Anda di halaman 1dari 27

MENCUCI TANGAN (BIASA)

A. Definisi
Cuci Tangan biasa adalah membersihkan tangan dari kotoran
dengan sabun atau antiseptik dan dibilas dengan air mengalir.
B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan perorangan
2. Mencegah terjadinya infeksi silang
C. Persiapan
1. Pasien
a. Perkenalkan diri dan status
b. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan
c. Beri kesempatan klien/keluarga untuk bertanya
2. Alat

a. Bak cuci dan air mengalir


b. Sabun atau antiseptik
c. Handuk atau tissue sebagai pengering
Skala
No Prosedur Ket
Ya Tidak

1 Lepaskan semua aksesoris pada tangan dan


gulung lengan baju sampai siku

Lakukan inspeksi tangan dan jari, adanya


2
luka / sayatan

Jaga agar tangan dan pakaian tidak


3 menyentuh wastafel (jika tangan menyentuh
wastafel cuci tangan diulang)

Alirkan air, hindari percikan pada pakaian

4
Basahi tangan dan lengan bawah,
mempertahankannya lebih rendah dari siku
5

Berikan sedikit sabun (2 – 4 cc). Untuk sabun


batang, pegang dan gosok sampai berbusa

Gosok kedua lengan dengan cepat, selama


10 – 15 detik

7
Gosok punggung tangan, sela-sela jari
Gosok sela-sela jari secara melingkar
minimal 5 kali
8

Gosok ujung-ujung jari ke telapak tangan


9
yang lain

Bilas lengan dan tangan sampai bersih


10

Tutup kran dengan siku. (Bila kran harus


ditutup dengan tangan, cuci kran dengan
sabun terlebih dahulu sebelum membilas
11
tangan)

12
Keringkan tangan dengan handuk atau
pengering

Standar Penilaian :

𝑺𝒌𝒐𝒓
𝑿 𝟏𝟎𝟎
∑ 𝑺𝒐𝒂𝒍

Range Skor

90-100 = A, 80-89 = B, < 76 = Tidak lulus


MENCUCI TANGAN (ANTISEPTIK)

A. Definisi
Cuci Tangan antiseptik adalah membersihkan tangan dari
kotoran dengan menggunakan antiseptik

B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan perorangan
2. Mencegah terjadinya infeksi silang

C. Persiapan
1. Pasien
a. Perkenalkan diri dan status
b. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan
c. Beri kesempatan klien/keluarga untuk bertanya
2. Alat

a. Bak cuci dan air mengalir


b. Sabun atau antiseptik
c. Handuk atau tissue sebagai pengering
Skala
No Prosedur Ket
Ya Tidak

1 Lepaskan semua aksesoris pada tangan dan


gulung lengan baju sampai siku

Lakukan inspeksi tangan dan jari, adanya


luka / sayatan

Gunakan alkohol/formulasi berbasis alkohol


2 yang tersedia secukupnya sampai merata di
seluruh permukaan tangan

Gosok kedua lengan dengan cepat, selama


3
10– 15 detik

Gosok punggung tangan, sela-sela jari


4
Gosok sela-sela jari secara melingkar
minimal 5 kali

5 Gosok ujung-ujung jari ke telapak tangan


yang lain

Bilas lengan dan tangan sampai bersih


6
Tutup kran dengan siku. (Bila kran harus
ditutup dengan tangan, cuci kran dengan
7 sabun terlebih dahulu sebelum membilas
tangan)

8
Keringkan tangan dengan handuk atau
9
pengering
Standar Penilaian :

𝑺𝒌𝒐𝒓
𝑿 𝟏𝟎𝟎
∑ 𝑺𝒐𝒂𝒍

Range Skor

90-100 = A, 80-89 = B, < 76 = Tidak lulus


MENCUCI TANGAN (STERIL)

A. Definisi
Mencuci Tangan adalah membersihkan tangan dari kotoran
sebelum melakukan tindakan steril.

B. Tujuan
1. Mencegah infeksi silang

2. Membebaskan kuman dan mencegah kontaminasi tangan

C. Persiapan
1. Pasien
a. Perkenalkan diri dan status
b. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan
c. Beri kesempatan klien/keluarga untuk bertanya
2. Alat

a. Bak cuci dan air mengalir


b. Sabun atau antiseptik
c. Handuk atau tissue sebagai pengering
Skala
No Prosedur Ket
Ya Tidak

1 Siapkan peralatan dan bahan yang


dibutuhkan

‫و‬

Lepaskan cincin, jam tangan dan gelang


2

Basahi kedua tangan dengan menggunakan


3
air mengalir sampai siku, gunakan
sabun kearah lengan bawah, lakukan hal
yang sama pada sebelah tangan.

