ketika merenung di Gua Hira'
SITI MARYAM
SITI MARYAM, Perempuan paling ikhlas di dunia ( Kisah Inspirasi )
Siti Maryam, ibu dari NabiAllah Isa as. yang disebut sebagai wanita paling ikhlas di dunia
karena kesabarannya menghadapi cobaan berat yang di ujikan kepadanya. Siapakah beliau
sebenarnya ?
Sayyidah Maryam memiliki ayah bernama Imran , sedang ibunya bernama Hannah binti
Faqqudz.
Meski sudah lama berkeluarga, Hannah belum juga dikaruniani seorang anakpun.
Pada suatu hari ia bermimpi melihat burung yang member makan anaknya dengan meletakkan
makanan tersebut kepada seorang anak perempuan kecil. Dari mimpi itulah ia diberi seorang
anak oleh allah SWT yang bernama Siti Maryam. Dan seraya ia berkata ,
’’ Ya Allah aku melahirkan anak perempuan , dan engkau lebih mengetahui tentang keadaan
seoang perempuan. Akan tetapi , aku yakin bahwa Allah dalam menciptakan makhluknya
mempunyai tujuan tersendiri ".
Allah menerima nadzar Hannah sehingga putrinya tumbuh dan berkembang menjadi anak
yang baik , dan menjadikan seorang wanita yang berparas cantik dan indah sedap di pandang
mata. Maryam di jadikan allah menjadi anak yang mudah menerima orang-orang yang sholeh
yang dari mereka ini dia belajar ilmu-ilmu agama dan seputar kebaikan.
Siti Maryam akhirnya dirawat dan dididik oleh pamannya, yaitu nabi Zakaria. Banyak keajaiban
yang terjadi pada Siti Maryam, diantaranya dia diberikan makanan yang datangnya langsung dari
surga. Buah buahan dan berbagai makanan lezat lainnya.
Setelah usia maryam memulai tumbuh dewasa, Allah memberikan suatu mu’jizat kepadanya
dengan memberi seorang anak yang di anugerahi tanpa seorang suami melalui wahyu yang
diterima melalui malaikat Jibril :
‘’Wahai Maryam, sesungguhnya allah telah memilih kamu , mensucikan kamu ,atas segala
wanita didunia . Hai Maryam, taatlah kepada tuhanmu sujud dan rukulah bersama orang-orang
bersujud. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang kamu wahyukan
kepada kamu . padahal kamu tidak hadir bersama mereka siapa diantara mereka yang akan
memelihara Maryam , dan kamu tidak hadir disisi mereka‘’ ( QS ali-imran :42:44 )
Siti maryam adalah sosok panutan semua muslimah karena mempertahankan karakternya
tanpa cela disepanjang hidupnya . allah membesarkannya bagai tanaman yang indah, untuk
memberi ekspresi al-qur’an dan memberikan tanggung jawab yang sangat penting , allah
memilihnya sama dengan keluarga imran menjadikan maryam salah satu orang dalam garis
keturunan orang-orang yang palimg sholeh juga salah satu contoh dukungan dan anugrah dari
allah untuk dirinya adalah dia selalu menemukan makanan di altar setiap kali dia berdoa dan
allah memperkenalkan kepadanya malaikat jibril yang member tahukan rahmat allah padanya
dengan kata-kata sendiri.
Ketiadaan pengalaman juga merupakan aspek penting dalam ujian yang dihadapinya , dia
hamil dan melahirkan anaknya seorang diri. Dan tidak tahu harus berbuat apa dan dia
menunjukkan kekuatan , tekad dan ketabahan yang besar, selain itu dia memilih karakteristik
dari mereka yang tahu bahwa allah mendukung mereka dengan anugrah yang paling sempurna
sehingga allah meringankan bebannya dan membantunya menuju keberhasilan.
Tanda lain karakter mulia maryam adalah kesabarannya yang dia tunjukkan ketika
menjalani tanggung jawabnya yang begitu berat. Orang-orang kafir disekelilingnya menguji
kesabarannya dengan menggagalkan pemahaman kehormatanya dan memandangnya
berdasarkan pengetahuan yang menyesatkan , menuduhkan atas perbuatan yang tidak lemah
dilakukannnya . dia mengetahui dengan baik bahwa allah mengendalikan segalanya dan akhirnya
membuktikan bahwa dia tidak bersalah . selain itu dia tidak berminat untuk memenangkan
penerimaan orang .dia memasrahkan kepada allah dengan keyakinan yang murni dan karenanya
dia terpengaruh oleh tuduhan dan komentar mereka . memberinya keyakinan dan ketaatan segala
usaha yang dilakukannya adalah untuk berperilaku dengan cara yang akan mendatangkan
keridhaan allah swt .
1. Wanita hendaknya kita bisa menerapkan cara perilaku atau sikap Siti Maryam.
2. Banyak inspirasi yang sangat kita teladani dan juga inspirasi bagi kaum wanita dan seluruh
umat manusia dalam menghadapi cobaannya. Intinya kita harus tegar,sabar,optimis selalu.
3. Yakinlah bahwa setiap kesulitan, kepahitan dan kesengsaraan pasti akan berbuah hasil
yaitu kebaikan , kemudahan, dan keridhaan Allah swt.
4. Jadilah kekasih Allah seperti Maryam yang sangat istimewa dari akhlak dan perilakunya.
Berikut ini ada video ulasan tentang Siti Maryam, silahkan disimak....
SITI FATIMAH
Keutamaan dan Keistimewaan Fatimah Az-Zahra
Fatimah Az-Zahra adalah seorang putri kesayangan Rasulullah, salah satu buah cinta dari
pernikahan Rasulullah dan Khadijah. Fatimah dilahirkan pada tahun ke-5 setelah Muhammad
saw. diutus menjadi Nabi, bertepatan dengan tiga tahun setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Sebelumnya, Jibril as telah memberi kabar gembira kepada Rasulullah akan kelahiran Fatimah.
Ia lahir pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, di kota suci Mekah.
fatimah azzahra
Fatimah Az-Zahra adalah salah satu putri Rasulullah. (http://ski.mipa.uns.ac.id)
1. Fatimah Az-Zahra Merupakan Bagian dari Jiwa Rasulullah
Dalam hadis riwayat Muslim No.4482, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya bani Hisyam bin Al
Mughirah meminta izin kepadaku untuk menikahkan anak mereka dengan Ali bin Abu Thalib
maka aku tidak mengizinkan mereka, kemudian mereka minta izin lagi, akupun tetap tidak
mengizinkan mereka, kemudian mereka meminta izin lagi, dan tetap tidak aku izinkan, kecuali
jika Ali ingin mentalak anakku (Fatimah) kemudian menikahi anak mereka. Karena
sesungguhnya anakku adalah bagian dariku. Orang yang telah menghinakannya maka akan
menghinakanku pula. Dan orang yang menyakitinya, berarti menyakitiku pula.”
Dalam hadis riwayat Muslim No.4483, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Fatimah adalah
bagian dari dagingku, apabila ada sesuatu yang menyakitinya maka akan membuatku sakit pula.”
Dalam hadis riwayat Muslim No.4484, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Fatimah adalah
bagian dariku. Sesungguhnya aku takut terjadi fitnah pada agamanya…”
Dalam hadis riwayat Muslim No.4485, Rasulullah bersabda, “…Sesungguhnya Fatimah binti
Muhammad adalah darah dagingku. Oleh karena itu, saya tak suka apabila orang-orang
memfitnahnya…”
Dalam hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari Kitab Bad’ul Khalq bab Manaqib Qarabah,
Rasulullah bersabda, “Fathimah adalah bahagian dariku, barangsiapa yang membuatnya marah,
membuatku marah!”
3. Pemimpin Wanita
Dalam hadis Sahih Bukhari jilid VIII, Sahih Muslim jilid VII, Sunan Ibnu Majah jilid I halaman
518 , Musnad Ahmad bin Hanbal jilid VI halaman 282, Mustadrak Al Hakim jilid III halaman
156, Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai Fatimah, tidakkah anda puas
menjadi sayyidah dari wanita sedunia (atau) menjadi wanita tertinggi dari semua wanita dari
umat ini atau wanita mukmin.”
