Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Kota Sabang adalah salah satu kota di Aceh, Indonesia. Kota ini berupa
kepulauan di seberang utara pulau Sumatera, dengan Pulau Weh sebagai pulau
terbesar (05°46'28"-05°54'-28" Lintang Utara dan 95o13’02”-95o22’36” Bujur
Timur). Wilayah kota Sabang meliputi Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau
Seulako dan Pulau Rondo dengan luas sebesar 153 Km2, terdiri dari dua kecamatan
yaitu Kecamatan Sukakarya 73 Km2 dan Kecamatan Sukajaya 80 Km2. Wilayah kota
Sabang dikelilingi oleh Selat Malaka di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah
Timur, Selat Malaka di sebelah selatan dan Samudera Hindia di sebelah Barat.
Kota Sabang memiliki topografi datar hingga bergunung. Secara umum Kota
Sabang berada pada ketinggian ± 28 m di atas permukaan air laut (dpl). Kondisi
morfologinya didominasi oleh pegunungan, yakni sekitar 50% dari luas kawasan
keseluruhan, dataran 25%, landai 3,54%, dataran bergelombang 8,01% dan berbukit
13,45%.
Masyarakat Kota Sabang mengalami persoalan ganda di bidang kesehatan.
Pada satu sisi, masyarakat rentan terhadap serangan berbagai penyakit menular akibat
kondisi lingkungan dan fasilitas sanitasi yang belum memadai. Pada sisi yang lain,
kasus-kasus penyakit degeneratif pun meningkat tajam. Transisi epidemiologi ini
sejalan dengan gaya hidup masyarakat Aceh yang mulai berubah. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Aceh berada pada urutan 18 dari 33 provinsi di
Indonesia.
Status kesehatan masyarakat adalah indikator penting dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka menciptakan masyarakat
yang sehat maka dilakukan peningkatan pelayanan kesehatan. Jika pelayanan
kesehatan tidak tersedia, tidak tercapai, tidak terjangkau, tidak berkesinambungan,
tidak menyeluruh, terpadu dan bermutu, tentunya sulit diharapkan keadaan sehat
tersebut. Untuk itu diperlukan adanya dokter keluarga.
Dokter keluarga melakukan pelayanan secara komprehensif. Dokter keluarga
menilai perkembangan sebuah penyakit yang dialami pasien dalam keluarga serta
peran keluarga dalam pencegahan penyakit dan perawatan pasien, melihat pola
penyakit tertentu dalam keluarga terkait dengan kebiasaan keluarga tersebut,
meninjau faktor sosial, ekonomi dan pendidikan keluarga terkait kebiasaan keluarga
tersebut. Melalui peran tersebut, dokter keluarga memiliki keunggulan ditinjau dari
kedudukan dan peranannya dalam sistem pelayanan kesehatan, yaitu melayani
kepentingan semua anggota keluarga serta berhubungan dengan semua anggota
keluarga dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga diperlukan usaha promotif
dan preventif untuk mencapai setiap anggota yang sehat. Oleh karena itu saya ingin
membagun suatu klinik kedokteran keluarga yang lebih mudah dijangkau oleh
masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih mudah menjangkau tempat pelayanan
kesehatan dan diharapkan dapat menekan angka kesakitan masyarakat dan
mengurangi kemungkinan komplikasi yang dapat timbul.
2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif berlandaskan praktik
kedokteran keluarga.
B. Tujuan Khusus
Mengupayakan prinsip kedokteran dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Mengupayakan derajat kesehatan masyarakat melalui health promotion and
prevention.
Mengupayakan early detection masyarakat melalui praktik dokter keluarga.
3. Visi dan Misi
A. Visi
Menciptakan pelayanan kesehatan secara komprehensif berlandaskan praktik
kedokteran keluarga.
B. Misi
Menerapkan prinsip kedokteran dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui health promotion and
prevention.
Melakukan early detection masyarakat melalui praktik dokter keluarga.
4. Analisis Situasi
A. Kekuatan (Strenght)
Mempunyai lokasi yang strategis karena terletak di kawasan pantai.
Terdapat pabrik semen PT.SAI.
Belum adanya klinik kedokteran keluarga di tempat pendirian klinik.
Terdapat banyak menara (tower) jaringan telepon seluler.
Distribusi sarana dan tenaga kesehatan yang kurang memadai dan kurang
merata, sehingga membantu pemerataan kesehatan.
Terdapat lapangan golf.
Tersedianya banyak wahana rekreasi.
Tidak memiliki rumah sakit dan klinik 24 jam.
Pelayanan kesehatan puskesmas hanya terbatas pada jam kerja.
B. Kelemahan (Weakness)
Belum adanya SDM, equipment, sistem, SOP dan protab
Keterbatasan dana untuk pelaksanaan dan operasional
Belum memiliki pengalaman dalam pengolahan klinik
Belum adanya standar pembayaran untuk petugas medis
Jumlah penduduk Lhoknga menurun
Masyarakat lebih memilih berobat ke pengobatan yang lebih terjangkau
seperti Mantri dan perawat.
