Anda di halaman 1dari 10

Makalah Seminar Kerja Praktek

INSTALASI ANTENNA 1.8m PRODELIN SEBAGAI REMOTE DENGAN TEKNOLOGI


VSAT IP
Ragil Febrio Giant (21060110120043), Darjat, ST. MT (197206061999031001)
Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055
Fax. (024) 746055
ragilgiant@gmail.com

ABSTRAK
Satelit yang digunakan untuk layanan komunikasi telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan sejak
ditemukan pada tahun 1965. Perkembangan tersebut ditunjukkan oleh semakin kecilnya ukuran stasiun bumi yang
digunakan dan semakin banyaknya pengguna layanan komunikasi satelit. Stasiun-stasiun kecil dengan ukuran antena
yang hanya berkisar antara 1.2-1.8 m, telah menjadi semakin populer yang biasa disebut VSAT IP (Very Small
Aperture Terminal) berbasis Internet Protocol.
Di Indonesia sendiri, yang merupakan negara kepulauan sehingga akses komunikasinya sulit dijangkau oleh
jaringan komunikasi yang menggunakan kabel atau menggunakan teknologi microwave, teknologi VSAT menjadi
pilihan yang banyak diambil baik oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah. Selain karena teknologi
komunikasi satelit ini mempunyai cakupan area yang luas dan instalasi yang mudah, dari segi kapabilitasnya pun
handal serta bisa difungsikan selama 24 jam. Berbagai macam layanan dapat ditunjang seperti: Virtual Private
Network, Internet, videoconference, dan lain-lain.
Kata Kunci: Antenna 1.8m, VSAT, Internet, Videoconference
.