Dalam hadis shahih riwayat Ahmad, Thabrani, Hakim, Thahawi Shahih Al Jami’As Saghir no
1135 dan Silsilah Al Hadits Al Shahihah no 1508, Rasulullah bersabda, “Wanita penghuni surga
yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti
Imran, dan Asiyah binti Mazahim istri Firaun.”
Hadis riwayat Al Bukhari dalam kitab Al Maghazi, Rasululah bersabda kepada Fatimah,
“Tidakkah Engkau senang jika Engkau menjadi penghulu bagi wanita seluruh alam.”
4. Penghuni Surga
Hadis riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak dengan sanad hasan, Ada malaikat yang datang
menemui Rasulullah dan berkata, “Sesungguhnya Fatimah adalah penghulu seluruh wanita di
dalam surga.”
Hadis-hadis di atas hanyalah beberapa saja, adapun hadis lain yang menunjukkan keutamaan
Sayyidah Fatimah Az-Zahra’ sangatlah banyak ditemukan di kitab-kitab hadis, seperti Shahih
Bukhari, Shahih Muslim, Musnad Ahmad, at-Tirmidzi, dll.
Keutamaan Fatimah bukanlah hanya karena beliau adalah putri dari Rasulullah semata, tetapi
juga keutamaan dan kemuliaan beliau memang ditunjang beberapa hal penting seperti keutamaan
akhlak yang mulia, ilmu pengetahuan yang tinggi, kefasihan yang mengungguli kaum pria
sekalipun, kesabaran, ketabahan, kesederhanaan, kezuhudan, dan ketegaran hati.
Fatimah Az-Zahra merupakan salah satu wanita yang patut diteladani bagi para muslimah.
Fatimah dengan ketaatannya terhadap Allah, Fatimah dengan kecintaannya terhadap Rasulullah,
Fatimah dengan kesetiaannya terhadap Ali. Fatimah Az-Zahra, wanita salihah dengan segala
keutamaan dan keistimewaannya.
Selain sifat-sifat yang dimiliki Sayyidah Fatimah tersebut, terdapat keunikan lain akan
keutamaan beliau, yaitu sebagai putri dari Rasulullah, putri dari Khadijah al-Kubra (Pemuka
wanita Islam pertama), istri dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib (yang merupakan sahabat terdekat
Nabi saw. dan orang pertama kali masuk Islam). Fatimah adalah ibu dari Sayyidain al-Hasan
wal-Husain dan merupakan salah satu anggota khusus keluarga Nabi saw. yang disebut sebagai
Ahlul Bait Yang Suci.
SITI HAJAR
Keteladan Nabi Ibrahim, Ismail dan ibundanya sungguh amat sempurna. Mereka lah hamba-
hamba yang demi cintanya pada Allah melakukan pengabdian dan pengorbanan yang tiada
banding.
Banyak pelajaran yang dapat kita petik, dari perjalanan cinta keluarga Nabi Ibrahim. Akan tetap
terjaga “hikmah”nya sebagaimana terpeliharanya Al-Quran. Sungguh, pengorbanan tak
tertandingi keluarga mulia ini bisa diteladani oleh seluruh umat Islam sepanjang masa. Pun oleh
makhluk lemah bernama wanita. Setiap muslimah bisa berkaca pada ibunda Hajar. Bercermin
pada ketaatannya, cintanya dan pengorbanannya yang luar biasa.
Sebagai wanita, Ibunda Siti Hajar adalah pribadi yang amat tangguh, yang cintanya pada Allah
teramat dalam. Sebagai istri Siti Hajar adalah pendamping yang penuh khidmat dan ketaatan
pada sang suami. Sebagai ibu, Siti Hajar adalah wanita yang begitu menakjubkan. Kasih
sayangnya yang sungguh besar pada sang buah hati, tak sedikitpun menghalanginya untuk tetap
menempatkan Sang Khalik sebagai yang pertama di hatinya.
Saat ditinggal hanya berdua saja dengan permata hati yang masih bayi, di sebuah gurun tandus
tak berpenghuni, Siti Hajar ridla dan ikhlas menjalani. Begitu tahu ayah putranya meninggalkan
mereka adalah karena perintah Allah, maka Siti Hajar mendengar dan taat. Menaati Allah
sekaligus suami yang amat dicinta.
Ketika Ismail, anak yang teramat menyenangkan hati, diambil untuk “dikorbankan” atas perintah
Allah, Siti Hajar pun ridha dan sabar. Hati beliau begitu putih, tak ada prasangka apapun pada
Allah, yang ada hanyalah sebuah keyakinan bahwa Allah adalah Maha Pemberi Yang Terbaik.
Hanya yang terbaik yang akan Allah berikan pada para hamba-Nya baik berupa ujian
kesenangan maupun kesusahan.
Andai semua wanita bisa bercermin pada ibunda Siti Hajar, alangkah indahnya. Tak akan lagi
dijumpai wanita yang berani melanggar perintah Rabbnya, berlenggak-lenggok di jalan tanpa
hijab penutup aurat. Tak akan lagi ditemui istri-istri yang meraung-raung meratap menjerit-jerit
saat suaminya tiada. Tak akan pernah ada lagi wanita yang kacau balau dan berbuat keji saat
bercerai dengan suaminya. Tak akan ada, seorang ibu yang tega menyakiti bahkan membunuh
anaknya sendiri. Tak akan ada wanita yang suka mencaci maki sesamanya. Tak ada lagi wanita
yang sibuk bekerja mengumpulkan harta bahkan beraktivitas terlibat riba. Tak mungkin ada istri
yang durhaka dan tak menaati suaminya. Tak ada wanita yang mau berbuat dzalim dalam hal
apapun dan pada siapapun. Semua menjadi wanita taat, hebat, kuat dan smart!
Sama sekali ini bukan uthopis ataupun mimpi di siang bolong. Karena semua itu pasti bisa
terjadi. Kalau ibunda Siti Hajar bisa, kenapa kita tidak? Kalau wanita-wanita lain bisa menjadi
hamba yang kaffah menaati-Nya, bisa berkhidmat dan taat sepenuh cinta pada suaminya,
mengapa kita tidak?
Kalau banyak wanita bisa menjadi ibu yang luar biasa, kenapa kita tidak? Kalau banyak wanita
yang bisa bersabar dengan segala ujian hidup, kenapa kita tidak? Kalau banyak wanita yang
mampu menjaga lisannya hanya untuk ucapan yang baik dan bermanfaat saja, kenapa kita tidak?
Bukankah kita sama-sama wanita yang diciptakan Allah dengan karakteristik yang sama pula,
tak ada perbedaan sedikitpun.
Belajar dari ibunda Siti Hajar akan membuat kita menjadi shalihah, kuat, dan tangguh. Bukankah
ujian hidup yang kita hadapi tak seberapa dibandingkan dengan cobaan yang Allah berikan pada
bunda Hajar?
Duhai diri, belajarlah dengan sesungguhnya belajar, bukan hanya belajar untuk mengetahui
kisahnya saja. Belajar bukan hanya tentang konsep dan teori semata. Tapi belajar yang
sempurna, disertai perubahan sikap, sifat dan perilaku. Belajar untuk kemudian diaplikasikan
dalam kehidupan.
Ibunda Siti Hajar, meskipun begitu berat ujian dan cobaan dari-Nya, adalah wanita yang bahagia.
Selalu qonaah dan tak pernah protes dengan keputusan-keputusan-Nya. Tidakkah kita ingin
seperti beliau? Menghiasi hidup hanya dengan menaati-Nya, tak melanggar apapun perintah-Nya
meskipun mungkin amat berat pengorbanan yang harus dijalani.
Selamat belajar duhai wanita. Belajar dari kisah amazing salah satu wanita hebat sepanjang
zaman. Selamat memilih untuk menjadi wanita shalihah, yang senantiasa menaati-Nya,
mencintai-Nya tanpa syarat. Selamat untuk memilih menjadi wanita bahagia, yang hanya
mengharap ridha dan cinta-Nya. Love You because Allah….
