Anda di halaman 1dari 76

I.

PEKERJAAN PERSIAPAN
I.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
A. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
Mobilisasi adalah pengangkutan semua peralatan, mesin-mesin untuk pelaksanaan
berdasarkan jadwal pelaksanaan yang akan diserahkan sesudah menerima Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pemberi Tugas. Untuk mendatangkan peralatan dan juga
personil diperlukan mobilisasi dari asal peralatanl personil dan mendatangkan bahan dari
quary ke lokasi pekerjaan dan sebaliknya apabila peralatan tersebut sudah tidak diperlukan
lagi karena pekerjaan sudah selesai, akan dilakukan pekerjaan demobilisasi untuk
mengangkut/memindakan kembali peralatan dan material yang sudah tidak terpakai dari
lokasi pekerjaan.
Pada saat akan memobilisasi dan demobilisasi alat-alat berat, akan terlebih dahulu meminta
ijin kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan apabila
terjadi kerusakan jalan umum akibat pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi maka
akan segera diperbaiki dan menjadi tanggung jawab penuh penyedia jasa dalam
pelaksanaannya sesuai petunjuk dari Direksi atau Pejabat Pemerintah yang berwenang.
Adapun daftar peralatan utama yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah:
1. Excavator dengan kapasitas min. 0,83 m3 : 2 unit.
2. Bulldozer dengan kapasitas min. 15 ton : 1 unit.
3. Vibro Compactor dengan kapasitas min. 10,5 ton : 1 unit.
4. Dump Truck dengan kapasitas min. 4 m3 : 4 buah.
5. Pompa Air dengan kapasitas min. 20 ltl detik : 2 buah.
6. Genset dengan kapasitas min. 250 Kva : 1 buah.
7. Total Station : 1 unit.
8. Concrete Mixer dengan kapasitas min. 0,8 m3 : 2 unit.
9. Vibrator Concrete : 2 buah.
10. Stamper/Baby Roller : 1 unit.
11. Concrete Pump : 1 unit
Gambar 1. Contoh Proses Mobilisasi dan Demobilisasi

B. Jalan Kerja
Jalan masuk kendaraan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang
berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek. Penyedia Jasa
hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan
dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat
pembangunan jalan tersebut. Penyedia Jasa harus memperbaiki dan memperlebar jalan yang
ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya. Semua pekerjaan yang
dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan dan
jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan
harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Badan
Pemerintah setempat dan Badan Swasta. Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang
sudah dibebaskan oleh Pengguna Jasa untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila
Penyedia Jasa membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan, yang
ditentukan maupun tidak ditentukan oleh Direksi / Pengawas maka harus dikerjakan oleh
Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah
termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan. Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama
pelaksanaan pekerjaan dan Penyedia Jasa wajib mengembalikan jalan-jalan yang rusak
akibat dari pelaksanaan pekerjaan seperti kondisi semula, maka harus dikerjakan oleh
Penyedia Jasa atas bebannya sendiri dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah
termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan.

C. Fasilitas untuk Tim Direksi Lapangan


a. Tempat Tinggal
Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bangunan tempat tinggal untuk Tim Direksi
Lapangan sekurang-kurangnya 45 m2 yang terdiri dari 2 Kamar Tidur, 1 Kamar Mandi, 1
Ruang Tamu dan 1 Ruang Keluarga/Ruang Makan&Dapur dilengkapi dengan fasilitas listrik
sekurang-kurangnya 900 VA, suplai air bersih untuk MCK, Air Conditioner (AC), Televisi
LED 32 Inchi, dan peralatan tempat tinggal lainnya yang diperlukan serta beberapa fasilitas
pendukung lainnya sesuai arahan Direksi. Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung
Penyedia Jasa dan sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan ini.
b. Kendaraan Operasional Lapangan
Penyedia Jasa harus menyediakan kendaraan operasional untuk Tim Direksi Lapangan 1 buah
kendaraan roda 4 jenis low MPV 7 penumpang dengan spesifikasi minimal tahun pembuatan
2017, kapasitas mesin sekurang-kurangnya 1499 cc, Transmisi Automatic, Ground clearance
sekurang-kurangnya 200 mm, mempunyai fasilitas pendukung ABS, EBD, BA dan HSA,
dilengkapi dengan sistem audio Double Din DVD R/RW Monitor with touch Screen,
DIVX, MP3/WMA/AAC, USB Device ready inside glove box, NAVI ready, bloetooth
ready, Made for iPod & Work for iPhone (optional cable required), variable color Illumination
with rear camera system. Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa dan
sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan ini.
Semua pengeluaran Penyedia Jasa untuk item detail Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi,
Pekerjaan Pembuatan Direksi Keet, Lab dan Gudang, Pekerjaan Jalan Kerja, dan fasilitas
untuk tim Direksi lapangan ditanggung Penyedia Jasa dan sudah termasuk dalam Harga
Satuan Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi ini.
I.2 Direksi Keet, Lab dan Gudang
Penyedia Jasa akan menyediakan, memelihara mengerjakan dan memindahkan bangunan
sementara lainnya setelah selesai pekerjaan dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
oleh kontraktor untuk mengembalikan lokasi bangunan-bangunan sementara
setidaknya seperti semula sehingga tidak menimbulkan permasalahan lingkungan dan
kenyamanan. Terlebih dahulu kontraktor akan menyerahkan rancangan direksi keet,
lab dan gudang kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu yang ditetapkan.
Pelaksanaan pekerjaan tidak akan dimulai sebelum mendapat persetujuan dari Direksi.
Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bangunan sekurang-kurangnya 60 m2 yang
terdiri dari 3 ruang kira-kira 20 m2 dilengkapi dengan peralatan secukupnya serta satu toilet
dan kamar mandi luas 4 m2.
Kantor tersebut harus dibangun dengan baik, tahan air dan dilengkapi dengan jendela untuk
memberikan penerangan yang cukup untuk setiap ruang dan dilindungi dengan terali besi
dan kerai, diberi fasilitas air minum, alat penerangan, pembuangan dan alat komunikasi.
Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara
secara umum kepada Direksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuan pada waktu yang
ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan
Direksi / Pengawas. Terlebih dahulu kontraktor akan melaksanakan pekerjaan
pengadaan semua bahan yang diperlukan dan peralatan yang akan digunakan serta tenaga
yang dibutuhkan di lapangan dan setelah itu akan dilakukan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis.

I.3 Sosialisasi
Penyedia Jasa melaksanakan sosialisasi sebelum pelaksanaan pekerjaan di mulai, dengan
mengundang warga sekitar lokasi pekerjaan, tokoh masyarakat, perangkat desa, Muspika
dan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan. Untuk semua biaya keperluan
kegiatan tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan Mobilisasi dan
Demobilisasi ini ditanggung Penyedia Jasa dan sudah termasuk dalam Harga Satuan
Pekerjaan ini.
I.4 Dokumentasi, Pelaporan dan Penggambaran
A. Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan album
foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk
setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan, pada saat
pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah pengambilan melalui satu titik
yang sama. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi fotofoto yang dibuat oleh ahli
foto yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan/
pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu
dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi. Pada setiap tahap pengambilan gambar
untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah yang sama dan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan
adanya suatu tanda khusus (initial bangunan dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali
lokasi tersebut. Foto negatif/soft copy dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah
apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada
Direksi untuk disetujui. Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan.
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set pilihan
foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir pelaksanaan Kontrak,
maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam album-album. Foto-foto ditempelkan
dalam album secara beraturan menurut progres kemajuan pekerjaan dan lokasinya
masingmasing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50% dan 100% dan
ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya/soft copynya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan
atau tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif/soft copy dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /
dipinjamkan kepada siapapun.
B. Pelaporan
Setiap hari senin penyedia jasa harus menyerahkan kemajuan prestasi ke pengguna jasa
dengan persetujuan direksi pekerjaan. Pelaporan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari laporan
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan sebanyak 5 buku, 1 asli dan 4 copy atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan / pengawas lapangan.

C. Penggambaran
Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia Jasa adalah :
a) Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
- Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-gambar
yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
- Gambar-gambar pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan
Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap dan dapat
memperlihatkan penampang melintang dan memanjang dari konstruksi beton, pasangan
batu, pengaturan batang pembesian termasuk rencana konstruksi, pemotongan dan
daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
- Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah menjadi
resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan
meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.
b) Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara
- Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan diserahkan
kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam waktu yang telah
ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan
sementara seperti pengalihan aliran (kistdam) dan sebagainya. Gambar Perencanaan
yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam Pelaksanaan Konstruksi (sah) juga
harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
- Gambar – gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan oleh Penyedia Jasa
hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan pekerjaan tetap
secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat
persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan

c) Gambar-Gambar Purna laksana / As Built Drawing


Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar konstruksi
terpasang yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar
tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “sudah dilaksanakan”. Gambar-
gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi dan tiap hari
oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak
dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja. Gambar
purna laksana (As Built Drawing) harus dibuat di atas kertas kalkir yang berkualitas baik
minimal kalkir 80 gram bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %. Dalam waktu 1 (satu) bulan
setelah penandatanganan serah terima ke I (PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan
gambar purna laksana (As Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan
ukuran minimal A3 , beserta 1 (satu) set copy blue print jika penggambaran dengan cara
manual dan soft copy apabila penggambaran menggunakan program computer.
d) Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Apabila
terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya 30
(tigapuluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi
secara tertulis untuk menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian
muka tanah tersebut. Dalam segala hal sebelum memulai pekerjaan tanah, Penyedia Jasa
akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui oleh Direksi. Ketinggian muka
tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang
dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
e) Penandatanganan dan Persetujuan Gambar
Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar kerja kepada Direksi untuk disahkan dalam waktu
30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan yang dimaksud. Dalam waktu 7 (tujuh) hari
setelah penerimaan copy dari Penyedia Jasa dan satu copy dikembalikan kepada Penyedia
Jasa dengan diberi suatu keterangan sebagai berikut :
a. Disetujui
b. Disetujui dengan catatan
c. Dapat disetujui setelah direvisi
d. Ditolak
Bila gambar dicap dengan tanda a atau b sebagaimana tersebut di atas, Penyedia Jasa sudah
dapat memesan atau memulai pekerjaan sesuai dengan gambar. Satu set copy gambar yang
telah disetujui oleh Direksi dapat diletakkan pada Direksi Keet Penyedia Jasa. Bila gambar
dicap dengan tanda c, Penyedia Jasa harus mengadakan perbaikan-perbaikan/revisi dan
kemudian menyerahkan hasil revisi tersebut sebanyak 3 (tiga) copy kepada Direksi, guna
mendapat persetujuannya. Waktu yang diberikan kepada Penyedia Jasa untuk mengadakan
revisi maksimum 7 (tuj uh) hari setelah gambar dikembalikan dari Direksi, begitu seterusnya
sampai gambar dinyatakan diterima dicap a atau b. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan
memulai pekerjaan, sebelum gambar tersebut disetujui oleh Direksi. Direksi dapat meminta
kepada Penyedia Jasa untuk menambah detail-detail gambar yang dirasa perlu, tanpa
tambahan biaya.

D. Mutual Check
- Sistem Pekerjaan
Sistem Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan.
- Pelaksanaan Mutual Check
a. Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada tender Drawing.
b. Pelaksana untuk Pekerjaan Mutual Check adalah terdiri dari Penyedia Jasa bersama-
sama dengan tim mutual check yang dibentuk oleh PPK.
c. Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa adalah sebagai
berikut :
- Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan mencocokkan kembali
pada titik tetap dengan ketelitian 10 VL.mm.
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitzet) profil memanjang dan
melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran Tender Drawing.
- Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar Penggambaran Tender
Drawing (termasuk gambar detail).
- Membuat perhitungan Hidrolis dan teknis, apabila ada perubahan bentuk desaign .
- Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan tambahan/
pengurangan.
d. Semua produk-produk hasil mutual check/Uitzet (data pengukuran kembali, gambar-
gambar,data uji laborat, Bill of Quantity, RAB tambahan biaya/pengurangan biaya)
disampaikan kepada Pimpro / Pimbagpro untuk selanjutnya diteliti/diperiksa
kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan maka Penyedia Jasa dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut.
e. Dari hasil pengukuran mutual check/Uitzet akan didapat perbandingan volume dengan
Tender Drawing.
f. Gambar-gambar hasil Pengukuran mutual check/Uitzet adalah sebagai dasar untuk
Pelaksanaan Konstruksi Lapangan.
g. Semua gambar – gambar hasil mutual chek diperbanyak 3 kali.

- Mutual Check 100%


a. Mutual Check II dilaksanakan oleh Tim Mutual Check 100% yang dibentuk PPK untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan/gambar terpasang (Asbuilt
Drawing).
b. Dari hasil Mutual Check II dengan gambar terpasang (Asbuilt Drawing) sebagai dasar
pembayaran volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
c. Semua gambar-gambar terpasang ( Asbuilt Drawing ) dibuat rangkap 3 ( tiga )
- Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check
a. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan PPK.
b. Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya, paling lambat
1 bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus disampaikan kepada
PPK.
c. Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini akan ditentukan
kemudian oleh PPK.
- Penilaian dan Pembayaran
Semua pengeluaran yang timbul untuk semua kebutuhan Mutual Check menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

I.5 Quality Assurance


Quality Assurance (QA) secara umum bertanggung jawab untuk memastikan produk atau
jasa memenuhi standar yang ditetapkan termasuk keandalan, kegunaan, kinerja dan standar
kualitas umum yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa melalui spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan.
Adapun tugas dan tanggung jawab quality assurance adalah sebagai berikut:
a. Memiliki tugas pokok dalam perencanaan prosedur jaminan kualitas suatu produk atau jasa.
b. Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas.
c. Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas.
d. Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan data berkualitas.
e. Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi sistem agar berjalan sesuai
rencana, melaksanakan dan memantau pengujian dan inspeksi bahan dan produk untuk
memastikan kualitas produk jadi.
f. Mendokumentasikan audit internal dan kegiatan jaminan kualitas lainnya.
g. Menyelidiki keluhan pelanggan dan masalah ketidaksesuaian.
h. Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statistik.
i. Menganalisis data untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan dalam sistem mutu.
j. Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau tindakan perbaikan dan pencegahan.
k. Menyiapkan laporan untuk berkomunikasi hasil dari kegiatan kualitas.
l. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi pelatihan untuk memenuhi
standar kualitas.
m. Mengkoordinasikan dan dukungan di tempat audit yang dilakukan oleh penyedia eksternal.
n. Mengevaluasi temuan audit dan menerapkan tindakan koreksi yang tepat.
o. Mengelola dan memeriksa kegiatan manajemen risiko.
p. Bertanggung jawab untuk sistem manajemen dokumen.
q. Memastikan kepatuhan berkelanjutan dengan persyaratan peraturan kualitas dan industri
yang ditetapkan perusahaan.
Kegiatan Quality Assurance akan dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi
pekerjaan/pengawas lapangan. Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia
Jasa dan sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan ini.

I.6 Papan Nama Kegiatan


Papan nama kegiatan berjumlah 2 buah, dengan ukuran 0,90 x 1,20 atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaanl Pengawas Lapangan. Papan nama proyek akan disediakan dan
dipelihara di sekitar lokasi pekerjaan sebagai salah satu identifikasi sifat dari pekerjaan
tersebut. Agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum bahwa di lokasi
tersebut sedang dilaksanakan pekerjaan pembangunan embung. Semua biaya untuk
keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa dan sudah termasuk dalam Harga Satuan
Pekerjaan ini.

I.7 Perlengkapan dan Kebutuhan K3

Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya akan
dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di
ketinggian, mutlak akan digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi,
tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain
helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan
saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih,
mutlak akan menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun.
Perlengkapan K3 terdiri dari rompi, sepatu safety dan juga helm lapangan, dll untuk
jumlah sesuai dengan kebutuhan di lapangan atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan/Pengawas. Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa dan
sudah termasuk dalam biaya overhead masing-masing item pekerjaan.
I.8 Pengukuran / Uitzet
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam gambar rencana.
Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar perincian
maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau ditanyakan pada
Direksi Teknis. Sebagai ukuran pokok ± 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas akan
menetapkan patok duga ± 0,00 tersebut di lapangan dan dibuat dari patok beton yang
sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya
yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan. Penetapan ukuran dan sudut siku-
siku tetap dijaga dan antara lain dengan mempergunakan alat-alat Waterpass dan
Theodolith atau berpedoman pada bangunan yang telah ada. Setelah Ukuran ditetapkan,
baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank. Kayu papan yang digunakan
minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank
dipasang dari titik luar Bangunan dengan jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi
lapangan.Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses Pekerjaan.
I.9 Foto dan Video Udara
Penyedia Jasa melaksanakan pengambilan foto dan video udara secara berkala atau sesuai
arahan Direksi/Pengawas. Foto dan video udara diambil dengan menggunakan peralatan
foto udara dengan spesifikasi kamera sekurang-kurangnya mendukung H.264 4K pada
60fps atau H.265 4K pada 30fps dimana keduanya pada bitrate 100 Mbps. Semua biaya
untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa dan sudah termasuk dalam Harga
Satuan Pekerjaan ini.

II. PEKERJAAN TUBUH EMBUNG


II.1 Pekerjaan Tanah
A. Stripping
Sebelum Penggalian dari borrow pits dimulai, terlebih dahulu membersihkan dan mengupas
seperlunya daerah untuk timbunan.
Begitu juga pada tanggul, sebelum penimbungan dimulai terlebih dahulu tanggul
dibersihkan dan dikupas setebal 0.15 atau pembuatan terasering dengan ukuran 0.50 m” x
0.50 m”.
Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Direksi /
Pengawas, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak sampah dan bahan lain
yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang
disetujui oleh Direksi / Pengawas. Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu
bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dibuang, dan ditumpuk di
tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas di sepanjang tepi jalan atau batas
tanah. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat
pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi / Pengawas.
Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan dipadatkan dan
memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang timbul akibat pembersihan lapangan.
Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan
dimulai. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna dan
peralatan dikumpulkan.
Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau Perorangan yang
diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki
atau diganti biaya Penyedia Jasa. Semua pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

B. Galian tanah dengan alat


1. Peralatan peralatan seperti exavator, Buldozer, Dump truk yang didatangkan dilokasi
pekerjaan, semua menggunakan bahan bakar industri .dan dijelaskan secara kusus semua
pemakaian alat alat berat pada pekerjaan tanah yang menggunakan alat alat berat diwajibkan
menggunakan bahan bakar industri .
2. Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan lainnya yang
dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok, untuk pondasi menurut ketentuan Direksi /
Pengawas, maka Direksi / Pengawas akan memerintahkan secara tertulis untuk
memindahkan barang-barang yang tidak cocok tersebut dan dipadatkan seluruhnya dengan
menumbuknya atau menggilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak boleh lebih dari 15
cm. Semua biaya yang diakibatkan adanya perintah Direksi / Pengawas tersebut menjadi
beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa Pembangunan. Cara
menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan cara yang
dapat disetujui oleh Direksi / Pengawas.
4. Penyedia Jasa harus menjamin adanya perlatan yang siap setiap waktu dan cukup
dilapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air.
5. Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan galian akibat
kecerobohan dan kekurang telitian metode pelaksanaan, maka seluruh resiko menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.

