Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh
Erastosthenes pada tahun 200 SM yang merupakan ilmuwan asal Yunani.
Pengertian geografi secara etimologis (asal kata) yaitu gêo ("Bumi") dan
graphein ("tulisan", atau "menjelaskan"), jadi secara umum geografi adalah
tulisan tentang bumi. Geografi mencoba untuk menjelaskan bagaimana
subsistem dari lingkungan fisik di atas permukaan bumi terorganisasi dan
bagaimana persebaran manusia di atas permukaan bumi terkait dengan
kondisi fisik dan terhadap manusia lainnya” (Ad Hoc Committee on
Geography, 1965). Konsep geografi tersebut secara jelas menegaskan bahwa
yang menjadi obyek kajian geografi adalah geosfer, yaitu permukaan bumi
yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer
(lapisan udara), litosfer (lapisan batuan), hidrosfer (lapisan perairan), dan
biosfer (lapisan makluk hidup). Ruang lingkup disiplin ilmu geografi
memang sangat luas dan mendasar, mencakup aspek alamiah dan aspek
insaniah, kemudian dituangkan dalam suatu ruang berdasarkan prinsip-prinsip
penyebaran dan kronologi terjadinya sebuah fenomena.
Kemudian dapat dipahami bahwa dalam mengkaji fenomena geosfer
berarti mengkaji ruang terjadinya fenomena tersebut dan bagaiman
keterkaitannya dengan aspek fisik dan sosial yang ada di sekitanrnya. Hal
inilah yang menjadi ciri khas geografi dibandingkan dengan bidag ilmu lainna
yaitu obyek formal atau sudut pandang (pendekatan) yang digunakan untuk
mengkaji fenomena geosfer. Adapun ketiga pendekatan tersebut yaitu
pedekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Pentingnya
pemahaman terhadap konsep ruang adalah adalah untuk memahami tentang
lokasi dan distribusi spasial, serta cara orang mengatur dan mengelola ruang
sebagai tempat hidupnya.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 1


Prinsip Distribusi merupakan kondisi persebaran gejala-gejala geosfer
yang ada di permukaan bumi, di mana distribusi (penyebarannya)
berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Gejala geografi baik yang
menyangkut kondisi fisik maupun sosial tersebar luas di permukaan bumi,
tetapi penyebarannya tidaklah merata antara wilayah satu dengan wilayah
lainnya. Dengan jalan menggambarkan dan memerhatikan persebaran gejala-
gejala geografi di permukaan bumi maka dapat diungkapkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan gejala dan fakta tersebut, bahkan selanjutnya
dapat digunakan untuk meramalkan keadaan pada masa yang akan datang.
Prinsip distribusi dalam ruang ini menjadi kunci pertama dalam studi
geografi. Berdasarkan pada prinsip distribusi ini, selanjutnya dapat ditetapkan
prinsip-prinsip yang lain.
Sebagai contoh persebaran kandungan minyak bumi dan gas di
wilayah Indonesia tidaklah merata, lebih banyak terkonsentrasi di wilayah
Indonesia bagian barat, sedangkan di wilayah Indonesia bagian timur lebih
banyak mengandung bahan mineral. Terlebih adalah persebaran manusia
yang tidak merata pesebarannya mengikuti faktor-faktor yang berpengaruh
pada kehidupan.
Menurut Nursid Sumaatmadja (1988: 54), Geografi penduduk
(Population Geography) adalah cabang geografi manusia yang obyek
studinya aspek keruangan dari penduduk. Obyek studi ini meliputi
penyebaran, densitas, perbandingan jenis (sex ratio), perbandingan manusia
dengan luas tanah (man land ratio) dan lain-lain sebagainya. Pada geografi
penduduk, manusia dipelajari sebagai penghuni sesuatu wilayah; dianalisa
kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan wilayah yang ditempati; dianalisa
perbandingan kuantitas dengan luas tanah yang dihuni; dianalisa penyebaran
dan densitasnya dari satu wilayah ke wilayah lain dengan memperhatikan
faktor lingkungan geografi yang mempengaruhinya; dan dianalisa
pertumbuhannya sesuai dengan wilayah yang ditempatinya, dan demikian
seterusnya. Pendek kata, segala aspek keruangan yang berkenaan dengan

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 2


manusia sebagai penduduk suatu wilayah, menjadi bahan interpretasi dan
analisa Geografi Penduduk.
Masalah kependudukan di suatu daerah antara lain masalah yang
berkaitan dengan jumlah, distribusi dan kepadatan penduduk baik di wilayah
pedesaan maupun di perkotaan. Seiring dengan semakin tingginya laju
pertumbuhan penduduk ditemukan Bahwa distribusi penduduk secara
keruangan di permukaan bumi tidak merata. Secara umum penduduk hidup
secara bergerombol pada suatu daerah yang banyak sumber daya maupun
fasilitas kehidupan. Dahulu manusia memilih tinggal di tepi -tepi sungai
untuk memudahkan aktifitas kehidupannya dalam mencari sumber-sumber
kehidupan. Sejalan dengan waktu hal itu berkembang hingga pada kehidupan
modern, di mana pusat- pusat sumber daya dan fasilitas hidup selalu menjadi
prioritas pilihan tempat tinggal. Akibatnya tiap kota di negara berkembang
dan negara yang maju mempunyai pola keruangan yang tidak sama.
Perbedaan ini disebabkan adanya berbagai unsur dan faktor lain seperti luas
daerah, topografi, budaya, politik dan sosial ekonomi. Perbedaan kepadatan
penduduk biasanya dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor antara lain
faktor fisiografi dimana penduduk selalu memilih tempat tinggal yang relatif
baik, tanah nyang subur, air yang cukup serta iklim.
Permasalahan distribusi penduduk juga terjadi di Kabupaten Wonogiri.
Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki
penduduk yang padat .Jika dilihat dari topografinya yang bergunung maka
pada sebagian daerah di Kabupaten Wonogiri tidak banyak penduduknya.
Sebenarnya Wonogiri mempunyai potensi yang banyak tetapi tidak
dikembangkan dengan baik seningga mengalami gangguan internal yang
berkaitan dengan permasalahan penduduk. Masalah penduduk yang komplek
di Kabupaten Wonogiri membuat permasalahan yang berkaitan dan
berkelanjutan. Artinya antara masalah satu dengan yang lain saling
mempengaruhi.
Kondisi tersebut juga terjadi di Kecamatan Bulukerto yang merupakan
salah satu kecamatan di lereng selatan Gunung Lawu. Kecamatan dengan

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 3


ketinggian antara 400-1000 mdpl ini memiliki karakter topografi pegunungan
yang sangat beravariasi. Hal ini berpengaruh pada kondisi penduduk, baik
distribusi, kepadatan maupun aspek-aspek sosial yang lain. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pembahasan terkait kondisi geografi kependudukan di
Kecamatan Bulukerto yang akhirnya kami susun dalam makalah ini untuk
dianalisis lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana distribusi penduduk di Kecamatan Bulukerto?
2. Bagaimana kepadatan penduduk aritmatik di Kecamatan Bulukerto?
3. Bagaimana kepadatan penduduk agraris di Kecamatan Bulukerto?
4. Bagaimana komposisi penduduk di Kecamatan Bulukerto?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui distribusi penduduk di Kecamatan Bulukerto
2. Untuk mengetahui kepadatan penduduk aritmatik di Kecamatan
Bulukerto
3. Untuk mengetahui kepadatan penduduk agraris di Kecamatan Bulukerto
4. Untuk mengetahui komposisi penduduk di Kecamatan Bulukerto

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan kependudukan yang terjadi di Kecamatan
Bulukerto
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 4


Manfaat penelitian ini bagi penulis yaitu dapat memberikan
pengetahuan dan pengalaman mengkaji kependudukan di Kecamatan
Bulukerto dalam sudut pandang Geografi.
b. Bagi Pemerintah Kecamatan Bulukerto
Dapat dijadikan dasar dalam mengambil kebijakan kependudukan
terutama terkait distribusi, kepadatan dan komposisi penduduk di
Kecamatan Bulukerto.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 5


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk di suatu wilayah tidaklah tetap , namun akan selalu


berubah (bertambah atau berkurang) sering dengan perjalanan waktu.
Pertambahan penduduk terjadi karena angka kelahiran dan angka kematian
tidak seimbang , dimana angka kelahiran lebih besar dari angka kematian.
Pertambahan penduduk juga dipengaruhi selisih angka penduduk yang masuk
dan keluar suatu wilayah . Pertambahan penduduk suatu wilayah berupa
angka-angka yang kongkrit dalam pertamahan setiap tahunnya, sedangkan
pertumbuhan penduduk berupa besaran prosentasenya saja.

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran


penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar
merata atau tidak. Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan
wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung
lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung
lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain,
sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi,
dan Sumatra.

Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada


batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan
terlampau, dapat berakibat pada terjadinya tekanan = tekanan penduduk.

