Oki
Oki
PENDAHULUAN
1
membicarakan pembebasan kota Jerusalem dan Mesjid Al Aqsa dari cengkeraman Israel.
Dari KTT inilah OKI berdiri.
Akhir-akhir ini OKI mengubah namanya yang dari sebelumnya Organisasi
Konferensi Islam menjadi Organisasi Kerja Sama Islam pada tanggal 28 Juni 2011.
1.3 Tujuan
1. Mampu menyebutkan siapa-siapa saja anggota OKI
2. Mampu menjelaskan Keanggotaan Indonesia dalam OKI
3. Mampu menjelaskan Peranan Indonesia dalam OKI
4. Mampu menjelaskan Alasan masuknya Indonesia dalam OKI
5. Mampu menjelaskan Kepentingan Indonesia dalam OKI
6. Mampu menjelaskan Perdagangan Indonesia dengan Negara Anggota OKI
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANGGOTA OKI
1. Afganistan (1969)
2. Aljazair (1969)
3. Chad (1969)
4. MESIR (1969)
5. Guinea (1969)
6. Indonesia (1969)
7. Iran (1969)
8. Yordania (1969)
9. Kuwait (1969)
10. Lebanon (1969)
11.Libya (1969)
12.Malaysia (1969)
13.Mali (1969)
14.Mauritania (1969)
15.Maroko (1969)
16.Niger (1969)
17.Pakistan (1969)
18.Palestina (1969)
19.Arab Saudi (1969)
20.Yaman(1969)
21.Senegal (1970)
22.Sudan (1970)
23.Somalia(1970)
24.Tunisia(1970)
25.Turki(1970
26.Bahrain (1970)
27.Oman (1970)
28.Qatar (1970)
29.Suriah (1970)
30.Uni Emirat Arab(1970)
3
31.Sierra Leone(1972)
32.Bangladesh(1974)
33.Gabon(1974)
34.Gambia(1974)
35.Guinea-Bissau(1974)
36.Uganda(1974)
37.Burkina Faso(1975)
38.Kamerun(1975)
39.Komoro(1976)
40.Irak(1976)
41.Maladewa(1976)
42.Djibouti(1978)
43.Benin(1982)
44.Brunei(1984)
45.Nigeria(1986)
46.Albania(1991)
47.Azerbaijan(1992)
48.Kirgizstan(1992)
49.Tajikistan (1992)
50.Turkmenistan(1992)
51.Mozambik(1994)
52.Kazakhstan(1995)
53.Uzbekistan(1995)
54.Suriname(1996)
55.Togo(1997)
56.Guyana(1998)
57.Pantai Gading(2001)
4
Kriteria yang dirancang oleh Panitia Persiapan KTT I adalah bahwa "Negara Islam"
adalah negara yang konstitusional Islam atau mayoritas penduduknya Islam. Semua negara
muslim dapat bergabung dalam OKI.
Keanggotaan Indonesia di dalam OKI adalah unik. Pada tahun-tahun pertama,
kedudukanIndonesia dalam OKI menjadi sorotan baik di kalangan OKI sendiri maupun di
dalam negeri. Indonesiamenjelaskan kepada OKI bahwa Indonesia bukanlah negara Islam
secara konstitusional dan tidak dapat turut sebagai penandatangan Piagam. Tetapi Indonesia
telah turut sejak awal dan juga salah satu negara pertama dan yang turut berkecimpung dalam
kegiatan OKI. Kedudukan Indonesia disebut sebagai "partisipan aktif". Status, hak dan
kewajiban Indonesia sama seperti negara-negara anggota lainnya.
Sebagai negara yang berfalsafah Pancasila dan sebagai negara yang sebagian besar
penduduknya beragama Islam, maka Indonesia patut menyambut positif setiap usaha untuk
meningkatkan derajat, status sosial dan kesejahteraan serta kemakmuran umat Islam seperti
yang menjadi tujuan Konferensi, terutama dalam hal-hal yang bermanfaat bagi usaha-usaha
pembangunan dalam segala bidang yang merupakan program utama Pemerintah Indonesia.
Selain untuk memperoleh manfaat langsung bagi kepentingan nasional Indonesia,
keikutsertaan Indonesia diharapkan dapat menggalang dukungan bagi kepentingan Indonesia
di forum-forum internasional lainnya, baik yang menyangkut bidang politik maupun bidang
ekonomi dan sosial budaya.
Tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip yang tertera dalam Piagam OKI menunjukkan
semangat yang sejalan dengan prinsip Bandung dan Non Blok, khususnya dalam rangka
pengembangan solidaritas dan tekad menghapuskan segala bentuk kolonialisme serta sikap
tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri masing-masing negara anggota.
Peranan Indonesia selama ini dinilai oleh negara-negara anggota lainnya sangat
positif dan konstruktif. Hal ini tidak berlebihan jika dilihat bahwa banyak pertentangan
kepentingan antara kelompok-kelompok "progresif revolusioner" dengan kelompok
"konservatif/moderat" dapat dijembatani oleh Indonesia. Hal ini dimungkinkan antara lain
oleh sikap tidak memihak RI terhadap sengketa regional Arab.
