penggelapan pajak, dengan analisis lintas negara. Penelitian ini juga menelaah apakah
Meskipun audit dan otoritas kontrol fiskal ada, penggelapan pajak merupakan fenomena yang
meluas bagi negara maju dan negara berkembang yang mungkin sangat mempengaruhi
pendapatan publik karena kurangnya kepatuhan pajak (Picur dan Riahi-Belkaoui, 2006).
Sistem perpajakan di suatu negara dianggap sebagai kontrak sosial antara wajib pajak dan
negara. Adanya komitmen pemerintah yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan di suatu
negara melalui kelestarian sosial, lingkungan dan kualitas infrastruktur dapat mendorong
pembayar pajak untuk mematuhi undang-undang pajak sehingga tingkat penggelapan pajak
menjadi rendah. Sebaliknya, jika warga negara merasa tidak menerima imbalan yang
memadai atas kepatuhan mereka terhadap peraturan pajak, mereka akan enggan membayar
pajak.
Karena ini menyiratkan bahwa negara ini tidak menghormati kontrak sosial yang ditetapkan
dengan warganya yang diterjemahkan ke dalam tingkat ketidakpatuhan pajak yang tinggi dan
dengan demikian tingkat penggelapan pajak yang tinggi. Berdasarkan teori legitimasi,
diketahui bahwa komitmen satu negara untuk memperbaiki kesejahteraan negara merupakan
sinyal legitimasi bagi warga negara pada umumnya dan pembayar pajak pada
1
khususnya.Ketika pembayar pajak merasa bahwa pemerintah mereka tidak membuat alokasi
pendapatan fiskal yang transparan; ini mungkin membuat mereka enggan mematuhi peraturan
fiskal.
kecenderungan individu untuk menerima dan mempercayai pemerintah mereka secara umum
dan mematuhi beban pajak khususnya (Slemrod, 2002; Slemrod dan Katuscak, 2002). Selain
itu, lingkungan korup yang tinggi dapat menimbulkan opini di masyarakat bahwa mereka
tidak berutang apa pun kepada pemerintah karena pemerintah sendiri tidak melakukan
keberlanjutan dan meningkatkan motivasi intrinsik untuk membayar pajak, ini disebut
motivasi kerja pajak (Frey, 1994, 1997a, b). Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat
pembangunan berkelanjutan dengan penggelapan pajak, dan apakah tingkat korupsi dapat
V. RUMUSAN MASALAH
2
3. Apakah tingkat keberlanjutan sosial berpengaruh terhadap tingkat penggelapan pajak?
Penelitian ini menggunakan sampel dari 65 negara maju dan berkembang. Tingkat
digunakan oleh Scheneider et al. (2010). Sedangkan data tingkat pembangunan berkelanjutan
dan tingkat korupsi diperoleh dari The Global Competitiveness Report tahun 2012-2013.
signifikan dengan tingkat pembangunan berkelanjutan (skor keseluruhan dan skor sosial
dan lingkungan) dan kualitas infrastruktur. Selain itu ditemukan juga bahwa tingkat
korupsi dapat memoderasi tingkat penggelapan pajak. Hasil ini menyiratkan bahwa
tingkat korupsi dapat mengurangi kecenderungan individu dalam keadaan tertentu untuk
menerima dan mempercayai pemerintah pada umumnya dan mematuhi aturan pajak pada
khususnya.
Suatu negara dapat dikatakan makmur apabila seluruh warga negaranya dapat secara adil
mendapatkan perlakuan yang sama. Pajak sebagai iuran wajib yang harus disetor warga
negara kepada negara tentu diharapkan akan memberikan impact yang dapat dirasakan
3
manfaatnya oleh mereka. Ketika hal ini tidak terjadi, maka mereka akan cenderung mencari
cara agar dapat menggelapkan pajak. Penelitian ini telah menyelidiki apakah tingkat
pembangunan berkelanjutan (hasil dari pajak yang dibayarkan) memiliki pengaruh terhadap
tingkat penggelapan pajak. Dari hasil yang didapat ternyata kedua variabel ini memiliki
hubungan negatif signifikan yang berarti bahwa tingkat pembangunan berkelanjutan yang
tinggi akan mengurangi tingkat penggelapan pajak yang dilakukan warga negara. Demikian
pula, didapatkan hasil bahwa tingkat korupsi dapat memoderasi hubungan tingkat
yang dilaksanakan pemerintah, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada naik atau
Adapun beberapa hal yang harus lebih dipertimbangkan lagi dari penelitian ini adalah :
1. Ukuran sampel sedikit yaitu hanya 65 negara yang relatif kecil, hal ini dapat
sebenarnya peneliti dapat juga mengganti dengan pendekatan makro langsung yang
pengukuran.
namun hal ini tergantung pada ketersediaan data lintas negara yang andal.
4
Namun demikian, beberapa hal berikut dapat diapresiasi dari penelitian ini :
1. Penelitian ini memiliki variabel yang cukup banyak, sehingga hasil yang didapat juga
2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada beberapa sumber
terpercaya seperti The Justice Tax Network dan The Global Competitiveness Report.
4. Hasil penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi negara berkembang untuk
mengurangi tingkat korupsi dalam upaya menciptakan jenis moral pajak yang
Faktor-faktor penentu penggelapan pajak secara lintas wilayah telah menarik minat utama
dalam literatur pajak setelah karya perintis Riahi-Belkaoui (2004). Aspek yang diabaikan
dalam literatur empiris adalah efek usaha keberlanjutan yang dilakukan oleh pemerintah
dalam penggelapan pajak karena sistem pajak merupakan kontrak implisit antara individu dan
negara yang menjamin kesejahteraan sosial dan lingkungan dengan imbalan kepatuhan pajak
yang tinggi.
Dengan demikian, penelitian ini memperluas arus penelitian ini dengan memeriksa dampak
sejak laporan internasional (misalnya Forum Ekonomi Dunia) menerbitkan angka-angka yang
5
Terakhir, upaya pemerintah untuk memerangi pelaku penggelapan pajak sebenernya dapat
dimulai dengan memperbaiki sistem pemerintahan itu sendiri. Ketika warga negara
merasakan langsung dampak positif dari iuran yang dibebankan kepada mereka, maka
mereka tidak akan merasa berat untuk dipajaki pemerintah. Namun ketika hal sebaliknya
yang terjadi, maka disinilah penggelapan pajak akan muncul. Oleh karena itu, sebagai pihak