Penduduk atau warga suatu wilayah negara atau daerah bisa


didefinisikan menjadi dua:

1. Orang yang tinggal di daerah tersebut,


2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 6


Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal
di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah
lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi.
geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang
berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer hingga
pelanggan potensial. Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran
atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu
wilayah atau Negara. Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
1. Persebaran penduduk berdasarkan geografis
Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik
penduduk menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan
sebagainya.
2. Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan
Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik
penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan
oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di desa A atau di
kecamatan B.
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran
penduduk di suatuwilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar
merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan
jumlah rata-ratap penduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara.
Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk
tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
a) Faktor Fisiografis
b) Faktor Biologis
c) Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Persebaran penduduk yang tidak merata di suatu darah tentunya
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
a) Kesuburan tanah

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 7


Kesuburan tanah menjadi penyebab dari tidak meratanya
persebran penduduk , contohny sa pulau jawa pada umumnya
memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi, hal ini disebabkan
banyak terdapat terdapat gunung berapi. Oleh sebab itu penduduk
banyak terkonsentrasi pada wilayah-wilayah di luar pulau jawa,
seperti kalimantan bagian timur, pulau sumatra, dan bagian selatan
papua sebagian besar mengandung gambut sehingga sulit untuk
dijadikan sebagai wilayah pertanian.
b) Pembangunan
Pembangunan industri sebagian besar di pulau jawa,
kondisi ini menyebabkan tenaga kerja bermigrasi untuk mencari
pekerjaan di wilayah industri.
c) Kualitas pendidikan
Sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi yang
berkualitas berada di pulau jawa. Kondisi ini menyebabkan orang
bermigrasi untuk mencariperguruan tinggi yang berkualitas.
d) Persebaran dan pengelolaan sumberdaya alam yang kurang merata.
Pengelolaan sumber daya yang belum maksimal menjadi
peyebab dari persebaran penduduk tidak merata.
e) Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan
terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal.
f) Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya
masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
g) Sumber air
d) Perbandingan luas wilayah suatu daerah yg tidak berimbang
dengan jumlah penduduk. Daerah yg memiliki Wilayah yg kecil
tapi punya penduduk yg banyak rata rata konsentrasi penduduknya
lebih padat. Sedang daerah yg wilayahnya luas dan memiliki
penduduk sedikit maka konsentrasi penduduknya lebih jaran.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 8


e) Sarana dan Prasarana . Daerah yg memiliki sarana dan prasarana
yg memadai rata rata konsentrasi penduduknya lebih padat
ketimbang daerah yg kurang memiliki sarana dan prasarana .
f) Kesukuan dan Agama Ada kecenderungan dari masyarakat untuk
mendiami suatu daerah tertentu karena rasa kesukuan dan
keagamaan yg tinggi. Misalnya suku atau agama tertentu lebih
senang memilih tempat tinggal yg sama dengan orang orang yg
sesuku atau seagama dengan mereka
g) Program Pemerintah (Transmigrasi) .Daerah daerah yg luas
wilayahnya dan memiliki kurang penduduk biasanya menjadi
sasaran pemerintah untuk menempatkan para transmigran
Penduduk Indonesia lebih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa,
melalui banyaknya tingkat migrasi. Beberapa faktor yang mengapa
tingkat migrasi ke Pulau Jawa antara lain :
1) Pusat pemerintahan berada di Pulau Jawa.
2) Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur
3) Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga
banyak tersedia lapangan kerja.
4) Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
5) Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.

B. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan unit
wilayah . Kepadatan penduduk merupakan indikator daripada tekanan
penduduk di suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan
luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk per
kilometer persegi. Persebaran penduduk di masing-masing wilayah pada
dasarnya tidak sama-rata. Ukuran merata tidaknya penduduk pada suatu
daerah dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya. Kepadatan penduduk
adalah jumlah penduduk di suatu daerah per satuan luas tertentu.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 9


Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau
kepadatan penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya
tinggal di Pulau Jawa yang hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah
daratan Indonesia. Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang
dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut atau bagian-bagian
penduduk tertentu seperti : penduduk daerah perdesaan atau penduduk yang
bekerja di sektor pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapt berupa luas
seluruh wilayah, luas daerah pertanian atau luas daerah perdesaaan.

Secara umum, tingkat kepadatan penduduk atau population density


dapat diartikan sebagai perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan
luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan satuan luas tertentu.
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini :

1. Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan


penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan
penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.
a. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah
penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan
pertanian.
b. Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara
jumlah penduduk total (baik yang bermata pencaharian sebagai
petani ataupun tidak) dengan luas lahan pertanian.
2. Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik) Kepadatan aritmatik
merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total (tanpa
memandang mata pencaharian) dengan luas wilayah (baik lahan
pertanian ataupun tidak). Untuk perhitungan kependudukan di
Indonesia, kita menggunakan perhitungan kepadatan penduduk umum
(aritmatik).
3. Kepadatan Penduduk Ekonomi Kepadatan penduduk ekonomi adalah
besarnya jumlah penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas
kemampuan wilayah yang bersangkutan.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 10


Kepadatan penduduk di tiap tiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal
ini tentu saja menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini
terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja,
stabilitas keamanan, serta pemerataan pembangunan.

Contohnya seperti di pulau Jawa Akibat dari tidak meratanya


penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi
petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan
di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber
daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa
ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak
menguntungkan dalam melaksanakan

Kepadatan yang akan dibahas pada makalah ini hanya 2


kepadatan yaitu kepadatan penduduk agraris dan juga kepadatan
penduduk aritmatik

1) Kepadatan penduduk Agraris


Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan
antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan
luas lahan pertanian.

Jumlah petani si suatu wilayah


Kepadatan pendududk agraris = Luas Tanah Pertanian

2) Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)


Kepadatan aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk total (tanpa memandang mata pencaharian) dengan luas
wilayah (baik lahan pertanian ataupun tidak). Untuk perhitungan

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 11


kependudukan di Indonesia, kita menggunakan perhitungan
kepadatan penduduk umum (aritmatik). Kepadatan penduduk
aritmatik juga sering disebut kepadatan penduduk kasar.

Jumlah penduduk di suatu wilayah


Kepadatan pendududk Aritmatik =
Luas Wilayah

C. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk merupakan struktur atau gambaran
penggolongan atau pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria atau
atribut tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk
yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-
karakteristik yang sama (Said Rili, 1983; Mantra, 2000)

Penggolongan penduduk berdasarkan ciri dan karakteristik yang sama


dinamakan komposisi penduduk. Komposisi penduduk merupaka salah satu
bentuk analisis kependudukan yang dapat digunalan untuk berbagai tujuan.
Selain itu komposisi penduduk dapat menegelompokkan penduduk
berdasarkan umur, jenis kelamin, agama, bahasa, suku bahasa, suku bangsa,
pendidikan dan lanpangan pekerjaan. Komposisi penduduk dapat dilakukan
dari wkatu ke waktu dengan berdasarkan komposisi penduduk menurut jeis
kelamin. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin perlu
dilakukan karena hampir setiap masalah kependudukan selalu menggunakan
indikator umur dan jenis kelamin.

Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk


menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi
kebutuhan penduduk di masa yang akan datang. Misalnya dalam suatu negara
terdapat penduduk umur tua (50 tahun keatas) lebih dengan banyak, maka
diharapkan negar tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah. Demikian

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 12


pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan wanita , bisa
mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.

Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula keadaan sosial, ekonomi dan


keluarga. Komposisi penduduk umur tua di gambarkan dalam piramida
penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri
penduduk tua dan muda. Sedangkan pada penduduk umur muda dapat di pakai
sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif ( umur di bawah
15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang produktif (umur
16-64 tahun).

Usia dan jenis kelamin merupakan faktor penting dalam


pengklasifikasian komposisi penduduk. Pada umumnya ada tiga bentuk
susunan penduduk menurut usia, yaitu:

1. Piramida Penduduk Muda


Piramida ini terbentuk jika mayoritas penduduknya berusia muda
yaitu dibawah 15 tahun. Hal ini dapat terjadi karena angka kelahiran
lebih besar daripada angka kematian. Biasanya kejadian ini terjadi di
negara berkembang.
2. Piramida Penduduk Stasioner
Piramida ini menandakan bahwa jumlah angka kelahiran sama
dengan angka kematian. Pada umumnya terjadi di negara maju.
3. Piramida Penduduk Tua
Piramida ini memberi gambaran bahwa angka kelahiran lebih kecil
daripada angka kematian. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka suatu
negara akan kekurangan penduduk.
Rasio ketergantungan merupakan perbandingan antara banyaknya
penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65
tahun) dengan banyaknya penduduk usia produktif (15 – 64 tahun). Rasio

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 13


ketergantungan dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai
berikut:

Keterangan:
P (10-14) = Banyaknya penduduk yang tidak produktif di usia 10-14 tahun
P > 65 = Banyaknya penduduk yang tidak produktif di usia lebih dari 65
tahun
P (15-64) = Banyaknya penduduk yang produktif di usia 15-64 tahun

Piramida Penduduk

a. Pengertian piramida penduduk.


Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi
menunjukkan jumlahpenduduk laki-laki dan pada sisi lainnya
menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval
usia penduduk lima tahunan.Penduduk laki-laki biasanya digambarkan
di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan
b. Pentingnya Piramida Penduduk
a) Bentuk piramida sangat penting dalam menggambarkan seperti
apa kehidupan di suatu negara atau wilayah
b) Bentuk piramida menunjukkan informasi tentang tingkat
kelahiran, tingkat kematian, dan angka harapan hidup
c) Piramida penduduk menggambarkan seberapa besar kelompok
penduduk yang masih bergantung pada kelompok usia produktif
ada 3 kelompok umur:
d) Penduduk usia muda (0-14 tahun)
e) Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
f) Penduduk usia lanjut (>65)

c. Bentuk/model Struktur Penduduk

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 14


a) Model 1
1. Mempunyai dasar lebar dan slope tidak terlalu curam atau
datar
2. Terdapat pada negara dengan tingkat kelahiran dan kematian
tinggi
3. Umur median rendah
4. Rasio ketergantungan tinggi
5. Contoh: India tahun 1951, Indonesia tahun 1971
b) Model 2
1. Dasar piramida lebih lebar dan slope lebih curam setelah
kelompok umur 0-4 hingga puncak piramida
2. Terdapat pada negara dengan permulaan pertumbuhan
penduduk yang tinggi/ cepat beberapa waktu sebelumnya
3. Tingkat kematian bayi tinggi untuk usia lebih tua
4. Umur median sangat rendah
5. Rasio ketergantungan sangat tinggi.
Contoh: Indonesia tahun 1970an, Sri Lanka, Meksiko, Brazilia
tahun 1980-an
c) Model 3
1. Bentuk sarang tawon kuno (old fashioned beehive)
2. Terdapat pada negara dengan kelahiran dan kematian rendah
3. Umur median tinggi
4. Rasio ketergantungan rendah, terutama pada kelompok umur
tua.
Contoh: negara-negara Eropa Barat
d) Model 4
1. Bentuk lonceng/genta (bellshaped pyramid)
2. Dicapai oleh negara-negara yang paling sedikit sudah 100
tahun mengalami penurunan kelahiran dan kematian
3. Umur median cenderung menurun

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 15


4. Rasio ketergantungan meninggi karenatingginya proporsi
penduduk tua.
Contoh: Amerika Serikat
e) Model 5
1. bentuk kendil
2. Terdapat pada negara yang mengalami penurunan drastis pada
kelahiran dan kematian
3. Jumlah penduduk usia 15 tahun lebihbanyak dibandingkan
dengan jumlah
penduduk 0-14 tahun
4. Penurunan kelahiran dan kematian mengakibatkan
berkurangnya jumlah penduduk secara absolut
Contoh: Jepang

Ciri Penduduk menurut Bentuk Piramida:


Komposisi penduduk umur dan jenis kelamin di suatu daerah
secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk.
Sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk tertentu. Pemilihan
skala pada sumbu horizontal bergantung pada jumlah penduduk dalam
persentase dari jumlah penduduk yang terdapat pada tiap golongan umur
di sumbu vertikal. Sumbu vertikal menggambarkan jumlah penduduk
laki-laki dan perempuan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
struktur piramida penduduk, di antaranya:
1) Fertilitas/kelahiran
2) Mortalitas/kematian
3) Kematian bayi
4) Migrasi
Jika salah satu variabel berubah, kedua variabel yang lain juga ikut
berubah. Faktor sosial-ekonomi di suatu negara akan mempengaruhi
struktur usia penduduk melalui ketiga variahel demografi di atas.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 16


Jika salah satu variabel berubah, kedua variabel yang lain juga ikut
berubah. Faktor sosial-ekonomi di suatu negara akan mempengaruhi
struktur usia penduduk melalui ketiga variahel demografi di atas.
Suatu negara dikatakan berstruktur usia muda, apabila kelompok
penduduk yang berumur di bawah lima belas tahun jumlahnya lebih dan
40 persen, sedang besarnya kelompok penduduk usia 65 tahun kurang dan
10 persen. Umumnya negara-negara yang sedang berkembang seperti
Burma, India, dan Indonesia, struktur penduduknya muda. Sebaliknya
negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat mempunyai
struktur penduduk tua. Suatu negara dikatakan berstruktur umur tua
apabila kelompok penduduk yang ber usia 15 tahun ke bawah jumlahnya
kecil (kurang dan 40 persen dari seluruh penduduk) dan persentase
penduduk di atas 65 tahun sekitar 10 persen.
Data yang ditampilkan piramida penduduk terdapat grafik
perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Grafik ke
kiri jumlah laki-laki menurut umur, sedangkan grafik ke kanan merupakan
jumlah perempuan. Perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan
dinamakan sex ratio.
Penggambaran piramida penduduk dimulai dengan
menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis yang vertikal
menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini
dapat tahunan, dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Garis horizontal
menggambarkan besarnya jumlah penduduk baik ditampilkan pada skala
jumlah yang sebenarnya maupun dalam bentuk persentase.
a. Expansive ( limas )
Piramida ini menggambarkan sebagian besar penduduk berada
dalam kelompok usia muda, sehingga jumlah usia kelompok muda
lebih tinggi dibanding usia dewasa dan tua. Negara yang berada di tipe
ini termasuk dalam pertumbuhan penduduk yang tinggi dan terdapat
pada negara-negara yang sedang berkembang dengan angka kelahiran
yang tinggi dan angka kematian yang tinggi. Negara yang termasuk

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 17


pada tipe piramida ini adalah Indonesia, Malaysia, India, Brazil dan
sebagainya. Bentuk piramida penduduk menyerupai kerucut. Dengan
ciri-ciri :
a) jumlah penduduk usia muda (0 – 19 tahun) sangat besar,
sedangkan usia tua sedikit,
b) angka kelahiran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka
kematian,
c) pertumbuhan penduduk relatif tinggi,

b. Constrictive ( piramida batu nisan)


Piramida ini menggambarkan penduduk yang berada di
kelompok usia muda jumlahnya lebih sedikit. Tipe ini terdapat pada
negara-negara yang tingkat kelahiran turun dengan cepat dan tingkat
kematian rendah. Negara yang terdapat pada tipe ini misalnya
Amerika Serikat dan JepangBagian dasar piramida kecil.
Bentuk piramida penduduk menyerupai guci terbalik. Ciri-ciri
komposisi penduduk konstruktif antara lain:
a) jumlah penduduk usia muda (0 – 19 tahun) dan usia tua (di atas
usia 64 tahun) sangat kecil,
b) jumlah penduduk terbanyak terkonsentrasi pada kelompok usia
dewasa,
c) angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian,
d) pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan
pertumbuhan penduduk beberapa sampai negatif, penduduk
cenderung berkurang dari tahun ke tahun
c. Stationary
Piramida stasioner menggambarkan keadaan penduduk yang
mengalami pertumbuhan relatif stabil. Disebabkan tingkat kelahiran
dan tingkat kematian seimbang. Di dalam struktur ini jumlah
penduduk usia muda, dewasa dan tua seimbang.Pada umumnya terjadi
di negara maju seperti Amerika dan Inggris.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 18


Bentuk piramida penduduk menyerupai batu nisan. Ciri-ciri
komposisi penduduk stasioner antara lain:

a) perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan


dewasa relatif seimbang,
b) Tingkat kelahiran tidak begitu tinggi, demikian pula angka
kematian relatif rendah,
c) Pertumbuhan penduduk kecil.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 19


BAB III
METODE

A. Waktu dan Tempat


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 pekan, yaitu dimulai pekan
ke-3 bulan September s/d pekan ke-1 bulan November 2017.
Pekan ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6

Persiapan
materi

Penentuan
variabel

Penumpulan
data

Pembuatan
peta

Penulisan
makalah

Pengumpulan
makalah

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bulukerto Kabupaten
Wonogiri. Kecamatan ini meliputi 9 Desa dan 1 Kelurahan, yaitu : (1)
Desa Domas ; (2) Desa Nadi ; (3) Desa Ngaglik ; (4) Desa Bulurejo ; (5)

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 20


Desa Tanjung ; (6) Desa Sugihan ; (7) Desa Krandegan ; (8) Desa Conto
; (9) Desa Geneng ; (10) Kelurahan Bulukerto

Gambar 1.1 : Peta Administrasi Kabupaten Wonogiri

B. Data dan Sumber Data


Penulisan makalah ini ini menggunakan beberapa data yang diambil
sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan. Penulis perlu mengetahui jenis
data apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengidentifikasi, mengumpulkan
serta mengolahnya.
Data dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang bersifat angka. Data ini bisa
berupa angka-angka seperti 1, 2, 3, 4, dan seterusnya dan dapat pula
berasal dari data kualitatif yang ditransformasikan menjadi angka, atau
dengan kata lain memberikan kode data kualitatif tersebut sesuai
dengan jenjangnya. Dengan memberi kode angka tersebut peneliti dapat
menganalisis masalah secara statistic.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 21


b. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata-
kata atau uraian. Selain data kuantitatif, data yang berbentuk kalimat
atau uraian juga banyak digunakan dalam penelitian. Data ini
mempunyai peranan untuk menjelaskan secara deskriptif suatu masalah.

2. Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
atau obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti.
Data primer sangat berperan dalam mendukung tujuan maupun
membuktikan hipotesis yang telah digariskan dalam penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan
dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri,
walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli.
Data sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi dan perpustakaan.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data kuantitatif
(berdasarkan sifatnya) yang berupa data-data numerik atau dalam bentuk
angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Data jumlah penduduk tiap kelurahan di Kecamatan Bulukerto tahun
2016
2. Data luas wilayah tiap kelurahan Kecamatan Bulukerto tahun 2016
3. Data banyaknya penduduk menurut umur dan jenis kelamin tiap
kelurahan di Kecamatan Bulukerto tahun 2016.
Data-data tersebut juga termasuk jenis data sekunder (berdasarkan
sumbernya). Adapun sumber data tersebut diperoleh dari data Kecamatan
Bulukerto Dalam Angka Tahun 2016. Sumber data sekunder lain yang
mendukung dalam penelitian ini adalah data kependudukan jumlah
penduduk per 5 tahun dari Pemerintah Kecematan Bulukerto tahun 2016.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 22


C. Metode
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan kegiatan mempelajari berbagai buku
referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk
mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.Selain itu
studi pustaka dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data dengan
informasi lewat buku, majalah, koran, dan literatur lainnya yang bertujuan
untuk membentuk sebuah landasan teori. Studi kepustakaan ini dilakukan
oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau
masalah yang akan atau sedang diteliti. Studi pustaka ini bertujuan agar
peneliti dapat menemukan informasi yang relevan sesuai dengan obyek
penelitian dan menambah pengetahuan mengenai masalah yang sedang
diteliti.

Penulisan makalah ini menggunakan 4 variabel objek kajiann,


variabel utama yaitu distribusi penduduk, kepadatan penduduk aritmatik,
kepadatan penduduk agraris, dan komposisi penduduk di Kecamatan
Bulukerto pada tahun 2016. Dokumen utama yang dijadikan sebagai
referensi yaitu data Kecamatan Bulukerto Dalam Angka 2016 dan data
kependudukan pemerintah Kecamatan Bulukerto Tahun 2016, serta
berbagai referensi lain yang mendukung dalam penulisan makalah ini.

2. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi atau biasa disebut kajian dokumen merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam
rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Dokumen-dokumen
yang dapat dijadikan sebagai sumber data dapat bersifat dokumen publik
(makalah atau koran) dan dokumen pribadi (jurnal, buku harian, surat).
Kelebihan yang dapat diperoleh melalui pengumpulan data dengan metode
ini adalah: (1) Dapat diakses kapan saja-sumber informasi yang tidak

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 23


terlalu menonjol; (2) Menyajikan data berbobot; (3) sebagai bukti tertulis,
data ini dapat benar-benar menghemat waktu dan biaya.
Dalam penulisan makalah ini, studi dokomentasi dilakukan dengan
cara mengumpulkan dokumen-dokumen berupa terjadi jurnal, artikel
ilmiah, koran, dan berbagai sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan
permasalahan-permasalahan kependudukan di Kecamatan Bulukerto
Kabupaten Wonogiri.

D. Teknik Analisis Data dan Peta


1. Teknik Analisis Data
a. Teknik Analisis Distribusi Penduduk
Analisis distribusi atau persebaran penduduk dilakukan secara
kualitatif terhadap data persebaran jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan pada masing-masing kelurahan di Kecamatan Banjarsari.
Teknik ini tergolong analisis data secara deskriptif.
Analisis persebaran penduduk dilakukan secara geografis dan
adminsitrasi karena diperlukan untuk mengetahui ketidakmerataan
(atau kemerataan) penduduk antara wilayah satu dan wilayah lain,
untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah, dan untuk
mengetahui daya dukung suatu wilayah.

b. Teknik Analisis Kepadatan Penduduk


Analisis kepadatan penduduk dilakukan secara kuantitatif
terhadap data persebaran jumlah penduduk dan luas wilayah pada
masing-masing kelurahan di Kecamatan Banjarsari. Adapun
kepadatan penduduk yang dihitung dalam penelitian ini yaitu:
1. Kepadatan penduduk aritmatik
Kepdatan penduduk aritmatik merupakan kepadatan
penduduk per satuan luas. Untuk menghitung kepadatan penduduk
aritmatik dapat menggunkan rumus:

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 24


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑎𝑟𝑖𝑡𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ

2. Kepadatan penduduk agraris


Kepadatan penduduk agraris merupakan perbandingan
antara jumlah penduduk petani tiap kilometer persegi tanah
pertanian. Untuk menghitung kepadatan penduduk agraris dapat
menggunkan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ


𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑎𝑔𝑟𝑎𝑟𝑖𝑠 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛

Data kependudukan yang digunakan adalah data jumlah


penduduk dan luas wilayah (untuk perhitungan kepadatan penduduk
aritmatik) dan data jumlah petani dan luas lahan pertanian (untuk
menghitung kepadatan penduduk agraris) pada masing-masing desa
dan kelurahan yang ada di Kecamatan Bulukerto.
Teknik analisis ini dapat digolongkan analisis data secara
statistik, yaitu melalui analisis klasifikasi, karena perhitungan
kepadatan penduduk yang telah dihasilkan, selanjutnya
diklasifikasikan. Adapun dasar klasifikasi yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kepadatan penduduk yang digunakan dalam
makalah ini yaitu Undang-Undang Nomor 56 PRP Tahun 1960
Tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, yang mebagi tingkat
kepadatan penduduk menjadi 4 kriteria, yaitu:
1. Tidak padat, dengan tingkat kepadatan 1 – 50 jiwa/ km2;
2. kurang padat antara 51 – 250 jiwa/ km2;
3. cukup padat 251 – 400 jiwa/ km2; dan
4. sangat padat dengan tingkat kepadatan lebih besar dari 401 jiwa/
km2.
c. Teknik Analisis Komposisi dan Piramida Penduduk
Analisis komposisi penduduk dilakukan secara kuantitatif,
sedangkan piramida penduduk dianalisis secara kualitatif. Dalam
makalah ini komposisi penduduk yang digunakan adalah komposisi

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 25


penduduk dari segi biologis yang meliputi umur dan jenis kelamin.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin perlu dilakukan
karena hampir setiap masalah kependudukan selalu menggunakan
indikator umur dan jenis kelamin. Sehingga dalam makalah ini data
kependudukan yang digunakan adalah data jumlah penduduk laki-laki
dan jumlah penduduk perempuan yang digolongkan pada berbagai
tingkatan umur.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung komposisi
penduduk menurut umur yaitu:
𝐽𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑚𝑢𝑑𝑎 + 𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑡𝑢𝑎
𝐷𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100
𝐽𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓

𝐷𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 atau Rasio ketergantungan adalah angka


yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk yang
tidak produktif (penduduk usia muda dan usia lanjut) dengan
banyaknya penduduk usia produktif (penduduk usia 15-64 tahun).
Sedangkan untuk menghitung komposisi penduduk menurut jenis
kelamin yaitu:
𝐿𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖
𝑆𝑒𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
Sex Ratio atau Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan pada suatu
wialayah dan waktu tertentu. Rasio jenis kelamin dinyatakan dalam
banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan.
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat
digunakan sebagai dasar dalam pembuatan piramida penduduk, karena
pada piramida penduduk, garis vertikal menunjukkan klasifikasi
penduduk menurut umur, sedangkan garis horizontal menunjukkkan
besarnya jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan). Dalam makala ini analisis piramida penduduk dilakukan
secara kualitatif dalam bentuk deskriptif berdasarkan pada
karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin di masing-
masing desa dan kelurahan di Kecamatan Bulukerto

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 26


Klasifikasi piramida penduduk tersebt dibedakan menjadi 3
yaitu:
a. Piramida penduduk ekspansif
b. Piramida penduduk granat (stasioner)
c. Piramida penduduk konstruktif

2. Teknik Pemetaan
Data hasil perhitungan dan analisis selanjutnya diolah dalam sistem
aplikasi yang disebut dengan Arc GIS (salah satu software yang
dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue)
yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software
GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web),
dengan hasil akhir berupa 4 peta utama yaitu:

a. Peta Distribusi penduduk, yang diolah berdasarkan perbandingan


jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada masing-masing desa
dan kelurahan di Kecamatan Bulukerto.
b. Peta Kepadatan penduduk aritmatik, yang diolah berdasarkan data
jumlah penduduk dan luas wilayah p pada masing-masing desa dan
kelurahan di Kecamatan Bulukerto.
c. Peta Kepadatan Penduduk agraris, yang diolah berdaarkan data jumlah
petani dan luas lahan pertanian pada masing-masing desa dan
kelurahan di Kecamatan Bulukerto.
d. Peta Komposisi Penduduk, yang diolah berdasarkan data umur dan
jenis kelamin pada masing-masing desa dan kelurahan di Kecamatan
Bulukerto.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 27


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Deskripsi Umum


1. Kondisi Geografis Kecamatan Bulukerto

Gambar 4.1 : Peta Wilayah Kecamatan Bulukerto Kabupaten


Wonogiri

Kecamatan Bulukerto terletak di bagian Kabupaten Wonogiri


sebelah timur. Jarak Kecamatan Bulukerto dengan pusat Kota
Wonogiri sekitar 53 km. Berikut batas-batas wilayah Kecamatan
Bulukerto :
Sebelah utara : Kabupaten Magetan
Sebelah timur : Kecamatan Puhpelem
Sebelah selatan : Kecamatan Purwantoro
Sebelah barat : Kecamatan Slogohimo
Kecamatan Bulukerto terletak di daerah pegunungan dan
bebatuan. Bulukerto merupakan sebuah wilayah di Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah. Bulukerto dulunya merupakan kecamatan
yang berada dipaling ujung timur Wonogiri yang terdiri dari 16

