Anda di halaman 1dari 4

Technical Assessment Fasilitas Pembersihan Sludge Pada Tangki

Minyak
I. Metodologi/ Teknologi Pembersihan Sludge Tangki Minyak :

A. Prinsip 4 R :

a. Reduction

Memasang alat pengaduk dengan tujuan mengurangi terjadinya endapan


sludge minyak, endapan yang masih terjadi pada saat dilakukan
pemberishan tangki dengan cara pengadukan. Pemanasan menggunakan
steam coil dipasang di bagian bawah tangki (bottom tank) dengan
ketinggian 20 cm dari dasar tangki, sehingga terjadi emisahan anatara
minyak, air, dan padatan. Air yang terpisah dilakukan drain dan disalurkan
ke oil catcher. Padatan dengan minyak dilakukan pemisahan dnegan cara
dipanaskan dan penyemprotan air agar padatan di timbun ke dalam tanah.

b. Recovery (memperoleh kandungan minyak dalam sludge)

Proses Deoiling. Tahapan : pemanasan, filtrasi bertekanan, ekstraksi


dengan pelarut, centrifugation, adsorpsi. Skema Proses Teknologi
Centrifugal Separation Plus

c. Reuse (Penggunaan Kembali Sludge Minyak)

Pada oil collector dari unit oil catcher, ddapat digunakan kembali untuk
minyak bakar (pembakaran kapur).

d. Recycle
 Proses bioremediasi menghasilkan pupuk, dengan teknologi
Centrifugal Separation Plus Bioremediation

 Proses solidifikasi menghasilkan batako dan keramik

B.

II. Studi tentang Pemanfaataan Limbah Sludge Oil :

a. Pemanfaatan Limbah Lumpur Minyak Bumi (Sludge Oil) menjadi Bahan


Bakar Padat.
Tahapan :

 Tahap pertama : persiaan sludge oil yaitu dengan pemanasan sludge


oil hingga mencair;

 Tahap kedua : pencampuran sludge oil dengan bahan pencampur


seperti seruk kayu lunak/ Batubara/ sekampadi, dll;

 Tahap ketiga : pencetakan untuk memadatkan campuran sehingga


membentuk briket;

 Tahap keempat : pengeringan;

Parameter kualitas produk bahan bakar padat : Nilai kalor, kadar air,
kadar abu, dan waktu penyalaan.

b. Pemanfaatan Padatan Sludge Minyak Sebagai Bahan Pencampur


Pembuatan Bata Merah

Tahapan : proses deoiling

 Tahap pertama : pemanasan sisa minyak dari material padatan


dengan cara dipanaskan, kemudian dimasukkan ke dalam kantong
kain filter (200 mesh) den di pres. Zat padat hasil deoiling
dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan bata merah.

Parameter kandungan kualitas Bata Merah : Al2O3 (high, kekuatan


pd bata merah), SiO2(High, bentuk/rangka bdi yang baik dan warna
cerah pada bata merah), Fe2O3 total garam, (MgSO4, Na2SO4,
K2SO4) (kadar kurang dari 1% bata merah tidak mudah rusak atau
terkorosi).

c. Pembuatan Batako

Tahapan : proses solidifikasi

 Pasir +semen+kapur+padatan sisa pembakaran sludge

d. Pembuatan Keramik

Tahapan : proses solidifikasi

 Padatan sludge miyak + tanah liat, kemudian di


homogenisasi dan dicetak dengan tekanan, lalu dikeringkan
dan setelah itu di bakar.

e. Pemanfaatan Limbah Oil Sludge Untuk Campuran Beraspal Jenis

Laston Lapis Perngikat (Ac-Bc) Dengan Pengujian Marshall

Dengan maksud untuk mengurangi penggunan aspal

f. Pemanfaatan Oil Sludge Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata


Konstruksi Paving Block

g. Pengolahan Limbah Lumpur Minyak menjadi Bahan Bakar Gas Alternatif


III. Pengelolaan Sludge Minyak Saat Ini di Beberapa Industri Migas

a. Kilang Minyak Balongan

Hasil sludge minyak +- 100 ton/hari, dilakukan pemanfaatan sludge


minyak sebagai bahan bangunan (dalam bentuk studi dengan PPSDAL –
UNPAD dan P.U Jawa barat). Ref. 2001

b. Kilang Minyak Cilacap

Recovery minyak dengan menggunakan mesin pemanas, minyaknya


dipisahkan dengan mapadatan, minyaknya dipompa ke tangki timbun
minyak mentah untuk diolah kembali, padatannya ke sludge pond, sebagian
dicoba ditambahkan kapur dengan perbandingan tertentudan ditempatka
pada lahan kosong/untuk urukan tanah.

c. PT. Unocal

Dengan skema proses Centrifugal Separation Plus Bioremediation

d. Pertamina DOH Jawa Bagian Timur (Pertamina Produksi Cepu)

Anda mungkin juga menyukai