PENDIDIKAN EKONOMI
PENGEMBANGAN
EVALUASI
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga proses penulisan tugas Perencanaan Pengajaran ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata hasil
dari jerih payah penulis sendiri tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh
sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. A. M. Irfan Taufan Asfar, MT.,M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Perencanaan Pengajaran yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis; dan
2. Orang tua penulis, Andi Mappasissing dan Mahfia yang senantiasa
mendukung, mendoakan dan telah membiayai penulis dalam
perkuliahan.
Tidak lupa penulis juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada teman-teman serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan
namanya satu persatu. Semoga bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Perencanaan Evaluasi ........................................................................... 5
B. Pelaksanaan Evaluasi ........................................................................... 12
C. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi ........................................................ 15
D. Pengolahan Data ................................................................................... 16
E. Pelaporan Hasil Evaluasi ...................................................................... 17
F. Penggunaan Hasil Evaluasi .................................................................. 18
G. Prinsip Prosedur Penilaian .................................................................... 19
BAB III. PENUTUP ........................................................................................... 21
A. Simpulan ............................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 22
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya merupakan kebutuhan dan tuntunan yang
signifikan untuk menjamin perkembangan dan kelangsungankehidupan bangsa
dan negara demi tercapainya sumber daya manusia yang berintelektualitas dan
berkualitas tinggi. Intelektualitas dan kualitas tersebut sangat bergantung dari
keberhasilan penyelenggaraan sistem pendidikan. Setiap bangsa akan maju
karena pendidikannya, pendidikan maju merupakan jantung dan denyut nadi
bangsa. Dimana pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab. (Bhakti, 2017)
Pembelajaran di sekolah merupakan proses kegiataan terencana dan
teroganisir yang terdiri atas kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengembangkan intelektual siswa. Guru dituntut untuk menyampaikan
segala macam pengetahuan dan pemahaman ke pada anak didik. Hal ini
dimaksudkan untuk menjadikan anak didik sebagai generasi penerus yang cerdas,
terampil, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat
menyongsong masa depan yang lebih baik.Sistem Pendidikan Nasional yang
berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan tanggung jawab bersama
antara guru, orang tua dan pemerintah. Untuk mewujudkan semua itu guru dan
orang tua memegang peranan penting dalam meningkatkan kemajuan belajar anak
didik. (Wahida, Lestari, Alibasyah, & Jura, 2015)
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rumusan-
rumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam
2
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang telah
ditentukan, sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Dasar pengembangan pembelajaran merupakan desain pembelajaran atau
tahun 1975 istilahnya disebut sebagai Prosedur Pengembangan Sistem
Pembelajaran (PPSI). Sebagai suatu prosedur, desainpembelajaran dapat diartikan
sebagai langkah yang sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan
pembelajaran dan bahan pembelajaran.
Dalam sutau proses belajar mengajar terdapat kegiatan evaluasi. Evaluasi
adalah suatu kegiatan untuk mengetahui apakah proses belajar mengajar itu
telah mencapai tujuan yang sudah ditetapkan atau belum, dengan kata lain
proses belajar mengajar belum diketahui berhasil tidaknya sebelum evaluasi
dilakukan. Karena itu evaluasi harus diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Dengan evaluasi yang baik, dan menyeluruh akan dapat mengetahui apa yang
diinginkan dari kegiatan belajar mengajar. (Bhakti, 2017)
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan
yang akan dilaksanakan pada masayang akan datang untuk mencapai tujuan yang
akan ditentukan.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi antara
sumber belajar dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Salah satu
cara agar informasi dapat diserap dan kemudian dimasukkan kedalam
memori angka panjang adalah apabila informasi tersebut mengandung kekuatan
emosi, baik suka (emosi positif) maupun duka (emosi negatif). Semua guru
sangat mengharapkan agar materi yang disampaikan kepada semua siswanya
dapat dimasukkan ke memori jangka panjang dan bahkan tidak terlupakan
seumur hidup. Untuk itu harapkan guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar harus
selalu meningkatkan kualitas profesionalnya yaitu dengan memberikan
kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar. Juga usahakan siswa untuk memiliki hubungan yang erat
dengan guru, teman-temannya dan sumber belajar. (Suherdiyanto, Mawardi, &
Anggela, 2016)
3
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam prosedur
pengembangan evaluasi.