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 28


Kelurahan/desa. Kemudian kecamatan ini dimekarkan menjadi dua
kecamatan yaitu, Kecamatan Bulukerto dan Kecamatan Puhpelem.
Sekarang, Kecamatan Bulukerto terdiri atas 9 Desa dan 1 Kelurahan.
Berikut adalah nama-nama Desa/ Kelurahan serta nama
Dusun/Lingkungan yang ada di Kecamatan Bulukerto :
1. Desa Domas meliputi 4 Dusun yang terdiri dari: Dusun
Kanti, Watu Ploso, Duwet, Pondok
2. Desa Nadi meliputi 4 Dusun yang terdiri dari: Dusun
Sumber, Gemawang, Nadi Lor, Nadi Kidul
3. Desa Ngaglik meliputi 4 Dusun yang terdiri dari: Dusun
Dagangan, Dukuh, Soko, Pondok
4. Desa Bulurejo meliputi 5 Dusun yang terdiri dari: Dusun
Watuondo, Tengar, Soko, Bulurejo, Bulukerto
5. Desa Tanjung meliputi 4 Dusun yang terdiri dari: Dusun
tanjung, Jajar, Duwet, Pondok
6. Desa Sugihan meliputi 4 Dusun yang terdiri dari: Dusun
Sembung, Gempol, Pule, Sugihan
7. Desa Krandegan meliputi 4 Dusun yang terdiri dari: Dusun
Ketonggo, Jangglengan, Kuniran, Jagir
8. Desa Conto meliputi 5 Dusun yang terdiri dari: Dusun
Ngelo, Nglarangan, Kempul, Dalisemar, Sumber,
9. Desa Geneng meliputi 5 Dusun yang terdiri dari: Dusun
Buling, Geneng, Ngelo, Sobo
10. Kelurahan Bulukerto meliputi 5 Lingk yang terdiri dari :
Lingk. Bonagung, NgrotoWetan, Ngroto Kulon, Payaman,
Gondang
2. Potensi Kecamatan Bulukerto
a. Usaha Mikro Menengah Kecil
Kerajinan tangan akar wangi di Desa Conto, Pembuatan mainan
anak, trompet, dan kerajinan rotan di Desa Krandegan, Bulurejo,
Ngaglik, Nadi, Domas, Tanjung dan Kelurahan Bulukerto.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 29


Kerajinan wayang kardus Di desa Ngaglik, Industri pembuatan
entong kayu di Desa Bulurejo.
b. Objek Wisata
Wisata Goa Resi dan air terjun yang terdapat di Desa Conto.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 30


B. Hasil dan Pembahasan Kondisi Penduduk
1. Distribusi Penduduk

Gambar 4.2 Peta Distribusi Penduduk Kecamatan Bulukerto


Kabupaten Wonogiri Tahun 2017

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 31


No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk
(Jiwa)
1. Domas 2491
2. Nadi 2530
3. Ngaglik 3429
4. Bulurejo 3703
5. Bulukerto 3748
6. Krandegan 3241
7. Tanjung 2078
8. Sugihan 2153
9. Conto 2665
10. Geneng 3210

Kelurahan Bulukerto, Desa Bulurejo dan Ngaglik memiliki


kepadatan yang paling tinggi di Kecamatan Bulukerto. Ketiga wilayah
tersebut berada di pusat kota kecamatan sehingga lokasinya sangat
strategis. Berdasar data lapangan yang didapatkan oleh penulis, ketiga
wilayah tersebut memiliki kemiringan yang cukup landai tidak seperti
wilayah yang lain. Masyarakat di wilayah ini memiliki mata
pencaharian pegawai negeri, pegawai swasta maupun wirausaha.
Lokasi yang strategis mendorong mereka untuk memanfaatkan lahan
yang ada di sekitarnya untuk menjadi sarana usaha. Pertanian di ketiga
wilayah ini ada namun tidak menjadi mata pencaharian penduduk
mengingat berwirausaha lebih menguntungkan sehingga warga lebih
memilih untuk memanfaatkan lahannya untuk usaha, disewakan untuk
tempat usaha atau dijual kepada pihak lain dengan harga yang cukup
tinggi. Selain itu, faktor perpindahan penduduk ke sekitar kota
kecamatan membuat jumlah penduduk di wilayah ini cukup banyak.
Desa Krandegan dan Geneng memiliki tingkat kuantitas
penduduk kedua terbanyak di Kecamatan Bulukerto. Kedua Desa
tersebut memiliki area yang luas sehingga banyak penduduk yang bisa
menempatinya. Mata pencaharian penduduk di kedua desa tersebut
adalah pedagang dan petani. Penduduk banyak yang berdagang ke
pasar Kecamatan maupun di Desa. Hal ini karena mudahnya akses
kedua desa tersebut ke pusat ekonomi di kecamatan untuk

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 32


mendistribusikan barang pertanian maupun mengambil barang
kebutuhan dari kota kecamatan. Lahan yang luas di kedua desa ini
mendorong warga untuk bercocok tanam baik berupa padi, ketela
maupun tanaman janggelan yang sering menjadi bahan dasar
pembuatan cincau. Bahkan di Desa Geneng ada beberapa pengusaha
besar yang mengolah tanaman janggelan ini untuk disetorkan ke kota
dan selanjutnya dapat diolah di kota sebagai bahan baku pembuatan
minuman olahan. Potensi ekonomi di kedua desa ini sangat baik
sehingga warga lebih cenderung memilih tinggal di desa daripada
merantau.
Desa Conto adalah Desa terluas di Kecamatan Bulukerto.
Conto memiliki potensi alam yang sangat baik. Hutan lindung, air
terjun, wisata alam telah dikelola dengan baik disini. Penduduk Conto
sebenarnya tidak terlalu padat, hanya saja karena wilayahnya luas
maka dapat menampung banyak penduduk juga. Kebanyakan
penduduk Desa Conto adalah Petani dan Perantau. Penduduk yang
bertani kebanyakan adalah penduduk usia tua. Para pemuda maupun
kelompok umur dewasa dibawah 40 tahunan merantau ke kota dengan
pertimbangan bahwa di kota bisa mendapatkan penghasilan yang lebih
besar. Kehidupan di Desa Conto yang merupakan wilayah
pegunungan dengan kemiringan yang cukup tinggi mengakibatkan
lahan yang ada tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Sebagian
besar wilayahnya merupakan wilayah konservasi. Kondisi di Desa
Nadi hampir sama, namun penduduk di Desa Nadi memiliki
pencaharian tambahan yaitu pengrajin batu bata dan genting.
Penduduk yang merantau tidak terlalu banyak karena di rumah sudah
ada penghasilan tambahan.
Desa Sugihan, Tanjung dan Domas merupakan wilayah
dengan penduduk dengan jumlah paling rendah. Kondisi yang hampir
sama dengan wilayah desa Conto. Namun ketiga desa ini memiliki
potensi pertanian yang baik. Mayoritas penduduk desa ini adalah

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 33


petani yang memiliki usia tua juga. Mereka mayoritas adalah mantan
perantau saat usia mudanya. Kebanyakan penduduk yang tinggal di
ketiga desa ini juga adalah usia tua karena penduduk usia muda
mayoritas merantau ke luar kota. Hal ini disebabkan kemampuan
memanfaatakan lahan yang ada untuk pertanian tidak mumpuni
sehingga ketika tinggal di desa penghasilan mereka sangat rendah.
Penduduk usia muda yang merantau lama kelamaan pindah tempat
tinggal dan menetap di tempat perantauannya tersebut. Sudah banyak
yang merantau kemudian juga pindah tempat secara administratif. Hal
ini yang menyebabkan penduduk di ketiga desa ini lama kelamaan
berkurang.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 34


2. Kepadatan Penduduk Aritmatik

Gambar 4.3 Peta Kepadatan Penduduk Aritmatik Kecamatan Bulukerto


Kabupaten Wonogiri Tahun 2017

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 35


Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Aritmatik Kecamatan Bulukerto
Kabupaten Wonogiri tahun 2015

Jumlah Luas Kepadatan


No Desa/Kelurahan Penduduk Wilayah Penduduk Klasifikasi
(Jiwa) (km2) Aritmatik
1. Domas 2491 2,74 907,63 Sangat Padat
2. Nadi 2530 2,55 990,45 Sangat Padat
3. Ngaglik 3429 2,84 1205,51 Sangat Padat
4. Bulurejo 3703 3,20 1156,45 Sangat Padat
5. Bulukerto 3748 4,22 888,26 Sangat Padat
6. Krandegan 3241 3,90 831,07 Sangat Padat
7. Tanjung 2078 2,60 798,94 Sangat Padat
8. Sugihan 2153 3,28 655,76 Sangat Padat
9. Conto 2665 10,05 265,31 Padat
10. Geneng 3210 5,86 547,84 Sangat Padat
Sumber: Analisis Data, 2017

Kepadatan penduduk artimatik di kecamatan Bulukerto


hampir pada semua desa menunjukkan klasifikasi kepadatan penduduk
sangat padat, yaitu >400 jiwa/km2 dan hanya satu Desa yang
menunjukkan klasifikasi penduduk padat, yaitu 251-400 jiwa/km2.
Desa Ngaglik merupakan wilayah dengan kepadatan artimatik
tertinggi, yaitu 1205,51 jiwa/km2 , kemudian Desa yang memiliki
kepadatan aritmatik tertinggi kedua yaitu Desa Bulurejo dengan
kepadatan penduduk 1156,45 jiwa/km2, selanjutnya Desa Nadi (990,45
jiwa/km2), Desa Domas (907,63jiwa/km2 ), Kelurahan Bulukerto
(888,26 jiwa/km2 ), Desa Krandegan (831,07 jiwa/km2), Desa Tanjung
(798,94 jiwa/km2), Desa Sugihan (655,76 jiwa/km2 ), Desa Geneng
(982 jiwa/km2 ) dan Desa Conto (265,31 jiwa/km2 ).