C. Timbunan Tanah Kembali dipadatkan


Untuk pekerjaan timbunan tanah kembali dipadatkan ini maka material untuk timbunan akan
didatangkan/menggunakan material setempat. Untuk material timbunan tanah kembali
dipadatkan dapat menggunakan material hasil galian pada lokasi pekerjaan. Dan material
yang digunakan untuk timbunan yang didatangkan/hasil dari galian dapat mengajukan
persetujuan dari Direksi Lapangan/Pengawas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator, dump truck, stamper/baby roller dan alat bantu lainnya
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar detail rencana
pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah kembali dipadatkan.
- Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan melaksanakan
pekerjaan timbunan tanah kepada Direksi Pekerjaan.
- Pekerjaan mobilisasi peralatan dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan.
- Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan
sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
- Terlebih dahulu menentukan borrow-pit dan mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan dan atau Direksi.
- Tanah timbunan tersebut akan diterima pada lokasi pekerjaan dan setelah itu akan dilakukan
pekerjaan penghamparan dengan menggunakan excavator/bulldozer dan perataan material
timbunan ke semua lokasi yang akan ditimbun dengan menggunakan bulldozer, selanjutnya
dilakukan pemadatan kembali tanah timbunan dengan menggunakan stamper/baby roller
atau alat pemadat lainnya.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Dilaksanakan pengecheckan untuk tingkat kepadatan yang dipersyaratkan untuk timbunan
atau sesuai araha Direksi Pekerjaan/Pengawas.
- Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak terjadi
kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan
terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat
ditempat kerja yang aman.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pelaksanaan
berlangsung dan foto 100% setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

D. Membuang hasil galian dan meratakan


1. Membuang Hasil Galian dengan jarak buangan < 0,5 km dan meratakan
Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali,
penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini akan
ditempatkan di tempat pembuangan (disposal area) dengan jarak buangan < 0,5 km yang
telah direncanakan serta disetujui oleh Direksi/Pengawas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator, dump truck dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
- Terlebih dahulu menentukan lokasi buangan dengan jarak < 0,5 km, dan dilengkapi
dengan data ukur lokasi buangan.
- Mobilisasi alat dan tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan.
- Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan
sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
- Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan membuang tanah hasil
galian tersebut.
- Pelaksanaan pekerjaan buangan tanah hasil galian dari tempat penampungan sementara
dengan cara excavator memuat kembali tanah hasil galian ke bak dump truck. Setelah dump
truck terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya maka tanah tersebut akan diangkut dan
dibuang ke lokasi pembuangan akhir (disposal area) yang telah ditentukan.
- Cara pengangkutan harus sedemikian rupa, sehingga angkutan tanah lumpur tidak
berceceran di jalan dan tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas. Apabila ada yang tercecer,
maka tanahl lumpur tersebut akan segera dibersihkan dengan menggunakan alat bantu.
- Pekerjaan ini akan dilakukan secara terus menerus dengan jumlah dump truck sesuai
kebutuhan sampai jumlah kubikasi galian yang telah ditetapkan.
- Hasil timbunan ditempat pembuangan akhir akan diratakan dan dirapikan dengan
menggunakan alat bantu atau jika memungkinkan menggunakan bulldozer dan diusahakan
tidak mengganggu lingkungan sekitar tempat pembuangan.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak terjadi
kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan
terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat
ditempat kerja yang aman.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan berlangsung dan foto
100% setelah pekerjaan selesai.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
2. Membuang Hasil Galian dengan jarak buangan > 0,5 km dan meratakan
Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali,
penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini akan
ditempatkan di tempat pembuangan (disposal area) dengan jarak buangan > 1 km yang telah
direncanakan serta disetujui oleh Direksil Pengawas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator, dump truck dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
- Terlebih dahulu menentukan lokasi buangan dengan jarak > 0,5 km, dan dilengkapi
dengan data ukur lokasi buangan.
- Mobilisasi alat dan tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan.
- Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan
sementara apabila terjadi kecelakaan kerja.
- Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan membuang tanah hasil
galian tersebut.
- Pelaksanaan pekerjaan buangan tanah hasil galian dari tempat penampungan sementara
dengan cara excavator memuat kembali tanah hasil galian ke bak dump truck. Setelah dump
truck terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya maka tanah tersebut akan diangkut dan
dibuang ke lokasi pembuangan akhir (disposal area) yang telah ditentukan.
- Cara pengangkutan harus sedemikian rupa, sehingga angkutan tanahl lumpur tidak
berceceran di jalan dan tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas. Apabila ada yang tercecer,
maka tanahl lumpur tersebut akan segera dibersihkan dengan menggunakan alat bantu.
- Pekerjaan ini akan dilakukan secara terus menerus dengan jumlah dump truck sesuai
kebutuhan sampai jumlah kubikasi galian yang telah ditetapkan.
- Hasil timbunan ditempat pembuangan akhir akan diratakan dan dirapikan dengan
menggunakan alat bantu atau jika memungkinkan menggunakan bulldozer dan diusahakan
tidak mengganggu lingkungan sekitar tempat pembuangan.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak terjadi
kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan
terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat
ditempat kerja yang aman.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan berlangsung dan foto
100% setelah pekerjaan selesai.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
3. Membuang Hasil Galian dengan jarak buangan > 1 km dan meratakan
Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali,
penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini akan
ditempatkan di tempat pembuangan (disposal area) dengan jarak buangan > 1 km yang telah
direncanakan serta disetujui oleh Direksil Pengawas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator, dump truck dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
- Terlebih dahulu menentukan lokasi buangan dengan jarak > 0,5 km, dan dilengkapi
dengan data ukur lokasi buangan.
- Mobilisasi alat dan tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan.
- Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan
sementara apabila terjadi kecelakaan kerja.
- Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan membuang tanah hasil
galian tersebut.
- Pelaksanaan pekerjaan buangan tanah hasil galian dari tempat penampungan sementara
dengan cara excavator memuat kembali tanah hasil galian ke bak dump truck. Setelah dump
truck terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya maka tanah tersebut akan diangkut dan
dibuang ke lokasi pembuangan akhir (disposal area) yang telah ditentukan.
- Cara pengangkutan harus sedemikian rupa, sehingga angkutan tanahl lumpur tidak
berceceran di jalan dan tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas. Apabila ada yang tercecer,
maka tanahl lumpur tersebut akan segera dibersihkan dengan menggunakan alat bantu.
- Pekerjaan ini akan dilakukan secara terus menerus dengan jumlah dump truck sesuai
kebutuhan sampai jumlah kubikasi galian yang telah ditetapkan.
- Hasil timbunan ditempat pembuangan akhir akan diratakan dan dirapikan dengan
menggunakan alat bantu atau jika memungkinkan menggunakan bulldozer dan diusahakan
tidak mengganggu lingkungan sekitar tempat pembuangan.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak terjadi
kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan
terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat
ditempat kerja yang aman.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan berlangsung dan foto
100% setelah pekerjaan selesai.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

E. Penggalian Saluran dan Pembuangannya


Penggalian saluran harus sesuai dengan Dimensi yang ada pada gambar.
Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan saluran jalan harus
ditempatkan di sepanjang tanggul saluran atau jika terdapat kelebihan galian, dan jika tidak
disebutkan, harus diletakkan di tanggul lain yang memerlukan tambahan timbunan.
Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik setempat atau di tempat
lain dimana volume galian dan timbunan tidak seimbang di sepanjang saluran, harus
diletakkan pada tempat tanggul buangan terpisah, di luar pekerjaan tanah permanen.
Tanggul buangan ini harus dibentuk menurut ukuran yang ditunjuk dalam gambar atau
menurut Direksi / Pengawas dan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga rapi dan stabil.
Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut bagi setiap bagian dari
pekerjaan dengan detail lokasi dan program penggalian dari saluran dan membuang
tanahnya sebagai timbunan tanggul.
Penyedia Jasa harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan tanah tersebut ini
selambat-lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang dimaksud sebagai pemberitahuan
kepada Direksi / Pengawas.
Untuk penggalian tanah lunak dapat digunakan alat-alat seperti hydraulic excavator,
bulldozers dengan dihubungkan alat pembelas, scrapers tanpa dihubungkan dengan alat
khusus.
Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat digunakan alat pembelas khusus yang
dihubungkan bulldozer D8 atau peralatan yang sebanding, atau yang diperlukan sesuai
dengan pelaksanaan.
F. Longsoran di Talud
Penyedia Jasa harus mencoba untuk menjaga dengan sangat hati-hati dan mengambil
tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya longsoran bahan di
samping galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran Penyedia Jasa harus
memperbaiki semua pekerjaan tanah dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan
perubahan yang diperlukan pada pekerjaan yang dapat disetujui Direksi / Pengawas.
G. Kelebihan Penggalian dan atau timbunan
Jika selokan atau saluran digali, tanggul atau berm dibentuk di luar ukuran yang disebutkan,
harus membangun kembali sesuai Spesifikasi, atau ditentukan lain menurut petunjuk Direksi
/ Pengawas.
H. Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai gambar bestek.
Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan mengambil kelebaran yang sesuai
menurut petunjuk pada gambar atau sesuai yang ditentukan oleh Direksi / Pengawas, dan
harus turun ke bawah dan akhirnya baru menambah luasnya.
Cara dan metode galian tidak boleh membahayakan bangunan/lahan pekerjaan.
Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang yang telah
mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lebih dahulu secara tertulis. Pekerjaan pada setiap
panjang yang sudah disetujui, diselesaikan sampai disetujui Direksi / Pengawas sebelum
pekerjaan selanjutnya dimulai.

II.2 Pekerjaan Joint Sealent


Joint sealent digunakan untuk mengisi sambungan perkerasan beton, bahan yang digunakan
harus berfungsi mengurangi masuknya air dan berfungsi mengamankan kembang susut beton
akibat perubahan iklim/ cuaca pada lokasi pekerjaan.
Pelaksanaan pengisian joint sealent pada sambungan perkerasan beton dilakukan pada saat
perkerasan beton memenuhi masa curring. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas. Terlebih dahulu kontraktor akan melaksanakan
pekerjaan pengadaan semua bahan yang diperlukan dan peralatan yang akan digunakan serta
tenaga yang dibutuhkan di lapangan dan setelah itu akan dilakukan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis

II.3 Pekerjaan Plastik Polythene tebal 125 micron


Membran kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap air setebal 125 micron
yang berguna agar air semen dari plat beton yang dicor tidak meresap ke dalam lapisan di
bawahnya, dan juga untuk mencegah adanya ikatan antara plat beton dengan lapis pondasi
bawah yang akan mengakibatkan terjadinya retak-retak pada plat beton setelah terjadinya
penyusutan pada waktu pengerasan beton.
Membran kedap air tersebut dipasang di atas permukaan lapis pondasi bawah yang telah
siap. Lembar-lembar yang berdampingan dipasang overlap,
dengan lebar tumpang-tindih tidak kurang dari 10 cm pada arah lebar dan 30 cm pada arah
memanjang.
Pemasangan lembar kedap air harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah sobeknya
lembar-lembar tersebut, dan harus dipaku ke permukaan lapis pondasi bawah agar tidak
mudah tergulung akibat tiupan angin.
II.4 Pekerjaan Beton
A. Umum

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan seperti yang tercantum pada spesifikasi dan
seperti pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua pekerjaan beton
dilaksanakan pada waktu ada Direksi.
Enam puluh (60) hari sebelum pemasangan instalasi atau alat apa saja yang dipakai untuk
pemrosesan, pengerjaan, pengangkutan, penyimpanan dan penentuan, proporsi material
beton, pencampuran dan pengangkutan serta penempatan beton dan mortar, Penyedia Jasa
harus menyerahkan flow chart, gambar dan penjelasan tertulis agar ada perencanaan yang
baik dalam memproduksi dan menempatkan beton dan mortar yang terkait dengan
Pekerjaan dalam spesifikasi ini.
Sesudah dipasang, maka operasi instalasi fasilitas, peralatan dan penampungan harus sudah
disetujui Direksi.
Bila dalam spesifikasi ini memerlukan tipe peralatan khusus yang harus dipakai atau
prosedur tertentu yang harus diikuti, maka Penyedia Jasa dilarang menentukan kebutuhan
peralatan tersebut, kecuali Penyedia Jasa bisa menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh
dengan pemakaian peralatan dengan alternatif tersebut sama sebagaimana disebutkan
dalam spesifikasi.
Seluruh tindakan penanganan atau pencegahan yang benar harus ditangani oleh Penyedia
Jasa untuk mengurangi pasokan ke dalam sungai dari air yang mengandung material
terendap kasat mata yang akan dihasilkan dari segala proses untuk memproduksi agregat
dan beton. Di lokasi dimana Direksi merasa pasokan tersebut terjadi, Penyedia Jasa harus
membangun, memelihara dan mengoperasikan kolam pengendap yang cocok atau cara lain
yang efektif yang mungkin perlu untuk mencegah arus atau sungai terkontaminasi.
Persetujuan dari fasilitas instalasi dan peralatan atau perlengkapan atau operasi atau dari
prosedur konstruksi apapun, harus tidak dijalankan untuk merubah atau memodifikasi
peraturan-peraturan atau persyaratan-persyaratan yang terkandung dalam Buku Spesifikasi
ini yang mengatur kualitas dari material-material atau pekerjaan penyelesaian.
Penyedia Jasa tidak berhak memperoleh biaya tambahan melebihi harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk beton karena terbatasnya batching,
mixing, pengangkutan dan penempatan beton yang diperlukan seperti yang disyaratkan
pada spesifikasi.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Penyedia Jasa akan mendirikan laboratorium
beserta kelengkapannya yang diperlukan dan instrumen yang dibutuhkan di lokasi
konstruksi, untuk menjalankan pengujian rutin dan harian. Penyedia Jasa harus
mengoperasikan dan memelihara laboratorium seperti diarahkan oleh Direksi selama masa
Kontrak, dan harus memperkerjakan pengawas (supervisor) yang berkualifikasi dan asisten
laboratorium untuk menjalankan pengujian-pengujian tertentu. Penyedia Jasa harus
mengatur untuk mendapat pengujian lain di laboratorium utama, seperti yang ditunjukkan
oleh Direksi dan ia harus menanggung seluruh biaya untuk pengangkutan material, biaya
kerja dan tagihan lainnya untuk pengujian, segala bentuk dukungan tenaga kerja untuk
menyediakan pengujian seperti itu Kecuali selain disediakan dalam Buku Spesifikasi ini,
beton harus diproduksi, diangkut, diletakkan, dikeringkan, diselesaikan dan diuji oleh
Penyedia Jasa dengan acuan pada instruksi-instruksi atau buku petunjuk yang diterbitkan
oleh Direksi atau persetujuan setara yang disetujui oleh Direksi.

B. SEMEN DAN BAHAN PENCAMPUR (ADMIXTURES)

1. Semen

Semen yang dipakai pada pekerjaan ini harus berkualitas sama dengan semen Portland, tipe
biasa seperti standar JIS R 5210 atau yang disarankan ASTM C 150 dan atau yang
disarankan oleh Direksi.
Sebelum pemesanan semen, Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi, mengenai
semen yang akan dibeli. Semen harus dikirimkan ke lokasi disertai dengan mutu pabrik dan
sertifikat pengujiannya, yang harus diserahkan kepada Direksi.
Bila perlu penyedia jasa harus menangani pengujian untuk pengaliran semen sesuai arahan
Direksi. Dalam menyediakan fasilitas penyimpanan. Penyedia Jasa harus memperhitungkan
semua factor yang menyebabkan keterlambatan penyediaan semen seperti kapasitas
produksi, gudang penyimapanan di pabrik, waktu untuk pengangkutan dari pabrik ke lokasi,
hari libur, kondisi cuaca dan kemacetan.
Bagaimanapun juga, penyedia jasa harus menyediakan pengangkutan yang cukup dan
fasilitas penyimpanan untuk setidaknya penyediaan semen selama 4 bulan di lokasi proyek.
Ruangan penyimpanan yang terbuat dari besi (metal) di batching plant untuk semen harus
tahan cuaca dan dibangun sedemikian rupa sehingga tidak ada simpanan mati (dead
storage). Jika menurut Direksi, tidak ada alasan untuk mempercayai tentang adanya
simpanan mati terdapat dalam tempat isian material (bin) manapun, tempat isian material
tersebut harus dikosongkan dan dibersihkan paling sedikit satu kali setiap dua bulan.
Semen dikirimkan dalam kantung harus diangkut dalam suatu cara yang telah disetujui
Direksi dan harus disimpan dalam gudang penyimpanan yang benar-benar tahan cuaca
dengan aturan-aturan yang cukup untuk mencegah absorpsi cairan, ditambahkan disini,
fasilitas penyimpanan harus mengacu persetujuan dari Direksi dan diatur sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan akses yang mudah untuk pemeriksaan dan identifikasi dari
setiap pengiriman semen.
Semen harus disimpan di gudang yang lantainya lebih dari 30 cm dari permukaan tanah,
sedemikian pengaturannya sehingga yang masuk lebih dahulu nanti dikeluarkan lebih
dahulu. Diantara tumpukan semen harus ada cukup ruang. Dalam satu tumpukan tidak boleh
ditempatkan lebih dari 13 kantung, atau kurang dari 13 kantung seperti yang disarankan
Direksi, dan jangka waktu didalam gudang tidak boleh lebih dari 60 hari. Biaya gudang
semen termasuk dalam masing-masing satuan beton seperti yang tertera pada Daftar
Kuantitas dan Harga.
Tidak ada semen yang sudah disimpan selama 90 hari atau lebih yang dibenarkan dipakai
untuk Pekerjaan ini, kecuali bila hasil pengujian cukup memuaskan untuk dipakai pada
pekerjaan ini.
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa persediaan semen masih cukup. Pada hari pertama
setiap bulan Penyedia Jasa harus memberi tahu kepada Direksi mengenai data sebagai
berikut:
(a) Persediaan semen di lokasi pada setiap akhir bulan
(b) Pengiriman semen yang diterima bulan itu
(c) Semen yang dipakai bulan itu.
(d) Semen yang dibuang atau hilang pada bulan itu dan alasannya.
(e) Data lain yang diperlukan Direksi.
2. Bahan Pencampur (Admixture)
a. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan mengangkut dan memasukkan bahan tambahan beton
(bahan pencampur) ke dalam campuran beton untuk menyempurnakan pelaksanaan
pekerjaan dan penyelesaian pekerjaan beton dan menaikkan sifat spesial lainnya. Bahan
pencampur tidak boleh digunakan sebelum mendapat persetujuan Direksi. Penyedia Jasa
harus terlebih dahulu memberi tahu kepada Direksi darimana asal diperolehnya bahan
pencampur, kemudian melengkapinya dengan informasi teknik dan contoh pengujiannya
setidaknya 90 hari sebelum waktu pemakaiannya. Informasi tersebut termasuk :
(a) Dosis tipikal dan efek kekurangan dari sebuah kelebihan atau kekurangan dari dosis
(b) Nama kimia dari daftar campuran utama yang aktif dalam admixture.
(c) Apakah admixture mengandung chlorida atau tidak, dan bila ya, kandungan FeCl2
dinyatakan dalam persentase dari berat adxmiture.
(d) Apakah admixture mengarah kepada entrainment dari udara ketika digunakan pada
dosis yang direkomendasikan pembuat.
Admixture tambahan dideskripsikan atau dapat digunakan dibawah perintah tertulis dari
Direksi, dan hal tersebut hanya dengan cara dan kendali yang ditentukan Direksi. Seluruh
pengujian untuk admixture harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri dan
hasil pengujian harus diserahkan pada Direksi untuk diminta persetujuan-nya.
Kompatibilitaas dari admixture, dimana lebih dari satu digunakan, harus dibuktikan sesuai
dengan arahan Direksi dan hasil pengujian yang dipersyaratkan harus terpenuhi sebelum
dimasukkan dalam pekerjaan. Ketika lebih dari satu admixture digunakan, setiap admixture
harus diukur dalam alat pengukurnya sendiri-sendiri dan ditambahkan ke dalam campuran
air secara terpisah pula sebelum dimasukkan dalam alat pencampur (mixer). Jumlah dari
admixture yang digunakan dalam masing-masing campuran beton dan bagian dari pekerjaan
dimana itu akan digunakan. Admixture harus ditambahkan dalam campuran dengan suatu
automatic dispenser yang disetujui. Batasan yang ditentukan dari slump maksimum,
kehilangan slump selama pengangkutan, dan waktu yang diperbolehkan bagi beton untuk
berada di mixer dapat dirubah oleh Direksi bila persetujuan penggunaan admixture
diberikan. Seluruh biaya insidental dari penggunaan admixture harus telah dimasukkan
dalam harga satuan penawaran dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk materi yang dapat
diterapkan dari pekerjaan beton yang mana diperlukan admixture.