Bersihkan kuku dengan pembersih kuku


atau sikat lembut kearah luar, kemudian
4 bersihkan jari hingga siku dengan gerakan
sirkular dengan spon. Mengulangi hal yang
sama pada lengan yang lain. Lakukan
selama minimal 2 menit.

Bilas tangan dan lengan secara terpisah


dengan air mengalir, setelah bersih tahan
kedua tangan mengarah ketas sebatas siku.
Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area
bersih.
5
Gosok seluruh permukaan kedua belah
tangan, jari dan lengan bawah dengan
antiseptik minimal selama 2 menit.

Bilas setiap tangan dan lengan secara


terpisah dengan air mengalir, setelah bersih
tangan diarahkan keatas sebatas siku.
6
Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area
tangan.

8 Kedua tangan diarahkan ke atas dan


jauhkan dari badan, jangan sentuh
permukaan atau benda apapun.

Keringkan tangan menggunakan handuk


9 steril atau diangin-anginkan. Keringkan
tangan mulai dari ujung jari sampai dengan
siku. Untuk tangan yang berbeda gunakan
sisi handuk yang berbeda.

Standar Penilaian :

𝑺𝒌𝒐𝒓
𝑿 𝟏𝟎𝟎
∑ 𝑺𝒐𝒂𝒍

Range Skor

90-100 = A, 80-89 = B, < 76 = Tidak lulus


PENANGANAN TERTUSUK JARUM

A. Penatalaksanaan umum
1. Jangan panik dan selesaikan semua dalam 4 jam pertama.
2. Tindakan segera
a. Eliminasi pajanan
1) Luka tusuk : bilas air mengalir dan sabun/ antiseptik
2) Mukosa mulut : ludahkan dan kumur
3) Mukosa mata : irigasi dengan air/ NaCl 0,9%
4) Mukosa hidung : hembuskan keluar & bersihkan dengan
air
b. Desimfeksi Luka dan daerah sekitar kulit dengan salah satu :
1) Povidon Iodin 2,5% : selama 5 menit
2) Alkohol 70% : selama 3 menit
3) Chlorhexidine cetrimide : bekerja melawan HIV tapi tidak
terhadap HBV
2. Perlakukan sebagai keadaan darurat
1) Berikan obat Profilaksis Pasca Pajanan secepat mungkin
(1-2 jam pertama), sebelum 72 jam
2) Bila pajanan Risiko Rendah, pemberian obat PPP setelah
72 jam tidak efektif.
3) Bila pajanan Risiko Tinggi, tetap berikan obat PPP
sebelum 7 hari pertama
3. Dasar pertimbangan PPP
a. Kategori Pajanan (KP)
b. Status HIV sumber pajanan (KS HIV)
c. Ketersediaan obat PPP
B. Catat dan laporkan
1. Panitia Penanganan Infeksi di Rumah Sakit (PIRS),
2. Panitia Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3), dan
3. Atasan langsung
C. Konseling
1. Risiko transmisi HIV & HBV
2. Profilaksis Pasca Pajanan
3. Perilaku seksual aman
PENGKAJIAN RESIKO JATUH
A. Pengkajian Resiko Jatuh Morse (dewasa)

Skala ini biasa dipakai untuk mengukur tingkat resiko jatuh pada orang
dewasa.

Tabel skala jatuh dari morse dapat dilihat dibawah ini :

No Pengkajian Skala Nilai Ket


1 Riwayat jatuh : Tidak 0
apakah lansia pernah Ya 25
jatuh dalam 3 bulan
terakhir.
2 Diagnosa sekunder : Tidak 0
Apakah Lansia Ya 15
memiliki lebih dari
satu penyakit.
3 Alat Bantu jalan : 0
· Bedrest / dibantu
perawat
· Kruk / tongkat / 15
walker.
30
· Berpegangan
pada benda – benda
sekitar.
(Kursi, lemari, meja).