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 36


3. Kepadatan Penduduk Agraris

Gambar 4.4 Peta Kepadatan Penduduk Agraris Kecamatan Bulukerto


Kabupaten Wonogiri Tahun 2017

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 37


Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Agraris Kecamatan Bulukerto
Kabupaten Wonogiri tahun 2015

Luas Lahan Kepadatan


Desa/ Jumlah Penduduk
No Pertanian Penduduk Klasifikasi
Kelurahan Petani (Jiwa)
(km2) Agraris
1. Domas 872 1,08 811,01 Sangat Padat
2. Nadi 886 0,73 1209,06 Sangat Padat
3. Ngaglik 1200 1,24 968,29 Sangat Padat
4. Bulurejo 1296 1,03 1253,14 Sangat Padat
5. Bulukerto 1312 1,40 939,90 Sangat Padat
6. Krandegan 1134 1,45 782,82 Sangat Padat
7. Tanjung 727 0,85 856,81 Sangat Padat
8. Sugihan 754 0,72 1049,26 Sangat Padat
9. Conto 933 0,89 1050,32 Sangat Padat
10. Geneng 1124 0,74 1519,74 Sangat Padat
Sumber: Analisis Data, 2017

Kecamatan Bulukerto memiliki total luas lahan pertanian 10,12


km2, dengan jumlah total penduduk petani 10.238 Jiwa. Kepadatan
penduduk agraris di kecamatan Bulukerto pada semua Desa
menunjukkan kepadatan penduduk agraris sangat padat, yaitu . 400
jiwa/km2. Hal tersebut dikarenakan hampir semua desa di kecamatan
Bulukerto masih didominasi oleh penggunaan lahan berupa lahan
pertanian, yaitu pada setiap desa kisaran 1 km2 pada setiap desa. Selain
itu, sekitar 35% penduduk Kecamatan Bulukerto masih berkerja
sebagai petani.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kecamatan Bulukerto dalam
angka tahun 2016 dan hasil analisis data, Desa dengan kepadatan
penduduk agraris yang tinggi terdapat pada Desa Geneng, yaitu
1519,74 jiwa/km2. Selanjutnya Desa Bulurejo (1253,14 jiwa/km2),
Desa Nadi (1209,06 jiwa/km2 ), Desa Conto (1050,32 jiwa/km2 ), Desa
Sugihan (1049,26 jiwa/km2), Desa Ngaklik (968,29 jiwa/km2),
Kelurahan Bulukerto (939,90 jiwa/km2 ), Desa Tanjung (856,81
jiwa/km2 ), Desa Domas (811,01 jiwa/km2) dan Desa Krandegan
(782,82 jiwa/km2 ).

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 38


4. Komposisi Penduduk

Gambar 4.5 Peta Sex Ratio Kecamatan Bulukerto


Kabupaten Wonogiri Tahun 2017

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 39


Gambar 4.6 Peta Piramida Penduduk Kecamatan Bulukerto
Kabupaten Wonogiri Tahun 2017

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 40


a) Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
Berdasarkan data dari Kecamatan Bulukerto dalam angka
tahun 2016, Kecamatan Bulukerto memiliki komposisi penduduk
menurut kelompok umur yaitu, 14.455 penduduk laki-laki dan
14.793 penduduk perempuan.
Sex Ratio atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan di Kecamatan Bulukerto, yaitu 98. Artinya, setiap 100
penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki di Kecamatan
Bulukerto. Sex Ratio setiap Desa dan Kelurahan di Kecamatan
Bulukerto yaitu, 6 Desa dan Kelurahan memiliki SR < 100, 2 Desa
memiliki SR 100 dan 2 Desa SR >100. Jadi, terdapat 4 Desa yang
memiliki jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk
perempuan yang hampir sama, yaitu Desa Nadi, Desa Ngaglik,
Desa Conto dan Desa Geneng. Sedangkan 6 Desa dan Kelurahan
lainnya memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
Berikut disajikan tabel komposisi penduduk dan ilustrasi
grafik penduduk Kecamatan Bulukerto Tahun 2015.

Tabel 4.4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin


Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

No Desa/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Sex Ratio


1 Domas 1223 1268 96
2 Nadi 1269 1261 101
3 Ngaglik 1717 1712 100
4 Bulurejo 1832 1871 98
5 Bulukerto 1832 1916 96
6 Krandegan 1614 1627 99
7 Tanjung 982 1096 90
8 Sugihan 1041 1112 94
9 Conto 1341 1324 101
10 Geneng 1604 1606 100
Jumlah 14455 14793 98

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 41


Grafik 4.4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Bulukerto Tahun 2016

Penduduk menurut Jenis Kelamin

14,800
14,700
14,600
14,500
14,400
14,300
14,200
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Series1 14455 14793

Sumber Data : Kecamatan Bulukerto dalam angka tahun 2016

b) Komposisi penduduk menurut kelompok umur


Komposisi penduduk menurut kelompok umur di
Kecamatan Bulukerto terbagi menjadi penduduk usia usia 0-4
tahun, 5-9 tahun, 10-14 tahun,... sampai >75 tahun. Kemudian
dari hasil pengelompokan tersebut, dapat diketahui jenis
piramida penduduk di Kecamatan Bulukerto dan
Desa/Kelurahan.
Tabel 4.4.2 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
Kecamatan Bulukerto Tahun 2015
Kelompok
Laki Laki Perempuan
Umur
0-4 1081 1037
5-9 1260 1280
10-14 1395 1180
15-19 1482 1424
20-24 1306 1259
25-29 1258 1279
30-34 1293 1199
35-39 1414 1308
40-44 1323 1246

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 42


45-49 1306 1403
50-54 1141 1165
55-59 1090 1150
60-64 863 832
65-69 769 714
70-74 468 532
>75 685 936
Jumlah 18134 17944
Dari tabel diatas, diketahui jumlah penduduk terbanyak di
Kecamatan Bulukerto terdapat pada kelompok umur 15-19
tahun, yaitu 2.906 Jiwa. Sedangkan penduduk dengan jumlah
terendah terdapat pada kelompok umur 65-69 tahun, yaitu 1.483
Jiwa.
Komposisi penduduk menurut kelompok umur, penduduk
usia muda dan penduduk usia tua di Kecamatan Bulukerto
hampir seimbang/sama. Piramida penduduk Stasioner
menggambarkan penduduk berada pada usia muda hampir sama
dengan penduduk usia tua. Berikut disajikan tabel komposisi
penduduk dan ilustrasi piramida penduduk Kecamatan
Bulukerto Tahun 2015.

Gambar 4.7.1 Piramida Penduduk Kecamatan BulukertoTahun 2015


(Piramida Penduduk Stasioner)

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 43


Berikut deskripsi komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan
kelompok umur setiap desa di Kecamatan Bulukerto tahun 2016.
1. Desa Domas
Desa Domas memiliki jumlah penduduk 2.941 jiwa.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin yaitu terdiri
dari 1.223 jiwa penduduk laki-laki dan 1.268 jiwa
penduduk perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau
perbandingan jumah penduduk laki-laki dan perempuan di
Desa Domas adalah 96. Artinya setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 96 penduduk lelaki di Desa Domas.
Jadi, di Desa Domas masih banyak penduduk perempuan
dibandingkan dengan penduduk laki-laki.
Komposisi penduduk menurut kelompok umur di
Desa Domas di dominasi oleh penduduk dengan usia 15-19
tahun, yaitu 199 jiwa. Jumlah penduduk usia muda dan usia
tua di Desa Domas hampir sama. Piramida penduduk yang
menggambarkan jumlah penduduk berada pada usia muda
hampir sama dengan penduduk usia tua, yaitu Piramida
Penduduk Stasioner.

