Anda di halaman 1dari 1

PERAN IMF BAGI INDONESIA DALAM KRISIS EKONOMI

Ketika Indonesia ditimpa krisis, IMF menyarankan untuk menaikkan tingkat suku bunga
hingga 70% yang katanya untuk mencegah pelarian modal ke luar negeri. Resep IMF
untuk menaikkan suku bunga tinggi ini memang berhasil meredam inflasi, tetapi untuk
tidak daoat menyehatkan secara keseluruhan, malah kebijakan ini membuat sektor riil
semakin tertekan.

Pada saat krisis, dimana daya beli masyarakat turun drastis, IMF malah menganjurkan
pengurangan subsisdi BBM dan TDL. Dalam sudut pandang ekonomi murni hal ini dapat
dibenarkan, tetapi tidak dalam sudut pandang ekonomi politik. Hal ini karena waktu
pengimplementasiannya kurang tepat, mana mungkin masyarakat yang daya belinya
sedang turun dan seharusnya di bantu oleh subsidi dari pemerintah malah dicabut.

Selain deregulasi dan liberalisasi, IMF juga menyarankan Indonesia agar melakukan
privatisasi. Tetapi privatisasi yang diterapkan di Indonesia atas dorongan IMF malah
membuat perusahaan-perusahaan milik pemerintah dikuasai oleh orang-orang asing
karena daya belinya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang Indonesia.
Hal ini semakin membuat Indonesia dicabik-cabik oleh IMF.

PERAN BANK DUNIA BAGI INDONESIA DALAM KRISIS EKONOMI

Menanggapi perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mulai merosot sejak
bulan Mei 1997, pada bulan Juli 1997 BI melakukan empat kali intervensi dengan
memperlebar rentang intervensi. Namun pengaruhnya tidak banyak. Nilai rupiah dalam dolar
AS terus tertekan. Tanggal 13 Agustus 1997 rupiah mencapai nilai terendah hingga saat itu,
yakni dari Rp2.655,00 menjadi Rp2.682,00 per dollarAS. BI akhirnya menghapuskan
rentang intervensi dan pada akhirnya rupiah turun ke Rp2.755,00 per dollar AS. Tetapi
terkadang nilai rupiah juga mengalami penguatan beberapa poin. Misalnya, pada bulan
Maret 1988 nilai rupiah mencapai Rp10.550,00 untuk satu dollar AS, walaupun sebelumnya,
antara bulan Januari dan Februari sempat menembus Rp11.000,00 rupiah per dollar AS.
Selama periode Agustus 1997-1998, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terendah terjadi
pada bulan Juli 1998, yakni mencapai nilai antara Rp14.000,00 dan Rp15.000,00
per dollar AS. Sedangkan dari bulan September 1998 hingga Mei 1999, perkembangan kurs
rupiah terhadap dolar AS berada pada nilai antara Rp8.000,00 dan Rp11.000,00
per dollar AS.

Anda mungkin juga menyukai