HESTY WALIANTINI
2404113068
I. PENDAHULUAN
*) Sari tugas akhir S1 yang akan disampaikan pada Seminar Tugas Akhir Program
Studi S1 Farmasi.
F-MIPA UNIGA pada :
Hari/Tempat : Ruang Seminar Program Studi S1 Farmasi
KBK : Teknologi Farmasi
Pembimbing Utama : Nurhabibah, M.Si., Apt
Pembimbing Serta : Aji Najihudin, M.Farm., Apt
1
2
dengan lip gloss, lip balm merupakan sediaan bibir pertama yang dimaksudkan
[5]
untuk digunakan oleh wanita dan pria . Di luar negeri lip balm sudah umum
digunakan oleh pria terutama ketika musim dingin untuk menjaga bibir agar tidak
pecah-pecah. Di Indonesia meski tidak ada musim dingin dan penggunaan lip
balm untuk pria belum umum, tapi Indonesia merupakan negara tropis yang
hampir sepanjang tahun selalu disinari matahari dengan intensitas yang cukup
kuat. Sinar matahari ini menjadi salah satu faktor yang dapat membuat bibir
menjadi kering dan menghitam, selain itu kebiasaan merokok pada kebanyakan
pria di Indonesia menjadi faktor yang dapat menjadikan bibir menghitam sampai
terjadinya smoker’s melanosis [3][4]
. Oleh karena itu tidak hanya untuk wanita lip
balm juga di butuhkan untuk pria di Indonesia. Berdasarkan hasil survei mengenai
penggunaan lip balm untuk pria yang dilakukan kepada 50 orang pria yang ada di
Garut dengan usia 17 - 23 tahun mulai dari pelajar Sekolah Menengah Atas
(SMA) sampai Mahasiswa, diketahui bahwa 54 % pria yang ada di Garut tertarik
untuk menggunakan lip balm.
Pisang nangka merupakan pisang yang mempunyai rasa agak masam, rasa
masam inilah yang membuat nilai ekonomis pisang nangka menjadi rendah
dibandingkan dengan jenis pisang lainnya, akan tetapi pisang nangka merupakan
salah satu jenis pisang yang banyak dibuat berbagai produk olahan seperti kripik,
kue pisang dan pisang goreng. Dari pemanfaatan buah pisang tersebut menyisakan
limbah kulit pisang belum mampu dimanfaatkan secara optimal padahal kulit
buah pisang yang sudah masak dan berwarna kuning kaya akan senyawa
flavonoid, fenolik, kalium , natrium, dan selulosa. Kandungan flavonoid dan
fenolik merupakan senyawa yang berguna sebagai antioksidan, antidermatosis,
anti kanker, maupun antiviral [3].
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
memformulasikan sediaan lip balm untuk pria yang mengandung ekstrak etanol
kulit pisang nangka [(Musa (AAB group)] sebagai antioksidan dan tabir surya
yang aman dan stabil dalam penyimpanan. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi ilmiah untuk masyarakat tentang kegunaan ekstrak kulit
buah pisang nangka sebagai antioksidan dan tabir surya alami dalam pembuatan
sediaan lip balm.
3
3.1 Alat
Alat - alat yang digunakan adalah rotary evaporator, alat-alat gelas
laboratorium, lumpang dan alu, water bath, cawan penguap, oven,
spektrofotometer UV-Visible, vortex, pot lip balm dan alat lain yang tersedia di
Labolatorium Teknologi Farmasi, Labolatorium Fitokimia dan Labolatorium
Kimia Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Garut.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah ekstrak etanol kulit buah pisang
nangaka (Musa (AAB group)), cocoa butter, lilin carnauba, giserin, nipagin,
nipasol, BHT, minyak jagung, minyak coklat, vitamin C, etanol 96%, n-heksan,
aquabidest, DMSO dan DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil).
IV. PENELITIAN
4.2 Karakterisasi
Karakterisasi simplisia kulit pisang nangka meliputi penetapan kadar
air, pemeriksaan kadar sari larut air, pemeriksaan kadar sari larut etanol,
penetapan kadar abu total, pemeriksaan kadar abu larut air, pemeriksaan kadar
abu tidak larut asam, dan penetapan susut pengeringan [7].