Sebagai peserta, Indonesia telah berperan secara aktif dalam OKI, baik dalam
kegiatannya maupun dengan sumbangan yang diberikan kepada organisasi ini dalam rangka
meningkatkan kesetiakawanan diantara anggota OKI, disamping untuk membina kerjasama
di bidang ekonomi, sosial budaya dan bidang-bidang lainnya yang semuanya dilakukan
dalam rangka menunjang pembangunan nasional Indonesia di segala bidang.
5
2 ALASAN MASUKNYA INDONESIA DALAM OKI
Pada KTT III tahun 1972 di Jeddah, Saudi Arabia, Indonesia secara resmi menjadi
anggota OKI dan turut menandatangani piagam OKI. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Indonesia termasuk salah satu negara anggota OKI pemula. Bahkan didalam
pertemuan-pertemuan resmi, Indonesia dianggap telah menjadi anggota OKI sejak tahun
1969.
Bagi Indonesia keterlibatannya didalam OKI merupakan kesempatan yang baik
dalam rangka pengembangan ekonomi/ perdagangan diantara sesama negara-negara OKI
terutama dalam kaitannya dengan kepentingan pembangunan yang sedang berlangsung di
Indonesia, khususnya dalam peningkatan ekspor non migas.
Beberapa alasan masuknya Indonesia di dalam OKI, antara lain :
a. Secara obyektif, Indonesia ingin mendapatkan hasil yang positif bagi kepentingan
nasionalIndonesia.
b. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam meskipun
secara konstitusional tidak merupakan negara Islam.
c. Dari segi jumlah penduduk yang beragama Islam, maka jumlahnya merupakan jumlah
penduduk beragama Islam terbesar di dunia.
d. Indonesia menganut politik luar negeri yang bebas dan aktif sehingga dapat diterapkan
dalam organisasi-organisasi internasional termasuk OKI sejauh tidak menyimpang dari
kepentingan nasional Indonesia. Terdapat kesamaan pandangan antara OKI dan Indonesia,
yaitu sama-sama memperjuangkan perdamaian dunia berdasarkan kemanusiaan yang adil dan
beradab, disamping kepentingan dalam bidang perekonomian dan perdagangan.
6
4. PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA OKI
Perdagangan Indonesia dengan Negara-negara anggota OKI masih relative kecil.
Pada tahun 2002 total nilai ekspor non migas sebesar US$ 45,046.07 juta hanya US$
5,323.38 juta atau 11,82% yang merupakan ekspor ke Negara OKI. Sedangkan pada tahun
yang sama impor Indonesia dari Negara OKI sebesar US$1,355.12 juta yang berarti surplus
sebesar US$ 3,968.26 juta.
Sampai dengan bulan Oktober 2003 total nilai ekspor non migas Indonesia sebesar
US$ 39,442.53 juta, dan untuk ekspor non migas ke Negara OKI hanya sebesar US$
4,697.22 juta. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu maka terjadi
peningkatan sebesar 4,26%.
7
BAB III
PENUTUP
Kerjasama antara Negara-negara OKI yang selama ini telah terjalin perlu lebih
dipererat. Hal ini perlu ditegaskan mengingat persepsi sebagian kalangan barat yang
mengidentikkan citra islam dengan kekerasan dan terorisme. Persepsi tersebut harus
dihilangkan. Oleh sebab itu berbagai kalangan berharap agar diantara sesama Negara anggota
OKI terdapat solidaritas yang tinggi dalam menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi
dan menimpa Negara-negara OKI khususnya dunia Islam.
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan telah ditandatangani Agreement on Trade
Preferential System of the Organization of the Islamic Conferences (TPS-OIC). Meskipin
termasuk Negara yang pertama kali menandatangani Agreement tersebut, tetapi sampai saat
ini Indonesia belum meratifikasi TPS-OIC dimaksud. Pada Putaran Pertama Perundingan
TPS-OIC yang diselenggarakan pada bulan April 2004 di Turki, Indonesia hanya sebagai
peninjau dan diharapkan segera dapat meratifikasi agreement TPS-OIC. Untuk itu Indonesia
perlu secara serius mempertimbangkan kemungkinan ratifikasi perjanjian tersebut dalam
waktu dekat.
Perdagangan Indonesia dengan Negara-negara OKI sampai dengan tahun 2003
masih relative kecil padahal OKI merupakan salah satu pasar potensial untuk produk-produk
Indonesia. Berbagai usaha perlu dilaksanakan dalam rangka mempromosikan produk
Indonesia di Negara-negara OKI diantaranya dengan mengadakan pameran sebagai tindak
lanjut pameran di Sharjah dan Libya. Disamping itu upaya-upaya peningkatan perdagangan
perlu dilaksanakan secara optimal melalui fora multilateral.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://septyarini896.blogspot.co.id/2013/05/oraganisasi-internasional-organisasi.html
https://putriiy.wordpress.com/2015/05/31/perananan-indonesia-dalam-menciptakan-
perdamaian-dunia-melalui-Oki/
http://www.academia.edu/31146226/Makalah_Peran_Indonesia_dalam_Internasional