Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Pengertian HACCP
Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah
yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk
manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap
dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
2. Tujuan HACCP
a. Tujuan Umum
Mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna mengurangi keracunan makanan dan
penyakit melalui makanan.
b. Tujuan Khusus
1) Memantau dan mengevaluasi cara-cara dalam pengolahan makanan serta penetapan sanitasi dalam memproduksi makanan.
2) Mengevaluasi cara memproduksi makanan untuk mengetahui bahan yang mungkin timbul dari makanan.
3) Memperbaiki cara pengolahan makanan dengan cara memberikan perhatian khusus pada proses-proses yang dianggap kritis.
3. Kegunaan HACCP
Mencegah dan mengendalikan timbulnya bahaya pada makanan, serta menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan
(preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
4. Prinsip HACCP
a. Identifikasi Bahaya
1) Pengelompokkan Bahaya
Tabel 1. Penggolongan pengelompokkan bahaya
Kelompok Bahaya Karakteristik
Kelompok makanan khusus yang terdiri dari makanan
non steril yang ditujukan untuk konsumen beresiko
A
tinggi, seperti bayi, balita, orang sakit/pasien, orang
tua, ibu hamil, ibu menyusui, usia lanjut
Makanan yang mengandung bahan / ingridien yang
B
sensitif terhadap bahaya biologis, kimia, atau fisik
Di dalam proses pengolahan makanan tidak terdapat
tahap yang dapat membunuh mikroorganisme
C
berbahaya atau mencegah / menghilangkan bahaya
kimia / fisik
Makanan kemungkinan mengalami pencemaran
D kembali setelah pengolahan sebelum pengemasan /
penyajian
Kemungkinan dapat terjadi kontaminasi kembali atau
penanganan yang salah selama distribusi, penanganan
E
oleh konsumen / pasien, sehingga makanan menjadi
berbahaya bila dikonsumsi
F Tidak ada proses pemanasan setelah pengemasan /
penyajian atau waktu dipersiapkan di tingkat
konsumen / pasien yang dapat memusnahkan /
menghilangkan bahaya biologis.
- Atau tidak ada cara bagi konsumen untuk
mendeteksi, menghilangkan, atau menghancurkan
bahaya kimia atau fisik
2) Kategori Resiko
Tabel 2. Penggolongan tingkat resiko berdasarkan karakteristik bahayA
Kategori Karakteristik
Keterangan
Resiko Bahaya
0 0 (tidak ada bahaya) Tidak mengandung bahaya A s.d F
1 (+) Mengandung satu bahaya A s.d F
2 (++) Mengandung dua bahaya A s.d F
3 (+++) Mengandung tiga bahaya A s.d F
4 (++++) Mengandung empat bahaya A s.d F
5 (+++++) Mengandung lima bahaya A s.d F
A + kategori khusus Kategori resiko palinh tinggi (semua
6 makanan yang mengandung bahay A,
baik dengan/tanpabahay B s.d F)
b. Penentuan Titik Kendali Kritis (CCP)
CCP (Critical Control Point) adalah suatu titik, tahap, atau prosedur dimana bahaya yang berhubungan dengan pangan dapat
dicegah, dieliminasi, atau dikurangi hingga ke titik yang dapat diterima (diperbolehkan atau titik aman). Terdapat dua titik
pengendalian kritis yaitu Titik Pengendalian Kritis 1 sebagai titik dimana bahaya dapat dihilangkan, dan Titik Pengendalian Kritis 2
dimana bahaya dapat dikurangi.
c. Penentuan Batas Kritis
Batas kritis merupakan kriteria yang memisahkan sesuatu yang bisa diterima dengan yang tidak bisa diterima. Pada setiap titik
pengendalian kritis, harus dibuat batas kritis dan kemudian dilakukan validasi. Kriteria yang umum digunakan dalam menentukan
batas kritis HACCP pangan adalah suhu, pH, waktu, tingkat kelembaban, Aw, ketersediaan klorin, dan parameter fisik seperti tampilan
visual dan tekstur.
d. Menentukan Prosedur Monitoring
Sistem pemantauan (monitoring) CCP adalah suatu sistem pemantauan (observasi) urutan, operasi, dan pengukuran selama
terjadi aliran makanan. Hal ini termasuk sistem pelacakan operasi dan penentuan kontrol mana yang mengalami perubahan ketika
terjadi penyimpangan. Biasanya, pemantauan harus menggunakan catatan tertulis.
e. Penetuan Tindakan Koreksi
Melakukan tindakan korektif apabila pemantauan mengindikasikan adanya CCP yang tidak berada di bawah kontrol. Tindakan
korektif spesifik yang diberlakukan pada setiap CCP dalam sistem HACCP untuk menangani penyimpangan yang terjadi. Tindakan
korektif tersebut harus mampu mengendalikan membawa CCP kembali dibawah kendali dan hal ini termasuk pembuangan produk
yang mengalami penyimpangan secara tepat.