6
4.6 Penentuan Nilai SPF Esktrak Etanol Kulit Buah Pisang Nangka
Ekstrak etanol kulit pisang mangga ditimbang sebanyak 500 mg.
Kemudian diencerkan dengan etanol 96 % hingga 100 mL sehingga diperoleh
larutan stok ekstrak etanol 5000 ppm. Dari larutan stok tersebut diencerkan
menjadi beberapa konsentrasi, lalu absorbansinya diukur dengan
Spektrofotometer UV. Hasil absorbansi dari masing-masing konsentrasi ekstrak
dicatat dan kemudian nilai SPF nya dihitung menggunakan persamaan Mansur
sebagai berikut.
320
Basis lemak coklat dilelehkan pada suhu lelehnya yaitu sekitar 31-34℃.
Lemak coklat dimasukkan sedikit demi sedikit sambil diaduk kuat sampai seluruh
lemak coklat meleleh sempurna. Lilin carnauba dilelehkan pada suhu lelehnya
yaitu sekitar 80℃ - 86℃. Kemudian dimasukkan ke dalam lelehan basis tersebut.
Nipagin, nipasol, BHT, gliserin dan minyak coklat dimasukan ke dalam lelehan
basis sambil terus diaduk. Terakhir minyak jagung ditambahkan kedalam lelehan
basis tersebut sambil terus diaduk kuat. Setelah itu dimasukan ke dalam wadah lip
balm lalu dibiarkan pada suhu ruangan sampai membeku [5].
4.2 Pembuatan Lip Balm Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Nangka
Setelah dilakukan pemilihan basis lip balm dengan berbagai
konsentrasi lemak coklat, maka konsentrasi lemak coklat yang digunakan
yaitu basis lip balm yang stabil. Kemudian dibuat lima formula akhir sediaan
lip balm yaitu F0, F1, F2 dan F3. F0 merupakan formula yang tidak
mengandung ekstrak etanol kulit buah pisang nangka (basis), F1, F2 dan F3
10
4.4 Pengujian Aktivitas Antioksidan Lip Balm Ekstrak Kulit Buah Pisang
Nangka (Musa paradisiaca L.)
Sebanyak 5 gram sediaan lip balm dilelehkan dan ditambahkan 10 mL
n-heksan lalu di vortex, kemudian ditambahkan etanol 70% (etanol p.a :
aquabidest) dan di vortex, lalu sentrifugasi selama 30 menit untuk
memisahkan n-heksan dari sampel. N-heksan dipisahkan dari supernatant yang
terbentuk dengan pipet dan supernatan dihitung konsentrasinya. Supernatan
12
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah kulit buah pisang
nangka [Musa (AAB group)] yang dideterminasi di Hebarium Bandung, Sekolah
Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Determinasi tanaman ini
bertujuan untuk mengetahui dan memastikan kebenaran identitas tanaman yang
akan digunakan dalam penelitian serta menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengambilan sampel. Hasil determinasi menyatakan bahwa tanaman yang
digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman pisang nangka [Musa (AAB
group)]. Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 1.
Kulit buah pisang nangka diperoleh dari Kecamatan Pameungpeuk, Garut,
Jawa Barat. Kulit buah pisang nangka yang digunakan untuk bahan dipilih dari
buah pisang yang sudah masak karena kulit buah pisang yang sudah masak dan
berwarna kuning kaya akan senyawa flavonoid, fenolik, kalium , natrium, dan
selulosa. Kandungan flavonoid dan fenolik merupakan senyawa yang berguna
sebagai antioksidan, antidermatosis, anti kanker, maupun antiviral [6].