4 Teraphy intravena : Tidak 0


Apakah saat ini Ya 20
lansia terpasang
infus.
5 Gaya Berjalan / cara 0
Berpindah:
· Normal / Besrest
/ immobile (tidak
dapat bergerak
sendiri)
· Lemah tidak 10
bertenaga.
20
· Gangguan atau
tidak normal
(pincang atau
diseret).
6 Status mental: 0
· Lansia menyadari
kondisi dirinya.
· Lansia mengalami 15
keterbatasan daya
ingat.
Total nilai

Berdasarkan nilai dari table diatas nanti kita akan dapat


mengklasifikasikan atau mendapatkan nilai sehingga kita dapat
menentukan tingkat resiko Jatuh dari pasien yang kita nilai Dengan
ketentuan skala morse dibawah ini.

Tingkatan Resiko Nilai MPS Tindakan


Tidak Beresiko 0 - 24 Perawatan Dasar
Resiko Rendah 25 - 50 Pelaksanaan Intervensi
Pencegahan Jatuh
Standar.
Resiko Tinggi ≥51 Pelaksanaan Intervensi
Pencegahan Jatuh
resiko tinggi

B. Pengkajian Resiko Jatuh Humpty dumpty (Pediatrik)


PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR
Usia < 3 Tahun 4
3 – 7 tahun 3

7 – 13 tahun 2
≥ 13 tahun 1

Jenis Kelamin Laki – laki 2

Perempuan 1

Diagnosis Diagnosis 4
neurologi

Perubahan 3
oksigenasi
(diagnosis
respiratorik,
dihaidrasi,
anemia,
anoreksia,
Sinkop, Pusing,
dll

Gangguan 2
prilaku /
psikiatri

Diagnosis 1
lainnya
Gangguan Tidak 3
kognitif menyadari
keterbatasan
lainnya

Lupa akan 2
adanya
keterbatasan
Orientasi baik 1
terhadap diri
sendiri

Faktor Riwayat jatuh / 4


Lingkungan bayi diletakkan
ditempat tidur
dewasa

Pasien 3
menggunakan
alat bantu /
bayi diletakkan
dalam tempat
tidur bayi /
perabot rumah.
Pasien
diletakkan pada
tempat tidur
2
Area diluar 1
rumah sakit

Pembedahan / Dalam 24 jam 3


sedasi/ anestesi

Dalam 48 jam 2

>48 jam dan 1


tidak menjalani
pembedahan /
sedasi /
anastesi.

Penggunaan Penggunaan 3
medika multiple
mentosa sedative, obat
hypnosis,
barbiturate,
fenotiazi,
antidepresan,
pencahar,
diuretic,
narkose.

Penggunaan 2
obat salah satu
diatas

Penggunaan 1
medikasi
lainnya / atau
tidak ada
medikasi.

Jumlah Skor Humpty Dumpty

Berdasarkan nilai dari table diatas nanti kita akan dapat


mengklasifikasikan atau mendapatkan nilai sehingga kita dapat
menentukan tingkat resiko Jatuh dari pasien yang kita nilai :

Dengan ketentuan skala Humpty Dumpty dibawah ini :


Skor Penilaian Resiko jatuh (skor minimum 7, Skor maksimum 25)

Skor 7 – 11 Resiko Rendah


Skor ≥ 12 Resiko Tinggi
C. Pengkajian Resiko Jatuh Pada Lansia

Tinetti balance and gate

o. INSTRUKSI PENILAIAN (TINETTI BALANCE) Skor

1. Posisi Duduk

a. Belajar atau slide di kursi 0

b. Stabil dan aman 1

2. Berdiri dari kursi

a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0

b. Mampu, tapi menggunakan kekuatan lengan 1

c. Mampu berdiri spontan, tanpa menggunakan 2


lengan

3. Usaha untuk berdiri

a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0

b. Mampu, tapi lebih dari 1 upaya 1

c. Mampu dalam satu kali upaya 2

4. Berdiri dari kursi (segera dalam 5 detik pertama)

a. Tidak kokoh (Goyah, terhuyun-huyun, tidak 0


stabil)
1
b. Kokoh, tapi dengan alat bantu (walker atau
2
tongkat, pegangan sesuatu)

c. Berdiri tegak, kaki rapat tanpa alat


bantu/pegangan

5. Keseimbangan berdiri

a. Tidak kokoh (Goyah, tidak stabil) 0


b. Berdiri dengan kaki melebar (jarak antara kedua 1
kaki > 4 inci) atau menggunakan alat bantu (walker
atau tongkat, pegangan sesuatu)
2
c. Berdiri tegak, jarak kaki berdekatan, tanpa alat
bantu/pegangan