b. Admixture “Air-entraining”
Bahan pencampur “air-entraining” harus dipakai pada semua beton, dengan mengacu
pengarahan dari Direksi dan berdasar pada ASTM Kode C 260 atau yang setara. Bahan
pencampur tersebut harus mempunyai konsistensi dan kualitas yang sama pada setiap
container dari satu tempat ke tempat lain.
Admixture ini yang telah disimpan selama 6 bulan harus tidak digunakan hingga dites
ulang yang membuktikan jika dapat dipakai.
Banyaknya bahan pencampur air-entraining yang dipakai pada setiap pencam-puran beton
adalah sebagai berikut:
Total Entrained
Ukuran Agregat Air
Kasar (Prosentase yang
Maksimum disesuaikan
(mm) dengan volume
beton)
20 5.0 + 1

40 4.0 + 1

80 3.0 + 1

Bahan pencampur air-entraining harus dilarutkan menjadi larutan dengan kandungan zat
padat tidak lebih dari 15% berat larutan dengan Ph stabil dan konstan.
Bahan pencampur pada larutan harus dijaga sehingga kekuatannya tetap sama (merata) dan
harus dimasukkan ke batch dengan porsi yang sesuai dengan air pencampurannya. Bila
peryaratan di atas sudah dipenuhi, pemakaian air yang mengurangi bahan pencampur yang
mengandung bahan pencampur air-entraining, diperkenankan.
c. Admixture “Set Retarding”
Sebuah admixture water reducing harus ditambahkan ke dalam campuran beton dalam
jumlah yang disetujui dan bila diinstruksikan oleh Direksi. Admixture ini harus mengacu
pada persyaratan dari ASTM C494, Tipe A atau yang setara yang disetujui.
d. Admixture “Set Retarding”
Merek, asal dan tipe bahan pencampur set retarding harus dipilih Penyedia Jasa dan
diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan perstujuan. Bahan pencampur “set
retarding” harus sesuai dengan air-entraining seperti diuraikan di atas dan harus masukkan
dalam batch dan dimasukkan ke beton dengan cara seperti yang diuraikan di atas seperti
penambahan air-entraining bahan pencampur. Kuantitas bahan pencampur “set-retarding”
yang dipakai harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan pabrik, seperti yang disarankan
Direksi.
e. Penyimpanan Bahan Pencampur

Bahan pencampur dalam bentuk cair atau bubuk untuk beton harus disimpan di gudang anti
air (water proof) yang bisa mencegah penyerapan air. Gudang tersebut harus diatur
sedemikian rupa sehingga material yang diperguna-kan dalam urutan seperti waktu
datangnya material tersebut di lokasi. Bila ada bahan pencampur yang sudah kadaluarsa,
containernya harus ditandai dengan jelas. Untuk menjamin kelancaran penempatan beton
maka harus ada cukup persediaan bahan pencampur di gudang.

3. Agregat
A. Umum
Test yang sudah dilakukan sejauh ini pada sample agregat kasar (kerikil) dan agregat halus
(pasir) yang diambil dari sungai di daerah lokasi bendungan tidak memenuhi syarat untuk
material konstruksi. Material yang dipakai untuk agregat halus dan kasar untuk material
beton dan material konstruksi lainnya termasuk untuk jalan diperoleh dari batu yang berasal
dari quarry yang disetujui Direksi setelah diproses melalui alat pemecah batu (Crushing
Plant). Penyedia Jasa bertanggung untuk membayar dengan cara royalti atau tonasi untuk
material yang diambil dari quarry area dan dipakai pada pada pekerjaan dalam spesifikasi
ini. Persetujuan Direksi mengenai pemakaian material oleh Penyedia Jasa dari quarry site
tidak boleh ditafsirkan sebagai persetujuan untuk semua material yang diambil dari quarry
site dan Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kualitas semua material yang dipakai
untuk pekerjaan ini.
Lokasi dimana diambilnya material untuk agregat harus dijaga dan dioperasikan agar tidak
mengurangi manfaat atau nilai material lainnya dan juga dilindungi, sepanjang dapat
dilaksanakan, kelak dikemudian bermanfaat dan mempunyai nilai tambah.
Material yang tidak dimanfaatkan dipindahkan dari lokasi pekerjaan ke tempat dilokasi
pembuangan (spoil bank) atau tempat lain yang disetujui Direksi.
Pemrosesan material termasuk pemecah, pemisahan, pencampuran dan sebagainya untuk
menghasilkan agregat halus dan kasar yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi dengan
cara yang disetujui Direksi.
Agregat halus harus disimpan di tempat penyimpanan (stockpile) dengan sebuah dasaran
drainase bebas (free draining base) untuk jangka waktu paling sedikit 7 jam dan harus secara
berturut-turut ditangani untuk menjamin pasir terkirim ke instalasi pencampuran (batching
plant) harus secara seragam dan berkadar air yang stabil. Bilamana permukaan dari
penyimpanan yang mana pasir dikirimkan secara langsung ke instalasi pencampuran secara
substantif lebih kering atau lebih basah daripada kumpulan pasir di penyimpanan,
penanganan harus mengecualikan permukaan pasir ini dari instalasi pencampuran. Sebelum
pengadaan fasilitas instalasi untuk pemrosesan agregat, Penyedia Jasa harus menyerahkan
kepada Direksi untuk persetujuan sebuah deskripsi yang naratif, diagram alur, dan gambar-
gambar dalam detail yang mencukup untuk memperlihatkan layout, tipe dan kapasitas dari
penghancur (crusher), penyaringan (screening), pengangkutan (conveying) dan proses
agregat yang lain serta instalasi penanganan. Bagaimanapun, persetujuan Direksi tidak dapat
meniadakan Penyedia Jasa dari tanggung jawab penuhnya untuk kesesuaian dari pengaturan
yang diusulkan. Biaya dari produksi agregat yang dibutuhkan dalam Buku Spesifikasi ini
harus termasuk dalam harga satuan yang ditenderkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk jenis-jenis materi pekerjaan konsruksi beton yang mana agregat digunakan.
Harga satuan harus termasuk juga seluruh biaya dari Penyedia Jasa dalam penggalian, uji
laboratorium, penanganan, pemprosesan, pengangkutan dan penyimpanan material.
Penyedia Jasa tidak berhak memperoleh kompensasi tambahan untuk material yang dibuang
percuma dari quarry atau area lain yang disetujui, termasuk penghancur halus (fine crusher),
material berlebihan dari segala jenis ukuran yang mana untuk menjadi agregat-agregat yang
digunakan untuk dipisahkan oleh Penyedia Jasa, dan material-material yang mana tidak
dipindahkan dengan alasan berada di atas ukuran maksimum yang ditentukan untuk dipakai.
B. Agregat Halus
Istilah agregat halus (pasir) dimaksudkan untuk memberi istilah agregat dengan partikel
maksimum 5 mm. Agregat halus untuk beton, mortar dan grouting harus disediakan
Penyedia Jasa.
Sebagai kelengkapan dari paragraf 5.7, Direksi akan melaksanakan pengujian untuk
pengetesan agregat halus dan Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang fasilitas yang
disetujui Direksi dalam menyediakan sampel untuk pengujian.
Pengujian dilakukan sesuai dengan yang tercantum pada pasal 5.7
Agregat halus terdiri dari pecahan batuan bersih, keras, padat, tahan lama dan tidak dicat
dengan gradasi memadai dan harus bebas kotoran, debu, lempung atau zat organik lain atau
material lain yang tidak diperlukan. Kadar air agregat halus yang dibawa ke batching plant
dapat bervariasi tidak lebih dari 1.0 % dari total air yang ada pada agregat halus dalam waktu
1 jam dan tidak boleh bervariasi melebihi 3.0% dalam waktu kerja 1 shift.
Agregat halus harus terdiri dari partikel yang bentuknya baik. Partikel yang bentuknya baik
adalah partikel yang mempunyai dimensi / ukuran maximum tidak lebih besar dari 3 kali
ukuran minimum.
Agregat halus, seperti yang sudah digolongkan, harus dipilih dengan tepat dan harus sesuai
dengan batas-batas di bawah ini tetapi bisa bervariasi bila ada saran dari Direksi dan
Penyedia Jasa tidak berhak mendapatkan biaya tambahan.
Persentasi standart
Ukuran
untuk berat material
ayakan
yang lewat pada
(mm)
masing-masing ayakan
10.00 100
5.00 90 – 100
2.50 80 – 100
1.20 50 – 90
0.60 25 – 65
0.30 10 – 35
0.15 2 - 10
Persentasi zat yang merugikan pada agregat halus tidak melebihi nilai berikut:

Uraian Persentasi
Berat
 Gumpalan 1.0
lempung 3.0 *)
 Material yang
lewat saringan 0.5
0.088 m
 Material yang
tertinggal pada
saringan 0.297
mm dan terapung
yang mempunyai
berat jenis 1.95
*) Bila material lebih halus dari pada lubang saringan berukuran 0.088 mm, terdiri dari
debu batuan yang bebas dari lempung atau pasir, persentasi ini bisa ditingkatkan
menjadi 5.0.
Besarnya persentasi benda-benda yang mengganggu seperti yang dibawa ke mixer tidak
boleh melampaui 3 % beratnya atau 5 % pada material seperti *).
Agregat halus mungkin ditolak bila mengeluarkan warna lebih gelap daripada standar di
pengujian colorimetric untuk kotoran-kotoran organic seperti yang dipersyaratkan pada JIS
designation A 1105. Hilangnya agregat halus karena 5 siklus pengujian sodium sulfat, tidak
boleh melebihi 10 %. Gradasi agregat halus harus diawasi sehingga saat kapan saja modulus
kehalusan setidaknya dari 9 atau 10 sampel penguji yang bertaraf agregat halus, bila diambil
setiap jam sekali, tidak melebihi 0.20 modulus kehalusan rata-rata dari 10 sampel yang diuji.
Modulus kehalusan dari agregat halus adalah antara 2,5 dan 3,3. Bila agregat dari sumber
yang berlainan akan digunakan pada batching plant pada saat sama, harus dicampur
sedemikian rupa sehingga peng-klasifikasiannya sama dalam pencampuran berikutnya.
Penyedia Jasa diharuskan melakukan uji laboratorium agregat halus bahan beton agar
memenuhi persyaratan.
Parameter Pemeriksaan Agregat Kasar (SNI-03-2461-1991/2002; SII.0052.80 dan ASDTM
C-33).
1. Spesific Gravity Material
2. Kadar Lumpur
- Maksimum 3% berat kering (beton yang mengalami abrasi)
- Maksimum 5% berat kering (beton yang tidak mengalami abrasi)
3. Kandungan Bahan Organik
4. Modulus Halus (Fineness Modulus) = 1.50-3.80
5. Kekekalan (Soundness)
- 5 siklus perendaman Natrium Sulfat (Na2SO4) = maksimum 10%
- 5 suklus perendaman Magnesium Sulfat (MgSO4) = maksimum 15%
6. Penyerapan Air (Water Absorbsion), maksimum 2%
7. Kekerasan (Hardness), 2.2 (Standar Pasir Kwarsa Bangka)
8. Hilang Pijar (Loss on Ignition), maksimum 5%
9. Reaktifitas Alkali (AAR = Alkali Aggregate Reaction)
a. Reaktifitas Alkali-Silika (ASR = Alkali-Silica Reaction)
b. Reaktifitas Alkali-Karbon (ACR = Alkali-Carbonate Reaction)

C. Agregat Kasar
Istilah agregat kasar dipakai untuk agregat yang ukuran nominalnya 5 mm dan digradasikan
mulai dari 5 mm sampai ukuran terbesar seperti yang diperlukan dalam pekerjaan. Agregat
kasar untuk beton harus disediakan Penyedia Jasa dari material batu yang diperoleh dari
lokasi quarry yang disetujui oleh Direksi melalui proses peralatan pemecah batu (crushing
plant).
Seperti tercantum pada pasal 5.7 direksi akan melaksanakan pengujian agregat kasar dan
Penyedia Jasa menyediakan dan memasang fasilitas yang sesuai dengan pengarahan Direksi.
Pengujian ini dilakukan sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada pasal 5.7. Agregat
kasar harus bersih, keras, baru, tidak lapuk, berbentuk baik, padat, tidak dicat fragmen
batuan yang tahan lama dan bebas dari jumlah partikel-partikel yang panjang atau datar yang
jumlahnya tidak disetujui, zat-zat organik atau material lain yang mengganggu.
Gradasi agregat kasar (persentasi standarnya dengan melewatkan ke dalam saringan) harus
seperti di bawah ini, tetapi bila bervariasi harus ada saran Direksi dan bila ini yang menjadi
keputusan Direksi, Penyedia Jasa tidak berhak mendapatkan biaya tambahan:
Ukuran Saringan untuk Agegrat
Ayakan Kasar (mm)
(mm) 80 – 60 40 – 5 20 – 5
100 100 – –
80 100 – 90 – –
60 70 – 45 – –
50 – 100 –
40 15 – 0 100 – 95 –
30 – – –
25 – – 100
20 5.0 70 – 35 100 – 90
15 – – –
10 – 30-10 55 – 20
5 – 5–0 10 – 0
2.5 – 5–0

Banyaknya zat yang merugikan pada agregat kasar tidak boleh melampaui batas-batas yng
tertera berikut:

Uraian Persentasi Berat

 Gumpalan lempung 0.25


 Partikel halus 5.00
 Material yang lewat 1.00*)
saringan 0.088
 Material yang terapung 5.00
dengan berat jenis 2.0

*) Bila material lebih halus dari saringan 0.088 mm terdiri dari debu batuan yang bebas dari
lempung atau silt, maka persentasi berat bertambah hingga 1.5.

Besar persentasi benda yang merugikan berukuran berapapun, seperti yang terbawa ke
mixer, beratnya tidak boleh melampaui 5 % dari berat benda tersebut.

Agregat kasar ditolak, bilamana:

(a) Bagian yang hilang mempunyai gradasi melampaui 10 % berat pada 100 bahan uji, atau
40 % beratnya pada 500 bahan uji, dengan menggunakan pengujian abrasi Los Angeles.

(b) Berat agregat yang hilang lebih dari 12% berat, bila diuji dengan sodium sulfat 5 siklus
untuk mengetahui bagus tidaknya.
(c) Persentasi berat partikel yang bentuknya kurang memadai, lebih dari 60 %. Partikel
dianggap kurang baik bila dimensi maksimumnya lebih dari 3 kali dimensi
minimumnya.

Agregat kasar harus disaring dengan “vibrating screens” dinaikkan ke “rock crushing plant”
atau bila sesuai dengan pendapat Penyedia Jasa, screens bisa dinaikkan di tanah yang
berdekatan dengan crushing plant. Pemisahan agregat kasar menurut ukuran seperti pada
spesifikasi, sesudah finish-screening, adalah sebagai berikut, kalau agregat diuji dengan
saringan seperti tabel berikut; material yang lolos dari mata jaring tidak lebih dari 2%
beratnya dan semua material harus lolos mata saringan.

Ukuran Saringan
Ukuran (segiempat)
Agregat Untuk Untuk
(mm) pengujian pengujian
undersize oversize

10 A STM No. 5 11 mm
20 7 mm 22 mm
40 16 mm 44 mm
80 32 mm 88 mm

Penyedia Jasa diharuskan melakukan uji laboratorium agregat kasar bahan beton agar
memenuhi persyaratan. Parameter Pemeriksaan Agregat Kasar (SNI-03-2461-1991/2002;
SII.0052.80 dan ASDTM C-33).
1. Spesific Gravity Material
2. Kadar Lumpur ( maksimum 1% berat kering)
3. Kandungan Bahan Organik
4. Modulus Halus (Fineness Modulus) = 6.00-7.10
5. Kekekalan (Soundness)
- 5 siklus perendaman Natrium Sulfat (Na2SO4) = maksimum 12%
- 5 suklus perendaman Magnesium Sulfat (MgSO4) = maksimum 18%
6. Penyerapan Air (Water Absorbsion), maksimum 3%
7. Kekerasan (Hardness), dengan bejana Rudeloff beban 20 ton
a. Bagian yang hancur < 2 mm untuk fraksi 9.5 mm – 19.0 mm
- Beton mutu rendah (≤ 20 MPa) = maksimum 30%
- Beton mutu sedang (21-40 MPa) = maksimum 24%
- Beton mutu tinggi (≥ 40 MPa) = maksimum 16%
b. Bagian yang hancur < 2 mm untuk fraksi 19.0 mm – 30.0 mm
- Beton mutu rendah (≤ 20 MPa) = maksimum 30%
- Beton mutu sedang (21-40 MPa) = maksimum 22%
- Beton mutu tinggi (≥ 40 MPa) = maksimum 14%
8. Keausan (Abration), dengan alat Los Angeles 500 putaran
Bagian yang hancur < 1.77 mm
- Beton mutu rendah (≤ 20 MPa) = maksimum 50%
- Beton mutu sedang (21-40 MPa) = maksimum 40%
- Beton mutu tinggi (≥ 40 MPa) = maksimum 27%
Catatan : % keausan 100 putaran ≤ 20% keausan 500 putaran.
9. Reaktifitas Alkali (AAR = Alkali Aggregate Reaction)
a. Reaktifitas Alkali-Silika (ASR = Alkali-Silica Reaction)
b. Reaktifitas Alkali-Karbon (ACR = Alkali-Carbonate Reaction)
10. Agregat Pipih + Agregat Panjang maksimum 20%

4. Air
Air yang dipakai untuk beton, grouting dan mortar untuk pencucian agregat dan untuk
pembasahan beton harus betul-betul bersih dan bebas jumlah yang tidak disetujui dari
lumpur, zat-zat organik, alkali, garam, asam dan kotoran yang lain. Fasilitas penyimpanan
air yang memadai harus disediakan untuk pelaksanaan penempatan beton secara kontinyu.
Metode pengiriman dan penyimpanan air harus mengacu pada saran dari Direksi. Jika
dibutuhkan oleh Direksi, air harus diuji dengan standar pengujian yang disetujui. Seluruh
biaya yang terlibat dalam pengujian ini harus menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