Tabel 4.4.3 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur


Desa Domas Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Kelompok
Laki –Laki Perempuan
Umur
0-4 73 76
5-9 86 89
10-14 98 76
15-19 98 101
20-24 86 89
25-29 86 89
30-34 86 89
35-39 98 89
40-44 86 89

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 44


45-49 86 101
50-54 49 63
55-59 49 51
60-64 86 76
65-69 61 63
70-74 37 51
>75 61 76

Gambar 4.7.2 Piramida Penduduk Desa Domas


Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

2. Desa Nadi
Desa Nadi memiliki jumlah penduduk 2.530 jiwa.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, yaitu 1.269
jiwa penduduk laki-laki dan 1.261 jiwa penduduk
perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau perbandingan jumah
penduduk laki-laki dan perempuan di Desa Nadi adalah
101. Artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101
penduduk laki-laki di Desa Nadi. Jadi, di Desa Nadi
memiliki jumlah penduduk laki-laki hampir sama dengan
jumlah penduduk perempuan.
Komposisi penduduk menurut umur di Desa Nadi di
dominasi oleh penduduk dengan usia 15-19 tahun yaitu 203
jiwa. Jumlah penduduk usia muda dan usia tua di Desa

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 45


Nadi hampir sama. Piramida penduduk yang
menggambarkan jumlah penduduk berada pada usia muda
hampir sama dengan penduduk usia tua, yaitu Piramida
Penduduk Stasioner.

Tabel 4.4.4 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur


Desa Nadi Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Kelompok
Laki –Laki Perempuan
Umur
0-4 76 76
5-9 89 88
10-14 102 76
15-19 102 101
20-24 89 88
25-29 89 88
30-34 89 88
35-39 102 88
40-44 89 88
45-49 89 101
50-54 51 63
55-59 51 50
60-64 89 76
65-69 63 63
70-74 38 50
>75 63 76
Jumlah 1269 1261

Gambar 4.7.3 Piramida Penduduk Desa Nadi

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 46


Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

3. Desa Ngaglik
Desa Ngaglik jumlah penduduk 3.429 jiwa.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin yaitu terdiri
dari 1.717 jiwa penduduk laki-laki dan 1.712 jiwa
penduduk perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau
perbandingan jumah penduduk laki-laki dan perempuan di
Desa Ngaglik adalah 100. Artinya setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 100 penduduk laki-laki di Desa
Ngaglik. Jadi, di Desa Ngaglik memiliki jumlah penduduk
laki-laki dan jumlah penduduk perempuan hampir sama.
Komposisi penduduk menurut umur di Desa
Ngaglik di dominasi oleh penduduk dengan usia 35-39
tahun yaitu 257 jiwa. Jumlah penduduk usia muda dan usia
tua di Desa Ngaglik hampir sama. Piramida penduduk yang
menggambarkan jumlah penduduk berada pada usia muda
hampir sama dengan penduduk usia tua, yaitu Piramida
Penduduk Stasioner.

Tabel 4.4.5 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur


Desa Ngaglik Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Kelompok
Laki -Laki Perempuan
Umur
0-4 103 103
5-9 120 120
10-14 137 103
15-19 137 137
20-24 120 120
25-29 120 120
30-34 120 120
35-39 137 120
40-44 120 120
45-49 120 137

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 47


50-54 69 86
55-59 69 68
60-64 120 103
65-69 86 86
70-74 52 68
>75 86 103
Jumlah 1717 1712

Gambar 4.7.4 Piramida Penduduk Desa Ngaglik


Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

4. Desa Bulurejo
Desa Bulurejo memiliki jumlah penduduk 3.703 jiwa.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, yaitu terdiri dari
1.832 jiwa penduduk laki-laki dan 1.871 jiwa penduduk
perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau perbandingan jumah
penduduk laki-laki dan perempuan di Desa Bulurejo adalah
98. Artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98
penduduk laki-laki di Desa Bulurejo. Jadi, di Desa Bulurejo
memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
Komposisi penduduk menurut umur di Desa Bulurejo
di dominasi oleh penduduk dengan usia 15-19 tahun yaitu 297
jiwa. Jumlah penduduk usia muda dan usia tua di Desa
Bulurejo hampir sama. Piramida penduduk yang

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 48


menggambarkan jumlah penduduk berada pada usia muda
hampir sama dengan penduduk usia tua, yaitu Piramida
Penduduk Stasioner.
Tabel 4.4.6 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
Desa Bulurejo Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Kelompok
Laki -Laki Perempuan
Umur
0-4 110 112
5-9 128 131
10-14 147 112
15-19 147 150
20-24 128 131
25-29 128 131
30-34 128 131
35-39 147 131
40-44 128 131
45-49 128 150
50-54 73 94
55-59 73 75
60-64 128 112
65-69 92 94
70-74 55 75
>75 92 112
Jumlah 1832 1871

Gambar 4.7.5 Piramida Penduduk Desa Bulurejo


Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 49


5. Kelurahan Bulukerto
Kelurahan Bulukerto jumlah penduduk 3.748 jiwa.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, yaitu terdiri
dari 1.832 jiwa penduduk laki-laki dan 1.916 jiwa
penduduk perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau
perbandingan jumah penduduk laki-laki dan perempuan di
Kelurahan Bulukerto adalah 96. Artinya setiap 100
penduduk perempuan terdapat 96 penduduk laki-laki di
Kelurahan Bulukerto. Jadi, di Kelurahan Bulukerto
memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibanding jumlah penduduk laki-laki.
Komposisi penduduk menurut umur di Kelurahan
Bulukerto di dominasi oleh penduduk dengan usia 15-19
tahun yaitu 300 jiwa. Jumlah penduduk usia muda dan usia
tua di Kelurahan Bulukerto hampir sama. Piramida
penduduk yang menggambarkan jumlah penduduk berada
pada usia muda hampir sama dengan penduduk usia tua,
yaitu Piramida Penduduk Stasioner.

Tabel 4.4.7 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur


Kelurahan Bulukerto Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Kelompok
Laki -Laki Perempuan
Umur
0-4 110 115
5-9 128 134
10-14 147 115
15-19 147 153
20-24 128 134
25-29 128 134
30-34 128 134
35-39 147 134
40-44 128 134

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 50


45-49 128 153
50-54 73 96
55-59 73 77
60-64 128 115
65-69 92 96
70-74 55 77
>75 92 115
Jumlah 1832 1916

Gambar 4.7.6 Piramida Penduduk Kelurahan Bulukerto


Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

6. Desa Krandegan
Desa Krandegan memiliki jumlah penduduk 3.241
jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, yaitu
terdiri dari 1.614 jiwa penduduk laki-laki dan 1.627 jiwa
penduduk perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau
perbandingan jumah penduduk laki-laki dan perempuan di
Desa Krandegan adalah 99. Artinya setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki di Desa
Krandegan. Jadi, di Desa Krandegan memiliki jumlah
penduduk perempuan lebih banyak dibanding jumlah
penduduk laki-laki.
Komposisi penduduk menurut umur di Desa
Krandegan di dominasi oleh penduduk dengan usia 15-19

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 51


tahun yaitu 259 jiwa. Jumlah penduduk usia muda dan usia
tua di Desa Krandegan hampir sama. Piramida penduduk
yang menggambarkan jumlah penduduk berada pada usia
muda hampir sama dengan penduduk usia tua, yaitu
Piramida Penduduk Stasioner.
Tabel 4.4.8 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
Desa Krandegan Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Kelompok
Laki -Laki Perempuan
Umur
0-4 97 98
5-9 113 114
10-14 129 98
15-19 129 130
20-24 113 114
25-29 113 114
30-34 113 114
35-39 129 114
40-44 113 114
45-49 113 130
50-54 65 81
55-59 65 65
60-64 113 98
65-69 81 81
70-74 48 65
>75 81 98
Jumlah 1614 1627

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 52


Gambar 4.7.7 Piramida Penduduk Desa Krandegan
Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

7. Desa Tanjung
Desa Tanjung jumlah penduduk 2.078 jiwa.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, yaitu terdiri
dari 982 jiwa penduduk laki-laki dan 1.096 jiwa penduduk
perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau perbandingan jumah
penduduk laki-laki dan perempuan di Desa Tanjung adalah
90. Artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 90
penduduk laki-laki di Desa Tanjung. Jadi, di Desa Tanjung
memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibanding jumlah penduduk laki-laki.
Komposisi penduduk menurut umur di Desa
Tanjung di dominasi oleh penduduk dengan usia 15-19
tahun yaitu 167 jiwa. Jumlah penduduk usia muda dan usia
tua di Desa Tanjung hampir sama.Piramida penduduk yang
menggambarkan jumlah penduduk berada pada usia muda
hampir sama dengan penduduk usia tua, yaitu Piramida
Penduduk Stasioner.
Tabel 4.4.9 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
Desa Tanjung Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Kelompok
Laki -Laki Perempuan
Umur
0-4 59 66
5-9 69 77
10-14 79 66
15-19 79 88
20-24 69 77
25-29 69 77
30-34 69 77
35-39 79 77
40-44 69 77

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 53


45-49 69 88
50-54 39 55
55-59 39 44
60-64 69 66
65-69 49 55
70-74 29 44
>75 49 66
Jumlah 982 1096

Gambar 4.7.8 Piramida Penduduk Desa Tanjung


Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

8. Desa Sugihan
Desa Sugihan memiliki jumlah penduduk 2.153
jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, yaitu
terdiri dari 1.041 jiwa penduduk laki-laki dan 1.112 jiwa
penduduk perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau
perbandingan jumah penduduk laki-laki dan perempuan di
Desa Sugihan adalah 94. Artinya setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 94 penduduk laki-laki di Desa
Sugihan. Jadi, di Desa Sugihan memiliki jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-
laki.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 54


Komposisi penduduk menurut umur di Desa
Sugihan di dominasi oleh penduduk dengan usia 15-19
tahun yaitu 172 jiwa. Jumlah penduduk usia muda dan usia
tua di Desa Sugihan hampir sama. Piramida penduduk yang
menggambarkan jumlah penduduk berada pada usia muda
hampir sama dengan penduduk usia tua, yaitu Piramida
Penduduk Stasioner.