6. Subyek dalam posisi maksimum dengan kaki sedekat


mungkin, kemudian pemeriksa mendorong perlahan
tulang dada subyek 3x dengan telapak tangan

a. Mulai terjatuh
0
b. Goyah/Sempoyongan, tapi dapat mengendalikan
diri 1

c. Kokoh berdiri (stabil) 2

7. Berdiri dengan mata tertutup (dengan posisi seperti


no. 6)
0
a. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan)
1
b. Berdiri kokoh (stabil)

8. 8.1 Berbalik 360°

a. Tidak mampu melanjutkan langkah (berputar) 0

b. Dapat melanjutkan langkah (berputar) 1

8.2 Berbalik 360°

c. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan) 0

d. Berdiri kokoh (stabil) 1

9. Duduk ke kursi

a. Tidak aman (kesalahan mempersepsikan jarak, 0


langsung menjatuhkan diri ke kursi)
b. Menggunakan kekuatan lengan atas, tidak secara 1
perlahan
2
c. Aman, gerakan perlahan-lahan

TOTAL 16

No. INSTRUKSI PENILAIAN (TINETTI GAIT) SKOR

10. Melakukan perintah untuk berjalan

a. Ragu-ragu, mencari objek untuk dukungan 0

b. Tidak ragu-ragu, mantap, aman 1

11. 11.1 Ketinggian kaki saat melangkah

a. Kaki kanan:

· Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau 0


mengangkat kaki terlalu tinggi > 5 cm

· Konstan dan tinggi langkah normal


1
b. Kaki kiri:

· Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau


0
mengangkat kaki terlalu tinggi > 5 cm

· Konstan dan tinggi langkah normal


1
11.2 Panjang langkah kaki:

a. Kaki kanan

· Langkah pendek tidak melewati kaki kiri


0
· Melewati kaki kiri
b. Kaki kiri 1

· Langkah pendek tidak melewati kaki kanan

· Melewati kaki kanan 0

12. Kesimetrisan langkah

a. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak 0


sama
1
b. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri sama

13. Kontinuitas langkah kaki

a. Menghentikan langkah kaki diantara langkah 0


(langkah-behenti-langkah)

b. Langkah terus-menerus/berkesinambungan
1

14. Berjalan pada jalur yang ditentukan atau koridor

a. Penyimpangan jalur yang terlalu jauh 0

b. Penyimpangan jalur ringan/sedang/butuh alat 1


bantu
2
c. Berjalan lurus sesuai jalur tanpa alat bantu

15. Sikap tubuh saat berdiri:

a. Terhuyun-huyun, butuh alat bantu 0

b. Tidak terhuyun-huyun, tapi lutut fleksi/kedua 1


tangan dilebarkan
2
c. Tubuh stabil, tanpa lutut fleksi dan
meregangkan tangan

16. Sikap berjalan


a. Tumit tidak menempel lantai sepenuhnya 0

b. Tumit menyentuh lantai 1

TOTAL SKOR 12

Tinetti Balance + Tenetti Gait 28

≤ 18 = resiko jatuh tinggi

19-23 = resiko jatuh sedang

≥24 = resiko jatuh rendah


ASSESMEN RESIKO

Asesmen risiko yaitu proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko
yang dihadapi, kemampuan mengendalikan frekuensi dan dampak risiko.
Risk assessment tools terdiri dari ;
1. Risk matrix grading
2. Root cause analysis (RCA)
3. Failure Mode and effectanalysis (FMEA)

1) Risk Matrix Grading (Analisis Matriks Grading Risiko)