5. Campuran Beton
A. Komposisi
Beton harus terdiri dari semen Portland, air, agregat halus dan kasar dan bahan pencampur
yang sudah disetujui, semuanya dicampur dan diaduk sampai mencapai ketetapan yang tepat.
B. Perbandingan Campuran dan Klasifikasi Beton
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian untuk menentukan disain campuran dari beton
(concrete design mix) di bawah pengawasan dari Direksi di laboratorium sedemikian rupa
untuk menjamin seluruh beton yang diletakkan dalam berbagai macam struktur yang
berkaitan dengan Pekerjaan harus memenuhi persyaratan dari Spesifikasi.
Data dari perbandingan campuran harus disiapkan dan diusulkan oleh Penyedia Jasa untuk
mendapatkan beton yang memiliki faktor air semen (water-cement ratio), pengerjaan yang
cocok, ketahanan, penyusutan yang rendah dan kekuatan disain yang dibutuhkan dengan
kandungan semen minimal dan sejumlah agregat halus.
Perbandingan campuran beton akan diseleksi Direksi data yang akan dikonfirmasikan
melalui pengujian campuran yang dilaksanakan oleh penyedia jasa dengan cara yang telah
ditentukan ini.
Berdasar hasil yang diperoleh dari percobaan campuran di atas, Direksi akan memberitahu
Penyedia Jasa bahwa perbandingan campuran untuk beton yang akan digunakan dalam
berbagai macam bagian pekerjaan. Perbandingan campuran dapat dimodifikasi sesuai
dengan jenis pekerjaan bilamana Direksi berpendapat penting untuk adanya pengembangan
lebih jauh.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh dari semen yang dipakai untuk pekerjaan dalam
jumlah yang diperlukan untuk mendisain campuran beton, biaya tersebut harus
dipertimbangkan untuk termasuk dalam harga satuan yang sesuai untuk beton yang
ditenderkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Penentuan dari perbandingan campuran oleh Direksi tidak membebaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya untuk memproduksi dan meletakkan beton sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan. Sebelum mencampur beton untuk struktur apapun atau untuk bagian
apapun, Penyedia Jasa harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa beton yang dicampur dengan
perbandingan yang ditentukan oleh Direksi akan mengijinkan Penyedia Jasa untuk
memproduksi dan meletakaan beton sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Pemenuhan dari syarat kekuatan tekan beton, persyaratanya harus berdasar pada uji kuat
tekan yang dilaksanakan dengan sebuah beton silinder standar berdiameter 15 cm dan tinggi
30 cm saat umur beton mencapai 28 hari dengan acuan standar JIS yang dapat diaplikasikan.
Beton akan mempunyai interval dari beton tidak bertulang yang memiliki 30 mm ukuran
agregat maksimum sampai beton bertulang yang memiliki ukuran agregat maksimum 20
mm. Penyedia Jasa harus menggunakan spesifikasi campuran beton tipe tertentu untuk
struktur yang berkaitan seperti ditunjukkan dalam Gambar dan dinyatakan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga atau seperti instruksi dari Direksi. Campuran beton harus
diklasifikasikan menjadi beberapa klas dan aplikasi dari setiap campuran beton pada struktur
harus dibuat dalam prinsip-prinsip dibawah ini:

Ukuran Aggregat Tegangan minimum pada umur Kandungan semen


Class Maksimum (mm) 28 hari (kg/cm2) (kg/m3)
K-225 20 225 350
K-175 20 175 300
K-125 20 125 250
K-100 20 100 200

Perlu diberi catatan bahwa kandungan semen yang tertulis dalam tabel di atas bersifat secara
garis besar untuk memperkirakan kuantitas semen untuk keperluan tender. Kuantitas
aktualnya ditentukan dalam Percobaan Campuran.
Sekalipun demikian kandungan semen yang diberikan dalam tabel di atas, Direksi harus
menyimpan hak untuk menganekaragamkan kandungan semen dari salah satu atau berbagai
tipe beton dan perbandingan campuran, berdasar pada percobaan campuran dan dari waktu
ke waktu selama proses pekerjaan berlangsung. Penyedia Jasa harus tidak diberikan
kompensasi tambahan untuk pekerjaan beton dalam variasi kuantitas semen karena
perubahan apapun dari Direksi akan dibuat dalam perbandingan campuran.
Disain kuat tekan dari beton seperti ditunjukkan di atas dan tipe beton seperti ditunjukkan
dalam Gambar. Dimana kuat tekan adalah kriteria yang menentukan, kendali mutu (quality
control) dari beton harus proporsional sehingga kekuatan mencapai 80 % dari specimen
pengujian lebih besar dari disain kuat tekan yang ditentukan dan kekuatan rata-rata yang
diperlukan akan ditentukan dengan rumus berikut:
Dimana
fav : kuat tekan rata-rata yang diperlukan
f‟c : kuat tekan disain
V : koefisien dari variasi yang dinyatakan dalam desimal
Penentuan Perbandingan campuran oleh Direksi tidak berarti Penyedia Jasa bebas dari
tanggung jawab menghasilkan dan mendapatkan beton yang sesuai dengan persyaratan yang
dibutuhkan. Sebelum campuran beton digunakan untuk bangunan atau bagian bangunan,
Penyedia Jasa harus merasa yakin bahwa perbandingan campuran beton yang ditentukan
Direksi mengijinkan penyedia jasa memproduksi beton yang sesuai dengan persyaratan yang
diperlukan.
Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi apabila ada keberatan mengenai
perbandingan campuran dan harus menyerahkan kepada Direksi proporsi alternatifnya untuk
mendapatkan persetujuan dan bila sudah disetujui, harus dipakai untuk menghasilkan beton.
Penyedia Jasa tidak berhak mendapatkan biaya tambahan bila ada penambahan perbandingan
campuran.
Ukuran maksimum agregat kasar dalam beton untuk bagian apapun dari pekerjaan harus
merupakan ukuran paling besar dari ukuran yang ditentukan, kegunaannya adalah dapat
diaplikasikan dari suatu titik standar dari pemadatan yang benar dari beton oleh getaran
seperti disebutkan dalam Gambar atau diarahkan oleh Direksi. Dikatakan bahwa
pengurangan ukuran agregat maksimum akan diinstruksikan oleh Direksi pada struktur
dengan ketebalan yang minim.
C. Kandungan Air dan Slump
Jumlah dari air yang digunakan dalam beton harus diatur oleh Direksi dengan batas yang
disahkan olehnya untuk faktor air semen yang dibutuhkan untuk menjamin konsistensi yang
benar dari beton, perlu dipertimbangkan efek dari penggunaan admixture tertentu dan
beberapa variasinya atau keduanya bersamaan antara kadar kelembaban dan gradasi dari
agregat yang dimasukkan ke dalam mixer.
Penambahan dari air untuk mengimbangi kekakuan dari beton sebelum peletakan tidak
diperbolehkan. Keseragaman dari konsistensi beton dari ember pengumpul ke ember
pengumpul sangat dibutuhkan.
Pengecekan dari slump harus diambil setelah beton dikumpulkan tetapi sebelumnya
dipadatkan. Kegunaan dari ember (buckets), gerobak (hoppers), ember luncur (chutes) atau
perlengkapan angkut dan peralatan penanganan lain yang tidak siap dipakai dan meletakkan
beton seperti lesser slump harus tidak diijinkan. Direksi akan menentukan slump yang dapat
diterima untuk masing-masing kelas dari beton dan penyedia jasa harus mengacu terhadap
hal itu.
D. Campuran Percobaan
Enam puluh (60) hari sebelum dimulai-nya pekerjaan beton yang permanen, Penyedia Jasa
harus melaksanakan campuran untuk percobaan untuk setiap kelas beton seperti yang
disyaratkan di bawah pengawasan Direksi, penggunaan semen, admixture dan semua
agregat yang dihasilkan, dan operasi batching plant, dan concrete mixing plants, yang
disediakan oleh penyedia jasa untuk melaksanakan pekerjaan ini. Trial mix seperti itu harus
berlangsung terus sampai menghasilkan beton sesuai dengan spesifikasi.
Tidak ada pembayaran secara terpisah yang dilaksanakan terhadap ketentuan yang ada
dalam paragraf ini dan semua yang berkaitan dengan pekerjaan trial mix termasuk biaya
material, kecuali penyediaan dan pemasangan alat pengujian, sudah termasuk pada harga
satuan beton yang sesuai, pada Daftar Kuantitas dan Harga.

6. Pengujian Beton dan Material Beton


Kecuali kalau telah dikatakan di lain tempat, pembuatan sampel dan pengujian dari material
beton, beton segar dan beton yang diperkeras harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dibawah
arahan dari Direksi dengan mengacu pada Japan Industrial Standard atau ASTM atau
standard lain yang ekivalen. Cek pengujian dari agregat beton, beton baru, dan beton yang
mengeras akan termasuk, kecuali tidak perlu dibatasi, terhadap daftar berikut:
Uji pada Beton Nomor Standar
Sampling dari beton JIS A lll5-75 (ASTM C l72)
JIS A ll08-76, A ll32-76
Tegangan Tekan
(ASTM C 39, C l92)
Slump JIS A ll0l-75 (ASTM C l43)
Flow test JIS A 5201
Kadar udara JIS A lll8-75 (ASTM C 23l)
Berat jenis JIS A lll6-75 (ASTM C l38)
Kuat Momen JIS A 1106 and A 1132
Uji pada Beton Nomor Standar
Material lolos saringan no. JIS A ll03-64 (ASTM C
0,088 mm (atau no. 200) ll7)
Kelembaban permukaan JIS A llll-76
JIS A ll05-76 (ASTM C
Kotoran organis
40)
JIS A ll22-76 (ASTM C
Uji kekerasan Na2SO4
88)
JIS A ll02-76 (ASTM C
Gradasi agregat
l36)
JIS A ll2l-76 (ASTM C
Abrasi Los Angeles
l3l, C 535)
Berat jenis JIS A ll04-76 (ASTM C
29)
Specific gravity dan JIS A ll09-76, A lll0-76
absorpsi (ASTM C l27, C l28)
ASTM C 289
Reaktivitas Alkali
Agregat untuk mortar BS 1200

Penyedia Jasa harus melakukan pengujian beton secara rutin untuk menentukan tegangan
tekan, slump, kandungan udara dan berat jenisnya. Jumlahnya dan frekuensi pengujian beton
baru harus seperti yang dianjurkan Direksi setiap saat dan pengujian dilakukan 2 kali untuk
setiap kelas beton, yang ditemapatkan selama penugasan.
Kalau keadaannya lain, misalnya kalau kalau kadar air agregat halus naik turun, maka
diperlukan pengujian beton baru yang lebih sering dan Penyedia Jasa tidak berhak
mendapatkan biaya tambahan, karena sampel atau pengujian tambahan untuk beton baru di
lokasi manapun, harus sesuai saran Direksi. Hasil pengujian tersebut secara rutin harus
diserahkan Direksi dalam bentuk dan interval seperti yang disarankan Direksi.
Direksi harus melakukan tes material beton, beton baru dan beton keras bila dianggap perlu.
Penyedia Jasa harus membantu Direksi untuk pelaksanaan tes sesuai dengan standard desain.
Tegangan tekan beton harus ditentukan dengan tes silinder yang tingginya 30 cm dan
diameternya 15 cm. Beton yang mengandung agregat yang lebih kasar dari 40 mm harus
diayak dalam keadaan basah untuk menghilangkan partikel yang lebih besar sebelum
pembuatan sillinder.
Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat, fasilitas, material dan tenaga kerja yang
diperlukan untuk membuat, menangani dan membuang sisa-sisa sampel yang diuji seperti
yang disyaratkan di sini.
Sampel yang diperlukan adalah semua bahan beton yang harus ditempatkan di stockpiles dan
beton baru di batching mixing plant dan pada bekisting dimana beton tersebut akan
ditempatkan. Batching plant harus dilengkapi dengan alat-alat untuk sampel dan fasilitas-
fasilitas yang sudah disetujui Direksi dalam mendapatkan sampel air, es (bila perlu), semen,
agregat dan bahan pen-campur beton.
Alat-alat seperti itu sering dipergunakan dan harus didesain sedemikian rupa sehingga
contoh/sampel material yang di-perlukan bisa diperoleh dengan kerusakan minimal.
Penyedia Jasa harus menanggung semua biaya yang terkait dengan penyediaan fasilitas
untuk sampel, tenaga kerja dan sampel yang diambil dan tidak berhak mendapatkan biaya
tambahan bila ada kelambatan atau biaya penyediaan sampel.
Untuk sampel material yang diuji, tidak ada pembayaran khusus, tetapi biaya pemeliharaan
dan operasi laboratorium di lapangan dan untuk pengujian material beton, sudah termasuk
dalam harga satuan seperti tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga untuk item beton
yang sesuai.

7. Batching Plan
Penyedia Jasa harus memasang, memelihara dan mengoperasikan alat batching yang
diperlukan untuk menentukan dan mengontrol ketelitian mengenai banyaknya material,
termasuk air, semen, bahan pencampur, agregat halus dan kasar yang dipakai pada beton.
Banyaknya air, semen, agregat, halus dan kasar harus ditentukan Direksi dengan
menimbangnya. Banyaknya bahan pencampur “air entraining” harus ditentukan dengan
mengukur volume pada dispenser atau ditimbang dengan alat lain, dinaikkan sehingga tidak
ada getaran alat pada saat batching plant dijalankan dengan segala kondisi.
Bak pada batching plant harus dibangun sehingga bisa membersihkan secara otomatis pada
waktu turun baik diturunkan sampai betul-betul kosong, setidaknya 3 kali seminggu.
Material harus diendapkan pada bak dengan segera melalui pintu pengeluaran. Agregat kasar
harus diendapkan pada bak dengan segera melalui tangga batu dengan jarak dimana agregat
jatuh, lebih dari 1.5 m.
Alat untuk membawa material yang dicampur dari batcher atau hopper kemixer harus dibuat,
dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga tidak ada pengotoran material
campuran pada batching plant. Alat yang tidak sesuai dengan persyaratan ini harus diubah
atau diganti dengan alat yang sudah disetujui Direksi.
Pelaksanaan dan ketelitian untuk penimbangan dan alat pengukuran harus dipelihara dengan
ketelitian 0.4 % dengan skala kapasitas. Alat tersebut harus bisa langsung disetel untuk
mengetahui variasi berat dengan beberapa kandungan kelembaban agregat dan memberikann
perubahan-perubahan pada perbandingan campuran beton.
Alat batching harus dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga ketidaktelitian
dalam mengukur material tidak lebih dari 1% untuk air dan bahan pencampur air-entraining
dan 3% untuk semen dan agregat. Semen dan air akan ditimbang pada container tersendiri
dan masing-masing beratnya ditunjuk kepada skala yang berbeda.
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian secara periodik dengan melakukan pengukuran
pada pengoperasian batching dengan mempergunakan timbangan pengujian standar atau alat
penunjang yang lain untuk memeriksa pengoperasian setip timbangan atau alat ukur yang
lain. Pengujian tersebut harus dilaksanakan dengan dihadiri Direksi dan pengujiannya harus
dapat membuktikan ketelitian alat ukur. Pengujian alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan
harus dilakukan sekali setiap bulan, kecuali kalau ada pengarahan dari Direksi. Penyedia
Jasa harus melakukan penyetelan, perbaikan atau penggantian bila perlu, sesuai dengan
persyaratan ketelitian pengukuran.
Cara kerja pada alat batching harus dilakukan sehingga tidak terjadi kebocoran bila katup
ditutup.
Setelah pelaksanaan tidak ada bagian dari jumlah air campuran yang telah ditetapkan yang
ditahan di pengumpul air.
Perlengkapan batching harus dipelihara dan dioperasikan dalam suatu cara dimana dapat
diketahui penambahan debu dalam instalasi selama pengukuran dan pelepasan dari masing-
masing ember pengumpul dari material dicegah. Gerobak penimbang juga dikonstruksikan
sedemikin rupa sehingga memudahkan pemindahan konvensional dari material yang
kelebihan beban, dalam kelebihan dari toleransi yang ditentukan sebelumnya, dapat
diterapkan. Agregat tidak boleh dikumpulkan untuk beton atau mortar bila air bebas menetes
dari agregat atau bila agregat terkontaminasi oleh debu.
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan detail dari data pengumpulan dalam
materi-materi berikut kepada Direksi, jika diminta.
(a) Tanggal dan waktu
(b) Nomor ember pengumpul
(c) Tipe dari beton
(d) Berat total per ember pengumpul per hari
(e) Berat dari masing-masing material seperti semen, agregat kasar, agregat halus, air,
admixture per ember pengumpul per hari.

8. Pencampuran
Komposisi beton harus dicampur sepenuhnya dalam ember pengumpul mixer milik
penyedia jasa hingga keseragaman yang cukup melalui ember pengumpul pencampur
diperoleh untuk sampel beton diambil dari awal hingga akhir dari pelaksanaan pencampuran
untuk memenuhi syarat JIS Kode A1119 seperti berikut:
(a) Berat jenis udara bebas mortar dari 2 sampel tersebut, tidak boleh berbeda melebihi
0,8 % dari rata-rata berat 2 sampel
(b) Berat jenis agregat kasar dari 2 sampel ynang volume masing-masingnya 50 liter,
tidak boleh berbeda melebihi 5 % dari rata-rata berat 2 sampel
Pencampuran dengan tangan tidak boleh digunakan untuk beton yang akan digunakan dalam
struktur permanen, dan bila digunakan untuk struktur sementara, harus secara ketat mengacu
pada persetujuan dari Direksi. Kecuali selain diinstruksikan atau diijinkan oleh Direksi,
pencampuran dari masing-masing ember pengumpul harus berkelanjutan tidak kurang dari
atau bahkan lebih dari 3 kali dari jumlah berikut dalam menit, setelah seluruh komposisi
kecuali dengan jumlah penuh air dan admixture berada di dalam mixer.
Kapasitas Waktu mencampur
mixer (m3) (menit)

3 sampai 2 2.5
2 sampai 1.5 2
1.5 atau kurang 1.5

Penambahan pencampuran harus kontinu kurang 1 menit setelah semua air yang diperlukan
selesai ditambahkan. Lamanya untuk pencampuran harus ditentukan oleh Direksi sesudah
melaksanakan pengujian efisiensi mixer yang didasarkan atas perbandingan sampel yang
diambil mulai dari keluarnya campuran yang pertama sampai terakhir seperti diuraikan pada
awal bab ini. Lamanya pencampuran minimal seperti yang disyaratkan, tergantung kepada
kondisi material yang dimasukkan ke bak pencampur, sehingga menghasilkan pencampuran
yang efisien dn memudahkan operasi pencampuran dengan kecepatan yang ditetapkan.
Direksi mempunyai hak untuk menentukan waktu pencampuran atau batas-batas ukuran bak
(batch) kalau operasi pengisian dan mixing gagal menghasilkan batch beton yang sesuai
dengan yang diperlukan dan dengan pencampuran yang baik. Beton, begitu lepas dari mixer
harus rata komposisinya dan konsistensi dalam batch dan dari batch ke batch, kecuali bila
diperlukan perubahan dalam komposisi ataupun konsistensi.
Air harus ditambahkan sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan pengisian mixer. Tidak
diperbolehkan adanya kelebihan pencampuran sehingga memerlukan tambahan air untuk
memperoleh konsistensi beton yang diperlukan. Beton yang berada pada mixer lebih dari 1
jam, harus dibuang. Bak pencampur (mixer) yang tidak memenuhi persyaratan pasal ini
harus segera diperbaiki atau diganti. Bak pencampur harus diisi sesuai dengan kapasitasnya
atau sesuai dengan ukuran batch, yang dtentukan sesuai dengan persyaratan pasal ini kecuali
kalau mencampur mortar atau beton untuk penempatan beton. Bak pencampur tidak boleh
diisi lebih dari kapasitas yang ditentukan kecuali atas pengarahan direksi, tetapi pada
keadaan tertentu kapasitas bak pencampur dapat melebihi kapasitasnya sekitar 10 %. Setiap
bak pencampur harus dilengkapi dengan pengatur waktu dan pemberi tanda yang
menunjukkan dan memastikan bahwa periode pencampuran berakhir.