2. Untuk mengetahui perencanaan suatu evaluasi.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan suatu evaluasi.
4. Untuk mengetahui monitoring pelaksanaan evaluasi.
5. Untuk mengetahui pengolahan data dalam evaluasi.
6. Untuk mengetahui pelaporan hasil evaluasi.
7. Untuk mengetahui penggunaan hasil evaluasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
pelajaran. Hal lain yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan adalah
menentukan aspek-aspek yang akan di evaluasi.
Erman (2003:13) juga mengatakan bahwa hal lain yang termasuk dalam tahap
perencanaan adalah metode evaluasi yang akan dipakai, seperti inventori, check list,
interview, observasi, atau tes: menyusun alat evaluasi yang akan digunakan,
misalnya pedoman observasi dan wawancara, kisi-kisi tes hasil belajar; menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan.
1. Pentingnya Analisis Kebutuhan
Pada dasarnya, analisis kebutuhan merupakan bagian integral dari sistem
pembelajaran dari keseluruhan. Analisis kebutuhan dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan dalam melakukan analisis kebutuhan adalah pendekatan sistem sehingga
model analisisnya disebut analisis sistem. Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam analisis sistem dapat mengikuti langkah-langkah metode pemecahan
masalah, yaitu mengidentifikasi dan mengklarifikasi masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan kesimpulan. Melalui analisis
kebutuhan, evaluator akan memperoleh kejelasan masalah dalam pembelajaran
sehingga dapat memberikan rekomendasi kepada pembuat atau penentu kebijakan.
Sehubungan dengan hal tersebut, evaluator harus memahami dengan tepat apa,
mengapa, bagaimana, kapan, di mana dan siapa yang melakukan analisis
kebutuhan.
Analisis kebutuhan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan skala prioritas pemecahannya. Dalam
program pembelajaran, kebutuhan yang dimaksud merupakan suatu kondisi
kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi nyata. Kebutuhan
tersebut dapat terjadi pada diri peserta didik dan guru, baik secara perseorangan
maupun kelompok atau juga pada institusi. Dasar pemikirannya dalah sering sekali
sekolah dan guru sudah melakukan berbagai upaya maksimal untuk memanfaatkan
sumber daya dalam sistem pembelajaran.
Namun kenyataannya, masih ada saja keluhan, kekecewaan atau kekurangan,
seperti prestasi belajar peserta didik yang kuarang optimal. Analisis kebutuhan
7
merupakan alat yang tepat untuk melakukan perubahan yang rasional dan
fungsional. Perbandingan antara upaya pemecahan masalah secara tradisional
dengan cara yang inovatif, yaitu menggambarkan proses penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam sebuah diagram atau bagan proses yang
menunjukan posisi analisis kebutuhan. Dibawah ini adalah posisi analisis
kebutuhan dalam program pembelajaran:
Tabel 1. Analisis Kebutuhan
Untuk apa pembelajaran dan Mengapa materi tersebut Bagaimana
apa yang akan diajarkan? penting untuk diajarkan? mengerjakannya?
Tujuan dan materi Analisis kebutuhan Pendekatan dan
Strategi
Ketika guru ingin mengembangkan program pembelajaran, tentu seorang
guru harus merumuskan tujuan pembelajaran. Guru kemudian memilih materi apa
saja yang nantinya akan disampaikan dalam rangka mencapai tujuan tersebut.