Analisis matriks risiko adalah suatu metode analisis kualitatif untuk menentukan
derajat risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitas. Dampak atau akibat
suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada
cedera sampai meninggal. Probabilitas/frekuensi adalah seberapa seringnya insiden
tersebut terjadi
Risk matrix yang efektif, mencakup hal sebagai berikut :
a. Mudah digunakan dan dimengerti
b. Mempunyai deskripsi detail dan defenitif
c. Menerangkan bagaimana risiko dapat di mitigasi pada tingkat yang bias ditolerir

a) SKOR RISIKO
Menghitung Skor Risk : Dampak x Probability
Cara menghitung Skor Risiko :
1) Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
2) Tetapkan dampak pada baris kea rah kanan
3) Tetapkan warna Bands berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan dampak
b) Skor Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna,
warna bands akan menentukan investigasi yang akan dilakukan.
Warna bands merupakan hasil pertemuan antara nilai dampak yang diurut
kebawah dan nilai probabilitas yang diurut kesamping kanan
Skor Risiko menentukan Prioritas Risiko :
Band Biru : Rendah/Low
Band Hijau : Sedang /moderate
Band kuning : Tinggi/High
Band Merah : Sangat tinggi/extreme
Keterangan. Bands biru dan hijau merupakan investigasi sederhana, bands
kuning dan merah merupakan investigasi komprhenesif/RCA.

Warna Bands merupakan hasil pertemuan antara nilai dampak yang diurut
kebawah dan nilai probabilitas yang diurut ke samping kanan

Contoh : Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di
RS ‘X’ terjadi pada 2 tahun yang lalu
Nilai dampak : 5 (katastropik) karena pasien meninggal
Nilai Probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi 2 tahun lalu
skoring
Risiko : 5 x 3 = 15
Warna Bands : Merah (Ekstrim)

Table. Probabilitas : Likelihood/Frekuensi


Tingkat DESKRIPSI
Risiko

1 Sangat jarang (>5 thn/kali) hamper tidak mungkin terjadi

2 Jarang (> 2 – 3 thn/kali)

3 Mungkin (1 -2 thn/kali)

4 Sering( beberapa kali/tahun)

5 Sangat sering (tiap minggu) hampir pasti akan terjadi


Tabel. Skor dampak
Tingkat Deskripsi DAMPAK
Risiko

1 Tidak Tidak ada cidera


SIgnifikan

2 Minor Cidera ringan mis. Luka lecet

Dapat diatasi dengan pertolongan pertama

3 Moderat Cidera sedang mis luka robek

Berkurangnya fungsi motoric/sensorik/prikologis


atau intelektual, tidak berhubungan dengan
penyakit

Setiap Kasus yang memperpanjang perawatan

4 Mayor Cidera luas/berat mis. Cacat, lumpuh

Kehilangan fungsi motoric/sensorik/psikologis atau


intelektual, tidak berhubungan dengan penyakit

5 Katastrofik Kematian yang tidak berhubungan dengan


perjalanan penyakit

Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam table matrix
grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.

Tabel. Matrix Grading Risiko


Probabilitas Tidak Minor Moderat Mayor Katastropik
Signifikan

1
2 3 4 5

Sangat sering Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


terjadi (tiap
minggu/bulan)

Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


(beberapa
kali/tahun)

Mungkin Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


terjadi 1 - < 2
kali/tahun

Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim


( >2 - <5
kali/tahun )

Sangat jarang Rendah Rendah Moderat Tinggi


terjdai ( > 5
kali/tahun)

Tabel. Tindakan sesuai tingkat dan Bands Risiko


Level/Bands TINDAKAN

Ekstrim/sangat Risiko ekstrim dilakukan RCA, paling lama 45 hari


tinggi membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke
Direktur
High (tinggi) Risiko tinggi dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji
dengan detil dan perlu tindakan segera serta
membutuhkan perhatian TOP manager

Moderate Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling lama


(sedang) 2 minggu. Manager/pimpinan klinis sebaiknya menilai
dampak terhadap biaya dan kelola risiko

Low Rendah Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling


lama 1 minggu diselesaikan dengan prosedur rutin

Rumah Sakit hanya punya standart yang berisi Program Risk Assessment tahunan, yakni
Risk Register:
1. Risiko yang teridentifikasi dalam 1 tahun
2. Informasi insiden keselamatan pasien, klaim litigasi dan complain, investigasi eksternal
dan internal, external asesmen dan akreditas
3. Informasi potensial risiko maupun risiko actual (menggunakan RCA & FMEA)

Anda mungkin juga menyukai