Setelah dilakukan determinasi tanaman, dilakukan pengolahan bahan yang
dimulai dengan mencuci buah pisang nangka dengan air mengalir kemudian
diambil kulitnya, lalu dilakukan perajangan kulit buah pisang menjadi bentuk
yang lebih kecil yang bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan. Kulit
buah pisang selanjutnya di keringkan di lemari pengering tujuannya untuk
mengurangi kadar air dalam sempel, mencegah terjadinya reaksi enzimatis dan
mencegah tumbuhnya jamur sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang
lama (tidak mudah rusak) dan komposisi komponen kimia yang terkandung di
dalamnya tidak mengalami perubahan [10]. Simplisia kulit buah pisang selanjutnya
diblender menjadi serbuk yang bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel
sehingga luas permukaan kulit buah pisang yang mengalami kontak dengan
pelarut semakin besar pada saat diekstraksi nanti. Kontak dengan pelarut semakin
besar dapat meningkatkan proses penarikan senyawa kimia yang diinginkan
sehingga hasil ekstraksi menjadi lebih optimal [11].
Pemeriksaan karakteristik simplisia dilakukan untuk standarisasi simplisia.
Standarisasi simplisia bertujuan agar diperoleh bentuk bahan baku produk
14
negatif. Hal ini mendukung untuk pengujian antioksidan karena senyawa yang
[6]
diduga memiliki efek antioksidan adalah flavonoid . Data hasil pemeriksaan
dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.4 Hasil Penentuan Aktivitas Tabir Surya Ekstrak Etanol Kulit Buah
Pisang Nangka [Musa (AAB group)]
Konsentrasi (ppm) Nilai SPF ± 𝐒𝐃 Kategori Perlindungan
1000 5,07 ± 0,002 Sedang
1500 8,06 ± 0,004 Maksimal
2000 13,16 ± 0,003 Maksimal
2500 28,139 ± 0,012 Ultra
3000 31,012 ± 0,015 Ultra
lilin carnauba merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena
memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85°C, biasa digunakan dalam jumlah kecil
[17]
untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan lipstick . Gliserin berfungsi
sebagai plasticizer dan emolien, nipagin berfungsi sebagai antimikroba, nipasol
berfungsi sebagai antifungi, BHT berfungsi sebagai antioksidan yang digunakan
untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang rawan terhadap reaksi
[10]
oksidasi . Minyak jagung digunakan sebagai emolien, minyak jagung kaya
asam linolenat (omega-3) dan asam linoleat (omega-6) yang merupakan asam
lemak tak jenuh ganda dan berperan sebagai asam lemak essensial tubuh, dapat
[18][19]
mencegah kekeringan kulit dan peradangan . Minyak coklat ditambahkan
untuk menambah kesan aroma coklat yang kuat.
Berdasarkan uji stabilitas basis selama 28 hari, basis lip balm yang dibuat
yaitu B1, B2 dan B3 memiliki stabilitas yang baik dilihat dari uji organoleptis,
homogenitas, dengan pH 4 yang masih memenuhi pH fisiologis bibir yaitu 3,8-4,7
dan suhu lebur untuk B1 adalah 54,6-57 ℃, untuk B2 adalah 53,3-56 ℃, untuk B3
adalah 51-53,6 ℃ yang masih memenuhi persyaratan suhu lebur lip balm yaitu 50-
70 ℃. Akan tetapi basis lip balm B1 memiliki konsistensi yang lebih baik, tidak
terlalu lembut dan basah saat dioleskan sehingga dijadikan basis lip balm yang
lebih cocok untuk pria yang selanjutnya digunakan untuk formula.
Setelah diperoleh basis yang stabil, kemudian dibuat lima formulasi, yaitu
F0 sediaan lip balm tanpa ektrak etanol kulit buah pisang nangka, F1, F2, F3,
sediaan lip balm ekstrak etanol kulit buah pisang nangka dengan konsentrasi
0,2%, 0,3%, 1% dan F4 sediaan lip balm yang mengandung vitamin C dengan
konsentrasi 0,113%. Formula lip balm dapat dilihat pada tabel 5.5.