1. PENDAHULUAN tidak menggunakan kabel (nirkabel),


1.1 Latar Belakang menggunakan antenna sebagai transmitter dan
Semenjak tahun 1990, teknologi satelit receiver, memiliki cakupan wilayah yang
dipandang sebagai salah satu teknologi yang sesuai sangat luas.
sebagai solusi yang memadai di beberapa negara. Untuk melakukan transmisi dari
Pada masa yang lalu, aplikasi-aplikasi satelit stasiun bumi menuju satelit terdapat beberapa
kebanyakan digunakan untuk komunikasi jarak jauh teknologi, dan pada studi kasus ini digunakan
(trunk to trunk) dan sejak tahun 1990 sistem-sistem teknologi VSAT IP (Very Small Aperture
aplikasi satelit telah mampu diperbaiki secara Terminal) berbasis Internet Protocol.
dramatik seiring kemajuan teknologi satelit, yang Teknologi ini merupakan teknologi yang
mendorong perubahan situasi bisnis satelit. umum digunakan pada PT. Multimedia
Perubahan tersebut didorong oleh meningkatnya Nusantara (“Metra”).
permintaan konsumen akan kualitas hidup yang lebih Dengan latar belakang inilah
baik dan lebih praktis. Saat ini, teknologi satelit penyusun ingin mengangkat tema tentang
komunikasi menyediakan kapasitas yang sangat “Instalasi Antenna 1-8M Prodelin sebagai
besar, baik untuk percakapan telepon maupun untuk Remote dengan Teknologi ‘VSAT IP” sesuai
transmisi video. Stasiun bumi (ground station) telah yang penulis pelajari selama melakukan Kerja
berkurang dalam hal ukuran maupun harga sehingga Praktek di PT. Multimedia Nusantara
memungkinkan untuk ditempatkan di tempat (“Metra”). area Operasional Bogor.
pelanggan.
Dengan perkembangan teknologi dalam 1.2 Tujuan
bidang telekomunikasi memungkinkan penyediaan Tujuan dari Kerja Praktek di PT.
sarana telekomunikasi dalam biaya yang relatif lebih Metrasat kantor operasional Bogor adalah :
rendah, mutu pelayanan yang tinggi, cepat, aman, a. Memahami konsep VSAT IP secara
serta ditunjang oleh kapasitas yang besar dalam mendasar
pengiriman informasi. Dalam prosedur transmisi b. Mempelajari secara langsung peralatan
sinyal informasi ada dua aspek mendasar yang harus yang berhubungan dengan Sistem
dipenuhi, yaitu ketepatan waktu penerimaan (time Komunikasi Satelit.
transperacy) dan penerimaan informasi dengan benar c. Mengetahui teknik instalasi antenna 1-8M
(information transparency), dan dengan Prodelin dengan teknologi VSAT IP
menggunakan Sistem Komunikasi Satelit syarat d. Menambah wawasan dan pengalaman
mendasar dari transmisi dapat terpenuhi. dalam dunia kerja.
Karakteristik dari komunikasi satelit tersebut adalah
1.3 Pembatasan Masalah VSAT. NMS workstation terletak pada user
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini data center.
agar penulis terarah, penulis membatasi kajian Stasiun hub terdiri atas Radio Frequency
mengenai masalah yang dibahas yakni definisi (RF), Intermediate Frequency (IF), dan
VSAT, struktur antenna 1.8m dan bagaimana cara peralatan baseband. Stasiun ini mengatur
instalasi antenna 1.8m hingga dapat bekerja dengan multiple channel dari inbound dan outbond
baik. data. Pada jaringan private terdedikasi, hub
ditempatkan bersama dengan fasilitas data-
2 VSAT (Very Small Aperture Terminal) processing yang dimiliki user. Pada jaringan
2.1. Definisi VSAT hub yang dibagi-bagi, hub dihubungkan ke
VSAT merupakan singkatan dari Very Small data center atau peralatan user dengan
Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu menggunakan sirkuit backhaul terrestrial.
trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan Peralatan RF terdiri atas antenna, low
sekitar tahun 1980 oleh Telcom General di Amerika. noise amplifier (LNA), down-converter, up-
Dalam terjemahan bebasnya, VSAT dapat diartikan converter, dan high-power amplifier. Kecuali
sebagai suatu terminal pemancar dan penerima untuk antena, subsistem RF hub pada
transmisi satelit yang tersebar di banyak lokasi dan umumnya dikonfigurasi dengan redundancy
terhubung ke hub sentral melalui satelit dengan 1:1. Peralatan IF dan baseband terdiri dari IF
menggunakan antena parabola berdiameter tertentu. combiner/divider, modulator dan demodulator,
VSAT merupakan salah satu kemajuan juga peralatan pemroses untuk antarmuka
dalam tren untuk mereduksi ukuran ground segment channel satelit dan antarmuka peralatan
(stasiun bumi) pada komunikasi satelit. VSAT pelanggan. Unit antarmuka satelit
terletak di akhir jalur komunikasi satelit dimana menyediakan kontrol komunikasi
VSAT ini menawarkan berbagai macam layanan menggunakan teknik multiple akses yang
komunikasi. VSAT merupakan stasiun kecil sesuai.
berdiameter tak lebih dari 2.4m. Dengan diameter
yang kecil (jika dibanding stasiun bumi lain), VSAT
tidak dapat men-support link satelit dengan kapasitas
yang besar. Namun, VSAT memiliki kelebihan
ditinjau dari segi ekonomi.