Tabel 4.4.10 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur


Desa Sugihan Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Kelompok
Laki -Laki Perempuan
Umur
0-4 62 67
5-9 73 78
10-14 83 67
15-19 83 89
20-24 73 78
25-29 73 78
30-34 73 78
35-39 83 78
40-44 73 78
45-49 73 89
50-54 42 56
55-59 42 44
60-64 73 67
65-69 52 56
70-74 31 44
>75 52 67
Jumlah 1041 1112

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 55


Gambar 4.7.9 Piramida Penduduk Desa Tanjung
Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

9. Desa Conto
Desa Conto memiliki jumlah penduduk 2.665jiwa.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, yaitu terdiri
dari 1.324 jiwa penduduk laki-laki dan 1.341 jiwa
penduduk perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau
perbandingan jumah penduduk laki-laki dan perempuan di
Desa Conto adalah 101. Artinya setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki di Desa Conto.
Jadi, di Desa Conto memiliki jumlah penduduk perempuan
dan laki-laki hampir sama.
Komposisi penduduk menurut umur di Desa Conto
di dominasi oleh penduduk dengan usia 15-19 tahun yaitu
213 jiwa. Desa Conto memiliki jumlah penduduk usia tua
dan usia muda hampir sama. Piramida penduduk yang
menggambarkan jumlah penduduk berada pada usia muda
hampir sama dengan penduduk usia tua, yaitu Piramida
Penduduk Stasioner.

Tabel 4.4.11 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur


Desa Conto Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 56


Kelompok
Laki -Laki Perempuan
Umur
0-4 80 79
5-9 94 93
10-14 107 79
15-19 107 106
20-24 94 93
25-29 94 93
30-34 94 93
35-39 107 93
40-44 94 93
45-49 94 106
50-54 54 66
55-59 54 53
60-64 94 79
65-69 67 66
70-74 40 53
>75 67 79
Jumlah 1341 1324

Gambar 4.7.10 Piramida Penduduk Desa Conto


Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

10. Desa Geneng


Desa Geneng memiliki jumlah penduduk 3.210
jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, yaitu
terdiri dari 1.604 jiwa penduduk laki-laki dan 1.606 jiwa
penduduk perempuan. Sedangkan, Sex Ratio atau

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 57


perbandingan jumah penduduk laki-laki dan perempuan di
Desa Geneng adalah 100. Artinya setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 100 penduduk laki-laki di Desa
Geneng. Jadi, di Desa Geneng memiliki jumlah penduduk
perempuan dan laki-laki hampir sama.
Komposisi penduduk menurut umur di Desa
Geneng di dominasi oleh penduduk dengan usia 15-19
tahun, yaitu 256 jiwa. Jumlah penduduk usia muda dan usia
tua di Desa Geneng hampir sama. Piramida penduduk yang
menggambarkan jumlah penduduk berada pada usia muda
hampir sama dengan penduduk usia tua, yaitu Piramida
Penduduk Stasioner.
Tabel 4.4.12 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
Desa Geneng Kecamatan Bulukerto Tahun 2015

Kelompok
Laki -Laki Perempuan
Umur
0-4 96 96
5-9 112 112
10-14 128 96
15-19 128 128
20-24 112 112
25-29 112 112
30-34 112 112
35-39 128 112
40-44 112 112
45-49 112 128
50-54 64 80
55-59 64 64
60-64 112 96
65-69 80 80
70-74 48 64
>75 80 96
Jumlah 1604 1606

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 58


Gambar 4.7.11 Piramida Penduduk Desa Geneng
Kecamatan BulukertoTahun 2015
(Piramida Penduduk Stasioner)

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 59


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Distribusi Penduduk di Kecamatan Bulukerto memiliki 4 Kelas Kuantitas
yang berbeda. (1) Bulukerto, Bulurejo dan Ngaglik. (2) Krandegan dan
Geneng. (3) Conto dan Nadi. (4) Sugihan, Tanjung dan Domas. Faktor-
faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk di Kecamatan
Bulukerto adalah sebagai berikut :
a. Letak Geografis
Penduduk yang berada di wilayah kota cenderung melakukan
kegiatan ekonomi berupa pelayanan jasa, seperti pegawai dan
pedagang. Penduduk yang jauh dari kota memanfaatkan kekayaan
alam yang ada di sekitar tempat tinggalnya untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi.
Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten
Wonogiri Tahun 2016 60
b. Kondisi Topografi
Topografi akan berpengaruh terhadap mata pencaharian
penduduk. Penduduk yang memiliki mata pencaharian petani akan
sangat terbantu dengan kemiringan lereng yang landau.
c. Penghasilan
Penduduk akan lebih nyaman tinggal di tanah kelahirannya
dengan catatan kebutuhan ekonomi mereka terpenuhi. Penduduk yang
memiliki mata pencaharian di area kota maupun yang memiliki
penghasilan tambahan akan lebih memilih tinggal di desa. Sedangkan
penduduk yang kebutuhan ekonominya tidak terpenuhi dengan baik
akan memilih merantau dengan berharap penghasilan lebih besar
daripada di desa.
2. Kepadatan penduduk artimatik di kecamatan Bulukerto hampir pada
semua desa menunjukkan klasifikasi kepadatan penduduk sangat padat,
yaitu >400 jiwa/km2 dan hanya satu Desa yang menunjukkan klasifikasi

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 60


penduduk padat, yaitu 251-400 jiwa/km2. Desa Ngaglik dan Desa
Bulurejo merupakan wilayah dengan kepadatan artimatik tinggi, yaitu
1205,51 jiwa/km2 dan 1156,45 jiwa/km2. Kepadatan penduduk aritmatik
di Kecamatan Bulukerto yang tergolong tinggi tersebar di wilayah bagian
timur dan selatan. Sedangkan kepadatan penduduk aritmatik yang lebih
kecil tersebar di bagian utara dan barat dari Kecamatan Bulukerto.
3. Kepadatan penduduk agraris di Kecamatan Bulukerto terbagi menjadi 3
kelas, yaitu 7-9 jiwa/ha pertanian, 10-12 jiwa/ha pertanian dan 13-15
jiwa/ha pertanian. Ketiganya merupakan kondisi yang sangat padat untuk
lahan pertanian yang ada di Kecamatan Bulukerto. Kecamatan Bulukerto
terlatak di lereng selatan gunung api Lawu sehingga kondisi topografi
dan kesuburan tanah adalah faktor yang paling berpengaruh dalam
persebaran kepadatan penduduk aritmatik di Kecamatan Bulukerto ini.
4. Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan di Kecamatan Bulukerto
adalah 98 : 100. Penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk
laki-laki. Hal ini terjadi di semua desa dengan rata-rata jumlah
perbandingan yang sama. Dalam hal piramida penduduk, Kecamatan
Bulukerto secara keseluruhan maupun di setiap desa memiliki piramida
stasioner. Hal ini dapat dimaknai bahwa jumlah penduduk muda dan tua
di Kecamatan Bulukerto berimbang. Tingkat kelahiran dan kematian
tidak terlalu tinggi dan cukup stabil.

B. Saran
1. Kecamatan Bulukerto memiliki potensi penduduk dengan jumlah yang
cukup banyak, hal ini harus dimanfaatkan oleh pemerintah kecamatan
Bulukerto maupun Pemerintah Kabupaten Wonogiri untuk melakukan
pembangunan secara sosial maupun fisik. Pengembangan kualitas
sumber daya manusia sebaiknya menjadi prioritas pemerintah agar
kuantitas penduduk yang banyak dapat terkaryakan dengan baik.
2. Permasalahan distribusi penduduk di Kecamatan Bulukerto merupakan
permasalahan yang harus ditangani. Penekanannya adalah pada faktor

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 61


penyebab distribusi penduduk yang tidak merata tersebut mengingat
semakin banyak penduduk Kecamatan Bulukerto yang menetap di daerah
perantauannya. Hal ini terjadi di beberapa di desa di Kecamatan
Bulukerto.

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 62


DAFTAR PUSTAKA

http://www.bps.go.id Kecamatan Bulukerto Dalam Angka Tahun 2016.


http://www.gispedia.com/2016/02/apa-itu-geografi.html
https://www.siswapedia.com/pengertian-komposisi-penduduk-dan-macamnya/
http://humas.wonogirikab.go.id/v2/kecamatan-bulukerto/ di unduh tanggal 21
November 2017. Pukul 11.26

Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 63


Analisis Geografi Kependudukan Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 64

Anda mungkin juga menyukai