Ukm Bab 1 Pendahuluan
Ukm Bab 1 Pendahuluan
PENDAHULUAN
1
sesuai penyelenggaraan puskesmas yaitu pemberdayaan masyarakat,
maka puskesmas wajib menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan, terutama dalam berprilaku hidup bersih dan sehat, melalui
program kesehatan lingkungan.
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah
satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia
sehingga kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.
STBM ( Sanitasi Total Bersumberdaya Masyarakat ) merupakan salah
satu fokus kegiatan dalam komponen peningkatan kesehatan
masyarakat
2
ini kesadaran akan kondisi yang sangat tidak bersih dan tidak nyaman
ditimbulkan. Dari pendekatan ini juga ditimbulkan kesadaran bahwa
sanitasi (kebiasaan BAB di sembarang tempat) adalah masalah
bersama karena dapat berimplikasi kepada semua masyarakat
sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan dipecahkan secara
bersama. Prinsip pendekatan STBM adalah non subsidi. Masyarakat
akan di “bangkitkan” kesadarannya bahwa masalah sanitasi adalah
masalah masyarakat sendiri dan bukan masalah pihak lain. Dengan
demikian yang harus memecahkan permasalahan sanitasi adalah
masyarakat sendiri. Di harapkan dengan bermula dari STBM, kemudian
dilanjutkan dengan program kesehatan lainnya seperti program
kampanye cuci tangan, dan program kesehatan lainnya, peningkatan
kesehatan masyarakat melalui perilaku hidup bersih dan sehat dapat
terwujud. STBM merupakan suatu pendekatan terintegrasi untuk
mencapai dan mempertahankan status ODF (Open Defecation Free).
Suatu daerah dikatakan ODF apabila > 100 % jumlah penduduknya
telah memenuhi kriteria stop buang air besar sembarangan
(BABS).
Pada kesempatan ini masalah kesehatan lingkungan yang kami
angkat adalah tentang STBM ODF di Desa Sidorukun dikarenakan
pencapaian untuk ODF di Desa Sidorukun masih rendah dan menjadi
prioritas masalah di desa tersebut, selain itu didukung juga dengan
adanya dukungan dari perangkat desa setempat (dalam hal ini Kepala
Desa Sidorukun) mengenai penyelesaian permasalahan tersebut.
ODF Desa adalah 100%, dan ODF menurut wilayah kerja
puskesmas Alon-Alon dalah 75%. Perilaku BABS ini terjadi karena
banyak faktor diantaranya faktor ekonomi yang rendah dan kurangnya
kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan jamban bersama
(kurangnya pengetahuan atau rendahnya pendidikan) dan juga
disebabkan karena masyarakat sudah terbiasa untuk BAB di dekat rel
kereta api atau di pesisir pada mulanya. Dan hal tersebut terjadi sampai
sekarang dan akhirnya sudah menjadi kebiasaan masyarakat
Kelurahan Sidorukun untuk melakukan OD.
3
Dari data survei yang kami lakukan di Desa Sidorukun tahun
2013 jumlah warga yang tidak memiliki jamban sebesar 229 rumah
dan warga yang OD meningkat dari yang berjumlah 48 orang pada
tahun 2012 menjadi 73 orang pada tahun tahun 2013. Desa Sidorukun
merupakan wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon yang merupakan
salah satu puskesmas yang menjalankan gerakan STBM sehingga
Desa Sidorukun menjadi desa dengan ODF 100% sesuai dengan
penilaian puskesmas Gresik. Namun, masalah yang dihadapi sedikit
berubah, yaitu kurang tersedianya dana untuk pembangunan jamban
sehat, ketidakpahaman masyarakat sekitar akan dampak buruk dari
OD, dan masalah kepedulian dan kesadaran masyarakat yang masih
kurang. Sebab itu, kami mengangkat topik ini untuk mencari masalah
yang dihadapi Desa Sidorukun, mencari alternatif pemecahan
masalah terhadap masalahnya dari segala aspek agar Desa
Sidorukun dapat mencapai target ODF 100% atau paling tidak angka
ODF Desa Sidorukun dapat meningkat.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Terwujudnya pola hidup stop buang air besar sembarangan di
setiap keluarga di Wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Menentukan prioritas penyebab masalah belum tercapainya
target ODF di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon.
2) Menetapkan pemecahan masalah belum tercapainya target
4
ODF di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon.
3) Upaya meningkatkan motivasi masyarakat dalam rangka
tercapainya target ODF di wilayah kerja Puskesmas Alon-
Alon.
1.4. Manfaat
1.4.1 Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Memberikan informasi tentang masalah yang dihadapi
Puskesmas Alon-Alon, khususnya di wilayah Desa
Sidorukun.
Menjalin kerjasama antara pihak Puskesmas dengan dokter
muda.
Dapat memberikan masukan kepada Puskesmas terkait
dengan program - program yang dilaksanakan.
1.4.3 Masyarakat
Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya dan
dampak buruk dari buang air besar sembarangan (BABS)
Berkurangnya angka kejadian penyakit menular (diare
khususnya) yang disebabkan oleh karena buang air besar
sembarangan (BABS).
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam
menjaga kesehatan lingkungan.
5
6