2.2 Cara Kerja VSAT


Secara umum, VSAT bekerja dengan cara
sebagai berikut: awalnya informasi yang akan dikirim
dilewatkan ke hub kemudian ditransmisikan melalui
VSAT di bumi menuju satelit. Bagian satelit di Gambar 1. Hub Station
angkasa bekerja sebagai repeater frekuensi. Ketika b) Remote station
VSAT mengirimkan informasi ke satelit, satelit akan Sebuah remote VSAT memiliki
menerima, menguatkan kemudian melakukan komponen-komponen sebagai berikut.
retransmisi sinyal pada frekuensi yang lebih tinggi. A. Outdoor Unit (ODU)
Sinyal retransmisi memiliki tujuan penerima yang tak Terdiri atas antena dan Radio
lain juga suatu VSAT. Frequency Transmitter (RFT).
Setelah informasi ditransmisikan, semua hub di I. Antena
bumi mengontrol dan meregulasikan seluruh operasi Antena adalah peralatan elektronik
dari jaringan komunikasi tersebut yang di disain untuk mengirimkan maupun
menerima sinyal radio (microwave). Antena
2.3 Komponen VSAT digunakan untuk transmisi energi gelombang
a) Hub station radio melalui medium alami (udara, bumi, air,
Hub station mengontrol seluruh operasi dan lain-lain) untuk komunikasi dari titik yang
jaringan komunikasi. Pada hub terdapat sebuah satu ke titik yang lain. Dalam mentransmisikan
Server Network Management System (NMS) yang sinyal data telekomunikasi, gelombang mikro
memberikan akses pada operator jaringan untuk digunakan sebagai gelombang pembawa
memonitor dan mengontrol jaringan komunikasi (carrier).
melalui integrasi perangkat keras dan komponen- Antena yang dipakai dalam
komponen perangkat lunak. Operator dapat komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish
memonitor, memodifikasi dan mendownload antenna yang memiliki bentuk parabola.
informasi konfigurasi individual ke masing-masing
Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah
sebagai berikut :

- Memancarkan gelombang radio RF dari


stasiun bumi ke satelit yang mana besar
frekuensinya dari 5,925 GHz sampai dengan
6,425 GHz.
- Menerima gelombang radio RF dari satelit ke
stasiun bumi yang mana besar frekuensinya
dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.

Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn,


dan penyangga. Ukuran piringan antena atau dish Gambar 3. LNA (Low Noise
VSAT berkisar antara 0,6 – 3,8 meter. Ukuran dish Amplifier)
sebanding dengan kemampuan antena untuk  Solid State Power Amplifier (SSPA)
menguatkan sinyal. SSPA berfungsi untuk memperkuat daya
Feedhorn dipasang pada frame antena pada sehingga sinyal dapat dipancarkan pada
titik fokusnya dengan bantuan lengan penyangga. jarak yang jauh. SSPA ini merupakan
Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar
ke arah piringan antena atau mengumpulkan tenaga (transmit side) yang merupakan penguat
dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas sebuah daya frekuensi sangat tinggi dalam orde
larik komponen pasif microwave. Gega Hertz.
Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk
memperkuat sinyal RF pancar pada band
frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425
GHz dari Ground Communication
Equipment (GCE) pada suatu level tertentu
yang jika digabungkan dengan gain antena
akan menghasilkan daya pancar (EIRP)
yang dikehendaki ke satelit.

Gambar 2. Antenna VSAT

II. Radio Frequency Transmitter (RFT)


RFT dipasang pada frame antena dan
dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT terdiri
atas: Gambar 4. SSPA (Solid State
 Low Noise Amplifiers (LNA) Power Amplifier)
LNA berfungsi memberikan penguatan
terhadap sinyal yang datang dari satelit melalui  Up / Down Converter
antena dengan noise yang cukup rendah dan Perangkat ini dikemas dalam satu
bandwidth yang lebar (500 MHz). kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu
Untuk dapat memberikan sensitivitas sebagai up converter dan sebagai down
penerimaan yang baik, maka LNA harus memiliki converter.
noise temperatur yang rendah dan mempunyai Up Converter berfungsi untuk
penguatan / gain yang cukup tinggi (Gain LNA = 50 mengkonversi sinyal Intermediate
dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frequency (IF) atau sinyal frekuensi
frekuensi antara 3,7 GHZ sampai dengan 4,2 GHz menengah dengan frekuensi centernya
(bandwidthnya 500 MHz). sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up link
(5,925 – 6,425 GHz).
Down Converter berfungsi untuk
mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz –
4,2 MHz) menjadi sinyal Intermediate Frequency
dengan frekuensi center sebesar 70 MHz.