SITI AISYAH
KEMULIAAN DAN KEUTAMAAN AISYAH
Beliau adalah Ummul Mukminin Ummu Abdillah Aisyah binti Abu Bakr, Shiddiqah binti
Shiddiqul Akbar, istri tercinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau lahir empat tahun
setelah diangkatnya Muhammad menjadi seorang Nabi. Ibu beliau bernama Ummu Ruman binti
Amir bin Uwaimir bin Abdi Syams bin Kinanah yang meninggal dunia pada waktu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup yaitu tepatnya pada tahun ke-6 H.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Aisyah dua tahun sebelum hijrah melalui
sebuah ikatan suci yang mengukuhkan gelar Aisyah menjadi ummul mukminin, tatkala itu
Aisyah masih berumur enam tahun. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangun
rumah tangga dengannya setelah berhijrah, tepatnya pada bulan Syawwal tahun ke-2 Hijriah dan
ia sudah berumur sembilan tahun. Aisyah menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menikahiku pasca meninggalnya Khadijah sedang aku masih berumur enam tahun, dan
aku dipertemukan dengan Beliau tatkala aku berumur sembilan tahun. Para wanita datang
kepadaku padahal aku sedang asyik bermain ayunan dan rambutku terurai panjang, lalu mereka
menghiasiku dan mempertemukan aku dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat Abu
Dawud: 9435). Kemudian biduk rumah tangga itu berlangsung dalam suka dan duka selama 8
tahun 5 bulan, hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia pada tahun 11 H.
Sedang Aisyah baru berumur 18 tahun.
Aisyah adalah seorang wanita berparas cantik berkulit putih, sebab itulah ia sering dipanggil
dengan “Humaira”. Selain cantik, ia juga dikenal sebagai seorang wanita cerdas yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah mempersiapkannya untuk menjaid pendamping Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengemban amanah risalah yang akan menjadi penyejuk
mata dan pelipur lara bagi diri beliau. Suatu hari Jibril memperlihatkan (kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam) gambar Aisyah pada secarik kain sutra berwarna hijau sembari
mengatakan, “Ia adalah calon istrimu kelak, di dunia dan di akhirat.” (HR. At-Tirmidzi (3880),
lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi (3041))
Selain menjadi seorang pendamping setiap yang selalu siap memberi dorongan dan motivasi
kepada suami tercinta di tengah beratnya medan dakwah dan permusuhan dari kaumnya, Aisyah
juga tampil menjadi seorang penuntut ilmu yang senantiasa belajar dalam madrasah nubuwwah
di mana beliau menimba ilmu langsung dari sumbernya. Beliau tercatat termasuk orang yang
banyak meriwayatkan hadits dan memiliki keunggulan dalam berbagai cabang ilmu di antaranya
ilmu fikih, kesehatan, dan syair Arab. Setidaknya sebanyak 1.210 hadits yang beliau riwayatkan
telah disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dan 174 hadits yang hanya diriwayatkan oleh
Imam Bukhari serta 54 hadits yang hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Sehingga pembesar
para sahabat kibar tatkala mereka mendapatkan permasalahan mereka datang dan merujuk
kepada Ibunda Aisyah.
Suatu hari orang-orang Habasyah masuk masjid dan menunjukkan atraksi permainan di dalam
masjid, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Aisyah, “Wahai Humaira,
apakah engkau mau melihat mereka?” Aisyah menjawab, “Iya.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam berdiri di depan pintu, lalu aku datang dan aku letakkan daguku pada pundak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan aku tempelkan wajahku pada pipi beliau.” Lalu ia
mengatakan, “Di antara perkataan mereka tatkala itu adalah, ‘Abul Qasim adalah seorang yang
baik’.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Apakah sudah cukup wahai
Aisyah?” Ia menjawab: “Jangan terburu-buru wahai Rasulullah.” Maka beliau pun tetap berdiri.
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi lagi pertanyaannya, “Apakah sudah cukup
wahai Aisyah?” Namun, Aisyah tetap menjawab, “Jangan terburu-buru wahai Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Aisyah mengatakan, “Sebenarnya bukan karena aku senang
melihat permainan mereka, tetapi aku hanya ingin memperlihatkan kepada para wanita
bagaimana kedudukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadapku dan kedudukanku
terhadapnya.” (HR. An-Nasa’i (5/307), lihat Ash Shahihah (3277))
Aisyah bercerita, “Suatu waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang untuk
menemuiku sedang aku tengah bermain-main dengan gadis-gadis kecil.” Lalu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadaku, “Apa ini wahai Aisyah.” Lalu aku katakan, “Itu
adalah kuda Nabi Sulaiman yang memiliki sayap.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
tertawa. (HR. Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat (8/68), lihat Shahih Ibnu Hibban (13/174))
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlomba lari dengan Aisyah dan Aisyah
menang. Aisyah bercerita, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlari dan mendahuluiku (namun
aku mengejarnya) hingga aku mendahuluinya. Tetapi, tatkala badanku gemuk, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajak lomba lari lagi namun beliau mendahului, kemudian beliau
mengatakan, “Wahai Aisyah, ini adalah balasan atas kekalahanku yang dahulu’.” (HR. Thabrani
dalam Mu’jamul Kabir 23/47), lihat Al-Misykah (2.238))
KEUTAMAAN-KEUTAMAAN AISYAH
Banyak sekali keutamaan yang dimiliki oleh Ibunda Aisyah, sampai-sampai Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan dalam sabdanya:
“Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, namun yang mulia dari kalangan wanita
hanyalah Maryam binti Imron dan Asiyah istri Fir’aun, dan keutamaan Aisyah atas semua wanita
sepeerti keutamaan tsarid atas segala makanan.” (HR. Bukhari (5/2067) dan Muslim (2431))
Aisyah sendiri pernah mengatakan, “Aku telah diberi sembilan perkara yang tidak diberikan
kepada seorang pun setelah Maryam. Jibril telah menunjukkan gambarku tatkala Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintah untuk menikahiku, beliau menikahiku tatkala aku masih
gadis dan tidaklah beliau menikahi seorang gadis kecuali diriku, beliau meninggal dunia sedang
kepalanya berada dalam dekapanku serta beliau dikuburkan di rumahku, para malaikat menaungi
rumahku, Al-Quran turun sedang aku dan beliau berada dalam satu selimut, aku adalah putri
kekasih dan sahabat terdekatnhya, pembelaan kesucianku turun dari atas langit, aku dilhairkan
dari dua orang tua yang baik, aku dijanjikan dengna ampunan dan rezeki yang mulia.” (Lihat al-
Hujjah Fi Bayan Mahajjah (2/398))
Kedua: Beliau adalah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dari kalangan wanita.
Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai
Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari
kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau menjawab, “Bapaknya.” (HR. Bukhari (3662) dan
Muslim (2384))
Maka pantaskah kita membenci apalagi mencela orang yang paling dicintai oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam?!! Mencela Aisyah berarti mencela, menyakiti hati, dan mencoreng
kehormatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Na’udzubillah.
Ketiga: Aisyah adalah wanita yang paling alim daripada wanita lainnya.
Berkata az-Zuhri, “Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengna ilmu seluruh para wanita lain,
maka ilmu Aisyah lebih utama.” (Lihat Al-Mustadrak Imam Hakim (4/11))
Berkata Atha’, “Aisyah adalah wanita yang paling faqih dan pendapat-pendapatnya adalah
pendapat yang paling membawa kemaslahatan untuk umum.” (Lihat al-Mustadrok Imam Hakim
(4/11))
Berkata Ibnu Abdil Barr, “Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki
kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kesehetan, dan ilmu syair.”
Keempat: Para pembesar sahabat apabila menjumpai ketidakpahaman dalam masalah agama,
maka mereka datang kepada Aisyah dan menanyakannya hingga Aisyah menyebutkan
jawabannya.
