Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis)


Penggunaan Pregabalin Dibandingkan Tramadol pada Pasien
Nyeri Neuropatik (Studi Kasus Di Klinik Saraf Kita Sehat
Dr. Rama Bandung)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakoekonomi

Disusun oleh :

Firliany Putri
Neti Nurhayati
Robi Alirahman Hakim
Siti Nurjanah
Tia Iswan Nurmauliddiani
Tengku Sastra

Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Al-Ghifari

Bandung

2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri neuropatik merupakan penyakit kronis yang memerlukan penanganan


optimal, sehingga perlu memperhatikan aspek efektivitas dan biaya terapi.
Efektivitas pregabalin dan tramadol untuk pengobatan nyeri neuropatik telah
dibuktikan, tetapi belum diketahui mana yang paling cost-effective.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas biaya (cost-
effectiveness) pregabalin dan tramadol pada pasien nyeri neuropatik di klinik Saraf
Kita Sehat dr. Rama Bandung. Pengumpulan data dilakukan selama Agustus -
November 2017 didapatkan sebanyak 62 pasien.
Terapi farmakologi yang digunakan dalam manajemen nyeri neuropatik antara
lain analgetik (Tramadol) yang bekerja di sentral yang memiliki afinitas sedang pada
reseptor , lalu antikonvulsan (Pregabalin) merupkan analog dari neurotransmeter
GABA, Pregabalin juga dapat mempengaruhi jalur transmisi nyeri yang diperantarai
noradrenergic dan serotonergik dari batang otak sadar spinal (tulang belakang).
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE


2010), nyeri neuropatik adalah nyeri yang disebabkan oleh kerusakan dari sistem
saraf. Nyeri neuropatik berkembang dari gangguan sistem tubuh yang memberikan
tanda rasa sakit, yang diakibatkan oleh gangguan sistem saraf perifer maupun sistem
saraf sentral, seperti metabolik (nyeri neuropatik diabetes), infeksi (nyeri post
herpes), nyeri post stroke, trigeminal neuralgia dan nyeri post operasi. Nyeri
neuropatik dapat terjadi pada semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
status sosial dan pekerjaan dengan prevalensi kejadian yang cukup tinggi
seperti di eropa 6-7,7%. Hasil penelitian Perdossi pada bulan Mei 2002,
didapatkan 4.456 kasus nyeri yang merupakan 25% dari total kunjungan pada bulan
tersebut. Jumlah penderita laki-laki sebanyak 2.200 orang dan perempuan 2.256
orang. Jumlah pasien yang terdiagnosa sebagai nyeri neuropatik merupakan
gabungan nyeri neuropatik diabetik, nyeri pasca herpes serta trigeminal neuralgia
sebanyak 422 orang (9,5%).
Mekanisme yang mendasari munculnya nyeri neuropati adalah sensitisasi
perifer, ectopic discharge, sprouting, sensitisasi sentral dan disinhibisi. Perubahan
ekspresi dan distribusi saluran ion natrium dan kalium terjadi setelah cedera saraf,
dan meningkatkan eksitabilitas membran, sehingga muncul aktivitas ektopik yang
bertanggung jawab terhadap munculnya nyeri neuropatik spontan (Woolf, 2004).
Nyeri neuropatik muncul akibat proses patologi yang berlangsung berupa
perubahan sensitisasi baik perifer maupun sentral yang berdampak pada fungsi
sistem inhibitorik serta gangguan interaksi antara somatik dan simpatetik. Keadaan
ini memberi gambaran umum, berupa alodinia dan hiperalgesia. Permasalahan pada
nyeri neuropatik adalah menyangkut terapi, yang berkaitan dengan kerusakan neuron
dan sifatnya ireversibel.
Umumnya hal ini terjadi akibat proses apoptosis yang dipicu melalui modulasi
intrinsik kalsium di neuron sendiri, maupun akibat proses inflamasi sebagai faktor
ekstrinsik. Inilah yang mendasari konsep nyeri kronik yang ireversibel pada sistem
saraf. Atas dasar ini juga, maka nyeri neuropatik harus secepat mungkin diterapi
untuk menghindari proses yang mengarah ke plastisitas sebagai nyeri kronik.
Terapi farmakologi yang digunakan dalam manajemen nyeri neuropatik antara
lain analgetik (Tramadol) yang bekerja di sentral yang memiliki afinitas sedang pada
reseptor , lalu antikonvulsan (Pregabalin) merupkan analog dari neurotransmeter
GABA, Pregabalin juga dapat mempengaruhi jalur transmisi nyeri yang diperantarai
noradrenergic dan serotonergik dari batang otak sadar spinal (tulang belakang).
Evaluasi efektivitas terapi dapat dilakukan dengan mengukur penurunan
intensitas nyeri menggunakan alat ukur yang sudah valid dan reliable antara lain :
Numerical Rating Scale (NRS) dan Visual Analogue Scale (VAS).
Berdasarkan International Association for The Study of pain (IASP 2010)
pengobatan nyeri neuropatik selama ini masih belum optimal, karena memerlukan
terapi jangka panjang. Efektivitas suatu farmakoterapi bisa diukur menggunakan
analisis farmakoekonomi antara lain dengan cost effectiveness analysis (CEA)
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu obat telah cukup untuk ditawarkan
dan digunakan dalam pelayanan kesehatan.
BAB 3
METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian eksperimental yaitu