Lemahnya koneksi/kerja sama
C. Kesempatan (Opportunity)
Adanya BPJS-K terhitung 01 Januari 2014
Perkembangan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan serta kebutuhan konsultasi ke dokter umum atau spesialis
Banyaknya kondisi masyarakat yang rentan terhadap penyakit
Rumah Sakit membutuhkan jejaring (klinik dokter keluarga)
Pelayanan kesehatan preventif dan promotif yang kurang di rumah sakit dan
puskesmas
Kecamatan Lhoknga adalah wilayah dengan sarana antar transportasi dan
rekreasi yang baik.
D. Ancaman (Threat)
Semakin kritisnya masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan.
Pesaing global yang mempunyai segmentasi pasar dan positioning sama.
Berjamurnya klinik-klinik yang memberikan pelayanan kesehatan dengan
biaya yang relatif murah dan terjangkau.
Terletak di kawasan yang rawan bencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.2 Definisi
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab
dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis
kelamin pasien juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu.
llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu
kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan
individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan,
ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983).
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komperhensif, kontinyu, mengutamakan ppencagahn,
koordinatif, mempertimbankan keluarga, komunitas dan lingkungannya yang
dilandasi keteerampilan dan keilmuan yang mapan.
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya (IDI 1982).
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai
penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder,
rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah
naungan peraturan dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara
komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan
pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia
ataupun jenis penyakitnya.
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada
seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besarnya ialah :
a. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran
keluarga.
b. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam
pelayanan kedokteran keluarga.
c. Menguasai ketrampilan berkomunikasi, dan diharapkan dapat
menyelenggarakan hubungan profesional dokter-pasien untuk :
Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota
keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko
kesehatan keluarga.
Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk
berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan
kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta
pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga.
Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu
tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.
II.1.3 Tujuan
II.1.3.1 Tujuan Umum
Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
II.1.3.2 Tujuan Khusus
Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu , efektif, efisien dan merata
bagi seluruh rakyat Indonesia (kemenkes RI, 2015).
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efektif.
Dibandingkan dengan pelayanan kedoteran lainnya, pelayanan
dokter kelarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam
menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan
pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia
seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian anggota keluarga dengn
lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagi faktor
yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat
dilakukan secara sempurna dan karena ini pennyelesaian suatu masalah
kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efisien.
Dibandingkan dengan pelayanan kkedokteran lainnya, pelayana
dokter keluarga juga lebih efisien. Ini disebabkan karena pelayanan
dokter keluarga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit
serta diselanggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti
angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada
gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan.
Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat
dihinndarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang
berulang-ulang.
II.1.4 Manfaat
a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia
seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan
terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat
ini.
d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah
lainnya.
e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala
keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun
keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
f. Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.
g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara
yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan
meringankan biayakesehatan.
h. Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih
yang memberatkan biaya kesehatan.
II.1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas
sekali.Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
A. Kegiatan yang dilaksanakan :
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi
syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (Comprehensive
Medical Services). Karakteristik CMC :
jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis
pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat.
Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak
ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu
(integrated) dan berkesinambungan (continu).
Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan
kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan
dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja,
melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya
dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait
(comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial
(secara holistik).
B. Sasaran Pelayanan :
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit.
Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan
kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan
pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus
memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi oleh setiap anggota keluarga.
II.1.6 Batasan Pelayanan
Secara umum batasan untuk pelayanan kedokteran keluarga banyak macam
nya, namun disini akan dibahas 2 pandangan terkemuka dari The America Academy
of Family Physician (1969) mengenai kedokteran keluarga, yaitu :
a. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh
yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai satu unit, dimana
tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau
jenis penyakit tertentu saja.
b. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang
bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai
disiplin ilmu lain nya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak,
ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah, serta ilmu kedokteran jiwa,
yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya
dengan ilmu perilaku, biologi, dan ilmu-ilmu klinik, dan karenanya mampu
mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam
menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah,
pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang
mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.
Walaupun kedua bahasan ini berasal dari sumber yang sama, namun untuk
pembahasan pertama lebih menekankan pada karakteristik pelayanan, lebih ditujukan
untuk kepentingan penyelenggaraan pelayanan. Sedangkan pembahasan kedua lebih
menekankan pada penerapan disiplin ilmu, lebih ditujukan untuk kepentingan
pendidikan dan pelatihan. Kedua pernyataan ini secara tidak langsung menyatakan
perbedaan praktik kedokteran umum dan keluarga. Dibawah ini adalah tabel
perbedaan dokter keluarga dan dokter praktek umum.
Tabel 1 Perbedaan Dokter Umum dan Dokter Keluarga
Person-centred care :
Kemampuan untuk menciptakan hubungan baik dokter-pasien, dan mampu
mengembangkan pendekatan patient-centred dalam menghadapi
permasalahan kesehatan pasien, mampu mengaplikasikan model konsultasi
yang bersifat patient-centred, berkomunikasi dan bertindak dalam
hubungan dokter-pasien, dapat memberikan prioritas dalam komunikasi
dan hubungan dokter pasien , menyediakan perawatan kesehatan yang
kontinue.