Berkata Abu Musa al-Asy’ari, “Tidaklah kami kebingungan tentang suatu hadits lalu kami
bertanya kepada Aisyah, kecuali kami mendapatkan jawaban dari sisinya.” (Lihat Shahih Sunan
at-Tirmidzi (3044))
Kelima: Tatkala istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi pilihan untuk tetap bersama
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengna kehidupan apa adanya, atau diceraikan dan akan
mendapatkan dunia, maka Aisyah adalah orang pertama yang menyatakan tetap bersama Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaimanapun kondisi beliau sehingga istri-istri Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam yang lain mengikuti pilihan-pilihannya.
Keenam: Syari’at tayammum disyari’atkan karena sebab beliau, yaitu tatkala manusia
mencarikan kalungnya yang hilang di suatu tempat hingga datang waktu Shalat namun mereka
tidak menjumpai air hingga disyari’atkanlah tayammum.
Berkata Usaid bin Khudair, “Itu adalah awal keberkahan bagi kalian wahai keluarga Abu Bakr.”
(HR. Bukhari (334))
Ketujuh: Aisyah adalah wanita yang dibela kesuciannya dari langit ketujuh.
Prahara tuduhan zina yang dilontarkan orang-orang munafik untuk menjatuhkan martabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat istri beliau telah tumbang dengan turunnya 16 ayat secara
berurutan yang akan senantiasa dibaca hingga hari kiamat. Allah Subhanahu wa Ta’ala
mempersaksikan kesucian Aisyah dan menjanjikannya dengan ampunan dan rezeki yang baik.
Oleh karenanya, apabila Masruq meriwayatkan hadits dari Aisyah, beliau selalu mengatakan,
“Telah bercerita kepadaku Shiddiqoh binti Shiddiq, wanita yang suci dan disucikan.”
Kedelapan: Barang siapa yang menuduh beliau telah berzina maka dia kafir, karena Al-Quran
telah turun dan menyucikan dirinya, berbeda dengan istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang lain.
Kesembilan: Dengan sebab beliau Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyari’atkan hukuman cambuk
bagi orang yang menuduh wanita muhShanat (yang menjaga diri) berzina, tanpa bukti yang
dibenarkan syari’at.
Kesepuluh: Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit, Beliau memilih tinggal di
rumah Aisyah dan akhirnya Beliau pun meninggal dunia dalam dekapan Aisyah.
Berkata Abu Wafa’ Ibnu Aqil, “Lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memilih untuk tinggal di rumah Aisyah tatkala sakit dan memilih bapaknya (Abu Bakr) untuk
menggantikannya mengimami manusia, namun mengapa keutamaan agung semacam ini bisa
terlupakan oleh hati orang-orang Rafidhah padahal hampir-hampir saja keutamaan ini tidak luput
sampaipun oleh binatang, bagaimana dengan mereka…?!!”
Aisyah meninggal dunia di Madinah malam selasa tanggal 17 Ramadhan 57 H, pada masa
pemerintahan Muawiyah, di usianya yang ke 65 tahun, setelah berwasiat untuk dishalati oleh
Abu Hurairah dan dikuburkan di pekuburan Baqi pada malam itu juga. Semoga Allah Subhanahu
wa Ta’ala meridhai Aisyah dan menempatkan beliau pada kedudukan yang tinggi di sisi Rabb-
Nya. Aamiin.
Mutiara Teladan
Beberapa teladan yang telah dicontohkan Aisyah kepada kita di antaranya:
Perlakuan baik seorang istri dapat membekas pada diri suami dan hal itu menjadi kebanggaan
tersendiri bagi seorang suami yang akan selalu ia kenang hingga ajal menjemputnya.
Hendaklah para wanita menjaga mahkota dan kesuciannya, karena kecantikan dan keelokan itu
adalah amanah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus senantiasa ia jaga dan tidaklah boleh dia
peruntukkan kecuali kepada yang berhak atasnya.
Hendaklah para istri mereka belajar dan mencontoh keShalihan suaminya. Istri, pada hakikatnya
adalah pemimpin yang di tangannya ada tanggung jawab besar tentang pendidikan anak dan
akhlaknya, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Wallahu A’lam.
KEHIDUPAN RABI'AH
Rabi'ah adalah seorang sufi yang hidup dalam lingkungan keluarga yang miskin, bahkan ketika
beliau lahir tidak ada satu lampu pun yang dapat digunakan untuk menerangi ketika beliau lahir.
Karena kehidupan yang miskin itulah, sehingga memaksa Rabi'ah untuk hidup sebagai hamba
sahaya dengan berbagai macam penderitaan yang dialami silih berganti. Disamping sebagai
hamba sahaya, beliau mempunyai kepandaian memainkan alat musik, kepandaian inilah yang di
manfaatkan majikannya untuk memberi hiburan kepada majikannya yang rakus dengan harta
dunia.
Dalam kehidupan sebagai hamba sahaya yang selalu dikekang dan diperas oleh majikannya,
membuat Rabi'ah selalu berdo'a kepada Allah SWT untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT.
Dengan penderitaan yang dialami ini, Rabi'ah tidak menyia-nyiakan waktu luangnya untuk
berdo'a baik itu pagi, siang dan malam hari.
Disamping beliau selalu memanjatkan do'a, setiap hari amalan ibadah yang dilakukan Rabi'ah
semakin meningkat seperti dengan memperbanyak taubat, dzikir, puasa serta menjalankan shalat
siang dan malam. Bahkan ketika beliau melaksanakan shalat sampai meneteskan air mata karena
merasa rindu kepada Allah SWT.
KEISTIMEWAAN RABI'AH
Sebagai seorang sufi ada beberapa keistimewaan yang dimiliki Rabi'ah, diantaranya adalah:
Pada saat beliau memanjatkan do'a kepada Allah SWT, beliau sering mendapat bisikan "Jangan
engkau bersedih, karena kelak dikemudian hari orang-orang yang dekat denganKu (Allah SWT)
akan cemburu melihat kedudukanmu"
Rabi'ah dapat meluluhkan hati majikannya yang keras dan kejam setelah mendengar do'a yang
dipanjatkan oleh Rabi'ah pada suatu malam. Setelah mendengar do'a Rabi'ah itu, pagi harinya
Rabi'ah dibebaskan oleh majikannya dan beliau kembali ke desa asal tempat kelahirannya.
Sebagai seorang sufi, Rabi'ah sangat cinta kepada Allah SWT hingga orang-orang datang ke
rumahnya untuk meminta saran, pelajaran atau sekedar berkah dari padanya, bahkan hanya untuk
sekedar bersilaturrahmi. Banyak pula para tokoh-tokoh sufi yang bersilaturrahmi kepada Rabi'ah
diantaranya Malik Bin Dinar, Sofyan Tsauri dan tokoh-tokoh yang lain.
Pada suatu malam Rabi'ah pernah di datangi pencuri, ketika pencuri itu tiba di rumah Rabi'ah, di
temuinya Rabi'ah sedang berdo'a, dan pencuri itu (entah kenapa) rela menunggu Rabi'ah sampai
selesai berdo'a. Setelah selesai berdo'a, Rabi'ah menemui pencuri itu dan mengajak untuk
memanjatkan do'a bersama-sama dan pencuri itu menerima ajakan Rabi'ah dan setelah selesai
memanjatkan do'a, pencuri itu pulang dan pada pagi harinya pencuri itu ikut sebagai jama'ah
pengajian Rabi'ah.
Cinta Rabi'ah adalah cinta abadi kepada Tuhan yang melebihi segala yang ada, cinta abadi yang
tidak takut pada apapun walau pada neraka sekalipun. pernyataan beliau yang terkenal ialah,
"Kujadikan Engkau teman percakapan hatiku,
Tubuh kasarku biar bercakap dengan insani.
Jasadku biar biar bercengkrama dengan tulangku,
Isi hati hanyalah tetap pada-Mu jua..."
Ibadah yang ditegakkan siang dan malam, semata-mata karena cinta abadi itu. Sebagaimana
pernyataannya,
"Sekiranya aku beribadah kepada Engkau Karena takut akan siksa neraka,
Biarkanlah neraka itu bersamaku.