Setelah itu, guru menelaah kembali materi yang dipilih sudah sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, maka guru menentukan pendekatan dan strategi yang tepat
untuk menyampaikan materi. Pendekatan dapat digunakan secara individual atau
kelompok, sedangkan strategi akan menentukan metode, media, dan sumber belajar
yang akan digunakan. Hal penting yang harus dipahami oleh evaluator adalah ketika
melakukan analisis kebutuhan dalam pembelajaran hendaknya dimulai dari peserta
didik, kemudian komponen-komponen yang terkait dengannya. Perencanaan
evaluasi dapat ditinjau dari dua pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan program pembelajaran
Suatu program minimal terdiri atas tiga dimensi, yaitu input, proses, dan
output. Di sini evaluator harus menyusun desain evaluasi yang dituangkan dalam
bentuk proposal, karena melakukan evaluasi sama halnya dengan melakukan
penelitian. Kegiatan evaluasi sama dengan kegiatan penelitian. Bedanya, kegiatan
evaluasi bertitik tolak dari sebuah kriteria. Dengan demikian, proposal evaluasi
sama dengan proposal penelitian. Secara umum, sebuah proposal lengkap terdiri
atas tiga bagian besar, yaitu bagian pendahuluan, bagian metodologi dan bagian
administrasi. Perlu diketahui bahwa instrumen evaluasi yang digunakan harus
8
3) Menyusun Kisi-Kisi
Menyusun kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betulbetul
representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru
kepada peserta didik. Jika materi penilaian tidak relevan dengan materi pelajaran
yang telah diberikan, maka akan berakibat hasil penilaian itu kurang baik. Begitu
juga jika materi penilaian terlalu banyak dibandingkan dengan materi pelajaran,
maka akan berakibat sama. Untuk melihat apakah materi penilaian relevan dengan
materi pelajaran atau apakah penilaian terlalu banyak atau kurang, guru harus
menyusun kisi-kisi.
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item
untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu.
Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis sosal atau merakit soal
menjadi perangkat test. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi soal disusun
berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi guru, harus melakukan analisis
silabus terlebih dahulu sebelum menyusun kisikisi soal. Perhatikan langkah-
langkah berikut ini:
ANALISIS SILABUS
MENYUSUN KISI-KISI
g
MEMBUAT SOAL
Sebenarnya format kisi-kisi tidak ada yang baku, kerena itu banyak model
format yang dikembangkan para pakar evaluasi. Namun, sekedar untuk
memperoleh gambaran, format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi dua komponen
pokok, yaitu komponen identitas dan komponen matriks. Komponen identitas
ditulis dibagian atas matriks, sedangkan komponen matriks dibuat dalam bentuk
kolom yang sesuai. Komponen identitas meliputi jenis/jenjang sekolah,
jurusan/program, mata pelajaran, tahun ajaran/smt, kurikulum acuan, alokasi
waktu, jumlah soal keseluruhan, dan bentuk soal. Komponen matriks terdiri atas
kompetensi dasar, materi, jumlah soal, jenjang kemampuan, indikator, dan nomor
urut soal.
karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan
terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun
bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara
keseluruhan. Setelah semua soal ditulis, sebaiknya soal tersebut dibaca lagi, jika
perlu didiskusikan kembali dengan tim penelaah soal, baik dari ahli bahasa, ahli
bidang studi, ahli kurikulum, dan ahli evaluasi. Dalam bentuk notes, guru dapat
membuat angket, pedoman observasi, pedoman wawncara, studi dokumentasi,
skala sikap, penilaian bakat, minat, dan sebagainya.
5) Uji coba dan analisis soal
Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu di uji cobakan
terlebih dahulu dilapangan. Tujuannya untuk mengetahui soal-soal mana yang perlu
diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik
untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami
beberapa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional.
Analisis empiris dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan setiap soal
yang diginakan. Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, anatara lain:
a) Ruangan tempatnya tes hendaknya diusahakan seterang mungkin, jika
perlu dibuat papan pengumuman diluar agar orang lain tahu bahwa ada tes
yang sedang berlangsung.
b) Perlu disusun tata tertib pelksanaan tes, baik yang berkenaan dengan
peserta didik itu sendiri, guru, pengawas, maupun teknis pelksanaan tes.
c) Para pengawas tes harus mengontrol pelaksanaan tes dengan ketat, tetapi
tidak mengganggu suasana tes. Peserta didik yang melanggar tata tertib tes
dapat dikeluarkan dari ruang tes.
d) Waktu yang digunakan harus sesuai dengan banyaknya soal yang
diberikan sehingga peserta didik dapat bekerja dengan baik. Kecepatan
waktu sangat mempengaruhi nilai kelompok dan cara-cara dalam
mengusahakan supaya kelompok tetap bekerja sebagai suatu kesatuan.
e) Peserta didik harus benar-benar patuh mengerjakan semua petunjuk dan
perintah dari penguji. Sikap ini harus tetap dipelihara meskipun diberikan
12
5. Data tentang bakat (aptitude) peserta didik, seperti ada tidaknya bakat di
bidang olahraga, keterampilan mekanis, manajemen, kesenian, dan
keguruan.