Comprehensive approach :
Untuk memanajemen bermacam keluhan yang bersifat akut maupun kronis
pada seorang individu, memberikan pelayanan promotif dan preventif,
mampu mengkoordinasikan berbagai elemen perawatan preventif, kuratif,
rehabilitative pada pasien.
Community orientation :
Kemampuan untuk merekonsialisasikan kebutuhan kesehatan individu
pasien dan masyarakat secara seimbang dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada.
Holistic approach :
Kemampuan untuk menggunakan model pendekatan bio-psiko-sosial
dalam dimensi kultural dan eksistensial.
Kompetensi dasar :
- Keterampilan komunikasi efektif.
- Keterampilan klinis dasar.
- Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik,
ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran
keluarga.
- Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu,
keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komperhensif,
holistik, berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam
konteks pelayanan primer.
- Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi.
- Mawas diri dan pengembangan diri/ belajar sepanjang hayat.
- Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.
Ilmu dan keterampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama :
- Bedah.
- Penyakit dalam.
- Kebidanan dan penyakit kandungan.
- Kesehatan anak.
- THT.
- Mata.
- Kulit dan kelamin.
- Psikiatri.
- Saraf.
- Kedokteran komunitas.
Keterampilan klinis layanan primer lanjut
- Keterampilan melakukan Health Screening.
- Menafsirkan hasil pemeriksaan laboraturium lanjut.
- Membaca hasil EKG.
- Membaca hasil USG.
- BTLS, BCLS, dan BPLS.
Keterampilan pendukung :
- Riset.
- Mengajar kedokteran keluarga.
Ilmu dan keterampilan klinis layanan primer cabang ilmu pelengkap :
- Semua cabang ilmu kedokteran lain nya.
- Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif.
Ilmu dan keterampilan manajemen klinik :
- Manajemen klinik dokter keluarga.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Struktur Organisasi Klinik
Pembina Yayasan
Pengawas Klinik
Kepala Klinik
Koordinator
Administrasi
Koordinator Manajemen
Satuan Pengamanan
Unit Gawat
Darurat
Keterangan :
Unit Rawat Inap Unit Rawat Jalan
Poli Gigi
Unit Gizi
III.2 Rancangan Bangunan Klinik dan Fasilitasnya
III.3 Jenis Standar Pelayanan Klinik
b. Peralatan
1. Peralatan Umum
2. Peralatan Poliklinik
3. Peralatan Poliklinik Gigi (bila ada dokter gigi)
4. Peralatan Laboratorium Sederhana
Untuk Klinik Rawat Inap ditambah:
1. Peralatan Perawatan
2. Peralatan bedah minor dan gawat darurat
3. Peralatan Laboratorium tambahan
III.4 Kebutuhan Interior Klinik Pratama
- Tempat Sampah 3
2. Pendaftaran & - Lobi Pendaftaran 1
Farmasi
- Meja administrasi dalam 2
- Rak Rekam Medis 3
- Lemari Obat tinggi 2 Meter 4
- Meja racik 2
- Lobi farmasi 3
- Tempat sampah 3
3. Ruang dokter Gigi 1 - Meja dokter 1
- Kursi praktek 1
- Kursi pasien 2
- Tempat sampah 1
- Rak peralatan 2
4. Ruang dokter Gigi 2 - Meja dokter 1
- Kursi praktek 1
- Kursi pasien 2
- Tempat sampah 1
- Rak peralatan 2
5. Ruang manajemen - Meja kerja 5
- Kursi kerja 5
- Kursi rapat 6
- Meja tengah (rapat) 1
- Tempat sampah 1
6. Ruang jaga dokter - Kasur 120 cm dan ranjang 1
- Lemari buku 1
- Meja serbaguna 1
- Kursi diskusi 4
- Tempat sampah 1
- Lemari baju 1
- Sekat kasur dan meja diskusi 3
7. Ruang tunggu - Kuris metal 4 seat 5
tengah
- Tempat sampah 1
- Meja serbaguna (tempat Audio support) 1
8. Ruang praktek 1 - Meja dokter 1
- Kursi praktek 1
- Kursi pasien 2
- Tempat sampah 1
- Rak peralatan 2
- Bed exam 1
- Lampu exam 1
9. Ruang praktek 2 - Meja dokter 1
- Kursi praktek 1
- Kursi pasien 2
- Tempat sampah 1
- Rak peralatan 2
- Bed exam 1
- Lampu exam 1
- Rak emergency 1
10. Ruang edukasi - Meja dokter 1
- Kursi praktek 1
- Kursi pasien 2
- Tempat sampah 1
- Rak peralatan 2
- Relaxing chair 1
11. Ruang Edukasi 2 - Meja diskusi multipurpose 4
- Kursi diskusi 8
- White board 1
12. Aula - White board 1
- Kursi lipat 15
- Meja multipurpose 1
TOTAL Rp.
14.329.000
RUANG PRAKTEK
TOTAL Rp.
7.285.000
PERLENGKAPAN APOTIK
ADMINISTRASI (Prakiraan)
TOTAL Rp.
4.250.000
DAFTAR PUSTAKA