Dan jika aku beribadah karena mengharap surga,
Maka jauhkanlah surga itu dariku.
Tetapi bila aku beribadah karena cinta semata,
Maka limpahkan lah keindahan-Mu selalu..."
Maqam tertinggi tentang ajaran tasawuf yang dikembangkan oleh para tokoh sufi adalah,
"Kucintai Engkau lantaran aku memang cinta,
Dan lantaran Engkau yang memang patut untuk dicintai.
Cintaku lah yang membuat rindu pada-Mu,
Demi cinta suci ini, bukalah...
Tabir penutup tatapan sembahku.
janganlah Kau puji aku lantaran ini,
Bagi-Mu lah segala puja dan puji..."
WAFATNYA RABI'AH
Rabi'ah Al 'Adawiyah wafat pada tahun 185 H, di kota kelahirannya yaitu Basrah.
SITI ASIYAH
Muzahim, istri raja Fir’aun yang dijadikan simbol sebagai seorang istri penyabar adalah sosok
wanita yang patut diteladani, dengan segala keteguhan dan kesabarannya, meski telah mendapat
perlakuan buruk dari sang suami.
Semula Asiyah adalah satu-satunya wanita yang sangat dicintai oleh raja Fir’aun. Meski Fir’aun
dikenal sebagai raja kejam yang tak segan-segan melakukan pembunuhan terhadap siapa saja
yang menentangnya, namun terhadap wanita ini, Fir’aun sepertinya masih ada perasaan
“bertekuk lutut”nya. Kepada wanita ini Fir’aun rela mempersembahkan apa saja sebagai bukti
rasa cintanya, termasuk salah satunya mengangkat Musa sebagai anak angkat atas permintaan
Asiyah, yang sebenarnya kelak akan menjadi musuhnya sendiri.
Disebutkan bahwa Asiyah memang seorang wanita yang begitu cantik. Kecantikan wajah yang
dimiliki juga diimbangi dengan keluhuran budi yang mulia. Maka tak heran jika Fir’aun mau
memberikan segalanya kepada istrinya itu. Bahkan konon Fir’aun membangun sebuah istana
kecil di pinggir sungal Nil yang khusus dipersembahkan kepada Asiyah, istri tercintanya.
Di awal-awal kehidupan berumah tangga tentu Asiyah masih bisa merasakan kebahagiaan
sebagai istri seorang raja. Namun kebahagian itu tidak bisa dirasakan dalam jangka waktu yang
lama. Sejak Fir’aun mengaku diri sebagai Tuhan, sekaligus memaksa kepada semua rakyatnya
untuk menyembahnya, sejak itu pula tekanan batin mulai dirasakan Asiyah. Paksaan Fir’aun
supaya disembah dan diakui sebagai Tuhan tidak hanya berlaku bagi semua rakyat, namun juga
terhadap Asiyah, istri Fir’aun sendiri. Dalam posisi seperti itu Asiyah tidak bisa berbuat banyak
kecuali harus menuruti apa yang dipaksakan suami, meski dalam hati ia berontak.
Asiyah adalah contoh wanita yang begitu sabar menghadapi keburukan sikap dari sang suami.
Meski suami terus memperlakukan buruk, namun tetap saja ia berusaha untuk sabar dan tabah
menghadapi cobaan derita tersebut. Begitu sabar dan tabahnya sikap Asiyah, sampai-sampai ia
mau berkorban nyawa menghadapi perlakuan suaminya itu.
Dikisahkan bahwa Asiyah sebenarnya mulai meyakini ajaran agama yang dibawa oleh Musa,
anak angkatnya. Sejak Musa bersama Harun berusaha untuk meyadarkan Fir’aun, diam-diam
Asiyah mulai sadar bahwa Tuhan yang sesungguhnya bukanlah suaminya, melainkan Dzat yang
menciptakan bumi berserta isinya. Dan puncak dari ketabahan Asiyah hingga ia harus menerima
siksaan dari Fir’aun adalah ketika Fir’aun menerima kekalahaan atas Musa pada saat pertarungan
adu kekuatan antara ahli sihir Fir’aun dengan kekuatan mu’jizat yang diberikan Allah kepada
Musa.
Ternyata Asiyah yang telah menyaksikan jalannya pertarungan sihir tersebut mendapat hidayah
dari Allah atas peritiwa itu dan langsung beriman kepada Tuhannya Musa. Bertahun-tahun
lamanya ia memendam ketidakpercayaan terhadap suaminya yang mengakui sebagai Tuhan, kini
wanita tersebut menjadi sadar bahwa ada Tuhan yang sesungguhnya. Peristiwa yang baru
disaksikan adalah sebuah bukti dari kekuasaan Allah yang mampu membuka mata batinnya
untuk menerima keimanan sebagai pegangan hidup. Seketika itu Asiayah menyatakan diri
sebagai muslim, bahkan dia juga berani berterus terang kepada Fir’aun.
Firaun pun murka dan menjatuhkan hukuman kepadanya. Para algojo diperintahkan Firaun untuk
segera melakukan penyiksaan kepada Asiyah, yang olehnya dianggap murtad itu. Tubuh Asiyah
ditelantangkan di atas tanah di bawah terik sinar matahari. Kedua tangannya diikat kuat ke tiang-
tiang yang dipatok ke tanah agar ia tak dapat bergerak-gerak. Wajahnya yang telanjang
dihadapkan langsung ke arah sinar matahari. "Asiyah pastilah tidak akan tahan akan sengatan
panas matahari, dan akhirnya ia akan mengubah keimanannya kepadaku," demikian pikir Firaun.
Tetapi ternyata Tuhan tidak membiarkan hambanya menderita akibat kekafiran Firaun. Setiap
kali para algojo meninggalkan Asiyah dalam hukumannya, segera malaikat menutup sinar
matahari itu, sehingga langit menjadi teduh dan Asiyah tak merasakan sengatan matahari yang
ganas itu. Asiyah tetap segar-bugar meskipun sudah dihukum berat.
Kemarahan Fir’aun terhadap Asiyah semakin memuncak manakala Asiyah tetap pada
pendiriannya dan lebih memilih mempercayai aqidah yang dibawa Musa dan Harun. Dan
kemudian Fir’aun mengutus seseorang untuk datang kepada istrinya itu. Kepada utusan tersebut
Fir’aun berkata, “Bawalah sebuah batu yang besar. Jika Asiyah tetap beriman pada Tuhan Musa
dan Harun, pukulkan batu besar itu ke kepadanya. Namun jika ia mengubah pendiriannya maka
tetaplah ia menjadi istriku”.
Maka pada saat utusan tersebut sampai kepada Asiyah, istri Fir’aun ini sedang mendongakkan
kepalanya ke langit. Untuk selanjutnya ia berdo’a kepada Allah. Al qur’an mengabadikan do’a
Asiyah tersebut dalam sebuah ayat Al-Qur'an
Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallohu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Sesungguhnya Fir’aun mengikat istrinya dengan besi sebanyak 4 ikatan, pada kedua
tangan dan kedua kakinya. Jika ia telah meninggalkan Asiyah terbelenggu maka para Malikat
menaunginya. Ketika itulah ia berdoa kepada Allah,
ظالمينَ ْالقَ ْوم منَ َونَجني َو َع َمله ف ْر َع ْونَ من َونَجني ْال َجنَّة في بَ ْيتًا عندَكَ لي ابْن َرب
َّ ال
"Ya Rabbku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku
dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim". (At-Tahrim: 11).
Subhanallah! Begitu tegar hati Asiyah dalam mempertahankan keimannya. Sungguhlah pantas
jika Allah mengabadikan kisah kesabaran dan ketabahan Asiyah didalam Al Qur’an. Bahkan
sangat tak berlebihan jika Nabi sendiri menyerukan kepada umat perempuannya untuk banyak
belajar kepada wanita yang satu ini. Malah Nabi menyatakan dengan tegas bahwa siapapun yang
bisa menjalani hidup sabar atas penderitaanya dalam rumah tangga, maka ia akan diberi pahala
surga, sebagaimana Asiyah.