19
Tabel 5.5 Formulasi Lip Balm Pria yang Mengandung Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Nangka [Musa(AAB group)]
Konsentrasi (%)
Komposisi
F0 F1 F2 F3 F4
Ekstrak etanol
kulit buah - 0,2 0,3 1 -
pisang nangka
Vitamin C - - - - 0,113
Lemak coklat 55 55 55 55 55
Lilin carnauba 5 5 5 5 5
Gliserin 5 5 5 5 5
Nipagin 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18
Nipasol 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
BHT 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Minyak coklat Qs Qs Qs Qs Qs
Minyak Jagung Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
Evaluasi stabilitas fisik formula lip balm terdiri dari uji organoleptik,
homogenitas, pH dan suhu lebur. Uji organoleptik formula lip balm dilakukan
selama 28 hari untuk mengetahui ada tidaknya perubahan baik warna, bau, tekstur
dan konsistensi pada formula lip balm selama penyimpanan. Hasil uji
organoleptik formula dapat dilihat pada tabel 5.6
20
Tabel 5.6 Hasil Pengamatan Uji Organoleptik Formula Lip Balm Pria
Karakteristik Hasil pengamatan pada hari ke-
Formula
yang diamati 1 7 14 21 28
Warna P P P P P
Bau Kc Kc Kc Kc Kc
F0
Tekstur H H H H H
Konsistensi Al Al Al Al Al
Warna Hk Hk Hk Hk Hk
Bau Kc Kc Kc Kc Kc
F1
Tekstur H H H H H
Konsistensi L L L L L
Warna Hc Hc Hc Hc Hc
Bau Kc Kc Kc Kc Kc
F2
Tekstur H H H H H
Konsistensi L L L L L
Warna Ht Ht Ht Ht Ht
Bau Kc Kc Kc Kc Kc
F3
Tekstur H H H H H
Konsistensi L L L L L
Keterangan :
P = Putih Kc = Khas coklat
Hk = Hijau kuning H = Halus
Hc = Hijau coklat Al = Agak lembut
Ht = Hijau Tua L = Lembut
Tabel 5.7 Hasil Uji Suhu Lebur Formula Lip Balm Pria
Karakteristik Hasil pengamatan pada hari ke-
Formula
yang diukur 1 7 14 21 28
F0 55 55 55 55,6 55
F1 54 55 54,6 55 55
Suhu lebur
F2 53,3 55 55 54,6 55
F3 53,6 55 55 55 55
Dari hasil evaluasi pengujian suhu lebur yang dilakukan selama 28 hari
penyimpanan, sediaan lip balm F0 memiliki suhu lebur berkisar 55 - 55,6
℃ sedangkan untuk sediaan lip balm F1, F2 dan F3 memiliki suhu lebur berkisar
53 - 55 ℃. Hasil tersebut telah memenuhi persyaratan suhu lebur lip balm
berdasarkan SNI 16-5769-1998 yaitu 50-70 ℃ [14].
22
Hasil uji kesukaan yang dilakukan kepada 10 panelis pria dengan umur 17-
23 tahun. Panelis memberikan penilain terhadap aroma dan penampilan lip balm
pria dengan menggunakan kepekaan alat indranya. Tingkat skala hendonik yang
digunakan adalah a = tidak suka dan b = suka. Dari hasil tersebut F1 lebih banyak
disukai dengan perolehan 50%, karena dilihat dari penampilannya dengan
intensitas warna dari ekstrak yang tidak terlalu pekat. Sedangkan F2 dan F3
merupakan sediaan yang paling sedikit disukai dengan perolehan 20% dan 30%,
karena sebagian besar panelis tidak menyukai warnanya yang tidak menarik untuk
F2 dan warna yang terlalu pekat untuk F3. Hasil uji kesukaan dapat dilihat pada
tabel 5.10
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Formula Lip Balm Pria
Formula IC50 (𝝁𝒈/𝒎𝑳) ± SD
F1 155,534 ± 0.303
F2 155,163 ± 0,411
F3 147,989 ± 0,726
F4 21,819 ± 0,213
faktor, yaitu karena pada saat pembuatan sediaan lip balm adanya proses
pemanasan, lalu pada saat preparasi sampel untuk pengujian aktivitas atioksidan
pada sediaan juga dilakukan pemanasan untuk melelehkan sediaan agar
bercampur dengan pelarut serta waktu penyimpanan juga berpengaruh terhadap
[20]
penurunan aktivitas antioksidan sediaan . Penentuan aktivitas formula lip balm
dapat dilihat pada lampiran 9.