Gambar 7. BUC (Block Up Converter)

B. Indoor Unit (IDU)


Modem VSAT merupakan
perangkat indoor yang berfungsi sebagai
modulator dan demodulator. Modulasi
Gambar 5. Up-Down Converter adalah proses penumpangan sinyal
informasi kedalam sinyal IF pembawa
 LNB (Low Noise Block) yang dihasilkan oleh synthesiser.
Fungsi utama LNB adalah untuk Frekuensi IF besarnya mulai dari 52MHz
menerima sinyal satelit yang sangat lemah sampai 88MHz dengan frekuensi center
yang dikumpulkan pada titik fokus antena. 70 MHz. Sedangkan demodulasi adalah
LNB merupakan jantung dari antena satelit. proses memisahkan sinyal informasi
Pada dasarnya, merupakan sebuah rongga digital dari sinyal IF dan meneruskannya
resonator yang menerima sinyal satelit yang ke perangkat teresterial yang ada. Teknik
difokuskan dari pantulan antena dan Modulasi yang dipakai dalam modem
memproses sinyal tersebut. Sebuah switch satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK
elektonik tambahan memperkuat sinyal ini ( Phase Shift keying ).
sebelum dikirim ke kabel coax dan
mengubahnya menjadi frekuensi yang lebih
rendah untuk mengurangi kehilangan sinyal
di kabel.

Gambar 8. Modem HX-50

3. INSTALASI ANTENNA 1.8m


PRODELIN SEBAGAI REMOTE
DENGAN TEKNOLOGI VSAT IP
Gambar 6. LNB (Low Noise Block) 3.1. Instalasi Konektor Tipe Ampemol
RG-8
 BUC (Block Up Converter) Konnektor merupakan pengubung antara
BUC Berfungsi menghantarkan sinyal kabel yang digunakan sebagai media transmisi
informasi ke satelit.Juga sering disebut dengan komponen dimana kabel tersebut akan
sebagai Transmitter. BUC memiliki daya 2-5 dihubungkan, misalnya ke komputer atau
watt. peralatan jaringan lainnya.
g) Pemasangan feed support untuk
feedhorn.
h) Pemasangan feedhorn pada feed
support.
i) Pemasangan LNB dan BUC pada
feedhorn.
j) Pointing antena ke arah satelit yang
digunakan.
Gambar 9. Konektor N-Male Type Amphenol RG-8
Catatan: Pemasangan antenna dengan
Langkah-langkah pemasangan sebagai berikut: system Single Pole Boom poin a dan b
a) Masukkan mur, cincin logam dan karet ke diabaikan, pemasangan boom/tiang dengan
dalam kabel lalu potong jaket kabel sekitar cara :
0,4cm. 1) Pembuatan lubang boom/tiang dengan
b) Sisir jalinan kabel serabut dan rapikan keatas ukuran lebar 60 cm x 60 cm dengan
c) Tarik kabel serabut meruncing ke pusat inner kedalaman 60-80 cm.
lalu masukkan besi penjepit ke jalinan kabel 2) Pengecoran boom/tiang pada lubang
dan dorong menuju karet. permukaan besi yang dibuat dengan tinggi boom 1.5 m
penjepit di kikir terlebih dahulu sehingga dari permukaan tanah. Bagian bawah
solderan mudah menempel. boom menggunakan cakar ayam untuk
d) Lipat kabel serabut kebelakang dan potong memperkuat pemasangan boom.
sejajar dengan bagian belakang besi penjepit. 3) Bentuk pengecoran ini yang umum
Solder kabel serabut ke besi penjepit digunakan pada tanah dengan kekerasan
dilanjutkan dengan penyolderan konektor normal, desain cor, dan tinggi
inner ke besi induktor kabel. boom/tiang disesuaikan pada jenis
Besi induktor dikikir terlebih dahulu supaya tanah. Sebagai contoh daerah dengan
timah solderan mudah menempel dan tanah pasir dan gambut menggunakan
Bersihkan sisa-sisa timah hasil solder landasan dari kayu ulin yang keras itu,
sehingga tidak terjadi short. yaitu dengan cara membuat platform
dari ulin kemudian boom/tiang bagian
e) Masukkan plug body kedalam inner lalu
bawah dilaskan plat ukuran 40 cm x 40
kencangkan. Pastikan inner terpasang dengan
cm tebal minimal 5 mm. Empat sudut
kuat dan tidak miring. Ujung inner sejajar
dengan permukaan plug body. Tekan ibu jari plat dibor kemudian dipasangkan ke
kearah permukaan konektor, akan muncul landasan ulin dengan baut.
bekas lingkaran dan titik pada pusat lingkaran
jika konektor sejajar dengan permukaan plug 3.3. Instalasi dan Konfigurasi Modem
body. HX50
Langkah selanjutnya agar antenna VSAT
dapat bekerja adalah instalasi dan konfigurasi
3.2. Instalasi Antenna 1.8m Prodelin
modem. Modem yang biasanya digunakan
a) Pembuatan pondasi ukuran 2.5m x 2.5m
dengan tebal 20 cm. Tinggi pondasi 10cm di dalam instalasi antenna 1.8m adalah modem
HX50. Langkahnya adalah sebagai berikut :
atas permukaan tanah dan 10cm di bawah
permukaan tanah. Pembuatan tinggi pondasi 1. Mengaktifkan fitur telnet pada notebook
dengan cara , control panel – uninstall
dan material pondasi tergantung jenis tanah
program – turn windows features on or
dilokasi.
b) Merakit bagian dasar antenna, yaitu off – klik pilihan telnet client dan telnet
server.
boom/tiang antenna beserta keempat kaki
pedestal 2. Dengan Command Prompt lakukan Ping
ke perangkat HX50 mempergunakan
c) Pengaturan level pedestal untuk mendapatkan
Command : ping 192.168.0.1 (seperti
posisi boom/tiang yang tegak lurus dengan
contoh di bawah)
bantuan waterpass .
d) Pemasangan Canister, tuas azimut dan tuas
elevasi pada boom/tiang antenna.
e) Pemasangan back frame dish (landasan dish)
pada canister.
f) Pemasangan dish antena pada landasan dish.
Setelah muncul seperti gambar diatas
ketik tanda “?” untuk masuk kedalam
main menu.