Hikmah yang dapat dipetik
1. Pengaruh iman yang benar tatkala menghadapi cobaan dan siksaan yang setiap saat
menghadang seorang mukmin dalam kehidupannya.
2. Orang kafir selamanya memendam rasa iri pada orang-orang beriman.
3. Pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa diberikan kepada orang-orang mukmin.
4. Sebagian dari hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala lebih memilih kenikmatan di akhirat
daripada di dunia.
5. Maha santun dan lemah lembutnya Allah Subhanahu wa Ta'ala.
6. Penetapan karamah untuk para wali Allah Subhanahu wa Ta'ala yang shalih.
[1] HR. Abu Ya’la, 4/1521; as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur, 6/245; al-Hafizh mengatakan
dalam al-Mathalib al-Aliyah, 3/390 bahwa hadits ini shahih mauquf.
SITI HAWA
Kisah Nabi Adam AS kali ini akan menceritakan dengan lengkap bagaimana sejarah penciptaan
Nabi Adam AS dan perjalanan hidupnya hingga wafat. Suatu ketika, Allah berbicara di hadapan
para malaikat. Isi pembicaraan berkisar tentang penciptaan Adam, leluhur manusia. Adam dan
keturunannya ini kelak akan menjadi khalifah (wakil) Allah di bumi. Tugas mereka
memakmurkan bumi. Mendengar penjelasan itu, para malaikat heran. Kenapa harus Adam dan
anak cucunya yang menjadi khalifah? Mestinya, malaikat yang diberi kehormatan seperti itu.
Bukankah malaikat senantiasa bertasbih kepada Allah? Bumi akan aman bila dihuni malaikat.
Tak akan ada kerusakan dan pertumpahan darah.
Para malaikat merasa penasaran. Mungkinkah selama ini Allah kurang berkenan dengan
peribadatan mereka? Oleh karena itu, Allah berkehendak menciptakan makhluk yang lebih baik.
Mereka khawatir kalau Allah menciptakan Adam itu lantaran kelalaian mereka. Atau ada
kesalahan yang mereka lakukan tanpa disadari. Muncul juga keraguan di kalangan malaikat.
Mampukah manusia mengemban tugas berat itu? Sebab, sebelumnya bumi pernah dihuni oleh
kalangan jin. Ternyata, mereka sering berbuat keonaran. Banyak terjadi pertumpahan darah,
kemaksiatan, dan kerusakan di sana. Bukan tidak mungkin Adam dan anak cucunya juga akan
melakukan hal sama.
Keraguan para malaikat sebenarnya tidak beralasan. Sebab, Adam mempunyai beberapa
keistimewaan. Adam diciptakan langsung oleh tangan Allah. Ruhnya juga langsung ditiupkan
olehNya. Selain itu, Adam juga dikaruniai akal. Berkat akal inilah Adam bisa mengamati,
mempelajari, dan memahami benda-benda. Akal inilah yang memungkinkan Adam dan anak
cucunya bisa menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi. Keistimewaan ini benar-benar
terbukti. Adam mampu mengungkapkan nama benda-benda. Kemampuan ini ternyata tidak
dimiliki para malaikat. Mereka bungkam ketika disuruh untuk melakukan hal sama. Akhirnya,
para malaikat pun mengakui keistimewaan Adam.
Kata Adam berasal dari adim. Adimul Ardli berarti permukaan bumi. Nama Adam erat kaitannya
dengan bahan penciptaan. Adam diciptakan dari tanah yang ada di permukaan bumi. Setelah
mati, Adam dan anak cucunya juga akan dikuburkan di dalam tanah.
Akhirnya, wujud Adam menjadi sempurna. Allah kemudian meniupkan ruh kepadanya. Setelah
ruh ditiupkan, Allah menyampaikan sebuah titah kepada para malaikat. Titah itu juga berlaku
bagi makhluk lain yang saat itu berada dekat dengan para malaikat. Isi titah menyebutkan agar
para malaikat bersujud kepada Adam. Suatu penghormatan yang tak diberikan kepada makhluk
selainnya. Alhasil, para malaikat patuh kepada titah sang pencipta. Mereka bersujud kepada
Adam. Namun, ada makhluk yang membangkang. Dialah si Sombong Iblis. Makhluk dari
kalangan bangsa jin ini merasa sok hebat. Dia merasa lebih mulia ketimbang Adam. Alasannya,
iblis diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. Api lebih baik daripada tanah?
Sifat sombong iblis terlihat dari dua sikap. Pertama, iblis memandang rendah Adam. Di mata
iblis, Adam hanyalah makhluk kemarin sore, sedangkan dia sudah ada jauh sebelum Adam ada.
Lalu, Adam pun diciptakan dari tanah, sedangkan dia diciptakan dari api. Masa, dia harus hormat
kepada makhluk seperti Adam itu. Kedua, iblis menolak kebenaran. Iblis menolak untuk
bersujud kepad Adam. Padahal, dia tahu bahwa yang memberi titah itu adalah Allah.
Penolakan iblis jelas merupakan kedurhakaan. Allah murka kepadanya. Akibatnya, dia diusir
dari surga. Tak hanya itu, iblis juga mendapat laknat Allah sampai hari kiamat. Ciri orang yang
mendapat laknat Allah ialah tak bisa keluar dari kesesatan. Itulah sebabnya, iblis selamanya
berada dalam kesesatan. Bermula dari kesombongan, selanjutnya muncul kedengkian. Iblis
merasa tidak nyaman lagi. Pasalnya, ada makhluk yang mendapat kemuliaan lebih darinya. Dia
tak terima. Tidak boleh ada makhluk lain yang mengunggulinya. Oleh karena itu, dia ingin
membuktikan kalau Adam itu tidak ada apa-apanya. Caranya, dia akan berusaha menyesatkan
Adam dan anak-cucunya.
Maka, kadung mendapat laknat, iblis meminta tempo. Dia meminta umur panjang. Tak
tanggung-tanggung, sampai hari kiamat. Umur selama itu akan dipergunakannya untuk
membalas dendam. Iblis tidak ingin sendirian berada di neraka. Dia ingin membawa Adam dan
keturunannya turut serta.
Penciptaan Hawa
Hidup seorang diri tidaklah mengenakkan. Hal ini juga dirasakan Adam. Tak ada teman curhat.
Tak ada kawan berbagi baik dalam suka maupun duka. Pendek kata, Adam merasakan kesepian.
Ia membutuhkan seorang pendamping. Kemudian, Hawa diciptakan. Bahannya diambil dari
tulang rusuk Adam. Ketika itu, Adam yang sedang terlelap tidur Allah mengambil tulang
rusuknya yang sebelah kiri. Walau diambil tulang rusuk, Adam tak merasakan sakit. Sekiranya
merasa sakit, tentu Adam tidak akan sayang kepada Hawa.
Setelah Hawa tercipta, para malaikat bertanya, “Adam, siapa yang ada di samping kau?”
“Seorang perempuan”
“Siapa namanya?”
“Hawa”
“Untuk mendampingi saya, memberi saya kebahagiaan, dan memenuhi keperluan hidup saya
sesuai dengan kehendak Allah.”
Kebahagiaan semakin lengkap. Allah menyuruh Adam dan Hawa tinggal di surga. Kehidupan di
sana serba enak. Apa saja boleh dilakukan. Mereka bebas mencicipi apa saja sepuasnya. Namun,
ada satu pantangan. Adam dan Hawa tidak boleh mendekati pohon larangan. Larangan ini harus
dipatuhi. Jika tidak, mereka bisa celaka. Di surga, Adam tidak perlu mencari nafkah. Segala
keperluan sudah tersedia. Pendek kata, Adam dan Hawa tidak akan kelaparan, kehausan, dan
kelelahan. Sungguh menyenangkan. Semua boleh dilakukan. Yang penting tidak dekat-dekat
dengan pohon larangan. Mudah, bukan?