Pengujian aktivitas tabir surya formula lip balm yang mengandung
berbagai konsentrasi ekstrak etanol kulit buah pisang nangka dilakukan pada hari
ke 28 untuk melihat ada tidaknya pengaruh waktu penyimpanan terhadap aktivitas
tabir surya pada sediaan. Hasil penentuan aktivitas tabir surya formula lip balm
dapat dilihat pada tabel 5.9.
Tabel 5.11 Hasil Penentuan Aktivitas Tabir Surya Formula Lip Balm Pria
Konsentrasi
Formula Nilai SPF ± SD Kategori
(ppm)
F0 4,34 ± 0,032 Sedang
F1 7,18 ± 0,085 Ekstra
F2 7,22 ± 0,415 Ekstra
4000
F3 14,06 ± 0,175 Maksimal
Lip balm yang ada
24,04 ± 0,134 Ultra
dipasaran
Hasil dari penentuan nilai SPF menunjukan pada sediaan F0, yaitu formula
tanpa penambahan ekstrak menghasilkan nilai SPF 4,563 ± 0,032 yang dapat
diklasifikasikan sebagai produk tabir surya yang memiliki perlindungan sedang.
Sediaan F1 dan F2 yang mengandung ekstrak 0,2 % dan 0,3 % memilki nilai SPF
yang tidak jauh berbeda yaitu sebesar 7,217 ± 0,085 dan 7,228 ± 0,415 yang
dapat diklasifikasikan sebagai produk tabir surya yang memiliki perlindungan
ekstra. Sediaan F3 yang mengandung ekstrak 1% memiliki nilai SPF tertinggi
yaitu sebesar 14,063 ± 0,175 yang dapat diklasifikasikan sebagai produk tabir
surya yang memiliki perlindungan maksimal, akan tetapi nilai SPF-nya lebih kecil
apabila dibandingkan dengan nilai SPF dari pembanding yaitu lip balm yang ada
25
dipasaran, sediaan lip balm yang ada dipasaran memiliki nilai SPF sebesar 24,038
± 0,134 yang dapat diklasifikasikan sebagai produk tabir surya yang memiliki
perlindungan ultra. Hasil tersebut juga menunjukan adanya penurunan nilai SPF
dari ekstrak etanol kulit buah pisang nangka sesudah dibuat menjadi sediaan. Hal
ini terjadi karena adanya penurunan aktivitas antioksidan dari senyawa
antioksidan pada ekstrak etanol kulit buah pisang nangka setelah dibuat menjadi
sediaan. Besar kecilnya nilai SPF dipengaruhi oleh kandungan anioksidan dari
bahan aktif sediaan tabir surya karena antioksidan memiliki potensi sebagai
[21]
fotoprotektor . Penentuan aktivitas tabir surya formula lip balm dapat dilihat
pada lampiran 10.
26
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
lip balm pria yang di buat dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol kulit buah
pisang nangka memiliki kestabilan fisik yang baik selama penyimpanan dan
aman untuk digunakan. Formula lip balm dengan konsentrasi ekstrak 1%
memiliki aktivitas antioksidan dengan intensitas sedang yaitu dengan nilai
IC50 147,989 μg/mL ± 0,726 dan memiliki aktivitas tabir surya dengan
kategori proteksi maksimal dengan nilai SPF 14,06 ± 0,175.
6.2 Saran
Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai uji aktivitas antioksidan dan tabir surya sediaan lip balm dengan
metode lainnya.
27
DAFTAR PUSTAKA
3. Prasetya, P.R., Deis, H., Siska, N.I., Herry, G., Ike, R., Rizky, M.A., 2015,
“Hubungan Merokok dan Perubahan Hiperpigmentasi Daerah Wajah
Satpam Unisba pada Tahun 2015”, Jurnal, Universitas Islam Bandung,
Bandung.