Gambar 10. Tes Ping

3. Setelah ping berhasil,lakukan telnet ke HX50


agar kita bisa configure Remote tersebut
dengan command : telnet 192.168.0.1 1953
Gambar 13 main menu modem HX50

5. Setting Modem :
Yang selanjutnya dilakukan adalah
mengisi parameter parameter pada
modem. Hal ini dapat dilakukan dengan
memilih pilihan a pada main menu.
Perlu diperhatikan, pada saat mengisi
parameter VSAT Longitude degrees dan
VSAT Latitude degrees harus disesuaikan
dengan posisi longitude dan latitude
lokasi kota tempat instalasi antenna (pada
contoh dimisalkan lokasi instalasi antenna
Gambar 11. telnet ke HX50
berada di kota Jakarta dimana longitude
dan latitudenya adalah 106 dan 6).
Tekan ENTER maka akan masuk ke Main Untuk mengisi parameter VSAT
Menu Modem HX50 : Longitude degrees dan VSAT Latitude
degrees harus diisi dengan posisi satelit
4. Main Menu : space segment yang akan digunakan.
(pada contoh dimisalkan satekit yang
digunakan adalah satelit TELKOM
PALAPA B4 118E, Yang mana memiliki
longitude 118 dan latitude East).
Seorang teknisi dapat mengetahui
posisi longitude dan latitude dari lokasi
instalasi dengan menggunakan aplikasi
satfinder. Dengan aplikasi tersebut teknisi
juga dapat mengetahui posisi longitude
dan latitude dari satelit yang digunakan.
Berikut adalah tampilan dari satfinder.