f. Penentuan prosedur Verifikasi
Menetapkan prosedur verifikasi untuk mengkonfirmasi bahwa sistem HACCP bekerja secara efektif. Prosedur verifikasi yang
dilakukan dapat mencakup peninjauan terhadap sistem HACCP dan catatannya, peninjauan terhadap penyimpangan dan pengaturan
produk, konfirmasi CCP yang berada dalam pengendalian, serta melakukan pemeriksaan (audit) metode, prosedur, dan uji. Setelah itu,
prosedur verifikasi dilanjutkan dengan pengambilan sampel secara acak dan menganalisanya. Prosedur verifikasi diakhiri dengan
validasi sistem untuk memastikan sistem sudah memenuhi semua persyaratan Codex dan memperbaharui sistem apabila terdapat
perubahan di tahap proses atau bahan yang digunakan dalam proses produksi.
g. Penentuan prosedur Pemeliharaan Catatan
Melakukan dokumentasi terhadap seluruh prosedur dan catatan yang berhubungan dengan prinsip dan aplikasinya. Beberapa
contoh catatan dan dokumentasi dalam sistem HACCP adalah analisis bahaya, penetapan CCP, penetapan batas kritis, aktivitas
pemantauan CCP, serta penyimpangan dan tindakan korektif yang berhubungan.
HACCP TAHU KUNING
1. Tahu kuning
Tahu adalah salah satu lauk hewani yang dibuat dari bahan pokok kedelai dengan jalan memekatkan protein kedelai dan
mencetaknya melalui proses pengendapan protein dengan atau tanpa penambahan unsur-unsur lain yang diijinkan, sehingga dihasilkan
produk tahu berbentuk kotak, kenyal dalam keadaan basah.
Komposisi zat gizi dalam tahu cukup baik. Tahu mempunyai kadar protein sebesar 8-12%, sedangkan mutu proteinnya yang
dinyatakan sebagai NPU sebesar 65% (Shurtleff dan Aoyagi 2001). Tahu juga mempunyai daya cerna yang sangat tinggi karena serat dan
karbohidrat yang bersifat larut dalam air sebagian besar terbuang pada proses pembuatannya. Dengan daya cerna sekitar 95%, tahu dapat
dikonsumsi dengan aman oleh semua golongan umur dari bayi hingga orang dewasa, termasuk orang yang mengalami gangguan
pencernaan (Shurtleff dan Aoyagi 2001).
PENERAPAN HACCP
A. Analisis Permasalahan
Penyelengaraan makan bagi karyawan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai perencanaan menu sampai distribusi makanan
kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yg tepat.
Pengendalian bahaya tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan penggunaan HACCP. Dalam pelaksanannya telah diterapkan
beberapa pengawasan mutu makanan dari proses penerimaan bahan makan sampai distribusi makanan. Karena di PT Asia Pasific Fiber
Tbk Belum melakkan pengujian HACCP.
5 Air
Bahan Mentah
Tahu putih + + - + + + VI
Air
Penyimpana Terkontamin Alat bersih dan Alat bersih Alat bersih Alat bersih Observasi Gunakan
n asi dari alat tertutup dan dan dan tertutup selalu alat
dan tdk tertutup tertutup bersih dan
tertutup tertutup.
DIAGRAM ALIR
HACCP TELUR BALADO
2. Telur Balado
Telur adalah alah satu bahanmakanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi
berasal dari jenis-jenis burung, sepertiayam, bebek, dan angsa,
Telur Ayam adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Telur Ayam mengandung energi sebesar
162 kilokalori, protein 12,8 gram, karbohidrat 0,7 gram, lemak 11,5 gram, kalsium 54 miligram, fosfor 180 miligram, dan zat besi 3
miligram. Selain itu di dalam Telur Ayam juga terkandung vitamin A sebanyak 900 IU, vitamin B1 0,1 miligram dan vitamin C 0
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukanpenelitian terhadap 100 gram Telur Ayam, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak
90 %
PENERAPAN HACCP
C. Analisis Permasalahan
Penyelengaraan makan bagi karyawan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai perencanaan menu sampai distribusi makanan kepada
konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yg tepat.
Pengendalian bahaya tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan penggunaan HACCP. Dalam pelaksanannya telah diterapkan
beberapa pengawasan mutu makanan dari proses penerimaan bahan makan sampai distribusi makanan. Karena di PT Asia Pasific Fiber Tbk
Belum melakkan pengujian HACCP.
Bahan Mentah
Telur ayam + + - + + + VI
Cabe merah + + - + + + VI
Tomat + + - + + + VI
Serai + + - + + + VI
Daun jeruk + + - + + + VI
Daun salam + + - + + + VI
Garam + + - + + + VI
Penyedap rasa + + - + + + VI
Air + + - + + + VI
Minyak + + - + + + VI
GARAM
PERENDAMAN
DENGAN BUMBU
DIULEK
CCP
SUHU 1000 C
GARAM
PERENDAMAN
DENGAN BUMBU
DIULEK
CCP
SUHU 1000 C