9. Pengecoran
A. Umum
Pengecoran beton belum bisa dilaksanakan sampai pemasangan bekisting pemasangan
bagian yang ditanamkan dan persiapan untuk penutupan permukaan diselesaikan dulu oleh
Penyedia Jasa dan sudah diperiksa dan disetujui Direksi. Pengecoran beton tidak boleh
dilakukan pada waktu turun hujan atau pada waktu air menggenang kecuali ada saran dari
Direksi, tetapi kalau terlanjur, beton harus ditempatkan pada air yang mengalir. Fasilitas
komunikasi antara peralatan pencampur dan lokasi pengecoran harus disediakan,
dioperasikan dan dipelihara oleh Penyedia Jasa dimana perlu atau layak ditentukan oleh
Direksi. Untuk ini tidak ada biaya tambahan bagi Penyedia Jasa.
B. Persiapan Untuk Pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, semua permukaan formasi pondasi dimana beton akan
dicor, harus dibersihkan dari minyak, lumpur, zat organik, potongan-potongan kayu, pecahan
batuan dari reruntuhan atau batuan lepas atau material berbahaya lainnya, dengan
menggunakan “air water jet” dengan kecepatan tinggi atau alat lain seperti disarankan
Direksi. Semua permukaan bekisting dan material yang melekat dengan mortar kering atau
material grouting dari beton yang ditempatkan lebih dulu, harus bersih dari mortar atau
material grouting sebelum beton yang berdekatan ditempatkan. Permukaan pondasi batuan
harus dilembabkan dengan baik sebelum beton ditempatkan, dan air yang menggenang harus
dihilangkan.
Permukaan tanah atau pondasi pasir dan kerikil dimana beton akan ditempatkan harus bebas
dari air yang menggenang atau air yang mengalir, perca-perca kayu atau material lainnya
yang dianggap mencemari. Untuk tanah atau pondasi pasir dan kerikil, kondisinya harus
lembab sebelum beton ditempatkan. Permukaan “construction joint’” yang berhubungan
dengan pengecoran beton baru atau mortar baru harus bersih dan lembab dengan cara yang
disetujui Direksi.
Pembersihan ini harus terdiri dari penghilangan semua adukan semen atau mortar yang
mengering dan dari segala kotoran. Permukaan sambungan dari beton lama dimana beton
baru harus ditempatkan, harus dikasarkan dengan mengelupas (chipping) atau dengan cara
lain lalu dibiarkan lembab dimana jangka waktunya ditentukan Direksi, sebelum
menempatkan beton baru.
Permukaan “construction jont” harus benar-benar bersih terhadap tambahan beton atau
material yang lain, dengan mengerik, mengelupas atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi. Sambungan akan diberi campuran cat pelindung seperti saran Direksi, untuk
mencegah pengikatan dengan beton yang ditempatkan pada sisi sambungan yang lain.
C. Suhu Beton Pada Waktu Pengecoran
Suhu beton pada waktu pengecoran tidak boleh melebihi 35oC. Bila perlu, Penyedia Jasa
mempertahankan suhu beton di bawah 35oC saat pengecoran beton dan Penyedia Jasa harus
memakai cara yang efektif untuk pendinginan agregat, mendinginkan air pencampur,
penambahan, serpihan es ke dalam air pencampur pengecoran di malam hari atau cara apa
saja yang disarankan Direksi. Penyedia Jasa tidak berhak mendapatkan tambahan biaya
untuk memenuhi persyaratan pada pasal ini.
D. Alat untuk Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Cara dan alat yang dipakai untuk mengangkut dan mengecor beton dan waktu yang hilang
selama pengangkutan tidak boleh menyebabkan segregasi agregat kasar, turunnya slump
sampai lebih dari 25 mm atau hilangnya kandungan udara sebelum konsolidasi sampai lebih
dari 1 % pada waktu beton di cor pada pekerjaan.
Bila beton diangkut dan/atau di cor dengan alat seperti di bawah ini, alat tersebut harus
dipasang dan ditangani sebagai berikut:
1) Truk Pengaduk (Agitator Truck)
Kecepatan pengadukan dari drum harus berada pada 2 atau 4 revolusi per menit. Volume
dari beton yang dicampur dalam drum harus tidak mencapai tingkat yang ditentukan
pembuat ataupun tidak pula melebihi 70 % berat kotor dari drum. Dengan persetujuan dari
Direksi, truk pencampur dapat dipakai sebagai pengganti truk pengaduk untuk transportasi
beton. Interval antara memasukkan air kedalam drum pencampur dan pelepasan beton dari
pengaduk harus tidak melebihi dari 1 jam. Selama interval ini, air harus diaduk secara
bersambungan pada kecepatan yang disebutkan di atas.
2) Truk Non-pengaduk (Non-agitator Truck)
Bodi non-agitator truck harus halus dan kedap air, dan harus ada tutup bila diperlukan untuk
melindunginya dari air hujan. Non-agitator truck harus membawa beton ke lokasi pekerjaan,
yaitu beton yang dicampur dengan baik dan rata.
Beton dianggap rata pencampurannya bila sampel dari seperempat beban, dan tiga perempat
beban mempunyai perbedaan slump tidak lebih dari 2.5 cm. Pengecoran beton harus
rampung dalam 1.0 jam sesudah memasukkan air pencampur pada semen dan agregat.
3) Chutes
Secara garis besar, pengangkutan beton dengan mempergunakan “chute” (terjunan) tidak
dibenarkan, kecuali bila ada saran dari Direksi. Bila disetujui, chute harus mempunyai
potongan (profil) dengan sudut bulat dan kemiringannya harus bagus sehingga beton
mengalir dengan lancar tanpa ada segregasi. Ujung chute bawah harus dilengkapi dengan
drop chute, yang tingginya tidak lebih dari 1.5 m, untuk mencegah adanya segregasi dari
beton yang jatuh. Chute harus terlindung dari sinar matahari langsung.
4) Pompa Beton dan Alat Cor
Tipe dan kapasitas dari pompa harus ditentukan untuk memenuhi persyaratan yang
ditentukan, perlu dipertimbangkan tentang kecepatan penghamparan, jadwal konstruksi,
kualitas beton, lokasi dimana beton akan dihampar dan sebagainya. Diameter pipa
penghantar harus tidak lebih kecil dari 3 kali ukuran maksimal dari agregat yang digunakan
pada beton. Pipa penghantar harus dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk
dipindahkan. Sebelum dimulainya operasi pemompaan atau penghamparan, sekitar 1 m3
mortar dengan perbandingan yang sama terhadap air, admixture, semen dan agregat halus
seperti yang telah didisain untuk campuran beton reguler harus melalui pipa. Pipa harus
diatur lurus dan sehorizontal mungkin untuk mencegah penyumbatan campuran beton dalam
pipa. Udara tekan berpendorong harus tidak digunakan kecuali dimana keadaan keluaran dari
pipa secara penuh tertancap pada minimal 2 m beton segar. Pendukung dari batang pipa
harus cukup kaku untuk memperbaiki pipa secara lembut tanpa efek merugikan pada
bekisting dan besi tulangan yang telah dipasang pada posisinya. Kehati-hatian harus
dilakukan untuk mencegah kebocoran dari campuran beton dari batang pipa atau pada bagian
lain.
5) Sabuk Penghantar (Belt-conveyer)
Pengangkutan beton dengan sabuk penghantar tidak diperkenankan kecuali disetujui oleh
Direksi. Jika diperbolehkan, sabuk penghantar harus digunakan dengan kehatian-hatian yang
mana sabuk dilindungi dari hujan, angin dan sinar terik matahari, dan dengan gerobak yang
benar atau chute vertikal yang digunakan pada akhiran dari masing-masing penghantar untuk
membatasi jatuhan beton yang akan diletakkan dengan ketinggian maksimum 1.5 m.
Detil penuh terdiri dari katalog, cetak biru, dan lainnya dari pembuat, untuk masing-masing
tipe dari mater-materi yang dideskripsikan di atas dari perlengkapan harus diserahkan pada
Direksi. Seluruh perlengkapan harus dioperasikan dan dipelihara dengan mengacu pada
cetakan instruksi dari pembuat.
Tipe dari perlengkapan selain yang ditulis di atas harus disetujui Direksi maksimal 30 hari
sebelum mereka akan digunakan.
E. Pengecoran
Penyedia Jasa harus selalu konsultasi dengan direksi mengenai waktu pelaksanaan
pengecoran beton. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan disaksikan Direksi.
Seluruh permukaan yang secara garis besar horisontal harus dilindungi dengan sebuah layer
terbuat dari mortar dengan ketebalan sekitar 2 cm untuk permukaan batuan, dan 1.5 m untuk
permukaan beton, jika seperti yang diinstruksikan oleh Direksi, dilakukan langsung sebelum
peletakan beton. Peletakan mortar tersebut harus dikoordinasikan dengan peletakan beton
sedemikian rupa sehingga beton diletakkan langsung di atas mortar segar. Di dasar balok
atau pelat, dimana berkumpulnya baja tulangan didekat bekisting membuat peletakan
menjadi sulit, sebuah lapisan dari mortar dengan komposisi yang cocok dengan kekuatan
beton yang diperlukan seperti instruksi, harus pertama kali diletakkan untuk menutup
permukaan hingga kedalaman sekitar 2 cm. Beton apapun yang telah menjadi kaku sehingga
pengecoran yang benar tidak dapat dijamin kecuali dikeraskan ulang (retempered), atau yang
mana tinggi slump telah dikurangi dengan 2.5 cm atau lebih, seperti yang ditentukan oleh
Direksi, harus dibuang ke tampat yang telah ditentukan oleh Direksi, dan tidak ada
pembayaran yang dibuat untuk beton seperti itu. Beton harus ditempatkan langsung ke posisi
akhir dan tidak boleh sampai mengalir sehingga menyebabkan segregasi. Cara dan alat-alat
yang dipakai dalam pengecoran beton pada bekisting harus baik sehingga agregat kasar tidak
terpisah dari beton.
Penyedia Jasa harus mempunyai cara untuk membatasi dan mengontrol tinggi jatuh beton,
sehingga tidak menyebabkan segregasi atau benturan keras yang dapat mengenai besi
tulangan dan bekisting yang sudah dirakit. Tinggi jatuh beton tidak melebihi 1.5 meter.
Semua beton yang dituangkan, kecuali beton lining untuk struktur bawah tanah, harus
ditempatkan pada lapisan horisontal yang ketebalannya tidak melebihi 40 cm. Direksi
mempunyai hak untuk meminta kedalaman lapisan lebih kecil apabila lapisan beton setebal
40 cm tidak bisa dicor sesuai dengan persyaratan spesifikasi. Tinggi satu angkutan
pengecoran beton haruslah seperti yang disarankan Direksi atau seperti pada gambar.
Kecuali selain yang diijinkan oleh Direksi, beton lining untuk struktur bawah tanah harus
diletakkan dengan pompa beton atau pengecor kedalam bekisting tanpa pelepasan
berkecepatan tinggi (high velocity discharge).
Beton harus dipaksakan menyesuaikan ketidakseragaman permukaan batuan sehingga tidak
ada rongga tersisa. Bilamana beton terbalik dicor terpisah dari dinding samping dan beton
melengkung, dan tanpa bekisiting bagian dalam, perlengkapan cor pneumatic (pneumatic
placing equipment) tidak boleh digunakan, kecuali tipe tertentu yang disetujui mampu
mencegah segregasi tersedia. Sebelum memulai pengecoran beton, mortar harus dimasukkan
melalui pipa dari pompa beton atau pengecor seperti ditentukan dalam materi (4)
Subparagraf 5.10.4. Saat mengisi puncak melengkung dalam struktur bawah tanah, bagian
akhir dari pipa pompa beton harus tetap dijaga terendam paling sedikit 2 meter dari beton
segar. Perlengkapan cor harus dioperasikan hanya oleh tenaga yang berpengalaman.
Penopang (struts), penguat (stays) dan pengikat (braces) yang membantu sementara untuk
menahan bekisting agar berada pada bentuk yang benar dan siku, harus dipindahkan bila
pengecoran beton telah mencapainya dan dukungannya sudah tidak diperlukan lagi. Bagian-
bagian sementara ini selain dari yang terbuat dari besi harus dibuang seluruhnya dari
bekisting dan tidak terkubur dalam beton. Sambungan yang dingin harus dihindari bilamana
diterapkan dalam pengecoran beton dalam konduit. Bila terjadi kerusakan dari perlengkapan,
atau bila dengan alasan lain pengecoran dari beton mengalami gangguan, Penyedia Jasa
harus secara menyeluruh mengkonsolidasi beton pada sambungan tersebut sehingga seragam
dan berkemiringan stabil pada waktu beton dalam kondisi plastis. Sambungan yang dingin
kemudian harus diperlakukan seperti konstruksi sambungan dan seperti yang disebutkan
dalam Paragraf 5.26 harus dipenuhi.
Pengecoran beton tanpa bekisting pada kemiringan yang cukup tajam, sebagaimana
membuat getaran internal terhadap beton tidak dapat diterapkan tanpa penggunaan bekisting,
beton harus diletakkan didepan dari slip form cor-coran yang belum digetar, kira-kira 80 cm
lebih panjang dari bagian belakang sisi depannya. Beton yang berada di depan slip form cor-
coran harus dipadatkan dengan vibrator internal sedemikian rupa sehingga menjamin
pengisian yang penuh berada dibawah slip form.
Bila beton dicor secara monolit pada tempat yang mempunyai dimensi vertikal lebih besar
dari 60 cm, atau jika beton dek, lantai, plat, balok, girder atau bagian struktur yang serupa
dicor monolit dengan beton pendukung, petunjuk sebagai berikut diperhatikan:
(a) Pengecoran dapat ditunda tidak kurang dari 1 jam atau lebih dari 3 jam pada bacaan atas
lubang dan pada bagian bawah bevel di bawah deck lantai beam girder atau bagian
bangunan lainnya pada saat bevel ditentukan dan pada bagian bawah anggota bangunan
tersebut bila bevel tidak ditentukan, tetapi jika pe-ngecoran ditunda terlalu lama hingga
unit vibrasi / getar tidak dalam berat yang siap untuk menembus beton yang dimasukkan
sebelum penundaan tersebut. Bila konsolidasi beton ditempatkan sesudah penundaan,
unit vibrasi akan menembus dan menggetarkan kembali beton yang dicor sebelum
penundaan.
(b) 60 cm atau lebih dari beton yang ditempatkan sebelum penundaan harus ditempatkan
dengan slump yang rendah dan Penyedia Jasa harus merasa yakin bahwa konsolidasi
beton sudah terlaksana dengan baik.
(c) Permukaan beton dimana terjadi keterlambatan harus dibersihkan dan bebas dari kotoran
bila pengecoran beton dimulai sesudah terjadi kelambatan.
(d) Beton yang dicor di atas bagian yang terbuka dan di dek, lantai, balok, girder dan
bagian-bagian semacam-nya harus dicor dengan slump serendah mungkin dan Penyedia
Jasa harus merasa yakin bahwa konsolidasi beton tersebut terlaksana dengan baik.
Untuk pekerjaan tersebut Penyedia Jasa tidak berhak mendapatkan biaya tambahan melebihi
harga satuan seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, karena ada batas-batas
pengecoran beton seperti yang disyaratkan pada pasal ini.
F. Konsolidasi
Masing-masing lapisan beton harus segera dikonsolidasi dengan alat yang memadai sehingga
beton menjadi padat sampai mencapai kerapatan maksimum dan tertutup dengan rapi bagi
semua permukaan bekisting dan material yang berdekatan. Lapisan beton berikutnya tidak
dicor terlebih dahulu sampai lapisan yang dicor sebelumnya sudah bagus keadaannya seperti
spesifikasi yang disyaratkan. Secara garis besar, beton harus dikonsolidasi dengan tenaga
listrik atau tenaga pneumatik, vibrator tipe internal, yang operasinya dengan kecepatan
setidaknya 7000 putaran per menit bila dicelupkan ke beton. Kepala vibrator harus
dimasukkan ke beton secara vertikal, setidaknya 5 cm ke dalam lapisan di bawahnya. Bila
sukar menggunakan internal vibrator, beton bisa dikonsolidasi dengan external vibrator
seperti diuraikan di bawah ini atau dipadatkan dengan “hand plunger” sesuai saran direksi.
Konsolidasi beton pada bagian-bagian bangunan yang nantinya akan tampak harus dengan
“immersion vibrator” yang bisa pula dipakai sebagai alat yang bisa membantu dan
disarankan Direksi. Bisa menggunakan “heavy duty vibrator”. Form vibrator ini harus
dipasang kuat-kuat pada bekisting pada saat operasi tetapi vibrator harus bisa segera
dibongkar dan dipasang lagi ke posisi lain pada bekisting dan harus beroperasi dengan
kecepatan sedikitnya 8000 putaran/menit.
Pelaksanaan pekerjaan di atas harus sangat berhati-hati sehingga vibrasinya bisa sistematis
sehingga beton betul-betul padat. Di daerah di mana baru saja ditempatkan beton yaitu pada
pada setiap lapisan dicor terlebih dahulu dan beton sudah mengeras, harus dilakukan vibrasi
yang lebih dari biasanya. Vibrator menembus dalam sekali dengan interval pendek di
sepanjang hubungan ini. Hubungan antara kepala vibrator dengan permukaan bekisting harus
dihindari.
G. Pembasahan Beton
Syarat-syarat pembasahan harus diperhati-kan setiap saat. Pada cuaca yang panas dan kering
ada bahaya keretakan lebih besar karena adanya pengeringan yang mendadak. Karena itu
Penyedia Jasa harus benar-benar mematuhi persyaratan seperti berikut ini. Penyedia Jasa
harus melindungi semua beton dari benda-benda yang bisa merusak atau membahayakan
yang bisa menyebabkan pengeringan yang mendadak atau pembebanan mendadak atau
karena vibrasi, sampai beton betul-betul keras sehingga bisa mencegah kerusakan. Bila
memung-kinkan, permukaan beton yang selesai harus dilindungi dari sinar matahari
langsung setidaknya 3 hari sesudah pengecoran. Semua beton harus dibasahi dengan cara
“pembasahan langsung dengan air” atau “pembasahan dengan diberi karung spoil basah”
sesuai dengan persyaratan spesifikasi disini, kecuali bila beton cetak dibasahi dengan
“stream cured” dengan cara yang sudah disetujui Direksi. Permukaan beton untuk
“construction joint” harus dibasahi dengan air. Permukaan dinding atau pelat atau tiang
teratas yang tidak dibekesting harus diembabkan dengan air atau dengan cara lain yang
efektif pada saat beton menjadi keras, sehingga bisa mencegah kerusakan yang disebabkan
oleh air. Permukaan dan kemiringan yang tajam serta permukaan vertikal yang dibekisting
harus betul-betul lembab, sebelum dan pada saat pembongkaran yaitu dengan mengaliri
permukaan yang dibekisting dan dibiarkan mengalir turun antara bekisting dan muka beton
yang dibekisting. Prosedur ini diikuti dengan cara “pembasahan langsung dengan air” atau
“pembasahan dengan diberi karung goni basah”, dengan syarat-syarat sebagai berikut:
(a) Pembasahan langsung dengan air
Beton yang dibasahi dengan air harus tetap basah setidaknya 14 hari sesudah pengecoran
beton, atau sampai tertutup dengan beton yang baru, yaitu dengan direndam air atau dengan
pipa penyemprot atau penyemprot mekanis atau dengan cara lain yang disarankan Direksi,
sehingga semua permukaan terus menerus dalam keadaan basah, dan air yang dipakai untuk
pembasahan memenuhi syarat-syarat pada sub bab 5.4 Pembasahan harus ditangani
sedemikian rupa sehingga mencegah terbentuknya noda pada permukaan beton yang akan
tampak terus.
(b) Pembasahan Sistem Membran
Pembasahan dengan diberi karung goni basah diterapkan dengan menggunakan sebuah tipe
Senyawa Curing Berpigmen Putih (white pigmented curing compound) yang membentuk
sebuah membran penahan air pada permukaan air; asalkan pada permukaan beton yang
secara permanen terlihat untuk menunjukkan Senyawa Curing Berpigmen Abu-abu (Grey
pigmented curing compound) diperlukan. Senyawa curing (curing compound) harus
digunakan pada permukaan beton yang telah jadi sesuai instruksi Direksi. Senyawa curing
harus dipakaikan pada permukaan beton dengan penyemprotan sehingga terbentuk sebuah
lapisan pelindung untuk menciptakan membran yang seragam dan menyeluruh di semua
area, dengan lingkupan yang maksimum per liternya seperti diinstruksikan oleh Direksi
dengan mengacu pada kekasaran permukaan yang akan dilindungi.
Bila perlu untuk menutup permukaan yang memadai, seperti yang telah ditentukan oleh
Direksi dilakukan “coat of curing compound” kedua kali. “Mortar encrustations” dan
penutup akhir pada permukaan dimana finishing B2 yang disyaratkan, harus dibongkar dari
permukaan yang dibekisting, sebelum pemakaian “curing compound”.
Bila “curing compound” dipakai pada permukaan beton yang tidak dibekisting, pemakaian
bahan campurannya harus dimulai segera setelah pelaksanaan pekerjaan akhir selesai. Bila
“curing compound” dipakai pada permukaan beton yang dibekisting, permukaan harus
dilembabkan dengan sedikit menyemprotkan air setelah bekisting dibongkar, dan harus tetap
basah sehingga permukaan tidak lagi menyerap kelembaban lebih banyak. Segera apabila
kelembaban di permukaan film hilang tapi permukaan masih tampak lembab, harus
dipergunakan “curing compound”, yang mungkin dipergunakan pada permukaan yang luas
dimana bahan campuran diletakkan pada tepi, sudut sudut dan di tempat yang kasar dari
permukaaan yang dibekisting. Sesudah pemakaian “curing compound” selesai dan lapisan
telah kering bila disentuh, maka dilakukan perbaikan di permukaan beton. Setiap perbaikan,
sesudah difinishing harus dilembab-kan dan dilapisai "curing compound”, sesuai dengan
persyaratan. Peralatan dan cara yang dipakai untuk penanganan “curing compound” harus
disetujui oleh Direksi. Lalu lintas Penyedia Jasa dan pelaksanaan lainnya harus dapat
mencegah kerusakan lapisan “curing compound” selama 28 hari sesudah pemakaian “curing
compound”. Bila dalam pelaksanaan tidak mungkin, maka untuk mencegah lalu lintas yang
melewati permukaan yang baru dilapisi dengan “curing compound”, “membrane” harus
dilindungi, dengan menutupinya dengan pasir yang tebalnya tidak kurang dari 25 mm, atau
dengan cara lain. Penutupan untuk tujuan melindungi permukaan ini, tidak ditempatkan dulu
sampai lapisan pelindung betul-betul kering. Sebelum penerimaan pekerjaan akhir, Penyedia
Jasa harus menghilangkan semua pasir tersebut dengan cara yang sudah disetujui Direksi.
Bila ada kerusakan pada lapisan pelindung yang mengelupas dari permukaan beton sesudah
28 hari dipakai, maka harus diperbaiki tanpa ditunda lagi, dengan cara yang sudah disetujui
Direksi. Tipe “curing compound” yang diusulkan, diperlukan untuk pengambilan sampel,
dan pengetesan harus diserahkan direksi, setidaknya 30 hari sebelum dipakai. Kecuali bila
sampel dan pengetesan disisihkan oleh Direksi, maka “curing compound” tidak boleh
dipakai dulu, kecuali bila sudah dites oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menyediakan,
fasilitas-fasilitas dan bantuan yang diperlukan untuk pengambilan sampel dan pengetesan
“curing compound” atas biaya Penyedia Jasa. Petunjuk yang disediakan pabrik harus diikuti,
dalam penyimpanan, pencampuran dan pemakaian “curing compound” tersebut.
Selain menyemprot dengan “membrane curing”, lembaran plastik bisa juga dipakai, terutama
pembasahan pada pelat dan semua bentuk konstruksi. Dalam hal semacam ini, segera setelah
beton mengeras dan terhindar dari kerusakan, permukaan harus disemprot sedikit dengan air,
lalu ditutup dengan lembaran plastik putih yang telah disetujui oleh Direksi. Lembaran
tersebut harus kedap udara dan anti uap untuk mencegah hilangnya kelembaban kedap udara,
dan harus dilakukan dengan hati-hati, dengan memukul-mukul bagian tepi dan
memeperkuatnya dengan lapisan pelindung. Lapisan tersebut harus dijaga minimum selama
14 hari.
Semua “construction joint” harus terus menerus lembab, yaitu dengan “water curing” dari
waktu ke waktu sampai tertutup beton. Bila dianggap perlu untuk mengadakan penundaan
pengecoran beton baru di atas construction joint, maka pembasahan untuk melembabkan
permukaan joint harus dihentikan pada saat pembasahan dianggap kadaluarsa, tetapi bila
pembasahan dihentikan, harus dimulai lagi dalam 48 jam sebelum pengecoran beton baru
pada sambungan itu.
Bila pengkasaran bagian beton yang membuka belum dilaksanakan sampai pembasahan
menjadi kadaluarsa, maka permukaan bagian yang membuka harus terus dalam keadaan
lembab setidaknya 4 jam sebelum pengisiannya (filling). Biaya penyediaan dan pemakaian
semua material untuk pembasahan beton, harus termasuk dalam harga satuan beton seperti
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