Sejak membangkang, iblis tidak diperkenankan lagi tinggal di surga. Perasaan dendam dan
dengki iblis semakin menjadi-jadi. Iblis tidak senang melihat Adam dan Hawa bahagia. Oleh
karena itu, iblis lalu mencari-cari kesempatan. Dia ingin memperdaya mereka. Pokoknya, Adam
juga harus keluar dari surga. Kesempatan itu kini ada. Pohon larangan! Adam dan Hawa dilarang
mendekati pohon itu. Ini peluang emas, tidak boleh disia-siakan. Iblis merasa sangat senang.
Inilah saat untuk membuktikan. Adam dan Hawa akan menjadi pecundang. Apa pun caranya,
Adam dan Hawa harus berhasil dijerumuskan. Segala reka perdaya mesti dilakukan. Berbaga
muslihat direncanakan. Pertama-tama, iblis harus mendapat kepercayaan. Dia pun melakukan
pendekatan. Dia berpura-pura menganggap Adam dan Hawa sebagai teman. Tutur katanya
menawan. Bermacam rayuan dibisikkan iblis. Dikatakan bahwa dia ingin memberi nasihat. Ada
rahasia besar yang ingin disampaikan. Rahasia supaya Adam dan Hawa bisa hidup kekal.
Akhinya, Hawa tak kuasa menahan diri. Hawa memakan buah pohon larangan. Hawa pulang
dengan perasaan senang. Diceritakannya pengalaman tadi kepada Adam. Adam begitu tertarik. Ia
juga ingin mencicipi. Pohon itu kemudian didekati. Buahnya dipetik. Dan…Adam memakan
buahnya.
Lengkap sudah. Adam dan Hawa melabrak larangan. Tak hanya mendekati pohon larangan,
tetapi juga memakan buahnya. Tak lama kemudian, Adam dan Hawa merasakan akibatnya.
Aurat mereka terbuka. Perasaan malu begitu saja membuncah. Mereka berusaha mencari-cari
dedaunan. Maksudnya, untuk menutupi aurat mereka. Namun, pohon-pohon surga menjauh.
Untungnya, ada satu pohon yang merasa kasihan. Pohon Tin mau memberikan daun-daunnya.
Aurat mereka pun bisa tertutupi.
Adam dan Hawa sangat malu. Tak hanya karena aurat mereka terbuka. Tetapi juga, karena
teguran Allah kepada mereka. Adam dan Hawa sangat menyesal. Mereka telah bebuat kesalahan.
Sambil menitikkan air mata, mereka memanjatkan doa.
“Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami. Sekiranya, Engkau tidak berkenan mengampuni
dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.”
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tobat Adam dan Hawa diterima. Kesalahan
mereka diampuni. Adam dan Hawa merasa tenang. Ampunan Allah membuat hati mereka terasa
lega. Pengalaman itu menjadi pelajaran berharga. Adam dan Hawa sadar. Iblis benar-benar
musuh. Musuh yang harus senantiasa diwaspadai. Segala bujuk rayunya mesti dijauhi. Hidup
kekal ternyata muslihat iblis. Akibat terperdaya, kini Adam dan Hawa harus pindah. Mereka tak
bisa lagi tinggal di Surga. Allah menyuruh mereka turun ke bumi. Sekarang, Adam dan Hawa
tinggal di bumi. Mengemban tugas menjadi khalifah. Namun, perseteruan iblis dan Adam terus
berlanjut. Iblis akan terus berusaha mewujudkan janjinya. Janji untuk menyesatkan Adam.
Demikian, Adam dan Iblis menjadi musuh bebuyutan. Permusuhan ini juga berlaku untuk
keturunan Adam dan iblis. Permusuhan akan terus berlangsung sampai hari kiamat. Kenikmatan
surga tinggal kenangan. Dulu, di surga serbaada. Mau makan tinggal makan, mau minum tinggal
minum. Namun di bumi, Adam dan Hawa tak bisa berpangku tangan. Mencari sesuap nasi
menjadi tugas. Mereka harus bekerja keras.
Saat diturunkan ke bumi, Adam dan Hawa terpisah. Hawa diturunkan di daerah Jeddah, Saudi
Arabia. Kata Jeddah berarti nenek. Hawa adalah nenek seluruh umat manusia. Sementara itu,
Adam diturunkan di daerah Hindustan. Keduanya bertemu di Jabal Rahmah di dataran Arafah.
Oleh karena itu, Jabal Rahmah kerap dijadikan simbol “cinta” oleh para peziarah. Perasaan
bahagia begitu membuncah. Betapa tidak, sekian lama berpisah akhirnya bertemu jua. Hidup
menjadi lebih bersemangat. Sekarang, keduanya bisa berkumpul lagi. Berjuang bersama lebih
mudah daripada sendiri-sendiri. Bisa saling menjaga, dan saling menasihati.
Adam dan Hawa hidup bersama lagi. Mereka adalah pasangan suami-istri pertama. Keduanya
beranak-pinak. Setiap kelahiran selalu kembar, laki-laki dan perempuan. Persalinan pertama,
lahirlah Qabil dan Iklima. Lalu, persalinan kedua, lahirlah Habil dan Labuda. Adam dan Hawa
sangat bahagia. Kehangatan keluarga semakin bertambah. Semua ini berkat kehadiran anak-
anak. Anak-anak menumbuhkan harapan. Ada penerus perjuangan. Selanjutnya, anak-anak
berketurunan lagi. Mereka melahirkan cucu dan seterusnya. Jumlah keturunan Adam terus
bertambah. Semakin lama semakin banyak.
Qabil, Habil, Iklima, dan Labuda beranjak remaja.Mereka tumbuh di bawah asuhan orang tua.
Sifat-sifat mereka mulai kelihatan. Qabil berperangai kasar, sedangkan Habil berperangai santun.
Iklima tumbuh menjadi gadis yang cantik, sedang Labuda biasa-biasa saja. Tugas-tugas Adam
dan Hawa mulai berkurang. Anak-anak mereka sudah bisa diandalkan. Labuda dan Iklima
membantu urusan rumah tangga, sedangkan Qabil dan Habil menekuni bidang pertanian,
sedangkan Habil di bidang peternakan.
Ketentuan itu kemudian disampaikan. Adam berharap putra-putrinya tak keberatan sebab ini
merupakan ketentuan Allah. Tak boleh ada yang menolak. Semua pihak harus setuju. Demikian,
Adam memberi penegasan. Tak disangka, Qabil menolak ketentuan itu. Ia bersikeras untuk
menikah dengan Iklima, adik kembarnya. Iklima memang gadis yang cantik. Qabil sangat
tertarik. Dengan kata lain, Qabil menolak dinikahkan dengan Labuda. Alasannya, Labuda tidak
cantik. Qabil merasa lebih berhak untuk menikahi Iklima. Toh, Iklima adalah adiknya sendiri.
Qabil tidak rela kalau Iklima dinikahi Habil.
Qabil bersikukuh. Tegas-tegas, ia menolak dinikahkan dengan Iklima. Melihat gelagat kurang
baik ini, Adam berusaha mencari jalan keluar. Jalan keluar yang disepakati oleh semua pihak.
Tidak boleh ada pihak yang dikecewakan. Perselisihan harus dihindarkan. Sebab, perselisihan
akan mengusik ketenangan.
Akhirnya, Adam mendapatkan jalan keluar. Menurut Adam, persoalan jodoh harus diserahkan
kepada Allah. Apa pun keputusan-Nya, semua harus pasrah. Adam mengusulkan agar Qabil dan
Habil berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ia berhak menikahi si cantik, Iklima. Qabil dan
Habil setuju. Mereka sepakat, yang menang itulah yang berhak mendapatkan Iklima. Kemudian,
masing-masing mempersiapkan diri. Qabil semakin rajin. Setiap hari, ia mengurus ladangnya.
Habil juga tak mau kalah. Ia bertambah giat. Setiap hari, ia menggembalakan ternak-ternaknya.
Hari yang ditentukan pun tiba. Qabil bergegas menuju ladang. Ladang gandumnya sangat lebat.