5. Ratih, H., Tita, H., Ratna, C.P., 2014, “Formulasi Sediaan Lip Balm
Minyak Bunga Kenanga (Cananga oil) sebagai Emolien”, Jurnal, Fakultas
Farmasi, Universitas Jendral Achmad Yani, Cimahi, Hlm 33-40.
6. Atun, S., Retno, A., Sri, H., Rudyansah, Mary, G., “Identifikasi Dan Uji
Aktivitas Antioksidan Senyawa Kimia Dari Ekstrak Metanol Kulit Buah
Pisang (Musa paradisiaca Linn.)”, Jurnal, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Hlm. 1.
9. Setiawati, T., 2010, “Uji Stabilitas Fisik Dan Penentuan Nilai Spf Krim
Tabir Surya Yang Mengandung Ekstrak Daun The Hijau (Camellia
sinensis L.), Oktil Metoksinamat Dan Titanium Dioksida”, Skripsi,
Universitas Indonesia, Depok, Hlm 1-5.
10. Septiahadi, Egi., 2016, “Formulasi Masker Gel Peel Off dari Ekstrak
Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas comusus (L.) Merr) sebagai
Antioksidan”, Skripsi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Garut, Garut.
11. Sadeli, R. A., 2016, “Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
(diphenyl-2-picrylhydrazyl) Ekstrak Bromelain Buah Nanas (Ananas
comusus (L.) Merr)”, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universita Sanatadharma,
Yogyakarta.
28
12. Rusita, Y.D., Indarto, A.S., 2017, “Aktivitas Tabir Surya dengan Nilai SPF
Sediaan Losion Kombinasi Ekstrak Kayu Manis Dan Ekstrak Kulit
Delima Pada Paparan Sinar Matahari dan Ruang Tertutup”, Jurnal,
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Jamu,
Surakarta, Hlm 39 - 42.
13. Ade, A.S.P., Nurul, H., 2015, “Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenolik
Ekstrak Metanol Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu (Xylocarpus
moluccensis)”, Journal of Chemistry Vol. 4, No.1, UNESA, Surabaya, Hlm 2-
6.
14. Mardiana, D., 2017, Formulasi Sediaan Lipstik Padat dari Perasan Bunga
Pukul Empat (Mirabilis jalapa L) Sebagai Pewarna, Tugas Akhir Sarjana
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Garut.
15. Murti, R.W., Nabila, A.P., Hanuriza, U.H., 2016, “Aktivitas Antioksidan
Dan Uji Iritasi Sediaan Masker Gell Peel-Off Ekstrak Metanol Kulit
Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.)”, Jurnal, Fakultas Kedokteran,
Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Hlm 35-36.
17. Pracima, R., 2015, “ Pemanfaatan Ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas
(L.) Poir) sebagai Zat Warna Pada Sediaan Lipstik”, Skripsi, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
18. Dwiputra, D., Ayu, N.J., Fauzi, K.W., Aditya, S.P., Diyah, A.P., Fathiyatul, I.,
2015, “Minyak Jagung Alternatif Pengganti Minyak yang Sehat”, Jurnal,
Aplikasi Teknologi Pangan 4 (2), Indonesian Food Technologists, Hlm 5-6.
19. Husna, N., Suryanto, Djendakita P., 2012, “ Efek Pelembab Minyak Biji
Bunga Matahari dalam Sediaan Krim Tangan”, Journal of Pharmaceutics
and Pharmacology, Vol. 1 (1), Hlm 63 – 69.
20. Budiarti, A., Dyah, A.E.K., 2015, “Pengaruh Suhu dan Lama
Penyimpanan terhadap Kandungan Vitamin C Dalam Cabai Merah
(Capsicum annuum. L) dan Aktivitas Antioksidannya”, Jurnal, ISBN: 978-
602-19556-2-8, Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
21. Kusumorini, N., 2016, “Optimasi Formula Dan Uji Aktivitas In Vitro
Lotion W/O Ekstrak Etanol Temu Mangga (Curcuma mangga Val.)
sebagai Sediaan Tabir Suryamenggunakan Kombinasi Setil Alkohol,
Gliserin, dan Cera Alba”, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Hlm 3-9.