II.5 Pekerjaan Pembesian


A. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang semua besi tulangan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Pengiriman penulangan ini harus dijadwal agar Penyedia Jasa dapat
memberi penyediaan yang mencukupi untuk memulai pemotongan dan pembengkokan
penulangan untuk konstruksi, 60 (enam puluh) hari sebelum jadwal pengecoran beton di
sekitar tulangan. Jadwal pengiriman didasarkan pada program pelaksanaan Penyedia Jasa
secara rinci, termasuk amandemen (bila ada), dan ditinjau kembali oleh Direksi.
Kecuali bila tercantum pada spesifikasi, besi tulangan harus menggunakan tulangan ulir (D-
form) yang dibuat oleh pabrik yang sudah disetujui Direksi dan harus sesuai dengan JIS G
3112 atau ASTM A 15-16 atau standar yang sejenis yang disetujui Direksi. Penyedia Jasa
harus menyiapkan dengan biayanya sendiri seluruh detil dari gambar penulangan. Gambar-
gambar ini harus mencakup gambar letak tulangan, gambar pembengkokan tulangan, daftar
tulangan dan gambar penulangan lain yang mungkin dibutuhkan untuk mendukung fabrikasi
dan peletakan tulangan. Gambar-gambar tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi
sebelum tahap fabrikasi dan peletakan. Detail konstruksi untuk penulangan dan jadwal
pembengkokan tulangan harus disiapkan oleh Penyedia Jasa dan diserahkan pada Direksi
untuk disetujui. Detil harus berdasar pada data akhir yang tergambar dalam Gambar.
B. Fabrikasi dan Pemasangan
Penulangan harus ditempatkan seperti tertera pada gambar atau sesuai dengan saran Direksi.
Jarak antara tulangan dan permukaan beton serta detail kait, bengkokan, overlap dan angker,
semuanya harus sesuai dengan standar yang tertera pada Gambar.
Sebelum penulangan ditempatkan, permukaan tulangan dan permukaan begel harus bersih
dari karat, kotoran, minyak atau zat-zat lain yang menurut Direksi harus dibersihkan dari karat
dan kotoran lain, sebelum diisi beton. Bila perlu, sesuai dengan arahan Direksi, tulangan yang
telah dipasang sebelumnya dan terkena matahari harus dibersihkan dari karat dan reruntukan
lain sebelum ditutupi dengan beton.
Kecuali kalau tercantum pada gambar, tulangan harus ditempatkan dalam posisi yang tepat
sehingga ada jarak yang tegas setidaknya 40 mm antara tulangan dan diantara pekerjaan baja
yang diletakkan didekatnya sehingga tulangan tidak meleset letaknya pada waktu pengecoran
beton.
Dudukan, penggantung pengukur jarak dan penyangga dari logam atau beton yang lain harus
disediakan dan dipakai Penyedia Jasa untuk menyanggah tulangan dan untuk menjaga jarak
yang diperlukan dari permukaan bekisting atau pondasi. Penyangga dari beton, bila dipakai,
harus sesuai dengan persyaratan beton pada spesifikasi ini. Pengukuran jarak dari baja yang
bisa menyebabkan karat dan mengotori permukaan yang sudah jadi, tidak dibenarkan untuk
dipakai. Tulangan harus diikat pada semua perpotongan sesuai saran Direksi, dengan
menggunakan kawat baja penguat dengan diameter 0.9 mm. Sambungan atau overlap pada
tulangan harus dilakukan pada posisi seperti pada gambar, kecuali bila penggunaan sckrup
kopel seperti yang dibutuhkan pada gambar yang disetujui tulangan harus dipukul-pukul pada
semua overlap sesuai dengan saran Direksi.
Pengelasan untuk sambungan atau overlap pada tulangan harus dilakukan atas persetujuan
Direksi dan harus sesuai dengan JIS Z 3801 atau ASTM A 185. Pengelasan bertekanan gas,
bila dipakai harus mengacu dengan JIS Z 3881 dan Z 3120. Untuk pengelasan tidak ada
pembayaran secara terpisah.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas ketelitian pemotongan, pembengkokan, dan
penempatan penulangan. Penulangan diperiksa ukuran, bentuk, panjang, lokasi sambungan,
posisi dan banyaknya, sesudah ditempatkan. Bila sesudah penempatan tulangan banyak waktu
tertentu hilang, maka tulangan harus diperiksa lagi oleh direksi sebelum pengecoran beton.

C. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran untuk penyediaan, pemotongan, pembengkokan dan
penempatan tulangan dilakukan berdasarkan berat tulangan yang dipasang pada beton sesuai
dengan gambar dan saran direksi.
Pembayaran untuk penyediaan, pemotongan, pembengkokan, dan penempatan tulangan
dilakukan berdasarkan harga satuan per kilogram seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, dimana harga satuan tersebut termasuk biaya tenaga kerja, peralatan dan material
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang tercantum dalam pasal ini.
Harga satuan tersebut harus meliputi juga biaya pemasangan begel dan penyangga beton,
logam atau penyangga lain, pembersihan dan pemeliharaan pada posisi semua tulangan dan
biaya bila yang ini diperlukan.

II.6 Pekerjaan Bekisting


A. Umum
Bila diperlukan atau sesuai saran Direksi, bekisting harus dipakai, untuk membentuk beton
sesuai dengan yang diinginkan. Bila diperlukan, bekisting harus disanggah dengan kayu
penyangga. Penyedia Jasa harus menentukan dan memper-timbangkan unsur efisiensi dan
keselamatan, apakah tipe bekisting dan kayu penyangga yang diperlukan dibuat dari baja atau
kayu dan Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar perencanaan-nya kepada Direksi untuk
disetujui sebelum membuat bekistingnya. Bekisting dan kayu penyangga yang diperlukan
harus mempunyai kekuatan dan kekakuan yang cukup, untuk menahan beton dan tekanan
yang disebabkan pengecoran dan vibrasi, tanpa ada kerusakan. Permukaan semua bekisting
yang berhubungan dengan beton, harus bersih, kaku dan kokoh untuk mencegah hilangnya
mortar.
Tepi-tepi pada perpotongan permukaan beton yang akan terlihat terus dan bagian tepi beton
harus dibuat serong atau bulat, tidak lebih dari 2 cm, dengan mempergunakan “molding
strips”. Bekisting diklasifikasikan hanya dengan tujuan penyelesaian beton saja.
Bekisting untuk permukaan beton yang selesai B3 dan B4 dinyatakan tidak harus dibangun
secara bersambungan dari lift ke lift tetapi harus dipindahkan setelah beton pada sebuah lift
telah mengeras, dan digunakan untuk lift berikutnya. Bekisting untuk lubang ganjalan (tie
holes) harus dilokasikan dalam pola yang umum dan disetujui oleh Direksi sebelum bekisiting
dipasang. Bekisting yang dipasang kembali harus overlap beton yang sudah mengeras pada
lift yang sebelumnya dicor tidak lebih dari 30 mm dan harus dikencangkan dengan rapi
bersama dengan beton yang mengeras sehingga ketika pengecoran beton selesai, bekisting
tidak menyebar dan seimbang atau kehilangan mortar pada titik sambung konstruksi.
Baut tambahan atau bekisting kembar harus digunakan seperlunya untuk menahan bekisting
yang dipasang kembali dengan kuat bersama beton yang mengeras. Seluruh sambungan dan
alur harus kuat dan jelas.
Sebelum memulai pembuatan bekisting yang diperlukan untuk membentuk permukaan beton
yang selesai selain dari B1, Penyedia Jasa harus menyerahkan usulan tentang metode
konstruksi bekisting untuk mendapatkan tipe permukaan akhir yang ditentukan.
B. Material Untuk Bekisting
Semua material yang dipakai untuk bekisting, dari kayu atau dari baja, harus lebih dulu
disetujui Direksi. Kayu harus bagus dan lurus, bebas dari penyimpangan, bengkokan dan
kekeroposan, serta lebar dan tebalnya harus sama dan halus, sebelum pembuatan bekisting.
Bekisting yang dipakai pada alur air dan untuk beton yang akan tampak harus ditutup dengan
plywood dan harus bebas dari semua cacat yang menghasilkan noda pada permukaan beton.
Bila yang dipakai adalah plywood, maka tidak boleh dibungkus, tidak kerut-kerut dan
diproduksi dengan lem khusus anti air. Kalau bisa, plywood harus punya lebar dan panjang
sama. Lapisan kulit kayu atau harus berjenis dan berkualitas tertentu atau harus diolah atau
dilapis sedemikian rupa sehingga tidak ada bahan kimia perusak atau pemudaran permukaan
beton yang mengeras. Tipe dan kondisi dari lapis kulit kayu, kemampuan bekisting untuk
menjaga gangguan yang disebabkan oleh peletakan dan getaran beton, dan pengerjaan yang
diterapkan dalam konstruksi bekisting harus sedemikian rupa sehingga permukaan yang keras
mengacu dengan persyaratan yang dapat diterapkan dengan Buku Spesifikasi ini berkaitan
dengan penyelesaian akhir permukaan beton.
Bila yang dispesifikasikan finishing B2, B3 dan B4, bahan bekisting harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tanda-tanda sambungan pada permukaan beton yang kontinyu, dan
bahan bekisting yang dipakai pada permukaan seperti itu harus terbatas pada satu bentuk
pekerjaan besar saja. Papan bekisting untuk permukaan beton dimana F4 yang harus dipakai,
harus menggunakan plywood yang dilapisi dengan plastik atau dammar epoxy dan lembaran
yang dipakai harus lebar. Sebelum pemakaian ulang, papan bekisting, harus dibersihkan,
lubang-lubang harus disumbat dan bila perlu dipermukaan dilapisi lagi.
Bahan bekisting harus sesuai dengan persayaratan berikut, kecuali bila ada saran dari Direksi.
Finishing atau permukaan Bahan bekisting dari
Bahan bekisting dari baja
bekisting yang diperlukan kayu

Tipe apa saja seperti yang Seperti yang disarankan dan


B1
disarankan Direksi diijinkan Direksi

Tipe yang sudah disetujui Direksi


B2 Seperti yang disarankan dan
atau plywood
diijinkan Direksi

B3 Plywood

Tidak diperbolehkan
Plywood yang dilapisi plastik atau
B4
epoxy

*) Bekisting dari baja adalah lembaran baja yang tidak diperkuat dengan papan kayu di bagian
belakangnya, untuk yang tebal tetapi untuk lembar baja yang tipis harus diperkuat dengan papan kayu di
bagian belakangnya.

C. Pemasangan Bekisting
Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tanda-tanda sambungan pada permukaan
beton ada dalam alinyemen horisontal dan vertikal dan sambungan antara permukaan harus
halus. Bagian tepi dan sudut-sudut beton yang terlihat terus, harus dihaluskan seperti yang
terlihat pada gambar atau yang disarankan oleh Direksi.
Sebelum pengecoran beton, semua bekisting harus kaku dan kokoh dan betul-betul bersih dan
semua sisa potongan kayu-kayu kecil, debu bekas gergaji, sisa mortar yang kering dan zat
pengotor yang lain atau air yang berlebihan harus dihilangkan dari bekisting. Permukaan
bekisting harus diminyaki dengan minyak mineral yang disuling, dari jenis yang sudah
disetujui Direksi. Minyak bekisting harus digunakan sebelum besi tulangan diletakkan.
Bekisting yang mana telah ditinggal untuk periode tertentu mengakibatkan kering, harus
dilakukan perbaikan permukaan sesuai arahan Direksi. Bila bekisting untuk permukaan yang
menerus ditempatkan pada pengangkatan berikutnya, harus dilakukan dengan hati-hati sekali
agar penempatan bekisting persis di atas permukaan seluruhnya, untuk mencegah kebocoran
mortar dari beton dan untuk menjaga alinyemen permukaan yang baik.
Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali, kondisinya harus dijaga dan harus betul-betul
bersih untuk dipakai lagi. Bekisting untuk permukaan dinding bagian luar harus bersih betul,
yaitu dengan menyemprot kayu dengan air.
Sebelum beton ditempatkan, harus diperhatikan bahwa semua bekisting ada pada alinyemen
yang baik, sehingga semua penyangga bekisting pada kondisi yang bagus dan kokoh.