Randomized Controlled Trial (RCT) dengan menggunakan open-label. Subyek
penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: kelompok pasien nyeri neuropatik
yang mendapat terapi Tramadol 1 x 2,5 mg dan Pregabalin 1 x 100 mg selama 4
minggu. Selanjutnya dilakukan analisis efektivitas biaya (cost- effectiveness
analysis) dari kedua regimen terapi tersebut. Penelitian ini dilakukan di Klinik Saraf
Kita Sehat dr. Rama Bandung yang berada di Jl. A.H. Nasution No.101 Bandung.
Data penelitian di ambil selama periode Agustus – November 2017. Populasi
penelitian ini adalah seluruh pasien nyeri neuropatik yang berobat jalan di
Klinik Saraf Kita Sehat dr. Rama Bandung yang mendapat terapi Tramadol dan
Pregabalin sesuai dengan kriteria penelitian. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi
sejumlah 62 pasien, masing-masing kelompok sebesar 31 pasien.
Pada penelitian ini sampel dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yakni:
kelompok pasien nyeri neuropatik yang mendapat terapi Tramadol 1 x 2,5 mg dan
Pregabalin 1 x 100 mg selama 4 minggu. Kemudian efektivitas terapi di ukur
menggunakan skala nyeri dengan Numerical Rating Scale (NRS) sebelum terapi dan
4 minggu sesudah diterapi. Instrument penelitian berupa NRS yang dikombinasi
dengan visual analog scala (VAS). NRS merupakan skala pengukuran yang berupa
garis lurus yang dilengkapi dengan angka/skor 0-10, sedangkan VAS berupa
gambaran rasa nyeri. Untuk mengetahui intensitas nyeri yang dialami oleh
pasien, maka pasien diminta untuk menentukan rasa nyeri yang dialaminya dengan
memberi skor terhadap intensitas nyeri yang dirasakannya. Kategori derajat nyeri
berdasarkan nilai NRS:1-3 : nyeri ringan, 4-7 : nyeri sedang, 8-10 : nyeri berat.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah Pemberian terapi nyeri neuropatik
(Tramadol 1 x 2,5 mg dan Pregabalin 1 x 100 mg selama 4 minggu), sedangkan
variabel tergantung dalam penelitian ini adalah cost- effectiveness Tramadol dan
Neuropatik untuk terapi nyeri neuropatik. Efektivitas suatu farmakoterapi bisa diukur
menggunakan analisis farmakoekonomi antara lain dengan cost effectiveness
analysis (CEA) yang digunakan untuk menentukan apakah suatu obat telah cukup
untuk ditawarkan dan digunakan dalam pelayanan kesehatan. Keuntungan
menggunakan CEA yaitu outcomes tidak perlu dihitung dengan satuan uang dan
dapat digunakan untuk membandingkan berbagai macam obat yang bisa di
gunakan dalam terapi suatu penyakit.
Analisis data pada penelitian ini terdiri dari pengujian normalitas data dan
analisis statistik data penelitian. Pada penelitian ini hasil pengujian normalitas
menunjukan bahwa data sampel tidak mengikuti distribusi normal. Analisis untuk
efektivitas respon masing-masing terapi pre dan post pada kelompok Tramadol dan
Pregabalin menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui apakah ada perbedaan
intensitas nyeri pre dan post pada masing-masing terapi. Analisis untuk mengetahui
perbedaan efektivitas terapi antara dua variabel (data) atau lebih yang tidak
berkorelasi (independent) dalam hal ini kelompok terapi Tramadol dan Pregabalin
selama 4 minggu digunakan analisis statistik non- parametrik dengan Mann-Whitney
Test. Selanjutnya dilakukan perhitungan analisis cost effectiveness menggunakan
ACER (Average Cost Effectiveness Analysis Ratio) dengan membandingkan rata-
rata biaya terapi dengan efektivitas terapi yang dilihat dari penurunan intensitas
nyeri. Perhitungan analisis statistik menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.
DAFTAR PUSTAKA

1. Jurnal Pharmascience, Vol 2, No. 2, Oktober2015, hal: 47 – 55 . ISSN-Print.


2355 – 5386. ISSN-Online. 2460-9560 ( http://jps.ppjpu.unlam.ac.id/)

Anda mungkin juga menyukai