29
LAMPIRAN 1
TANAMAN UJI
LAMPIRAN 2
DETERMINASI TANAMAN UJI
Gambar 5.3 Hasil determinasi tanaman pisang nangka [Musa (AAB group)]
31
LAMPIRAN 3
PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG NANGKA
Simplisia
- Ditimbang 300 g
- Dimaserasi dengan etanol 96%
selama 1 x 24 jam
- Disaring
Residu I Filtrat I
- Dimaserasi dengan etanol
96% selama 1 x 24 jam
- Disaring
- Dimaserasi dengan
etanol 96% selama
1 x 24 jam
- Disaring
Dihitung % rendemen
Berat ekstrak
% Rendemen = x 100%
Berat sampel kering
Gambar 5.4 Bagan pembuatan ekstrak etanol kulit buah pisang nangka
[Musa (AAB group)]
32
LAMPIRAN 4
ORIENTASI BASIS LIP BALM PRIA
(A) (B)
(C)
Gambar 5.5 Sediaan basis lip balm pria dengan berbagai konsentrasi
lemak coklat
Keterangan :
A = Lip balm dengan lemak coklat 55%
B = Lip balm dengan lemak coklat 50%
C = Lip balm dengan lemak coklat 45%
33
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 5
(Lanjutan)
Tabel 5.1
Hasil Penentuan Aktivitas Antioksidan Vitamin C
Tabel 5.2
Hasil Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Pisang
Nangka [Musa (AAB group)]
LAMPIRAN 6
Tabel 5.3
Hasil Penentuan Nilai SPF Ekstrak Kulit Buah Pisang
Nangka [Musa (AAB group)]
(𝐄𝐄 𝐱
C 𝛌 Abs EE x I Nilai SPF
CF EE x I ∑ 𝐈𝐱
(ppm) (nm) (n=3) x Abs ± 𝐒𝐃
𝐀𝐛𝐬)
290 0,916 0,0150 0,014
295 0,788 0,0817 0,015
300 0,641 0,2874 0,184
5,07 ±
1000 10 305 0,524 0,3278 0,174 0,507
0,002
310 0,446 0,1864 0,083
315 0,380 0,0839 0,032
320 0,338 0,0180 0,006
290 1,309 0,0150 0,020
295 1,164 0,0817 0,022
300 0,989 0,2874 0,284
8,06 ±
1500 10 305 0,848 0,3278 0,278 0,806
0,004
310 0,738 0,1864 0,138
315 0,652 0,0839 0,055
320 0,593 0,0180 0,011
290 1,859 0,0150 0,028
295 1,742 0,0817 0,033
300 1,554 0,2874 0,447
13,16 ±
2000 10 305 1,395 0,3278 0,457 1,316
0,003
310 1,265 0,1864 0,236
315 1,155 0,0839 0,097
320 1,077 0,0180 0,019
36
LAMPIRAN 6
(Lanjutan)
Tabel 5.3
Hasil Penentuan Nilai SPF Ekstrak Kulit Buah Pisang
Nangka [Musa (AAB group)]
(𝐄𝐄 𝐱
C 𝛌 Abs EE x I Nilai SPF
CF EE x I ∑ 𝐈𝐱
(ppm) (nm) (n=3) x Abs ± 𝐒𝐃
𝐀𝐛𝐬)
LAMPIRAN 7
FORMULA LIP BALM
(A) (B)
(C) (D)
(E) (F)
Gambar 5.7 Formula lip balm pria yang mengandung berbagai konsentrasi
ekstrak etanol kulit buah pisang nangka [Musa (AAB group)]
Keterangan :
A = Lip Balm Tanpa Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Nangka
B = Lip Balm Mengandung Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Nangka 0,2%
C = Lip Balm Mengandung Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Nangka 0,3%
D = Lip Balm Mengandung Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Nangka 1%