Gambar 12. main menu modem HX50


Setelah itu pilihlah menu “b” yaitu
Antenna Pointing – Transmitter, automatic.
Dan akan muncul hasil dari pointing antenna
dari lokasi penginstallan kearah satelit
komunikasi (space segment) yang digunakan.
Seperti yang tampak pada gambar :

Gambar 14. mencari longitude dan latitude dari


lokasi dan satelit menggunakan satfinder

Untuk parameter Satellite Channel Frequency


diisi sesuai dengan frekuensi kerja hub yang
digunakan. (pada contoh diatas menggunakan
frekuensi kerja hub bogor yaitu 10671 Hz).
Parameter IP LAN dan IP Management Address
dapat diisi setelah teknisi mengirimkan info
mengenai keseluruhan nomor serial perangkat
antenna (BUC,LNB,modem,adaptor) kepada NOC Gambar 16. hasil pointing modem
(Network Operator Control) Metrasat. Kemudian
NOC Metrasat akan memberikan IP LAN dan dan IP Setelah teknisi melakukan pointing dan
Management address kepada teknisi. hasilnya Maksimal, Hasil maksimal (range :
Untuk pengisian parameter selanjutnya yang 81-95) dapat dilihat pada level SQF yang
tidak dijelaskan, dapat diisi sesuai dengan default berada di pojok kiri bawah, teknisi dapat
modem atau dengan menekan tombol enter. melakukan crosspole.
Crospole adalah proses untuk
6. Antena Pointing : mengidentifikasi bahwa sebuah antenna
Pointing adalah mengarahkan antenna dari bekerja pada polarisasi vertical atau horizontal
lokasi penginstallan ke arah satelit komunikasi yang agar tidak terjadi interferensi dari antenna lain
digunakan. Pengarahan tersebut melibatkan 3 hal yang menggunakan transponder berbeda pada
yaitu sudut elevasi, sudut azimuth dan polarisasi satelit yang sama. untuk melakukan crosspole
feedhorn. hubungi NOC metrasat agar diberikan nilai
Pada main menu modem HX50 terdapat menu frekuensi carrier pada antenna remote . Setelah
yang dapat membantu teknisi pada proses pointing NOC menyatakan bahwa Remote tersebut
atau mengarahkan sudut elevasi, sudut azimuth dan sudah dipancarkan carriernya, langsung
polarisasi feedhorn dengan memilih menu “i. koordinasi dengan operator di HUB
installation” dan akan muncul menu seperti dibawah pengendali satelit (misalnya : Telkom
ini : Cibinong), operator tersebut akan memonitor
carier yang ditransmitkan ke arah satelit dan
meminta teknisi untuk menggerakan
(memutar) Feedhorn antena. Arah (sudut)
feedhorn pada antena parabola ini lah yang
menentukan apakah sebuah antena bekerja
pada polarisasi vertikal atau horizontal. Nilai
cross pole akan dihitung oleh operator satelit
dengan membandingkan carier utama pada
transponder kerja dengan bocoran yang keluar
di transponder polarisasi sebaliknya, makin
tinggi nilai cross pole maka makin bagus
pointing antena karena tidak mengganggu
transponder reuse disisi polarisasi lainnya.
Gambar 15. menu pointing modem
Setelah mendapat hasil crosspole dari operator 9. Run Software Download Monitor
pengendali satelit, hubungi kembali NOC metrasat Setelah berhasil ranging kembalilah ke
dan meminta agar remote tersebut di normalkan menu utama dengan mengetik tanda “?”
kembali. dan tekan enter.

7. Ranging
Setelah Crosspole berhasil dan remote sudah di
normalkan kembali,Masuk ke Main Menu seperti
gambar di bawah ini kemudian lakukan Ranging
pada menu “i” (Installation) seperti pada gambar
dibawah ini :

Gambar 19. main menu

Setelah berhasil ke main menu pilih


menu “f” (run softeare download) dan akan
muncul tampilan seperti dibawah ini :

Gambar 17. menu instalation

Kemudian pilih menu “d” (force and verify


ranging) untuk melakukan ranging. Berikut adalah
tampilan setelah berhasil ranging :

Gambar 20 display setelah


modem complete download

Setelah download complete kita dapat


melihat lagi konfigurasi modem dengan
mengetik “b” dan akan muncul tampilan
seperti dibawah ini :

Gambar 18. display pada saat ranging berhasil.


4. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Konnektor merupakan pengubung
antara kabel yang digunakan sebagai
media transmisi dengan komponen
dimana kabel tersebut akan
dihubungkan, misalnya ke komputer
atau peralatan jaringan lainnya. Tiap
jenis kabel memiliki konektor yang
berbeda-beda.

2. Antena adalah peralatan elektronik


yang di disain untuk mengirimkan
maupun menerima sinyal radio
(microwave). Antena digunakan untuk
transmisi energi gelombang radio
melalui medium alami (udara, bumi,
air, dan lain-lain) untuk komunikasi
dari titik yang satu ke titik yang lain.
Dalam mentransmisikan sinyal data
telekomunikasi, gelombang mikro
digunakan sebagai gelombang
pembawa (carrier).

3. Antena yang dipakai dalam


komunikasi VSAT yaitu sebuah solid
dish antenna yang memiliki bentuk
parabola.

Gambar 21. display konfigurasi modem setelah 4. Instalasi antenna 1.8m sebagai remote
complete download dengan teknologi VSAT IP dapat
dilakukan dengan :
10. Ping ke IPGW  Instalasi konektor
Langkah terakhir dalam proses konfigurasi
 Survey tempat lokasi antenna
modem HX50 untuk instalasi antenna 1.8m sebagai
remote dengan teknologi VSAT IP adalah melakukan  Membangun pondasi antenna
test ping ke perangkat. Seperti yang tampak pada  Memberikan info ke NOC
gambar : metrasat mengenai serial
number perangkat
 Merakit antenna
 Mengisi parameter parameter
konfigurasi modem
 Pointing antenna
 Menghubungi NOC metrasat
untuk dipancarkan carrier ke
Remote
 Crosspole dengan menghubungi
operator pengendali satelit di
cibinong
Gambar 22. test ping  Menghubungi NOC metrasat
untuk menormalkan kembali
remote (mematikan carrier)
 Download BIODATA
 Test ping
Ragil Febrio Giant
5. Hal-hal yang harus diperhatikan saat (21060110120043).
instalasi antenna 1.8m sebagai remote Lahir di Bandung, 27
dengan teknologi VSAT IP adalah : Februari 1992. Telah
 Tegangan listrik harus stabil (220 Volt) menempuh pendidikan
 Tegangan Neutral dengan Grounding di Madrasah Ibtidaiyah
harus di bawah 1 Volt AC Pembangunan UIN
Jakarta, SMPN 11
 Penempatan Antena pada permukaan Jakarta dan SMAN 6
yang datar (tiang antena harus vertikal/ Jakarta. Dan saat ini
tegak lurus) tercatat sebagai
 Arah Antena ke Satelit tidak boleh mahasiswa Teknik Elektro Universitas
terhalang apapun Diponegoro, angkatan 2010, konsentrasi
Telekomunikasi.
 Antena harus di hubungkan ke
grounding
Menyetujui
 Modem harus ditempatkan pada suhu Dosen Pembimbing
ruangan yang sejuk tidak boleh panas.
 Selalu koordinasi dengan NOC pada
saat Pemasangan.

Darjat, ST. MT
5. DAFTAR PUSTAKA
NIP 197206061999031001
[1] Maral, George. 2003. VSAT Networks – Second
Edition. London: John Wiley & Sons, Ltd.
[2] Elbert, Bruce R. 2004. The Satellite
Communication Applications Handbook – Second
Edition. London: Artech House, Inc.
[3] Remote Terminal User Guide DW7000,
DW7700. 2006. Hughes Network Systems.
[4] Telkom-2 Satellite fact sheet. Orbital Sciences
Corporation.
[5] http://www.c4.telkom.co.id/produk/datin/vsat_ip
[6] http://belajarvsat.wordpress.com/
[7]http://www.cisco.com/en/US/docs/ios/12_3t/12_3t
14/feature/guide/gtstltnm.html
[8] http://www.scmedia.co.id/product.htm
[9] http://telkom-msc.blogspot.com/2010/05/satelit-
telkom-2-akhirnya-meluncur-juga.html
[10] http://www.jaluwave.com/Indonesia/telko

Anda mungkin juga menyukai