Hasil jerih payahnya selama ini. Timbullah sifat kikir dalam hati Qabil. Ia memilih-milih
gandum yang akan dijadikan kurban. Ia sengaja memilih gandum yang kurang baik. Setelah
karung terisi, Qabil membawanya ke sebuah bukit. Gandum itu kemudian diletakkan di atas
bukit itu. Di tempat yang berbeda, Habil juga sedang sibuk. Ia berjalan ke sana kemari. Memilih-
milih kambing yang paling baik. kambing yang paling gemuk dan sehat. Setelah di dapat, Habil
membawanya ke bukit yang sama.
Qabil dan Habil sudah meletakkan kurbannya. Dari tempat yang jauh, mereka memandangi bukit
itu. Mata mereka terus tertuju ke arah bukit. Anggota keluarga yang lain juga turut menyaksikan.
Hati mereka berdebar-debar. Kurban siapa gerangan yang akan diterima?
Selang beberapa saat, terlihat api besar turun dari langit. Api itu kemudian menyambar kambing.
Habil bersyukur, kurbannya diterima. Dalam tempo singkat kambing Habil pun lenyap. Si jago
merah melalapnya. Sementara itu, gandum Qabil masih utuh. Sedikit pun tidak berkurang.
Walhasil, Habil menjadi pemenang. Kurbannya diterima. Sesuai dengan kesepakatan, ia berhak
mempersunting si cantik Iklima. Hati Habil berbunga-bunga, Ia sangat bahagia. Lain halnya
dengan sang kakak. Qabil merasa sangat kecewa. Kurbannya tak diterima, Ia gagal menikahi
Iklima.
Qabil tidak bisa menolak. Dengan perasaan kecewa, Ia menerima keputusan Habil dinikahkan
dengan Iklima. Qabil benar-benar kecewa, harapannya pupus. Dia tak bisa menikah dengan
Iklima. Kekecewaannya semakin menjadi-jadi. Lambat laun tumbuhlah perasaan dengki. Dengki
melahirkan dendam. Dendam memunculkan niat jahat. Akhirnya, Qabil bertekad menghabisi
Habil.
Suatu ketika, Adam hendak bepergian. Sebelum berangkat, Adam menyampaikan amanat kepada
Qabil untuk menjaga semua anggota keluarga. Kerukunan harus dipelihara. Qabil mengangguk-
angguk. Ia berjanji untuk menjalankan amanat itu dengan sebaik-baiknya. Dalam hati, Qabil
tertawa. Ia merasa senang. Senang bukan karena mendapat kepercayaan dari sang ayah. Tetapi,
ia merasa mendapat kesempatan. Ya, kesempatan untuk membalas dendam.
Adam berangkat dengan hati tenang. Dengan sepenuh hati, ia percaya kepada Qabil.
Bagaimanapun Qabil adalah anak sulung. Qabil yang dituakan. Tak lama setelah Adam
berangkat, Qabil bersiap-siap. Ia akan menyatroni peternakan. Sesampainya di sana, Qabil segera
menghampiri Habil.
“Aku datang untuk membunuh kau!” Qabil menghardik penuh kebencian.
“Ketahuilah kakak, Allah hanya menerima kurban dari orang berhati tulus. Orang yang berhati
tulus akan memilih kurban yang paling baik. Kenapa kakak memilih gandum yang busuk. Jelas
saja, kurban kakak tidak diterima.”
“Sudahlah! Kau jangan nyerocos! Tidak usah repot-repot memberi nasihat. Aku tetap akan
membunuh kau!” kata Qabil berang.
“Bukannya kakak juga telah setuju dengan penyelesaian seperti itu? Sadarlah, Kak. Kakak
jangan terperdaya oleh setan. Ingat, setan adalah musuh kita. Setan yang telah mengakibatkan
ayahanda dan ibunda keluar dari surga. Berpikirlah sebelum bertindak, jangan sampai kakak
menyesal kelak.”
“Jika kakak bersikeras, saya tidak akan membalas. Saya takut kepada Allah. Saya tidak akan
melakukan perbuatan zalim. Semua saya serahkan kepada Allah.”
Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Nasihat Habil sama sekali tak ada artinya. Yang terjadi
malah Qabil semakin marah. Dendam semakin tak tertahan. Rasanya, ia ingin segera menghabisi
nyawa adiknya itu. Iblis tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia terus-menerus membisikkan
kejahatan. Sebenarnya, Qabil sendiri kebingungan. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Belum
terpikirkan bagaimana membunuh habil.
Saat Qabil kebingungan, Iblis menjelma. Di hadapan Qabil, Iblis mencontohkan. Iblis
menghantam kepala seekor burung dengan batu. Darah segar muncrat. Kepala burung itu pecah.
Sesaat burung itu menggelepar-gelepar, lalu mati. Qabil mendapat ide. Sekarang, ia tahu apa
yang harus dilakukan. Tinggal menunggu saat yang tepat. Saat itu, Habil sedang terlelap tidur.
Qabil berjalan. Ia menghampiri sang adik. Batu besar menghantam kepala Habil. Saking
kerasnya hantaman batu besar, tak lama kemudian Habil menghembuskan napas terakhir.
Peristiwa ini merupakan pembunuhan yang pertama kali dilakukan manusia di bumi ini.
Bingung. Demikian, yang dialami Qabil setelah membunuh sang adik. Tak tahu apa yang harus
dilakukan. Mayat Habil lama tergeletak. Sampai-sampai, mengeluarkan bau busuk. Qabil hanya
bisa mondar-mandir. Beberapa lama kemudian, datanglah dua ekor burung gagak. Kedua burung
ini berkelahi. Salah satunya, kemudian mati. Lalu, si pemenang menggali tanah dengan
cakarnya. Setelah cukup, bangkai burung gagak itu dimasukkan. Bangkai burung gagak itu
dikuburkan ke dalam lubang. Melihat kejadian itu, Qabil termenung. Ia baru menyadari
kedunguannya.
“Bodoh sekali aku ini! Masa aku kalah pintar sama burung gagak itu,” gerutunya.
Burung gagak telah mengajari Qabil. Hal yang sama kemudian dilakukan oleh Qabil. Sebuah
lubang digali. Setelah cukup dalam, ia memasukkan mayat Habil ke dalamnya.
Beberapa hari kemudian, Adam pulang. Ia ingin segera bertemu dengan keluarganya. Terbayang
keluarganya hidup rukun. Tak ada perselisihan. Sampai di rumah, Adam beristirahat sejenak.
Anggota keluarga berkumpul di dekatnya. Usai melepas lelah, Adam menanyakan perihal Habil.
Dari tadi Habil tak kelihatan. “Dimana Habil?” tanyanya.
“Kamu yang diberi amanat untuk menjaga semua anggota keluarga, kan? Ke mana Habil?”
“Saya tidak tahu. Saya nggak mungkin menjaga Habil setiap saat.” jawab Qabil ketus.
Pasti telah terjadi sesuatu, pikir Adam. Tapi, ke mana gerangan harus mencari Habil? Akhirnya,
Adam pun tahu. Habil telah dibunuh. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Qabil. Adam sangat
berduka. Terbayang bagaimana Habil dianiaya. Tega nian sang kakak. Disuruh menjaga, malah
membunuh. Gara-gara dengki, hubungan keluarga jadi rusak. Seorang kakak bahkan tega
membunuh adik kandungnya sendiri. Sungguh menyedihkan. Setan telah memanfaatkan
kesempatan. Adam hanya berserah diri kepada Allah. Semua ia terima sebagai kehendak-Nya.
Kepedihan ia hadapi dengan kesabaran. Bahkan, ia tetap memohonkan ampunan untuk anaknya,
Qabil.
Nabi Adam terus berdakwah di kalangan anak cucunya, mengajak mereka mengamalkan ajaran
Allah untuk menyembah-Nya, berbuat baik kepada sesama, jujur, dan saling menolong. Dalam
riwayat, Nabi Adam wafat dalam usia seribu tahun setelah sebelumnya menderita sakit selama
11 hari. Setahun kemudian Hawa meninggal. Sebagian riwayat menyatakan Nabi Adam
dimakamkan di kota Mekah dan Hawa dimakamkan di kota Jedah.