D. Internal Ties (Ganjalan pada Bagian Dalam)


Ganjalan (beton tahu) yang diletakkan untuk menahan bekisting harus tetap melekat, dan
kecuali dimana penyelesaian F1 telah dibolehkan, harus mengurangi tidak kurang dari dua
diameter atau dua kali dimensi minimum dari ganjalan atau 5 mm, yang mana yang terbesar,
dari permukaan beton yang mengeras. Bila penyelesaian F1 dibolehkan, ganjal dapat dipotong
sama tinggi atau rata dengan permukaan beton yang mengeras kecuali ganjal diikat pada
tulangan.
Ganjal kawat yang melewati bekisting, tidak boleh dipakai kecuali bila disarankan oleh
Direksi. Ganjal harus dibuat sedemikian rupa sehingga pemindahan penyumbat akhir bisa
dilakukan tanpa menyebabkan adanya serpihan pada beton permukaan. Lubang-lubang yang
disebabkan karena pemindahan ujung ganjal bekisting, harus diisi sesuai arahan
Direksi/Pengawas.

E. Pengangkatan Bekisting
Bekisting tidak boleh diangkat apabila beton belum mengeras dan cukup kuat untuk
menanggung beban dengan aman ditambah beban kostruksi yang akan didukungnya.
Bekisting diangkat bila sudah disetujui Direksi. Bekisting harus diangkat setelah beton
mengeras untuk mencegah kerusakan yaitu dengan mengangkatnya sedemikian rupa sehingga
mempermudah kegiatan berikutnya yaitu dengan pembasahan dan memudahkan perbaikan
pada permukaan yang kurang baik. Tetapi harus yakin betul bahwa kekuatan beton ketika
dilakukan pengangkatan tidak menyebabkan runtuhnya atau gagalnya beton.
Waktu minimum pelepasan bekisting yang direkomendasikan

Waktu min. untuk


Posisi Bekisting
mengeras di atas 10oC
Permukaan Vertikal atau hampir vertikal
36 jam
untuk mass concrete atau lapisan kanal
Permukaan Vertikal atau hampir vertikal
48 jam
untuk dinding geser, balok dan kolom
Bekisting di sisi bawah balok dan pelat (tak
7 hari
terbebani dan penyangga dibiarkan ada)
Penyangga balok dan pelat, selama mungkin
14 hari
tetapi tidak kurang dari

Bekisting harus dihilangkan dengan segera, setelah beton sudah mengeras untuk mencegah
penggantungan atau keruntuhan. Bila perlu dilakukan perbaikan pada permukaan yang
miring, dan segera diteruskan dengan pembasahan. Untuk menghindari tegangan yang
berlebihan pada beton akibat dari pemuaian pada bekisting, bekisting kayu untuk bagian
dinding yang terbuka harus dilonggarkan sehingga hal ini bisa dikerjakan tanpa merusak
beton. Beton untuk bagian yang terbuka harus dilakukan sehingga memudahkan
pelepasannya.
Dengan terlebih dulu minta saran Direksi, bekisting pada permukaan beton yang dekat dengan
permukaan batuan yang digali harus dibiarkan ditempatnya, asalkan jarak antara permukaan
beton dengan batuan kurang dari 50 cm sehingga bekisting tidak tampak sesudah pekerjaan
selesai. Bekisting harus diangkat dengan hati-hati sehingga beton tetap bagus, dan bila terjadi
kerusakan harus segera diperbaiki sesuai arahan Direksi/Pengawas.

F. Pekerjaan Penyelesaian / Pekerjaan Akhir


(a) Umum
Diijinkan ada penyimpangan dari unting-unting atau ketinggiannya dan dari alinyemen,
bentuk, tingkatan dan dimensi seperti pada Gambar, yang dianggap sebagai toleransi. Tetapi
harus dibedakan sebagai toleransi. Tetapi harus dibedakan sebagai ketidakteraturan dalam
pekerjaan penyelesaian, seperti di-uraikan di sini. Kelas untuk pekerjaan penyelesaian dan
keperluan untuk pekerjaan akhir pada permukaan beton, harus seperti yang tertera pada
Gambar, atau seperti spesifikasi di sini. Bila penyelesaiannya tidak dijelaskan pada definisi di
sini atau pada gambar, pekerjaan penyelesaian yang dipakai haruslah seperti yang di-
isyaratkan bagi permukaan semacam, seperti saran Direksi.
Pekerjaan akhir / finishing dari permukaan beton hanya dilaksanakan oleh tenaga yang
terampil Penyedia Jasa harus selalu berkonsultasi kepada direksi mengenai waktu pelaksanaan
finishing beton. Finishing beton harus dilakukan bila kehadiran Direksi, karena bila ada kasus
spesifik yang membutuhkan pengaturan dari Direksi. Permukaan beton dites oleh Direksi
untuk menentukan apakah ketidak-teraturan yang terjadi masih dalam batas pada spesifikasi.
Ketidakteraturan permukaan diidentifikasikan sebagai „kasar‟ atau „miring‟. Keseimbangan
yang disebabkan dengan pergeseran atau salah peletakan lapis permukaan kayu bekisting,
atau karena mata kayu yang rusak atau bekisting yang cacatpun akan dianggap sebagai
ketidakteraturan kasar, dan dites melalui pengukuran langsung.
Ketidakteraturan yang lain dianggap ketidakteraturan berjalan dan akan dites dengan
menggunakan acuan yang terdiri dari pinggiran yang lurus untuk permukaan yang lengkung.
Panjang acuan 1.5 meter untuk menguji permukaan yang bekisting dan 3 meter untuk menguji
permukaan yang tidak dibekisting.
(b) Permukaan yang dibekisting
Kelas finishing untuk permukaan beton yang dibekisting disarankan menggunakan kode F1,
F3 dan F4. Untuk permukaan yang dibekisting tidak diperlukan pengasahan/ penggosokan,
kecuali perbaikan permukaan yang kurang sempurna. Kecuali kalau dicantumkan pada
Gambar, kelas finish harus sebagai berikut:
F1 – Finishing F1 harus dipergunakan dimana akan ditempatkan material pengisian atau
beton. Tidak termasuk “construction joint”, permukaan tersebut tidak memerlukan perbaikan
sesudah bekisting diangkat, kecuali untuk perbaikan beton yang cacat dan pengisian lubang
akibat pengangkatan “penambat” dari ujung batang ganjal seperti tercantum pada sub bab
5.13.7 Pembetulan untuk ketidakberesan pada permukaan hanya diakukan untuk depresi, yaitu
bila setelah diukur melebihi 25 mm.
F2 – Finishing F2 harus dipergunakan bagi permukaan bekisting untuk permukaan yang terus
tampak dan harus tampak menarik, seperti yang disarankan Direksi. Ketidakteraturan
permukaan yang diukur seperti yang dijelaskan di atas, tidak boleh melebihi 6 mm bagi
ketidakteraturan yang tiba-tiba.
F3 – Finishing F3 dipakai untuk permukan bekisting yang akan tampak terus bagi umum, dan
harus tampak b seperti saran dari Direksi. Ketidakteraturan permukaan yang diukur seperti
uraian di atas, tidak boleh melebihi 3 mm bagi ketidakteraturan secara tiba-tiba dan 6 mm
bagi ketidakteraturan secara bertahap. Harus diperhatikan agar warna dan bentuknya betul-
betul seragam/merata, Variasi bertahap (yang kecil) diijinkan, dan perubahan-perubahan
secara tiba-tiba pada tekstur dan warna tidak diperbolehkan.
F4 – Finishing F4 adalah finishing yang dipakai untuk permukaan yang dibekisting untuk
alinyemen dan permukaan yang rata amat penting untuk menghilangkan kerusakan akibat
gerak air. Ketidakteraturan permukaan yang diukur seperti yang dijelaskan di atas tidak boleh
tidak boeh lebih dari 3 mm untuk ketidakteraturan tiba-tiba yang tidak sejajar dengan arah
arus, dan 6 mm untuk ketidakteraturan tiba-tiba yang sejajar dengan arah arus, dan 10 mm
untuk semua ketidakteraturan bertahap yang kemiringannya lebih curam vertikal 1 dan
horisontal 20, dansemua ketidakteraturan tiba-tiba seperti lubang harus dibetulkan sesuai
arahan Direksi/Pengawas.
(c) Permukaan yang tidak dibekisting
Kelas finishing untuk permukaan beton yang tidak dibekisting disarankan dengan kode U1,
U2 dan U3. Permukaan dalam harus miring untuk drainasi seperti tercantum pada gambar
atau seperti disarankan Direksi. Permukaan yang kena cuaca dimiringkan untuk drainasi.
Kecuali telah ditunjukkan pada gambar, atau yang disarankan Direksi, maka permukaan yang
terkena pergantian cuaca dan yang mendatar harus dimiringkan sekitar vertikal 1 dan
horisontal 50. Kecuali telah tercantum gambar, kelas finishing harus sebagai berikut:
U1 – Finishing U1 adalah lapisan finishing (screeded finish) yang dipakai untuk permukaan
yang tidak dibekisting yang akan ditutup dengan material pengisi atau dengan beton.
Finishing U1 juga dipakai sebagai tahap pertama sebelum finishing U2 dan U3 yang dipakai.
Pelaksanaan finishing harus terdiri dari pemerata-an dan pelapisan yang memadai untuk
menghasilkan permukaan yang rata. Ketidakteraturan pada permukaan tidak boleh lebih dari
20 mm.
U2 – Finishing U2 adalah finishing (floated finish) yang digunakan untuk permukaan yang
tidak dibekisting yang harus tampak, seperti puncak spillway, puncak dinding dan tiang
(piers). Finishing U2 digunakan sesudah finishing U3. Floating dilaksanakan dengan alat yang
digerakkan mesin atau tangan, yang dimulai setelah permukaan yang di screeded sudah
mengeras, dan harus menghasilkan permukaan yang bebas dari tanda-tanda screed dan
teksturnya harus rata. Bila finishing U3 yang harus dipakai, floating dilanjutkan sampai
sedikit mortar tanpa penambahan air terbawa ke permukaan, sehingga memungkinkan untuk
disekop. Irregularitas permukaan yang diukur seperti uraian di atas, harus esuai dengan
persyaratan untuk finishing F2.
U3 – Finishing U3 adalah finishing yang disekop yang dipergunakan untuk permukaan pelat
dan bagian lain yang tidak difinishing yang tidak dibekisting. Bila “floated finish” sudah
cukup mengeras sehingga mencegah masuknya material halus tertarik ke permukaan, maka
harus dimulai penyekopan, yang dilaksanakan dengan tekanan kuat seperti akan meratakan
bentuk permukaan floated yang berpasir dan menghasilkan permukaan yang rata yang
lembab, bebas dari cacat dan tanda-tanda sekop. Ketidakteraturan permukaan yang diukur
seperti ketentuan yang lebih dulu, harus sesuai dengan kebutuhan finishing F4. Pemercikan
permukaan dengan semen kering atau material lain selama pelaksanaan finishing diperlukan
untuk mengeringkan beton agar memudahkan penyekopan atau untuk tujuan yang lain, tidak
diperbolehkan.

G. Perbaikan Permukaan Beton yang Cacat atau Rusak


Beton yang cacat atau rusak harus dibongkar dan diganti dengan beton lain oleh Penyedia
Jasa dan biayanya ditanggung Penyedia Jasa sendiri. Alinyemen yang tidak teratur karena
kurangnya finishing pada permukaan, tonjolan bekisting atau cacat yang lain harus diperbaiki
dan biaya dtanggung oleh Penyedia Jasa. Sebelum pekerjaan akhir diterima, Penyedia Jasa
harus membersihkan semua permukaan beton yang tampak dari semua noda, semen, mortar
atau grouting dan semua noda yang tidak baik dihilangkan demi kepuasan Direksi.
Perbaikan pada beton harus dilakukan oleh tenaga yang terampil. Penyedia Jasa harus terus
berkonsultasi dengan Direksi, kapan perbaikan beton harus dilakukan dengan hadirnya
Direksi kecuali bila Direksi tidak melakukan pengawasan.
Penyedia Jasa harus memperbaiki semua cacat pada permukan beton, untuk menghasilkan
permukaan yang sesuai sesuai arahan Direksi/Pengawas. Kecuali bila sudah disetujui Direksi,
perbaikan beton yang cacat harus diselesaikan dalam waktu 24 jam sesudah pengangkatan
bekisting, atau untuk beton yang tidak dibekisting selama 24 jam sesudah pengecoran beton.
Kecuali bila diperlukan perbaikan dengan damar epoxy, perbaikan tdak dilakukan dulu
sampai 28 hari sesudah beton dicor. Noda harus dipindahkan dengan rapi dari permukaan
yang mana penyelesaian B3 dan B4 yang disyaratkan dan noda juga harus dibersihkan dari
permukaan yang mana penyelesaian U2 dan U3 disyaratkanBila tonjolan dan ketidakteraturan
melebihi pada batas yang disyaratkan, pada permukaan yang dibekisting, dimana yang
diperlukan adalah finishing selain F1, penonjolannya harus diperkecil dengan dipalu atau
diratakan sehingga permukaan seperti yang disyaratkan. Beton yang rusak dan beton yang
retak atau cacat karena tekanan permukaan yang melebihi, harus digali dan dibentuk lagi
sehingga permukaan mempunyai garis batas seperti yang disyaratkan, atau harus dibongkar
dan diganti dengan mortar kering atau beton seperti yang disarankan di sini. Pengisian lubang
di permukaan, dimaksudkan untuk mendapatkan finishing F1, yang akan diperlukan bila
lubang tersebut lebih dalam dari 25 mm, di dinding yang tebalnya kurang dari 30 cm atau
lebih. Pembongkaran beton yang rusak dilakukan dengan mengkasarkan permukaan yang
terbuka. Luas dan dimensi pengkasaran harus seperti yang disarankan Direksi. Lubang yang
dikelupas tepi-tepinya harus tajam dan terkunci dan harus diisi sampai batas yang diperlukan,
dengan mortar atau beton, seperti petunjuk Direksi. Bila yang dipakai untuk pengisian adalah
beton, lubang yang dikelupas tidak lebih dari 8 cm dalamnya. Dry-pack yang berupa
campuran yang sudah disetujui Direksi harus digunakan untuk mengisi lubang yang
setidaknya punya 1 dimensi permukaannya dan tidak lebih besar daripada kedalaman lubang,
bagi celah lubang sempit untuk perbaikan keretakan, lubang pipa grout dan untuk lubang-
lubang ganjal penguat dari batang seperti tertera dalam spesifikasi. Dry-pack tidak dibenarkan
bila dipakai untuk mengisi di sebelah penulangan atau untuk mengisi lubang yang
membentang melalui bagian (section) beton.
Pengisian dengan mortar, yang ditempatkan dengan menggunakan “mortar gun” dipakai
untuk memperbaiki cacat-cacat yang terlalu lebar bila diisi dengan “dry-pack” dan terlalu
dangkal bila diisi dengan beton dan tidak terlalu dalam dibandingkan dengan sisi paling ujung
dari besi tulangan yang terdekat dengan permukaan.
Mortar untuk penambalan harus terdiri dari satu bagian semen, 2 bagian pasir beton biasa dan
air secukupnya, sehingga sesudah bahan-bahan dicampur, mortar akan menyatu bila
dipadatkan dengan tenaga manusia.
Mortar harus baru bila ditempatkan dan mortar tidak berguna dalam waktu 2 jam sesudah
disiapkan, harus dibuang. Sebelum pemakaian mortar, permukaan di mana mortar harus
disikat, dilembabkan lalu digosok dengan sedikit mortar, dengan sikat menggunakan kawat.
Bila pembukaan yang dikelupas lebih dari 3 cm dalamnya, mortar harus dipakai pada lapisan
yang tebalnya tidak lebih dari 2 cm, untuk menghindari ambles / penurunan. Sesudah tiap
lapisan dilaksanakan, kecuali yang terakhir harus dilaksanakan dengan menggantinya sekop
sehingga ikatan dengan lapisan berikutnya efektif. Finishing lapisan terakhir harus halus yaitu
dengan sekop agar membentuk permukaan halus dengan beton disekelilingnya, dengan
menambah sedikit air ke permukaan tambahan sudah jadi sehingga finishing menjadi halus,
tetapi selain untuk ini tidak diperbolehkan menambah air lagi. Semua penambahan di
permukaan yang tampak, harus bersih dan halus dan harus sedpat mungkin berwarna sama
dengan beton penggabungnya. Semua tambalan harus terikat betul-betul ke permukaan
opening yang dikelupas, harus baik dan tidak retak atau mengkerut.
Pengisian dengan beton harus diperguna-kan untuk lubang yang meluas ke bagian beton,
untuk lubang yang lebih besar dari 1000 cm2 dan lebih dalam dari 10 cm dan untuk lubang
pada beton bertulang dimana luasnya lebih dari 500 cm2 dan yang mana diperluas melebihi
penulangan yang paling dekat dengan permukaan. Kelas beton harus seperti yang disarankan
oleh Direksi. Dalam memperbaiki kerusakan atau beton yang cacat di lokasi yang penting,
Penyedia Jasa harus mempergunakan bahan pengikat damar epoxy, sesuai saran Direksi.
Semua cacat dan lubang yang diperbaiki dengan damar epoxy harus dikelupas lagi menjadi
beton yang sempurna dan tepi lubang dibentuk empat persegi, dengan kedalaman minimum 3
mm. Persyaratan di bawah ini harus sesuai untuk melakukan perbaikan dengan damar epoxy
walaupun bisa bervariasi tergantung kepada analisa situasinya.
(a) Sebelum perbaikan dilaksanakan, permukaan beton pada lubang harus bebas dari semua
kotoran yaitu dengan sandblasting, etching dengan larutan asam hidroklorik 5% atau cara lain
yang disetujui Direksi. Bila etching dengan asam disetujui, segera setelah pembuihan
berhenti, lubang harus digelontor dengan air baru yang bersih untuk menghilangkan asam,
sehngga daerah itu bersih. Permukaan lubang harus dipel bersih dan bila perlu, air
dipermukaan harus dihilangkan dengan cara lain yang efektif. Permukaan lubang dan beton
disekitarnya harus dikeringkan dan dipanaskan dengan menggunakan lampu (oxe-acetylene
flame) yang sesuai untuk heate, “descalling tip”, “dry oil-free compressed air” atau dengan
cara lain yang sudah disetujui Direksi. Pemanasan dan pengeringan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga mencegah kerusakan pada beton dan sehingga lubang bebas dari
kelembaban di permukaannya, dan diperoleh suhu + 20oC dan tetap seperti itu sampai sekitar
30 menit.
(b) Bila telah siap sesuai pasal sebelumnya, permukaan lubang harus dicat dengan satu atau
dua lapis dengan damar epoxy seperti saran Direksi, yang disiapkan dilembabkan sesuai
petunjuk dari pabriknya. Damar epoxy dan filler yang telah disetujui, dipersiapkan sesuai
petunjuk pabrik dan harus dipakai dipermukaan yang bersih tanpa damar epoxy, baja yang
dikeringkan di permukaan yang halus dan dibiarkan lembab seperti pengarahan Direksi.
Diperkirakan akan diperlukan pembasahan dengan suhu 20oC dalam waktu 24 jam. Selama
saat itu, daerah tersebut harus tetap kering.
(c) Damar epoxy yang tidak dipakai, baik yang diisikan atau yang tidak diisikan, harus
dibuang bila syarat keplastisannya telah hilang. Damar yang lebih atau tumpah harus
dibersihkan pada waktu dalam keadaan plastis.
(d) Bila harus mempergunakan bekisting untuk mencetak campuran damar, juga material
yang dipakai untuk bekisting harus sesuai dengan damar atau bekisting yang harus dilapisi
dengan zat khusus.
(e) Permukaan yang difinishing dengan damar epoxy harus sesuai sesuai arahan
Direksi/Pengawas. Penggilingan yang diperlukan harus dilakukan dengan mempergunakan
karbid silikon atau abrasif lain yang cocok. Kecuali untuk material yang dipakai untuk
perbaikan dengan damar epoxy, semua material yang dipakai untuk memperbaiki beton harus
sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan saran dari Direksi. Semua pengisian harus terikat ke
permukaan lubang dengan baik dan harus bebas dari keretakan karena mengkerut dan daerah
“drummy” sesudah pengisian dibasahi dan menjadi kering.
Semua penambahan dan perbaikan harus terus dalam keadaan lembab untuk jangka waktu 7
hari dan dijaga agar tidak kena sinar matahari langsung, setidaknya 3 hari sesudah
diselesaikannya perbaikan atau penambahan, yang harus sesuai sesuai arahan
Direksi/Pengawas. Biaya semua material, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan dalam
memperbaiki beton, harus ditanggung Penyedia Jasa.