E = Lip Balm Mengandung Vitamin C 0,113% (Pembanding)
F = Lip balm yang Ada di Pasaran (Pembanding)
38
LAMPIRAN 8
UJI KEAMANAN
F0 F1 F0 F1 F1 F3
F2 F3 F2 F3
F0 F2
Gambar 5.8 Perlakuan pada kelinci yang diolesi sediaan lip balm
F0 F1
F2 F3
F1 F0 F1
F0
F2 F2 F3
F3
LAMIRAN 9
PENENTUAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FORMULA LIP BALM
PRIA DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG NANGKA
Tabel 5.4
Hasil Penentuan Aktivitas Antioksidan Formula Lip Balm Pria
Abs
C Abs Persamaan
Formula Sampel % Inhibisi IC50 ± 𝐒𝐃
(ppm) Kontrol Regresi
(n=3)
25 0,381 19,280
50 0,358 24,082
y = 0,2425x
75 0,332 29,661 + 12,283 155,534 ±
F1 0,472
100 0,300 36,370 0.303
r2 = 0,9953
125 0,274 41,949
150 0,238 49,647
25 0,370 11,271
50 0,340 18,545
y = 0,3016x
75 0,310 25,659 + 3,2028 155,163 ±
F2 0,417
100 0,282 32,374 0,411
r2 = 0,9945
125 0,252 39,648
150 0,208 50,040
25 0,465 20,705
50 0,435 25,825
y = 0,2472x
75 0,404 31,001 + 13,417 147,989 ±
F3 0,586
100 0,369 37,031 0,726
r2 = 0,9909
125 0,330 43,686
150 0,281 52,048
25 0,515 12,173
50 0,455 22,412
y = 2,2984x
75 0,388 33,848 − 0,1479 21,819 ±
F4 0,586
100 0,327 44,141 0,213
r2 = 0,9958
125 0,236 59,670
150 0,186 68,203
40
LAMPIRAN 10
PENENTUAN UJI AKTIVITAS TABIR SURYA FORMULA LIP BALM
PRIA DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG NANGKA
Tabel 5.5
Hasil Penentuan Aktivitas Tabir Surya Formula Lip Balm
(𝐄𝐄 𝐱
𝛌 Abs EE x I Nilai SPF
Formula CF EE x I ∑ 𝐈𝐱
(nm) (n=3) x Abs ± 𝐒𝐃
𝐀𝐛𝐬)
290 0,470 0,0150 0,007
295 0,451 0,0817 0,008
300 0,461 0,2874 0,133
4,34 ±
F0 10 305 0,469 0,3278 0,154 0,434
0,032
310 0,468 0,1864 0,087
315 0,450 0,0839 0,038
320 0,391 0,0180 0,007
290 0,859 0,0150 0,013
295 0,815 0,0817 0,015
300 0,804 0,2874 0,231
7,18 ±
F1 10 305 0,781 0,3278 0,256 0,718
0,085
310 0,737 0,1864 0,137
315 0,653 0,0839 0,055
320 0.630 0,0180 0,011
290 0,979 0,0150 0,015
295 0,854 0,0817 0,016
300 0,813 0,2874 0,234
7,22 ±
F2 10 305 0,772 0,3278 0,253 0,722
0,415
310 0,737 0,1864 0,137
315 0,666 0,0839 0,056
320 0,605 0,0180 0,011
41
LAMPIRAN 10
(Lanjutan)
Tabel 5.5
Hasil Penentuan Aktivitas Tabir Surya Formula Lip Balm
(𝐄𝐄 𝐱
𝛌 Abs EE x I Nilai SPF
Formula CF EE x I ∑ 𝐈𝐱
(nm) (n=3) x Abs ± 𝐒𝐃
𝐀𝐛𝐬)
290 1,827 0,0150 0,027
295 1,714 0,0817 0,032
300 1,602 0,2874 0,471
14,06 ±
F3 10 305 1,501 0,3278 0,493 1,406
0,175
310 1,382 0,1864 0,258
315 1,244 0,0839 0,104
320 1,171 0,0180 0,021
290 1,366 0,0150 0,020
295 1,623 0,0817 0,030
Lip balm
300 2,517 0,2874 0,723
yang 24,04 ±
10 305 2,631 0,3278 0,863 2,404
ada di 0,134
310 2,650 0,1864 0,494
pasaran
315 2,688 0,0839 0,226
320 2,650 0,0180 0,048