6. Persoalan penyesuaian (adjustment), seperti kegiatan anak dalam
organisasi disekolah, forum ilmiah, olahraga, dan kepanduan.
7. Data tentang minat (interest) peserta didik.
8. Data tentang rencana masa depan peserta didik yang dibantu oleh guru
dan orang tua sesuai dengan kesangguapan anak.
9. Data tentang latar belakang keluarga peserta didik, seperti pekerjaan
orang tua, penghasilan tetap tiap bulan, kondisi lingkungan, serta
hubungan peserta didik dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
Dari jenis-jenis di atas jelas kiranya bahwa banyak data yang harus
dikumpulkan dari lapangan melalui kegiatan evaluasi. Ada kecenderungan
pelaksanaan evaluasi selama ini kurang begitu memuaskan (terutama) bagi peserta
didik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain:
1. Proses dan hasil evaluasi kurang member keuntungan pada peserta didik,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Penggunaan teknik dan prosedur evaluasi yang kurang tepat berdasarkan
apa yang sudah dipelajari peserta didik.
3. Prinsip-prinsip umum evaluasi kurang dipertimbangkan dan pemberian
skor cenderung tidak adil.
4. Cakupan evaluasi kurang memperhatikan aspek-aspek penting dari
pembelajaran.
Jika semua data sudah dikumpulkan, maka data itu harus diseleksi dengan
teliti sehingga dapat diperoleh data yang baik dan benar. Namun tidak semua data
yang diperoleh pasti mempunyai kesalahan, jika guru sendiri yang melaksanakan
evaluasi itu, tentu guru akan lebih berhati-hati dalam memilih dan menggunakan
teknik dan instrument evaluasi.
1. Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan karena kurang
sempurnanya instrument evaluasi. Misalnya, pada data yang berupa
hasilhasil observasi, mungkin
15
monitoring haru cepat dianalisis monitoring ini dapat dijadikan landasan dan acuan
untuk memperbaiki pelaksanaan evaluasi selanjutnya dengan harapan akan lebih
baik dari pada sebelumnya.
D. Pengolahan Data
Setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data. Data hasil evaluasi, ada
yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif. Kemudian kita buat
tabel atau daftar, dari tabel atau daftar distribusi frekuensi, dapat kita hitung
presentase, rata-rata kelompok, nilai median, modus, peringkat, dan sebagainya
sesuai dengan kebutuhan. Pengolahan data tersebut akan memberikan nilai kepada
peserta didik berdasarkan kualitas hasil pekerjaannya. Dalam pengolahan data
biasanya sering menggunakan analisis statistik. Analisis statistik digunakan jika ada
data kuantitatif, sedangkan untuk data kualitatif tidak dapat diolah dengan statistik.
Jika data kualitatif akan diolah dengan statistik, maka data tersebut harus diubah
terlebih dahulu menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data). Dan tidak semua data
kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif, sehingga tidak dapat diolah dengan
statistik. Ada empat langkah pokok dalam mengolah hasil penilaian, yaitu:
1. Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai
oleh peserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan
tiga jenis alat bantu, yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman
konversi.
2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar seasuai dengan norma
tertentu.
3. Mengkonvesikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
angka.
4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat
validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda
(seperti dalam pilihan ganda).
Jika data yang diolah sudah dengan aturan, langkah selanjutnya adalah
menafsirkan data itu sehingga memberikan makna. Langkah penafsiran data
sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari pengolahan data itu sendiri, karena setelah
17
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Gintoe, K. Y., Kendek, Y., & Hatibe, A. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Ipa Fisika Pada Siswa
Kelas V11 SMP Negeri 9 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT),
3(4), 6–12.
Suherdiyanto, Mawardi, P., & Anggela, R. (2016). Pembelajaran Luar Kelas (Out
Door Study) Dalama Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di SMA Negeri 1
Sungai Kakap. Jurnal Pendidikan Sosial, 3(1), 139–148.