H. Pengukuran dan Pembayaran untuk Pekerjaan Bekisting dan Finishing


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bekisting untuk beton dibuat dalam satuan luasan
m2 untuk permukaan bekisting dari beton seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
Pengukuran termasuk lereng yang lebih curam dari 1 satuan vertikal dengan 2 satuan
horisontal, dari permukaan bekisting dari construction joint dan construction joint terlihat
pada Gambar atau diinstruksikan Direksi dan dari permukaan bekisting dari blockouts dengan
luas lebih besar dari 0.1 m2. Permukaan-permukaan berikut ini tidak akan diukur untuk
pembayaran pekerjaan bekisting:
(a) Permukaan yang tidak lebih curam dari 1 satuan vertikal dan 2 satuan horisontal, dengan
bekisting ataupun tidak.
(b) Permukaan material, struktur dan instalasi yang diperlukan tetap pada tempatnya setelah
beton yang dipasang di atasnya mengeras.
(c) Permukaan bekisting dari construction joint yang tidak ada dalam Gambar.
(d) Bekisting yang digunakan untuk mengisi kelebihan volume galian.
(e) Alur dan penyudutan pada sambungan-sambungan dimanapun.
(f) Blockout yang mempunyai luas tidak lebih besar dari 0.1 m2.
(g) Permukaan lain yang ditentukan oleh Direksi
Pembayaran bekisting dan perancah untuk beton bilamana diperlukan, dibuat dalam harga
satuan m2 seperti yang ditenderkan untuk Daftar Kuantitas dan Harga, yang mana termasuk
biaya untuk pekerja, perlengkapan dan material yang diperlukan untuk pekerjaan
pembekistingan yang di dalamnya termasuk pembuatan (fabrication), pengecoran, perancah,
pemindahan, pembersihan, perbaikan dan material pekerjaan yang serupa.

II.7 Pengadaan dan Pemancangan Dolken Ø 10-12 cm l= 4m


Pancang dolken yang digunakan adalah kayu gelam dengan diameter 10 s/d 12 cm dengan
panjang 4.00 m.
Fungsi dari pancang dolken adalah sebagai pendukung pondasi bangunan yang permukaan
tanahnya mudah tergerus oleh air dan untuk memadatkan tanah, sehingga kapasitas dukung
tanah tersebut bertambah.
Bahan dolken 10-12 cm dari kayu gelam atau jati. Secara teknik fungsi bronjong untuk
memperkuat struktur tanah sebagai daya dukung tanah pondasi. Kedalaman dolken masuk ke
tanah 3-3,5 m seperti ditunjukkan dalam gambar atau sesuai spesifikasi atau seperti disetujui
oleh Direksi / Pengawas.

II.8 Pembuatan Prasasti Nama Embung


A. Umum
Batu candi digunakan pada bendung-bendung, lebih-lebih pada bendung yang membawa
bahan kasar (seperti pasir dan batu), untuk menanggulangi gerusan pasir pada permukaan
bendung. Batu candi tersebut harus memenuhi persyaratan dalam pasal-pasal di bawah ini
dan mutunya harus diuji di laboratorium yang disetujui Direksi / Pengawas.
B. Batu Candi
Harus berwarna gelap, sewarna dan sejenis. Semua batu harus didapatkan dari satu
sumber, kuat, tidak mudah pecah dan tahan terhadap cuaca atau bahan-bahan yang
dibawa arus sungai.
C. Ukuran
Setiap batu candi harus dibentuk dari batu besar dan dibelah menyerupai piramida
terpancung dengan ukuran 30 cm x 30 cm bujur sangkar, atau maksimum 40 cm x 40 cm
pada muka luarnya, bagian dalam berukuran minimum 20 cm x 20 cm dan tingginya 30 –
60 cm. Pada bagian bawah / luar setebal 4 cm dari permukaan harus dibuat halus dan rata.
Pada bagian bawah/luar dibuat kasar dan dibentuk seperti piramida terpancung kecuali
ditentukan lain.
D. Berat Jenis (Specific Gravity)
Bahan untuk batu candi harus dari batuan yang padat dan mempunyai berat jenis tidak
boleh kurang dari 2.65 dengan maksimum angka porositas 2.
E. Kekerasan
Kekerasan harus dicoba dengan jala membuat kubus berukuran 200 x 200 x 200 mm
yang diambil dari setiap 300 blok. Kekuatan tekan sampai pecah harus lebih besar dari
400 kg cm2.
F. Uji Ketahanan
Ketahanan terhadap gerusan dari batu candi harus diuji menurut Standar Indonesia (NI-3)
dan angka gerusan tidak boleh melebihi 15%.
G. Uji Keawetan
Keawetan batu candi diuji dengan jalan membasahi batu itu dengan larutan natrium
sulphate dan pengurangan beratnya setelah diuji tidak boleh lebih dari 12% atau seperti
yang ditunjukkan oleh Direksi / Pengawas.
H. Ikatan dan Sambungan
Batu candi harus dipasang dengan adukan 1 Pc : 3 Psr dengan jarak pada bagian atas
tidak boleh lebih dari 1 cm. Paga bagian atas harus disiar rata dengan adukan 1 Pc : 2 Psr
dan dipasang sesuai dengan bentuk seperti tercantum dalam gambar. Penempatan batu
candi harus berselingan seperti tercantum di dalam gambar.

II.9 Pekerjaan Urugan Sirtu


Material urugan yang terdiri dari material 40% pasir dan 60% batu yang dikeraskan,
sesuai dengan arahan Direksi/Pengawas dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas.

II.10 Pengadaan dan Pemasangan Paving Block Tebal 6 cm, Kansteen (10x20x50 cm)
Bahan Paving yang dipakai adalah paving press dengan ukuran 20 x 20 tebal 6 cm
dengan kekuatan tekan K 225 kg / cm2. Kansteen beton cetak/kerb/beton pengunci
dengan ukuran sesuai gambar.
Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving. Kerataan
permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm. Kemiringan permukaan
untuk keperluan drainage dibuat rata – rata max 2 % kearah pembuangan kecuali pada
tikungan menyesuaikan gambar. Alur paving sesuai standar pabrik. Ketebalan rata – rata
minimal 6 cm. Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima ( ditolak).
Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.
Pasir Perata Berfungsi sebagai lapis perata yang dimaksudkan untuk memberi
kesempatan Paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian. Pasir
pengisi diisikan pada celah – celah diantara Paving block dengan fungsi utama
memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan bersinggungannya .
Persyaratan dan tata cara pemasangan paving
Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base. Kemudian
diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus
mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis diatas lapisan pasir alas.
Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegangan kita arahkan
melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat
pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.
Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir alas. Hindari
terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan spasi
2-3 mm untuk pengisian pasir halus. Memasang paving harus maju, dengan posisi si
pekerja diatas block yang sudah terpasang. Pengisian pasir halus harus segera kita
lakukan setelah pemasangan paving dan segera dilanjutkan dengan pemadatan paving.
Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang mempunyai
plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan17 gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran
dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan
bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter
dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya
pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran
garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving
tersebut.Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan
untuk memadatkan pasir alas dengan penurunan 5 - 15 mm (pasir yang
dipakai).Pemadatan putaran kedua disertai dengan menyapu pasir pengisi celah/naat
block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
Hasil akhir pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat , tidak cacat, (pecah /
patah terbagi ). Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama.Siar terisi penuh dengan
pasir halus / mortar. Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan
maximal 2 %. Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan kotoran
lainnya

II.11 Pengadaan dan Pemasangan Papan Peringatan


Papan Peringatan terbuat dari plat besi finishing cat dasar dengan warna yang kontras
dengan warna tulisan yang jelas (bisa terbaca dan tersampaikan isi peringatannya) dengan
ketebalan dan ukuran sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan / pengawas lapangan.

III. PEKERJAAN INLET


III.1 Pekerjaan Galian Tanah Pasangan (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.1.B)
III.2 Pekerjaan Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan (mengacu pada spesifikasi teknis pada
klausul II.1.C)
III.3 Plastik Polythene tebal 125 micron (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.3)
III.4 Beton Mutu K 225 (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.4)
III.5 Pembesian (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.5)
III.6 Bekisting (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.6.)
III.7 Pekerjaan Pasangan Batu Belah
A. Bahan-bahan
1. Batu Kali / Batu Gunung
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu kali atau batu gunung haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan
homogen menurut persetujuan Direksi / Pengawas dan bersih dari campuran besi, noda-
noda, lubang pasir, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil
dari sumber yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.
2. Bata
Semua bata harus baru dan bermutu paling baik. Bata-bata itu harus keras, utuh dan
dibakar dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-sudutnya atau yang
ditentukan oleh Direksi / Pengawas.
Contoh dari bata harus diserahkan kepada Direksi / Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Tiap-tiap kiriman yang diantar ke tempat kerja, harus sama mutunya dengan
contoh yang sudah disetujui oleh Direksi / Pengawas. Bata-bata yang diantar ke tempat
kerja harus dibongkar dari kendaraan dengan tangan dan dijaga supaya bata-bata tidak
menjadi patah.
3. Adukan (Campuran)
Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1:4
seperti disebutkan dalam Spesifikasi atau hasil dari uji mortar test campuran dan gambar
untuk masing-masing pekerjaan.
Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasir bata menurut perbandingan isi
harus terdiri semen PC : pasir 1:4 untuk pekerjaan biasa, dan semen PC : pasir 1:3 untuk
pasangan kedap air atau lainnya yang diperintahkan oleh Direksi / Pengawas.
Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton. Pasir haruslah
mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan
adukan yang baik.
Semen merah haruslah memenuhi persyaratan dari standar Indonesia NI-20. Ini semua
harus langsung dipasang dengan baik untuk persetujuan Direksi / Pengawas.
Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi. Hanya air yang baik yang
dapat dipakai untuk menghasilkan seperti apa yang ditentukan.
Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh Direksi /
Pengawas.
Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan tidak
dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak
diperkenankan.
4. Kerikil Landasan (Gravel Backing)
Kerikil landasan harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan lama atau
pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 100 mm, kesemuanya menurut
persetujuan Direksi / Pengawas.
5. Saringan Kerikil
Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan yang
mengandung silikat, bersih keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang melekat,
seperti tanah liat.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung besi belerang, batu bara, mika, batu lempung
atau bahan-bahan lainnya yang berpori atau rapuh.
Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir sedemikian
sehingga memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini :
i. 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
ii. Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. “Keseragaman” ialah
perbandingan antara yang berukuran 60% dengan yang berukuran 10% (ukuran”X”
persen dari suatu bahan seperti ditentukan dalam pasal ini adalah ukuran lubang
ayakan yang dapat meloloskan “X” % dari contoh bahanyang diayak).
Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian terhadap butir jika Direksi / Pengawas
membutuhkannya, untuk meyakinkan syarat-syarat Spesifikasi tetap diikuti.
6. Saringan Pasir
Pasir untuk saringan pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan Standar Nasional
Indonesia untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah
dilalui air menurut persetujuan Direksi / Pengawas.
7. Penyimpanan Bahan-bahan
Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang disyaratkan.
Kapur dan semen merah harus disimpan di dalam kotak, di atas beton atau lembaran
logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan juga harus dilindungi
dengan atap atau penutup yang tahan air lainnya.
8. Penyelesaian Sambungan
Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan halus
dengan adukan semen PC : Pasir 1:3, pada waktu pekerjaan sedang berlangsung, dengan
menjaga supaya dijamin adanya keseragaman warna. Selanjutnya sambungan yang tidak
kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

B. Pasangan Batu Kali


1. Ukuran Batu
Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang berukuran
sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.
Setiap batu harus berukuran antara Ø10 cm dan Ø20 cm atau dengan berat 6 kg dan 15 kg,
akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi / Pengawas, ukuran
maksimum harus memperhatikan tebal dinding, harus pula memperhatikan batasan seperti
tercantum di atas.
2. Alas dan Sambungan
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipakai dan
harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok.
Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada
waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak
boleh ada batu yang berimpit satu sama lain. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua
batu baru selesai dipasang.
3. Pasangan Batu pada Permukaan
Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu belah yang dipasang
dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi.
Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar supaya
batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya adukan tidak
kurang dari pada rata-rata 20 mm. Semua pekerjaan batu pada permukaan yang kelihatan
harus disiar.
4. Pipa Peresapan
Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus dilengkapi
dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam galian (untuk saluran
dalam timbunan suling – suling tak perlu dipasang). Suling - suling harus dibuat dari pipa
PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Saringan ini
bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk sesuai
gambar.
5. Sambungan Gerak Sederhana
Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana harus dibuat/
dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk tahan air. Umumnya
sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat suatu penyambungan dengan
bangunan lama yang akan mempunyai tingkat penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu yang terdiri
dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu pada bagian sambungan,
setinggi sambungan tadi. Filter ini harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih, dan baik
untuk menahan hilangnya/ hanyutnya bahan filter dan harus di bagian luas diberi lapisan
penutup ijuk setebal 30 mm atau geotextil membrane yang diijinkan.
6. Perlindungan Perawatan
Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam
melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai. Penyedia Jasa harus memenuhi
persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup lama
sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan larut karena hujan
harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja
tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum
mantap.
III.8 Pekerjaan Plesteran
Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan bata/
batu kali diplester dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran untuk pekerjaan plesteran
harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada Pasal 4.03. Pekerjaan
plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 15 mm dan dihaluskan dengan air
semen. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas dari
dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan/pipa saluran, dan selebar 0.10 m di bawah
tepi atas dinding dan pasangan sorongan/pipa saluran.

III.9 Pekerjaan Siaran


Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungann diantara batu muka harus
dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan memakai
kawat dibasahi.
Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 pasir (1:2) kecuali ditentukan lain.
Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :
a. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam Ø 1 cm)
b. Siaran Rata (rata dengan muka batu)
c. Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm, kecuali ditentukan lain sama pekerjaan
siaran harus siaran timbul)

III.10 Pekerjaan Pipa PVC Ø 2”


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus dilengkapi
dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam galian (untuk saluran
dalam timbunan suling – suling tak perlu dipasang). Suling - suling harus dibuat dari pipa
PVC dengan diameter 2 Inchi dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Saringan
ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk sesuai
gambar.

III.11 Pekerjaan Bongkaran Pasangan Batu Lama


lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan
terlebih dahulu dari pembongkaran bangunan/ pasangan lama. Sisa pembongkaran
dibuang dari lokasi site secepatnya sebelum dilaksanakan uitzet. Segala biaya
pembongkaran dan pembersihan menjadi tanggung jawab pemborong.

IV. PEKERJAAN SPILLWAY


IV.1 Pekerjaan Galian Tanah Pasangan (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.1.B)
IV.2 Pekerjaan Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan (mengacu pada spesifikasi teknis pada
klausul II.1.C)
IV.3 Plastik Polythene tebal 125 micron (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.3)
IV.4 Beton Mutu K 225 (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.4)
IV.5 Pembesian (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.5)
IV.6 Bekisting (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.6.)
IV.7 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa Galvanis Ø 3”
Pipa besi lunak galvanisir harus memenuhi pasal 98 Standar Nasional Indonesia PUBI.
Sambungan ulir harus sesuai dengan persetujuan mengenai sambungan. Sambungan ulir
harus dari besi tuang digalvanisir dengan “beaded pattern thread”. Setelah penyambungan
dan pemasangan dari sandaran lengkap, dan bangunan yang bersangkutan telah selesai,
besi sandaran tersebut harus dibersihkan dari sisa-sisa beton dan dicat.

IV.8 Pekerjaan Pasangan Batu Belah (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul III.7)
IV.9 Pekerjaan Plesteran (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul III.8)
IV.10 Pekerjaan Siaran (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul III.9)
IV.11 Pekerjaan Pipa PVC Ø 2” (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul III.10)

V. PEKERJAAN PAGAR BRC


V.1 Pintu BRC
Penyedia jasa sebelum memasang pagar pengaman terlebih dahulu koordinasi dengan
direksi pekerjaan dengan berpedoman gambar (CD). Ukuran pagar lebar (B), tinggi (H),
diameter tulangan (D), ukuran tiang serta pelengkap (klem, tutup, mur dan baut) harus
sesuai dengan gambar (CD) atau sesuai dengan ketentuan. Pagar pengaman menggunakan
BRC lapis galvanis. Pondasi pagar pengaman menggunakan cor beton dengan mutu
sesuai pada gambar (CD).
Pengecoran penjepit pintu dibelakang guade frame harus betul – betul teliti dan menyatu
atau mengikat dengan dinding beton dan baya-baya beton.
V.2 Beton Mutu K 225 (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.3)
V.3 Pembesian (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.4)
V.4 Bekisting (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.5.)
V.5 Pengadaan dan Pemasangan Pagar BRC Ø 8mm (120 cm x 240 cm)
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan, fabrikasi dan pemasangan Pagar BRC dan tiang
pagar dan pekerjaan lainnya seperti galvanisasi, pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar,
baut pemegang, dan sebagainya, sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan memenuhi Spesifikasi ini.

VI. PEKERJAAN JALAN

V.1 Pekerjaan Galian Tanah Pasangan (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.1.B)
V.2 Pekerjaan Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan (mengacu pada spesifikasi teknis pada
klausul II.1.C)
V.3 Plastik Polythene tebal 125 micron (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.3)
V.4 Pekerjaan Pasangan Batu Belah (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul III.7)
V.5 Pekerjaan Plesteran (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul III.8)
V.6 Pekerjaan Siaran (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul III.9)
V.7 Pekerjaan Pipa PVC Ø 2” (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul III.10)
V.8 Beton Mutu K 225 (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.3)
V.9 Pembesian (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.4)
V.10 Bekisting (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.5.)
V.11 Urugan Sirtu (mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.8.)
V.12 Pengadaan dan Pemasangan Paving Block Tebal 6 cm, Kansteen (10x20x50 cm)
(mengacu pada spesifikasi teknis pada klausul II.10.)

Anda mungkin juga menyukai